Single Exponential Smoothing merupakan metode peramalan rata-rata bergerak dengan pembobotan canggih, namun masih mudah digunakan dimana dalam mtode ini sangat sedikit pencatatan data masa lalu. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan metode Single Exponential Smoothing dalam meramalkan produksi koran kaltara. Adapun tujuan yang di harapkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan metode Single Exponential Smoothing dalam meramalkan produksi koran kaltara. Perhitungan metode Single Eksponential Smoothing dilakukan dengan memilih parameter terbaik terlebih dahulu. Nilai terbaik yang terpilih adalah 0,9 untuk selanjutnya digunakan dalam menghitung peramalan. Berdasarkan parameter tersebut diperoleh hasil peramalan pada periode selanjutnya sebesar . Nilai MAPE yang diperoleh dari peramalan dengan menggunakan Single Eksponential Smoothing adalah sebesar Hal ini menunjukkan bahwa nilai MAPE berada pada kriteria yang berararti nilai MAPE berada pada kriteria sangat baik sehingga dapat dikatakan bahwa metode Single Eksponential Smoothing memiliki tingkat akurasi yang sangat baik dalam mendapatkan nilai taksiran
{"title":"Penerapan Single Exponential Smoothing dalam Peramalan Produksi Koran Kaltara","authors":"Arik Agustian Priautama, St. Syahdan","doi":"10.61323/jsb.v2i1.78","DOIUrl":"https://doi.org/10.61323/jsb.v2i1.78","url":null,"abstract":"Single Exponential Smoothing merupakan metode peramalan rata-rata bergerak dengan pembobotan canggih, namun masih mudah digunakan dimana dalam mtode ini sangat sedikit pencatatan data masa lalu. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan metode Single Exponential Smoothing dalam meramalkan produksi koran kaltara. Adapun tujuan yang di harapkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan metode Single Exponential Smoothing dalam meramalkan produksi koran kaltara. Perhitungan metode Single Eksponential Smoothing dilakukan dengan memilih parameter terbaik terlebih dahulu. Nilai terbaik yang terpilih adalah 0,9 untuk selanjutnya digunakan dalam menghitung peramalan. Berdasarkan parameter tersebut diperoleh hasil peramalan pada periode selanjutnya sebesar . Nilai MAPE yang diperoleh dari peramalan dengan menggunakan Single Eksponential Smoothing adalah sebesar Hal ini menunjukkan bahwa nilai MAPE berada pada kriteria yang berararti nilai MAPE berada pada kriteria sangat baik sehingga dapat dikatakan bahwa metode Single Eksponential Smoothing memiliki tingkat akurasi yang sangat baik dalam mendapatkan nilai taksiran","PeriodicalId":101566,"journal":{"name":"Jurnal Sains Benuanta","volume":"72 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129503836","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Energi terbarukan diperlukan untuk mengatasi peningkatan permintaan energi. Teknologi biogas memungkinkan diversifikasi sumber energi, dapat membantu mengurangi ketergantungan pada minyak bumi dan mengurangi dampak fluktuasi harga minyak di pasar global. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif reaktor biogas untuk menghasilkan biogas dari kotoran sapi pada skala kecil dengan menggunakan bahan bekas dan mudah didapatkan. Hasil penelitian menunjukkan miniatur reaktor biogas dari bahan bekas dapat menghasilkan biogas ditunjukkan dengan adanya peningkatan tekanan. Untuk tekanan biogas yang dihasilkan mengalami peningkatan dari hari ke-1 hingga hari ke-12, pada hari ke-1 menghasilkan tekanan biogas 101.461,93 N/m2 dan pada hari ke-13 tekanan gas tidak mengalami perubahan pada nilai 103.300,64 N/m2. Hal ini menunjukan bahwa tekanan biogas yang dihasilkakan oleh miniatur reaktor biogas dari bahan bekas ini dapat menghasilkan tekanan biogas tertinggi pada hari ke-13 sebesar 103.300,64 N/m2.
{"title":"Analisis Tekanan Biogas Dari Kotoran Sapi Pada Miniatur Reaktor Biogas Dari Galon Bekas","authors":"Ayu Lingga, Ratna Sari, Siti Maria, Ulva","doi":"10.61323/jsb.v2i1.66","DOIUrl":"https://doi.org/10.61323/jsb.v2i1.66","url":null,"abstract":"Energi terbarukan diperlukan untuk mengatasi peningkatan permintaan energi. Teknologi biogas memungkinkan diversifikasi sumber energi, dapat membantu mengurangi ketergantungan pada minyak bumi dan mengurangi dampak fluktuasi harga minyak di pasar global. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif reaktor biogas untuk menghasilkan biogas dari kotoran sapi pada skala kecil dengan menggunakan bahan bekas dan mudah didapatkan. Hasil penelitian menunjukkan miniatur reaktor biogas dari bahan bekas dapat menghasilkan biogas ditunjukkan dengan adanya peningkatan tekanan. Untuk tekanan biogas yang dihasilkan mengalami peningkatan dari hari ke-1 hingga hari ke-12, pada hari ke-1 menghasilkan tekanan biogas 101.461,93 N/m2 dan pada hari ke-13 tekanan gas tidak mengalami perubahan pada nilai 103.300,64 N/m2. Hal ini menunjukan bahwa tekanan biogas yang dihasilkakan oleh miniatur reaktor biogas dari bahan bekas ini dapat menghasilkan tekanan biogas tertinggi pada hari ke-13 sebesar 103.300,64 N/m2.","PeriodicalId":101566,"journal":{"name":"Jurnal Sains Benuanta","volume":"62 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124656697","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Silawati Alawiyah, Wibowo Romadhoni, Siti Maria Ulva, Dady Sulaiman
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana campuran kulit nanas dan kulit singkong dapat menjadi energi alternatif terbarukan dalam menyalakan LED 3,2 volt, mengetahui besar tegangan, arus, energi listrik dan pH yang dihasilkan dan mengetahui hubungan tegangan, arus, energi listrik dan pH pada campuran kulit nanas dan kulit singkong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Variasi lama waktu fermentasi yang dilakukan yaitu 48, 96, 144, 192 dan 240 jam dengan komposisi bahan 50% : 50%, 20% : 80% dan 80% : 20%. Berdasarkan hasil pengujian yang telah di lakukan, di dapatkan campuran bubur kulit nanas dan pasta kulit singkong dengan komposisi campuran terbaik 50% : 50% memiliki nilai tegangan listrik sebesar 3,78 Volt, arus listrik sebesar 3,58 ???? dengan waktu fermentasi 192 jam dan menghasil daya listrik sebesar 12,172 Watt yang mampu menghidupkan lampu LED 3,2 Volt dengan terang.
{"title":"Analisis Sifat Kelistrikan Pada Campuran Kulit Nanas Dan Kulit Singkong Sebagai Energi Terbarukan","authors":"Silawati Alawiyah, Wibowo Romadhoni, Siti Maria Ulva, Dady Sulaiman","doi":"10.61323/jsb.v2i1.65","DOIUrl":"https://doi.org/10.61323/jsb.v2i1.65","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana campuran kulit nanas dan kulit singkong dapat menjadi energi alternatif terbarukan dalam menyalakan LED 3,2 volt, mengetahui besar tegangan, arus, energi listrik dan pH yang dihasilkan dan mengetahui hubungan tegangan, arus, energi listrik dan pH pada campuran kulit nanas dan kulit singkong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Variasi lama waktu fermentasi yang dilakukan yaitu 48, 96, 144, 192 dan 240 jam dengan komposisi bahan 50% : 50%, 20% : 80% dan 80% : 20%. Berdasarkan hasil pengujian yang telah di lakukan, di dapatkan campuran bubur kulit nanas dan pasta kulit singkong dengan komposisi campuran terbaik 50% : 50% memiliki nilai tegangan listrik sebesar 3,78 Volt, arus listrik sebesar 3,58 ???? dengan waktu fermentasi 192 jam dan menghasil daya listrik sebesar 12,172 Watt yang mampu menghidupkan lampu LED 3,2 Volt dengan terang.","PeriodicalId":101566,"journal":{"name":"Jurnal Sains Benuanta","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130984981","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ratna Dwi Christyanti, A. Arif, Eka Wahyunita Sari Puluadji
Salah satu contoh model matematika yang dapat digunakan pada penyebaran penyakit adalah model epidemik SEIR. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pemodelan matematika pada model epidemik tipe SEIR, bentuk kesetimbangan dalam model epidemik tipe SEIR, dan analisis kestabilan model epidemik SEIR. Pada penelitian ini, akan dilakukan dengan menggunakan metode Runge Kutta orde 4 dan diselesaikan berbantu software Maple. Berdasarkan hasil penelitian, didapat model epidemik SEIR yaitu , , , . Titik kesetimbangan penyakit yaitu dan ( , , , ). Dan diperoleh analisis kestabilan titik kesetimbangan bebas penyakit yaitu , , , ) dan analisis kestabilan titik kesetimbangan epidemik .
{"title":"Analisis Kestabilan Model Epidemik Seir Pada Penyebaran Penyakit Menggunakan Metode Runge Kutta Orde 4","authors":"Ratna Dwi Christyanti, A. Arif, Eka Wahyunita Sari Puluadji","doi":"10.61323/jsb.v2i1.64","DOIUrl":"https://doi.org/10.61323/jsb.v2i1.64","url":null,"abstract":"Salah satu contoh model matematika yang dapat digunakan pada penyebaran penyakit adalah model epidemik SEIR. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pemodelan matematika pada model epidemik tipe SEIR, bentuk kesetimbangan dalam model epidemik tipe SEIR, dan analisis kestabilan model epidemik SEIR. Pada penelitian ini, akan dilakukan dengan menggunakan metode Runge Kutta orde 4 dan diselesaikan berbantu software Maple. Berdasarkan hasil penelitian, didapat model epidemik SEIR yaitu , , , . Titik kesetimbangan penyakit yaitu dan ( , , , ). Dan diperoleh analisis kestabilan titik kesetimbangan bebas penyakit yaitu , , , ) dan analisis kestabilan titik kesetimbangan epidemik .","PeriodicalId":101566,"journal":{"name":"Jurnal Sains Benuanta","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131506196","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Berdasarkan data yang diperoleh dari Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kalimantan Utara tahun 2016 mencatat, luas lahan kritis di provinsi Kalimantan Utara mencapai 124.993,532 Hektar (Ha). Jumlah tersebut menyumbang sekitar 0,53 persen dari jumlah lahan kritis nasional yang mencapai 24 juta Ha. Luas lahan kritis di Kabupaten Bulungan seluas 7.398,22 Ha, dan memiliki lahan dengan status sangat kritis yakni seluas 232,68 Ha. Hal ini menunjukan bahwa lahan kritis telah terjadi hampir diseluruh wilayah Kabupaten Bulungan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sebaran luasan tingkat kekritisan lahan di daerah Kecamatan Tanjung Selor. Metode yang digunakan yaitu analisis spasial atas berbagai parameter dengan menggunakan sistem informasi geografis. Hasil pemetaan kelas kekritisan lahan di Kecamatan Tanjung Selor diperoleh bahwa Lahan Kritis 33,96 Ha (0.06%), Lahan Agak Kritis 4,747.49 Ha (8.87%), Lahan Potensial Kritis 39,860.11 Ha (74.45%) dan Lahan Tidak Kritis 8,898 Ha (16.62%).
{"title":"Estimasi Tingkat Kekritisan Lahan Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus Kecamatan Tanjung Selor)","authors":"Ady Utomo","doi":"10.61323/jsb.v2i1.62","DOIUrl":"https://doi.org/10.61323/jsb.v2i1.62","url":null,"abstract":"Berdasarkan data yang diperoleh dari Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kalimantan Utara tahun 2016 mencatat, luas lahan kritis di provinsi Kalimantan Utara mencapai 124.993,532 Hektar (Ha). Jumlah tersebut menyumbang sekitar 0,53 persen dari jumlah lahan kritis nasional yang mencapai 24 juta Ha. Luas lahan kritis di Kabupaten Bulungan seluas 7.398,22 Ha, dan memiliki lahan dengan status sangat kritis yakni seluas 232,68 Ha. Hal ini menunjukan bahwa lahan kritis telah terjadi hampir diseluruh wilayah Kabupaten Bulungan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sebaran luasan tingkat kekritisan lahan di daerah Kecamatan Tanjung Selor. Metode yang digunakan yaitu analisis spasial atas berbagai parameter dengan menggunakan sistem informasi geografis. Hasil pemetaan kelas kekritisan lahan di Kecamatan Tanjung Selor diperoleh bahwa Lahan Kritis 33,96 Ha (0.06%), Lahan Agak Kritis 4,747.49 Ha (8.87%), Lahan Potensial Kritis 39,860.11 Ha (74.45%) dan Lahan Tidak Kritis 8,898 Ha (16.62%).","PeriodicalId":101566,"journal":{"name":"Jurnal Sains Benuanta","volume":"127 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127999033","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penyediaan data dan informasi yang akurat mengenai kondisi kekritisan lahan di Kecamatan Tanjung Selor sangat penting dalam rangka mendukung upaya peningkatan produktivitas pertanian. Metode yang digunakan adalah informasi Leaf Area Index (LAI). Tujuan Penelitian ini untuk perhitungan tingkat kekritisan lahan dari parameter vegetasi. Diperoleh bahwa sebaran luas kekritisan lahan yaitu pada kelas tidak kritis 8.185,35 ha (15,29%), potensial kritis 40.620,82 ha (75,87%), agak kritis 3.630,13 ha (6,78%), kritis 33,96 ha (0,06%) dan sangat kritis 72,83 ha (0,14%); sebaran luas kekritisan lahan pada desa dengan nilai tertinggi terdapat pada desa Tengkapak seluas 1.454,90 ha (24,25%), sedangkan kekritisan terendah terdapat pada desa Tanjung Selor Hilir seluas 1,82 ha (0,03%); dan sebaran luas kekritisan lahan pada penggunaan lahan yang memiliki nilai tertinggi dan terendah terdapat pada penggunaan lahan sebagai hutan, yaitu kelas potensial kritis seluas 8.741,36 ha (80,22%) dan kelas sangat kritis seluas 0,12 ha (0,00%).
{"title":"Estimasi Sebaran Tingkat Kekritisan Lahan Di Kecamatan Tanjung Selor Menggunakan Lai (Leaf Area Index) Hasil Analisis Citra Satelit Landsat 8 Oli Tirs","authors":"Ady Utomo","doi":"10.61323/jsb.v2i1.63","DOIUrl":"https://doi.org/10.61323/jsb.v2i1.63","url":null,"abstract":"Penyediaan data dan informasi yang akurat mengenai kondisi kekritisan lahan di Kecamatan Tanjung Selor sangat penting dalam rangka mendukung upaya peningkatan produktivitas pertanian. Metode yang digunakan adalah informasi Leaf Area Index (LAI). Tujuan Penelitian ini untuk perhitungan tingkat kekritisan lahan dari parameter vegetasi. Diperoleh bahwa sebaran luas kekritisan lahan yaitu pada kelas tidak kritis 8.185,35 ha (15,29%), potensial kritis 40.620,82 ha (75,87%), agak kritis 3.630,13 ha (6,78%), kritis 33,96 ha (0,06%) dan sangat kritis 72,83 ha (0,14%); sebaran luas kekritisan lahan pada desa dengan nilai tertinggi terdapat pada desa Tengkapak seluas 1.454,90 ha (24,25%), sedangkan kekritisan terendah terdapat pada desa Tanjung Selor Hilir seluas 1,82 ha (0,03%); dan sebaran luas kekritisan lahan pada penggunaan lahan yang memiliki nilai tertinggi dan terendah terdapat pada penggunaan lahan sebagai hutan, yaitu kelas potensial kritis seluas 8.741,36 ha (80,22%) dan kelas sangat kritis seluas 0,12 ha (0,00%).","PeriodicalId":101566,"journal":{"name":"Jurnal Sains Benuanta","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129547662","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Teori graf merupakan salah satu cabang matematika sebenarnya sudah ada sejak lebih dari dua ratus tahun yang silam. Terdapat beberapa algoritma untuk menyelesaikan masalah pohon merentang minimum. Pada penelitian ini akan menggunakan Algoritma Sollin. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan algoritma sollin pada jaringan kabel Telkom Tanjung Selor berbantu matlab. Adapun tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Penerapan algoritma sollin pada jaringan kabel Telkom Tanjung Selor berbantu matlab. Algoritma Sollin merupakan suatu metode yang digunakan untuk mencari dan membentuk pohon merentang minimum. Dari data yang diperoleh dibuat dalam bentuk tabel, kemudian dari tabel tersebut akan dibuat gambar jalur dengan titik sumber PT. Telkom sampai ke semua ujung titik. Dari gambar jaringan kabel Telkom tersebut diketahui adanya 17 titik dan 16 sisi yang menghubungkan setiap titik. Berdasarkan dari gambar jaringan kabel Telkom tersebut akan dicari pohon rentang minimum menggunakan Algoritma Sollin. Hasil dari perhitungan menggunakan Algoritma Sollin berbantu Maple menghasilkan nilai minimum yang sama dengan bobot 5.731 m dengan kata lain pengujian ini telah menghemat kabel sepanjang m dari total jarak yaitu m.
{"title":"Penerapan Algoritma Sollin Pada Jaringan Kabel Telkom Tanjung Selor Berbantu Maple","authors":"St. Syahdan, Ahyar Efendy, Tias Pornawasari","doi":"10.61323/jsb.v2i1.51","DOIUrl":"https://doi.org/10.61323/jsb.v2i1.51","url":null,"abstract":"Teori graf merupakan salah satu cabang matematika sebenarnya sudah ada sejak lebih dari dua ratus tahun yang silam. Terdapat beberapa algoritma untuk menyelesaikan masalah pohon merentang minimum. Pada penelitian ini akan menggunakan Algoritma Sollin. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan algoritma sollin pada jaringan kabel Telkom Tanjung Selor berbantu matlab. Adapun tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Penerapan algoritma sollin pada jaringan kabel Telkom Tanjung Selor berbantu matlab. Algoritma Sollin merupakan suatu metode yang digunakan untuk mencari dan membentuk pohon merentang minimum. Dari data yang diperoleh dibuat dalam bentuk tabel, kemudian dari tabel tersebut akan dibuat gambar jalur dengan titik sumber PT. Telkom sampai ke semua ujung titik. Dari gambar jaringan kabel Telkom tersebut diketahui adanya 17 titik dan 16 sisi yang menghubungkan setiap titik. Berdasarkan dari gambar jaringan kabel Telkom tersebut akan dicari pohon rentang minimum menggunakan Algoritma Sollin. Hasil dari perhitungan menggunakan Algoritma Sollin berbantu Maple menghasilkan nilai minimum yang sama dengan bobot 5.731 m dengan kata lain pengujian ini telah menghemat kabel sepanjang m dari total jarak yaitu m.","PeriodicalId":101566,"journal":{"name":"Jurnal Sains Benuanta","volume":"48 10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132431751","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah sebaran gambut terbesar keempat di dunia. Gambut diartikan sebagai material atau bahan organik yang tertimbun secara alami dalam keadaan basah berlebihan, bersifat tidak mampat dan tidak atau hanya sedikit mengalami perombakan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengolahan data yang dilakukan di Laboratorium Pedologi, Penginderaan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis (PPJSIG) Fakultas Pertanian Universitas Kaltara. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah estimasi sebaran gambut menggunakan citra satelit 8 Oil Tirs menghasilkan nilai validasi terbaik dengan presentase akurasi sebesar 57,9% dan nilai kappa indeks agreement sebesar 0.165.
{"title":"Estimasi Sebaran Kawasan Lahan Gambut (Peat Land) Menggunakan Citra Satelit Landsat 8 Oli Tirs","authors":"Ady Utomo","doi":"10.61323/jsb.v1i2.59","DOIUrl":"https://doi.org/10.61323/jsb.v1i2.59","url":null,"abstract":"Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah sebaran gambut terbesar keempat di dunia. Gambut diartikan sebagai material atau bahan organik yang tertimbun secara alami dalam keadaan basah berlebihan, bersifat tidak mampat dan tidak atau hanya sedikit mengalami perombakan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengolahan data yang dilakukan di Laboratorium Pedologi, Penginderaan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis (PPJSIG) Fakultas Pertanian Universitas Kaltara. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah estimasi sebaran gambut menggunakan citra satelit 8 Oil Tirs menghasilkan nilai validasi terbaik dengan presentase akurasi sebesar 57,9% dan nilai kappa indeks agreement sebesar 0.165.","PeriodicalId":101566,"journal":{"name":"Jurnal Sains Benuanta","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124901547","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sebagai permukiman yang tumbuh dari masyarakat adat Suku Dayak Kenyah, Desa Jelarai Selor merupakan permukiman yang pembentukannya tidak terlepas dari tradisi budaya Suku Dayak Kenyah. Seiring dengan berjalannya waktu, tidak dapat dipungkiri terjadi akulturasi budaya yang tentunya berpengaruh pada pemanfaatan ruang dan pola permukiman masyarakat Desa Jelarai Selor yang semula memiliki aturan dan pola yang jelas dan tertata sesuai dengan kepercayaan masyarakatnya. Menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif penelitian ini berfokus pada bagaimana pemanfaatan ruang dan pola permukiman Suku Dayak Kenyah di Desa Jelarai Selor saat ini. Berdasarkan hasil Analisa ditemukan, kepercayaan yang sangat kuat terhadap pengaruh baik nenek moyang dalam kehidupan ditunjukkan dengan mamanifestsikan bentukan dan kehadiran nenek moyang dalam ornament, corak ukir dan ritual adat. Sedangkan pada pola penataan ruang, ditemukan penataan yang cukup jelas sesuai dengan peruntukan walaupun dengan batas yang tidak rigit antara fungsi. Terdapat perubahan pemanfaatan ruang terbuka yang semula merupakan tempat pelaksanaan ritual adat kemudian pada waktu tertentu menjadi area bersama untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang melibatkan seluruh masyarakat desa. Meskipun terdapat perubahan, kekhasan dari cara hidup Masyarakat Suku Dayak Kenyag masih cukup kental dan tidak sepenuhnya ditinggalkan.
{"title":"Pemanfaatan Ruang Dan Pola Permukiman Suku Dayak Kenyah Pada Permukiman Desa Jelarai Selor, Kalimantan Utara","authors":"Sholehah","doi":"10.61323/jsb.v1i2.58","DOIUrl":"https://doi.org/10.61323/jsb.v1i2.58","url":null,"abstract":"Sebagai permukiman yang tumbuh dari masyarakat adat Suku Dayak Kenyah, Desa Jelarai Selor merupakan permukiman yang pembentukannya tidak terlepas dari tradisi budaya Suku Dayak Kenyah. Seiring dengan berjalannya waktu, tidak dapat dipungkiri terjadi akulturasi budaya yang tentunya berpengaruh pada pemanfaatan ruang dan pola permukiman masyarakat Desa Jelarai Selor yang semula memiliki aturan dan pola yang jelas dan tertata sesuai dengan kepercayaan masyarakatnya. Menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif penelitian ini berfokus pada bagaimana pemanfaatan ruang dan pola permukiman Suku Dayak Kenyah di Desa Jelarai Selor saat ini. Berdasarkan hasil Analisa ditemukan, kepercayaan yang sangat kuat terhadap pengaruh baik nenek moyang dalam kehidupan ditunjukkan dengan mamanifestsikan bentukan dan kehadiran nenek moyang dalam ornament, corak ukir dan ritual adat. Sedangkan pada pola penataan ruang, ditemukan penataan yang cukup jelas sesuai dengan peruntukan walaupun dengan batas yang tidak rigit antara fungsi. Terdapat perubahan pemanfaatan ruang terbuka yang semula merupakan tempat pelaksanaan ritual adat kemudian pada waktu tertentu menjadi area bersama untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang melibatkan seluruh masyarakat desa. Meskipun terdapat perubahan, kekhasan dari cara hidup Masyarakat Suku Dayak Kenyag masih cukup kental dan tidak sepenuhnya ditinggalkan.","PeriodicalId":101566,"journal":{"name":"Jurnal Sains Benuanta","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122917739","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Banjir merupakan suatu peristiwa bencana alam yang menyebabkan daerah dataran menjadi tergenang oleh air, hal ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan kondisi topografi wilayah berupa dataran rendah hingga cekung serta penggunaan lahan yang berlebihan. Hampir setiap tahun tepatnya pada musim penghujan terjadi banjir di wilayah Kabupaten Bulungan. Banjir yang terjadi disebabkan oleh curah hujan yang cukup tinggi dan masalah drainase serta penumpukan sampah juga turut menyebabkan meluapnya air sehingga menyebabkan banjir di beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Bulungan. Dalam tulisan ini banjir yang tersebar di Kabupaten Bulungan dianalisis menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan metode perhitungan skoring dan pembobotan. Selanjutnya dilaksanakan tahap analisis tingkat kerawanan banjir di Kabupaten Bulungan dan Kecamatan yang ada di Kabupaten Bulungan hasilnya adalah sebaran tingkat kerawanan banjir di Kabupaten Bulungan dan Kecamatan yang dibuat berdasarkan peta – peta faktor penentu banjir dan luas sebaran banjir dari lima kelas kerawanan banjir yaitu : kelas sangat aman, kelas aman, kelas sedang, kelas rawan, dan kelas sangat rawan.
{"title":"Estimasi Kawasan Rawan Banjir Di Kabupaten Bulungan Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG)","authors":"Ady Utomo","doi":"10.61323/jsb.v1i2.60","DOIUrl":"https://doi.org/10.61323/jsb.v1i2.60","url":null,"abstract":"Banjir merupakan suatu peristiwa bencana alam yang menyebabkan daerah dataran menjadi tergenang oleh air, hal ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan kondisi topografi wilayah berupa dataran rendah hingga cekung serta penggunaan lahan yang berlebihan. Hampir setiap tahun tepatnya pada musim penghujan terjadi banjir di wilayah Kabupaten Bulungan. \u0000Banjir yang terjadi disebabkan oleh curah hujan yang cukup tinggi dan masalah drainase serta penumpukan sampah juga turut menyebabkan meluapnya air sehingga menyebabkan banjir di beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Bulungan. \u0000Dalam tulisan ini banjir yang tersebar di Kabupaten Bulungan dianalisis menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan metode perhitungan skoring dan pembobotan. Selanjutnya dilaksanakan tahap analisis tingkat kerawanan banjir di Kabupaten Bulungan dan Kecamatan yang ada di Kabupaten Bulungan hasilnya adalah sebaran tingkat kerawanan banjir di Kabupaten Bulungan dan Kecamatan yang dibuat berdasarkan peta – peta faktor penentu banjir dan luas sebaran banjir dari lima kelas kerawanan banjir yaitu : kelas sangat aman, kelas aman, kelas sedang, kelas rawan, dan kelas sangat rawan.","PeriodicalId":101566,"journal":{"name":"Jurnal Sains Benuanta","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116767390","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}