Sumur CV merupakan sumur eksplorasi yang telah selesai dibor, dibutuhkan evaluasi formasi dengan dilakukan uji tekanan transien untuk mendapatkan parameter-parameter seperti tekanan reservoir, permebilitas (k), factor skin, dan penurunan tekanan akibat skin (∆Pskin). Analisis uji tekanan transien yang dilakukan adalah Pressure Build Up (PBU). Metode yang digunakan adalah Horner dan Type Curve Pressure Derivative yang dilakukan dengan menggunakan software dan spreadsheet. Hasil yang didapatkan dari analisis type curve pressure derivative menggunakan software menunjukan model reservoir homogeneous dengan boundary parallel faults, nilai tekanan sebesar 5137 psi, permeabilitas sebesar 42,1 mD, nilai skin sebesar 7,35, nilai ∆Pskin 517,59 psi. Sedangkan, analisis metode horner dengan menggunakan spreadsheet menghasilkan radius investigasi sebesar 1081,46 ft dan nilai flow efficiency sebesar 0,518. Nilai FE<1 menunjukkan bahwa sumur mengalami damaged. Kata kunci: Horner, analisis tekanan transien, pressure build up
{"title":"ANALISIS UJI TEKANAN TRANSIEN DENGAN METODE HORNER PADA SUMUR CV","authors":"Adiguna Bahari","doi":"10.25105/jek.v1i2.10630","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/jek.v1i2.10630","url":null,"abstract":"Sumur CV merupakan sumur eksplorasi yang telah selesai dibor, dibutuhkan evaluasi formasi dengan dilakukan uji tekanan transien untuk mendapatkan parameter-parameter seperti tekanan reservoir, permebilitas (k), factor skin, dan penurunan tekanan akibat skin (∆Pskin). Analisis uji tekanan transien yang dilakukan adalah Pressure Build Up (PBU). Metode yang digunakan adalah Horner dan Type Curve Pressure Derivative yang dilakukan dengan menggunakan software dan spreadsheet. Hasil yang didapatkan dari analisis type curve pressure derivative menggunakan software menunjukan model reservoir homogeneous dengan boundary parallel faults, nilai tekanan sebesar 5137 psi, permeabilitas sebesar 42,1 mD, nilai skin sebesar 7,35, nilai ∆Pskin 517,59 psi. Sedangkan, analisis metode horner dengan menggunakan spreadsheet menghasilkan radius investigasi sebesar 1081,46 ft dan nilai flow efficiency sebesar 0,518. Nilai FE<1 menunjukkan bahwa sumur mengalami damaged. Kata kunci: Horner, analisis tekanan transien, pressure build up ","PeriodicalId":414487,"journal":{"name":"Jurnal Eksakta Kebumian","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126381061","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pengelolaan AAT yang dilakukan di KPL Pit 1 Timur ini yakni Active Treatment dan Passive Treatment. Metode Active Treatment yang digunakan di KPL ini yakni kapur tohor dan pH Adjuster. Debit air masuk ke KPL yang tinggi kurang lebih 0,32 m3/s dan metode pemberian kapur tohor yang dilakukan belum memenuhi kebutuhan kapur tohor untuk menaikkan pH sesuai BML sehingga pH air yang keluar dari outlet KPL terkadang masih dibawah Baku Mutu Lingkungan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penentuan dosis kapur tohor ulang menggunakan metode uji jartest. Selain itu logam yang terlarut dalam air di KPL ini juga sangat tinggi dan pengelolaan air asam dengan kapur tohor dalam menurunkan logam Fe dan Mn belum bisa menurunkan logam sesuai dengan Baku Mutu Lingkungan, sehingga perlu dilakukan proses oksidasi terhadap logam-logam terlarut dengan cara penambahan aerator untuk proses aerasi. Hasil uji Jartest didapatkan dosis kapur yang diperlukan untuk menaikkan pH 3,35 menjadi pH 7,69 dengan volume air 1 liter yakni 0,461 gr. Dengan debit total yang masuk ke inlet kpl pada bulan januari 2019 sebanyak 31.716,6 m3/hari, maka diperlukan kapur tohor sebanyak 14.621 kg CaO/hari. Hasil dari perhitungan nilai Chemical Oxygen Demand dengan Theoritical Oxygen Demand (ThOD) didapatkan kebutuhan oksigen untuk menurunkan logam agar sesuai dengan BML yakni sebanyak 18,6 kg O2/hari. Rekomendasi Aerator untuk digunakan yakni Turbo Jet Aerator dengan kapasitas distribusi oksigen yakni 9.5-11.5 kg O2/hari (dari spesifikasi Aerator) sehingga memerlukan 2 aerator untuk KPL Pit 1 Timur. Kata-kata kunci: Kapur Tohor(CaO), Aerator, Air Asam Tambang, Baku Mutu Lingkungan
{"title":"KAJIAN TEKNIS PENGELOLAAN AAT MENGGUNAKAN KAPUR TOHOR DAN REKOMENDASI AERATOR PADA KPL PIT 1 TIMUR,PTBA,TBK","authors":"Tesia Maretha","doi":"10.25105/jek.v1i2.10792","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/jek.v1i2.10792","url":null,"abstract":"Pengelolaan AAT yang dilakukan di KPL Pit 1 Timur ini yakni Active Treatment dan Passive Treatment. Metode Active Treatment yang digunakan di KPL ini yakni kapur tohor dan pH Adjuster. Debit air masuk ke KPL yang tinggi kurang lebih 0,32 m3/s dan metode pemberian kapur tohor yang dilakukan belum memenuhi kebutuhan kapur tohor untuk menaikkan pH sesuai BML sehingga pH air yang keluar dari outlet KPL terkadang masih dibawah Baku Mutu Lingkungan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penentuan dosis kapur tohor ulang menggunakan metode uji jartest. Selain itu logam yang terlarut dalam air di KPL ini juga sangat tinggi dan pengelolaan air asam dengan kapur tohor dalam menurunkan logam Fe dan Mn belum bisa menurunkan logam sesuai dengan Baku Mutu Lingkungan, sehingga perlu dilakukan proses oksidasi terhadap logam-logam terlarut dengan cara penambahan aerator untuk proses aerasi. Hasil uji Jartest didapatkan dosis kapur yang diperlukan untuk menaikkan pH 3,35 menjadi pH 7,69 dengan volume air 1 liter yakni 0,461 gr. Dengan debit total yang masuk ke inlet kpl pada bulan januari 2019 sebanyak 31.716,6 m3/hari, maka diperlukan kapur tohor sebanyak 14.621 kg CaO/hari. Hasil dari perhitungan nilai Chemical Oxygen Demand dengan Theoritical Oxygen Demand (ThOD) didapatkan kebutuhan oksigen untuk menurunkan logam agar sesuai dengan BML yakni sebanyak 18,6 kg O2/hari. Rekomendasi Aerator untuk digunakan yakni Turbo Jet Aerator dengan kapasitas distribusi oksigen yakni 9.5-11.5 kg O2/hari (dari spesifikasi Aerator) sehingga memerlukan 2 aerator untuk KPL Pit 1 Timur. Kata-kata kunci: Kapur Tohor(CaO), Aerator, Air Asam Tambang, Baku Mutu Lingkungan","PeriodicalId":414487,"journal":{"name":"Jurnal Eksakta Kebumian","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121401580","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pada lokasi penelitan tambang batugamping akan menetapkan standar parameter baru terhadap kadar batugamping sebagai bentuk pengoptimalan kontrol kualitas bahan baku semen. Parameter yang digunakan adalah Lime Saturation Factor (LSF) karena nilai LSF mewakili perbandingan kadar CaO batugamping dengan kadar Al2O3, Fe2O3, dan SiO2pada batugamping. Data yang digunakan adalah data-data primer melalui sampling cutting pengeboran yang berjumlah 35 titik. Metode geostatistik digunakan untuk menghasilkan estimasi data yang tidak memihak (bias) berdasarkan data spasial tiap regional. Setelah melalui uji baik suai (goodness of fit test) metode Chi Square didapatkan distribusi data LSF pada kuari C bersifat eksponensial dan terdapat pencilan data hasil analisis boxplot. Dari data tersebut didapatkan model variogram dengan nilai Nugget Effect 100, Sill 45000, Range 250 meter dengan arah pencarian 135° dengan total error sebesar 12,55%.
{"title":"MODELING VARIOGRAM NILAI LIME SATURATION FACTOR DI TAMBANG BATUGAMPING","authors":"Irsan Farhan","doi":"10.25105/jek.v1i2.10702","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/jek.v1i2.10702","url":null,"abstract":"Pada lokasi penelitan tambang batugamping akan menetapkan standar parameter baru terhadap kadar batugamping sebagai bentuk pengoptimalan kontrol kualitas bahan baku semen. Parameter yang digunakan adalah Lime Saturation Factor (LSF) karena nilai LSF mewakili perbandingan kadar CaO batugamping dengan kadar Al2O3, Fe2O3, dan SiO2pada batugamping. Data yang digunakan adalah data-data primer melalui sampling cutting pengeboran yang berjumlah 35 titik. Metode geostatistik digunakan untuk menghasilkan estimasi data yang tidak memihak (bias) berdasarkan data spasial tiap regional. Setelah melalui uji baik suai (goodness of fit test) metode Chi Square didapatkan distribusi data LSF pada kuari C bersifat eksponensial dan terdapat pencilan data hasil analisis boxplot. Dari data tersebut didapatkan model variogram dengan nilai Nugget Effect 100, Sill 45000, Range 250 meter dengan arah pencarian 135° dengan total error sebesar 12,55%.","PeriodicalId":414487,"journal":{"name":"Jurnal Eksakta Kebumian","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116808315","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Gelombang seismik yang muncul akibat peledakan dirasakan sebagai getaran tanah. Getaran tanah ini pada tingkat tertentu dapat mengganggu kenyamanan manusia yang berada dekat dengan lokasi peledakan. Berfokus pada area kerja tambang batubara PT BUMA jobsite Adaro yang memiliki pit lokasi penambangan yang sangat dekat dengan pemukiman warga setempat, maka getaran tanah yang dihasilkan harus dikurangi karena dikhawatirkan akan berdampak bagi keamanan pekerja dan juga pemukiman warga setempat. Getaran tanah akibat peledakan di PT BUMA jobsite Adaro ini seringkali mengganggu aktivitas karyawan dan pekerjanya, tak jarang getaran ini mengganggu kenyamanan warga yang bermukim kurang lebih 500 meter dari tambang yang ada di lingkup PT BUMA jobsite Adaro. Selain itu di lokasi penambangan PT BUMA terdapat lokasi penyimpanan oli bekas alat berat yang ditampung dalam sebuah kolam yang sebelumnya dalam pembuatan kolam tersebut belum pernah dilakukan standarisasi nilai PPV maksimal dari dampak getaran peledakan. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif yang merupakan metode dalam pengumpulan data berupa angka-angka yang diambil langsung saat penelitian dilapangan dan diambil dari hasil pengukuran dengan alat blastmate III. Kata Kunci : Peledakan, Pemboran, Geometri, Blastmate, Pemukiman, Getaran
{"title":"ANALISA PENGARUH GETARAN PELEDAKAN TERHADAP PEMUKIMAN WARGA DI PT BUMA JOBSITE ADARO, TANJUNG TABALONG, KALIMANTAN SELATAN","authors":"Axel Putra Wibisono","doi":"10.25105/jek.v1i2.10793","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/jek.v1i2.10793","url":null,"abstract":"Gelombang seismik yang muncul akibat peledakan dirasakan sebagai getaran tanah. Getaran tanah ini pada tingkat tertentu dapat mengganggu kenyamanan manusia yang berada dekat dengan lokasi peledakan. Berfokus pada area kerja tambang batubara PT BUMA jobsite Adaro yang memiliki pit lokasi penambangan yang sangat dekat dengan pemukiman warga setempat, maka getaran tanah yang dihasilkan harus dikurangi karena dikhawatirkan akan berdampak bagi keamanan pekerja dan juga pemukiman warga setempat. Getaran tanah akibat peledakan di PT BUMA jobsite Adaro ini seringkali mengganggu aktivitas karyawan dan pekerjanya, tak jarang getaran ini mengganggu kenyamanan warga yang bermukim kurang lebih 500 meter dari tambang yang ada di lingkup PT BUMA jobsite Adaro. Selain itu di lokasi penambangan PT BUMA terdapat lokasi penyimpanan oli bekas alat berat yang ditampung dalam sebuah kolam yang sebelumnya dalam pembuatan kolam tersebut belum pernah dilakukan standarisasi nilai PPV maksimal dari dampak getaran peledakan. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif yang merupakan metode dalam pengumpulan data berupa angka-angka yang diambil langsung saat penelitian dilapangan dan diambil dari hasil pengukuran dengan alat blastmate III. Kata Kunci : Peledakan, Pemboran, Geometri, Blastmate, Pemukiman, Getaran","PeriodicalId":414487,"journal":{"name":"Jurnal Eksakta Kebumian","volume":"146 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116763011","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
PT. Mandiri Intiperkasa memiliki desain pit plan yang akan dikerjakan untuk kegiatan proses penambangan pada tahun 2020. Untuk itu perlu dilakukan kajian analisa mengenai kestabilan lereng dari desain pit plan yang akan dikerjakan tersebut. Analisa dilakukan secara 3 dimensi dan 2 dimensi untuk memvalidasi hasil SRF yang didapatkan dan mengetahui perbandingan dari hasil keduanya. Analisis yang dilakukan secara 3 dimensi memiliki bentuk geometri lereng yang lebih representatif dan hasil analisis yang didapat digunakan untuk menentukan posisi lereng yang paling kritis. Metode elemen hingga saat ini sudah banyak digunakan dalam berbagai macam penelitian dan dalam melakukan perhitungannya digunakan mesh dan node untuk mengukur total displacement dan kondisi lereng saat non convergence. Software RS3 adalah software 3D yang menggunakan metode elemen hingga yang dalam kenyataannya software ini sangat berat dan membutuhkan waktu yang sangat lama dalam perhitungannya untuk kondisi model yang banyak lapisan perlu dilakukan simplification dengan cara melakukan pembobotan nilai material properties batuan agar memperingan kerja dari software tersebut. Hasil dari analisis yang dilakukan dengan cara pembobotan cukup beresiko karena memiliki perbedaan nilai SRF yang cukup besar sekitar 0.04-0.1 atau 5-10% untuk itu dalam analisis dengan cara pembobotan harus divalidasi secara 2 dimensi dengan banyak lapisan Perbandingan hasil analisis yang dilakukan secara 2 dimensi dengan 3 dimensi tidak terlalu besar untuk 10 node namun pebedaan sangat besar tarjadi untuk penggunaan 4 node yang mana analisis secara 3 dimensi menghasilkan nilai SRF yang lebih optimis dibandingkan hasil 2 dimensinya. Dari hasil grafik perbandingan antara nilai SRF dan Total displacement dapat terlihat bahwa lereng runtuh saat terjadi lonjakan kenaikan total diplacement yang tinggi menunjukan kondisi lereng saat non-convergence, Dari hasil analisis yang dilakukan secara 2 dimensi dan 3 dimensi menunjukan bahwa posisi yang paling keritis terdapat pada penampang D, Penambang B dan Penampang A dengan nilai SRF 1.24,1.24, dan 1.26 sehingga perlu dilakukan redesign dengan cara memperkecil overall slope dari geometri lereng sehingga didapatkan nilai SRF 1.43, 1,31 dan 1.41.
PT. intipowered Mandiri设计计划将于2020年用于采矿活动。为此,需要对坑计划设计的坡度稳定性进行分析。进行三维和二维分析,验证获得的SRF结果,并确定两者的比较。三维分析具有更具有代表性的斜率几何形状,并利用分析结果来确定最关键的斜率位置。到目前为止,元素方法已被广泛用于各种研究和计算方法,mesh和节点被用来测量不融合状态和斜坡状况。RS3软件是一种3D软件,它使用了元素的方法,在现实中,它非常沉重,需要花费很长时间来计算模型的情况,许多层次需要通过切割岩石物质属性的价值,以减少该软件的工作。教女动物方式进行分析的结果很危险,因为有差异SRF足够大的价值大约0。04 1或为此5-10%二维教女动物必须验证方式,分析方面的许多层的比较分析结果进行二维和三维不太大,容不下10节点然而之间巨大回事地使用4哪个节点分析三维,产生更多SRF的价值对结果的二维结果持乐观态度。从图表之间的比较结果SRF,总能看到流离失所的价值很高的山坡坍塌发生时峰值diplacement总量上升的分析结果显示当non-convergence山坡的状况,进行二维和三维显示最keritis在于截面的位置D, B和A截面矿工24,1 SRF价值1。24,因此,有必要重新设计,方法是将总坡度的表层结构缩小,从而获得SRF 1.43、1.31和1.41的值。
{"title":"PENGARUH PEMBOBOTAN NILAI PROPERTIES BATUAN TERHADAP HASIL ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN METODE ELEMEN HINGGA 3 DIMENSI","authors":"Muhammad Kemal Ghifari","doi":"10.25105/jek.v1i2.10689","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/jek.v1i2.10689","url":null,"abstract":"PT. Mandiri Intiperkasa memiliki desain pit plan yang akan dikerjakan untuk kegiatan proses penambangan pada tahun 2020. Untuk itu perlu dilakukan kajian analisa mengenai kestabilan lereng dari desain pit plan yang akan dikerjakan tersebut. Analisa dilakukan secara 3 dimensi dan 2 dimensi untuk memvalidasi hasil SRF yang didapatkan dan mengetahui perbandingan dari hasil keduanya. Analisis yang dilakukan secara 3 dimensi memiliki bentuk geometri lereng yang lebih representatif dan hasil analisis yang didapat digunakan untuk menentukan posisi lereng yang paling kritis. Metode elemen hingga saat ini sudah banyak digunakan dalam berbagai macam penelitian dan dalam melakukan perhitungannya digunakan mesh dan node untuk mengukur total displacement dan kondisi lereng saat non convergence. Software RS3 adalah software 3D yang menggunakan metode elemen hingga yang dalam kenyataannya software ini sangat berat dan membutuhkan waktu yang sangat lama dalam perhitungannya untuk kondisi model yang banyak lapisan perlu dilakukan simplification dengan cara melakukan pembobotan nilai material properties batuan agar memperingan kerja dari software tersebut. Hasil dari analisis yang dilakukan dengan cara pembobotan cukup beresiko karena memiliki perbedaan nilai SRF yang cukup besar sekitar 0.04-0.1 atau 5-10% untuk itu dalam analisis dengan cara pembobotan harus divalidasi secara 2 dimensi dengan banyak lapisan Perbandingan hasil analisis yang dilakukan secara 2 dimensi dengan 3 dimensi tidak terlalu besar untuk 10 node namun pebedaan sangat besar tarjadi untuk penggunaan 4 node yang mana analisis secara 3 dimensi menghasilkan nilai SRF yang lebih optimis dibandingkan hasil 2 dimensinya. Dari hasil grafik perbandingan antara nilai SRF dan Total displacement dapat terlihat bahwa lereng runtuh saat terjadi lonjakan kenaikan total diplacement yang tinggi menunjukan kondisi lereng saat non-convergence, Dari hasil analisis yang dilakukan secara 2 dimensi dan 3 dimensi menunjukan bahwa posisi yang paling keritis terdapat pada penampang D, Penambang B dan Penampang A dengan nilai SRF 1.24,1.24, dan 1.26 sehingga perlu dilakukan redesign dengan cara memperkecil overall slope dari geometri lereng sehingga didapatkan nilai SRF 1.43, 1,31 dan 1.41.","PeriodicalId":414487,"journal":{"name":"Jurnal Eksakta Kebumian","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115348695","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Indonesia mempunyai potensi panasbumi yang cukup besar berdasarkan letak geografis dan kondisi geologi yang dilewati oleh zona sesar dan banyaknya gunungapi. Sehingga hal tersebut mendorong penulis untuk memahami karakteristik panasbumi yang bekerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik geokimia panasbumi berdasarkan data manifestasi permukaan dan pembuatan model tentatif daerah penelitian. Lokasi daerah penelitian terletak pada Daerah Cipanas dan sekitarnya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Metode penelitian adalah pengambilan data litologi dan data geokimia daerah penelitian berupa unsur terlarut manifestasi, pencatatan suhu, pH, dan isotop. Secara regional daerah penelitian terdiri dari Formasi Diorit Kuarsa, Formasi Dasit, Formasi Bojongmanik anggota lempung, Formasi Bojongmanik anggota gamping, dan Batuan Gunungapi Endut. Secara lokal tersusun dari Satuan Dasit, Satuan Batulempung, Satuan Andesit, Satuan Batugamping, dan Satuan Breksi. Manifestasi panasbumi berjenis volcanogenic-high relief dengan jenis air bikarbonat, satu sumber reservoir, kondisi fluida immature water, geotermometer berkisar 120-147°C, isotop meteoric line. Dengan berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diperoleh model tentatif yang relevan. Kata-kata kunci: Cipanas, Geokimia air, Isotop, Geotermometer
{"title":"ANALISIS GEOKIMIA DAERAH PANASBUMI CIPANAS, KECAMATAN CIPANAS, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN","authors":"Dhany Rizky","doi":"10.25105/jek.v1i2.10634","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/jek.v1i2.10634","url":null,"abstract":"Indonesia mempunyai potensi panasbumi yang cukup besar berdasarkan letak geografis dan kondisi geologi yang dilewati oleh zona sesar dan banyaknya gunungapi. Sehingga hal tersebut mendorong penulis untuk memahami karakteristik panasbumi yang bekerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik geokimia panasbumi berdasarkan data manifestasi permukaan dan pembuatan model tentatif daerah penelitian. Lokasi daerah penelitian terletak pada Daerah Cipanas dan sekitarnya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Metode penelitian adalah pengambilan data litologi dan data geokimia daerah penelitian berupa unsur terlarut manifestasi, pencatatan suhu, pH, dan isotop. Secara regional daerah penelitian terdiri dari Formasi Diorit Kuarsa, Formasi Dasit, Formasi Bojongmanik anggota lempung, Formasi Bojongmanik anggota gamping, dan Batuan Gunungapi Endut. Secara lokal tersusun dari Satuan Dasit, Satuan Batulempung, Satuan Andesit, Satuan Batugamping, dan Satuan Breksi. Manifestasi panasbumi berjenis volcanogenic-high relief dengan jenis air bikarbonat, satu sumber reservoir, kondisi fluida immature water, geotermometer berkisar 120-147°C, isotop meteoric line. Dengan berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diperoleh model tentatif yang relevan. Kata-kata kunci: Cipanas, Geokimia air, Isotop, Geotermometer","PeriodicalId":414487,"journal":{"name":"Jurnal Eksakta Kebumian","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126729085","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
PSC Gross is a PSC without cost recovery where the division between the government and oil and gas companies directly from gross revenues. The emergence of this contract system led to the recovery of costs in the previous contracting system which deemed less effective. By implementing this contract system, it is expected that contractors can use investment and operational costs more efficiently. With the PSC Gross Split, it is also expected to increase the spirit of field development. In the JM Block, the economic calculation using PSC Gross Split results in a better economy than PSC Cost Recovery. To appreciate the feasibility of this development by looking at economic indicators that support to obtain high oil selling prices. These indicators are an attempt to make a decision regarding the development of the "X" Field which is an economical and profitable business. Keywords Gross Split PSC, PSC Cost Recovery, Development, Economical, Profitable
{"title":"ECONOMIC ANALYSIS DEVELOPMENT “X” FIELD USING PSC GROSS SPLIT SYSTEM IN Y COMPANIES","authors":"Agung Indra Wijaya","doi":"10.25105/jek.v1i2.10635","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/jek.v1i2.10635","url":null,"abstract":"PSC Gross is a PSC without cost recovery where the division between the government and oil and gas companies directly from gross revenues. The emergence of this contract system led to the recovery of costs in the previous contracting system which deemed less effective. By implementing this contract system, it is expected that contractors can use investment and operational costs more efficiently. With the PSC Gross Split, it is also expected to increase the spirit of field development. In the JM Block, the economic calculation using PSC Gross Split results in a better economy than PSC Cost Recovery. To appreciate the feasibility of this development by looking at economic indicators that support to obtain high oil selling prices. These indicators are an attempt to make a decision regarding the development of the \"X\" Field which is an economical and profitable business. Keywords Gross Split PSC, PSC Cost Recovery, Development, Economical, Profitable","PeriodicalId":414487,"journal":{"name":"Jurnal Eksakta Kebumian","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122052453","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Slurry yang mengalir pada jalur pencucian bijih timah di TB 1.42 belum optimal. Sebab, masih banyaknya endapan solid di jalur pencucian bijih timah yang tidak terberai oleh debit air akibat pompa tidak cukup dalam membuat slurry dengan kepekatan yang sesuai dengan Standar Operasional Prosedur. penelitian ini bertujuan untuk menghitung besar nya material solid ,debit air dan efisiensi pompa serta upaya untuk mengatasi pengendapan tersebut.berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan besar perbandingan material solid dengan air sebesar 5,4 dengan tetapan perusahaan sebesar 1. Besar debit air secara aktual sebesar 0,14 m3. Besar daya hidrolik pompa sebesar 33,95 HP. Besar daya nyata yang dikeluarkan pompa sebesar 53,93 HP. Efisiensi pompa sebesar 63%. Kesimpulan dari penelitian ini nilai perbandingan material solid sudah melebihi tetapan yang sudah diberikan perusahaan , dan menyebabkan terjadi nya pengendapan pada jalur pencucian bijih timah. Efisiensi pompa rendah dikarenakan nilai debit air belum mampu untuk mencukupi perbandingan material solid dan air. Kata kunci: bijih timah,debit air, slurry,solid, pompa.
{"title":"KAJIAN TEKNIS KINERJA MONITOR SEMPROT PADA JALUR PENCUCIAN BIJIH TIMAH, PT TIMAH TBK.","authors":"R. Prasetiyo","doi":"10.25105/jek.v1i2.10785","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/jek.v1i2.10785","url":null,"abstract":"Slurry yang mengalir pada jalur pencucian bijih timah di TB 1.42 belum optimal. Sebab, masih banyaknya endapan solid di jalur pencucian bijih timah yang tidak terberai oleh debit air akibat pompa tidak cukup dalam membuat slurry dengan kepekatan yang sesuai dengan Standar Operasional Prosedur. penelitian ini bertujuan untuk menghitung besar nya material solid ,debit air dan efisiensi pompa serta upaya untuk mengatasi pengendapan tersebut.berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan besar perbandingan material solid dengan air sebesar 5,4 dengan tetapan perusahaan sebesar 1. Besar debit air secara aktual sebesar 0,14 m3. Besar daya hidrolik pompa sebesar 33,95 HP. Besar daya nyata yang dikeluarkan pompa sebesar 53,93 HP. Efisiensi pompa sebesar 63%. Kesimpulan dari penelitian ini nilai perbandingan material solid sudah melebihi tetapan yang sudah diberikan perusahaan , dan menyebabkan terjadi nya pengendapan pada jalur pencucian bijih timah. Efisiensi pompa rendah dikarenakan nilai debit air belum mampu untuk mencukupi perbandingan material solid dan air. Kata kunci: bijih timah,debit air, slurry,solid, pompa.","PeriodicalId":414487,"journal":{"name":"Jurnal Eksakta Kebumian","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133435445","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk memiliki banyak lokasi yang ada saat ini di Quarry D yang bisa melayani Crusher P12, untuk mencapai hal tersebut perlu dilakukan analisa sistem operasi karena masing-masing lokasi memiliki Jarak yang berbeda-beda.Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai analisa sistem operasi untuk didapatkan jumlah antara Wheel Loader dan Dump Truck yang ideal.Jumlah Dump Truck sudahditetapkan oleh PT. ITP sebesar 12 unit. Batugamping sebagai salah satu bahan baku dalam pembuatan Ordinary Portlad Cement (OPC). Batugamping hasil penambangan yang masih berukuran besar perlu dilakukan reduksi ukuran dengan menggunakan crusher, crusher yang digunakan oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. mempunyai kapasitas hopper 2.500 ton/jam. Target produksi yang ditetapkan oleh PT.ITP terhadap Crusher P12 adalah 2.000 ton/jam. Penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu, pengambilan data primer di lapangan dengan mengkompilasi data primer dan data sekunder yang sudah ada. Pengolahan data dilakukandenganmembagi zona darijarak-jarak yang adamenjadi 4 zona yaitu 0-1000 meter zona 1, 1000-1500 meter zona 2, 1500-2000 meter zona 3 dan lebihdari 2000 meter zona 4. Hasil dari penelitian ini bahwa jumlah alat angkut yang optimal digunakan terhadap sistem operasi adalahuntuk 2 wheel loader didapat zona 1 sebanyak 2 dump truck , zona 2 sebanyak 4 dump truck ,zona 3 sebanyak 5 dump truck dan zona 4 sebanyak 6 dump truck. Dan untukjumlahalatangkut pada sistemoperasi 3 wheel loader adalah pada zona 1 sebanyak 2 dump truck, zona 2 sebanyak 3 dump truck, zona 3 sebanyak 3 dump truck dan zona 4 sebanyak 5 dump truck.
Tbk在Quarry D有许多目前存在的位置,它们可以为P12 Crusher提供服务,以实现它们需要对操作系统进行分析,因为每个位置都有不同的距离。因此,需要进行关于操作系统分析的研究,才能获得理想的载客和自动倾卸卡车之间的数量。倾卸卡车由PT. ITP设置为12个单位。将其作为正规投资组合生产(OPC)的原料之一。目前最大的采矿作业需要使用PT. indoption one activate, Tbk,用破碎机还原尺寸。料斗的容量为每小时2500吨。PT.ITP针对P12破碎机的生产目标为每小时2000吨。研究是在几个阶段进行的,即通过编译现有的原始数据和次要数据来进行现场的原始数据检索。数据处理将现有区域分为4个区域:1000米区域1,1000-1500米区域2,1500-2000米区域3,2000 -2000米区域4。这项研究的结果是,用于操作系统的最佳运输工具数量为2个转动式卡车,2个转储卡车区,3个转储卡车区和6个转储卡车区。3个车轮载重系统的尾部在1区和2个倾卸卡车,2区和3个倾卸卡车,4区和5个倾卸卡车。
{"title":"OPTIMALISASI SISTEM OPERASI ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA QUARRY D TERHADAP TARGET PRODUKSI LIMESTONECRUSHER P12 DI PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK. CITEUREUP, BOGOR, JAWA BARAT","authors":"Ahmad Fakhri Audi","doi":"10.25105/jek.v1i2.10613","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/jek.v1i2.10613","url":null,"abstract":"PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk memiliki banyak lokasi yang ada saat ini di Quarry D yang bisa melayani Crusher P12, untuk mencapai hal tersebut perlu dilakukan analisa sistem operasi karena masing-masing lokasi memiliki Jarak yang berbeda-beda.Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai analisa sistem operasi untuk didapatkan jumlah antara Wheel Loader dan Dump Truck yang ideal.Jumlah Dump Truck sudahditetapkan oleh PT. ITP sebesar 12 unit. Batugamping sebagai salah satu bahan baku dalam pembuatan Ordinary Portlad Cement (OPC). Batugamping hasil penambangan yang masih berukuran besar perlu dilakukan reduksi ukuran dengan menggunakan crusher, crusher yang digunakan oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. mempunyai kapasitas hopper 2.500 ton/jam. Target produksi yang ditetapkan oleh PT.ITP terhadap Crusher P12 adalah 2.000 ton/jam. Penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu, pengambilan data primer di lapangan dengan mengkompilasi data primer dan data sekunder yang sudah ada. Pengolahan data dilakukandenganmembagi zona darijarak-jarak yang adamenjadi 4 zona yaitu 0-1000 meter zona 1, 1000-1500 meter zona 2, 1500-2000 meter zona 3 dan lebihdari 2000 meter zona 4. Hasil dari penelitian ini bahwa jumlah alat angkut yang optimal digunakan terhadap sistem operasi adalahuntuk 2 wheel loader didapat zona 1 sebanyak 2 dump truck , zona 2 sebanyak 4 dump truck ,zona 3 sebanyak 5 dump truck dan zona 4 sebanyak 6 dump truck. Dan untukjumlahalatangkut pada sistemoperasi 3 wheel loader adalah pada zona 1 sebanyak 2 dump truck, zona 2 sebanyak 3 dump truck, zona 3 sebanyak 3 dump truck dan zona 4 sebanyak 5 dump truck.","PeriodicalId":414487,"journal":{"name":"Jurnal Eksakta Kebumian","volume":"132 24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127432826","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Adhityas Vena Sasmita, Sisworini Sisworini, R. Pratiwi
Oil and gas productions are demanded more these days. The industries itself have to be creative in many ways to increase the productions. The industries have to take the risk no matter what to fulfill these demands including trying a few methods. Some of the techniques are brand new and there is always a possibility that it decreasing a production instead of increasing.TUNU Field has one of the biggest gas productions in the world and it belongs to Pertamina Hulu Mahakam. It is located in Mahakam River Delta of East Kalimantan, Indonesia. For almost 80 kilometers it is spread from north to south of the Mahakam River Delta and covering about 400 square kilometers. The reservoirs are characterized as multilayered reservoirs with perforated producing zones ranging from (MD) 700 m to 5100 m.Sand production in well is one of the obstacles that oil industries are facing when it comes to oil and gas productions. There is of course limitation to sand production; it can bring benefits to good performance in a suitable amount. It can also be completely harmful to a well or in producing oil and gas. To prevent a sand breakthrough, sand control is put to the test. In this paper, a new technique of sand control will be discussed along with its advantages and disadvantages. This new method is called sand consolidation.Before sand consolidation being treated, some criteria have to match the standard. If it does not meet the criteria, it could mean either the reservoir does not need a sand control or using a mechanical sand control. When a reservoir is ready to be injected with the sand consolidation treatment, there is some procedure to follow. With the different type of sand consolidation chemicals, the temperature of the reservoir is important to this operation. One wrong chemical can lead to failure.In sand consolidation, the velocity gas and the drawdown are being reviewed due to managing risk of the well's integrity and good productivity. To control sand successfully, several important objectives must be reached during consolidation. The primary objective of sand consolidation is to bond together the formation sand adjacent to every perforation. Considering the treatment is designed to function on formation sand a zone several feet in radius around the wellbore can be consolidated.Studies of consolidation failure mechanisms show that plastics for the treatment must be inactive to reservoir fluids, should have very quick curing days and must have a robust wetting property. Including the gas flow rate increases after the treatment. Keyword: Sand Consolidation
如今,对石油和天然气的需求越来越大。行业本身必须在许多方面具有创造性,以增加产量。行业必须承担风险,无论如何,以满足这些要求,包括尝试一些方法。有些技术是全新的,总是有可能减少而不是增加产量。TUNU气田是世界上最大的天然气生产基地之一,属于Pertamina Hulu Mahakam。它位于印度尼西亚东加里曼丹的马哈坎河三角洲。它从北到南延伸了近80公里,覆盖了约400平方公里的马哈坎河三角洲。储层为多层储层,产层厚度为700 ~ 5100 m。井出砂是油气生产中面临的难题之一。当然,出砂是有限制的;适量的添加可以带来良好的性能。它也可能对油井或油气生产完全有害。为防止窜砂,进行了防砂试验。本文将讨论一种新的防砂技术及其优缺点。这种新方法被称为砂固结。在进行砂固结处理之前,必须满足一定的标准要求。如果不符合标准,则可能意味着储层不需要防砂或使用机械防砂。当储层准备注入固砂处理时,需要遵循一些程序。对于不同类型的砂固结剂,储层的温度对该操作很重要。一种错误的化学物质会导致失败。在固砂过程中,为了控制油井完整性和良好产能的风险,需要对速度、气阻和压降进行评估。为了成功控制砂石,在固结过程中必须达到几个重要的目标。固砂的主要目的是将每个射孔附近的地层砂粘接在一起。考虑到该处理措施的设计作用于地层,井眼周围半径几英尺的区域可以进行固结。固结破坏机制的研究表明,用于处理的塑料必须对储层流体不起作用,必须具有非常快的固化时间,并且必须具有强大的润湿性能。包括处理后气体流速的增加。关键词:砂土固结
{"title":"THE SUCCESFUL USE OF SAND CONSOLIDATION AT TUNU FIELD","authors":"Adhityas Vena Sasmita, Sisworini Sisworini, R. Pratiwi","doi":"10.25105/jek.v1i2.10796","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/jek.v1i2.10796","url":null,"abstract":"Oil and gas productions are demanded more these days. The industries itself have to be creative in many ways to increase the productions. The industries have to take the risk no matter what to fulfill these demands including trying a few methods. Some of the techniques are brand new and there is always a possibility that it decreasing a production instead of increasing.TUNU Field has one of the biggest gas productions in the world and it belongs to Pertamina Hulu Mahakam. It is located in Mahakam River Delta of East Kalimantan, Indonesia. For almost 80 kilometers it is spread from north to south of the Mahakam River Delta and covering about 400 square kilometers. The reservoirs are characterized as multilayered reservoirs with perforated producing zones ranging from (MD) 700 m to 5100 m.Sand production in well is one of the obstacles that oil industries are facing when it comes to oil and gas productions. There is of course limitation to sand production; it can bring benefits to good performance in a suitable amount. It can also be completely harmful to a well or in producing oil and gas. To prevent a sand breakthrough, sand control is put to the test. In this paper, a new technique of sand control will be discussed along with its advantages and disadvantages. This new method is called sand consolidation.Before sand consolidation being treated, some criteria have to match the standard. If it does not meet the criteria, it could mean either the reservoir does not need a sand control or using a mechanical sand control. When a reservoir is ready to be injected with the sand consolidation treatment, there is some procedure to follow. With the different type of sand consolidation chemicals, the temperature of the reservoir is important to this operation. One wrong chemical can lead to failure.In sand consolidation, the velocity gas and the drawdown are being reviewed due to managing risk of the well's integrity and good productivity. To control sand successfully, several important objectives must be reached during consolidation. The primary objective of sand consolidation is to bond together the formation sand adjacent to every perforation. Considering the treatment is designed to function on formation sand a zone several feet in radius around the wellbore can be consolidated.Studies of consolidation failure mechanisms show that plastics for the treatment must be inactive to reservoir fluids, should have very quick curing days and must have a robust wetting property. Including the gas flow rate increases after the treatment. Keyword: Sand Consolidation","PeriodicalId":414487,"journal":{"name":"Jurnal Eksakta Kebumian","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127948647","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}