首页 > 最新文献

Jurnal Kajian Konstitusi最新文献

英文 中文
Legal Certainty of Registration of Outsourced Workers in the Employees Social Security System 外包工人登记在职工社会保障制度中的法律确定性
Pub Date : 2021-12-15 DOI: 10.19184/jkk.v1i2.25474
Elyta Gevy Agustin
Pasal 34 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memiliki amanat untuk mengembangkan sistem jaminan sosial dan telah diwujudkan dengan membentuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan) yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS). Dengan tujuan menjamin terpenuhinya dasar hidup yang layak bagi seluruh pekerja dan anggota keluarganya, sebuah perusahaan yang memperkerjakan pekerja alih daya mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan pekerjanya pada program BPJS Ketenagakerjaan ini. Namun, faktanya masih banyak perusahaan dengan sengaja mengabaikan hak pekerja alih daya walaupun ada ketentuan tentang sanksi. Pokok pembahasan ini membahas pasal 15 ayat (1) UU BPJS yang menjadi dasar kewajiban perusahaan tersebut, kemudian dihubungkan dengan putusan MK nomor 82/PUU-X/2012 yang menghasilkan putusan bahwa pasal 15 ayat (1) UU BPJS ditetapkan berlaku dengan konstitusional bersyarat karena dimaknai meniadakan hak pekerja alih daya atas kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan.
1945年《印度尼西亚共和国宪法》第34条第2款规定,成立《就业保障社会保障法》(BPJS就业保障局),并通过成立2011年第24号社会保障局(BPJS保障局)得以实现。为了确保所有工人及其家庭成员的充分生活基础,雇佣工人的公司有义务将工人纳入本就业BPJS项目。然而,事实是,尽管有制裁条款,许多公司仍故意忽视工人的权力继承权。主题讨论这章15节(1)社会服务法案的基本要求都是该公司的义务,然后与产生的MK 82 PUU-X / 2012号判决裁定章15节(1)社会服务法案废除宪法规定适用于由假释,因为就业工人接管kepesertaan排队上资源的权利。
{"title":"Legal Certainty of Registration of Outsourced Workers in the Employees Social Security System","authors":"Elyta Gevy Agustin","doi":"10.19184/jkk.v1i2.25474","DOIUrl":"https://doi.org/10.19184/jkk.v1i2.25474","url":null,"abstract":"Pasal 34 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memiliki amanat untuk mengembangkan sistem jaminan sosial dan telah diwujudkan dengan membentuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan) yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS). Dengan tujuan menjamin terpenuhinya dasar hidup yang layak bagi seluruh pekerja dan anggota keluarganya, sebuah perusahaan yang memperkerjakan pekerja alih daya mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan pekerjanya pada program BPJS Ketenagakerjaan ini. Namun, faktanya masih banyak perusahaan dengan sengaja mengabaikan hak pekerja alih daya walaupun ada ketentuan tentang sanksi. Pokok pembahasan ini membahas pasal 15 ayat (1) UU BPJS yang menjadi dasar kewajiban perusahaan tersebut, kemudian dihubungkan dengan putusan MK nomor 82/PUU-X/2012 yang menghasilkan putusan bahwa pasal 15 ayat (1) UU BPJS ditetapkan berlaku dengan konstitusional bersyarat karena dimaknai meniadakan hak pekerja alih daya atas kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan.","PeriodicalId":447928,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Konstitusi","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122377449","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Pendaftaran Tanah Ulayat yang menjadi Hak Milik Perseorangan Pada Suku Batak Toba di Pulau Samosir, Sumatera Utara
Pub Date : 2021-12-15 DOI: 10.19184/jkk.v1i2.27770
Khoirur Rahmi Sibarani
Pengaturan hak atas tanah ulayat telah diatur dalam Undang-undnag Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 dan Peraturan Menteri Agraria Nomor 5 Tahun 1999 tentang Pedoman Penyelesaian Masyarakat Hukum adat. Dalam penelitian ini penulis akan mengkaji pentingnya pendaftaran tanah ulayat menjadi hak milik pribadi agar idak terjadi konflik dan sengketa dari masyarakat hukum adat khususnya pada suku Batak Toba di pulau Samosir, Sumatera Utara. Kemudia penulis akan menguraikan tata cara pelapasan tanah ulayat secara adat sehingga dapat menjadi hak milik perseorangan atau pribadi. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang dititik beratkan pada kaidah-kaidah hukum.
1960年《土地所有者法》和1999年《部落法律解决法》第5条规定了对人民土地的权利管理。在这项研究中,作者将探讨将乌勒亚特土地登记为私人财产的重要性,以防止土著法律社会特别是苏马特群岛萨莫萨的巴塔克托巴部落之间的冲突和争议。然后作者将详细概述引渡法,使其成为个人或个人的财产。这项研究采用了规范法律的研究方法,也就是将规范法则作为重点的研究。
{"title":"Pendaftaran Tanah Ulayat yang menjadi Hak Milik Perseorangan Pada Suku Batak Toba di Pulau Samosir, Sumatera Utara","authors":"Khoirur Rahmi Sibarani","doi":"10.19184/jkk.v1i2.27770","DOIUrl":"https://doi.org/10.19184/jkk.v1i2.27770","url":null,"abstract":"Pengaturan hak atas tanah ulayat telah diatur dalam Undang-undnag Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 dan Peraturan Menteri Agraria Nomor 5 Tahun 1999 tentang Pedoman Penyelesaian Masyarakat Hukum adat. Dalam penelitian ini penulis akan mengkaji pentingnya pendaftaran tanah ulayat menjadi hak milik pribadi agar idak terjadi konflik dan sengketa dari masyarakat hukum adat khususnya pada suku Batak Toba di pulau Samosir, Sumatera Utara. Kemudia penulis akan menguraikan tata cara pelapasan tanah ulayat secara adat sehingga dapat menjadi hak milik perseorangan atau pribadi. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang dititik beratkan pada kaidah-kaidah hukum.","PeriodicalId":447928,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Konstitusi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130539731","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Kekuatan Pembuktian Sertifikat Hak Atas Tanah Sebagai Bukti Kepemilikan Objek Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum 土地权利证明证明为公共利益而进行建设的土地采购对象的所有权
Pub Date : 2021-12-15 DOI: 10.19184/jkk.v1i2.25959
Ulfa Rohmati
ABSTRACT: Inconsistency between Article 41 paragraph (3) of Law Number 2 of 2012 concerning Land Procurement for Development in the Public Interest and Article 19 paragraph (2) letter c of Law Number 5 of 1960 concerning Basic Regulations on Agrarian Principles in conjunction with Article 32 of Regulation Government Number 24 of 1997 concerning Land Registration. Article 19 paragraph (2) letter c of the UUPA in conjunction with Article 32 of PP Number 24 of 1997 which states that the certificate is valid as a strong evidence. Meanwhile, Article 41 paragraph (3) of Law Number 2 of 2012 explains that the certificate is valid as a means of absolute proof and cannot be contested in the future. The sentence “inviolability in the future raises the perception that Article 41 will give birth to injustice for third parties if he is the rightful owner of the plot of land that is used as the object of land acquisition. This study aims to determine the suitability of the law on land acquisition for development in the public interest with the land registration system in Indonesia and the legal consequences if there are parties who object to proof of ownership of land acquisition objects for development in the public interest. The method used in this research is normative juridical using a statutory approach and a conceptual approach. The method of collecting legal materials is through literature study with deductive analysis. From the results of the study, it can be concluded that the law on land acquisition for development in the public interest is not in accordance with the land registration system in Indonesia which causes if there are parties who object to the certificate as proof of ownership of the object of land acquisition, then that party will lose their land rights along with compensation. losses on the implementation of land acquisition if the objecting party can provide other evidence that can weaken the strength of proof of the certificate. KEYWORDS: certificate, land registration, land acquisition
摘要:2012年第2号法第41条第(3)项“为公共利益征用土地”与1960年第5号法第19条第(2)项“土地原则基本条例”c字母与1997年第24号政府条例第32条“土地登记”不一致。UUPA第19条第(2)款c字母与1997年PP第24条第32条一起声明该证书作为有力证据有效。同时,2012年第2号法律第41条第(3)款解释说,该证书作为绝对证明的手段有效,将来不得质疑。“未来不可侵犯性”这句话让人觉得,如果他是作为土地征用对象的那块土地的合法所有人,第41条将给第三方带来不公正。本研究旨在确定印度尼西亚土地登记制度中为公共利益发展而征收土地的法律的适用性,以及如果有各方反对为公共利益发展而征收土地的所有权证明,将产生的法律后果。在本研究中使用的方法是规范性司法使用法定方法和概念方法。收集法律资料的方法是通过文献研究和演绎分析。从研究的结果,可以得出结论,土地征用的法律发展为公共利益是不符合土地登记制度在印度尼西亚,这导致如果有谁反对证书作为土地征用对象的所有权证明,那么该方将失去他们的土地权利连同补偿。异议人能提供其他证据削弱证书证明力的,给征地执行造成损失。关键词:证照,土地登记,土地征收
{"title":"Kekuatan Pembuktian Sertifikat Hak Atas Tanah Sebagai Bukti Kepemilikan Objek Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum","authors":"Ulfa Rohmati","doi":"10.19184/jkk.v1i2.25959","DOIUrl":"https://doi.org/10.19184/jkk.v1i2.25959","url":null,"abstract":"ABSTRACT: Inconsistency between Article 41 paragraph (3) of Law Number 2 of 2012 concerning Land Procurement for Development in the Public Interest and Article 19 paragraph (2) letter c of Law Number 5 of 1960 concerning Basic Regulations on Agrarian Principles in conjunction with Article 32 of Regulation Government Number 24 of 1997 concerning Land Registration. Article 19 paragraph (2) letter c of the UUPA in conjunction with Article 32 of PP Number 24 of 1997 which states that the certificate is valid as a strong evidence. Meanwhile, Article 41 paragraph (3) of Law Number 2 of 2012 explains that the certificate is valid as a means of absolute proof and cannot be contested in the future. The sentence “inviolability in the future raises the perception that Article 41 will give birth to injustice for third parties if he is the rightful owner of the plot of land that is used as the object of land acquisition. This study aims to determine the suitability of the law on land acquisition for development in the public interest with the land registration system in Indonesia and the legal consequences if there are parties who object to proof of ownership of land acquisition objects for development in the public interest. The method used in this research is normative juridical using a statutory approach and a conceptual approach. The method of collecting legal materials is through literature study with deductive analysis. From the results of the study, it can be concluded that the law on land acquisition for development in the public interest is not in accordance with the land registration system in Indonesia which causes if there are parties who object to the certificate as proof of ownership of the object of land acquisition, then that party will lose their land rights along with compensation. losses on the implementation of land acquisition if the objecting party can provide other evidence that can weaken the strength of proof of the certificate. \u0000KEYWORDS: certificate, land registration, land acquisition","PeriodicalId":447928,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Konstitusi","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133159324","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Inkonsistensi Pengaturan Pelaksanaan Parate Eksekusi Objek Hak Tanggungan Atas Tanah 不一致的安排执行参数,执行占主导地位的物体
Pub Date : 2021-12-15 DOI: 10.19184/jkk.v1i2.26056
Nuzulia Ramadhani
Abstract     The execution parate is the easiest and speedy means of execution for creditors to repay debts when debtors are promised. In practice, however, execution of the execution as section 6 the land bill and materials related to the ground or commonly called the uuht were often hammed. This is because there are inconsistencies in the formal mechanisms or rules of the execution of the execution. The inconsistency is seen when chapter 6 is linked with the general explanation of Jo chapter 14 verse 2 and verse 3. Inconsistencies in the rules can create legal uncertainties in society. The purpose of this study is to identify inconsistencies in the arrangement of the parate, uuht, and proper legal formulations to overcome the tariff for the execution of the property-rights object. The method used was normatif juridical research, using a regulatory and conceptual approach. The result of this study is when a clause of chapter 6 is incorporated with the general explanation of the number 9 in the uuht that the general explanation of the number 9 is section 14 of verses 2 and 3 of the uuht is irrelevant to use asa basis for the law of executing the parliament of execution, and legal formulation to address this inconsistency by making a revision of the uuht content particularly the troubled chapters.   Keywords: Inconsistency, Parate Execution, and Legal Formulation     Abstrak   Parate eksekusi merupakan sarana eksekusi termudah dan cepat bagi kreditur untuk pelunasan piutang manakala debitur cidera janji. Akan tetapi di dalam prakteknya pelaksanaan parate eksekusi sebagaimana Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah atau yang biasa disebut UUHT sering terkendala. Hal ini dikarenakan terdapat inkonsistensi mengenai mekanisme atau aturan formal dalam pelaksanaan parate eksekusi. Inkosistensi ini terlihat apabila Pasal 6 UUHT dihubungkan dengan Penjelasan Umum angka 9 jo Penjelasan Pasal 14 ayat (2) dan ayat (3) UUHT. Inkonsistensi dalam peraturan tersebut dapat menciptakan ketidakpastian hukum dalam masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui inkonsistensi pengaturan parate eksekusi hak tanggungan dalam UUHT dan formulasi hukum yang tepat untuk mengatasi inkonsistensi terhadap pelaksanaan parate eksekusi objek hak tanggungan atas tanah. Metode yang digunakan adalah metode penelitian yuridis normatif, dengan menggunakan pendekatan perundangundangan dan pendekatan konseptual. Hasil dari penelitian ini adalah apabila dikaitkan antara ketentuan pada Pasal 6 dengan Penjelasan Umum angka 9 dalam UUHT bahwa Penjelasan Umum angka 9 jo Penjelasan Pasal 14 ayat (2) dan (3) UUHT tidak relevan apabila digunakan sebagai dasar hukum pelaksanaan parate eksekusi, dan formulasi hukum untuk mengatasi inkonsistensi ini yaitu dengan melakukan revisi materi muatan UUHT khususnya pasal-pasal yang bermasalah. Kata Kunci: Inkonsistensi, Parate Eksekusi, dan Formulasi Hukum
摘要:执行分割是债权人履行债务人债务时最简便、快捷的执行方式。但在实践中,执行作为第6条执行的土地单和与土地有关的材料或俗称的土地书往往受到打击。这是因为在执行的正式机制或规则中存在不一致之处。当第6章与约翰福音14章第2节和第3节的一般解释联系在一起时,可以看到这种不一致。规则的不一致会给社会带来法律上的不确定性。本研究的目的是找出在个别、个别和适当的法律条文安排上的不一致之处,以克服产权客体执行的关税。所使用的方法是规范的法律研究,采用管制和概念方法。本研究的结果是,当第6章的一个条款与文本中数字9的一般解释相结合时,数字9的一般解释是文本中第2节和第3节的第14节,这与使用执行议会执行法的基础无关,法律制定通过修改文本内容来解决这种不一致,特别是有问题的章节。关键词:不一致,共同执行,法律制定摘要:共同执行,merupakan sarana, eksekusi termudah dan cepat bagi creredur untuk pelunasan piutang manakala debitur cidera janji。Akan tetapi di dalam prakteknya pelaksanaan parate eksekusi sebagaimana Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah atau Yang biasa disebut uht服务terkendala。在此基础上,本文提出了一种新的研究方法,即不一致的mengenai mekanisme,即正式的dalam pelaksanaan和独立的eksekusi。Inkosistensi ini terlihat apabila Pasal 6 uht dihubungkan dengan Penjelasan Umum angka 9 jo Penjelasan Pasal 14 ayat (2) dan ayat (3) uht。inconsistensi dalam peraturan tersebut dapat menciptakan ketidakpastian hukum dalam masyarakat。Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggetahui inconsistensi pengaturan parate eksekusi hak tanggungan dalam uht danformulasi hukum yang tepat untuk mengatasi inconsistensi terhadap pelaksanaan parate eksekusi objek hak tanggungan atas tanah。从字面上看,这句话的意思是:从字面上看,这句话的意思是:从字面上看,这句话的意思是:Hasil dari penelitian ini adalah apabila dikaitkan antara ketentuan pada Pasal 6 dengan Penjelasan Umum angka 9 dalam uht bahwa Penjelasan Umum angka 9 jo Penjelasan Pasal 14 ayat (2) dan (3) uht tidak relevan apabila digunakan sebagai dasar hukum untuk mengatasi inconstsistensi i yitu dengan melakukan revisi materi muatan uht khususnya Pasal - Pasal yang bermasalah。Kata Kunci: Inkonsistensi, Parate Eksekusi, dan Formulasi Hukum
{"title":"Inkonsistensi Pengaturan Pelaksanaan Parate Eksekusi Objek Hak Tanggungan Atas Tanah","authors":"Nuzulia Ramadhani","doi":"10.19184/jkk.v1i2.26056","DOIUrl":"https://doi.org/10.19184/jkk.v1i2.26056","url":null,"abstract":"Abstract \u0000  \u0000  \u0000The execution parate is the easiest and speedy means of execution for creditors to repay debts when debtors are promised. In practice, however, execution of the execution as section 6 the land bill and materials related to the ground or commonly called the uuht were often hammed. This is because there are inconsistencies in the formal mechanisms or rules of the execution of the execution. The inconsistency is seen when chapter 6 is linked with the general explanation of Jo chapter 14 verse 2 and verse 3. Inconsistencies in the rules can create legal uncertainties in society. The purpose of this study is to identify inconsistencies in the arrangement of the parate, uuht, and proper legal formulations to overcome the tariff for the execution of the property-rights object. The method used was normatif juridical research, using a regulatory and conceptual approach. The result of this study is when a clause of chapter 6 is incorporated with the general explanation of the number 9 in the uuht that the general explanation of the number 9 is section 14 of verses 2 and 3 of the uuht is irrelevant to use asa basis for the law of executing the parliament of execution, and legal formulation to address this inconsistency by making a revision of the uuht content particularly the troubled chapters. \u0000  \u0000Keywords: Inconsistency, Parate Execution, and Legal Formulation \u0000  \u0000  \u0000Abstrak \u0000  \u0000Parate eksekusi merupakan sarana eksekusi termudah dan cepat bagi kreditur untuk pelunasan piutang manakala debitur cidera janji. Akan tetapi di dalam prakteknya pelaksanaan parate eksekusi sebagaimana Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah atau yang biasa disebut UUHT sering terkendala. Hal ini dikarenakan terdapat inkonsistensi mengenai mekanisme atau aturan formal dalam pelaksanaan parate eksekusi. Inkosistensi ini terlihat apabila Pasal 6 UUHT dihubungkan dengan Penjelasan Umum angka 9 jo Penjelasan Pasal 14 ayat (2) dan ayat (3) UUHT. Inkonsistensi dalam peraturan tersebut dapat menciptakan ketidakpastian hukum dalam masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui inkonsistensi pengaturan parate eksekusi hak tanggungan dalam UUHT dan formulasi hukum yang tepat untuk mengatasi inkonsistensi terhadap pelaksanaan parate eksekusi objek hak tanggungan atas tanah. Metode yang digunakan adalah metode penelitian yuridis normatif, dengan menggunakan pendekatan perundangundangan dan pendekatan konseptual. Hasil dari penelitian ini adalah apabila dikaitkan antara ketentuan pada Pasal 6 dengan Penjelasan Umum angka 9 dalam UUHT bahwa Penjelasan Umum angka 9 jo Penjelasan Pasal 14 ayat (2) dan (3) UUHT tidak relevan apabila digunakan sebagai dasar hukum pelaksanaan parate eksekusi, dan formulasi hukum untuk mengatasi inkonsistensi ini yaitu dengan melakukan revisi materi muatan UUHT khususnya pasal-pasal yang bermasalah. \u0000Kata Kunci: Inkonsistensi, Parate Eksekusi, dan Formulasi Hukum","PeriodicalId":447928,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Konstitusi","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133362124","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Prinsip Perlindungan Hukum Pekerja Atas Pengurangan Upah Di Masa Pandemi Covid-19 保护工人法在Covid-19大流行中降低工资的原则
Pub Date : 2021-12-15 DOI: 10.19184/jkk.v1i2.25736
Mega Surya Mahar Dika
The COVID-19 pandemic has resulted in most entrepreneurs being forced to stop or reduce their business activities. This means that there will be Termination of Employment or reduction of its workers. It also forces workers to work from home (WFH) or not work at all. This means reduced or stopped sources of livelihood for workers and their families. As a result of the COVID-19 Pandemic, for the Government, termination of employment is an increase in the number of unemployed which can cause social unrest. This means reduced or stopped sources of livelihood for workers and their families. As a result of the COVID-19 Pandemic, for the Government, termination of employment is an increase in the number of unemployed which can cause social unrest.
2019冠状病毒病大流行导致大多数企业家被迫停止或减少商业活动。这意味着将终止雇佣或减少其工人。它还迫使员工在家工作(WFH)或根本不工作。这意味着工人及其家庭的生计来源减少或停止。对政府而言,2019冠状病毒病大流行导致的就业终止意味着失业人数的增加,这可能导致社会动荡。这意味着工人及其家庭的生计来源减少或停止。对政府而言,2019冠状病毒病大流行导致的就业终止意味着失业人数的增加,这可能导致社会动荡。
{"title":"Prinsip Perlindungan Hukum Pekerja Atas Pengurangan Upah Di Masa Pandemi Covid-19","authors":"Mega Surya Mahar Dika","doi":"10.19184/jkk.v1i2.25736","DOIUrl":"https://doi.org/10.19184/jkk.v1i2.25736","url":null,"abstract":"The COVID-19 pandemic has resulted in most entrepreneurs being forced to stop or reduce their business activities. This means that there will be Termination of Employment or reduction of its workers. It also forces workers to work from home (WFH) or not work at all. This means reduced or stopped sources of livelihood for workers and their families. As a result of the COVID-19 Pandemic, for the Government, termination of employment is an increase in the number of unemployed which can cause social unrest. This means reduced or stopped sources of livelihood for workers and their families. As a result of the COVID-19 Pandemic, for the Government, termination of employment is an increase in the number of unemployed which can cause social unrest.","PeriodicalId":447928,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Konstitusi","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128545692","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Meninjau Ulang Paradigma Pengujian Formil oleh MK: Belajar dari Diskursus Pengujian terhadap Independensi KPK 复习MK的Formil测试范例:学习朝鲜民主制度的独立测试课程
Pub Date : 2021-06-21 DOI: 10.19184/jkk.v1i1.24455
Aprilian Sumodiningrat
 Pengujian formil dan materiil terhadap Undang-Undang Nomor 19 tahun 2019 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU KPK 2019), merupakan babak baru bagi kelembagaan KPK. Pengujian formil atas undang-undang KPK, juga merupakan tantangan tersendiri bagi Mahkamah Konstitusi untuk dapat mewujudkan keadilan substantif, dan kemajuan hukum progresif. Tujuan Penelitian ini adalah untuk meninjau ulang paradigma pengujian formil dalam Mahkamah Konstitusi, serta mengukur pengaruh keberlakuan UU KPK 2019, terhadap inefektifitas pemberantasan korupsi di masa depan. Dalam penelitian ini, akan menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, dengan menghadirkandan analisa terhadap putusan Mahkamah Konstitusi, melakukan pendekatan secara konseptual perundang-undangan, serta aspek aspek non-hukum berupa asas-asas hukum, dan teori-teori pembentukan peraturan perundang-undangan, ataupun berkenaan dengan paradigma penerapan hukum oleh Mahkamah Konstitusi dalam pengujian formil. Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini, adalah bahan hukum primer , berupa undang-undang, peraturan Mahkamah Konstitusi, serta peraturan terkait lainnya, dan bahan hukum sekunder  berupa karya tulis ilmiah (jurnal, artikel dsb), dan thesis. Penelitian ini menunjukkan, bahwa pengujian formil di Mahkamah Konstitusi perlu mempertimbangkan keseluruhan asas-asas dalam pembentukan peraturan perundang-undangan. Selain itu, pasca putusan pengujian formil terhadap undang-undang KPK, kelembagaan KPK masuk dalam rumpun eksekutif, walaupun dalam pelaksanaan tugas dan kewenangannya, KPK tetap tidak dapat diintervensi oleh cabang kekuasaan manapun. Namun, Konsepsi Independen tersebut, perlu ditinjau ulang, karena KPK memiliki sifat costitutionale importance, sehingga tidak layak dimasukkan dalam cabang kekuasaan eksekutif. KEYWORDS: Mahkamah Konstitusi, Pengujian Formil, Komisi Pemberantasan Korupsi.
对2019年第19号《formil和材料法》的测试,2002年第30号《根除腐败刑法》(gpa 2019)第二修正案的修改,为朝鲜劳动党体制提出了新的挑战。对朝鲜劳动党法的部队进行审查,这对宪法法院来说也是一个单独的挑战,即实现实质性的正义和进步的法律进展。本研究的目的是审查宪法法院对formil测试范例的审查,并评估gpk行为对未来反腐败有效性的影响。在本研究中,将使用方法和menghadirkandan规范性管辖权,分析方法对宪法法院的裁决,概念性地方法来立法和non-hukum方面方面的法律原则,并立法规定,形成理论中被宪法法院或法律适用范式有关测试正装。本研究采用的法律材料为主要法律、宪法、宪法法院和其他相关法规提供了基础,以及科学论文(期刊、文章等)和论文等次要法律材料。研究表明,formil在宪法法院的测试需要考虑立法法规形成的全部原则。此外,在对朝鲜劳动党法、朝鲜劳动党机构的测试和执行机构作出裁决后,朝鲜劳动党不能受到任何权力机构的干预。然而,这种独立的概念是需要审查的,因为朝鲜民主联盟具有重要的宪法本质,因此不值得纳入行政权力部门。宪法法院,Formil测试,腐败根除委员会。
{"title":"Meninjau Ulang Paradigma Pengujian Formil oleh MK: Belajar dari Diskursus Pengujian terhadap Independensi KPK","authors":"Aprilian Sumodiningrat","doi":"10.19184/jkk.v1i1.24455","DOIUrl":"https://doi.org/10.19184/jkk.v1i1.24455","url":null,"abstract":" Pengujian formil dan materiil terhadap Undang-Undang Nomor 19 tahun 2019 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU KPK 2019), merupakan babak baru bagi kelembagaan KPK. Pengujian formil atas undang-undang KPK, juga merupakan tantangan tersendiri bagi Mahkamah Konstitusi untuk dapat mewujudkan keadilan substantif, dan kemajuan hukum progresif. Tujuan Penelitian ini adalah untuk meninjau ulang paradigma pengujian formil dalam Mahkamah Konstitusi, serta mengukur pengaruh keberlakuan UU KPK 2019, terhadap inefektifitas pemberantasan korupsi di masa depan. Dalam penelitian ini, akan menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, dengan menghadirkandan analisa terhadap putusan Mahkamah Konstitusi, melakukan pendekatan secara konseptual perundang-undangan, serta aspek aspek non-hukum berupa asas-asas hukum, dan teori-teori pembentukan peraturan perundang-undangan, ataupun berkenaan dengan paradigma penerapan hukum oleh Mahkamah Konstitusi dalam pengujian formil. Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini, adalah bahan hukum primer , berupa undang-undang, peraturan Mahkamah Konstitusi, serta peraturan terkait lainnya, dan bahan hukum sekunder  berupa karya tulis ilmiah (jurnal, artikel dsb), dan thesis. Penelitian ini menunjukkan, bahwa pengujian formil di Mahkamah Konstitusi perlu mempertimbangkan keseluruhan asas-asas dalam pembentukan peraturan perundang-undangan. Selain itu, pasca putusan pengujian formil terhadap undang-undang KPK, kelembagaan KPK masuk dalam rumpun eksekutif, walaupun dalam pelaksanaan tugas dan kewenangannya, KPK tetap tidak dapat diintervensi oleh cabang kekuasaan manapun. Namun, Konsepsi Independen tersebut, perlu ditinjau ulang, karena KPK memiliki sifat costitutionale importance, sehingga tidak layak dimasukkan dalam cabang kekuasaan eksekutif. \u0000KEYWORDS: Mahkamah Konstitusi, Pengujian Formil, Komisi Pemberantasan Korupsi.","PeriodicalId":447928,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Konstitusi","volume":"66 2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123546892","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Desain Ulang Konsep Penegakan Hukum Pemilu di Indonesia dalam Kerangka Pemilu Demokratis dan Berkeadilan 在民主和公正选举的框架内,重新设计印尼的选举执法概念
Pub Date : 2021-06-15 DOI: 10.19184/jkk.v1i1.23792
Dzikry Gaosul Ashfiya
The enforcement process of electoral law needs to be simplified by proposing the single authority granted to a special election court. This is because the segmentation of electoral law enforcement into several law enforcement agencies has not been able to guarantee legal certainty and enforce election justice. This article aims to revisit the various problems in segmenting election law enforcement and their implications for the quality of election administration in Indonesia. It offers an ideal concept of electoral law enforcement within the framework of democratic and fair elections. This article shows that election law problems and the concept of law enforcement which have been segmented into several categories with various settlement mechanisms and law enforcement agencies often only cause overlapping authorities and decisions between judicial institutions and still allow for a legal vacuum so that it has negative implications for the quality of elections in Indonesia. Consequently, it is necessary to revamp the concept of electoral law enforcement by simplifying and redesigning its law enforcement agencies, one of which is to strengthen the idea of ​​a special election court body. This is seen as the ideal concept of law enforcement for elections in Indonesia within the framework of democratic and fair elections. Keywords: Elections, Election Law Enforcement, Democratic and Fair Elections.
为了简化选举法的执行程序,有必要提出赋予特别选举法院单一权限的方案。这是因为将选举执法划分为几个执法机构,无法保证法律确定性和执行选举正义。这篇文章的目的是重新审视选举执法部门的各种问题,以及它们对印尼选举管理质量的影响。它提供了在民主和公平选举框架内执行选举法的理想概念。这篇文章表明,选举法问题和执法概念被分成若干类别,并有不同的解决机制和执法机构,但往往只会导致司法机构之间的权力和决定重叠,并且仍然存在法律真空,从而对印度尼西亚的选举质量产生负面影响。因此,有必要通过简化和重新设计其执法机构来革新选举执法的概念,其中之一是加强特别选举法院机构的构想。这被视为在民主和公平选举的框架内为印度尼西亚的选举执法的理想概念。关键词:选举;选举执法;选举民主公正
{"title":"Desain Ulang Konsep Penegakan Hukum Pemilu di Indonesia dalam Kerangka Pemilu Demokratis dan Berkeadilan","authors":"Dzikry Gaosul Ashfiya","doi":"10.19184/jkk.v1i1.23792","DOIUrl":"https://doi.org/10.19184/jkk.v1i1.23792","url":null,"abstract":"The enforcement process of electoral law needs to be simplified by proposing the single authority granted to a special election court. This is because the segmentation of electoral law enforcement into several law enforcement agencies has not been able to guarantee legal certainty and enforce election justice. This article aims to revisit the various problems in segmenting election law enforcement and their implications for the quality of election administration in Indonesia. It offers an ideal concept of electoral law enforcement within the framework of democratic and fair elections. This article shows that election law problems and the concept of law enforcement which have been segmented into several categories with various settlement mechanisms and law enforcement agencies often only cause overlapping authorities and decisions between judicial institutions and still allow for a legal vacuum so that it has negative implications for the quality of elections in Indonesia. Consequently, it is necessary to revamp the concept of electoral law enforcement by simplifying and redesigning its law enforcement agencies, one of which is to strengthen the idea of ​​a special election court body. This is seen as the ideal concept of law enforcement for elections in Indonesia within the framework of democratic and fair elections. \u0000Keywords: Elections, Election Law Enforcement, Democratic and Fair Elections.","PeriodicalId":447928,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Konstitusi","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129606558","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Penguatan Kewenangan Komisi Yudisial di Indonesia: Perspektif Konstitusional dan Kontekstual 加强印度尼西亚司法委员会的权威:宪法和背景视角
Pub Date : 2021-06-15 DOI: 10.19184/jkk.v1i1.23822
F. Yunita, Abdul Basith Umami, Ahmad Alveyn Sulthony Ananda, Reni Putri Anggraeni
This paper aim to examine issues regarding Komisi Yudisial (KY) as an independent commission with limited authorities over judicial branch. As the Constitutional Court decision, this Commission’s authority in selecting first-level court judges was eliminated. The consequences is that in 2019, from 130 sanctions recommended by KY, only 10 sanctions were enforced by the Supreme Court. This research discuss two issues. First, granting the authority to select the first judge’s appointment to KY. Second, giving the authority to impose sanctions on judges who violate the code of ethics to KY. This study uses a juridical-normative method with a conceptual-comparative approach to analyze the legal materials. The study found that the law has placed KY as an ethical institution as well as a supervisor of judicial power, but practically, many KY authorities cannot be implemented optimally because of the lack of regulation and technical understanding with the Supreme Court as the pinnacle of justice in Indonesia. It is very important to restore KY authority in appointing first-level judges and increase KY authority in imposing ethical sanctions on judges who violate ethics. KEYWORDS: Komisi Yudisial, Judges Appointment, Ethical Sanction.
本文旨在探讨 Komisi Yudisial(KY)作为一个对司法部门拥有有限权力的独立委员会所面临的问题。根据宪法法院的决定,该委员会在遴选一级法院法官方面的权力被取消。其后果是,2019 年,在 KY 建议的 130 项制裁中,只有 10 项制裁由最高法院执行。本研究讨论了两个问题。第一,赋予 KY 遴选一级法官任命的权力。第二,赋予 KY 对违反道德规范的法官实施制裁的权力。本研究采用概念比较法的司法规范法对法律材料进行分析。研究发现,法律将 KY 定义为道德机构以及司法权力的监督者,但实际上,由于最高法院作为印尼司法的顶峰,缺乏监管和技术理解,许多 KY 权力无法得到最佳执行。恢复印尼最高司法委员会在任命一级法官方面的权力,并增强其在对违反道德的法官实施道德制裁方面的权力是非常重要的。关键词:印尼最高法院,法官任命,道德制裁。
{"title":"Penguatan Kewenangan Komisi Yudisial di Indonesia: Perspektif Konstitusional dan Kontekstual","authors":"F. Yunita, Abdul Basith Umami, Ahmad Alveyn Sulthony Ananda, Reni Putri Anggraeni","doi":"10.19184/jkk.v1i1.23822","DOIUrl":"https://doi.org/10.19184/jkk.v1i1.23822","url":null,"abstract":"This paper aim to examine issues regarding Komisi Yudisial (KY) as an independent commission with limited authorities over judicial branch. As the Constitutional Court decision, this Commission’s authority in selecting first-level court judges was eliminated. The consequences is that in 2019, from 130 sanctions recommended by KY, only 10 sanctions were enforced by the Supreme Court. This research discuss two issues. First, granting the authority to select the first judge’s appointment to KY. Second, giving the authority to impose sanctions on judges who violate the code of ethics to KY. This study uses a juridical-normative method with a conceptual-comparative approach to analyze the legal materials. The study found that the law has placed KY as an ethical institution as well as a supervisor of judicial power, but practically, many KY authorities cannot be implemented optimally because of the lack of regulation and technical understanding with the Supreme Court as the pinnacle of justice in Indonesia. It is very important to restore KY authority in appointing first-level judges and increase KY authority in imposing ethical sanctions on judges who violate ethics. \u0000KEYWORDS: Komisi Yudisial, Judges Appointment, Ethical Sanction.","PeriodicalId":447928,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Konstitusi","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128187780","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Aspek Hukum Perluasan Tanah Pemakaman Umum di Kota Surabaya 法律方面是泗水市公共墓地的扩张
Pub Date : 2021-06-15 DOI: 10.19184/jkk.v1i1.24105
Martinoadi Batara, Warah Atikah
Pasal 33(3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indnesia Tahun 1945 menyebutkan bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, sebagai dasar kegiatan pembangunan untuk kepentingan umum. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Pasal 6 menegaskan bahwa semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial, salah satunya yakni kegiatan perluasan ataupun penambahan tempat pemakaman umum. Dalam pelaksanaannya pemerintah kota harus melaksanakan tahapan-tahapan kegiatan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum sesuai Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012. Pemerintah dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dengan memperhatikan berbagai pertimbangan dan kondisi dan juga sosialisasi kepada masyarakat diantaranya, masyarakat/warga. Sebab pada dasarnya tujuan pembangunan untuk kepentingan umum sendiri yakni untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, meningkatkan kesejahteraan, serta pemenuhan kebutuhan masyarakat. Pembangunan yang berkelanjutan akan terwujud apabila antar elemen selanjutnya saling berkaitan sebab seyogyanya pembangunan untuk kepentingan umum sendiri mengedepankan kemanusiaan, keterbukaan, keadilan, kepastian, kesepakatan, keikutsertaan, kesejahteraan, keberlanjutan, dan keselarasan guna mewujudkan kemakmuran masyarakat dan terpenuhinya kebutuhan masyarakat. Artikel ini dibuat untuk mendeskripsikan tentang bagaimana tempat pemakaman umum semakin luas di Surabaya dan segala akibat hukum yang timbul oleh karenanya.
1960年第6条第5条规定,所有的土地权利都有社会功能,包括扩大或增加公共墓地活动。按照2012年第2号法规规定,城市当局必须对公共利益的建设进行逐步的土地采购。政府通过考虑各种考虑条件和社会社会化来实现可持续发展。因为这基本上是为了提高人类生活质量,改善社会福利和满足社会需求。因为为共同利益而进行的发展必须符合人道主义、开放、正义、保证、协议、参与、幸福、可持续性和和谐,以实现社会繁荣和满足社会的需要。这篇文章是为了描述泗水公共墓地的规模是如何扩大的,以及随之而来的法律后果。
{"title":"Aspek Hukum Perluasan Tanah Pemakaman Umum di Kota Surabaya","authors":"Martinoadi Batara, Warah Atikah","doi":"10.19184/jkk.v1i1.24105","DOIUrl":"https://doi.org/10.19184/jkk.v1i1.24105","url":null,"abstract":"Pasal 33(3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indnesia Tahun 1945 menyebutkan bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, sebagai dasar kegiatan pembangunan untuk kepentingan umum. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Pasal 6 menegaskan bahwa semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial, salah satunya yakni kegiatan perluasan ataupun penambahan tempat pemakaman umum. Dalam pelaksanaannya pemerintah kota harus melaksanakan tahapan-tahapan kegiatan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum sesuai Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012. Pemerintah dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dengan memperhatikan berbagai pertimbangan dan kondisi dan juga sosialisasi kepada masyarakat diantaranya, masyarakat/warga. Sebab pada dasarnya tujuan pembangunan untuk kepentingan umum sendiri yakni untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, meningkatkan kesejahteraan, serta pemenuhan kebutuhan masyarakat. Pembangunan yang berkelanjutan akan terwujud apabila antar elemen selanjutnya saling berkaitan sebab seyogyanya pembangunan untuk kepentingan umum sendiri mengedepankan kemanusiaan, keterbukaan, keadilan, kepastian, kesepakatan, keikutsertaan, kesejahteraan, keberlanjutan, dan keselarasan guna mewujudkan kemakmuran masyarakat dan terpenuhinya kebutuhan masyarakat. Artikel ini dibuat untuk mendeskripsikan tentang bagaimana tempat pemakaman umum semakin luas di Surabaya dan segala akibat hukum yang timbul oleh karenanya.","PeriodicalId":447928,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Konstitusi","volume":"430 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132245826","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Pemenuhan Hak Anak Atas Ruang Terbuka Hijau: Studi Kebijakan di Kabupaten Jember dan Banyuwangi 儿童对绿色开放空间的满足:Jember和Banyuwangi地区的政策研究
Pub Date : 2021-06-15 DOI: 10.19184/jkk.v1i1.23959
Iwan Rachmad Soetijono, Rizal Nugroho, J. Jayus, Ida Bagus Oka Ana
Anak merupakan sumberdaya manusia bagi pembangunan dan penentu suatu bangsa. Berkaitan dengan pemenuhan ruang untuk mendukung minat dan bakat anak ke hal yang lebih positif dan bisa menambah ruang kreatifitas bagi anak tentunya pemerintah juga perlu mendukung tidak hanya berasal dari orang tua saja. Karena dengan adanya dukungan dari seluruh pihak maka minat dan bakat anak bisa berkembang dengan baik didukung dengan berbagai saranan dan prasarana baik yang disediakan oleh orang tua, sekolah, dan pemerintah daerah setempat. Adapun peran yang dapat diberikan oleh pemerintah daerah setempat adalah dengan memberikan ruang bagi seluruh masyarakat diberbagai kalangan, salah satunya ruang terbuka hijau berupa alun-alun, sarana olah raga dan tempat bermain bagi anak yang ramah terhadap anak. Alasan pemerintah daerah memiliki peran dalam pemenuhanhak anak melalui ruang terbuka hijau ini tercantum dalam Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Bahwa setidaknya pemerintah bisa memberikan sedikitnya 20% dari luasan wilayahnya untuk pemenuhan ruang terbuka hijau yang bisa digunakan oleh masyarakat dalam beraktivitas secara positif misalnya, di alun-alun kota. Penelitian ni menggunakan metode penelitian legal studies dimana mengungkap masalah yang ada di amasyarakat dengan kemudian memberikan solusi. Pada dasarnya dalam setiap upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah telah mengarah pada pemenuhan hak ruang terbuka hijau baik public mapun privat baik berupa regulasi maupun program-program yang pro terhadap kepentingan anak. Namun masih ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam melaksanakan program karena masih belum maksimalnya partisipasi dari seluruh stakeholder terutama untuk kondisi di Kabupaten Jember, sedangkan untuk di Kabupaten Banyuwangi secara keseluruhan bisa dikategorikan sebagai pemerintah kabupaten yang secara partifsipatif dalam hal pemenuhan ruang terbuk ahijau bagi anak, karena hampir rata di setiap program yang dilaksanakan selalu melibatkan peran dari seluruh stakeholder terkait.
儿童是国家发展和决定性的人类资源。与空间的满足来支持孩子的兴趣和才能,并为孩子增加创造力的空间有关,政府不仅需要支持父母。因为有了来自各方的支持,孩子的兴趣和才能很好地发展起来,有了父母、学校和地方政府提供的良好的建议和基础设施。至于地方政府所能发挥的作用,就是给不同社区的所有人空间,其中一个绿色的开放空间是公共广场、体育用品和儿童游乐场。地方政府在绿色开放空间扮演儿童联盟角色的原因载于2007年第26条关于空间改造法的规定中。政府至少可以提供20%的领土面积,以满足社区在城市广场上积极活动的开放空间。这项研究采用了法律研究的方法,通过提供解决方案来解决社会问题。基本上,政府所做的每一项努力都导致了绿色开放空间的实现,包括公共监管和促进儿童利益的项目。然而仍然有几件事是执行程序时,因为还没有最大障碍所有利益相关者的参与主要是为了在九月,至于在县县Banyuwangi条件总的来说可以被归类为县政府的partifsipatif实现空间方面证明为每组的孩子,因为几乎平均ahijau总是涉及所有利益相关者的角色执行相关的项目。
{"title":"Pemenuhan Hak Anak Atas Ruang Terbuka Hijau: Studi Kebijakan di Kabupaten Jember dan Banyuwangi","authors":"Iwan Rachmad Soetijono, Rizal Nugroho, J. Jayus, Ida Bagus Oka Ana","doi":"10.19184/jkk.v1i1.23959","DOIUrl":"https://doi.org/10.19184/jkk.v1i1.23959","url":null,"abstract":"Anak merupakan sumberdaya manusia bagi pembangunan dan penentu suatu bangsa. Berkaitan dengan pemenuhan ruang untuk mendukung minat dan bakat anak ke hal yang lebih positif dan bisa menambah ruang kreatifitas bagi anak tentunya pemerintah juga perlu mendukung tidak hanya berasal dari orang tua saja. Karena dengan adanya dukungan dari seluruh pihak maka minat dan bakat anak bisa berkembang dengan baik didukung dengan berbagai saranan dan prasarana baik yang disediakan oleh orang tua, sekolah, dan pemerintah daerah setempat. Adapun peran yang dapat diberikan oleh pemerintah daerah setempat adalah dengan memberikan ruang bagi seluruh masyarakat diberbagai kalangan, salah satunya ruang terbuka hijau berupa alun-alun, sarana olah raga dan tempat bermain bagi anak yang ramah terhadap anak. Alasan pemerintah daerah memiliki peran dalam pemenuhanhak anak melalui ruang terbuka hijau ini tercantum dalam Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Bahwa setidaknya pemerintah bisa memberikan sedikitnya 20% dari luasan wilayahnya untuk pemenuhan ruang terbuka hijau yang bisa digunakan oleh masyarakat dalam beraktivitas secara positif misalnya, di alun-alun kota. Penelitian ni menggunakan metode penelitian legal studies dimana mengungkap masalah yang ada di amasyarakat dengan kemudian memberikan solusi. Pada dasarnya dalam setiap upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah telah mengarah pada pemenuhan hak ruang terbuka hijau baik public mapun privat baik berupa regulasi maupun program-program yang pro terhadap kepentingan anak. Namun masih ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam melaksanakan program karena masih belum maksimalnya partisipasi dari seluruh stakeholder terutama untuk kondisi di Kabupaten Jember, sedangkan untuk di Kabupaten Banyuwangi secara keseluruhan bisa dikategorikan sebagai pemerintah kabupaten yang secara partifsipatif dalam hal pemenuhan ruang terbuk ahijau bagi anak, karena hampir rata di setiap program yang dilaksanakan selalu melibatkan peran dari seluruh stakeholder terkait.","PeriodicalId":447928,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Konstitusi","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126586496","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
期刊
Jurnal Kajian Konstitusi
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1