Pub Date : 2019-03-18DOI: 10.26418/jurnalkpk.v2i1.38076
Zulhila Zulhila
Abstrak: Tulisan ini dilatarbelakangi oleh beberapa kondisi awal kelas VI di SDN 03 Sempalai, yaitu: (1) Hasil ulangan siswa masih banyak di bawah KKM; (2) Kurang fokus dalam mengikuti proses belajar mengajar; (3) Kurang semangat dalam melaksanakan aktivitas di kelas; dan (4) Tidak memahami pelajaran yang di sampaikan. Dari paparan tersebut dicari solusi agar proses belajar mengajar sebaiknya menggunakan metode yang tepat yaitu metode observasi. Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan kondisi siswa kelas VI SDN 03 Sempalai dalam menggunakan metode, bentuk RPP harus sesuai dengan karakteristik siswa, supaya mudah untuk menerapkannya dalam pembelajaran, untuk menjelaskan skenario dalam pembelajaran tentang konduktor dan isolator panas menggunakan metode observasi. Kondisi belajar siswa kelas VI SDN 03 Sempalai tahun ajaran 2017/2018 dalam pembelajaran IPA tentang konduktor dan isolator panas, sangat perlu untuk mengubah metode yang tepat; bentuk RPP harus sesuai dengan karakteristik siswa, supaya mudah untuk menerapkannya dalam pembelajaran, dan skenario pembelajaran menggunakan metode observasi, dimungkinkan mampu membuat siswa mudah memahami dan sulit dilupakannya, karena siswa melakukan, mengamati, dan berpikir secara ilmiah sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Kata Kunci: Pembelajaran IPA, Konduktor dan Isolator Panas, Metode Observasi
摘要:这篇文章是由SDN 03阶上一些VI类的初始条件为基础的,这些条件是:(1)学生考试成绩仍低于KKM;(2)不太专注于教学过程;(3)对课堂活动不太热情;(4)不明白要点。在这种接触中,寻找一种方法,使教学过程更好地使用正确的观察方法。这篇文章的目的是描述六年级学生在使用方法时的状况,RPP形式必须符合学生的特征,以便在学习中应用它,用观察方法解释学习导体和热绝缘的情景。2018 /2018学年导电和热绝缘体科学学习的VI SDN 03周期学生学习条件,是改变正确方法的必要条件;RPP形式必须符合学生的特征,使它很容易在学习中应用,并利用观察方法进行学习场景,使学生很容易理解和难以忘记,因为学生的行为、观察和科学思维都是可以解释的。关键词:科学学习、导体和热绝缘体、观察方法
{"title":"PEMBELAJARAN MATERI KONDUKTOR DAN ISOLATOR PANAS MENGGUNAKAN METODE OBSERVASI SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR","authors":"Zulhila Zulhila","doi":"10.26418/jurnalkpk.v2i1.38076","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/jurnalkpk.v2i1.38076","url":null,"abstract":"Abstrak: Tulisan ini dilatarbelakangi oleh beberapa kondisi awal kelas VI di SDN 03 Sempalai, yaitu: (1) Hasil ulangan siswa masih banyak di bawah KKM; (2) Kurang fokus dalam mengikuti proses belajar mengajar; (3) Kurang semangat dalam melaksanakan aktivitas di kelas; dan (4) Tidak memahami pelajaran yang di sampaikan. Dari paparan tersebut dicari solusi agar proses belajar mengajar sebaiknya menggunakan metode yang tepat yaitu metode observasi. Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan kondisi siswa kelas VI SDN 03 Sempalai dalam menggunakan metode, bentuk RPP harus sesuai dengan karakteristik siswa, supaya mudah untuk menerapkannya dalam pembelajaran, untuk menjelaskan skenario dalam pembelajaran tentang konduktor dan isolator panas menggunakan metode observasi. Kondisi belajar siswa kelas VI SDN 03 Sempalai tahun ajaran 2017/2018 dalam pembelajaran IPA tentang konduktor dan isolator panas, sangat perlu untuk mengubah metode yang tepat; bentuk RPP harus sesuai dengan karakteristik siswa, supaya mudah untuk menerapkannya dalam pembelajaran, dan skenario pembelajaran menggunakan metode observasi, dimungkinkan mampu membuat siswa mudah memahami dan sulit dilupakannya, karena siswa melakukan, mengamati, dan berpikir secara ilmiah sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Kata Kunci: Pembelajaran IPA, Konduktor dan Isolator Panas, Metode Observasi ","PeriodicalId":423575,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Pembelajaran dan Keilmuan","volume":"65 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132802684","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-03-18DOI: 10.26418/jurnalkpk.v2i1.38077
L. Andriani
Abstarct: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kompetensi guru menyusun RPP melalui IHT di SDN 18 Benua Kayong dengan metode penelitian kualitatif dan objek penelitian 9 guru di SDN 18 benua Kayong. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pengukuran dan alat pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan instrument monev. Jenis tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda. Peningkatan kompetensi guru menyusun RPP 88,00%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kompetensi guru menyusun RPP melalui IHT di SDN 18 Benua Kayong.Keywords: PTS, RPP dan IHTAbstarct: This study aims to determine the improvement of teacher competence to prepare RPP through IHT in SDN 18 Benua Kayong with qualitative research method and object of research 9 teachers in SDN 18 continent Kayong. Data collection techniques in this study are measurement techniques and data collection tools used are tests and monev instruments. The type of test used is a multiple-choice test. Improvement of teacher competence to prepare RPP 88.00%. So it can be concluded that there is an increase in teacher competence to prepare RPP through IHT in SDN 18 Benua Kayong.Keywords: PTS, RPP and IHT
摘要本研究旨在通过定性研究方法,以 Benua Kayong SDN 18 的 9 名教师为研究对象,确定该校教师通过综合实践教学法编制教案能力的提高情况。本研究的数据收集技术是测量技术,使用的数据收集工具是测试和监测与评估工具。测试类型为多项选择测试。教师编写教案的能力提高了 88.00%。因此可以得出结论,通过在 SDN 18 Benua Kayong 开展综合实践教学,教师编写教案的能力得到了提高:PTS、教案和 IHTAbstarct:本研究采用定性研究方法,旨在确定在 SDN 18 Benua Kayong,教师通过 IHT 编写教案能力的提高情况,研究对象为 SDN 18 Continent Kayong 的 9 名教师。本研究的数据收集技术是测量技术,数据收集工具是测试和 monev 工具。使用的测试类型为多项选择测试。教师编写教案能力的提高率为 88.00%。因此,可以得出结论,在 SDN 18 Benua Kayong,通过综合实践教学法提高了教师编写教案的能力:PTS、教案和 IHT
{"title":"PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENYUSUN RPP MELALUI IN HOUSE TRAINING (IHT) DI SDN 18 BENUA KAYONG","authors":"L. Andriani","doi":"10.26418/jurnalkpk.v2i1.38077","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/jurnalkpk.v2i1.38077","url":null,"abstract":" Abstarct: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kompetensi guru menyusun RPP melalui IHT di SDN 18 Benua Kayong dengan metode penelitian kualitatif dan objek penelitian 9 guru di SDN 18 benua Kayong. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pengukuran dan alat pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan instrument monev. Jenis tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda. Peningkatan kompetensi guru menyusun RPP 88,00%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kompetensi guru menyusun RPP melalui IHT di SDN 18 Benua Kayong.Keywords: PTS, RPP dan IHTAbstarct: This study aims to determine the improvement of teacher competence to prepare RPP through IHT in SDN 18 Benua Kayong with qualitative research method and object of research 9 teachers in SDN 18 continent Kayong. Data collection techniques in this study are measurement techniques and data collection tools used are tests and monev instruments. The type of test used is a multiple-choice test. Improvement of teacher competence to prepare RPP 88.00%. So it can be concluded that there is an increase in teacher competence to prepare RPP through IHT in SDN 18 Benua Kayong.Keywords: PTS, RPP and IHT ","PeriodicalId":423575,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Pembelajaran dan Keilmuan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130119597","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-03-18DOI: 10.26418/jurnalkpk.v2i1.38082
Lis Andriani
AbstrakPenelitian ini dilatarbelakangi rendahnya hasil belajar siswa dalam matapelajaran IPA. Setelah dikaji dari beberapa sumber informasi, penyebabnya diantaranya yakni rendahnya motivasi belajar siswa. Perlu suatu upaya untuk meningkat motivasi belajar siswa, yakni dengan model pembelajaran inkuiri secara berkelompok. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas VI SDN 06 Nyiur Melambai Jawai Selatan. Metode penelitian yang dilakukan yakni deskriptif kualitatif berupa Penelitian Tindakan Kelas. Proses kegiatan pembelajaran pada setiap siklus mengalami peningkatan dengan metode inkuiri secara berkelompok siswa dikelas VI A SDN 6 Nyiur Melambai lebih termotivasi untuk mengikuti pelajaran IPA. Terdapat peningkatan motivasi instrinsik dalam pelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri di Kelas VI A Sekolah Dasar Negeri 6 Nyiur Melambai dari baseline 18% ke siklus II 80% sebesar 62% dengan demikian kenaikan motivasi instrinsik termasuk kategori tinggi. Terdapat peningkatan motivasi ekstrinsik dalam pelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri di Kelas VI A Sekolah Dasar Negeri 6 Nyiur Melambai dari baseline 28% ke siklus II 73% sebesar 45% dengan demikian kenaikan motivasi instrinsik termasuk cukup tinggi. Kata Kunci: Model Pembelajaran Inkuiri Berkelompok, Motivasi Belajar, Hasil Belajar
本研究的学生在科学课上的学习成绩明显较低。经过多次调查,原因包括缺乏学生的学习动力。增加学生的学习动机需要努力,也就是集体学习模式。本研究的目的是提高六年级学生的学习动力。研究方法是描述性质的课堂行动研究。每一个周期的学习过程都经历了在VI A SDN 6节游泳中集体学习方法的增加,更有动力参加科学课程。instrinsik的科学学习动机在六年级A小学6班通过潜伏法提高了6个流口水点,从18%的基线转向II循环80%,这是62%在中国小学六年级的科学课上,外部激励的增加增加了6个流口水的变化从基线的28%提升到II周期73% 45%,因此instrinsik动力的增加是相当高的。关键词:群体孵化学习模式、学习动机、学习结果
{"title":"PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERKELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SD","authors":"Lis Andriani","doi":"10.26418/jurnalkpk.v2i1.38082","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/jurnalkpk.v2i1.38082","url":null,"abstract":"AbstrakPenelitian ini dilatarbelakangi rendahnya hasil belajar siswa dalam matapelajaran IPA. Setelah dikaji dari beberapa sumber informasi, penyebabnya diantaranya yakni rendahnya motivasi belajar siswa. Perlu suatu upaya untuk meningkat motivasi belajar siswa, yakni dengan model pembelajaran inkuiri secara berkelompok. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas VI SDN 06 Nyiur Melambai Jawai Selatan. Metode penelitian yang dilakukan yakni deskriptif kualitatif berupa Penelitian Tindakan Kelas. Proses kegiatan pembelajaran pada setiap siklus mengalami peningkatan dengan metode inkuiri secara berkelompok siswa dikelas VI A SDN 6 Nyiur Melambai lebih termotivasi untuk mengikuti pelajaran IPA. Terdapat peningkatan motivasi instrinsik dalam pelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri di Kelas VI A Sekolah Dasar Negeri 6 Nyiur Melambai dari baseline 18% ke siklus II 80% sebesar 62% dengan demikian kenaikan motivasi instrinsik termasuk kategori tinggi. Terdapat peningkatan motivasi ekstrinsik dalam pelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri di Kelas VI A Sekolah Dasar Negeri 6 Nyiur Melambai dari baseline 28% ke siklus II 73% sebesar 45% dengan demikian kenaikan motivasi instrinsik termasuk cukup tinggi. Kata Kunci: Model Pembelajaran Inkuiri Berkelompok, Motivasi Belajar, Hasil Belajar","PeriodicalId":423575,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Pembelajaran dan Keilmuan","volume":"85 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133486094","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-18DOI: 10.26418/jurnalkpk.v2i1.38074
Mistinur Mistinur
Abstrak: Matematika itu sulit. Pernyataan ini sering kita dengar dari siswa yang kurang minatnya dalam pelajaran matematika. Matematika memang mata pelajaran yang memerlukan kemampuan logis lebih tinggi daripada mata pelajaran yang lain. Namun kenyataan diatas akan terminimalisasi jika proses pembelajaran yang dilakukan guru dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendiskripsikan metode penemuan terbimbing dalam scenario pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut diperlihatkan beberapa hal yaitu (1) Bagaimana caranya memunculkan rasa keingintahuan siswa pada materi yang akan dipelajari. (2)Baimana cara mengembangkan pertanyaan agar siswa tidak merasa dipojokkan oleh pertanyaan guru. (3) Bagaimana cara memberi penguatan terhadap respon positif yang diberikan siswa. (4) Bagaimana cara menghafal rumus yang sudah diperoleh. Kata Kunci: Metode Penemuan Terbimbing, Materi Luas Persegi Panjang, Kegiatan Pembelajaran.
{"title":"PEMBELAJARAN MATERI LUAS PERSEGI PANJANG MENGGUNAKAN MOTODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR","authors":"Mistinur Mistinur","doi":"10.26418/jurnalkpk.v2i1.38074","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/jurnalkpk.v2i1.38074","url":null,"abstract":"Abstrak: Matematika itu sulit. Pernyataan ini sering kita dengar dari siswa yang kurang minatnya dalam pelajaran matematika. Matematika memang mata pelajaran yang memerlukan kemampuan logis lebih tinggi daripada mata pelajaran yang lain. Namun kenyataan diatas akan terminimalisasi jika proses pembelajaran yang dilakukan guru dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendiskripsikan metode penemuan terbimbing dalam scenario pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut diperlihatkan beberapa hal yaitu (1) Bagaimana caranya memunculkan rasa keingintahuan siswa pada materi yang akan dipelajari. (2)Baimana cara mengembangkan pertanyaan agar siswa tidak merasa dipojokkan oleh pertanyaan guru. (3) Bagaimana cara memberi penguatan terhadap respon positif yang diberikan siswa. (4) Bagaimana cara menghafal rumus yang sudah diperoleh. Kata Kunci: Metode Penemuan Terbimbing, Materi Luas Persegi Panjang, Kegiatan Pembelajaran. ","PeriodicalId":423575,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Pembelajaran dan Keilmuan","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124417921","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-18DOI: 10.26418/jurnalkpk.v2i1.38080
S. Syahrial
AbstractThis study aims to improve the activity and learning outcomes of students' mathematics using concrete and visual media. The subjects of this study were students of class VII E SMP Negeri 2 Pemangkat Sambas regency. Instruments used in the form of observation sheets to observe student activities during the learning and test the learning outcomes. In this study, observations were made of concrete-looking activities, including: visual activities, oral activities, motor activities, and mental activities. This category of research is Classroom Action Research (PTK) conducted in 2 cycles, in which each cycle consisting of planning, implementation, observation, and reflection. The result of the research shows that the increase of student activity from cycle I to cycle II is good visual activity from 68,75% in cycle I to 81,25% in cycle II, oral activity from 66,67% in cycle I to 70,83% at cycle II, motor activity from 68,75% in cycle I to 81,25% in cycle II, mental activity from 62,5% in cycle I to 66,67% in cycle II. With the average percentage of activity (PK) of 66.25% in the first cycle increased to 73.75% in cycle II. Thus, the students’ activities reach the indicator of the success of the research because it has reached ≥ 70%. The average of the first cycle test results of 63.16 increased to 67.54 in cycle II. While the percentage of students who reached KKM value 72 in cycle I and second cycle increased by 34.37% in cycle I 56.25% in cycle II, increased by 21.88%. The conclusion of this study is using concrete and visual media can increase activities and learning outcome of mathematics student of class VII E SMP Negeri 2 Pemangkat Sambas regency.. Keywords: Student Activities and Learning outcome, concrete and visual media
{"title":"MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA KONKRET DAN VISUAL PADA SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 2 PEMANGKAT TAHUN PELAJARAN 2016/2017","authors":"S. Syahrial","doi":"10.26418/jurnalkpk.v2i1.38080","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/jurnalkpk.v2i1.38080","url":null,"abstract":"AbstractThis study aims to improve the activity and learning outcomes of students' mathematics using concrete and visual media. The subjects of this study were students of class VII E SMP Negeri 2 Pemangkat Sambas regency. Instruments used in the form of observation sheets to observe student activities during the learning and test the learning outcomes. In this study, observations were made of concrete-looking activities, including: visual activities, oral activities, motor activities, and mental activities. This category of research is Classroom Action Research (PTK) conducted in 2 cycles, in which each cycle consisting of planning, implementation, observation, and reflection. The result of the research shows that the increase of student activity from cycle I to cycle II is good visual activity from 68,75% in cycle I to 81,25% in cycle II, oral activity from 66,67% in cycle I to 70,83% at cycle II, motor activity from 68,75% in cycle I to 81,25% in cycle II, mental activity from 62,5% in cycle I to 66,67% in cycle II. With the average percentage of activity (PK) of 66.25% in the first cycle increased to 73.75% in cycle II. Thus, the students’ activities reach the indicator of the success of the research because it has reached ≥ 70%. The average of the first cycle test results of 63.16 increased to 67.54 in cycle II. While the percentage of students who reached KKM value 72 in cycle I and second cycle increased by 34.37% in cycle I 56.25% in cycle II, increased by 21.88%. The conclusion of this study is using concrete and visual media can increase activities and learning outcome of mathematics student of class VII E SMP Negeri 2 Pemangkat Sambas regency.. Keywords: Student Activities and Learning outcome, concrete and visual media","PeriodicalId":423575,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Pembelajaran dan Keilmuan","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133034429","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-01-18DOI: 10.26418/jurnalkpk.v2i1.38078
Epi Juniarni
AbstrakAktivitas siswa merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara spontan baik jasmani maupun rohani dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses pembelajaran IPA. Aktivitas belajar sangat mempengaruhi hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Kondisi real di SDN 09 Kenanai hasil pembelajaran IPA dan aktivitas belajar siswa kelas VI tergolong rendah disebabkan beberapa hal. Pertama, siswa kurang terlibat dalam pembelajaran. Kedua, guru mengajar terasa menjenuhkan. Ketiga media dan metode yang digunakan guru kurang menarik. Menyimak dari tiga menyebab tersebut, perlu adanya satu inovasi dalam pembelajaran. Salah satu yang dapat ditawarkan yakni dengan menggunakan Model Pembelajaran Take and Give. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pelajaran IPA dengan model pembelajaran Take and Give. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan sifat penelitian kualitatif, artinya berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian. Peneliti memilih rancangan penelitian tindakan kelas yang terbagi kedalam dua siklus. Tiap siklus terdiri empat kegiatan pokok yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sedangkan subjek penelitian adalah siswa kelas VI SDN 9 Kenanai. Teknik analisis yang digunakan adalah pengumpulan data, pendistribusian data, reduksi data, menganalisis data dan verifikasi/menarik kesimpulan.kesimpulan yang diperoleh bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Take and Give terbukti mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pelajaran IPA. Kata Kunci: Model Pembelajaran Take and Give, Aktivitas Belajar Siswa dan Pembelajaran IPA
{"title":"AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TAKE AND GIVE DI KELAS VI SEKOLAH DASAR","authors":"Epi Juniarni","doi":"10.26418/jurnalkpk.v2i1.38078","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/jurnalkpk.v2i1.38078","url":null,"abstract":"AbstrakAktivitas siswa merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara spontan baik jasmani maupun rohani dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses pembelajaran IPA. Aktivitas belajar sangat mempengaruhi hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Kondisi real di SDN 09 Kenanai hasil pembelajaran IPA dan aktivitas belajar siswa kelas VI tergolong rendah disebabkan beberapa hal. Pertama, siswa kurang terlibat dalam pembelajaran. Kedua, guru mengajar terasa menjenuhkan. Ketiga media dan metode yang digunakan guru kurang menarik. Menyimak dari tiga menyebab tersebut, perlu adanya satu inovasi dalam pembelajaran. Salah satu yang dapat ditawarkan yakni dengan menggunakan Model Pembelajaran Take and Give. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pelajaran IPA dengan model pembelajaran Take and Give. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan sifat penelitian kualitatif, artinya berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian. Peneliti memilih rancangan penelitian tindakan kelas yang terbagi kedalam dua siklus. Tiap siklus terdiri empat kegiatan pokok yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sedangkan subjek penelitian adalah siswa kelas VI SDN 9 Kenanai. Teknik analisis yang digunakan adalah pengumpulan data, pendistribusian data, reduksi data, menganalisis data dan verifikasi/menarik kesimpulan.kesimpulan yang diperoleh bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Take and Give terbukti mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pelajaran IPA. Kata Kunci: Model Pembelajaran Take and Give, Aktivitas Belajar Siswa dan Pembelajaran IPA","PeriodicalId":423575,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Pembelajaran dan Keilmuan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122077544","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-04-19DOI: 10.26418/jurnalkpk.v1i2.25268
Andika Triansyah
Abstract The purpose of this research was to determine the level of satisfaction the performance of the partner schools force students PPL 2012 Penjaskesrek FKIP Untan. The method used in this research was quantitative descriptive method. Engineering samples used in this study using total sampling so the sample amounted to 53 people. The results of the data analysis related to all aspects of the teacher’s competency showed that the level of satisfaction the performance of the partner schools force students PPL Penjaskesrek FKIP Untan odd semester 2015/2016 is in Good category (B). Meanwhile, from the assessment of competencies prospective teachers required, namely: (1) Social Competence is in the Very Good category; (2) Personality Competence is in the Very Good category; (3) Professional Competence is in the Good category; and (4) Pedagogic Competence is in the Good category. Keywords : Level of Satisfaction, Performance, Students PPL
{"title":"TINGKAT KEPUASAN SEKOLAH MITRA TERHADAP KINERJA MAHASISWA PPL PRODI PENJASKESREK FKIP UNTAN TAHUN AJARAN 2015-2016","authors":"Andika Triansyah","doi":"10.26418/jurnalkpk.v1i2.25268","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/jurnalkpk.v1i2.25268","url":null,"abstract":"Abstract The purpose of this research was to determine the level of satisfaction the performance of the partner schools force students PPL 2012 Penjaskesrek FKIP Untan. The method used in this research was quantitative descriptive method. Engineering samples used in this study using total sampling so the sample amounted to 53 people. The results of the data analysis related to all aspects of the teacher’s competency showed that the level of satisfaction the performance of the partner schools force students PPL Penjaskesrek FKIP Untan odd semester 2015/2016 is in Good category (B). Meanwhile, from the assessment of competencies prospective teachers required, namely: (1) Social Competence is in the Very Good category; (2) Personality Competence is in the Very Good category; (3) Professional Competence is in the Good category; and (4) Pedagogic Competence is in the Good category. Keywords : Level of Satisfaction, Performance, Students PPL","PeriodicalId":423575,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Pembelajaran dan Keilmuan","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-04-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121881235","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-04-19DOI: 10.26418/jurnalkpk.v1i2.25271
Eusabinus Bunau
Abstract This is a research on linguistics field, that is Nasalization Process of Bidayuh-Somu language. Nasalization is is a process of affixation as one of word formation processes. The Nasalization is one of processes to derive verb, that is transitive verb. Result of the research shows, the Nasalization Process in the Bidayuh-Somu language is applied through affixation of Nasalization morpheme and its variants comprising allomorphs and homorganic nasals to root word. Analysis on structure shows, Nasalization in the Bidayuh-Somu langauge applies by replacing and/or adding root word with the allomorphs and homorganic nasals. Therefore, the Nasalization in the Bidayuh-Somu language functions both as class-maintaining and class-changing. As class-maintaining, the Nasalization is prefixed to root word that is verbal. Meanwhile as class-changing, the Nasalization in this Bidayuh-Somu language is prefixed to root word that is nominal. Besides, it was also found out that the Nasalization is functioned to derive active verb, that is transitive verb. Keywords: Nasalization Process, Morpheme and Nasalization Allomorph, Repalcive and Additive Nasalization.
{"title":"ALOMORF NASALISASI DAN NASAL PENAMBAH DALAM BAHASA BIDAYUH-SOMU","authors":"Eusabinus Bunau","doi":"10.26418/jurnalkpk.v1i2.25271","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/jurnalkpk.v1i2.25271","url":null,"abstract":"Abstract This is a research on linguistics field, that is Nasalization Process of Bidayuh-Somu language. Nasalization is is a process of affixation as one of word formation processes. The Nasalization is one of processes to derive verb, that is transitive verb. Result of the research shows, the Nasalization Process in the Bidayuh-Somu language is applied through affixation of Nasalization morpheme and its variants comprising allomorphs and homorganic nasals to root word. Analysis on structure shows, Nasalization in the Bidayuh-Somu langauge applies by replacing and/or adding root word with the allomorphs and homorganic nasals. Therefore, the Nasalization in the Bidayuh-Somu language functions both as class-maintaining and class-changing. As class-maintaining, the Nasalization is prefixed to root word that is verbal. Meanwhile as class-changing, the Nasalization in this Bidayuh-Somu language is prefixed to root word that is nominal. Besides, it was also found out that the Nasalization is functioned to derive active verb, that is transitive verb. Keywords: Nasalization Process, Morpheme and Nasalization Allomorph, Repalcive and Additive Nasalization.","PeriodicalId":423575,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Pembelajaran dan Keilmuan","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-04-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130534659","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-04-19DOI: 10.26418/jurnalkpk.v1i2.25187
Siti Halidjah
Abstract This study aims to gain a deep understanding of the implementation of the process approach in teaching writing short stories on students of PGSD FKIP Untan. This study used a qualitative approach. Sources of data in this research is learning events to write a short story using a process approach. Research procedures used in this study is the planning, implementation, data analysis, and report writing. Data collection technique used is the technique of direct observation and document scrutiny. Data collection tool used is a field record sheets and documentation with regard to the learning process and learning outcomes. This research data analysis begins with data collection, data reduction, data presentation, and conclusion / verification. Based on the results and discussion of this research can be concluded that the process approach can improve the skills of students to write short stories. This increase can be seen from both process and product. Learning to write by following the steps in the process approach can help lecturers provide variety and stimulation in a given assignments to write short stories. In the process of improvement can be seen from the learning process with the creative writing process approach in the activities of the students and the classroom situation in learning creative writing poetry, while in terms of products increase student skills to write short stories. Keywords: process approach, teaching writing, short story
{"title":"IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK","authors":"Siti Halidjah","doi":"10.26418/jurnalkpk.v1i2.25187","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/jurnalkpk.v1i2.25187","url":null,"abstract":"Abstract This study aims to gain a deep understanding of the implementation of the process approach in teaching writing short stories on students of PGSD FKIP Untan. This study used a qualitative approach. Sources of data in this research is learning events to write a short story using a process approach. Research procedures used in this study is the planning, implementation, data analysis, and report writing. Data collection technique used is the technique of direct observation and document scrutiny. Data collection tool used is a field record sheets and documentation with regard to the learning process and learning outcomes. This research data analysis begins with data collection, data reduction, data presentation, and conclusion / verification. Based on the results and discussion of this research can be concluded that the process approach can improve the skills of students to write short stories. This increase can be seen from both process and product. Learning to write by following the steps in the process approach can help lecturers provide variety and stimulation in a given assignments to write short stories. In the process of improvement can be seen from the learning process with the creative writing process approach in the activities of the students and the classroom situation in learning creative writing poetry, while in terms of products increase student skills to write short stories. Keywords: process approach, teaching writing, short story","PeriodicalId":423575,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Pembelajaran dan Keilmuan","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-04-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115277569","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-04-19DOI: 10.26418/jurnalkpk.v1i2.25270
Seselia Seli
Abstrak Legenda Dayak Kanayatn mencerminkan berbagai ragam peristiwa kehidupan masyarakatnya yang berkaitan dengan word view, ajaran moral, dan berbagai bentuk kearifan lokal yang sangat bermanfaat untuk membentuk perilaku dan pemikiran generasi muda. Sayangnya semakin sedikit generasi muda Dayak Kanayatn yang mewarisi legendanya. Kenyataan ini mendorong peneliti untuk melestarikan legenda Dayak Kanayatn dengan cara mengkaji secara mendalam legenda yang sudah didokumentasikan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis simbol-simbol spiritual dari kearifan lokal dalam legenda Dayak Kanayatn. Teori-teori yang digunakan adalah hermeneutika, simbol, legenda, dan kearifan lokal. Peneliti ini menggunakan metode deskriptif yang berbentuk kualitatif dan pendekatan hermeneutika. Sumber data adalah cerita Ne’ Baruakng Kulup dan Ria Sinir. Data dalam penyelidikan ini adalah simbol-simbol spiritual dari kearifan lokal yang tercermin melalui kata, frasa, dan kalimat-kalimat yang terdapat dalam cerita Ne’ Baruakng Kulup dan Ria Sinir. Hasil analisis terhadap data penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima belas buah simbol spiritual yang dikategorikan sebagai: (1) tradisi-tradisi (berkhitan, mengayau, notokng, baliatn, perkawinan, perceraian); (2) kepercayaan (Jubata, nyangahatn, kekuatan gaib, tariu); dan (3) nilai-nilai lokal (musyawarah, solidaritas, patuh pada aturan adat, persahabatan, dan kekerabatan). Kelima belas simbol spiritual tersebut ditafsirkan dan diperoleh 44 makna. Keempat puluh empat makna tersebut dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu: (1) makna yang berkaitan dengan kepercayaan warisan, (2) makna yang berkaitan dengan tradisi dan adat istiadat, (3) makna yang berkaitan dengan alam sekitar, (4) makna yang berkaitan dengan perilaku hidup bermasyarakat, dan (5) makna yang berkaitan dengan musyawarah. Kata kunci: legenda, kearifan lokal, hermeneutika, Dayak Kanayatn.
{"title":"KEARIFAN LOKAL DALAM LEGENDA DAYAK KANAYATN","authors":"Seselia Seli","doi":"10.26418/jurnalkpk.v1i2.25270","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/jurnalkpk.v1i2.25270","url":null,"abstract":"Abstrak Legenda Dayak Kanayatn mencerminkan berbagai ragam peristiwa kehidupan masyarakatnya yang berkaitan dengan word view, ajaran moral, dan berbagai bentuk kearifan lokal yang sangat bermanfaat untuk membentuk perilaku dan pemikiran generasi muda. Sayangnya semakin sedikit generasi muda Dayak Kanayatn yang mewarisi legendanya. Kenyataan ini mendorong peneliti untuk melestarikan legenda Dayak Kanayatn dengan cara mengkaji secara mendalam legenda yang sudah didokumentasikan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis simbol-simbol spiritual dari kearifan lokal dalam legenda Dayak Kanayatn. Teori-teori yang digunakan adalah hermeneutika, simbol, legenda, dan kearifan lokal. Peneliti ini menggunakan metode deskriptif yang berbentuk kualitatif dan pendekatan hermeneutika. Sumber data adalah cerita Ne’ Baruakng Kulup dan Ria Sinir. Data dalam penyelidikan ini adalah simbol-simbol spiritual dari kearifan lokal yang tercermin melalui kata, frasa, dan kalimat-kalimat yang terdapat dalam cerita Ne’ Baruakng Kulup dan Ria Sinir. Hasil analisis terhadap data penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima belas buah simbol spiritual yang dikategorikan sebagai: (1) tradisi-tradisi (berkhitan, mengayau, notokng, baliatn, perkawinan, perceraian); (2) kepercayaan (Jubata, nyangahatn, kekuatan gaib, tariu); dan (3) nilai-nilai lokal (musyawarah, solidaritas, patuh pada aturan adat, persahabatan, dan kekerabatan). Kelima belas simbol spiritual tersebut ditafsirkan dan diperoleh 44 makna. Keempat puluh empat makna tersebut dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu: (1) makna yang berkaitan dengan kepercayaan warisan, (2) makna yang berkaitan dengan tradisi dan adat istiadat, (3) makna yang berkaitan dengan alam sekitar, (4) makna yang berkaitan dengan perilaku hidup bermasyarakat, dan (5) makna yang berkaitan dengan musyawarah. Kata kunci: legenda, kearifan lokal, hermeneutika, Dayak Kanayatn.","PeriodicalId":423575,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Pembelajaran dan Keilmuan","volume":"87 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-04-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116675122","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}