Pub Date : 2021-11-29DOI: 10.25105/petro.v10i3.10807
Hari Karyadi Oetomo
Uji tekanan transien sumur adalah sarana untuk mendapatkan informasi tentang deskripsi dan perilaku aliran suatu reservoar. Sumur eksplorasi gas diuji dengan lima set uji deliveribilitas gas, dan diakhiri oleh penutupan sumur untuk uji pressure build-up. Dalam analisis uji pressure build-up digunakan metode pseudo pressure untuk analisis pressure derivative type curve. Hasilnya menunjukkan bahwa permeabilitas reservoir sangat tinggi yaitu 1.7 Darcy. Analisis ini juga menunjukkan bahwa reservoar memiliki empat batas yang berjarak 4627 kaki, 423 kaki, 2859 kaki, dan 55 kaki dari sumur. Batas reservoar ini dapat digunakan untuk menghitung cadangan gas di tempat. Sementara itu data uji deliveribilitas gas dapat digunakan untuk menghitung cadangan gas di tempat dengan menggunakan metode Gp versus P/Z. Peta geologi pada lapangan ini juga dapat digunakan untuk menghitung cadangan gas di tempat. Dari ketiga meode ini, besarnya cadangan gas di tempat adalah antara 726 MMSCFD hingga 899 MMSCF.
{"title":"Analisis Tekanan Transien dan Deliberabilitas Gas untuk Penentuan Cadangan Gas di Tempat pada Reservoir Tertutup","authors":"Hari Karyadi Oetomo","doi":"10.25105/petro.v10i3.10807","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/petro.v10i3.10807","url":null,"abstract":"Uji tekanan transien sumur adalah sarana untuk mendapatkan informasi tentang deskripsi dan perilaku aliran suatu reservoar. Sumur eksplorasi gas diuji dengan lima set uji deliveribilitas gas, dan diakhiri oleh penutupan sumur untuk uji pressure build-up. Dalam analisis uji pressure build-up digunakan metode pseudo pressure untuk analisis pressure derivative type curve. Hasilnya menunjukkan bahwa permeabilitas reservoir sangat tinggi yaitu 1.7 Darcy. Analisis ini juga menunjukkan bahwa reservoar memiliki empat batas yang berjarak 4627 kaki, 423 kaki, 2859 kaki, dan 55 kaki dari sumur. Batas reservoar ini dapat digunakan untuk menghitung cadangan gas di tempat. Sementara itu data uji deliveribilitas gas dapat digunakan untuk menghitung cadangan gas di tempat dengan menggunakan metode Gp versus P/Z. Peta geologi pada lapangan ini juga dapat digunakan untuk menghitung cadangan gas di tempat. Dari ketiga meode ini, besarnya cadangan gas di tempat adalah antara 726 MMSCFD hingga 899 MMSCF.","PeriodicalId":435945,"journal":{"name":"PETRO:Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116798527","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-29DOI: 10.25105/petro.v10i3.9499
G. R. Darmawan
Prediksi tekanan pori formasi yang tepat akan menentukan keberhasilan operasi pemboran. Oleh karena itu, diperlukan prediksi dan analisis tekanan pori yang baik untuk mengoptimalkan proses pemboran seperti perencanaan desain casing, estimasi berat lumpur, dan mitigasi masalah pemboran.Prediksi tekanan pori mengunakan log Sonic, Resistivity dan Density dilakukan pada penelitian ini, juga penentuan eksponen Eaton yang tepat untuk area tersebut, kemudian hasil prediksi tekanan pori dikalibrasi ke data tekanan-tekanan yang telah diketahui.Berdasarkan kalibrasi hasil perhitungan tekanan pori, diketahui tekanan hidrostatis akibat berat lumpur yang lebih besar dari pada tekanan rekah formasi terjadi pada kedalaman 2700 ft – 3600 ft. Selama operasi pemboran berlangsung, didapati indikasi loss, namun dapat diatasi dengan menggunakan LCM. Tekanan pori formasi relatif normal dari permukaan sampai dengan kedalaman 5200 ft, dan ada indikasi subnormal pada kedalaman akhir sumur. Kalibrasi LOT terhadap tekanan rekah menunjukkan tingkat kesalahan sebesar 21% untuk LOT-1 dan 3% untuk LOT-2.
{"title":"Prediksi Tekanan Pori dengan Menggunakan Metoda Modified Eaton di Lapangan X","authors":"G. R. Darmawan","doi":"10.25105/petro.v10i3.9499","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/petro.v10i3.9499","url":null,"abstract":"Prediksi tekanan pori formasi yang tepat akan menentukan keberhasilan operasi pemboran. Oleh karena itu, diperlukan prediksi dan analisis tekanan pori yang baik untuk mengoptimalkan proses pemboran seperti perencanaan desain casing, estimasi berat lumpur, dan mitigasi masalah pemboran.Prediksi tekanan pori mengunakan log Sonic, Resistivity dan Density dilakukan pada penelitian ini, juga penentuan eksponen Eaton yang tepat untuk area tersebut, kemudian hasil prediksi tekanan pori dikalibrasi ke data tekanan-tekanan yang telah diketahui.Berdasarkan kalibrasi hasil perhitungan tekanan pori, diketahui tekanan hidrostatis akibat berat lumpur yang lebih besar dari pada tekanan rekah formasi terjadi pada kedalaman 2700 ft – 3600 ft. Selama operasi pemboran berlangsung, didapati indikasi loss, namun dapat diatasi dengan menggunakan LCM. Tekanan pori formasi relatif normal dari permukaan sampai dengan kedalaman 5200 ft, dan ada indikasi subnormal pada kedalaman akhir sumur. Kalibrasi LOT terhadap tekanan rekah menunjukkan tingkat kesalahan sebesar 21% untuk LOT-1 dan 3% untuk LOT-2.","PeriodicalId":435945,"journal":{"name":"PETRO:Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123877777","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-29DOI: 10.25105/petro.v10i3.10839
Mixsindo Korra Herdyanti
Konsumsi energi diyakini akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebagian besar energi yang dikonsumsi di Indonesia berasal dari energi fosil dan sejumlah kecil energi terbarukan. Studi ini akan menguji hubungan antara konsumsi energi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dengan variabel kapital dan tenaga kerja sebagai variabel lain yang dapat mempengaruhi produk domestik bruto (PDB). Untuk melihat hubungan antar variabel dilakukan Uji Kausalitas Granger. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat hubungan dua arah antara konsumsi minyak, gas alam dan energi tak terbarukan dengan pertumbuhan ekonomi atau memenuhi hipotesis umpan balik. Terdapat hubungan satu arah antara konsumsi batubara dan pertumbuhan ekonomi atau memenuhi asumsi pertumbuhan. Selain itu, dilakukan pemodelan dengan menggunakan metode autoregressive distributed lag (ARDL), sehingga dapat diketahui hubungan jangka panjang dan jangka pendeknya. Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan jangka panjang.
{"title":"ANALISIS KAUSALITAS KONSUMSI ENERGI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA","authors":"Mixsindo Korra Herdyanti","doi":"10.25105/petro.v10i3.10839","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/petro.v10i3.10839","url":null,"abstract":"Konsumsi energi diyakini akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebagian besar energi yang dikonsumsi di Indonesia berasal dari energi fosil dan sejumlah kecil energi terbarukan. Studi ini akan menguji hubungan antara konsumsi energi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dengan variabel kapital dan tenaga kerja sebagai variabel lain yang dapat mempengaruhi produk domestik bruto (PDB). Untuk melihat hubungan antar variabel dilakukan Uji Kausalitas Granger. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat hubungan dua arah antara konsumsi minyak, gas alam dan energi tak terbarukan dengan pertumbuhan ekonomi atau memenuhi hipotesis umpan balik. Terdapat hubungan satu arah antara konsumsi batubara dan pertumbuhan ekonomi atau memenuhi asumsi pertumbuhan. Selain itu, dilakukan pemodelan dengan menggunakan metode autoregressive distributed lag (ARDL), sehingga dapat diketahui hubungan jangka panjang dan jangka pendeknya. Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan jangka panjang.","PeriodicalId":435945,"journal":{"name":"PETRO:Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129498359","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-29DOI: 10.25105/petro.v10i3.10869
Novi Triany, Suherman Dwi Nuryana, Ramadhani Adhitama, Agus Guntoro, Muhammad Hario Yudisatrio, Rafael Holysius Daned
Area penelitian merupakan wilayah kecamatan Rumpin dan Ciseeng, Kabupaten Bogor Barat yang dilalui oleh sungai Cisadane sebagai sungai induk dan salah satu sumber air penting wilayah sekitarnya. Seiring pesatnya perkembangan wilayah, pertumbuhan penduduk dan infrastruktur, maka diperlukan kajian morfometri mengenai sumber air tersebut agar pemanfaatannya sebagai sumber daya alam terbarukan dapat optimal, serta dapat menjadi rekomendasi dalam pengelolaan tata ruang di area DAS Cisadane dan untuk mengetahui kemungkinan adanya potensi banjir di daerah penelitian. Salah satu cara untuk mengetahui karakteristik DAS Cisadane di area penelitian adalah dengan mengkaji parameter morfometri daerah aliran sungai. Dengan metode penginderaan jauh, dilakukan analisis morfometri secara kuantitatif yang meliputi unsur luas DAS, bentuk DAS, rasio cabang sungai, dan kerapatan sungai. Hasil menunjukkan bahwa DAS sungai Cisadane daerah Rumpin-Ciseeng dapat dibedakan menjadi 21 subDAS, dimana dua di antaranya sudah dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Bentuk subDAS terdiri dari bentuk bulu burung dengan luas area relatif sempit, serta bentuk radial, paralel, dan kompleks pada area subDAS yang luas dan beresiko banjir. Dari perhitungan rasio cabang sungai, sejumlah area subDAS pada topografi curam hingga landai dengan luas relatif sempit telah terpengaruh oleh deformasi. Sedangkan analisis kerapatan sungai menunjukkan kategori sedang yang diinterpretasikan aliran sungai melewati litologi yang lebih lunak sehingga sedimen yang terbawa dalam aliran akan lebih besar. Jenis batuan yang dilewati aliran sungai, topografi, serta pengaruh aktivitas tektonik sangat mempengaruhi perbedaan nilai morfometri pada daerah aliran sungai Cisadane.
{"title":"KARAKTERISTIK DAS CISADANE BERDASARKAN PARAMETER MORFOMETRI DI DAERAH RUMPIN – CISEENG, KABUPATEN BOGOR BARAT","authors":"Novi Triany, Suherman Dwi Nuryana, Ramadhani Adhitama, Agus Guntoro, Muhammad Hario Yudisatrio, Rafael Holysius Daned","doi":"10.25105/petro.v10i3.10869","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/petro.v10i3.10869","url":null,"abstract":"Area penelitian merupakan wilayah kecamatan Rumpin dan Ciseeng, Kabupaten Bogor Barat yang dilalui oleh sungai Cisadane sebagai sungai induk dan salah satu sumber air penting wilayah sekitarnya. Seiring pesatnya perkembangan wilayah, pertumbuhan penduduk dan infrastruktur, maka diperlukan kajian morfometri mengenai sumber air tersebut agar pemanfaatannya sebagai sumber daya alam terbarukan dapat optimal, serta dapat menjadi rekomendasi dalam pengelolaan tata ruang di area DAS Cisadane dan untuk mengetahui kemungkinan adanya potensi banjir di daerah penelitian. Salah satu cara untuk mengetahui karakteristik DAS Cisadane di area penelitian adalah dengan mengkaji parameter morfometri daerah aliran sungai. Dengan metode penginderaan jauh, dilakukan analisis morfometri secara kuantitatif yang meliputi unsur luas DAS, bentuk DAS, rasio cabang sungai, dan kerapatan sungai. Hasil menunjukkan bahwa DAS sungai Cisadane daerah Rumpin-Ciseeng dapat dibedakan menjadi 21 subDAS, dimana dua di antaranya sudah dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Bentuk subDAS terdiri dari bentuk bulu burung dengan luas area relatif sempit, serta bentuk radial, paralel, dan kompleks pada area subDAS yang luas dan beresiko banjir. Dari perhitungan rasio cabang sungai, sejumlah area subDAS pada topografi curam hingga landai dengan luas relatif sempit telah terpengaruh oleh deformasi. Sedangkan analisis kerapatan sungai menunjukkan kategori sedang yang diinterpretasikan aliran sungai melewati litologi yang lebih lunak sehingga sedimen yang terbawa dalam aliran akan lebih besar. Jenis batuan yang dilewati aliran sungai, topografi, serta pengaruh aktivitas tektonik sangat mempengaruhi perbedaan nilai morfometri pada daerah aliran sungai Cisadane.","PeriodicalId":435945,"journal":{"name":"PETRO:Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115577846","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-29DOI: 10.25105/petro.v10i3.12401
Harin Widiyatni
Dalam upaya mengoptimalkan perolehan minyak, dalam analisa ini akan dilihat pengaruh larutan surfaktan yang dicampurkan dengan air kulit nanas. Metode EOR merupakan salah satu metode yang biasa dipergunakan agar produksi minyak dari suatu sumur semakin meningkat. Salah satunya metode EOR yang biasa dipergunakan yaitu injeksi surfaktan. Fungsi injeksi surfaktan ini guna penurunan tegangan antar-muka minyak dengan air supaya berkurangnya tekanan kapiler di daerah penyempitan pori-pori hingga minyak yang tersisa bisa didorong untuk berikutnya bisa dilakukan produksi. Dalam analisa ini akan dibahas tentang pengaruh surfaktan dan air nanas terhadap konsentrasi dan salinitas surfaktan yang paling optimal. Salinitas yang dipergunakan , yaitu 4000 ppm dan 15000 ppm. Dari kedua salinitas tersebut akan dicampurkan dengan surfaktan AOS dengan konsentrasi masing-masing 2 %, 2,5 %, dan 3 % dan penambahan larutan air kulit nanas sebanayak 10%, selanjutya akan di lakukan uji fisik berupa pengukuran IFT, viskositas, dan juga densitas. Setelah dilakukan pengukuran tersebut maka selanjutnya adalah proses saturasi dan injeksi. Selanjutnya melakukan perbandingan RF yang didapatkan dari menetapkan konsentrasi dan salinitas mana yang teroptimal terhadap tiap larutan salinitas itu.
{"title":"ANALISA PENGARUH CAMPURAN LARUTAN SURFAKTAN DENGAN PENAMBAHAN AIR KULIT NANAS TERHADAP PEROLEHAN MINYAK","authors":"Harin Widiyatni","doi":"10.25105/petro.v10i3.12401","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/petro.v10i3.12401","url":null,"abstract":"Dalam upaya mengoptimalkan perolehan minyak, dalam analisa ini akan dilihat pengaruh larutan surfaktan yang dicampurkan dengan air kulit nanas. Metode EOR merupakan salah satu metode yang biasa dipergunakan agar produksi minyak dari suatu sumur semakin meningkat. Salah satunya metode EOR yang biasa dipergunakan yaitu injeksi surfaktan. Fungsi injeksi surfaktan ini guna penurunan tegangan antar-muka minyak dengan air supaya berkurangnya tekanan kapiler di daerah penyempitan pori-pori hingga minyak yang tersisa bisa didorong untuk berikutnya bisa dilakukan produksi. Dalam analisa ini akan dibahas tentang pengaruh surfaktan dan air nanas terhadap konsentrasi dan salinitas surfaktan yang paling optimal. Salinitas yang dipergunakan , yaitu 4000 ppm dan 15000 ppm. Dari kedua salinitas tersebut akan dicampurkan dengan surfaktan AOS dengan konsentrasi masing-masing 2 %, 2,5 %, dan 3 % dan penambahan larutan air kulit nanas sebanayak 10%, selanjutya akan di lakukan uji fisik berupa pengukuran IFT, viskositas, dan juga densitas. Setelah dilakukan pengukuran tersebut maka selanjutnya adalah proses saturasi dan injeksi. Selanjutnya melakukan perbandingan RF yang didapatkan dari menetapkan konsentrasi dan salinitas mana yang teroptimal terhadap tiap larutan salinitas itu. ","PeriodicalId":435945,"journal":{"name":"PETRO:Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan","volume":"60 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126502887","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-29DOI: 10.25105/petro.v10i3.10861
D. Setyorini
Salah satu pengembangan dari metode gayaberat adalah metode gayaberat mikro 4D (metode gayaberat selang waktu), dengan dimensi keempatnya adalah waktu. Namun disisi lain ada juga metode yang biasa dilakukan oleh para Petroleum Engineering, yaitu simulasi reservoir. Dengan metode simulasi reservoir, kondisi reservoir dalam keadaan sesungguhnya disimulasikan dengan menggunakan pemodelan komputer sebagai sebuah sistem yang memiliki sejumlah sel atau blok yang saling terhubungkan. Dalam penelitian pada Lapangan TBN ini telah dilakukan penggabungan kedua metode tersebut, diharapkan mendapatkan model dinamika fluida bawah permukaan menjadi lebih baik. Pengambilan data akuisisi dilakukan tiga kali yaitu pada September 2004, November 2006 dan November 2007. Anomali gayaberat mikro selang waktu diperoleh dari proses pengurangan data gayaberat observasi setelah dilakukan koreksi pasang surut (tide), koreksi apungan (drift) dan low pass filter pada 400m dengan = 1000m yang menghasilkan dua peta anomali gayaberat selang waktu yaitu pengukuran I September 2004-November 2006 dan pengukuran II September 2004-November 2007. Berdasarkan peta anomali gayaberat mikro selang waktu dan model perubahan densitas fluida dengan didukung oleh data geologi dapat mengidentifikasikan anomali negatif yang terkait dengan pengurangan massa fluida karena kegiatan produksi. Selain itu, pergerakan fluida dikendalikan oleh struktur sesar dengan arah utara-selatan dan timur-barat. Sebagai kesimpulan, tinjauan komprehensif yang melibatkan gayaberat mikro 4D, geologi dan produksi reservoir menghasilkan model reservoir baru dimana dari hasil gayaberat selang waktu pengukuran terdapat tiga bagian reservoir pada bagian utara , tengah dan selatan.
{"title":"Analisis Respon 4D Microgravity Berdasarkan Integrasi Data Model Geologi dan Simulasi Reservoir Pada Lapangan TBN","authors":"D. Setyorini","doi":"10.25105/petro.v10i3.10861","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/petro.v10i3.10861","url":null,"abstract":"Salah satu pengembangan dari metode gayaberat adalah metode gayaberat mikro 4D (metode gayaberat selang waktu), dengan dimensi keempatnya adalah waktu. Namun disisi lain ada juga metode yang biasa dilakukan oleh para Petroleum Engineering, yaitu simulasi reservoir. Dengan metode simulasi reservoir, kondisi reservoir dalam keadaan sesungguhnya disimulasikan dengan menggunakan pemodelan komputer sebagai sebuah sistem yang memiliki sejumlah sel atau blok yang saling terhubungkan. Dalam penelitian pada Lapangan TBN ini telah dilakukan penggabungan kedua metode tersebut, diharapkan mendapatkan model dinamika fluida bawah permukaan menjadi lebih baik. Pengambilan data akuisisi dilakukan tiga kali yaitu pada September 2004, November 2006 dan November 2007. Anomali gayaberat mikro selang waktu diperoleh dari proses pengurangan data gayaberat observasi setelah dilakukan koreksi pasang surut (tide), koreksi apungan (drift) dan low pass filter pada 400m dengan = 1000m yang menghasilkan dua peta anomali gayaberat selang waktu yaitu pengukuran I September 2004-November 2006 dan pengukuran II September 2004-November 2007. Berdasarkan peta anomali gayaberat mikro selang waktu dan model perubahan densitas fluida dengan didukung oleh data geologi dapat mengidentifikasikan anomali negatif yang terkait dengan pengurangan massa fluida karena kegiatan produksi. Selain itu, pergerakan fluida dikendalikan oleh struktur sesar dengan arah utara-selatan dan timur-barat. Sebagai kesimpulan, tinjauan komprehensif yang melibatkan gayaberat mikro 4D, geologi dan produksi reservoir menghasilkan model reservoir baru dimana dari hasil gayaberat selang waktu pengukuran terdapat tiga bagian reservoir pada bagian utara , tengah dan selatan. ","PeriodicalId":435945,"journal":{"name":"PETRO:Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123277888","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-29DOI: 10.25105/petro.v10i3.8906
Chiva Angel Limbe, Maman Djumantara, Djunaedi Agus Wibowo
Lapangan CAL terletak 70 km arah Timur Laut dari Jakarta, ditemukan pada 1980 dan mulai berproduksi pada 1982. Lapangan ini merupakan bagian dari Wilayah Kontrak Offshore North West Java (ONWJ) yang terletak di Laut Jawa dengan luas area sekitar 8.300 km2. Lapangan ini mengalami puncak produksi pada 2011 dengan laju produksi 2800 BOPD. Seiring berjalannya waktu, lapangan ini mengalami penurunan produksi, sehingga perlu dilakukan pengembangan lapangan untuk mengoptimalkan pengurasan reservoir.Pengembangan lapangan dilakukan untuk mempertahankan/meningkatkan produksi dan mengoptimalkan pengurasan reservoir. Salah satu upaya untuk itu adalah dengan penambahan sumur sisipan (infill well). Pengembangan lapangan difokuskan pada satu lapisan, yaitu Lapisan CA. Untuk memilih lokasi sumur sispan yang tepat digunakan peta SOI (Simulation Opportunity Index). SOI merupakan sebuah variabel yang digunakan untuk mengidentifikasi zona dengan potensi produksi yang tinggi. SOI dihitung dengan mengkombinasikan fungsi volume moveable oil, properti batuan dan fluida, juga energi yang berasal dari tekanan reservoir untuk memperoleh zona yang potensial.Beberapa skenario di-run untuk pengembangan lapangan ini. Skenario dijalankan mulai dari 2018 hingga 2037 dengan constraint minimum produksi minyak sebesar 25 STB/D dan BHP minimum sebesar 150 psi. Skenario I merupakan basecase dan menghasilkan kumulatif produksi minyak sebesar 14,45 MMSTB ( RF = 19,6%). Skenario III merupakan basecase ditambah 2 sumur sisipan dan menghasilkan kumulatif produksi minyak sebesar 15,80 MMSTB (RF = 21,4%). Skenario V merupakan basecase ditambah 4 sumur sisipan dan menghasilkan kumulatif produksi minyak sebesar 15,92 MMSTB (RF = 21,5%).
{"title":"PENGGUNAAN PETA SOI DALAM OPTIMASI PENENTUAN LOKASI SUMUR SISIPAN DENGAN MODEL RESERVOIR 3-DIMENSI: STUDI KASUS PENGEMBANGAN LAPANGAN CAL LAPISAN CA","authors":"Chiva Angel Limbe, Maman Djumantara, Djunaedi Agus Wibowo","doi":"10.25105/petro.v10i3.8906","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/petro.v10i3.8906","url":null,"abstract":"Lapangan CAL terletak 70 km arah Timur Laut dari Jakarta, ditemukan pada 1980 dan mulai berproduksi pada 1982. Lapangan ini merupakan bagian dari Wilayah Kontrak Offshore North West Java (ONWJ) yang terletak di Laut Jawa dengan luas area sekitar 8.300 km2. Lapangan ini mengalami puncak produksi pada 2011 dengan laju produksi 2800 BOPD. Seiring berjalannya waktu, lapangan ini mengalami penurunan produksi, sehingga perlu dilakukan pengembangan lapangan untuk mengoptimalkan pengurasan reservoir.Pengembangan lapangan dilakukan untuk mempertahankan/meningkatkan produksi dan mengoptimalkan pengurasan reservoir. Salah satu upaya untuk itu adalah dengan penambahan sumur sisipan (infill well). Pengembangan lapangan difokuskan pada satu lapisan, yaitu Lapisan CA. Untuk memilih lokasi sumur sispan yang tepat digunakan peta SOI (Simulation Opportunity Index). SOI merupakan sebuah variabel yang digunakan untuk mengidentifikasi zona dengan potensi produksi yang tinggi. SOI dihitung dengan mengkombinasikan fungsi volume moveable oil, properti batuan dan fluida, juga energi yang berasal dari tekanan reservoir untuk memperoleh zona yang potensial.Beberapa skenario di-run untuk pengembangan lapangan ini. Skenario dijalankan mulai dari 2018 hingga 2037 dengan constraint minimum produksi minyak sebesar 25 STB/D dan BHP minimum sebesar 150 psi. Skenario I merupakan basecase dan menghasilkan kumulatif produksi minyak sebesar 14,45 MMSTB ( RF = 19,6%). Skenario III merupakan basecase ditambah 2 sumur sisipan dan menghasilkan kumulatif produksi minyak sebesar 15,80 MMSTB (RF = 21,4%). Skenario V merupakan basecase ditambah 4 sumur sisipan dan menghasilkan kumulatif produksi minyak sebesar 15,92 MMSTB (RF = 21,5%).","PeriodicalId":435945,"journal":{"name":"PETRO:Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan","volume":"184 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127046573","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-29DOI: 10.25105/petro.v10i3.12024
S. D. Hafiz
Batugamping Formasi Klapanunggal memiliki karakteristik yang khas dari komponen batugamping tersebut. Komposisi batugamping yang ada di daerah Cibinong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat ini, mempunyai daya tarik tertentu untuk lebih di teliti dalam hal diagenesa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses diagenesa pada batugamping Formasi Klapanunggal. Metode yang digunakan adalah analisis berdasarkan petrografi dari data sampel yang diambil dari singkapan. Penelitian ini menggunakan jalur lintasan dalam pengambilan sampel batugamping. Dari satu lintasan ini diambil 17 sampel batugamping dengan interval -/+ 10-20 meter. Pengambilan sampel dilakukan secara vertikal. Dari hasil penelitian proses diagenesa yang ada pada batugamping ini meliputi sementasi equant dan blocky, mikritisasi, pelarutan yang terlihat dengan adanya gerowong pada batugamping, kompaksi dengan adaya fracture dan beberapa stilolit, dan dolomitisasi terekam dengan baik pada batugamping Formasi Klapanunggal ini. porositas visual juga teramati pada batugamping ini. porositas dengan jenis vuggy merupakan porositas yang banyak terbentuk, beberapa porositas dengan jenis lain juga teramati seperti moldic dan fracture. Secara tahapan diagenesa batugampng Formasi Klapanunggal pada daerah ini termasuk kedalam tahapan Telogenetik.
{"title":"LIMESTONE DIAGENETIC OF KLAPANUNGGAL FORMATION BOGOR BASIN WEST JAVA PROVINCE","authors":"S. D. Hafiz","doi":"10.25105/petro.v10i3.12024","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/petro.v10i3.12024","url":null,"abstract":"Batugamping Formasi Klapanunggal memiliki karakteristik yang khas dari komponen batugamping tersebut. Komposisi batugamping yang ada di daerah Cibinong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat ini, mempunyai daya tarik tertentu untuk lebih di teliti dalam hal diagenesa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses diagenesa pada batugamping Formasi Klapanunggal. Metode yang digunakan adalah analisis berdasarkan petrografi dari data sampel yang diambil dari singkapan. Penelitian ini menggunakan jalur lintasan dalam pengambilan sampel batugamping. Dari satu lintasan ini diambil 17 sampel batugamping dengan interval -/+ 10-20 meter. Pengambilan sampel dilakukan secara vertikal. Dari hasil penelitian proses diagenesa yang ada pada batugamping ini meliputi sementasi equant dan blocky, mikritisasi, pelarutan yang terlihat dengan adanya gerowong pada batugamping, kompaksi dengan adaya fracture dan beberapa stilolit, dan dolomitisasi terekam dengan baik pada batugamping Formasi Klapanunggal ini. porositas visual juga teramati pada batugamping ini. porositas dengan jenis vuggy merupakan porositas yang banyak terbentuk, beberapa porositas dengan jenis lain juga teramati seperti moldic dan fracture. Secara tahapan diagenesa batugampng Formasi Klapanunggal pada daerah ini termasuk kedalam tahapan Telogenetik.","PeriodicalId":435945,"journal":{"name":"PETRO:Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125791271","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-29DOI: 10.25105/petro.v10i3.10828
M. Amri
Penelitian analisis Hidrogeologi pengaruh air permukaan terhadap air tanah berdasarkan data muka air tanah dangkal Daerah Sunter dan sekitarnya, meliputi Daerah Sunter yang memiliki 3 (Tiga) Danau, Yaitu Danau Sunter Barat, Danau Sunter Timur (Danau Sunter Agung) dan Danau Sunter Utara (Danau Cincin), di utara berbatasan dengan daerah pelabuhan dan kawasan wisata Ancol, bagian timur berbatasan dengan kawasan Kelapa Gading, bagian selatan berbatasan dengan kawasan Kampung Pulo Kecil dan di bagian barat berbatasan dengan kawasan Kemayoran. Metode penelitian yang digunakan adalah pengukuran dan analisa aliran muka air tanah (MAT) yang didapat dari Sembilan sumur gali di sekitar Danau Sunter. Sebaran airtanah nya berupa kontur tertutup dan arah alirannya terpusat dari segala arah dengan Danau Sunter sebagai pusat alirannya. Hasil penelitian pada data muka air tanah dan arah aliran air tanah menunjukkan bahwa hubungan antara air tanah dengan ketiga Danau Sunter ialah effluent Stream dimana air danau sunter mengisi air tanah.
{"title":"Pengaruh Air Permukaan terhadap Air Tanah berdasarkan Data Muka Air Tanah Dangkal Daerah Danau Sunter dan Sekitarnya","authors":"M. Amri","doi":"10.25105/petro.v10i3.10828","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/petro.v10i3.10828","url":null,"abstract":"Penelitian analisis Hidrogeologi pengaruh air permukaan terhadap air tanah berdasarkan data muka air tanah dangkal Daerah Sunter dan sekitarnya, meliputi Daerah Sunter yang memiliki 3 (Tiga) Danau, Yaitu Danau Sunter Barat, Danau Sunter Timur (Danau Sunter Agung) dan Danau Sunter Utara (Danau Cincin), di utara berbatasan dengan daerah pelabuhan dan kawasan wisata Ancol, bagian timur berbatasan dengan kawasan Kelapa Gading, bagian selatan berbatasan dengan kawasan Kampung Pulo Kecil dan di bagian barat berbatasan dengan kawasan Kemayoran. Metode penelitian yang digunakan adalah pengukuran dan analisa aliran muka air tanah (MAT) yang didapat dari Sembilan sumur gali di sekitar Danau Sunter. Sebaran airtanah nya berupa kontur tertutup dan arah alirannya terpusat dari segala arah dengan Danau Sunter sebagai pusat alirannya. Hasil penelitian pada data muka air tanah dan arah aliran air tanah menunjukkan bahwa hubungan antara air tanah dengan ketiga Danau Sunter ialah effluent Stream dimana air danau sunter mengisi air tanah.","PeriodicalId":435945,"journal":{"name":"PETRO:Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115710094","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-29DOI: 10.25105/petro.v10i3.8327
Djoko Sulistyanto
Performa centrifugal submersible pump (ESP) terganggu ketika menangani fluida viscous. Efeknya dicirikan oleh kenaikan horsepower, menurunnya head, efisiensi dan penurunan kapasitas. Rumusan masalah adalah pengaruh viskositas terhadap performa ESP yaitu penurunan efisiensi head pompa, perbandingan performa ESP fluida air dengan minyak berat. Analisis dilakukan pada Sumur X-1, Sumur X-2 dan Sumur X-3 yang mempunyai API gravity 15,6o, 17,5o dan 16,9o. Metode analisis adalah menghitung dan membandingkan Total Dynamic Head kedua fluida tersebut pada sensitivitas laju alir dan water cut (wc) menggunakan perangkat lunak. Live oil viscosity dengan korelasi Ng dan Egbogah, gas terlarut didekati korelasi Standing dan aliran multifasa menggunakan Hagedorn Brown. Dari analisis ketiga sumur, Sumur X-1 memberikan head factor 96,82 % dan 98,38% pada water cut 80% dan 94% dengan produksi 1800 bpd. Sumur X-2 head factor 94,07% (wc=82%) dan 98,07% (wc=97%) produksi 3000 bpd, Sumur X-3 head factor 98,04% (wc=82%) dan 99,22% (wc=97%) produksi 1300 bpd
{"title":"ANALISIS PENGARUH VISKOSITAS MINYAK BUMI TERHADAP PERFORMA ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP DI LAPANGAN X","authors":"Djoko Sulistyanto","doi":"10.25105/petro.v10i3.8327","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/petro.v10i3.8327","url":null,"abstract":"Performa centrifugal submersible pump (ESP) terganggu ketika menangani fluida viscous. Efeknya dicirikan oleh kenaikan horsepower, menurunnya head, efisiensi dan penurunan kapasitas. Rumusan masalah adalah pengaruh viskositas terhadap performa ESP yaitu penurunan efisiensi head pompa, perbandingan performa ESP fluida air dengan minyak berat. Analisis dilakukan pada Sumur X-1, Sumur X-2 dan Sumur X-3 yang mempunyai API gravity 15,6o, 17,5o dan 16,9o. Metode analisis adalah menghitung dan membandingkan Total Dynamic Head kedua fluida tersebut pada sensitivitas laju alir dan water cut (wc) menggunakan perangkat lunak. Live oil viscosity dengan korelasi Ng dan Egbogah, gas terlarut didekati korelasi Standing dan aliran multifasa menggunakan Hagedorn Brown. Dari analisis ketiga sumur, Sumur X-1 memberikan head factor 96,82 % dan 98,38% pada water cut 80% dan 94% dengan produksi 1800 bpd. Sumur X-2 head factor 94,07% (wc=82%) dan 98,07% (wc=97%) produksi 3000 bpd, Sumur X-3 head factor 98,04% (wc=82%) dan 99,22% (wc=97%) produksi 1300 bpd","PeriodicalId":435945,"journal":{"name":"PETRO:Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan","volume":"212 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116691670","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}