Pub Date : 2023-09-29DOI: 10.46650/anala.11.2.1445.23-39
None Putu Adi Wirya Nugraha, None Desak Made Sukma WIdiyani, None Arya Bagus Mahadwijati Wijaatmaja
Creative hub atau ruang inovatif mulai berkembang dalam sepuluh tahun terakhir. Secara umum hub adalah daerah pusat dari berbagai macam aktivitas atau kegiatan. Biasanya hub identik dengan aktivitas terkait ekonomi kreatif dan pengetahuan. Ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan di hub namun alasan utama untuk datang ke sebuah hub adalah perlunya seseorang untuk berinteraksi dengan orang-orang lain dari berbagai bidang pekerjaan dan berbagi pengalaman yang berbeda. Jenis dan fungsi suatu creative hub besar bergantung pada lokasi tempat hub tersebut berada. Setiap lokasi mempunyai potensi dan kebutuhan yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi jenis, fungsi dan sektor yang diwadahi creative hub di lokasi tersebut. Maka dari itu sulit mendefinisikan creative hub secara jelas. Bali memiliki potensi yang besar di bidang seni kerajinan. Creative hub di Kota Gianyar dirancang dengan memanfaatkan peluang-peluang interaksi yang dapat terjadi di bidang seni kerajinan. Interaksi yang terjadi tidak hanya antara pengerajin lokal namun diharapkan dapat terjadi juga antara pengerajin dengan pemangku kepentingan dan, dengan masyarakat lokal dan wisatawan. Bali sebagai konteks lokasi memiliki faktor- faktor tersendiri terkait potensi dan kebutuhan yang kemudian mempengaruhi jenis dan fungsi creative hub di Kota Gianyar. Pengaruh potensi dan kebutuhan inilah yang akan membedakan creative hub Bali dengan creative hub lainnya. Creative hub di Kota Gianyar berusaha menggabungkan tempat bekerja, tempat belajar, tempat mengadakan kegiatan dan event, tempat promosi dan tempat wisata edukasi. Kegiatan-kegiatan tersebut muncul atas dasar analisis yang telah dilakukan yang menjadi pemikiran pokok dalam tesis ini. Berdasarkan pemikiran awal bahwa alasan utama seseorang datang ke hub adalah untuk berinteraksi maka kegiatan-kegiatan yang diwadahi di creative hub Kota Gianyar pun dibuat untuk menciptakan peluang interaksi sebanyak- banyaknya antar individu di dalamnya. Dalam perancangannya, creative hub di Kota Gianyar menggunakan pendekatan sifat-sifat ruang kreatif yaitu kolaborasi, keterbukaan, komunitas, keberlanjutan, aksesibilitas dan fleksibilitas.
创意中心或创新空间在过去十年中开始蓬勃发展。一般来说,中心是各种活动或活动的中心区域。通常中心是创造性经济和知识相关活动的同义词。有很多活动可以在中心进行,但来到中心的主要原因是需要有人与来自不同行业的人互动,分享不同的经验。一个伟大的创作中心的类型和功能取决于它的位置。每个位置都有不同的潜力和需求,影响其位置的类型、功能和多功能产业。因此,很难清楚地定义创作中心。巴厘岛在工艺方面有很大的潜力。詹亚尔市的创意中心是利用工艺品中可能发生的相互作用的机会设计的。不仅在当地强制执行之间,而且预计在强制执行与利益相关者以及当地社区和游客之间也会发生互动。巴厘岛作为其位置的上下文有一个独立的因素,其潜力和需求影响了詹亚尔市的创意中心的类型和功能。正是这种潜力和需求的影响将区分巴厘岛的创意中心和其他创意中心。詹亚尔市的创意中心正试图将工作地点、学习地点、活动和活动的地点、促销活动和教育旅游景点合并起来。这些活动是基于对本论文主要思想进行的分析进行的。基于最初的想法,一个人来到hub的主要原因是互动,因此创建了位于Gianyar city creative hub的大量活动,从而创造了机会,让不同个体之间的互动尽可能多。在设计过程中,吉亚亚尔市的创意中心采用了协作、开放、社区、可持续性、可及性和灵活性等创造性空间属性的方法。
{"title":"CREATIVE HUB DI KOTA GIANYAR","authors":"None Putu Adi Wirya Nugraha, None Desak Made Sukma WIdiyani, None Arya Bagus Mahadwijati Wijaatmaja","doi":"10.46650/anala.11.2.1445.23-39","DOIUrl":"https://doi.org/10.46650/anala.11.2.1445.23-39","url":null,"abstract":"Creative hub atau ruang inovatif mulai berkembang dalam sepuluh tahun terakhir. Secara umum hub adalah daerah pusat dari berbagai macam aktivitas atau kegiatan. Biasanya hub identik dengan aktivitas terkait ekonomi kreatif dan pengetahuan. Ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan di hub namun alasan utama untuk datang ke sebuah hub adalah perlunya seseorang untuk berinteraksi dengan orang-orang lain dari berbagai bidang pekerjaan dan berbagi pengalaman yang berbeda. Jenis dan fungsi suatu creative hub besar bergantung pada lokasi tempat hub tersebut berada. Setiap lokasi mempunyai potensi dan kebutuhan yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi jenis, fungsi dan sektor yang diwadahi creative hub di lokasi tersebut. Maka dari itu sulit mendefinisikan creative hub secara jelas. Bali memiliki potensi yang besar di bidang seni kerajinan. Creative hub di Kota Gianyar dirancang dengan memanfaatkan peluang-peluang interaksi yang dapat terjadi di bidang seni kerajinan. Interaksi yang terjadi tidak hanya antara pengerajin lokal namun diharapkan dapat terjadi juga antara pengerajin dengan pemangku kepentingan dan, dengan masyarakat lokal dan wisatawan. Bali sebagai konteks lokasi memiliki faktor- faktor tersendiri terkait potensi dan kebutuhan yang kemudian mempengaruhi jenis dan fungsi creative hub di Kota Gianyar. Pengaruh potensi dan kebutuhan inilah yang akan membedakan creative hub Bali dengan creative hub lainnya. Creative hub di Kota Gianyar berusaha menggabungkan tempat bekerja, tempat belajar, tempat mengadakan kegiatan dan event, tempat promosi dan tempat wisata edukasi. Kegiatan-kegiatan tersebut muncul atas dasar analisis yang telah dilakukan yang menjadi pemikiran pokok dalam tesis ini. Berdasarkan pemikiran awal bahwa alasan utama seseorang datang ke hub adalah untuk berinteraksi maka kegiatan-kegiatan yang diwadahi di creative hub Kota Gianyar pun dibuat untuk menciptakan peluang interaksi sebanyak- banyaknya antar individu di dalamnya. Dalam perancangannya, creative hub di Kota Gianyar menggunakan pendekatan sifat-sifat ruang kreatif yaitu kolaborasi, keterbukaan, komunitas, keberlanjutan, aksesibilitas dan fleksibilitas.","PeriodicalId":489132,"journal":{"name":"Jurnal Anala","volume":"126 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135296001","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-29DOI: 10.46650/anala.11.2.1442.13-22
None Verianto Noventri, None Petrisly Perkasa, None Ni Putu Diah Agustin Permanasuri
Universitas Palangka Raya, Jl. Yos Sudarso - Palangka Raya, 74874
Perpustakaan merupakan salah satu penunjang dalam bentuk sarana dan fasilitas untuk pendidikan, perpustakaan memiliki peran yang penting terutama pada jenjang perguruan tinggi. Keberadaan perpustakaan sendiri tentu harus memberi kesan kenyaman baik dilihat dari dalam ataupun luar ruangan oleh pemustaka. Universitas Palangka Raya, saat ini jika dilihat dari kondisi fisik perpustakaan dapat dikatakan tidak memberikan kesan menarik serta kenyaman untuk sebuah perpustakaan dan menyebabkan rendahnya minat baca mahasiswa atau pemustaka yang datang. Adapun tujuan penelitian ini untuk membuat kembali perencanaan dan perancangan perpustakaan Universitas Palangka Raya. Pendekatan yang digunakan ialah menggunakan Arsitektur Eco-Tech, dengan mengedepankan prinsip yang berwawasan lingkungan ataupun efisiensi energi, agar konsisten terhadap konsep yang ramah lingkungan tanpa adanya perubahan yang merusak lingkungan
{"title":"REDESAIN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR ECO-TECH","authors":"None Verianto Noventri, None Petrisly Perkasa, None Ni Putu Diah Agustin Permanasuri","doi":"10.46650/anala.11.2.1442.13-22","DOIUrl":"https://doi.org/10.46650/anala.11.2.1442.13-22","url":null,"abstract":"Universitas Palangka Raya, Jl. Yos Sudarso - Palangka Raya, 74874
 Perpustakaan merupakan salah satu penunjang dalam bentuk sarana dan fasilitas untuk pendidikan, perpustakaan memiliki peran yang penting terutama pada jenjang perguruan tinggi. Keberadaan perpustakaan sendiri tentu harus memberi kesan kenyaman baik dilihat dari dalam ataupun luar ruangan oleh pemustaka. Universitas Palangka Raya, saat ini jika dilihat dari kondisi fisik perpustakaan dapat dikatakan tidak memberikan kesan menarik serta kenyaman untuk sebuah perpustakaan dan menyebabkan rendahnya minat baca mahasiswa atau pemustaka yang datang. Adapun tujuan penelitian ini untuk membuat kembali perencanaan dan perancangan perpustakaan Universitas Palangka Raya. Pendekatan yang digunakan ialah menggunakan Arsitektur Eco-Tech, dengan mengedepankan prinsip yang berwawasan lingkungan ataupun efisiensi energi, agar konsisten terhadap konsep yang ramah lingkungan tanpa adanya perubahan yang merusak lingkungan","PeriodicalId":489132,"journal":{"name":"Jurnal Anala","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135295999","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-03DOI: 10.46650/anala.11.1.1399.19-28
None Chrestofer William Daniel, None Benediktus Dairo Bio, None I Wayan Gunarta
Arsitektur bangunan yang menyesuaikan diri dengan alam dan iklim sangat banyak dijumpai di permukaan bumi yang tersebar di berbagai wilayah pembagian iklim. Bangunan tersebut masih tetap eksis atau bertahan hingga sekarang atau terjaga sustainabilitasnya. Salah satu indikator keberhasilan bangunan dalam menjaga keberadaannya adalah pemakaian energi yang efisien atau hemat. Masalah penelitian adalah bagaimana dan dampak apa saja yang di pengaruh iklim terhadap bangunan pada daerah Asah Gobleg di Kab. Buleleng serta bahan bangunan apa saja yang sesuai dengan iklim pada daerah Asah Gobleg di Kab. Buleleng? Metode yang digunakan adalah metode survey, interview dan studi literatur. Hasil penelitian: Desa Gobleg berada di daerah ketinggian yang berhawa dingin, sehingga bangunan di Desa Gobleg sebagian besar menggunakan atap seng dan bangunan tidak terlalu tinggi, karena difungsikan untuk menampung hawa panas yang di sebabkan oleh sinar matahari yang memantuk ke atap seng. Semua pengaruh alam baik itu iklim, radiasi matahari, kelembaban dan curah hujan adalah hal yang tidak biasa dihindari dalam dunia arsitektur hal ini akan terus terjadi namun semua ini bisa diantisipasi dengan lebih mengetahui penyebab dan cara mengatasinya.
Building architecture that adapts to nature and climate is very much found on the surface of the earth which is scattered in various climatic division areas. The building still exists or survives today or is maintained its sustainability. One of the indicators of the success of buildings in maintaining their existence is the efficient or efficient use of energy. The research problem is b agaimana and what impacts are influenced by climate on buildings in the Asah Gobleg area in Buleleng Regency and whatbuildings are suitable for the climate in the Asah Gobleg area in Buleleng Regency? The methods used are surveys, interviews and literature studies. Research results: Gobleg Village is located in a cold altitude area, so the buildings in Gobleg Village are large in part using zinc roofs and buildings are not too high, because they are functioned to accommodate the heat caused by sunlight yang squeezing onto the zinc roof. All natural influences be it climate, solar radiation, humidity and rainfall are unusual things to avoid in the architectural world this will continue to happen but all this can be anticipated by knowing more about the causes and how to overcome them.
{"title":"DAMPAK ARSITEKTUR TERHADAP IKLIM YANG MEMPENGARUHI KEAWETAN BAHAN BANGUNAN DI DAERAH ASAH GOBLEG DI KABUPATEN BULELENG","authors":"None Chrestofer William Daniel, None Benediktus Dairo Bio, None I Wayan Gunarta","doi":"10.46650/anala.11.1.1399.19-28","DOIUrl":"https://doi.org/10.46650/anala.11.1.1399.19-28","url":null,"abstract":"Arsitektur bangunan yang menyesuaikan diri dengan alam dan iklim sangat banyak dijumpai di permukaan bumi yang tersebar di berbagai wilayah pembagian iklim. Bangunan tersebut masih tetap eksis atau bertahan hingga sekarang atau terjaga sustainabilitasnya. Salah satu indikator keberhasilan bangunan dalam menjaga keberadaannya adalah pemakaian energi yang efisien atau hemat. Masalah penelitian adalah bagaimana dan dampak apa saja yang di pengaruh iklim terhadap bangunan pada daerah Asah Gobleg di Kab. Buleleng serta bahan bangunan apa saja yang sesuai dengan iklim pada daerah Asah Gobleg di Kab. Buleleng? Metode yang digunakan adalah metode survey, interview dan studi literatur. Hasil penelitian: Desa Gobleg berada di daerah ketinggian yang berhawa dingin, sehingga bangunan di Desa Gobleg sebagian besar menggunakan atap seng dan bangunan tidak terlalu tinggi, karena difungsikan untuk menampung hawa panas yang di sebabkan oleh sinar matahari yang memantuk ke atap seng. Semua pengaruh alam baik itu iklim, radiasi matahari, kelembaban dan curah hujan adalah hal yang tidak biasa dihindari dalam dunia arsitektur hal ini akan terus terjadi namun semua ini bisa diantisipasi dengan lebih mengetahui penyebab dan cara mengatasinya.
 Building architecture that adapts to nature and climate is very much found on the surface of the earth which is scattered in various climatic division areas. The building still exists or survives today or is maintained its sustainability. One of the indicators of the success of buildings in maintaining their existence is the efficient or efficient use of energy. The research problem is b agaimana and what impacts are influenced by climate on buildings in the Asah Gobleg area in Buleleng Regency and whatbuildings are suitable for the climate in the Asah Gobleg area in Buleleng Regency? The methods used are surveys, interviews and literature studies. Research results: Gobleg Village is located in a cold altitude area, so the buildings in Gobleg Village are large in part using zinc roofs and buildings are not too high, because they are functioned to accommodate the heat caused by sunlight yang squeezing onto the zinc roof. All natural influences be it climate, solar radiation, humidity and rainfall are unusual things to avoid in the architectural world this will continue to happen but all this can be anticipated by knowing more about the causes and how to overcome them.","PeriodicalId":489132,"journal":{"name":"Jurnal Anala","volume":"67 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135339680","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bencana alam merupakan hal yang tidak bisa dihindari, harus dihadapi sebagai bagian dari berkehidupan di Indonesia. Resiliensi arsitektur yang dapat berupa regulasi dan teknik membangun harus dapat mengakomodasi kebutuhan keamanan penduduk dari bencana-bencana yang terjadi. Masalah penelitian adalah bagaimana peran arsitektur dalam tanggap bencana alam? Metode yang digunakan adalah metode survey, interview dan studi literatur. Sistem Arsitektur tanggap Bencana merupakan kesatuan sistem yang diterapkan dan dilaksanakan oleh suatu Arsitektur, pemerintah beserta komponen masyarakat yang terintegrasi dalam suatu sistem dan prosedur yang konkret, dalam rangka menghadapi keadaan darurat bencana alam, maupun sektor informal yang berpotensi menimbulkan gangguan bagi stabilitas keamanan.
Natural disasters are inevitable, they must be faced as part of living in Indonesia. Architectural resilience that can be in the form of regulations and building techniques must be able to accommodate the security needs of the population from disasters that occur. The research problem is what is the role of architecture in the response to natural disasters? The methods used are surveys, interviews and literature studies. Disaster Response Architecture System is a unified system implemented and implemented by an architecture, government and community components that are integrated in a concrete system and procedure, in order to deal with natural disaster emergencies, as well as the informal sector that has the potential to cause disturbances to security stability.
自然灾害是不可避免的,作为印尼生活的一部分,必须应对。建筑规范和建筑技术的可行性应该能够适应灾难发生时居民的安全需求。建筑在应对自然灾害中的作用是什么?调查、采访和文献研究。灾害反应体系是一个体系体系的统一性,一个政府和社会的组成部分整合在一个具体的系统和程序中,以应对自然灾害,以及可能对安全稳定构成潜在威胁的非正式部门。自然灾害是不可避免的,它们必须被视为印尼生活的一部分。在监管形式和建设技术中所能发挥的建筑适应性,必须能够满足来自于罢工的受害者的安全需求。研究问题是建筑角色对自然灾害的反应是什么?使用的方法是调查,采访和文学研究。灾难反应系统架构是一个统一系统implemented implemented by an架构,政府和社区components那是集成在一个混凝土系统和违反规定,在对交易秩序和自然灾难emergencies, as well as the非正规部门发展到这种已经因为disturbances的潜在的安全稳定。
{"title":"PERSPEKTIF ARSITEKTUR RESILIENSI BANGUNAN","authors":"None Agustinus Hamek, None Hilarius Sinong, None Valerinus Adiputra","doi":"10.46650/anala.11.1.1400.29-39","DOIUrl":"https://doi.org/10.46650/anala.11.1.1400.29-39","url":null,"abstract":"Bencana alam merupakan hal yang tidak bisa dihindari, harus dihadapi sebagai bagian dari berkehidupan di Indonesia. Resiliensi arsitektur yang dapat berupa regulasi dan teknik membangun harus dapat mengakomodasi kebutuhan keamanan penduduk dari bencana-bencana yang terjadi. Masalah penelitian adalah bagaimana peran arsitektur dalam tanggap bencana alam? Metode yang digunakan adalah metode survey, interview dan studi literatur. Sistem Arsitektur tanggap Bencana merupakan kesatuan sistem yang diterapkan dan dilaksanakan oleh suatu Arsitektur, pemerintah beserta komponen masyarakat yang terintegrasi dalam suatu sistem dan prosedur yang konkret, dalam rangka menghadapi keadaan darurat bencana alam, maupun sektor informal yang berpotensi menimbulkan gangguan bagi stabilitas keamanan.
 Natural disasters are inevitable, they must be faced as part of living in Indonesia. Architectural resilience that can be in the form of regulations and building techniques must be able to accommodate the security needs of the population from disasters that occur. The research problem is what is the role of architecture in the response to natural disasters? The methods used are surveys, interviews and literature studies. Disaster Response Architecture System is a unified system implemented and implemented by an architecture, government and community components that are integrated in a concrete system and procedure, in order to deal with natural disaster emergencies, as well as the informal sector that has the potential to cause disturbances to security stability.","PeriodicalId":489132,"journal":{"name":"Jurnal Anala","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135339676","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-03DOI: 10.46650/anala.11.1.1402.46-56
None Gabriella Refaya, None I Ketut Adhimastra
Keberadaan Bangunan Bale Sakenem cukup mudah ditemui di Bali. Bale Sakenem sebagai bangunan tradisional yang berfungsi untuk menampung kegiatan tradisional patut diketahui dan dipahami kehadiran wujudnya. Untuk itu, penelitian ini ingin mengetahui pengertian arsitektur tradisional Bali secara umum dan khususnya tentang Bale Sakenem. Melalui metode deskriptip pada studi kasus di Banjar Kaja Desa Pedungan Denpasar Selatan. Hasilnya diperoleh tentang pengertian dan konsep-konsep yang mendasari asitektur tradisional Bali serta keberadaan dari Bale sakanem dimaksud. Walaupun beberapa bahan bangunannya tidak menggunakan bahan alami atau tradisional namun tidak menghilangkan karakter dari rumah tradisional Bali.
The existence of the Sakenem Bale Building is quite easy to find in Bali. Bale Sakenem as a traditional building that functions to accommodate traditional activities should be known and understood for its existence. For this reason, this research wants to know the meaning of traditional Balinese architecture in general and specifically about Bale Sakenem. Through a descriptive method in a case study at Banjar Kaja, Pedungan Village, South Denpasar. The results obtained about the understanding and concepts that underlie traditional Balinese architecture and the existence of Bale sakanem referred to. Although some of the building materials do not use natural or traditional materials, they do not lose the character of a traditional Balinese house.
{"title":"BANGUNAN TRADISIONAL BALI “BALE SAKANEM”","authors":"None Gabriella Refaya, None I Ketut Adhimastra","doi":"10.46650/anala.11.1.1402.46-56","DOIUrl":"https://doi.org/10.46650/anala.11.1.1402.46-56","url":null,"abstract":"Keberadaan Bangunan Bale Sakenem cukup mudah ditemui di Bali. Bale Sakenem sebagai bangunan tradisional yang berfungsi untuk menampung kegiatan tradisional patut diketahui dan dipahami kehadiran wujudnya. Untuk itu, penelitian ini ingin mengetahui pengertian arsitektur tradisional Bali secara umum dan khususnya tentang Bale Sakenem. Melalui metode deskriptip pada studi kasus di Banjar Kaja Desa Pedungan Denpasar Selatan. Hasilnya diperoleh tentang pengertian dan konsep-konsep yang mendasari asitektur tradisional Bali serta keberadaan dari Bale sakanem dimaksud. Walaupun beberapa bahan bangunannya tidak menggunakan bahan alami atau tradisional namun tidak menghilangkan karakter dari rumah tradisional Bali.
 
 The existence of the Sakenem Bale Building is quite easy to find in Bali. Bale Sakenem as a traditional building that functions to accommodate traditional activities should be known and understood for its existence. For this reason, this research wants to know the meaning of traditional Balinese architecture in general and specifically about Bale Sakenem. Through a descriptive method in a case study at Banjar Kaja, Pedungan Village, South Denpasar. The results obtained about the understanding and concepts that underlie traditional Balinese architecture and the existence of Bale sakanem referred to. Although some of the building materials do not use natural or traditional materials, they do not lose the character of a traditional Balinese house.","PeriodicalId":489132,"journal":{"name":"Jurnal Anala","volume":"659 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135339675","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-03DOI: 10.46650/anala.11.1.1398.9-18
None Ceminta wawan
Kawasan Pasar wae kesambi adalah salah satu pasar tradisional di labuan bajo kabupaten manggarai barat. Kawasan pasar ini terletak di bagian Timur kota labuan bajo. Pasar wae kesambi merupakan tempat jual beli barang ataupun jasa. Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah bagaimana Konsep Perancangan pasar wae kesambi di Kabupaten manggarai barat. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, kuisioner serta data sekunder yang diperoleh dari dokumen-dokumen, peraturan-peraturan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Sedangkan metode analisa yaitu deskriptif, pengelompokan data, analisis dan sintesis hingga menemukan solusi dari masalah yang ada. Berdasarkan hasil penelitian, Konsep perancangan pasar wae kesambi membantu peneliti memberikan arahan konsep perancangan pasar wae kesambi menjadi lebih baik. Hasil analisa menunjukan bahwa konsep perancangan pasar wae kesambi meliputi tapak kawasan pasar.
The Wae Kesambi Market area is one of the traditional markets in Labuan Bajo, West Manggarai Regency. This market area is located in the eastern part of the city of Labuan Bajo. Pasar Wae Kesambi is a place for buying and selling goods or services. The formulation of the problem in this paper is how is the design concept of the Wae Kesambi market in West Manggarai Regency. Methods of data collection using observation, interviews, questionnaires and secondary data obtained from documents, regulations relating to the problem to be studied. The analytical method used is descriptive analysis method, data grouping, analysis and synthesis to find solutions to existing problems. Based on the results of the research, the concept of designing the wae kesambi market helps researchers provide direction for the design concept of the wae kesambi market to be better. The results of the analysis show that the design concept for the Wae Kesambi market includes the market area footprint.
wae kesambi市场是labuan bajo barat的传统市场之一。这个市场区域位于拉布布巴罗市的东部。wae市场是一个买卖商品或服务的地方。这篇文章的问题的配方是如何在芒加拉利区设计市场的概念。数据收集方法采用了观察方法、访谈、问卷调查和从文件中获得的次要数据,即与研究问题相关的规则。分析方法是描述性的,数据分组的,分析和合成的,直到找到问题的解决方案。根据研究结果,市场设计概念wae kebi帮助研究人员指导wae市场设计概念变得更好。分析表明,wae市场设计的概念涉及市场景观。& # x0D;Wae市场是西部Manggarai摄政时期的传统市场之一。这个市场位于拉达布巴罗市的东部部分。Wae市场是一个买卖商品或服务的地方。这篇论文中问题的公式是西方Manggarai摄政市场的设计概念。通过观察、询问、问题和二维获取的数据收集方法,对问题的处理与问题的关系。分析方法已用基于研究的结果,基于设计wae市场的概念,即设计为为更好的市场。分析结果表明,Wae市场的设计包括鞋区在内。
{"title":"KONSEP PERANCANGAN PASAR WAE KESAMBI SEBAGAI PASAR TRADISIONAL MODERN","authors":"None Ceminta wawan","doi":"10.46650/anala.11.1.1398.9-18","DOIUrl":"https://doi.org/10.46650/anala.11.1.1398.9-18","url":null,"abstract":"Kawasan Pasar wae kesambi adalah salah satu pasar tradisional di labuan bajo kabupaten manggarai barat. Kawasan pasar ini terletak di bagian Timur kota labuan bajo. Pasar wae kesambi merupakan tempat jual beli barang ataupun jasa. Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah bagaimana Konsep Perancangan pasar wae kesambi di Kabupaten manggarai barat. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, kuisioner serta data sekunder yang diperoleh dari dokumen-dokumen, peraturan-peraturan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Sedangkan metode analisa yaitu deskriptif, pengelompokan data, analisis dan sintesis hingga menemukan solusi dari masalah yang ada. Berdasarkan hasil penelitian, Konsep perancangan pasar wae kesambi membantu peneliti memberikan arahan konsep perancangan pasar wae kesambi menjadi lebih baik. Hasil analisa menunjukan bahwa konsep perancangan pasar wae kesambi meliputi tapak kawasan pasar.
 
 The Wae Kesambi Market area is one of the traditional markets in Labuan Bajo, West Manggarai Regency. This market area is located in the eastern part of the city of Labuan Bajo. Pasar Wae Kesambi is a place for buying and selling goods or services. The formulation of the problem in this paper is how is the design concept of the Wae Kesambi market in West Manggarai Regency. Methods of data collection using observation, interviews, questionnaires and secondary data obtained from documents, regulations relating to the problem to be studied. The analytical method used is descriptive analysis method, data grouping, analysis and synthesis to find solutions to existing problems. Based on the results of the research, the concept of designing the wae kesambi market helps researchers provide direction for the design concept of the wae kesambi market to be better. The results of the analysis show that the design concept for the Wae Kesambi market includes the market area footprint.","PeriodicalId":489132,"journal":{"name":"Jurnal Anala","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135339677","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-03DOI: 10.46650/anala.11.1.1401.40-45
None Putu Andre Irawan, None I Gede Esa Darma Santika
Pandemi saat ini membuat efek disrupsi yang tak pernah terbayangkan dalam sejarah hidup manusia modern. Efek dari Pandemi ini telah memprak- porandakan segala aspek kehidupan. Saat ini jarak tampaknya telah menjadi pertimbangan utama dalam kita beraktivitas. Yang awalnya kita dekat dengan tempat yang menarik karena sejarah kenangan dan estetika nya namun saat ini menjadi urutan yang kesekian di bawah pertanyaan apakah tempat itu sehat. Prioritas Preferensi kita dalam memandang sebuah tempat yang menarik menjadi tempat yang bersih, sehat dan ber protokol. Konsep “Home Zone” dan “Home Range” dengan serta merta pula mengalami pergeseran reabsorpsi. “ Home Zone” dapat diartikan sebagai tempat tinggal kita sedangkan” home Range” adalah lingkungan pemukiman yang luas di sekitar rumah saat ini perilaku dalam meruang di rumah akan lebih meningkat karena perasaan pisikologis kita yang memandang rumah kita lebih aman dan sehat apalagi seiring diperkenalkannya working from home/office (WFH/WFO), maka konsep” Home Zone “berjarak pada sebuah ruang di mana semua aktivitas harus bisa dilakukan di dalamnya. Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimanakah ruang pemukiman di tengah masa pandemi? dan bagaimana cara memandang sebuah tempat yang menarik mejadi tempatyang bersih, sehat dan berprotokol di tengah masa pandemi?. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui bagaimana ruang pemukiman di tengah masa pandemic dan mengetahui cara memandang sebuah tempat yang menarik menjadi tempat yang bersih, sehat dan berprotokol di tengah masa pendemi.
The current pandemic has created a disruptive effect that has never been imagined in the life history of modern man. The effects of this Pandemic have precipitated all aspects of life. Nowadays distance seems to have become a major consideration in our activities. Which we were originally close to an interesting place because of its memorable history and aesthetics but is currently the umpteenth order under the question of whether the place is healthy. Our preference priorities in viewing an attractive place as a clean, healthy and well-protocolized place. The concepts of "Home Zone" and "Home Range" immediately experienced a shift in reabsorption. "Home Zone" can be interpreted as our place of residence while "home Range" is a large residential environment around the house today the behavior in space at home will increase because of our picological feelings that view our homes as safer and healthier, especially with the introduction of working from home / office (WFH / WFO), hence the concept of "Home Zone "is spaced in a space where all activities must be able to be done in it. Based on the description above, the formulation of the problem raised in this study is how is the residential space in the midst of a pandemic? and how to view an interesting place as a clean, healthy and prototype place in the midst of a pandemic?. The goal to be achieved is to fi
今天的流行病对现代人类历史上从未见过的扰乱性影响。大流行的影响对生活的方方面面都造成了严重的破坏。现在,距离似乎是我们行动的主要考虑因素。我们一开始离一个有趣的地方很近,因为它的记忆和美学历史,但现在它的顺序远远低于这个地方是否健康的问题。我们优先考虑的是把一个有趣的地方变成一个干净、健康、有协议的地方。与之相关的“Home Zone”和“Home Range”的概念一直在不断变化。家区”可以解释为我们居住的“Home太阳城”则是目前对广阔的定居点在房子周围环境meruang在家中的行为会更增加了因为我们的心理看待我们的家的感觉更安全、更健康,尤其是随着短期从Home /办公室(WFH / WFO开播),那么“家区”的概念距离在一间里面的所有活动必须要做。根据上述预测,这项研究提出的问题的解决方案是,流行病时期的居住空间是如何存在的?在大流行期间,如何将一个迷人的地方视为一个干净、健康、有规矩的地方?其目标是了解在大萧条时期的定居点空间是如何运作的,了解如何将一个令人兴奋的地方视为一个干净、健康、有礼仪的地方。& # x0D;现代人类历史上从未有过的一种破坏性的影响。这场瘟疫的影响是有限的。现在距离似乎已成为我们行动的主要考虑因素。我们本应因其历史和保留而接近一个有趣的地方,但目前的情况是,这个地方是否健康。我们在看一个干净、健康、适合新环境的环境时所表现出来的尊重。所谓的“家乡”和“乡村”的概念最近经历了一次转变。“家”可以成为美国interpreted我们的广场区住宅当“家太阳城”是一个大住宅区周围环境全场今天《太空威尔家里增加社会行为,因为我们美国picological感觉那view)我们的家的安全和healthier,尤其是与《》从Home /办公室工作理念》(WFH / WFO),因此"家"是spaced in a区空间的所有活动必须在哪里干得be able to be in it。基于上述的描述,这项研究中出现的问题的配方是如何在大灾难发生时出现的剩余空间?如何在大流行的中心看到一个有趣的地方?目标是发现大流行的中心有多大的剩余空间,知道如何看待一个环境,使之干净、健康和原始的地方在大流行的中心。
{"title":"RESILIENSI PERMUKIMAN PASCA PANDEMI COVID 19","authors":"None Putu Andre Irawan, None I Gede Esa Darma Santika","doi":"10.46650/anala.11.1.1401.40-45","DOIUrl":"https://doi.org/10.46650/anala.11.1.1401.40-45","url":null,"abstract":"Pandemi saat ini membuat efek disrupsi yang tak pernah terbayangkan dalam sejarah hidup manusia modern. Efek dari Pandemi ini telah memprak- porandakan segala aspek kehidupan. Saat ini jarak tampaknya telah menjadi pertimbangan utama dalam kita beraktivitas. Yang awalnya kita dekat dengan tempat yang menarik karena sejarah kenangan dan estetika nya namun saat ini menjadi urutan yang kesekian di bawah pertanyaan apakah tempat itu sehat. Prioritas Preferensi kita dalam memandang sebuah tempat yang menarik menjadi tempat yang bersih, sehat dan ber protokol. Konsep “Home Zone” dan “Home Range” dengan serta merta pula mengalami pergeseran reabsorpsi. “ Home Zone” dapat diartikan sebagai tempat tinggal kita sedangkan” home Range” adalah lingkungan pemukiman yang luas di sekitar rumah saat ini perilaku dalam meruang di rumah akan lebih meningkat karena perasaan pisikologis kita yang memandang rumah kita lebih aman dan sehat apalagi seiring diperkenalkannya working from home/office (WFH/WFO), maka konsep” Home Zone “berjarak pada sebuah ruang di mana semua aktivitas harus bisa dilakukan di dalamnya. Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimanakah ruang pemukiman di tengah masa pandemi? dan bagaimana cara memandang sebuah tempat yang menarik mejadi tempatyang bersih, sehat dan berprotokol di tengah masa pandemi?. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui bagaimana ruang pemukiman di tengah masa pandemic dan mengetahui cara memandang sebuah tempat yang menarik menjadi tempat yang bersih, sehat dan berprotokol di tengah masa pendemi.
 
 The current pandemic has created a disruptive effect that has never been imagined in the life history of modern man. The effects of this Pandemic have precipitated all aspects of life. Nowadays distance seems to have become a major consideration in our activities. Which we were originally close to an interesting place because of its memorable history and aesthetics but is currently the umpteenth order under the question of whether the place is healthy. Our preference priorities in viewing an attractive place as a clean, healthy and well-protocolized place. The concepts of \"Home Zone\" and \"Home Range\" immediately experienced a shift in reabsorption. \"Home Zone\" can be interpreted as our place of residence while \"home Range\" is a large residential environment around the house today the behavior in space at home will increase because of our picological feelings that view our homes as safer and healthier, especially with the introduction of working from home / office (WFH / WFO), hence the concept of \"Home Zone \"is spaced in a space where all activities must be able to be done in it. Based on the description above, the formulation of the problem raised in this study is how is the residential space in the midst of a pandemic? and how to view an interesting place as a clean, healthy and prototype place in the midst of a pandemic?. The goal to be achieved is to fi","PeriodicalId":489132,"journal":{"name":"Jurnal Anala","volume":"284 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135339678","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Resiliensi merupakan bentukan yang lebih baru dan kompleks dari kata keberlanjutan dimana resiliensi menekankan tidak hanya pada kontinuitas, namun juga kemampuan arsitektur tersebut untuk kembali bangkit setelah menghadapi gangguan yang merusak. Perkembangan pasar modern yang dimonopoli swasta tumbuh subur hampir diseluruh wilayah Indonesia. Pertumbuhannya yang begitu masif nyaris melumpuhkan eksistensi pasar tradisional tempat bergantung hidup kebanyakan masyarakat kelas bawah. Kondisi pasar tradisional yang bertolak belakang dengan pasar modern baik fisik maupun manajemennya adalah salah satu faktor penyebab ketertinggalannya. Namun perbaikan fisik saja seperti yang dilakukan pemerintah melalui progam revitalisasi pasar dirasa kurang berdampak signifikan. Maka diperlukan konsep baru untuk meningkatkan daya saingnya, dalam hal ini ada pasar wisata. Pengembangan pasar tradisional Anyar Sari menjadi destinasi wisata kreatif diharap mampu meningkatkan daya saing yang nantinya tidak hanya menyasar masyarakat lokal namun juga wisatawan dari luar daerah. Penerapan arsitektur tropis pada bangunan serta bentuk yang modern minimalis namun tidak meninggalkan unsur tradisi yang merupakan ciri khasnya akan menambah daya tarik pasar ini. Konsep wisata kreatif juga akan meningkatkan kualitas pengunjung pasar yang semula hanya sekedar buying product menjadi buying experince dan wawasan,. Serta melalui konsep ini pula diharapkan mampu menaikkan perekonomian masyarakat lokal melalui track-track wisata lanjutan ke daerah penghasil komoditasnya yang dimulai dari pasar Anyar Sari. Resilience is a newer and more complex form of the word sustainability where resilience emphasizes not only continuity, but also the ability of the architecture to bounce back after facing destructive disturbances. The development of the modern market monopolized private sectors, has flourished in most areas of Indonesia. It grows massively and almost takes over the existence of traditional markets where is filled most of the small medium entrepreneurs or traders. The contrast distinction in physical and management between the traditional and modern markets, are one of the factors creating the gap. However, physical improvements of market buildings done by the government through revitalization program have yet to create significant impact. Then a new strategy is needed to increase the competitiveness and decrease the gap, in this case there is a tourist market. The development of the traditional Anyar Sari market to be a creative tourist destination for local and foreign tourists are expected to increase competitiveness. Applying tropical architecture, minimalist or modern style, and considering the elements of tradition can create attractiveness of this market building. And moreover, the concept of creative tourism can add value and the quality of tourism destination for end-users not only to buy tourism product but also the experience. Through this new development of the iconic mar
{"title":"PERAN ARSITEKTUR DALAM PENGEMBANGAN PASAR TRADISIONAL ANYAR SARI PASCA KEBAKARAN DI ERA PASAR MODERN","authors":"Arfendi Hambabandju, None Bayu Pratama, None Arliansyah Pratama, None Frysa Wiriantari","doi":"10.46650/anala.11.1.1395.1-8","DOIUrl":"https://doi.org/10.46650/anala.11.1.1395.1-8","url":null,"abstract":"Resiliensi merupakan bentukan yang lebih baru dan kompleks dari kata keberlanjutan dimana resiliensi menekankan tidak hanya pada kontinuitas, namun juga kemampuan arsitektur tersebut untuk kembali bangkit setelah menghadapi gangguan yang merusak. Perkembangan pasar modern yang dimonopoli swasta tumbuh subur hampir diseluruh wilayah Indonesia. Pertumbuhannya yang begitu masif nyaris melumpuhkan eksistensi pasar tradisional tempat bergantung hidup kebanyakan masyarakat kelas bawah. Kondisi pasar tradisional yang bertolak belakang dengan pasar modern baik fisik maupun manajemennya adalah salah satu faktor penyebab ketertinggalannya. Namun perbaikan fisik saja seperti yang dilakukan pemerintah melalui progam revitalisasi pasar dirasa kurang berdampak signifikan. Maka diperlukan konsep baru untuk meningkatkan daya saingnya, dalam hal ini ada pasar wisata. Pengembangan pasar tradisional Anyar Sari menjadi destinasi wisata kreatif diharap mampu meningkatkan daya saing yang nantinya tidak hanya menyasar masyarakat lokal namun juga wisatawan dari luar daerah. Penerapan arsitektur tropis pada bangunan serta bentuk yang modern minimalis namun tidak meninggalkan unsur tradisi yang merupakan ciri khasnya akan menambah daya tarik pasar ini. Konsep wisata kreatif juga akan meningkatkan kualitas pengunjung pasar yang semula hanya sekedar buying product menjadi buying experince dan wawasan,. Serta melalui konsep ini pula diharapkan mampu menaikkan perekonomian masyarakat lokal melalui track-track wisata lanjutan ke daerah penghasil komoditasnya yang dimulai dari pasar Anyar Sari. \u0000 \u0000Resilience is a newer and more complex form of the word sustainability where resilience emphasizes not only continuity, but also the ability of the architecture to bounce back after facing destructive disturbances. The development of the modern market monopolized private sectors, has flourished in most areas of Indonesia. It grows massively and almost takes over the existence of traditional markets where is filled most of the small medium entrepreneurs or traders. The contrast distinction in physical and management between the traditional and modern markets, are one of the factors creating the gap. However, physical improvements of market buildings done by the government through revitalization program have yet to create significant impact. Then a new strategy is needed to increase the competitiveness and decrease the gap, in this case there is a tourist market. The development of the traditional Anyar Sari market to be a creative tourist destination for local and foreign tourists are expected to increase competitiveness. Applying tropical architecture, minimalist or modern style, and considering the elements of tradition can create attractiveness of this market building. And moreover, the concept of creative tourism can add value and the quality of tourism destination for end-users not only to buy tourism product but also the experience. Through this new development of the iconic mar","PeriodicalId":489132,"journal":{"name":"Jurnal Anala","volume":"79 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135339679","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}