Industry Revolution 4.0 (IR-4) is a disrupted era characterized by a change in the old system with a new technology-based system in the form of IoT (Internet of Things). In the world of education the existence of a new system has an impact on changes in mindset, attitudes and behavior of students. Students who have a high dependence on technology tend to be indifferent to the environment. This results in a weak pattern of direct interaction between students and students' prosocial behavior. Prosocial behavior is an action that can provide benefits for both yourself and others in the social environment. This study aims to describe how prosocial behavior of students in the industrial revolution era 4.0 and collaborative efforts of teachers and counselors in improving students' prosocial behavior in schools. The method used in this study is descriptive qualitative. The subjects of this study were teachers and counselors who were selected according to predetermined criteria. Then the data analysis technique uses narrative techniques. The results showed that the prosocial behavior of students in the industrial revolution era 4.0 was decreasing, so that direction and guidance were needed from both teachers and counselors to restore the nature of individuals as social beings. To improve the prosocial behavior of students both teachers and counselors design various collaborative activities that are beneficial to the social life of students at school.
{"title":"Perilaku Prososial Siswa SMP di Era Revolusi Industri 4.0 (Kolaborasi Guru Dan Konselor)","authors":"N. Septiana","doi":"10.29407/NOR.V6I1.13136","DOIUrl":"https://doi.org/10.29407/NOR.V6I1.13136","url":null,"abstract":"Industry Revolution 4.0 (IR-4) is a disrupted era characterized by a change in the old system with a new technology-based system in the form of IoT (Internet of Things). In the world of education the existence of a new system has an impact on changes in mindset, attitudes and behavior of students. Students who have a high dependence on technology tend to be indifferent to the environment. This results in a weak pattern of direct interaction between students and students' prosocial behavior. Prosocial behavior is an action that can provide benefits for both yourself and others in the social environment. This study aims to describe how prosocial behavior of students in the industrial revolution era 4.0 and collaborative efforts of teachers and counselors in improving students' prosocial behavior in schools. The method used in this study is descriptive qualitative. The subjects of this study were teachers and counselors who were selected according to predetermined criteria. Then the data analysis technique uses narrative techniques. The results showed that the prosocial behavior of students in the industrial revolution era 4.0 was decreasing, so that direction and guidance were needed from both teachers and counselors to restore the nature of individuals as social beings. To improve the prosocial behavior of students both teachers and counselors design various collaborative activities that are beneficial to the social life of students at school.","PeriodicalId":435807,"journal":{"name":"Nusantara of Research : Jurnal Hasil-hasil Penelitian Universitas Nusantara PGRI Kediri","volume":"87 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134618540","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan dan kompetensi Tenaga Kependidikan di SMA Negeri sekabupaten Blitar. Penelitian ini menggunakan metode evaluasi dengan model discrepancy. Responden penelitian berjumlah 45 orang, terdiri dari 3 Kepala Tenaga Administrasi Sekolah; 18 Tenaga Administrasi Sekolah dan 24 petugas layanan khusus. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan angket. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Keberadaan Kepala Tenaga Administrasi Sekolah di SMA Negeri sekabupaten Blitar masih belum memadai (43,86%) namun kualifikasi akademiknya sudah memadai (S.1 dan S.2) serta memiliki sertifikat; (2) Keberadaan Tenaga Administrasi Sekolah di SMA Negeri sekabupaten Blitar belum memadai (39,98%) namun kompetensi sudah memadai (72,22%); (3) Keberadaan petugas layanan khusus di SMA Negeri sekabupaten Blitar sudah memadai walaupun masih berstatus PTT (66,67%) dengan kompetensi yang sudah memadai (60%).
这项研究的目的是确定布利塔县高中教育能力的存在。本研究采用分层模型进行评估。接受调查的人数为45人,包括三名学校行政主管;18名学校行政人员和24名特殊服务人员。收集数据是通过部署资金完成的。数据分析是定量描述性的。这项研究得出的结论如下:(1)布利塔县高中学校行政主任的存在还不够(43.86%),但他的学术资格已经足够(S.1和S.2),有证书;(2)布利塔县高中学校行政人员的存在还不够(39.98%),但能力已经足够(72,22%);(3)布利塔县高中(school of Blitar)的一名特殊服务官员的存在是充分的,尽管它仍然处于PTT(66.67%)的地位(66.67%),具有充分的能力(60%)。
{"title":"Keberadaan dan Kompetensi Tenaga Kependidikan di SMA Negeri Sekabupaten Blitar","authors":"Puguh Santoso","doi":"10.29407/nor.v5i2.13061","DOIUrl":"https://doi.org/10.29407/nor.v5i2.13061","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan dan kompetensi Tenaga Kependidikan di SMA Negeri sekabupaten Blitar. Penelitian ini menggunakan metode evaluasi dengan model discrepancy. Responden penelitian berjumlah 45 orang, terdiri dari 3 Kepala Tenaga Administrasi Sekolah; 18 Tenaga Administrasi Sekolah dan 24 petugas layanan khusus. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan angket. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Keberadaan Kepala Tenaga Administrasi Sekolah di SMA Negeri sekabupaten Blitar masih belum memadai (43,86%) namun kualifikasi akademiknya sudah memadai (S.1 dan S.2) serta memiliki sertifikat; (2) Keberadaan Tenaga Administrasi Sekolah di SMA Negeri sekabupaten Blitar belum memadai (39,98%) namun kompetensi sudah memadai (72,22%); (3) Keberadaan petugas layanan khusus di SMA Negeri sekabupaten Blitar sudah memadai walaupun masih berstatus PTT (66,67%) dengan kompetensi yang sudah memadai (60%).","PeriodicalId":435807,"journal":{"name":"Nusantara of Research : Jurnal Hasil-hasil Penelitian Universitas Nusantara PGRI Kediri","volume":"62 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117055086","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Primasari Ega Novilia, Setya Adi Sancaya, Nora Yuniar Setyaputri
Penelitian ini berdasarkan dari hasil praktek kerja lapangan peneliti, bahwa kemampuan komunikasi peserta didik kelas XI IPS di SMAN 7 Kota Kediri rendah. Rumusan masalah yang diambil adalah “Adakah pengaruh pemberian bimbingan teman sebaya terhadap kemampuan komunikasi interpersonal peserta didik kelas XI IPS di SMAN 7 kota kediri tahun ajaran 2018/2019?”. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode pre experimental design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI IPS SMAN 7 Kota Kediri sebanyak 134 peserta didik, dengan sampel penelitian kelas XI IPS 1 sebanyak 5 peserta didik, kelas XI IPS 2 sebanyak 3 peserta didik kelas XI IPS 3 sebanyak 4 peserta didik, kelas XI IPS 4 sebanyak 7 peserta didik dan kelas XI IPS 5 sebanyak 3 peserta didik. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah skala kemampuan komunikasi interpersonal. Hasil uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach yakni sebesar 0,788. Penelitian ini menggunakan independent sample t-test untuk mengetahui pengaruh bimbingan teman sebaya terhadap kemampuan komunikasi interpersonal peserta didik. Berdasarkan hasil uji independent sample t-test diperoleh t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 34,799> 2,080 pada taraf signifikansi 5%. Maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa bimbingan teman sebaya berpengaruh untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal peserta didik kelas XI IPS di SMAN 7 Kota Kediri.
{"title":"Pengaruh Bimbingan Teman Sebaya Terhadap Kemampuan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Kelas XI IPS di SMAN 7 Kota Kediri Tahun Ajaran 2018/2019","authors":"Primasari Ega Novilia, Setya Adi Sancaya, Nora Yuniar Setyaputri","doi":"10.29407/NOR.V5I2.13062","DOIUrl":"https://doi.org/10.29407/NOR.V5I2.13062","url":null,"abstract":"Penelitian ini berdasarkan dari hasil praktek kerja lapangan peneliti, bahwa kemampuan komunikasi peserta didik kelas XI IPS di SMAN 7 Kota Kediri rendah. Rumusan masalah yang diambil adalah “Adakah pengaruh pemberian bimbingan teman sebaya terhadap kemampuan komunikasi interpersonal peserta didik kelas XI IPS di SMAN 7 kota kediri tahun ajaran 2018/2019?”. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode pre experimental design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI IPS SMAN 7 Kota Kediri sebanyak 134 peserta didik, dengan sampel penelitian kelas XI IPS 1 sebanyak 5 peserta didik, kelas XI IPS 2 sebanyak 3 peserta didik kelas XI IPS 3 sebanyak 4 peserta didik, kelas XI IPS 4 sebanyak 7 peserta didik dan kelas XI IPS 5 sebanyak 3 peserta didik. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah skala kemampuan komunikasi interpersonal. Hasil uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach yakni sebesar 0,788. Penelitian ini menggunakan independent sample t-test untuk mengetahui pengaruh bimbingan teman sebaya terhadap kemampuan komunikasi interpersonal peserta didik. Berdasarkan hasil uji independent sample t-test diperoleh t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 34,799> 2,080 pada taraf signifikansi 5%. Maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa bimbingan teman sebaya berpengaruh untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal peserta didik kelas XI IPS di SMAN 7 Kota Kediri.","PeriodicalId":435807,"journal":{"name":"Nusantara of Research : Jurnal Hasil-hasil Penelitian Universitas Nusantara PGRI Kediri","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128656619","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini dilatar belakangi hasil pengamatan dan pengalaman peneliti, bahwa pembelajaran di SMK Hang Tuah Kediri masih didominasi oleh keaktifan guru (konvensional). Berpikir kritis merupakan sebuah kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh semua siswa SMK. Untuk itu butuh upaya untuk mengembangkannya, salah satu upaya yang bisa dilakukan melalui layanan BK adalah dengan menggunakan teknik problem solving. Sehingga peneliti memandang perlu untuk mengetahui keefektifan teknik problem solving dalam peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa SMK. Penelitian ini menggunakan pendekatan one group pretest posttest design dengan subyek penelitian siswa SMK Pelayaran Hang Tuah Kediri kelas X Nautika A. Berdasarkan skor pretest, tingkat berpikir kritis siswa di SMK Pelayaran Hang Tuah perlu ditingkatkan. Hasil penelitian yang kemudian dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon didapati hasil taraf signifikansi sebesar 0,007 dengan batas signifikansi rtabel sebesar 5% atau 0,05. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa teknik Problem Solving dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMK Pelayaran Hang Tuah Kediri Kelas X Nautika A Tahun 2015/2016 terbukti efektif”.
这项研究背后是研究人员观察和经验的结果,即SMK Hang - keself的学习仍然被活跃的教师(传统)所主导。批判性思维是所有职业高中学生都应该具备的一种能力。要做到这一点需要努力,通过BK服务可以做到的一件事就是使用解决问题的技术。因此,研究人员认为有必要了解解决问题的技术在提高学生SMK批判性思维能力方面的有效性。该研究采用了一组前测试后设计的方法,研究对象SMK巡航休闲研究对象xnautika A.根据pretest分数,学生在SMK航航作业中的批判性思维水平需要提高。然后用Wilcoxon test进行分析的研究发现,其显著程度为0.007,而r图表的重要性为5%或0.05。从这些结果可以看出,解决问题的技术有助于提高学生批判性思维能力。
{"title":"Problem Solving dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMK","authors":"Resti Rima Safitri, Atrup Atrup, G. S. Hanggara","doi":"10.29407/NOR.V5I2.13079","DOIUrl":"https://doi.org/10.29407/NOR.V5I2.13079","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilatar belakangi hasil pengamatan dan pengalaman peneliti, bahwa pembelajaran di SMK Hang Tuah Kediri masih didominasi oleh keaktifan guru (konvensional). Berpikir kritis merupakan sebuah kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh semua siswa SMK. Untuk itu butuh upaya untuk mengembangkannya, salah satu upaya yang bisa dilakukan melalui layanan BK adalah dengan menggunakan teknik problem solving. Sehingga peneliti memandang perlu untuk mengetahui keefektifan teknik problem solving dalam peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa SMK. Penelitian ini menggunakan pendekatan one group pretest posttest design dengan subyek penelitian siswa SMK Pelayaran Hang Tuah Kediri kelas X Nautika A. Berdasarkan skor pretest, tingkat berpikir kritis siswa di SMK Pelayaran Hang Tuah perlu ditingkatkan. Hasil penelitian yang kemudian dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon didapati hasil taraf signifikansi sebesar 0,007 dengan batas signifikansi rtabel sebesar 5% atau 0,05. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa teknik Problem Solving dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMK Pelayaran Hang Tuah Kediri Kelas X Nautika A Tahun 2015/2016 terbukti efektif”.","PeriodicalId":435807,"journal":{"name":"Nusantara of Research : Jurnal Hasil-hasil Penelitian Universitas Nusantara PGRI Kediri","volume":"74 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115884761","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Putratama Lantip Wahindha, S. Setyawati, Yuanita Dwi Krisphianti
Perilaku agresif adalah perilaku yang menunjukkan tindak kekerasan untuk menyakiti orang lain atau merusak suatu benda yang dilakukan secara fisik maupun verbal. Perilaku agresif secara fisik ditunjukkan dengan memukul, melempar, meludahi, meninju dan sebagainya. Sedangkan bentuk perilaku agresif verbal ditunjukkan dengan berkata kasar, mengumpat, menghina, mengejek, dan sebagainya. Pola asuh orangtua adalah interaksi orangtua dengan anak yang diekspresikan melalui sikap, ucapan, nilai-nilai yang ditanamkan dalam mengasuh dan memenuhi tumbuh kembang anak. Tujuan penelitian ini digunakan untuk mengetahui adakah korelasi antara pola asuh orangtua siswa dengan perilaku agresif siswa SMP di Kabupaten Kediri. Populasi penelitian berjumlah 298 siswa dan sampel penelitian berjumlah 44 siswa. Instrumen pengumpul data yang digunakan adalah angket pola asuh orangtua dan skala perilaku agresif . Hasil penelitian ini menunjukkan nilai sig 0.730>0.05, yang memiliki arti bahwa tidak ada korelasi antara pola asuh orangtua siswa dengan perilaku agresif siswa SMP di Kabupaten Kediri. berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka saran yang bisa diberikan adalah 1) perilaku agresif yang muncul pada diri siswa tidak selalu berkorelasi dengan pola asuh orangtua, 2) bagi peneliti selanjutnya diharapkan meneliti faktor-faktor lain yang kemungkinan ada korelasi dengan perilaku agresif siswa.
{"title":"Korelasi Pola Asuh Orangtua Siswa dengan Perilaku Agresif Siswa SMP di Kabupaten Kediri","authors":"Putratama Lantip Wahindha, S. Setyawati, Yuanita Dwi Krisphianti","doi":"10.29407/nor.v5i2.13059","DOIUrl":"https://doi.org/10.29407/nor.v5i2.13059","url":null,"abstract":"Perilaku agresif adalah perilaku yang menunjukkan tindak kekerasan untuk menyakiti orang lain atau merusak suatu benda yang dilakukan secara fisik maupun verbal. Perilaku agresif secara fisik ditunjukkan dengan memukul, melempar, meludahi, meninju dan sebagainya. Sedangkan bentuk perilaku agresif verbal ditunjukkan dengan berkata kasar, mengumpat, menghina, mengejek, dan sebagainya. Pola asuh orangtua adalah interaksi orangtua dengan anak yang diekspresikan melalui sikap, ucapan, nilai-nilai yang ditanamkan dalam mengasuh dan memenuhi tumbuh kembang anak. Tujuan penelitian ini digunakan untuk mengetahui adakah korelasi antara pola asuh orangtua siswa dengan perilaku agresif siswa SMP di Kabupaten Kediri. Populasi penelitian berjumlah 298 siswa dan sampel penelitian berjumlah 44 siswa. Instrumen pengumpul data yang digunakan adalah angket pola asuh orangtua dan skala perilaku agresif . Hasil penelitian ini menunjukkan nilai sig 0.730>0.05, yang memiliki arti bahwa tidak ada korelasi antara pola asuh orangtua siswa dengan perilaku agresif siswa SMP di Kabupaten Kediri. berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka saran yang bisa diberikan adalah 1) perilaku agresif yang muncul pada diri siswa tidak selalu berkorelasi dengan pola asuh orangtua, 2) bagi peneliti selanjutnya diharapkan meneliti faktor-faktor lain yang kemungkinan ada korelasi dengan perilaku agresif siswa.","PeriodicalId":435807,"journal":{"name":"Nusantara of Research : Jurnal Hasil-hasil Penelitian Universitas Nusantara PGRI Kediri","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133392168","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan teknik desensitisasi sistematis dalam mereduksi gangguan kecemasan sosial yang dialami konseli. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas/ Layanan (PTK/PTL). Penelitian ini dilakukan dengan 3 siklus dengan hasil siklus pertama tercapai 40% ketercapaian indikator perubahan yang diinginkan. Pada siklus kedua terakumulasi pencapaian indikator perubahan sebesar 80% dan pada siklus ketiga semua indikator perubahan tercapai 100% dari data hasil pengamatan dan wawancara. Berdasarkan pencapaian perubahan indikator pada akhir sikus dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain 1) Teknik disensitisasi sistematik efektif untuk mereduksi gangguan kecemasan sosial di sekolah; 2) Efektifitas teknik ini perlu ditunjang dengan penyaluran minat pada ekstrakurikuler, partisipasi guru dan teman serta keinginan kuat konseli untuk mengatasi gangguan yang dialaminya; 3) Konseli memiliki percaya diri rendah sehingga perlu diberikan motivasi; 4) Penyebab gangguan kecemasan yang bersifat menetap yaitu sakit asma dan trauma sulit dihilangkan sehingga gangguan kecemasan sosial ini dikhawatirkan akan muncul pada saat konseli menghadapi situasi yang mengancam.
{"title":"Teknik Desensitisasi Sistematis (Systematic Desensitization) dalam Mereduksi Gangguan Kecemasan Sosial (Social Anxiety Disorder) yang dialami Konseli","authors":"Budi Sugiantoro","doi":"10.29407/NOR.V5I2.13078","DOIUrl":"https://doi.org/10.29407/NOR.V5I2.13078","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan teknik desensitisasi sistematis dalam mereduksi gangguan kecemasan sosial yang dialami konseli. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas/ Layanan (PTK/PTL). Penelitian ini dilakukan dengan 3 siklus dengan hasil siklus pertama tercapai 40% ketercapaian indikator perubahan yang diinginkan. Pada siklus kedua terakumulasi pencapaian indikator perubahan sebesar 80% dan pada siklus ketiga semua indikator perubahan tercapai 100% dari data hasil pengamatan dan wawancara. Berdasarkan pencapaian perubahan indikator pada akhir sikus dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain 1) Teknik disensitisasi sistematik efektif untuk mereduksi gangguan kecemasan sosial di sekolah; 2) Efektifitas teknik ini perlu ditunjang dengan penyaluran minat pada ekstrakurikuler, partisipasi guru dan teman serta keinginan kuat konseli untuk mengatasi gangguan yang dialaminya; 3) Konseli memiliki percaya diri rendah sehingga perlu diberikan motivasi; 4) Penyebab gangguan kecemasan yang bersifat menetap yaitu sakit asma dan trauma sulit dihilangkan sehingga gangguan kecemasan sosial ini dikhawatirkan akan muncul pada saat konseli menghadapi situasi yang mengancam.","PeriodicalId":435807,"journal":{"name":"Nusantara of Research : Jurnal Hasil-hasil Penelitian Universitas Nusantara PGRI Kediri","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115095097","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}