Perkembangan industri batik saat ini belum diiringi dengan pengolahan limbah yang dihasilkan sehingga berdampak pada pencemaran lingkungan. Pengolahan limbah cair batik dapat dilakukan dengan metode koagulasi-flokulasi. Penelitian ini bertujuan menganalisis efektifitas koagulan lidah buaya dan PAC dalam menurunkan BOD, COD, TSS, dan warna pada limbah cair batik. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan sampel di teliti adalah limbah cair industri batik yang berasal dari lokasi Batik Banten. Pengujian sampel menggunakan jar test dan diperoleh hasil bahwa dosis optimum koagulan Lidah Buaya dalam menurunkan kadar BOD, COD, TSS, dan warna pada limbah cair batik adalah 20 mL/L sedangkan dosis optimum koagulan PAC adalah 40 mL/L. Hasil penelitian diperoleh bahwa penambahan koagulan lidah buaya secara signifikan terlihat lebih efektif dalam menurunkan BOD, COD, TSS, dan warna pada limbah cair batik dibandingkan dengan penambahan PAC.
{"title":"EFEKTIVITAS KOAGULAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) DAN PAC (Poly Alumunium Chloride) DALAM MENURUNKAN KADAR PENCEMAR PADA LIMBAH CAIR BATIK","authors":"Agus Hidayatullah, Anis Masyruroh, Tauny Akbari","doi":"10.47080/jls.v6i1.2425","DOIUrl":"https://doi.org/10.47080/jls.v6i1.2425","url":null,"abstract":"Perkembangan industri batik saat ini belum diiringi dengan pengolahan limbah yang dihasilkan sehingga berdampak pada pencemaran lingkungan. Pengolahan limbah cair batik dapat dilakukan dengan metode koagulasi-flokulasi. Penelitian ini bertujuan menganalisis efektifitas koagulan lidah buaya dan PAC dalam menurunkan BOD, COD, TSS, dan warna pada limbah cair batik. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan sampel di teliti adalah limbah cair industri batik yang berasal dari lokasi Batik Banten. Pengujian sampel menggunakan jar test dan diperoleh hasil bahwa dosis optimum koagulan Lidah Buaya dalam menurunkan kadar BOD, COD, TSS, dan warna pada limbah cair batik adalah 20 mL/L sedangkan dosis optimum koagulan PAC adalah 40 mL/L. Hasil penelitian diperoleh bahwa penambahan koagulan lidah buaya secara signifikan terlihat lebih efektif dalam menurunkan BOD, COD, TSS, dan warna pada limbah cair batik dibandingkan dengan penambahan PAC.","PeriodicalId":429294,"journal":{"name":"Jurnal Lingkungan dan Sumberdaya Alam (JURNALIS)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131071007","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
PT Chandra Asri Petrochemical Site Office Pulo Ampel belum optimal dalam mengelola sampah organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah timbulan sampah, menganalisis kualitas kompos dan menguji pengaruh kompos pada tanaman. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2021. Variabel penelitian yang digunakan adalah suhu, bau, warna, kelembaban, pH dan rasio C/N. Metode pengumpulan data meliputi pengambilan data primer dan pengambilan data sekunder serta pengolahan data menggunakan metode Mann Whitney. Rata-rata jumlah timbulan sampah adalah 0,764 kg/orang/hari dengan volume sampah 7,505 liter/orang/hari. Tong komposter memiliki volume 124,5 L. Kompos A memiliki kelembaban 20%, suhu 28ºC, pH 6,87, ukuran partikel 40 mm, berwarna cokelat hitam, berbau tanah, rasio C/N 18 dan kompos B memiliki kelembaban 25%, suhu 29ºC, pH 6,9, ukuran partikel 30 mm, berwarna cokelat hitam, berbau tanah, rasio C/N 13,45. Kelembaban, suhu, pH, warna dan bau kompos A dan kompos B memenuhi SNI 19-7030-2004 dan Permentan 70/2011. Setelah 14 hari, tanaman cabai rawit pada kompos A memiliki tingkat keberhasilan 80% (lebih baik dibandingkan kompos B, sama dengan kompos C komersil) dengan tinggi batang 3,8 cm, 2 helai daun dengan lebar 1,7 cm.
{"title":"PRODUKSI KOMPOS MENGGUNAKAN BIOAKTIVATOR DI PT CHANDRA ASRI PETROCHEMICAL SITE OFFICE PULO AMPEL","authors":"Mahardiki Graha Brilyan, Fitri Dwirani, Ade Ariesmayana","doi":"10.47080/jls.v6i1.1756","DOIUrl":"https://doi.org/10.47080/jls.v6i1.1756","url":null,"abstract":"PT Chandra Asri Petrochemical Site Office Pulo Ampel belum optimal dalam mengelola sampah organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah timbulan sampah, menganalisis kualitas kompos dan menguji pengaruh kompos pada tanaman. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2021. Variabel penelitian yang digunakan adalah suhu, bau, warna, kelembaban, pH dan rasio C/N. Metode pengumpulan data meliputi pengambilan data primer dan pengambilan data sekunder serta pengolahan data menggunakan metode Mann Whitney. Rata-rata jumlah timbulan sampah adalah 0,764 kg/orang/hari dengan volume sampah 7,505 liter/orang/hari. Tong komposter memiliki volume 124,5 L. Kompos A memiliki kelembaban 20%, suhu 28ºC, pH 6,87, ukuran partikel 40 mm, berwarna cokelat hitam, berbau tanah, rasio C/N 18 dan kompos B memiliki kelembaban 25%, suhu 29ºC, pH 6,9, ukuran partikel 30 mm, berwarna cokelat hitam, berbau tanah, rasio C/N 13,45. Kelembaban, suhu, pH, warna dan bau kompos A dan kompos B memenuhi SNI 19-7030-2004 dan Permentan 70/2011. Setelah 14 hari, tanaman cabai rawit pada kompos A memiliki tingkat keberhasilan 80% (lebih baik dibandingkan kompos B, sama dengan kompos C komersil) dengan tinggi batang 3,8 cm, 2 helai daun dengan lebar 1,7 cm.","PeriodicalId":429294,"journal":{"name":"Jurnal Lingkungan dan Sumberdaya Alam (JURNALIS)","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114063313","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Limbah domestik dapat dikelola melalui pengolahan biofilter aerob, salah satunya dengan menggunakan media pelindung layar handphone (tempered glass) dan media kaca bening (float glass). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui potensi penggunaan tempered glass dan float glass sebagai media pertumbuhan mikroba untuk menurunkan kandungan BOD air limbah domestik. Penelitian didahului dengan menumbuhkan mikroba pada permukaan media selama 4 minggu. Setelah mikroba tumbuh membentuk lapisan biofilm, dilakukan pergantian air limbah domestik yang baru. Sampling dilakukan pada hari ke 0, 3, 6 dan 9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua jenis kaca dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroba pada media (biofilter). Penggunaan tempered glass sebagai media tumbuh mikroba menurunkan 22,0 mg/l BOD, sedikit lebih banyak dibandingkan float glass yang menurunkan 21,6 mg/l BOD. Berdasarkan kecepatan penurunan BOD, pola pertumbuhan mikroba pada permukaan kedua jenis kaca mempunyai pola yang sama dimana fasa penyesuaian terjadi pada hari ke 0-3, fasa logaritma terjadi pada hari ke 3-6, setelah itu terjadi fasa penurunan.
{"title":"PEMANFAATAN LIMBAH KACA BEKAS SEBAGAI BIOFILTER AEROBIK DALAM PENURUNAN KONSENTRASI BOD AIR LIMBAH DOMESTIK","authors":"Iin Juniati, S. Sulastri","doi":"10.47080/jls.v6i1.1947","DOIUrl":"https://doi.org/10.47080/jls.v6i1.1947","url":null,"abstract":"Limbah domestik dapat dikelola melalui pengolahan biofilter aerob, salah satunya dengan menggunakan media pelindung layar handphone (tempered glass) dan media kaca bening (float glass). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui potensi penggunaan tempered glass dan float glass sebagai media pertumbuhan mikroba untuk menurunkan kandungan BOD air limbah domestik. Penelitian didahului dengan menumbuhkan mikroba pada permukaan media selama 4 minggu. Setelah mikroba tumbuh membentuk lapisan biofilm, dilakukan pergantian air limbah domestik yang baru. Sampling dilakukan pada hari ke 0, 3, 6 dan 9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua jenis kaca dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroba pada media (biofilter). Penggunaan tempered glass sebagai media tumbuh mikroba menurunkan 22,0 mg/l BOD, sedikit lebih banyak dibandingkan float glass yang menurunkan 21,6 mg/l BOD. Berdasarkan kecepatan penurunan BOD, pola pertumbuhan mikroba pada permukaan kedua jenis kaca mempunyai pola yang sama dimana fasa penyesuaian terjadi pada hari ke 0-3, fasa logaritma terjadi pada hari ke 3-6, setelah itu terjadi fasa penurunan.","PeriodicalId":429294,"journal":{"name":"Jurnal Lingkungan dan Sumberdaya Alam (JURNALIS)","volume":"15 29","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120844795","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Air limbah domestik umumnya mengandung senyawa polutan organik yang cukup tinggi, yang sangat berpotensi untuk mencemari lingkungan. Semua air limbah domestik yang berasal dari PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero) Divre VI Lampung belum dilakukan pengolahan teknis, hanya dialirkan ke badan air. Tujuan penelitian ini merencanakan sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) domestik PT. Bhanda Ghara Reksa ( Persero ) Divre VI Lampung yang sesuai dengan PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengendalian Pencemaran Air. Metode analisis kuantitas air limbah berdasarkan peruntukan bangunan SNI 03-7065-2005 air bersih, analisis kualitas air buangan menggunakan Permen LHK No. 68 tahun 2016 tentang baku mutu air limbah domestik, serta analisis rancangan anggaran biaya berdasarkan HSPK Bandar Lampung 2020-2021. Hasil penelitian bahwa berdasarkan perhitungan dan perancangan yang telah dibuat, IPAL yang akan digunakan sebagai sistem pengolahan air limbah PT. BGR (Persero) Divre VI Lampung yaitu dengan system Biofilter Aerob yang sesuai dengan karakteristik air limbah. Anggaran biaya Pembangunan IPAL sebesar Rp. 119,877.000,00,-.
{"title":"PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK DENGAN METODE BIOFILTER AEROB DI PT. BHANDA GHARA REKSA (PERSERO) DIVRE VI LAMPUNG","authors":"Dwi Santoso, Diah Ayu Retnani Wulandari, Muhtadi Arsyat Temenggung","doi":"10.47080/jls.v6i1.2233","DOIUrl":"https://doi.org/10.47080/jls.v6i1.2233","url":null,"abstract":"Air limbah domestik umumnya mengandung senyawa polutan organik yang cukup tinggi, yang sangat berpotensi untuk mencemari lingkungan. Semua air limbah domestik yang berasal dari PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero) Divre VI Lampung belum dilakukan pengolahan teknis, hanya dialirkan ke badan air. Tujuan penelitian ini merencanakan sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) domestik PT. Bhanda Ghara Reksa ( Persero ) Divre VI Lampung yang sesuai dengan PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengendalian Pencemaran Air. Metode analisis kuantitas air limbah berdasarkan peruntukan bangunan SNI 03-7065-2005 air bersih, analisis kualitas air buangan menggunakan Permen LHK No. 68 tahun 2016 tentang baku mutu air limbah domestik, serta analisis rancangan anggaran biaya berdasarkan HSPK Bandar Lampung 2020-2021. Hasil penelitian bahwa berdasarkan perhitungan dan perancangan yang telah dibuat, IPAL yang akan digunakan sebagai sistem pengolahan air limbah PT. BGR (Persero) Divre VI Lampung yaitu dengan system Biofilter Aerob yang sesuai dengan karakteristik air limbah. Anggaran biaya Pembangunan IPAL sebesar Rp. 119,877.000,00,-.","PeriodicalId":429294,"journal":{"name":"Jurnal Lingkungan dan Sumberdaya Alam (JURNALIS)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128423752","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Melihat pentingnya peranan air terhadap kehidupan bagi semua makhluk hidup, maka diperlukan adanya sumber air yang baik dari aspek kualitas maupun kuantitas. Tidak setiap daerah memiliki sumber air yang baik dari aspek kualitas maupun kuantitasnya terutama bagi daerah yang dekat dengan laut. Kualitas air sumur di kelurahan mekarsari kecamatan pulomerak menunjukkan nilai pH 6,97; DHL 7117,50 μmhos/cm; Kekeruhan 1,19 NTU; TDS 4958,50 mg/L; Klorida 2224,31 mg/L; Kesadahan total 2825,00 mg/L; Kalsium 1640,00; dan Magnesium 188,33 mg/L. Oleh karena itu pada penelitian ini digunakan metode desalinasi menggunakan zeolit alam yang diperoleh dari Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak dan dilakukan proses aktivasi secara fisika dan kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode desalinasi air payau menggunakan zeolit alam bayah yang teraktivasi basa (NaOH) pada kosentrasi 0,5 M dengan ukuran zeolit yang digunakan yaitu 100 mesh, 60 mesh dan 20 mesh. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa efisiensi penurunan yang optimal terdapat pada penggunaan zeolit terkativasi dengan ukuran zeolit 100 mesh yaitu DHL 8,94%; Kekeruhan 23,11%; TDS 17,27% ; Klorida 19,10%; Kesadahan total 57,52%; Kalsium 68,29%; dan Magnesium 29,03%.
{"title":"OPTIMASI ZEOLIT TERAKTIVASI DALAM PROSES DESALINASI AIR SUMUR PAYAU","authors":"Ismy Islamiyati, Ade Sumiardi, Anis Masyruroh","doi":"10.47080/jls.v5i2.1808","DOIUrl":"https://doi.org/10.47080/jls.v5i2.1808","url":null,"abstract":"Melihat pentingnya peranan air terhadap kehidupan bagi semua makhluk hidup, maka diperlukan adanya sumber air yang baik dari aspek kualitas maupun kuantitas. Tidak setiap daerah memiliki sumber air yang baik dari aspek kualitas maupun kuantitasnya terutama bagi daerah yang dekat dengan laut. Kualitas air sumur di kelurahan mekarsari kecamatan pulomerak menunjukkan nilai pH 6,97; DHL 7117,50 μmhos/cm; Kekeruhan 1,19 NTU; TDS 4958,50 mg/L; Klorida 2224,31 mg/L; Kesadahan total 2825,00 mg/L; Kalsium 1640,00; dan Magnesium 188,33 mg/L. Oleh karena itu pada penelitian ini digunakan metode desalinasi menggunakan zeolit alam yang diperoleh dari Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak dan dilakukan proses aktivasi secara fisika dan kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode desalinasi air payau menggunakan zeolit alam bayah yang teraktivasi basa (NaOH) pada kosentrasi 0,5 M dengan ukuran zeolit yang digunakan yaitu 100 mesh, 60 mesh dan 20 mesh. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa efisiensi penurunan yang optimal terdapat pada penggunaan zeolit terkativasi dengan ukuran zeolit 100 mesh yaitu DHL 8,94%; Kekeruhan 23,11%; TDS 17,27% ; Klorida 19,10%; Kesadahan total 57,52%; Kalsium 68,29%; dan Magnesium 29,03%.","PeriodicalId":429294,"journal":{"name":"Jurnal Lingkungan dan Sumberdaya Alam (JURNALIS)","volume":"121 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131536212","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kebisingan dapat berdampak pada berbagai gangguan kesehatan sehingga perlu dilakukan pengendalian kebisingan, salah satunya menggunakan media peredam tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi penurunan tingkat kebisingan oleh media peredam tanaman pucuk merah dan asoka. Pengukuran dilakukan sebanyak 2 kali ulangan menggunakan sumber suara berupa speaker yang diletakkan di dalam kotak. Pengambilan data setiap 5 detik selama 10 menit sehingga dihasilkan 120 data. Analisis data tingkat kebisingan menggunakan SNI 7231 : 2009. Hasil pengukuran tingkat kebisingan menunjukkan bahwa media peredam tanaman pucuk merah dapat mereduksi kebisingan dengan intensitas awal 89,9 dB menjadi 84,45 dB (transmission loss 5,45 dB) sedangkan media peredam tanaman asoka mampu mereduksi tingkat kebisingan menjadi 84,9 dB (transmission loss 5 dB). Efisiensi penurunan tingkat kebisingan oleh tanaman pucuk merah sebesar 6,06% lebih baik dibandingkan efisiensi penurunan oleh tanaman asoka sebesar 5,88% karena kerapatan daun tanaman pucuk merah lebih besar (7.843 cm) lebih besar dari tingkat kerapatan daun asoka (4.803 cm). Semakin rapat daun tanaman maka semakin baik pula efisiensi penurunan tingkat kebisingannya.
{"title":"EFISIENSI PENURUNAN TINGKAT KEBISINGAN OLEH TANAMAN PUCUK MERAH (Syzygium paniculatum) DAN ASOKA (Sarasa asoka)","authors":"Hani Anggraini Putri, N. Natalina","doi":"10.47080/jls.v5i2.1902","DOIUrl":"https://doi.org/10.47080/jls.v5i2.1902","url":null,"abstract":"Kebisingan dapat berdampak pada berbagai gangguan kesehatan sehingga perlu dilakukan pengendalian kebisingan, salah satunya menggunakan media peredam tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi penurunan tingkat kebisingan oleh media peredam tanaman pucuk merah dan asoka. Pengukuran dilakukan sebanyak 2 kali ulangan menggunakan sumber suara berupa speaker yang diletakkan di dalam kotak. Pengambilan data setiap 5 detik selama 10 menit sehingga dihasilkan 120 data. Analisis data tingkat kebisingan menggunakan SNI 7231 : 2009. Hasil pengukuran tingkat kebisingan menunjukkan bahwa media peredam tanaman pucuk merah dapat mereduksi kebisingan dengan intensitas awal 89,9 dB menjadi 84,45 dB (transmission loss 5,45 dB) sedangkan media peredam tanaman asoka mampu mereduksi tingkat kebisingan menjadi 84,9 dB (transmission loss 5 dB). Efisiensi penurunan tingkat kebisingan oleh tanaman pucuk merah sebesar 6,06% lebih baik dibandingkan efisiensi penurunan oleh tanaman asoka sebesar 5,88% karena kerapatan daun tanaman pucuk merah lebih besar (7.843 cm) lebih besar dari tingkat kerapatan daun asoka (4.803 cm). Semakin rapat daun tanaman maka semakin baik pula efisiensi penurunan tingkat kebisingannya.","PeriodicalId":429294,"journal":{"name":"Jurnal Lingkungan dan Sumberdaya Alam (JURNALIS)","volume":"221 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123301009","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kecamatan Ciruas merupakan daerah yang memiliki jumlah penduduk dan tingkat kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi, sehingga dapat berpengaruh pada pencemaran udara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pencemaran udara pada wilayah kecamatan Ciruas berdasarkan parameter Total Suspended Particulate (TSP) dan Particulate Matter (PM10) pada tahun 2020. Metode penelitian ini menggunakan alat High Volume air Sampler (HVAS) dengan metode Gravimetri yang mengacu pada SNI 7119.3-2017 untuk pengukuran TSP dan SNI 7119.15-2016 untuk pengukuran PM10. Hasil pengukuran tingkat pencemaran udara pada wilayah Kecamatan Ciruas pada tahun 2020 yang dilaksanakan selama lima hari dengan durasi 24 jam menghasilkan konsentrasi TSP dengan nilai rata-rata sebesar 64,43 µg/Nm3, sedangkan untuk konsentrasi PM10 nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 55,96 µg/Nm3. Berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara disimpulkan bahwa konsentrasi TSP dan PM10 di Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang masih memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan.
{"title":"TINGKAT PENCEMARAN UDARA AMBIEN BERDASARKAN PARAMETER TOTAL SUSPENDED PARTICULATE (TSP) DAN PARTICULATE MATTER 10 (PM10) DI KECAMATAN CIRUAS KABUPATEN SERANG PADA TAHUN 2020","authors":"F. Fitriyah, Yaneu Sri Indriyani","doi":"10.47080/jls.v5i2.2114","DOIUrl":"https://doi.org/10.47080/jls.v5i2.2114","url":null,"abstract":"Kecamatan Ciruas merupakan daerah yang memiliki jumlah penduduk dan tingkat kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi, sehingga dapat berpengaruh pada pencemaran udara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pencemaran udara pada wilayah kecamatan Ciruas berdasarkan parameter Total Suspended Particulate (TSP) dan Particulate Matter (PM10) pada tahun 2020. Metode penelitian ini menggunakan alat High Volume air Sampler (HVAS) dengan metode Gravimetri yang mengacu pada SNI 7119.3-2017 untuk pengukuran TSP dan SNI 7119.15-2016 untuk pengukuran PM10. Hasil pengukuran tingkat pencemaran udara pada wilayah Kecamatan Ciruas pada tahun 2020 yang dilaksanakan selama lima hari dengan durasi 24 jam menghasilkan konsentrasi TSP dengan nilai rata-rata sebesar 64,43 µg/Nm3, sedangkan untuk konsentrasi PM10 nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 55,96 µg/Nm3. Berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara disimpulkan bahwa konsentrasi TSP dan PM10 di Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang masih memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan.","PeriodicalId":429294,"journal":{"name":"Jurnal Lingkungan dan Sumberdaya Alam (JURNALIS)","volume":"320 2","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132119924","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Emping melinjo merupakan salah satu komoditi utama di Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang. Namun, hingga saat ini belum dilakukan pengolahan pada limbah cangkang melinjo yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan teknis (kadar air, kadar abu, nilai kalor) dan ekonomi (Benefit Cost Ratio, Pay Back Period) pengolahan limbah cangkang melinjo sebagai briket. Briket dibuat dengan kombinasi bahan baku cangkang melinjo : sekam padi : arang tempurung kelapa (briket A 1:1:2, briket B 2:1:2) lalu diberi perekat tapioka sebesar 10% dari berat arang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air briket A (6,11%) dan briket B (6,16%) telah memenuhi persyaratan SNI (maks 8%), namun kadar abu briket A (24,36%) dan briket B (24,81%) belum memenuhi persyaratan SNI (maks 8%). Nilai kalor briket A (5.783 Kal/grºC) dan briket B (5.893 Kal/grºC) telah memenuhi syarat SNI (min 5.000 Kal/grºC). Hasil uji regresi linier menunjukkan bahwa massa cangkang melinjo kurang berkorelasi dengan nilai kadar air dan kadar abu, namun tepat berkorelasi dengan nilai kalor, ini menunjukkan massa cangkang melinjo hanya mempengaruhi nilai kalor briket. Proyek pengolahan limbah cangkang melinjo sebagai briket dinyatakan layak secara ekonomi dengan asumsi seluruh produk terjual, karena memperoleh nilai BCR (1,4)>1 dan nilai PBP (3,6)<5 tahun.
{"title":"ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH CANGKANG MELINJO (Gnetum gnemon) SEBAGAI BRIKET","authors":"Tauny Akbari, F. Panjaitan, Fitri Dwirani","doi":"10.47080/jls.v5i2.2044","DOIUrl":"https://doi.org/10.47080/jls.v5i2.2044","url":null,"abstract":"Emping melinjo merupakan salah satu komoditi utama di Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang. Namun, hingga saat ini belum dilakukan pengolahan pada limbah cangkang melinjo yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan teknis (kadar air, kadar abu, nilai kalor) dan ekonomi (Benefit Cost Ratio, Pay Back Period) pengolahan limbah cangkang melinjo sebagai briket. Briket dibuat dengan kombinasi bahan baku cangkang melinjo : sekam padi : arang tempurung kelapa (briket A 1:1:2, briket B 2:1:2) lalu diberi perekat tapioka sebesar 10% dari berat arang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air briket A (6,11%) dan briket B (6,16%) telah memenuhi persyaratan SNI (maks 8%), namun kadar abu briket A (24,36%) dan briket B (24,81%) belum memenuhi persyaratan SNI (maks 8%). Nilai kalor briket A (5.783 Kal/grºC) dan briket B (5.893 Kal/grºC) telah memenuhi syarat SNI (min 5.000 Kal/grºC). Hasil uji regresi linier menunjukkan bahwa massa cangkang melinjo kurang berkorelasi dengan nilai kadar air dan kadar abu, namun tepat berkorelasi dengan nilai kalor, ini menunjukkan massa cangkang melinjo hanya mempengaruhi nilai kalor briket. Proyek pengolahan limbah cangkang melinjo sebagai briket dinyatakan layak secara ekonomi dengan asumsi seluruh produk terjual, karena memperoleh nilai BCR (1,4)>1 dan nilai PBP (3,6)<5 tahun.","PeriodicalId":429294,"journal":{"name":"Jurnal Lingkungan dan Sumberdaya Alam (JURNALIS)","volume":"68 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126376066","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Setiap tahapan dari pengelolaan sampah mulai dari penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, daur ulang dan pembuangan akhir berkontribusi dalam mengemisikan gas rumah kaca (GRK). Penelitian ini bertujuan untuk menghitung potensi GRK dari pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung pada tahun 2020 dari pembuangan akhir, pengomposan dan pembakaran terbuka. Metode yang digunakan untuk perhitungan GRK adalah berdasarkan standar dari IPCC dan lembar kerjanya. Hasil perhitungan menunjukkan persentase GRK terbesar berasal dari sampah yang dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yaitu sekitar 120.508,70 ton atau sekitar 84,55% dari total emisi GRK. Kemudian potensi GRK dari pembakaran sampah secara terbuka adalah sekitar 21.655,78 ton dan dari dari sampah yang dikompos adalah sekitar 366,42 ton. Namun masih terdapat sekitar 70% dari total timbulan sampah di Kabupaten Bandung yang belum terolah sehingga pengelolaan sampah yang lebih baik sangat dibutuhkan.
{"title":"POTENSI EMISI GAS RUMAH KACA DARI SEKTOR PERSAMPAHAN DI KABUPATEN BANDUNG","authors":"Fanny Novia, Tri Mulyani","doi":"10.47080/jls.v5i2.2038","DOIUrl":"https://doi.org/10.47080/jls.v5i2.2038","url":null,"abstract":"Setiap tahapan dari pengelolaan sampah mulai dari penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, daur ulang dan pembuangan akhir berkontribusi dalam mengemisikan gas rumah kaca (GRK). Penelitian ini bertujuan untuk menghitung potensi GRK dari pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung pada tahun 2020 dari pembuangan akhir, pengomposan dan pembakaran terbuka. Metode yang digunakan untuk perhitungan GRK adalah berdasarkan standar dari IPCC dan lembar kerjanya. Hasil perhitungan menunjukkan persentase GRK terbesar berasal dari sampah yang dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yaitu sekitar 120.508,70 ton atau sekitar 84,55% dari total emisi GRK. Kemudian potensi GRK dari pembakaran sampah secara terbuka adalah sekitar 21.655,78 ton dan dari dari sampah yang dikompos adalah sekitar 366,42 ton. Namun masih terdapat sekitar 70% dari total timbulan sampah di Kabupaten Bandung yang belum terolah sehingga pengelolaan sampah yang lebih baik sangat dibutuhkan.","PeriodicalId":429294,"journal":{"name":"Jurnal Lingkungan dan Sumberdaya Alam (JURNALIS)","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121635513","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Limbah cair domestik merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan air karena 60% di buang ke lingkungan tanpa pengolahan. Bahan plastik merupakan bahan yang sering terbuang di lingkungan tanpa didayagunakan. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk memanfaatkan limbah plastik (PET dan PVC) sebagai media pertumbuhan mikroba untuk menurunkan BOD limbah cair domestik. Penelitian ini dilakukan dalam skala laboratorium dengan menggunakan reaktor dari bahan akrilik berdiameter 10 cm, tinggi 30 cm, dengan aliran upflow. Limbah cair domestik yang digunakkan diambil dari JL. Pramuka Gg. Jambu 2 Bandar lampung. Sampling dilakukan pada hari ke 0, 3, 6, dan 9. Debit aliran yang digunakan 3,5 ml/detik dan dengan pengambilan sampel setiap 3 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua bahan plastik baik PET maupun PVC dapat digunakan sebagai media tumbuh mikroba dalam penurunan BOD limbah cair domestik. Untuk penelitian sampai hari ke-9, penggunaan bahan plastik PVC sebagai media tumbuh mikroba dapat menurunkan BOD sebesar 25,2 mg/l, sedangkan penggunaan bahan plastik PET sebagai media tumbuh hanya dapat menurunkan 14,0 mg/l.
{"title":"PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK BEKAS SEBAGAI BIOFILTER AEROBIK DALAM PENURUNAN KONSENTRASI BOD AIR LIMBAH DOMESTIK","authors":"Yesi Okta Sari, Hardoyo Hardoyo","doi":"10.47080/jls.v5i2.1842","DOIUrl":"https://doi.org/10.47080/jls.v5i2.1842","url":null,"abstract":"Limbah cair domestik merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan air karena 60% di buang ke lingkungan tanpa pengolahan. Bahan plastik merupakan bahan yang sering terbuang di lingkungan tanpa didayagunakan. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk memanfaatkan limbah plastik (PET dan PVC) sebagai media pertumbuhan mikroba untuk menurunkan BOD limbah cair domestik. Penelitian ini dilakukan dalam skala laboratorium dengan menggunakan reaktor dari bahan akrilik berdiameter 10 cm, tinggi 30 cm, dengan aliran upflow. Limbah cair domestik yang digunakkan diambil dari JL. Pramuka Gg. Jambu 2 Bandar lampung. Sampling dilakukan pada hari ke 0, 3, 6, dan 9. Debit aliran yang digunakan 3,5 ml/detik dan dengan pengambilan sampel setiap 3 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua bahan plastik baik PET maupun PVC dapat digunakan sebagai media tumbuh mikroba dalam penurunan BOD limbah cair domestik. Untuk penelitian sampai hari ke-9, penggunaan bahan plastik PVC sebagai media tumbuh mikroba dapat menurunkan BOD sebesar 25,2 mg/l, sedangkan penggunaan bahan plastik PET sebagai media tumbuh hanya dapat menurunkan 14,0 mg/l.","PeriodicalId":429294,"journal":{"name":"Jurnal Lingkungan dan Sumberdaya Alam (JURNALIS)","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131601129","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}