Pub Date : 2021-07-31DOI: 10.31258/jkfi.18.2.146-150
Bayu Yolanda Riputra, Usman Malik
Salah satu sistem panas bumi yang terdapat di Riau adalah di Desa Pawan, Kabupaten Rokan Hulu. Sistem panas bumi ini tersimpan dalam batuan dibawah permukaan bumi, sehingga perlu melakukan survei sumber air panas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa nilai resistivitas bawah permukaan dan mengidentifikasi lapisan batuan dibawah permukaan yang ada di objek wisata air Panas Pawan. Metode yang digunakan adalah geolistrik konfigurasi Wenner. Hasil yang diperoleh pada lintasan I memiliki nilai resisitivitas berkisar antara 9,15 – 10 Ohm-meter diidentifikasi sebagai air panas. Air panas ini terletak pada kedalaman 0,75 – 2,25 meter. Lapisan kedua memiliki nilai resistivitas berkisar antara 10 – 98,2 Ohm-meter yang berada pada kedalaman 3,82 meter yang diidentifikasi adanya lempung. Lapisan ketiga memiliki nilai resisitivitas berkisar antara 100 – 1.054 Ohm-meter yang berada pada kedalaman bervariasi, yaitu 5,5 – 7,46 meter yang diidentifikasi adanya batu pasir. Kesimpulan dapat diambil adalah bahwa metode geolistrik Wenner telah berhasil diterapkan untuk mengidentifikasi lapisan batuan didaerah prospek panas bumi.
{"title":"SURVEI SUMBER AIR PANAS DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER (STUDI KASUS: WISATA AIR PANAS PAWAN, PASIRPANGARAIAN)","authors":"Bayu Yolanda Riputra, Usman Malik","doi":"10.31258/jkfi.18.2.146-150","DOIUrl":"https://doi.org/10.31258/jkfi.18.2.146-150","url":null,"abstract":"Salah satu sistem panas bumi yang terdapat di Riau adalah di Desa Pawan, Kabupaten Rokan Hulu. Sistem panas bumi ini tersimpan dalam batuan dibawah permukaan bumi, sehingga perlu melakukan survei sumber air panas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa nilai resistivitas bawah permukaan dan mengidentifikasi lapisan batuan dibawah permukaan yang ada di objek wisata air Panas Pawan. Metode yang digunakan adalah geolistrik konfigurasi Wenner. Hasil yang diperoleh pada lintasan I memiliki nilai resisitivitas berkisar antara 9,15 – 10 Ohm-meter diidentifikasi sebagai air panas. Air panas ini terletak pada kedalaman 0,75 – 2,25 meter. Lapisan kedua memiliki nilai resistivitas berkisar antara 10 – 98,2 Ohm-meter yang berada pada kedalaman 3,82 meter yang diidentifikasi adanya lempung. Lapisan ketiga memiliki nilai resisitivitas berkisar antara 100 – 1.054 Ohm-meter yang berada pada kedalaman bervariasi, yaitu 5,5 – 7,46 meter yang diidentifikasi adanya batu pasir. Kesimpulan dapat diambil adalah bahwa metode geolistrik Wenner telah berhasil diterapkan untuk mengidentifikasi lapisan batuan didaerah prospek panas bumi.","PeriodicalId":403286,"journal":{"name":"Komunikasi Fisika Indonesia","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126647796","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-31DOI: 10.31258/JKFI.18.2.99-105
Elvan Yuniarti
Carbon quantum dot (CQD) merupakan material karbon semikonduktor dengan ukuran lebih kecil dari 10 nm. CQD memiliki banyak manfaat di bidang sensor, LED, pengiriman obat, industri biomedis, fluoresensi, sel surya, dan lain-lain. Penelitian ini mensintesis CQD dengan metode naik turun menggunakan radiasi gelombang mikro. Sampel yang berasal dari asam sitrat diberi 1 gr, 1,7 gr, 2,4 gr, dan 3,2 gr variasi urea. Selanjutnya sampel diuji menggunakan spektroskopi ultraviolet-visible (UV-Vis) dan spektroskopi fluoresensi. Hasil pengujian dianalisis untuk mengetahui sifat optik yang terdiri dari jumlah serapan, energi gap, intensitas fluoresensinya. Spektrum UV-Vis CQD membentang antara 300 nm dan 822 nm. Panjang gelombang eksitasi fluoresensi berkisar dari 360 – 800 nm. Energi gap CQD yang ditentukan dengan menggunakan metode touch plot adalah 2,3 eV dan 2,4 eV.
{"title":"SINTESIS DAN KARAKTERISTIK OPTIK CARBON QUANTUM DOT YANG BERASAL DARI ASAM SITRAT DENGAN VARIASI MASSA UREA","authors":"Elvan Yuniarti","doi":"10.31258/JKFI.18.2.99-105","DOIUrl":"https://doi.org/10.31258/JKFI.18.2.99-105","url":null,"abstract":"Carbon quantum dot (CQD) merupakan material karbon semikonduktor dengan ukuran lebih kecil dari 10 nm. CQD memiliki banyak manfaat di bidang sensor, LED, pengiriman obat, industri biomedis, fluoresensi, sel surya, dan lain-lain. Penelitian ini mensintesis CQD dengan metode naik turun menggunakan radiasi gelombang mikro. Sampel yang berasal dari asam sitrat diberi 1 gr, 1,7 gr, 2,4 gr, dan 3,2 gr variasi urea. Selanjutnya sampel diuji menggunakan spektroskopi ultraviolet-visible (UV-Vis) dan spektroskopi fluoresensi. Hasil pengujian dianalisis untuk mengetahui sifat optik yang terdiri dari jumlah serapan, energi gap, intensitas fluoresensinya. Spektrum UV-Vis CQD membentang antara 300 nm dan 822 nm. Panjang gelombang eksitasi fluoresensi berkisar dari 360 – 800 nm. Energi gap CQD yang ditentukan dengan menggunakan metode touch plot adalah 2,3 eV dan 2,4 eV.","PeriodicalId":403286,"journal":{"name":"Komunikasi Fisika Indonesia","volume":"98 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123047443","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-31DOI: 10.31258/JKFI.18.2.151-158
Febi Dwi Fadilla, Saktioto Saktioto
Pendeteksian jantung masih terus berkembang karena persoalannya serius terhadap perilaku hidup manusia sehingga perlu upaya untuk mencari jalan lain untuk lebih mudah mendeteksi jantung. Saat ini pendeteksian jantung dapat dilakukan tanpa harus pergi ke rumah sakit seperti dengan menggunakan ponsel, jam tangan, dan lain-lain. Fiber Bragg Grating (FBG) banyak juga digunakan untuk mendeteksi jantung, karena bisa diterima dalam bentuk tekanan yang mengakibatkan terjadinya perubahan regangan. FBG dipilih karena memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap regangan. Pendeteksian denyut jantung dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti menggunakan teleskop, namun dengan menggunakan FBG memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan sensitif terhadap regangan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengukur perubahan daya keluaran pada FBG serta menganalisa pengaruh perubahan regangan pada FBG oleh getaran loudspeaker. Panjang gelombang Bragg yang digunakan adalah 1310 nm dan 1550 nm dengan daya 1 mW sebagai sumber laser dioda serta keluaran diukur dengan optical power meter. Perubahan daya keluaran tertinggi pada panjang gelombang Bragg 1310 nm senilai dengan 0,736 µW, sedangkan pada panjang gelombang 1550 nm senilai dengan 0,009 µW. Pergeseran panjang gelombang Bragg tertinggi pada panjang gelombang Bragg 1310 nm senilai 0,598 nm, sedangkan pada panjang gelombang Bragg 1550 nm senilai 0,552 nm. Perubahan regangan tertinggi pada panjang gelombang Bragg 1310 nm senilai 576,186 µe, sedangkan pada panjang gelombang Bragg 1550 nm senilai 432,113 µe. Ini menunjukkan bahwa respon pada panjang gelombang Bragg 1310 nm lebih sensitif daripada panjang gelombang Bragg 1550 nm.
{"title":"APLIKASI SISTEM SENSOR FIBER BRAGG GRATING UNTUK PENDETEKSIAN SIMULASI DENYUT JANTUNG","authors":"Febi Dwi Fadilla, Saktioto Saktioto","doi":"10.31258/JKFI.18.2.151-158","DOIUrl":"https://doi.org/10.31258/JKFI.18.2.151-158","url":null,"abstract":"Pendeteksian jantung masih terus berkembang karena persoalannya serius terhadap perilaku hidup manusia sehingga perlu upaya untuk mencari jalan lain untuk lebih mudah mendeteksi jantung. Saat ini pendeteksian jantung dapat dilakukan tanpa harus pergi ke rumah sakit seperti dengan menggunakan ponsel, jam tangan, dan lain-lain. Fiber Bragg Grating (FBG) banyak juga digunakan untuk mendeteksi jantung, karena bisa diterima dalam bentuk tekanan yang mengakibatkan terjadinya perubahan regangan. FBG dipilih karena memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap regangan. Pendeteksian denyut jantung dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti menggunakan teleskop, namun dengan menggunakan FBG memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan sensitif terhadap regangan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengukur perubahan daya keluaran pada FBG serta menganalisa pengaruh perubahan regangan pada FBG oleh getaran loudspeaker. Panjang gelombang Bragg yang digunakan adalah 1310 nm dan 1550 nm dengan daya 1 mW sebagai sumber laser dioda serta keluaran diukur dengan optical power meter. Perubahan daya keluaran tertinggi pada panjang gelombang Bragg 1310 nm senilai dengan 0,736 µW, sedangkan pada panjang gelombang 1550 nm senilai dengan 0,009 µW. Pergeseran panjang gelombang Bragg tertinggi pada panjang gelombang Bragg 1310 nm senilai 0,598 nm, sedangkan pada panjang gelombang Bragg 1550 nm senilai 0,552 nm. Perubahan regangan tertinggi pada panjang gelombang Bragg 1310 nm senilai 576,186 µe, sedangkan pada panjang gelombang Bragg 1550 nm senilai 432,113 µe. Ini menunjukkan bahwa respon pada panjang gelombang Bragg 1310 nm lebih sensitif daripada panjang gelombang Bragg 1550 nm.","PeriodicalId":403286,"journal":{"name":"Komunikasi Fisika Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129971612","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-31DOI: 10.31258/jkfi.18.2.93-98
Fia Firdahlia, Juandi Muhammad
The very rapid industrial growth in Rimbo Panjang village hurts the environment. The gas station industry can have an impact on underground water pollution due to leaks in reservoirs or spills. The level of water pollution will be at greater risk because in the Rimbo Panjang area there is peat lithology. The method used is the Schlumberger rule geoelectric survey with two passes, while the geochemical method is used to determine the quality of groundwater by analyzing the parameters of turbidity, pH, TDS, conductivity, and salinity. The results obtained from geoelectricity show that the village of Rimbo Panjang has five layers with the aquifer in the fifth layer on the first line and the third layer on the second line. While the chemical parameter values, turbidity values, TDS, conductivity, and salinity are classified as good, but pH parameters are classified as acidic. So it can be said that the water quality in Rimbo Panjang Village is still not suitable for consumption because the peat lithology and activities at gas stations have no impact on the environment.
{"title":"MENENTUKAN KUALITAS AIR BAWAH TANAH DISEKITAR SPBU RIMBO PANJANG KAMPAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK DAN GEOKIMIA","authors":"Fia Firdahlia, Juandi Muhammad","doi":"10.31258/jkfi.18.2.93-98","DOIUrl":"https://doi.org/10.31258/jkfi.18.2.93-98","url":null,"abstract":"The very rapid industrial growth in Rimbo Panjang village hurts the environment. The gas station industry can have an impact on underground water pollution due to leaks in reservoirs or spills. The level of water pollution will be at greater risk because in the Rimbo Panjang area there is peat lithology. The method used is the Schlumberger rule geoelectric survey with two passes, while the geochemical method is used to determine the quality of groundwater by analyzing the parameters of turbidity, pH, TDS, conductivity, and salinity. The results obtained from geoelectricity show that the village of Rimbo Panjang has five layers with the aquifer in the fifth layer on the first line and the third layer on the second line. While the chemical parameter values, turbidity values, TDS, conductivity, and salinity are classified as good, but pH parameters are classified as acidic. So it can be said that the water quality in Rimbo Panjang Village is still not suitable for consumption because the peat lithology and activities at gas stations have no impact on the environment.","PeriodicalId":403286,"journal":{"name":"Komunikasi Fisika Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130271834","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-31DOI: 10.31258/jkfi.18.2.124-130
Devi Arvianti, Juandi Muhammad
Tangkerang Tengah Village is one of the residential locations with a densely populated area and has peat lithology. This condition causes the impact of underground water pollution due to domestic waste from housing. This study was aimed to determine the distribution pattern and qualities of its groundwater in Tangkerang Tengah village. The method used is the geoelectric of Wenner configuration and geochemistry by analyzing parameters of pH, turbidity, TDS, conductivity and salinity. The results of geoelectic method shows in the study area on the first track there were 5 layers with aquifers in the third layer at a depth of 9.26 – 17 meters while on the second track there were also 5 layers with aquifers in the fourth layer at a depth of 13.5 – 19.8 meters. The results of the geochemistry method shows two parameters that are not in accordance with the existing quality standards in the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia No. 32 of 2017, namely the pH < 6.5 and salinity > 0.5 ppt.
{"title":"INTERPRETASI KUALITAS AIR BAWAH TANAH DI KELURAHAN TANGKERANG TENGAH KECAMATAN MARPOYAN DAMAI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK DAN GEOKIMIA","authors":"Devi Arvianti, Juandi Muhammad","doi":"10.31258/jkfi.18.2.124-130","DOIUrl":"https://doi.org/10.31258/jkfi.18.2.124-130","url":null,"abstract":"Tangkerang Tengah Village is one of the residential locations with a densely populated area and has peat lithology. This condition causes the impact of underground water pollution due to domestic waste from housing. This study was aimed to determine the distribution pattern and qualities of its groundwater in Tangkerang Tengah village. The method used is the geoelectric of Wenner configuration and geochemistry by analyzing parameters of pH, turbidity, TDS, conductivity and salinity. The results of geoelectic method shows in the study area on the first track there were 5 layers with aquifers in the third layer at a depth of 9.26 – 17 meters while on the second track there were also 5 layers with aquifers in the fourth layer at a depth of 13.5 – 19.8 meters. The results of the geochemistry method shows two parameters that are not in accordance with the existing quality standards in the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia No. 32 of 2017, namely the pH < 6.5 and salinity > 0.5 ppt.","PeriodicalId":403286,"journal":{"name":"Komunikasi Fisika Indonesia","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129857919","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-31DOI: 10.31258/JKFI.18.2.137-145
A. Nasution, M. Minarni, Rakhmawati Farma, Sinta Afria Ningsih
Peningkatan literasi sains siswa Indonesia membutuhkan metode pembelajaran yang standar, salah satunya mengunakan metode pembelajaran dengan alat demo atau alat laboratorium. Namun penyediaan alat tersebut oleh sekolah belum optimal karena pendanaan yang kurang. pelajaran Fisika tingkat SMA khususnya kelas X atau XI membahas tentang optik geometri. Kit alat optik geometri yang ekonomis diperlukan untuk menunjang hasil belajar siswa pada materi tesebut. Penelitian ini bertujuan untuk membuat kit optik geometri yang ekonomis dan sederhana berbasis laser untuk percobaan optik geometri. Kit tersebut yang terdiri dari laser dioda dengan panjang gelombang 650 nm dan daya 5 mW, tangki pembiasan akrilik, skala sudut berbentuk melingkar. Percobaan yang dilakukan adalah pengunaan Hukum Snelius pada medium udara-air, menentukan indek bias cairan, dan sudut kritis. Pada penelitian ini, modul percobaan digunakan pada siswa MAN 1 Padang Lawas, Kecamatan Barumun, Sumatera Utara. Beberapa uji yang dilakukan yaitu uji kelayakan alat, uji praktikalita kit optik geometri, dan uji efektifitas penggunaan Kit Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X. Hasil rata-rata semua aspek uji kelayakan menghasilkan skor 96,25%. Hasil uji praktikalitas adalah 85,00 %. Untuk uji efektifitas penggunaan kit adanya perbedaan hasil pre-test dan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dimana pada kelas eksperimen rata-rata nilai siswa dari 32,83 pada saat pre-test menjadi 73 setelah post-test, sementara hasil pre-test kelas kontrol dari rata-rata 31,83 menjadi 68 setelah dilakukan post-test
{"title":"PEMBUATAN ALAT LABORATORIUM UNTUK PRAKTIKUM OPTIK GEOMETRI TINGKAT SMA BERBASIS LASER DIODA","authors":"A. Nasution, M. Minarni, Rakhmawati Farma, Sinta Afria Ningsih","doi":"10.31258/JKFI.18.2.137-145","DOIUrl":"https://doi.org/10.31258/JKFI.18.2.137-145","url":null,"abstract":"Peningkatan literasi sains siswa Indonesia membutuhkan metode pembelajaran yang standar, salah satunya mengunakan metode pembelajaran dengan alat demo atau alat laboratorium. Namun penyediaan alat tersebut oleh sekolah belum optimal karena pendanaan yang kurang. pelajaran Fisika tingkat SMA khususnya kelas X atau XI membahas tentang optik geometri. Kit alat optik geometri yang ekonomis diperlukan untuk menunjang hasil belajar siswa pada materi tesebut. Penelitian ini bertujuan untuk membuat kit optik geometri yang ekonomis dan sederhana berbasis laser untuk percobaan optik geometri. Kit tersebut yang terdiri dari laser dioda dengan panjang gelombang 650 nm dan daya 5 mW, tangki pembiasan akrilik, skala sudut berbentuk melingkar. Percobaan yang dilakukan adalah pengunaan Hukum Snelius pada medium udara-air, menentukan indek bias cairan, dan sudut kritis. Pada penelitian ini, modul percobaan digunakan pada siswa MAN 1 Padang Lawas, Kecamatan Barumun, Sumatera Utara. Beberapa uji yang dilakukan yaitu uji kelayakan alat, uji praktikalita kit optik geometri, dan uji efektifitas penggunaan Kit Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X. Hasil rata-rata semua aspek uji kelayakan menghasilkan skor 96,25%. Hasil uji praktikalitas adalah 85,00 %. Untuk uji efektifitas penggunaan kit adanya perbedaan hasil pre-test dan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dimana pada kelas eksperimen rata-rata nilai siswa dari 32,83 pada saat pre-test menjadi 73 setelah post-test, sementara hasil pre-test kelas kontrol dari rata-rata 31,83 menjadi 68 setelah dilakukan post-test","PeriodicalId":403286,"journal":{"name":"Komunikasi Fisika Indonesia","volume":"30 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120991474","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-31DOI: 10.31258/JKFI.18.2.111-123
Khaikal Ramadhan, Saktioto Saktioto
Penemuan fiber Bragg grating (FBG) merupakan tonggak awal perkembangan teknologi serat optik, seperti pada komunikasi optik hingga pemantauan struktur kesehatan material sebagai sensor. Untuk komunikasi optik komponen FBG mampu memfilter sinyal-sinyal tertentu. Dalam sensor optik FBG memiliki sensitivitas yang tinggi kebal terhadap interferensi gelombang elektromagnetik, ukuran yang kecil dan tahan terhadap konidis lingkungan yang ekstrim. Sensitivitas sensor FBG diperoleh dari pergeseran puncak panjang gelombang Bragg tiap besaran suhu dan regangan. Walaupun demikian kinerja sensor FBG dapat ditingkatkan dengan merekayasa distribusi indeks bias pada kisi dengan fungsi apodisasi dan chirp. Apodisasi merupakan salah satu teknik dalam meningkatkan kinerja sensor FBG dengan menghilangkan noise, mempersempit full wave half maximum, menurunkan lobus samping dari lobus utama dan memperbaiki factor riak spektrum. Selain apodisasi fungsi chirp juga berpengaruh terhadap sensitivitas sensor dan distribusi indeks bias pada kisi. Eksperimen numerik dilakukan dalam merancang komponen FBG sebagai sensor dengan menggunakan apodisasi Gaussian dan bahan Topas cyclic olefin copolymer untuk beberapa fungsi chirp. Diperoleh hasil bahwa FBG Topas apodisasi Gaussian untuk semua fungsi chirp sebagai sensor regangan memiliki sensitivitas yang sama yaitu 0.84 pm/µstrain sementara untuk sensor suhu diperoleh sensitivitas tertinggi pada cubic root chirp 13,82857 pm/ °C diikuti oleh square chirp 13,74286 pm/°C, Quadratic chirp 13,71429 pm/°C dan Linear Chirp 13,4 pm/°C pergeseran panjang gelombang Bragg lebih besar untuk 1 °C daripada untuk 1 µstrain .
{"title":"INTEGRASI CHIRPING DAN APODISASI BAHAN TOPAS UNTUK PENINGKATAN KINERJA SENSOR SERAT KISI BRAGG","authors":"Khaikal Ramadhan, Saktioto Saktioto","doi":"10.31258/JKFI.18.2.111-123","DOIUrl":"https://doi.org/10.31258/JKFI.18.2.111-123","url":null,"abstract":"Penemuan fiber Bragg grating (FBG) merupakan tonggak awal perkembangan teknologi serat optik, seperti pada komunikasi optik hingga pemantauan struktur kesehatan material sebagai sensor. Untuk komunikasi optik komponen FBG mampu memfilter sinyal-sinyal tertentu. Dalam sensor optik FBG memiliki sensitivitas yang tinggi kebal terhadap interferensi gelombang elektromagnetik, ukuran yang kecil dan tahan terhadap konidis lingkungan yang ekstrim. Sensitivitas sensor FBG diperoleh dari pergeseran puncak panjang gelombang Bragg tiap besaran suhu dan regangan. Walaupun demikian kinerja sensor FBG dapat ditingkatkan dengan merekayasa distribusi indeks bias pada kisi dengan fungsi apodisasi dan chirp. Apodisasi merupakan salah satu teknik dalam meningkatkan kinerja sensor FBG dengan menghilangkan noise, mempersempit full wave half maximum, menurunkan lobus samping dari lobus utama dan memperbaiki factor riak spektrum. Selain apodisasi fungsi chirp juga berpengaruh terhadap sensitivitas sensor dan distribusi indeks bias pada kisi. Eksperimen numerik dilakukan dalam merancang komponen FBG sebagai sensor dengan menggunakan apodisasi Gaussian dan bahan Topas cyclic olefin copolymer untuk beberapa fungsi chirp. Diperoleh hasil bahwa FBG Topas apodisasi Gaussian untuk semua fungsi chirp sebagai sensor regangan memiliki sensitivitas yang sama yaitu 0.84 pm/µstrain sementara untuk sensor suhu diperoleh sensitivitas tertinggi pada cubic root chirp 13,82857 pm/ °C diikuti oleh square chirp 13,74286 pm/°C, Quadratic chirp 13,71429 pm/°C dan Linear Chirp 13,4 pm/°C pergeseran panjang gelombang Bragg lebih besar untuk 1 °C daripada untuk 1 µstrain .","PeriodicalId":403286,"journal":{"name":"Komunikasi Fisika Indonesia","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126937244","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-31DOI: 10.31258/JKFI.18.2.131-136
Icha Fatwasauri, Shantiana Tri Erawati, M. Sasono, Rino Ferdian Surakusumah
Pengukuran suhu merupakan salah satu parameter penting dalam jaminan mutu suatu produk. Jaminan mutu akurasi termometer sangat penting dan krusial dalam proses produksi. Akurasi termometer memerlukan ketertelusuran ke satuan ukur standar internasional melalui proses kalibrasi rutin. Metode kalibrasi termometer yang ada menggunakan chamber/bath yang terkontrol suhu dan perlu stabilitas suhu tinggi. Chamber/bath di pasaran relatif mahal dan proses kalibrasi suhu memerlukan waktu yang lama karena pada setiap set point harus ditunggu stabilitasnya. Dalam penelitian ini kalibrasi termometer dilakukan dengan membandingkan pembacaan termometer yang dikalibrasi dengan termometer standar dan menggunakan persamaan regresi kalibrasi untuk menentukan nilai standar error of estimate (SEE). Persamaan regresi menggunakan metode invers dan klasik masing-masing dengan linear equation, polynomial equation dan power equation. Dari penelitian yang telah dilakukan kalibrasi termometer digital dapat dilakukan dengan menggunakan bath yang tidak terkontrol suhu yaitu hanya dengan melakukan komparasi pembacaan antara termometer standar dan termometer yang dikalibrasi dengan cara mencatat setiap kenaikan suhu yang ada. Untuk evaluasi ketidakpastian kalibrasi termometer digital diperoleh nilai SEE terkecil pada persamaan power yaitu 0,001. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam setiap jenis regresi dan hasil ketidakpastian baku gabungan 0,16 pada suhu 37 °C menggunakan regresi linear.
{"title":"EVALUASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DALAM KALIBRASI TERMOMETER DIGITAL MENGGUNAKAN PERSAMAAN REGRESI KALIBRASI","authors":"Icha Fatwasauri, Shantiana Tri Erawati, M. Sasono, Rino Ferdian Surakusumah","doi":"10.31258/JKFI.18.2.131-136","DOIUrl":"https://doi.org/10.31258/JKFI.18.2.131-136","url":null,"abstract":"Pengukuran suhu merupakan salah satu parameter penting dalam jaminan mutu suatu produk. Jaminan mutu akurasi termometer sangat penting dan krusial dalam proses produksi. Akurasi termometer memerlukan ketertelusuran ke satuan ukur standar internasional melalui proses kalibrasi rutin. Metode kalibrasi termometer yang ada menggunakan chamber/bath yang terkontrol suhu dan perlu stabilitas suhu tinggi. Chamber/bath di pasaran relatif mahal dan proses kalibrasi suhu memerlukan waktu yang lama karena pada setiap set point harus ditunggu stabilitasnya. Dalam penelitian ini kalibrasi termometer dilakukan dengan membandingkan pembacaan termometer yang dikalibrasi dengan termometer standar dan menggunakan persamaan regresi kalibrasi untuk menentukan nilai standar error of estimate (SEE). Persamaan regresi menggunakan metode invers dan klasik masing-masing dengan linear equation, polynomial equation dan power equation. Dari penelitian yang telah dilakukan kalibrasi termometer digital dapat dilakukan dengan menggunakan bath yang tidak terkontrol suhu yaitu hanya dengan melakukan komparasi pembacaan antara termometer standar dan termometer yang dikalibrasi dengan cara mencatat setiap kenaikan suhu yang ada. Untuk evaluasi ketidakpastian kalibrasi termometer digital diperoleh nilai SEE terkecil pada persamaan power yaitu 0,001. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam setiap jenis regresi dan hasil ketidakpastian baku gabungan 0,16 pada suhu 37 °C menggunakan regresi linear.","PeriodicalId":403286,"journal":{"name":"Komunikasi Fisika Indonesia","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114576620","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-31DOI: 10.31258/JKFI.18.2.106-110
D. Putra, Usman Malik
Salah satu sistem panas bumi yang terdapat di Riau adalah Desa Pawan, Kabupaten Rokan Hulu. Sistem panas bumi itu tersimpan dalam batuan yang terletak di bawah permukaan bumi, sehingga perlu diidentifikasi litologi bawah permukaannya. Tujuan riset ini adalah menganalisa litologi lapisan batuan yang ada di objek wisata Air Panas Pawan. Metode yang digunakan yaitu geolistrik Konfigurasi Dipole-Dipole. Hasil yang diperoleh pada lintasan II memiliki resistivitas berkisar antara (30,7 – 149) Ohm-meter yang diidentifikasi sebagai akumulasi air yang diapit lapisan lempung. Lapisan ini terletak pada kedalaman (0,7 – 8,71) meter. Lapisan kedua memiliki resistivitas berkisar antara (328 – 722) Ohm-meter yang berada pada kedalaman bervariasi, yaitu (0,6 – 10,8) meter yang diidentifikasi adanya pasir. Lapisan ketiga memiliki resistivitas berkisar antara (1.500 – 7.713) Ohm-meter yang berada pada kedalaman (0,7 – 15,7) meter yang diidentifikasi adanya batu pasir. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa metode geolistrik Dipole-Dipole telah berhasil diterapkan untuk mengidentifikasi litologi bawah permukaan di daerah prospek panas bumi.
{"title":"IDENTIFIKASI LITOLOGI BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE DI WISATA HAPANASAN DESA PAWAN KABUPATEN ROKAN HULU","authors":"D. Putra, Usman Malik","doi":"10.31258/JKFI.18.2.106-110","DOIUrl":"https://doi.org/10.31258/JKFI.18.2.106-110","url":null,"abstract":"Salah satu sistem panas bumi yang terdapat di Riau adalah Desa Pawan, Kabupaten Rokan Hulu. Sistem panas bumi itu tersimpan dalam batuan yang terletak di bawah permukaan bumi, sehingga perlu diidentifikasi litologi bawah permukaannya. Tujuan riset ini adalah menganalisa litologi lapisan batuan yang ada di objek wisata Air Panas Pawan. Metode yang digunakan yaitu geolistrik Konfigurasi Dipole-Dipole. Hasil yang diperoleh pada lintasan II memiliki resistivitas berkisar antara (30,7 – 149) Ohm-meter yang diidentifikasi sebagai akumulasi air yang diapit lapisan lempung. Lapisan ini terletak pada kedalaman (0,7 – 8,71) meter. Lapisan kedua memiliki resistivitas berkisar antara (328 – 722) Ohm-meter yang berada pada kedalaman bervariasi, yaitu (0,6 – 10,8) meter yang diidentifikasi adanya pasir. Lapisan ketiga memiliki resistivitas berkisar antara (1.500 – 7.713) Ohm-meter yang berada pada kedalaman (0,7 – 15,7) meter yang diidentifikasi adanya batu pasir. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa metode geolistrik Dipole-Dipole telah berhasil diterapkan untuk mengidentifikasi litologi bawah permukaan di daerah prospek panas bumi.","PeriodicalId":403286,"journal":{"name":"Komunikasi Fisika Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115740020","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-31DOI: 10.31258/jkfi.18.2.159-166
Aldianti Rizki Musdalifah Hutagalung, Usman Malik
Leachate is the result of degradation of filter, especially in location where the final management (TPA) can seep into the soil to contaminate groundwater sources. This research has been conducted geoelectric resistivity measurement to identify the presence of leachate seepage and spread around the landfill. Research conducted around TPA Muara Fajar Pekanbaru using Dipole-Dipole configuration on two tracks with a track length of 133 meters and 100 meters. The measurement data is then inverted using Res2Dinv software to produce a 2D resistivity profile. The analysis results show on line 1 there is leachate distribution at a depth of 8.86 meters, whereas on line 2 there is no leachate distribution. In addition, the leachate sample test results using the geochemical method showed that the leachate at TPA Muara Fajar Pekanbaru did not meet the leachate quality standard. The results of the sample test for the quality of well water from residents around the TPA are still in accordance with the quality of clean water, because leachate seepage has not reached the residential area.
渗滤液是过滤器降解的结果,特别是在最终管理(TPA)可能渗入土壤污染地下水资源的地方。本研究进行了地电阻率测量,以确定垃圾填埋场周围是否存在渗滤液渗漏和扩散。在TPA Muara Fajar Pekanbaru周围进行的研究使用了偶极子-偶极子配置,轨道长度为133米和100米。然后使用Res2Dinv软件对测量数据进行反演,生成二维电阻率剖面。分析结果表明,1号线在8.86 m深度处有渗滤液分布,2号线没有渗滤液分布。此外,利用地球化学方法进行的渗滤液样品检测结果表明,TPA Muara Fajar Pekanbaru渗滤液不符合渗滤液质量标准。对TPA周边居民的井水水质抽样检测结果仍符合净水水质,因为渗滤液尚未渗透到居民区。
{"title":"APLIKASI METODE GEOLISTRIK DIPOLE-DIPOLE DAN GEOKIMIA DALAM PENENTUAN REMBESAN LINDI PADA LAPISAN TANAH DI SEKITAR TPA MUARA FAJAR PEKANBARU","authors":"Aldianti Rizki Musdalifah Hutagalung, Usman Malik","doi":"10.31258/jkfi.18.2.159-166","DOIUrl":"https://doi.org/10.31258/jkfi.18.2.159-166","url":null,"abstract":"Leachate is the result of degradation of filter, especially in location where the final management (TPA) can seep into the soil to contaminate groundwater sources. This research has been conducted geoelectric resistivity measurement to identify the presence of leachate seepage and spread around the landfill. Research conducted around TPA Muara Fajar Pekanbaru using Dipole-Dipole configuration on two tracks with a track length of 133 meters and 100 meters. The measurement data is then inverted using Res2Dinv software to produce a 2D resistivity profile. The analysis results show on line 1 there is leachate distribution at a depth of 8.86 meters, whereas on line 2 there is no leachate distribution. In addition, the leachate sample test results using the geochemical method showed that the leachate at TPA Muara Fajar Pekanbaru did not meet the leachate quality standard. The results of the sample test for the quality of well water from residents around the TPA are still in accordance with the quality of clean water, because leachate seepage has not reached the residential area.","PeriodicalId":403286,"journal":{"name":"Komunikasi Fisika Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131203504","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}