Pub Date : 2022-03-02DOI: 10.24843/pastura.2022.v11.i02.p08
M. L. Mullik, Twenfosel. O Dami Dato, Bambang Permana, Tony Basuki, Debora Kanahau
Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bertujuan mendongkrak ekonomi petani melalui integrasi jagung-ternak. Penelitian ini mengukur penyediaan bahan baku pakan, serta estimasi daya dukung pakan bagi pengembangan ternak sapi, babi, dan ayam pada priode tanam jagung 2019-2021. Metode yang digunakan adalah Kaji Tindak. Lokasi penelitian di semua kelompok tani (n=1.867) penerima program TJPS. Pengukuran produksi biomasa jagung dilakukan saat panen memakai teknik ubinan (2,5×2,5 m). Seluruh biomasa dipanen, dipisahkan biji dari limbah (biji, klobot, tongkol, daun, batang) lalu ditimbang. Sampel setiap komponen diambil, selanjutnya semua sampel digabung sesuai komponen tanaman. Sub-sampel diambil dan diproses untuk analisis kandungan nutrisi. Variabel yang diukur adalah produksi biomasa, persentase komponen tanaman, produktivitas, dan kandungan nutrisi. Kontribusi penyediaan bahan baku, produksi pakan komplit, dan ternak dikalkulasi dari produksi biomasa. Analisis data memakai statistik deskriptif. Hasil memperlihatkan bahwa total produksi biomasa jagung selama 3 tahun adalah 193.008,87 ton bahan kering dari 22.310,5 ha lahan. Proporsi biji sebesar 46,59% dan 53,63% limbah. Potensi pakan sebesar 386.017,7 ton. Estimasi jumlah ternak yang dapat pelihara per tahun adalah 197.367 babi, atau 49.341.896 ayam, dan 94.027 sapi. Disimpulkan bahwa Program TJPS mampu menyediakan biomasa bahan baku cukup besar untuk produksi pakan ternak di NTT. Kata kunci: jagung, limbah pangan, pakan, ternak
{"title":"KUANTIFIKASI KONTRIBUSI PROGRAM TANAM JAGUNG-PANEN SAPI TERHADAP PRODUKSI PAKAN DAN TERNAK DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR","authors":"M. L. Mullik, Twenfosel. O Dami Dato, Bambang Permana, Tony Basuki, Debora Kanahau","doi":"10.24843/pastura.2022.v11.i02.p08","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pastura.2022.v11.i02.p08","url":null,"abstract":"Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bertujuan mendongkrak ekonomi petani melalui integrasi jagung-ternak. Penelitian ini mengukur penyediaan bahan baku pakan, serta estimasi daya dukung pakan bagi pengembangan ternak sapi, babi, dan ayam pada priode tanam jagung 2019-2021. Metode yang digunakan adalah Kaji Tindak. Lokasi penelitian di semua kelompok tani (n=1.867) penerima program TJPS. Pengukuran produksi biomasa jagung dilakukan saat panen memakai teknik ubinan (2,5×2,5 m). Seluruh biomasa dipanen, dipisahkan biji dari limbah (biji, klobot, tongkol, daun, batang) lalu ditimbang. Sampel setiap komponen diambil, selanjutnya semua sampel digabung sesuai komponen tanaman. Sub-sampel diambil dan diproses untuk analisis kandungan nutrisi. Variabel yang diukur adalah produksi biomasa, persentase komponen tanaman, produktivitas, dan kandungan nutrisi. Kontribusi penyediaan bahan baku, produksi pakan komplit, dan ternak dikalkulasi dari produksi biomasa. Analisis data memakai statistik deskriptif. Hasil memperlihatkan bahwa total produksi biomasa jagung selama 3 tahun adalah 193.008,87 ton bahan kering dari 22.310,5 ha lahan. Proporsi biji sebesar 46,59% dan 53,63% limbah. Potensi pakan sebesar 386.017,7 ton. Estimasi jumlah ternak yang dapat pelihara per tahun adalah 197.367 babi, atau 49.341.896 ayam, dan 94.027 sapi. Disimpulkan bahwa Program TJPS mampu menyediakan biomasa bahan baku cukup besar untuk produksi pakan ternak di NTT. \u0000Kata kunci: jagung, limbah pangan, pakan, ternak","PeriodicalId":53328,"journal":{"name":"Pastura Journal of Tropical Forage Science","volume":"21 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73306125","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-03-02DOI: 10.24843/pastura.2022.v11.i02.p03
M. Hambakodu, Junaedin Wadu
Hijuan pada areal persawahan perlu didata dan dikelola karena merupakan sumber pakan yang murahdan mudah diperoleh untuk dikonsumsi ternak. Masalah penelitian pada areal persawahan belum adanyainformasi data jenis tanaman yang menjadi hijauan makanan ternak ruminansia. Penelitian ini bertujuanuntuk mengidentifikasi hijauan yang ada di lahan persawahan Kecamatan Pandawai Kabupaten Sumba Timur.Penelitian menggunakan metode survei, pegamatan, dan pengukuran langsung di lapangan. Identifikasi hijauan menggunakan lembar identifikasi jenis dengan mencocokkan tunbuhan dan aplikasi PlanNet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa areal lahan persawahan Kecamatan Pandawai Kabupaten Sumba Timur memiliki 10 spesies rumput yakni Leersia hexandra, Cyperus sphalelatus, Leptochioa filiformis, Imperata cylindrica, Echinochios colona, Eragrotis unioloides, Cyperus iria L., Setaria palide, Panicum repens, dan Eragrotis spp. Leguminosa terdiri dari 7 spesies yakni Pueraria phaseoloides, Siratro, Sesbania bispinosa, Chamaecrista mimosoides (L)., Nila, Desmodium desv., dan Desmodium sp. Rumba terdiri dari 5 spesies yakni Ludwigia otctovalvis, Stylosanthes, Phyliantus minuri, Mikania micranta dan Euphorbia hirta. Jenis hijauan yang mendominasi areal persawahan adalah jenis rumput 71,24%, diikuti leguminosa 17,79%, dan rumba 10,97%. Spesies rumput yang paling dominan adalah Leersia hexandra. Kata kunci: hijauan, komposisi botani, lahan persawahan
{"title":"IDENTIFIKASI HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI LAHAN PERSAWAHAN KECAMATAN PANDAWAI KABUPATEN SUMBA TIMUR","authors":"M. Hambakodu, Junaedin Wadu","doi":"10.24843/pastura.2022.v11.i02.p03","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pastura.2022.v11.i02.p03","url":null,"abstract":"Hijuan pada areal persawahan perlu didata dan dikelola karena merupakan sumber pakan yang murahdan mudah diperoleh untuk dikonsumsi ternak. Masalah penelitian pada areal persawahan belum adanyainformasi data jenis tanaman yang menjadi hijauan makanan ternak ruminansia. Penelitian ini bertujuanuntuk mengidentifikasi hijauan yang ada di lahan persawahan Kecamatan Pandawai Kabupaten Sumba Timur.Penelitian menggunakan metode survei, pegamatan, dan pengukuran langsung di lapangan. Identifikasi hijauan menggunakan lembar identifikasi jenis dengan mencocokkan tunbuhan dan aplikasi PlanNet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa areal lahan persawahan Kecamatan Pandawai Kabupaten Sumba Timur memiliki 10 spesies rumput yakni Leersia hexandra, Cyperus sphalelatus, Leptochioa filiformis, Imperata cylindrica, Echinochios colona, Eragrotis unioloides, Cyperus iria L., Setaria palide, Panicum repens, dan Eragrotis spp. Leguminosa terdiri dari 7 spesies yakni Pueraria phaseoloides, Siratro, Sesbania bispinosa, Chamaecrista mimosoides (L)., Nila, Desmodium desv., dan Desmodium sp. Rumba terdiri dari 5 spesies yakni Ludwigia otctovalvis, Stylosanthes, Phyliantus minuri, Mikania micranta dan Euphorbia hirta. Jenis hijauan yang mendominasi areal persawahan adalah jenis rumput 71,24%, diikuti leguminosa 17,79%, dan rumba 10,97%. Spesies rumput yang paling dominan adalah Leersia hexandra. \u0000Kata kunci: hijauan, komposisi botani, lahan persawahan","PeriodicalId":53328,"journal":{"name":"Pastura Journal of Tropical Forage Science","volume":"125 1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78153008","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-03-02DOI: 10.24843/pastura.2022.v11.i02.p06
N. Roni, S. Lindawati
Penelitian bertujuan untuk mengkaji respon tanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum) terhadap berbagai jenis dan dosis pupuk anorganik dan organik serta mendapatkan dosis optimal berbagai jenis pupuk. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial dua faktor, yaitu faktor pertamajenis pupuk (A = anorganik NPK; OP = organik pabrik; BO = bioorganik; BS = biosluri) dan faktor kedua dosis pupuk (D0 = tanpa pupuk; D1 = 100 kg N ha-1; D2= 200 kg N ha-1; D3= 300 kg N ha-1). Terdapat 16 kombinasi perlakuan, setiap perlakuan diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pupukBO menghasilkan tinggi tanaman dan diameter batang lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk A. Jenis pupuk BO dan BS menghasilkan berat kering daun, berat kering batang dan berat kering total hijauan lebih tinggi dibandingkan pupuk A. Dosis pupuk D3 menunjukkan hasil berat kering batang dan berat kering total hijauan lebih tinggi dibandingkan D0. Disimpulkan bahwa respon tanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum) terhadap pemberian pupuk bioorganik dan biosluri lebih baik dibandingkan dengan pupuk anorganik dan organik pabrik. Dosis pupuk 300 kg N ha-1 meningkatkan hasil tanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum), dan belum terdapat dosis optimal berbagai jenis pupuk. Kata kunci: dosis pupuk, jenis pupuk, organik, Pennisetum purpureum
{"title":"RESPON RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) TERHADAP BERBAGAI JENIS DAN DOSIS PUPUK ANORGANIK DAN ORGANIK","authors":"N. Roni, S. Lindawati","doi":"10.24843/pastura.2022.v11.i02.p06","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pastura.2022.v11.i02.p06","url":null,"abstract":"Penelitian bertujuan untuk mengkaji respon tanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum) terhadap berbagai jenis dan dosis pupuk anorganik dan organik serta mendapatkan dosis optimal berbagai jenis pupuk. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial dua faktor, yaitu faktor pertamajenis pupuk (A = anorganik NPK; OP = organik pabrik; BO = bioorganik; BS = biosluri) dan faktor kedua dosis pupuk (D0 = tanpa pupuk; D1 = 100 kg N ha-1; D2= 200 kg N ha-1; D3= 300 kg N ha-1). Terdapat 16 kombinasi perlakuan, setiap perlakuan diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pupukBO menghasilkan tinggi tanaman dan diameter batang lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk A. Jenis pupuk BO dan BS menghasilkan berat kering daun, berat kering batang dan berat kering total hijauan lebih tinggi dibandingkan pupuk A. Dosis pupuk D3 menunjukkan hasil berat kering batang dan berat kering total hijauan lebih tinggi dibandingkan D0. Disimpulkan bahwa respon tanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum) terhadap pemberian pupuk bioorganik dan biosluri lebih baik dibandingkan dengan pupuk anorganik dan organik pabrik. Dosis pupuk 300 kg N ha-1 meningkatkan hasil tanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum), dan belum terdapat dosis optimal berbagai jenis pupuk. \u0000Kata kunci: dosis pupuk, jenis pupuk, organik, Pennisetum purpureum","PeriodicalId":53328,"journal":{"name":"Pastura Journal of Tropical Forage Science","volume":"30 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89278694","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-03-02DOI: 10.24843/pastura.2022.v11.i02.p10
I. Pratama, M. A. Duarsa, I. Wirawan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dekomposisi, dosis pupuk terbaik dan interaksi antara waktu dekomposisi dengan dosis pupuk kotoran sapi terhadap pertumbuhan dan hasil hijauan Asystasia gangetica (L.) subsp. Micrantha. Penelitian dilakukan di Rumah Kaca, Stasiun PenelitianSesetan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana di Jalan Raya Sesetan Gang Markisa Denpasar. Penelitian berlangsung selama 3 bulan, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial. Faktor pertama adalah waktu dekomposisi yaitu 4 minggu (W4), 2 minggu (W2), tanpa dekomposisi (W0)dan faktor kedua adalah pemberian pupuk kotoran sapi dengan dosis 0 ton ha -1 (D0), 10 ton ha-1 (D10), 20 ton ha D20), 30 ton ha-1 (D30). Setiap perlakuan diulang sebanyak empat kali sehingga terdapat 48 unit percobaan. Variabel yang diamati yaitu variabel pertumbuhan, variabel hasil dan variabel karakteristik tumbuh tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara waktu dekomposisi dan dosis pada variabel nisbah berat kering daun dengan berat kering batang tetapi tidak menunjukkan adanya interaksi pada variabel lainnya. Waktu dekomposisi 4 dan 2 minggu nyata memberikan respon lebih baik dibandingkan tanpa dekomposisi. Peningkatan dosis pupuk dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil hijauan Asystasia gangetica (L.) subsp. Micrantha. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadi interaksi antara waktu dekomposisi dengan dosis pupuk terhadap variabel nisbah berat kering daun dengan berat kering batang, dan perlakuan dekomposisi 4 minggu (W4) dan dosis 30 ton ha-1 memberikan respon terbaik pada pertumbuhan dan hasil hijauan Asystasia gangetica (L.) subsp. Micrantha. Kata kunci: Asystasia gangetica, dekomposisi, kotoran sapi, pertumbuhan, hasil
{"title":"PENGARUH WAKTU DEKOMPOSISI DAN DOSIS PUPUK KOTORAN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL HIJAUAN Asystasia gangetica (L.) subsp. MICRANTHA","authors":"I. Pratama, M. A. Duarsa, I. Wirawan","doi":"10.24843/pastura.2022.v11.i02.p10","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pastura.2022.v11.i02.p10","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dekomposisi, dosis pupuk terbaik dan interaksi antara waktu dekomposisi dengan dosis pupuk kotoran sapi terhadap pertumbuhan dan hasil hijauan Asystasia gangetica (L.) subsp. Micrantha. Penelitian dilakukan di Rumah Kaca, Stasiun PenelitianSesetan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana di Jalan Raya Sesetan Gang Markisa Denpasar. Penelitian berlangsung selama 3 bulan, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial. Faktor pertama adalah waktu dekomposisi yaitu 4 minggu (W4), 2 minggu (W2), tanpa dekomposisi (W0)dan faktor kedua adalah pemberian pupuk kotoran sapi dengan dosis 0 ton ha -1 (D0), 10 ton ha-1 (D10), 20 ton ha D20), 30 ton ha-1 (D30). Setiap perlakuan diulang sebanyak empat kali sehingga terdapat 48 unit percobaan. Variabel yang diamati yaitu variabel pertumbuhan, variabel hasil dan variabel karakteristik tumbuh tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara waktu dekomposisi dan dosis pada variabel nisbah berat kering daun dengan berat kering batang tetapi tidak menunjukkan adanya interaksi pada variabel lainnya. Waktu dekomposisi 4 dan 2 minggu nyata memberikan respon lebih baik dibandingkan tanpa dekomposisi. Peningkatan dosis pupuk dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil hijauan Asystasia gangetica (L.) subsp. Micrantha. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadi interaksi antara waktu dekomposisi dengan dosis pupuk terhadap variabel nisbah berat kering daun dengan berat kering batang, dan perlakuan dekomposisi 4 minggu (W4) dan dosis 30 ton ha-1 memberikan respon terbaik pada pertumbuhan dan hasil hijauan Asystasia gangetica (L.) subsp. Micrantha. \u0000Kata kunci: Asystasia gangetica, dekomposisi, kotoran sapi, pertumbuhan, hasil","PeriodicalId":53328,"journal":{"name":"Pastura Journal of Tropical Forage Science","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85171068","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-03-02DOI: 10.24843/pastura.2022.v11.i02.p12
Jamila Mustabi, -. Muqarramah, R. Malaka
Ternak yang terkena cacing umumnya akan berdampak pada produktivitasnya dan merupakan masalahutama yang harus diselesaikan karena menimbulkan berbagai macam kerugian baik secara klinis maupunekonomi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun jarak (Jatropa curcasL) terhadap mortalitas cacing Haemonchus contortus yang diuji secara in vitro. Rancangan yang digunakanadalah rancangan acak lengkap, dengan perlakuan R0 (NaCl fisiologis 0,9%), R1 (Albendazole 10 mg/ml),R2 (Ekstrak daun jarak konsentrasi 10%), R3 (Ekstrak daun jarak konsentrasi 25%), R4 (Ekstrak daunjarak konsentrasi 50%) dan R5 (Ekstrak daun jarak konsentrasi 100%). Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa perlakuan R0 tidak ada kematian cacing sampai jam ke-4, R1 mortalitas cacing 100% pada jam ke2,R2 dan R3 mortalitas cacing 100% pada jam ke-4, R4 dan R5 mortalitas cacing 100% pada jam ke-2 setelahpemberian ekstrak daun jarak. Kesimpulan, perlakuan R2 (10%) dan R3 (25%) mampu mematikan cacing Haemonchus contortus 4 jam setelah pemberian ekstrak daun jarak (Jatropa curcas L). Tidak ada perbedaan waktu kematian antara R4 (50%) dan R5 (100%) dengan R1 (pemberian Albendazole) mampu mematikan cacing 100% pada jam ke 2. Kata kunci: ekstrak daun jarak, obat cacing
{"title":"PENGARUH EKSTRAK DAUN JARAK (Jatropa curcas L) TERHADAP MORTALITAS CACING Haemonchus contortus YANG DIUJI SECARA IN VITRO","authors":"Jamila Mustabi, -. Muqarramah, R. Malaka","doi":"10.24843/pastura.2022.v11.i02.p12","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pastura.2022.v11.i02.p12","url":null,"abstract":"Ternak yang terkena cacing umumnya akan berdampak pada produktivitasnya dan merupakan masalahutama yang harus diselesaikan karena menimbulkan berbagai macam kerugian baik secara klinis maupunekonomi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun jarak (Jatropa curcasL) terhadap mortalitas cacing Haemonchus contortus yang diuji secara in vitro. Rancangan yang digunakanadalah rancangan acak lengkap, dengan perlakuan R0 (NaCl fisiologis 0,9%), R1 (Albendazole 10 mg/ml),R2 (Ekstrak daun jarak konsentrasi 10%), R3 (Ekstrak daun jarak konsentrasi 25%), R4 (Ekstrak daunjarak konsentrasi 50%) dan R5 (Ekstrak daun jarak konsentrasi 100%). Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa perlakuan R0 tidak ada kematian cacing sampai jam ke-4, R1 mortalitas cacing 100% pada jam ke2,R2 dan R3 mortalitas cacing 100% pada jam ke-4, R4 dan R5 mortalitas cacing 100% pada jam ke-2 setelahpemberian ekstrak daun jarak. Kesimpulan, perlakuan R2 (10%) dan R3 (25%) mampu mematikan cacing Haemonchus contortus 4 jam setelah pemberian ekstrak daun jarak (Jatropa curcas L). Tidak ada perbedaan waktu kematian antara R4 (50%) dan R5 (100%) dengan R1 (pemberian Albendazole) mampu mematikan cacing 100% pada jam ke 2. \u0000Kata kunci: ekstrak daun jarak, obat cacing","PeriodicalId":53328,"journal":{"name":"Pastura Journal of Tropical Forage Science","volume":"69 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79879651","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ukuran bibit merupakan salah satu cerminan mutu bahan tanaman yang akan menghasilkan produktivitasyang baik jika kebutuhan akan hara untuk pertumbuhannya terpenuhi melalui pemupukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran bibit dan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan kelor (Moringa oleifera). Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial 3x3 dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah ukuran bibit (kecil, sedang dan besar) dan faktor kedua adalah pupuk anorganik (N; N dan P; serta N, P dan K). Ukuran bibit meningkatkan tinggi tanaman pada panen kedua dan jumlah tunas pada panen pertama dipengaruhi oleh ukuran bibit dan penerapan pupuk anorganik pada Moringa oleifera. Sementara itu, tidak terdapat interaksi antara ukuran bibit dan pupuk anorganik terhadap seluruh peubah yang diamati. Disimpulkan bahwa ukuran bibit sedang dan besar dan pemupukan dengan kombinasi lebih dari satu unsur hara (kombinasi N, P dan N, P dan K) menghasilkan pertumbuhan yang terbaik pada Moringa oleifera. Kata kunci: Moringa oleifera, pupuk anorganik, ukuran bibit, pertumbuhan tanaman
{"title":"PENGARUH UKURAN BIBIT DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KELOR (Moringa oleifera)","authors":"Rahmi Dianita, Shelly Indriani Naben, Nelly Farida Purba, Ubaidillah -, A. Sy.","doi":"10.24843/pastura.2021.v11.i01.p04","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pastura.2021.v11.i01.p04","url":null,"abstract":"Ukuran bibit merupakan salah satu cerminan mutu bahan tanaman yang akan menghasilkan produktivitasyang baik jika kebutuhan akan hara untuk pertumbuhannya terpenuhi melalui pemupukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran bibit dan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan kelor (Moringa oleifera). Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial 3x3 dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah ukuran bibit (kecil, sedang dan besar) dan faktor kedua adalah pupuk anorganik (N; N dan P; serta N, P dan K). Ukuran bibit meningkatkan tinggi tanaman pada panen kedua dan jumlah tunas pada panen pertama dipengaruhi oleh ukuran bibit dan penerapan pupuk anorganik pada Moringa oleifera. Sementara itu, tidak terdapat interaksi antara ukuran bibit dan pupuk anorganik terhadap seluruh peubah yang diamati. Disimpulkan bahwa ukuran bibit sedang dan besar dan pemupukan dengan kombinasi lebih dari satu unsur hara (kombinasi N, P dan N, P dan K) menghasilkan pertumbuhan yang terbaik pada Moringa oleifera. \u0000Kata kunci: Moringa oleifera, pupuk anorganik, ukuran bibit, pertumbuhan tanaman","PeriodicalId":53328,"journal":{"name":"Pastura Journal of Tropical Forage Science","volume":"5 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84122429","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-16DOI: 10.24843/pastura.2021.v11.i01.p05
Rachman Effendy, A. Trisnadewi, N. Roni
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil rumput gajah kate (Pennisetum purpureumcv. Mott) yang diberi beberapa dosis pupuk cair kombinasi limbah buah naga dan biourin. Penelitian dilakukandi Rumah Kaca, Stasiun Penelitian Sesetan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana. Penelitian berlangsungselama 8 minggu, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan lima ulangan sehingga terdapat 30 unit percobaan. Perlakuan yang diberikan adalah dosis pupuk cair kombinasi limbah buah naga dan biourin yang terdiri atas 0 l ha-1, 2500 l ha-1, 5000 l ha, 10000 l ha-1, 12500 l ha-1. Variabel yang diamati yaitu variabel pertumbuhan, variabel hasil dan variabel karakteristik tumbuh tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk cair kombinasi limbah buah naga dan biourin dapat meningkatkan variabel pertumbuhan yaitu pada tinggi tanaman, variabel hasil yaitu berat kering batang, berat kering akar, dan berat kering total hijauan, serta variabel karakteristik tumbuh yaitu nisbah berat kering daun dengan berat kering batang dan luas daun per pot. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk cair kombinasi limbah buah naga dan biourin dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil rumput gajah kate (Pennisetum purpureum cv. Mott) dan dosis 12500 l ha-1 memberikan pertumbuhan dan hasil terbaik. Kata kunci: biourin, dosis, limbah buah naga, pupuk cair, rumput gajah kate
这项研究的目的是确定凯特(Pennisetum purpureumcv)大象草的生长和结果。莫特)我们给他开了几剂混合液体肥料,包括龙果和生物尿液的废弃物。这项研究是在温室、魔鬼研究站、乌达亚纳大学畜学院进行的。这项研究持续了8周,使用了6次治疗和5次复试的随机设计(RAL),使有30个测试单位。治疗方法是一剂由0 l ha-1、2500 l -1、5000 l - ha、10000 l -1、12500 l -1组成的液体肥料。观察到的变量是植物生长的生长变量、结果变量和特征变量。研究结果表明,龙果和生物尿液的废弃物混合化肥可以增加植物生长的变量,也就是茎干的重量、根干的重量和全绿色的干重,随着一项研究的结论,液体肥料结合了龙果和生物尿液的废弃物,可以促进凯特(Pennisetum purpureum)的生长和生长。剂量12500 l -1提供最好的生长和效果。关键词:生物尿液,剂量,龙果废弃物,液体肥料,凯特的大象草
{"title":"PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH KATE (Pennisetum purpureum cv. Mott) YANG DIBERI BEBERAPA DOSIS PUPUK CAIR KOMBINASI LIMBAH BUAH NAGA DAN BIOURIN","authors":"Rachman Effendy, A. Trisnadewi, N. Roni","doi":"10.24843/pastura.2021.v11.i01.p05","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pastura.2021.v11.i01.p05","url":null,"abstract":"Penelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil rumput gajah kate (Pennisetum purpureumcv. Mott) yang diberi beberapa dosis pupuk cair kombinasi limbah buah naga dan biourin. Penelitian dilakukandi Rumah Kaca, Stasiun Penelitian Sesetan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana. Penelitian berlangsungselama 8 minggu, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan lima ulangan sehingga terdapat 30 unit percobaan. Perlakuan yang diberikan adalah dosis pupuk cair kombinasi limbah buah naga dan biourin yang terdiri atas 0 l ha-1, 2500 l ha-1, 5000 l ha, 10000 l ha-1, 12500 l ha-1. Variabel yang diamati yaitu variabel pertumbuhan, variabel hasil dan variabel karakteristik tumbuh tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk cair kombinasi limbah buah naga dan biourin dapat meningkatkan variabel pertumbuhan yaitu pada tinggi tanaman, variabel hasil yaitu berat kering batang, berat kering akar, dan berat kering total hijauan, serta variabel karakteristik tumbuh yaitu nisbah berat kering daun dengan berat kering batang dan luas daun per pot. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk cair kombinasi limbah buah naga dan biourin dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil rumput gajah kate (Pennisetum purpureum cv. Mott) dan dosis 12500 l ha-1 memberikan pertumbuhan dan hasil terbaik. \u0000Kata kunci: biourin, dosis, limbah buah naga, pupuk cair, rumput gajah kate","PeriodicalId":53328,"journal":{"name":"Pastura Journal of Tropical Forage Science","volume":"43 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88371766","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-16DOI: 10.24843/pastura.2021.v11.i01.p06
Sriani Nauw, D. Sawen, L. Nuhuyanan, M. Junaidi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan rumput setaria (Setaria sphacelata)yang diberikan pupuk kotoran satwa kuskus asal penangkaran pada defoliasi kedua. Penelitian dilakukanselama 3 bulan berlokasi di Jl. Flamboyan B.18 Amban Manokwari Papua Barat. Penelitian didesain denganrancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang diberikan antara lain:P0= kontrol (tanpa pupuk); P1= Pupuk kotoran satwa kuskus berbasis pakan pisang; dan P2= pupuk kotoransatwa kuskus berbasis pakan avokad. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupukkotoran satwa kuskus berbasis pakan pisang dan avokad memberikan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah anakan rumput Setaria sphacelata. Rataan tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah anakan terbaik dihasilkan pada perlakuan P1 berturut-turut adalah 52,98±2,34 cm, 74,63±18,46 helai daun, dan 16,30±4,97 anakan. Perlakuan pemberian pupuk kotoran satwa kuskus memberikan hasil optimal pada pertumbuhan rumput setaria. Kata kunci: Setaria sphacelata, pupuk organik, pertumbuhan
{"title":"RESPON PERTUMBUHAN RUMPUT SETARIA (Setaria sphacelata) YANG DIBERI PUPUK KOTORAN SATWA KUSKUS PADA DEFOLIASI KEDUA","authors":"Sriani Nauw, D. Sawen, L. Nuhuyanan, M. Junaidi","doi":"10.24843/pastura.2021.v11.i01.p06","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pastura.2021.v11.i01.p06","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan rumput setaria (Setaria sphacelata)yang diberikan pupuk kotoran satwa kuskus asal penangkaran pada defoliasi kedua. Penelitian dilakukanselama 3 bulan berlokasi di Jl. Flamboyan B.18 Amban Manokwari Papua Barat. Penelitian didesain denganrancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang diberikan antara lain:P0= kontrol (tanpa pupuk); P1= Pupuk kotoran satwa kuskus berbasis pakan pisang; dan P2= pupuk kotoransatwa kuskus berbasis pakan avokad. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupukkotoran satwa kuskus berbasis pakan pisang dan avokad memberikan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah anakan rumput Setaria sphacelata. Rataan tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah anakan terbaik dihasilkan pada perlakuan P1 berturut-turut adalah 52,98±2,34 cm, 74,63±18,46 helai daun, dan 16,30±4,97 anakan. Perlakuan pemberian pupuk kotoran satwa kuskus memberikan hasil optimal pada pertumbuhan rumput setaria. \u0000Kata kunci: Setaria sphacelata, pupuk organik, pertumbuhan","PeriodicalId":53328,"journal":{"name":"Pastura Journal of Tropical Forage Science","volume":"25 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81209235","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-16DOI: 10.24843/pastura.2021.v11.i01.p11
D. Sawen, M. Junaidi, Hengky Y. Yepasedanya
Studi ini dilakukan untuk mengetahui komposisi botani dan produksi bahan kering hijauan pakan yangterdapat di bawah naungan kelapa sawit. Penelitian dilakukan pada perkebunan kelapa sawit milik PT.Medco Papua Hijau Selaras Manokwari selama 2 bulan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptifdengan teknik studi kasus. Analisis kadar air dilakukan di sub Laboratorium Agrostologi Fakultas PeternakanUniversitas Papua. Hasil studi memperlihatkan bahwa spesies yang ditemukan berjumlah 22 spesies, produksi bahan kering hijauan pakan di bawah naungan kelapa sawit pada areal kelapa sawit umur 2 tahun adalah sebesar 0,36 ton/ha, pada umur 3 tahun sebesar 0,44 ton/ha dan pada areal kelapa sawit umur 4 tahun sebesar 0,45 ton/ha. Kandungan bahan kering hijauan pakan berkisar antara 5,85-20,80%, dan kapasitas tampung untuk ketiga umur tanam kelapa sawit masing-masing sebesar 0,12 UT/ha/tahun (2 tahun), 0,15 UT/ha/tahun (3 tahun) dan 0,15 UT/ha/tahun (umur tanam 4 tahun). Komposisi spesies hijauan dan kapasitas tampung areal ini belum ideal. Kata kunci: komposisi botani, naungan kelapa sawit, produksi bahan kering
{"title":"KOMPOSISI BOTANI DAN PRODUKSI BAHAN KERING HIJAUAN PAKAN DI BAWAH NAUNGAN KELAPA SAWIT MILIK PT. MEDCO PAPUA HIJAU SELARAS MANOKWARI","authors":"D. Sawen, M. Junaidi, Hengky Y. Yepasedanya","doi":"10.24843/pastura.2021.v11.i01.p11","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pastura.2021.v11.i01.p11","url":null,"abstract":"Studi ini dilakukan untuk mengetahui komposisi botani dan produksi bahan kering hijauan pakan yangterdapat di bawah naungan kelapa sawit. Penelitian dilakukan pada perkebunan kelapa sawit milik PT.Medco Papua Hijau Selaras Manokwari selama 2 bulan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptifdengan teknik studi kasus. Analisis kadar air dilakukan di sub Laboratorium Agrostologi Fakultas PeternakanUniversitas Papua. Hasil studi memperlihatkan bahwa spesies yang ditemukan berjumlah 22 spesies, produksi bahan kering hijauan pakan di bawah naungan kelapa sawit pada areal kelapa sawit umur 2 tahun adalah sebesar 0,36 ton/ha, pada umur 3 tahun sebesar 0,44 ton/ha dan pada areal kelapa sawit umur 4 tahun sebesar 0,45 ton/ha. Kandungan bahan kering hijauan pakan berkisar antara 5,85-20,80%, dan kapasitas tampung untuk ketiga umur tanam kelapa sawit masing-masing sebesar 0,12 UT/ha/tahun (2 tahun), 0,15 UT/ha/tahun (3 tahun) dan 0,15 UT/ha/tahun (umur tanam 4 tahun). Komposisi spesies hijauan dan kapasitas tampung areal ini belum ideal. \u0000Kata kunci: komposisi botani, naungan kelapa sawit, produksi bahan kering","PeriodicalId":53328,"journal":{"name":"Pastura Journal of Tropical Forage Science","volume":"55 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84767799","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-16DOI: 10.24843/pastura.2021.v11.i01.p09
Matias Peli Kadu Amah, I. Sudarma, M. Hambakodu
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk bokasi kotoran ayam dengan levelyang berbeda terhadap produktivitas rumput odot (Pennisetum purpureum cv. Mott). Penelitian dilaksanakandi Kelurahan Wangga, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur. Penelitianmenggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 3 ulangan yakni R = kontrol, R1 = pupuk bokasi kotoran ayam 10%/polybag, R2 = pupuk bokasi kotoran ayam 20%/polybag, dan R3 = pupuk bokasi kotoran ayam 30%/polybag. Variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, produksi bahan segar, dan produksi bahan kering. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA), bila berpengaruh nyata maka akan dilanjutkan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukan perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap produksi bahan kering dan jumlah daun, tetapi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap produksi bahan segar dan tinggi tanaman rumput odot (Pennisetum purpureum cv. Mott). Disimpulkan, penggunaan dosis pupuk bokasi feses ayam 30% lebih baik terhadap pertumbuhan dan produksi rumput odot (Pennisetum purpureum cv. Mott). Kata kunci : pupuk feses ayam, pertumbuhan, produksi, Pennisetum purpureum cv. Mott
{"title":"PENGARUH PEMBERIAN PUPUK BOKASI FESES AYAM DENGAN LEVEL YANG BERBEDA TERHADAP PRODUKTIVITAS RUMPUT ODOT (Pennisetum purpureum cv. Mott)","authors":"Matias Peli Kadu Amah, I. Sudarma, M. Hambakodu","doi":"10.24843/pastura.2021.v11.i01.p09","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pastura.2021.v11.i01.p09","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk bokasi kotoran ayam dengan levelyang berbeda terhadap produktivitas rumput odot (Pennisetum purpureum cv. Mott). Penelitian dilaksanakandi Kelurahan Wangga, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur. Penelitianmenggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 3 ulangan yakni R = kontrol, R1 = pupuk bokasi kotoran ayam 10%/polybag, R2 = pupuk bokasi kotoran ayam 20%/polybag, dan R3 = pupuk bokasi kotoran ayam 30%/polybag. Variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, produksi bahan segar, dan produksi bahan kering. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA), bila berpengaruh nyata maka akan dilanjutkan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukan perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap produksi bahan kering dan jumlah daun, tetapi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap produksi bahan segar dan tinggi tanaman rumput odot (Pennisetum purpureum cv. Mott). Disimpulkan, penggunaan dosis pupuk bokasi feses ayam 30% lebih baik terhadap pertumbuhan dan produksi rumput odot (Pennisetum purpureum cv. Mott). \u0000Kata kunci : pupuk feses ayam, pertumbuhan, produksi, Pennisetum purpureum cv. Mott","PeriodicalId":53328,"journal":{"name":"Pastura Journal of Tropical Forage Science","volume":"12 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78906451","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}