Konsentrasi Rootone-F dan jumlah mata tunas merupakan salah satu perlakuan untuk merangsang pertumbuhan akar dalam stek tanaman tin. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi Rootone-F dan jumlah mata tunas terhadap pertumbuhan akar stek batang tanaman tin (Ficus carica L.). Penelitian dilaksanakan di Green House Balai Penyuluh Pertanian Kebomas, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan yang diulang 3 kali. Faktor pertama adalah konsentrasi Rootone-F (R) yang terdiri dari 4 taraf yaitu 0 mg-1 (R0), 150 mg-1 (R1), 300 mg-1 (R2), dan 450 mg-1 (R3) dan jumlah mata tunas (M) sebagai faktor kedua yang terdiri dari 3 taraf yaitu 2 mata tunas (M1), 4 mata tunas (M2) dan 6 mata tunas (M3), sehingga didapatkan 12 kombinasi perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi konsentrasi Rootone-F dan jumlah mata tunas memberikan pengaruh nyata terhadap parameter panjang akar, jumlah akar, berat basah akar serta berat kering akar. Hasil terbaik diperoleh pada perlakuan 150 mg-1 dan 6 mata tunas.
{"title":"Peran Konsentrasi Rootone-F dan Jumlah Mata Tunas terhadap Pertumbuhan Akar Stek Batang Tanaman Tin (Ficus carica L.)","authors":"Ayu Silviana, Sutini Sutini, Juli Santoso","doi":"10.37637/ab.v5i3.1058","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/ab.v5i3.1058","url":null,"abstract":"Konsentrasi Rootone-F dan jumlah mata tunas merupakan salah satu perlakuan untuk merangsang pertumbuhan akar dalam stek tanaman tin. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi Rootone-F dan jumlah mata tunas terhadap pertumbuhan akar stek batang tanaman tin (Ficus carica L.). Penelitian dilaksanakan di Green House Balai Penyuluh Pertanian Kebomas, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan yang diulang 3 kali. Faktor pertama adalah konsentrasi Rootone-F (R) yang terdiri dari 4 taraf yaitu 0 mg-1 (R0), 150 mg-1 (R1), 300 mg-1 (R2), dan 450 mg-1 (R3) dan jumlah mata tunas (M) sebagai faktor kedua yang terdiri dari 3 taraf yaitu 2 mata tunas (M1), 4 mata tunas (M2) dan 6 mata tunas (M3), sehingga didapatkan 12 kombinasi perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi konsentrasi Rootone-F dan jumlah mata tunas memberikan pengaruh nyata terhadap parameter panjang akar, jumlah akar, berat basah akar serta berat kering akar. Hasil terbaik diperoleh pada perlakuan 150 mg-1 dan 6 mata tunas.","PeriodicalId":443368,"journal":{"name":"Agro Bali : Agricultural Journal","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125933149","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Biostimulan merupakan senyawa organik bukan hara yang mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman dan meningkatkan proses fisiologi tanaman. Salah satu tanaman yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai biostimulan adalah jenis paku-pakuan, salah satunya adalah paku resam (Gleichenia linearis). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak paku resam yang dapat meningkatkan pertumbuhan cabai keriting Kopay. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan, dilaksanakan dari bulan Juni sampai September 2021. Penelitian dilakukan di rumah kawat dan di laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Universitas Andalas. Perlakuan terdiri dari beberapa konsentrasi ekstrak paku resam yaitu, A (Kontrol), B (50 mg.L-1), C (100 mg.L-1) dan D (150 mg.L-1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi ekstrak paku resam berpengaruh terhadap diameter batang (0,71 cm) dan kadar klorofil a (0,04567 mg.g-1) tetapi tidak berpengaruh terhadap parameter pertumbuhan vegetatif lain. Aplikasi ekstrak paku resam dengan konsentrasi 100 mg.L-1 mampu meningkatkan hasil cabai keriting Kopay seperti berat basah buah (7,06 g) dan jumlah buah pertanaman (28,83 buah).
{"title":"Pengaruh Ekstrak Paku Resam (Gleichenia linearis) sebagai Biostimulan terhadap Pertumbuhan dan Hasil Cabai Keriting (Capsicum annum L.) Kultivar Kopay","authors":"Zozy Aneloi Noli, Helsya Vellarentika Labukti","doi":"10.37637/ab.v5i3.999","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/ab.v5i3.999","url":null,"abstract":"Biostimulan merupakan senyawa organik bukan hara yang mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman dan meningkatkan proses fisiologi tanaman. Salah satu tanaman yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai biostimulan adalah jenis paku-pakuan, salah satunya adalah paku resam (Gleichenia linearis). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak paku resam yang dapat meningkatkan pertumbuhan cabai keriting Kopay. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan, dilaksanakan dari bulan Juni sampai September 2021. Penelitian dilakukan di rumah kawat dan di laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Universitas Andalas. Perlakuan terdiri dari beberapa konsentrasi ekstrak paku resam yaitu, A (Kontrol), B (50 mg.L-1), C (100 mg.L-1) dan D (150 mg.L-1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi ekstrak paku resam berpengaruh terhadap diameter batang (0,71 cm) dan kadar klorofil a (0,04567 mg.g-1) tetapi tidak berpengaruh terhadap parameter pertumbuhan vegetatif lain. Aplikasi ekstrak paku resam dengan konsentrasi 100 mg.L-1 mampu meningkatkan hasil cabai keriting Kopay seperti berat basah buah (7,06 g) dan jumlah buah pertanaman (28,83 buah). ","PeriodicalId":443368,"journal":{"name":"Agro Bali : Agricultural Journal","volume":"119 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125921835","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dian Rahmalia, I. Sari, Eka Kasymir, Shinta Tantriadisti
Sistem pemasaran telah mengalami pergeseran dari pemasaran tradisional ke pemasaran digital. Hal ini karena masyarakat mulai terbiasa melakukan aktivitas-aktivitas secara online termasuk dalam pembelian suatu barang seperti bahan pangan segar. Pembelian bahan pangan segar secara online ini banyak dilakukan oleh masyarakat di perkotaan. Penelitian ini bertujuan mengetahui keputusan pembelian bahan pangan segar secara online oleh konsumen rumah tangga di Kota Bandar Lampung. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian adalah metode survey. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner online dan data dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui perilaku responden dalam pengenalan kebutuhan, alasan responden membeli bahan pangan segar secara online adalah sebagai alternatif pembelian jika malas keluar rumah, sedang sibuk, PPKM, dan banyak toko hingga pasar yang tutup. Pada tahap pencarian informasi menunjukkan bahwa konsumen mendapatkan informasi tentang bahan pangan segar yang dijual secara online dari media publik. Tahap ketiga yaitu evaluasi alternatif menunjukkan bahwa harga merupakan faktor yang paling dipertimbangkan dalam membeli bahan pangan segar secara online. Tahapan keempat yaitu keputusan pembelian menunjukkan bahwa keputusan membeli bahan pangan secara online paling banyak adalah tergantung situasi. Tahapan terakhir yaitu evaluasi pasca pembelian dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen merasa puas terhadap bahan pangan segar yang dibeli secara online.
{"title":"Keputusan Pembelian Bahan Pangan Online oleh Konsumen Rumah Tangga di Kota Bandar Lampung, Indonesia","authors":"Dian Rahmalia, I. Sari, Eka Kasymir, Shinta Tantriadisti","doi":"10.37637/ab.v5i2.942","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/ab.v5i2.942","url":null,"abstract":"Sistem pemasaran telah mengalami pergeseran dari pemasaran tradisional ke pemasaran digital. Hal ini karena masyarakat mulai terbiasa melakukan aktivitas-aktivitas secara online termasuk dalam pembelian suatu barang seperti bahan pangan segar. Pembelian bahan pangan segar secara online ini banyak dilakukan oleh masyarakat di perkotaan. Penelitian ini bertujuan mengetahui keputusan pembelian bahan pangan segar secara online oleh konsumen rumah tangga di Kota Bandar Lampung. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian adalah metode survey. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner online dan data dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui perilaku responden dalam pengenalan kebutuhan, alasan responden membeli bahan pangan segar secara online adalah sebagai alternatif pembelian jika malas keluar rumah, sedang sibuk, PPKM, dan banyak toko hingga pasar yang tutup. Pada tahap pencarian informasi menunjukkan bahwa konsumen mendapatkan informasi tentang bahan pangan segar yang dijual secara online dari media publik. Tahap ketiga yaitu evaluasi alternatif menunjukkan bahwa harga merupakan faktor yang paling dipertimbangkan dalam membeli bahan pangan segar secara online. Tahapan keempat yaitu keputusan pembelian menunjukkan bahwa keputusan membeli bahan pangan secara online paling banyak adalah tergantung situasi. Tahapan terakhir yaitu evaluasi pasca pembelian dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen merasa puas terhadap bahan pangan segar yang dibeli secara online.","PeriodicalId":443368,"journal":{"name":"Agro Bali : Agricultural Journal","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116757164","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The use of fertilizers in agriculture is an absolute must, both organic fertilizers and inorganic fertilizers. Considering the increasing price of inorganic fertilizers, innovation is needed to make organic fertilizers from easily obtained materials, one of which is market organic waste. Among the aerobic microorganisms used are lignolytic, cellulotic, proteolytic, lipolytic and aminolytic which are capable of changing compost in time. The purpose of this study was to analyze the right time in the composting process so as to produce a maximum source of essential nutrients. The research method or stages used is to divide the composting time into 4 parts, namely 5 weeks, 6 weeks, 7 weeks and 8 weeks. The results showed that the C-Organic content in the 5-7 weeks composting phase met the minimum SNI standards, while in the 8-week composting phase it is below the minimum standard of SNI. Phosphorus content is also above the minimum limit of the standard determined by SNI, Meanwhile, Potassium and Nitrogen are below the minimum SNI standard. The content of secondary macronutrients such as Calcium, Magnesium, and Sodium does not exceed the maximum limit set by SNI.
{"title":"Variations of Time for Composting Market Organic Waste Using Aerobic Microorganisms","authors":"Kurniati Kurniati, Ade Mulawarman, Dwi Ahrisa Putri","doi":"10.37637/ab.v5i2.921","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/ab.v5i2.921","url":null,"abstract":"The use of fertilizers in agriculture is an absolute must, both organic fertilizers and inorganic fertilizers. Considering the increasing price of inorganic fertilizers, innovation is needed to make organic fertilizers from easily obtained materials, one of which is market organic waste. Among the aerobic microorganisms used are lignolytic, cellulotic, proteolytic, lipolytic and aminolytic which are capable of changing compost in time. The purpose of this study was to analyze the right time in the composting process so as to produce a maximum source of essential nutrients. The research method or stages used is to divide the composting time into 4 parts, namely 5 weeks, 6 weeks, 7 weeks and 8 weeks. The results showed that the C-Organic content in the 5-7 weeks composting phase met the minimum SNI standards, while in the 8-week composting phase it is below the minimum standard of SNI. Phosphorus content is also above the minimum limit of the standard determined by SNI, Meanwhile, Potassium and Nitrogen are below the minimum SNI standard. The content of secondary macronutrients such as Calcium, Magnesium, and Sodium does not exceed the maximum limit set by SNI.","PeriodicalId":443368,"journal":{"name":"Agro Bali : Agricultural Journal","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128681082","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
N. Siyum, Dessalegn Getu, J. H. Purba, Mesfin Bahta
In Ethiopia, a great variety of diseases affects faba bean production. However, gall forming faba bean new disease has become a very serious disease that seriously affected faba beans producing areas of Wollo. This prescalling up of integrated faba bean gall technology has been conducted at Meket and Wadla woredas of north Wollo in 2017/18 to create wider demand on the management of gall disease and to enhance integrated gall disease management technology dissemination. The study areas were selected purposively due to high infestation of the disease. A total of 32 farmers were selected based on a voluntary base. Adjacent farms of 5.7 ha at Wadla and 3 ha at Meket was selected and clustered accordingly. Integrated disease management i.e seed dressing with 300 gm Baylaton/100Kg seed, improved varieties and hand weeding were applied as a package for the control of the disease. Dosha with chemical gave an average gain yield of 2.2 tons/ha at Meket whereas Wolki with chemical gave an average grain yield of 2.5 tons/ha at Wadla woreda. However, the local variety with farmers’ practice gave an average grain yield of 100 kg/ha and 900 kg/ha at Wadla and Meket woredas respectively. The result of economic analysis also indicate that the technology is by far advantageous than the local variety and practice. So, the technology should be further disseminated to other hot spot areas of faba bean gall diseases.
{"title":"Enhancing Faba Bean Production through Promoting Integrated Faba Bean Gall Management Practices in Eastern Amhara Region of Ethiopia","authors":"N. Siyum, Dessalegn Getu, J. H. Purba, Mesfin Bahta","doi":"10.37637/ab.v5i2.898","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/ab.v5i2.898","url":null,"abstract":"In Ethiopia, a great variety of diseases affects faba bean production. However, gall forming faba bean new disease has become a very serious disease that seriously affected faba beans producing areas of Wollo. This prescalling up of integrated faba bean gall technology has been conducted at Meket and Wadla woredas of north Wollo in 2017/18 to create wider demand on the management of gall disease and to enhance integrated gall disease management technology dissemination. The study areas were selected purposively due to high infestation of the disease. A total of 32 farmers were selected based on a voluntary base. Adjacent farms of 5.7 ha at Wadla and 3 ha at Meket was selected and clustered accordingly. Integrated disease management i.e seed dressing with 300 gm Baylaton/100Kg seed, improved varieties and hand weeding were applied as a package for the control of the disease. Dosha with chemical gave an average gain yield of 2.2 tons/ha at Meket whereas Wolki with chemical gave an average grain yield of 2.5 tons/ha at Wadla woreda. However, the local variety with farmers’ practice gave an average grain yield of 100 kg/ha and 900 kg/ha at Wadla and Meket woredas respectively. The result of economic analysis also indicate that the technology is by far advantageous than the local variety and practice. So, the technology should be further disseminated to other hot spot areas of faba bean gall diseases.","PeriodicalId":443368,"journal":{"name":"Agro Bali : Agricultural Journal","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130693179","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
A. Novita, M. Mariana, S. Nora, E. Ramadhani, Hilda Julia, A. Lestami
Vetiver is widespread in saline areas. Only a few studies have reported that they are sufficiently tolerant of salt. The primary mechanism of salt tolerance in vetiver is still not known with certainty. This study aims to determine salinity's effect on early growth of vetiver (Vetiveria zizanioides L.) seedlings. This research was conducted in a greenhouse, Faculty of Agriculture, Universitas Sumatera Utara, Medan. This study used a non-factorial randomized block design (RBD), namely the salinity stress (S) which consisted of 3 levels: EC salinity levels of 0 (distilled water), 4 dsm-1 and 8 dsm-1. The salinity stress treatment showed a significant effect of reducing the growth parameters of plant height, leaf area, chlorophyll a and chlorophyll b. Salinity stress treatment gave significantly better effect in conditions without salinity stress.
{"title":"Growth Characteristics of Vetiver Grass (Vetiveria zizanioides) on Saline Soils","authors":"A. Novita, M. Mariana, S. Nora, E. Ramadhani, Hilda Julia, A. Lestami","doi":"10.37637/ab.v5i2.933","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/ab.v5i2.933","url":null,"abstract":"Vetiver is widespread in saline areas. Only a few studies have reported that they are sufficiently tolerant of salt. The primary mechanism of salt tolerance in vetiver is still not known with certainty. This study aims to determine salinity's effect on early growth of vetiver (Vetiveria zizanioides L.) seedlings. This research was conducted in a greenhouse, Faculty of Agriculture, Universitas Sumatera Utara, Medan. This study used a non-factorial randomized block design (RBD), namely the salinity stress (S) which consisted of 3 levels: EC salinity levels of 0 (distilled water), 4 dsm-1 and 8 dsm-1. The salinity stress treatment showed a significant effect of reducing the growth parameters of plant height, leaf area, chlorophyll a and chlorophyll b. Salinity stress treatment gave significantly better effect in conditions without salinity stress.","PeriodicalId":443368,"journal":{"name":"Agro Bali : Agricultural Journal","volume":"65 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127102559","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
W. Putri, Endang Sulistyorini, Kirana Nugrahayu Lizansari
Allelochemicals are widely known to have antagonistic effects on the environment by inhibiting the physiological activities of other plants. However, this is the whole characteristic of allelochemicals since their effects are not only limited to inhibiting. In low concentration, allelochemicals could have a promoting effect on other plants especially on the germination and seedling stage. This research was conducted to examine the allelochemical activity of Parthenium hysterophorus L., Eucalyptus creba F. Muell., and Casuarina cunninghana Miq. on Lepidium sativum L. with the sandwich method. The leaves of parthenium, eucalyptus, and casuarina were dried and layered between two 5 mL agar in multi well plates and the sterilized seeds of Lepidium sativum L. were set to germinate on the agar. The results showed that the leaves of parthenium, eucalyptus, and casuarina caused lower germination rate compared to the control treatment but led to the greater shoot and root length of Lepidium sativum.
{"title":"The Effect of Allelochemical of Parthenium hysterophorus L., Eucalyptus creba F. Muell., and Casuarina cunninghamiana Miq. on the Germination and Seedling Growth of Lepidium sativum L.","authors":"W. Putri, Endang Sulistyorini, Kirana Nugrahayu Lizansari","doi":"10.37637/ab.v5i2.958","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/ab.v5i2.958","url":null,"abstract":"Allelochemicals are widely known to have antagonistic effects on the environment by inhibiting the physiological activities of other plants. However, this is the whole characteristic of allelochemicals since their effects are not only limited to inhibiting. In low concentration, allelochemicals could have a promoting effect on other plants especially on the germination and seedling stage. This research was conducted to examine the allelochemical activity of Parthenium hysterophorus L., Eucalyptus creba F. Muell., and Casuarina cunninghana Miq. on Lepidium sativum L. with the sandwich method. The leaves of parthenium, eucalyptus, and casuarina were dried and layered between two 5 mL agar in multi well plates and the sterilized seeds of Lepidium sativum L. were set to germinate on the agar. The results showed that the leaves of parthenium, eucalyptus, and casuarina caused lower germination rate compared to the control treatment but led to the greater shoot and root length of Lepidium sativum. ","PeriodicalId":443368,"journal":{"name":"Agro Bali : Agricultural Journal","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117064661","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Yasir Rambe, Khairul Rizal, Novilda Elizabeth Mustamu, Yusmaidar Sepriani
Karet adalah suatu komoditi perkebunan utama di dunia yang memiliki potensi yang cukup besar. Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan memiliki begitu banyak perusahaan-perusahaan karet yang telah berkembang, salah satunya yaitu pada PT. PP. London Sumatra (LONSUM) Indonesia, Tbk Sei Rumbia Labuhanbatu Selatan. Perusahaan ini membudidayakan tanaman karet dengan output berupa pada lump serta dry lateks. Lateks inilah yang kemudian diolah di pabrik dan menjadikan suatu lembaran-lembaran karet (rubber sheet). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan manajemen sistem pengolahan lateks di PT. PP. London Sumatra (LONSUM) Indonesia, Tbk Sei Rumbia Rubber Factory, Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Penelitian ini dilakukan mulai Januari hingga Maret 2021. Data penelitian yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan staf serta menggunakan metode analisis deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, usaha pengolahan lateks karet pada PT. PP. London Sumatra (LONSUM) Indonesia, Tbk Sei Rumbia Labuhanbatu Selatan sudah layak diusahakan dan memberi keuntungan pada faktor lingkungan, serta menunjukkan prospek positif dalam pengembangan industri kedepan.
橡胶是世界上主要的工业商品,具有相当大的潜力。南葫芦石区已经发展了很多橡胶公司,其中之一是在印度尼西亚PT. PP. London苏门答腊岛(LONSUM), Tbk智利葫芦树。该公司种植的橡胶作物有干燥乳胶的产出。这些乳胶后来在工厂里加工,制成了橡胶薄片。本研究旨在确定印度尼西亚PT. PP. London苏门答腊岛(LONSUM)乳胶处理系统管理的可行性,Tbk Sei Rubber Factory,北港区槟榔镇。这项研究将于2021年1月至3月之间进行。所使用的研究数据是通过与工作人员的直接访谈和使用描述性分析方法获得的原始数据。根据这项研究,印度尼西亚PT. PP. London苏门答腊岛(伦敦苏门答腊岛)的橡胶乳胶厂的生产是值得追求的,并对环境因素产生了有利的影响,并显示了未来工业发展的积极前景。
{"title":"Analisis Pengolahan Lateks Karet di PT. PP. London Sumatra (LONSUM), Tbk Sei Rumbia, Labuhanbatu Selatan, Indonesia","authors":"Muhammad Yasir Rambe, Khairul Rizal, Novilda Elizabeth Mustamu, Yusmaidar Sepriani","doi":"10.37637/ab.v5i2.963","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/ab.v5i2.963","url":null,"abstract":"Karet adalah suatu komoditi perkebunan utama di dunia yang memiliki potensi yang cukup besar. Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan memiliki begitu banyak perusahaan-perusahaan karet yang telah berkembang, salah satunya yaitu pada PT. PP. London Sumatra (LONSUM) Indonesia, Tbk Sei Rumbia Labuhanbatu Selatan. Perusahaan ini membudidayakan tanaman karet dengan output berupa pada lump serta dry lateks. Lateks inilah yang kemudian diolah di pabrik dan menjadikan suatu lembaran-lembaran karet (rubber sheet). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan manajemen sistem pengolahan lateks di PT. PP. London Sumatra (LONSUM) Indonesia, Tbk Sei Rumbia Rubber Factory, Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Penelitian ini dilakukan mulai Januari hingga Maret 2021. Data penelitian yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan staf serta menggunakan metode analisis deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, usaha pengolahan lateks karet pada PT. PP. London Sumatra (LONSUM) Indonesia, Tbk Sei Rumbia Labuhanbatu Selatan sudah layak diusahakan dan memberi keuntungan pada faktor lingkungan, serta menunjukkan prospek positif dalam pengembangan industri kedepan.","PeriodicalId":443368,"journal":{"name":"Agro Bali : Agricultural Journal","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115227149","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Produksi pertanian terutama pangan dan hortikultura (sayur) oleh petani di Pulau Ternate menyesuaikan dengan ketersediaan lahan sesuai karakteristik kepulauan. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi karakteristik lahan dan jenis tanaman serta pendapatan budidaya tanaman pangan dan sayur dibawah tegakan tanaman perkebunan. Penelitian dilakukan di lapangan melalui pengamatan, wawancara dan kuesioner selanjutnya dilakukan analisis deskriptif untuk melihat peluang pengembangan usahatani. Hasil penelitian menunjukkan 53 % lahan pertanian budidaya tanaman pangan dan sayur dilakukan pada bentuk lahan perbukitan dengan kemiringan lereng 3-8 (landai) ; 28% pada kemiringan lereng 8-15% (agak landai) dan hanya 9 % petani Kota Ternate mengusahakan tanaman pangan dan sayur pada lahan 0-3% (datar sampai agak datar). Jenis tanaman yang dibudidayakan secara tumpang sari dan sistem gilir adalah jenis sayuran petola, mentimun, kacang panjang (Paket I); Sayur kangkung cabut dan bayam (paket II); Tomat dan cabe (paket III) dan kacang tanah, jagung (paket IV); campuran sayur lilin, terong, pepaya dan pisang burung (paket V). Tanaman paket I lebih banyak diusahakan (44%), sedangkan peluang usaha berdasarkan harga dan permintaan konsumen adalah tanaman paket II (kangkung cabut dan bayam). Nilai rasio R/C dan rasio B/C usaha tani tanaman pangan dan hortikultura (sayuran) paket I sampai paket V di kebun cengkeh dan pala adalah >1, artinya menguntungkan untuk dikembangbangkan pada usaha tani petani kepulauan.
特内特岛的农民主要生产粮食和园艺(蔬菜),以适应岛上特有的土地供应。研究的目的是确定作物的土地和种类的特征,以及在种植园作物种植作物的收入。研究是通过观察、采访和问卷调查在实地进行的,然后是描述性分析,以了解创业的机会。研究表明,53%的粮食和蔬菜种植是在山坡上进行的,坡度为3-8(平缓);18%的坡度为8-15%(平缓),只有9%的城市农民在0-3%(平缓到相当平坦)的土地上种植粮食和蔬菜。一种植物是杂交种植的,书写系统是一种petola, cucuy, long beans (I包);羽衣甘蓝菠菜(第二包);西红柿和辣椒(第三包)和花生,玉米(第四包);由蜡、茄子、木瓜、木瓜和香蕉(p)混合而成的“I”套餐更受欢迎(p),而基于消费者价格和需求的企业机会是第二包(羽衣甘蓝和菠菜)。在丁香和肉豆蔻花园中,I到V包的比例为>1,这是一个很好的平衡与群岛农民农场。
{"title":"Pangan dalam Kebun, Model Pertanian Petani Kepulauan: Analisis karakteristik lahan dan pendapatan petani Pulau Ternate","authors":"Buhari Umasugi, Amiruddin Teapon, Suratman Sudjud","doi":"10.37637/ab.v5i2.953","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/ab.v5i2.953","url":null,"abstract":"Produksi pertanian terutama pangan dan hortikultura (sayur) oleh petani di Pulau Ternate menyesuaikan dengan ketersediaan lahan sesuai karakteristik kepulauan. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi karakteristik lahan dan jenis tanaman serta pendapatan budidaya tanaman pangan dan sayur dibawah tegakan tanaman perkebunan. Penelitian dilakukan di lapangan melalui pengamatan, wawancara dan kuesioner selanjutnya dilakukan analisis deskriptif untuk melihat peluang pengembangan usahatani. Hasil penelitian menunjukkan 53 % lahan pertanian budidaya tanaman pangan dan sayur dilakukan pada bentuk lahan perbukitan dengan kemiringan lereng 3-8 (landai) ; 28% pada kemiringan lereng 8-15% (agak landai) dan hanya 9 % petani Kota Ternate mengusahakan tanaman pangan dan sayur pada lahan 0-3% (datar sampai agak datar). Jenis tanaman yang dibudidayakan secara tumpang sari dan sistem gilir adalah jenis sayuran petola, mentimun, kacang panjang (Paket I); Sayur kangkung cabut dan bayam (paket II); Tomat dan cabe (paket III) dan kacang tanah, jagung (paket IV); campuran sayur lilin, terong, pepaya dan pisang burung (paket V). Tanaman paket I lebih banyak diusahakan (44%), sedangkan peluang usaha berdasarkan harga dan permintaan konsumen adalah tanaman paket II (kangkung cabut dan bayam). Nilai rasio R/C dan rasio B/C usaha tani tanaman pangan dan hortikultura (sayuran) paket I sampai paket V di kebun cengkeh dan pala adalah >1, artinya menguntungkan untuk dikembangbangkan pada usaha tani petani kepulauan.","PeriodicalId":443368,"journal":{"name":"Agro Bali : Agricultural Journal","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132146499","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rahmi Murdiyanti, Mochamad Arief Soendjoto, Muhammad Zaini
Informasi tumbuhan famili Rubiaceae koleksi Kebun Raya Banua (KRB), Banjarbaru masih terbatas dan perlu dieksplorasi untuk lebih memfungsikan KRB, terutama sebagai wahana penelitian, pendidikan, dan penyuluhan lingkungan. Penelitian bertujuan untuk menjelaskan karakter botani bagian tumbuhan (batang, daun, buah, dan bunga, tidak termasuk akar) famili tersebut serta menganalisis aspek farmakologi, ekonomi, antropologi, dan linguistiknya. Delapan spesies tumbuhan koleksi KRB diamati langsung dan didata. Wawancara kepada masyarakat (15 responden) Kampung Purun dilaksanakan untuk mengungkap aspek-aspek tersebut. Karakter botani sebagian spesies dapat dijelaskan dari pengamatan langsung. Sebagian lagi dijelaskan berdasarkan pada referensi karena bagian tumbuhannya (bunga, buah) tidak ditemukan atau belum berkembang. Masyarakat memiliki catatan tersendiri terkait dengan keempat aspek tersebut. Catatan ini perlu diperdalam atau diuji lebih lanjut. Kayu sepat atau kratom adalah tumbuhan yang sudah dipublikasi detail dan dikenal di seluruh dunia.
{"title":"Kajian Etnobotani Famili Rubiaceae di Kebun Raya Banua Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Indonesia","authors":"Rahmi Murdiyanti, Mochamad Arief Soendjoto, Muhammad Zaini","doi":"10.37637/ab.v5i2.944","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/ab.v5i2.944","url":null,"abstract":"Informasi tumbuhan famili Rubiaceae koleksi Kebun Raya Banua (KRB), Banjarbaru masih terbatas dan perlu dieksplorasi untuk lebih memfungsikan KRB, terutama sebagai wahana penelitian, pendidikan, dan penyuluhan lingkungan. Penelitian bertujuan untuk menjelaskan karakter botani bagian tumbuhan (batang, daun, buah, dan bunga, tidak termasuk akar) famili tersebut serta menganalisis aspek farmakologi, ekonomi, antropologi, dan linguistiknya. Delapan spesies tumbuhan koleksi KRB diamati langsung dan didata. Wawancara kepada masyarakat (15 responden) Kampung Purun dilaksanakan untuk mengungkap aspek-aspek tersebut. Karakter botani sebagian spesies dapat dijelaskan dari pengamatan langsung. Sebagian lagi dijelaskan berdasarkan pada referensi karena bagian tumbuhannya (bunga, buah) tidak ditemukan atau belum berkembang. Masyarakat memiliki catatan tersendiri terkait dengan keempat aspek tersebut. Catatan ini perlu diperdalam atau diuji lebih lanjut. Kayu sepat atau kratom adalah tumbuhan yang sudah dipublikasi detail dan dikenal di seluruh dunia. ","PeriodicalId":443368,"journal":{"name":"Agro Bali : Agricultural Journal","volume":"91 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123446031","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}