Dewi Nurhanifah, Annisa Resa Nur Afni, R. Rahmawati
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung dengan tanda dan gejala nyeri. Indonesia secara global menempati urutan keempat dengan 430 juta orang dengan gastritis. Guided Imagery adalah salah satu intervensi keperawatan yang menggunakan imajinasi seseorang dengan cara yang dirancang khusus untuk mencapai efek positif tertentu salah satu tujuannya untuk mengurangi rasa sakit. Untuk mengetahui pengaruh Citra Terpandu terhadap Pengurangan Nyeri pada Klien Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Mekar Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan metode Pre Exsperimental Design dengan desain One Group Pretest-Posttest Design, uji statistik wilcoxon dengan populasi 110 klien gastris di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Mekar Banjarmasin, metode yang digunakan Non-Probability, dengan teknik purposive sampling dengan sampel 15 responden. Hasil Guided Imagery menunjukkan nyeri ringan 9 responden (60,0%), nyeri sedang 6 responden (40,0%), dan setelah Guided Imagery tidak ada nyeri 10 responden (66,7%) dan nyeri ringan 5 responden (33, 3%), ada pengaruh Guided Perumpamaan Terhadap Pengurangan Rasa Sakit pada Klien Gastritis.
{"title":"Pengaruh Guided Imaginary Terhadap Penurunan Nyeri Pada Klien Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas di Banjarmasin","authors":"Dewi Nurhanifah, Annisa Resa Nur Afni, R. Rahmawati","doi":"10.35747/hmj.v2i1.264","DOIUrl":"https://doi.org/10.35747/hmj.v2i1.264","url":null,"abstract":"Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung dengan tanda dan gejala nyeri. Indonesia secara global menempati urutan keempat dengan 430 juta orang dengan gastritis. Guided Imagery adalah salah satu intervensi keperawatan yang menggunakan imajinasi seseorang dengan cara yang dirancang khusus untuk mencapai efek positif tertentu salah satu tujuannya untuk mengurangi rasa sakit. Untuk mengetahui pengaruh Citra Terpandu terhadap Pengurangan Nyeri pada Klien Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Mekar Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan metode Pre Exsperimental Design dengan desain One Group Pretest-Posttest Design, uji statistik wilcoxon dengan populasi 110 klien gastris di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Mekar Banjarmasin, metode yang digunakan Non-Probability, dengan teknik purposive sampling dengan sampel 15 responden. Hasil Guided Imagery menunjukkan nyeri ringan 9 responden (60,0%), nyeri sedang 6 responden (40,0%), dan setelah Guided Imagery tidak ada nyeri 10 responden (66,7%) dan nyeri ringan 5 responden (33, 3%), ada pengaruh Guided Perumpamaan Terhadap Pengurangan Rasa Sakit pada Klien Gastritis.","PeriodicalId":121175,"journal":{"name":"Healthy-Mu Journal","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132947185","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STRES KERJA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD ULIN BANJARMASIN Linda Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Email: Lindaalhafizh@yahoo.com Abstrak Latar Belakang: Instalasi Gawat Darurat merupakan unit penting dalam operasional suatu rumah sakit, yaitu Sebagai pintu masuk pasien dalam pelayanan rumah sakit, IGD harus melayani semua kasus yang masuk ke rumah sakit dan sesegera mungkin memberikan pertolongan pertama pada pasien. Perawat dituntut untuk mampu bekerjasama dengan tim kesehatan, serta pasien dan keluarga pasien yang berkaitan dengan kondisi kegawatan kasus di ruang IGD. Tuntutan-tuntutan dalam lingkungan kegawatdaruratan membuat perawat IGD beresiko terhadap terjadinya stres. Tujuan: untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan stres kerja. Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah beban kerja, komunikasi interpersonal antara perawat, kondisi lingkungan kerja Metode: Penelitian menggunakan analitik korelasi dengan desain cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini ada 34 responden Hasil: Pada analisis regresi logistik ganda di dapat 3 variabel yang berhubungan dengan stres kerja yaitu beban kerja, komunikasi interpersonal dan lingkungan kerja. Hasil penelitian lebih lanjut didapatkan faktor yang paling dominan berhubungan dengan stres kerja adalah komunikasi interpersonal (p=0.011) dan OR=69,322. Implikasi Keperawatan: Dalam rangka menurunkan tingkat stres maka perawat IGD hendaknya meningkatkan evaluasi diri, meningkatkan mekanisme koping yang positif dan meningkatkan kualitas teknik komunikasi dalam hubungan interpersonal yang baik, sehingga akan memperlancar pelaksanaan tugas sehari-hari yang pada akhirnya terjalin kerjasama yang baik untuk menyelesaikan tugas. Kata kunci : beban kerja, komunikasi interpersonal, kondisi lingkungan kerja. UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH BANJARMASIN Factors Associated with Job Stress of Nurses at Emergency Room (ER) Ulin General Hospital Banjarmasin Linda Email: Lindaalhafizh@yahoo.com ABSTRACT Background: ER is an important unit in the operations of a hospital, which is at the entrance of patients in hospital care, emergency room must serve all cases that go to the hospital and immediately give first aid to the patient. The nurse is required to cooperate with the health care team, as well as patients and their families regarding the condition of the gravity of the case in the ER room. The demands in the emergency environment make emergency nurses are at risk for the occurrence of stress. Objective: to investigate factors related to job stress. The independent variables in this study is the work load, interpersonal communication between nurses, and working conditions Methods: The study used analytic correlation with cross sectional design. The number of samples in this study were 34 respondents Results: In the multiple logistic regre
急诊室护士工作压力相关因素:紧急设施是医院运营的一个重要单位,作为医院服务人员的入口,急诊室必须为所有入院者服务,并尽快为患者提供急救服务。护士被要求与卫生保健团队以及急诊室紧急情况相关的病人和家庭合作。紧急环境中的需求使急诊室护士面临压力的风险。目的:确定与工作压力相关的因素。至于本研究中的独立变量是工作负荷、护士之间的人际交流、工作环境条件:研究采用与分段设计相关的分析相关性。本研究的样本数量为34名受访者,结果是:对三种与工作压力相关的变量进行双重物流回归分析,即工作量、人际关系和工作环境。进一步的研究发现,与工作压力相关的主要因素是人际交流(p= 011)和或= 69.322。护士的影响:为了降低压力水平,急诊室护士应该增加自我评价,增加积极的应对机制,提高良好的人际关系中的沟通技巧,从而促进顺利完成任务的日常工作。关键词:工作量、人际关系、工作环境。穆罕默德大学BANJARMASIN Factors (Associated with护士的工作压力在紧急邮件室(ER)的戏份Ulin BANJARMASIN琳达:Lindaalhafizh@yahoo。com抽象背景:ER行动》是一个重要的单位在a医院入口》,这是在病人在医院护理,紧急室必须为所有案子去服务的医院和immediately给急救病人》。《护士所需的多是与健康护理团队,as well as病人和他们的家庭条件》关于重力的《凯斯》和《二室。紧急环境护理的需求是压力的风险。目标:调查因素与工作压力相关。据英国《独立报》variables in this study就是加载,护士之间通信的人际交往和短期工作条件研究方法:《过去分析和横截面设计相关。研究样本的当家》这是34 respondents Results:《多发性logistic regression分析有三个variables相关的工作人际压力as follows workload, communication,和工作环境。results离》研究发现这工作压力是人际交往的大多数dominant因子相关通信(p = 0.011)和OR = 69322。护理后果:在订单的减少压力水平,护士在呃应该promote self-evaluation improve积极应对机制,and improve the good quality of communication techniques在人际关系,所以那个威尔facilitate the implementation of每日tasks那个ultimately建立祝合作去完成的任务。Keywords:工作载荷,人际通信,工作环境。
{"title":"Faktor - Faktor Yang Berhubungan dengan Stres Kerja Perawat di Instalasi Gawat Darurat RSUD Ulin Banjarmasin","authors":"L. Linda","doi":"10.35747/hmj.v2i1.154","DOIUrl":"https://doi.org/10.35747/hmj.v2i1.154","url":null,"abstract":"FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN \u0000 STRES KERJA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD ULIN BANJARMASIN \u0000 \u0000 \u0000Linda \u0000 \u0000Universitas Muhammadiyah Banjarmasin \u0000 \u0000Email: Lindaalhafizh@yahoo.com \u0000 \u0000Abstrak \u0000 \u0000 \u0000Latar Belakang: Instalasi Gawat Darurat merupakan unit penting dalam operasional suatu rumah sakit, yaitu Sebagai pintu masuk pasien dalam pelayanan rumah sakit, IGD harus melayani semua kasus yang masuk ke rumah sakit dan sesegera mungkin memberikan pertolongan pertama pada pasien. Perawat dituntut untuk mampu bekerjasama dengan tim kesehatan, serta pasien dan keluarga pasien yang berkaitan dengan kondisi kegawatan kasus di ruang IGD. Tuntutan-tuntutan dalam lingkungan kegawatdaruratan membuat perawat IGD beresiko terhadap terjadinya stres. \u0000Tujuan: untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan stres kerja. Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah beban kerja, komunikasi interpersonal antara perawat, kondisi lingkungan kerja \u0000Metode: Penelitian menggunakan analitik korelasi dengan desain cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini ada 34 responden \u0000Hasil: Pada analisis regresi logistik ganda di dapat 3 variabel yang berhubungan dengan stres kerja yaitu beban kerja, komunikasi interpersonal dan lingkungan kerja. Hasil penelitian lebih lanjut didapatkan faktor yang paling dominan berhubungan dengan stres kerja adalah komunikasi interpersonal (p=0.011) dan OR=69,322. \u0000Implikasi Keperawatan: Dalam rangka menurunkan tingkat stres maka perawat IGD hendaknya meningkatkan evaluasi diri, meningkatkan mekanisme koping yang positif dan meningkatkan kualitas teknik komunikasi dalam hubungan interpersonal yang baik, sehingga akan memperlancar pelaksanaan tugas sehari-hari yang pada akhirnya terjalin kerjasama yang baik untuk menyelesaikan tugas. \u0000 \u0000 Kata kunci : beban kerja, komunikasi interpersonal, kondisi lingkungan kerja. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH BANJARMASIN \u0000 \u0000 Factors Associated with Job Stress of Nurses at Emergency Room (ER) Ulin General Hospital Banjarmasin \u0000 \u0000Linda \u0000Email: Lindaalhafizh@yahoo.com \u0000 \u0000 \u0000ABSTRACT \u0000 Background: ER is an important unit in the operations of a hospital, which is at the entrance of patients in hospital care, emergency room must serve all cases that go to the hospital and immediately give first aid to the patient. The nurse is required to cooperate with the health care team, as well as patients and their families regarding the condition of the gravity of the case in the ER room. The demands in the emergency environment make emergency nurses are at risk for the occurrence of stress. \u0000Objective: to investigate factors related to job stress. The independent variables in this study is the work load, interpersonal communication between nurses, and working conditions \u0000Methods: The study used analytic correlation with cross sectional design. The number of samples in this study were 34 respondents \u0000Results: In the multiple logistic regre","PeriodicalId":121175,"journal":{"name":"Healthy-Mu Journal","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129843541","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Prinsip-prinsip ergonomi belum banyak diterapkan pada sektor kerja informal, salah satunya penjahit pakaian. Ketidaksesuaian ukuran alat kerja dan antropometri penjahit, seperti penggunaan kursi kerja terlalu tinggi atau terlalu rendah berisiko menyebabkan terjadinya keluhan pada penjahit terutama pada komponen tulang belakang (back pain). Untuk mengetahui hubungan ketidaksesuaian tinggi kursi kerja terhadap keluhan back pain pada penjahit pakaian, telah dilakukan penelitian bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 30 orang yang diambil dengan teknik Quota Sampling. Penelitian dilakukan di Pasar Bauntung Martapura pada bulan Maret-November 2011. Pengambilan data dilakukan dengan pengukuran tinggi kursi kerja dan tinggi lipat lutut serta wawancara. Hasil penelitian didapatkan 23 responden (77%) menggunakan tinggi kursi kerja yang tidak sesuai dan 13 responden (43%) mengalami keluhan back pain. Analisis chi-square dengan derajat kepercayaan 95% didapatkan p=0,010 antara ketidaksesuaian tinggi kursi kerja terhadap keluhan back pain. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara ketidaksesuaian tinggi kursi kerja terhadap keluhan back pain pada penjahit pakaian di Pasar Bauntung Martapura.
{"title":"Hubungan Ketidaksesuaian Tinggi Kursi Kerja Terhadap Keluhan Back Pain Pada Penjahit Pakaian di Pasar Bauntung Martapura","authors":"Huldani Asrani","doi":"10.35747/HMJ.V2I1.181","DOIUrl":"https://doi.org/10.35747/HMJ.V2I1.181","url":null,"abstract":"Prinsip-prinsip ergonomi belum banyak diterapkan pada sektor kerja informal, salah satunya penjahit pakaian. Ketidaksesuaian ukuran alat kerja dan antropometri penjahit, seperti penggunaan kursi kerja terlalu tinggi atau terlalu rendah berisiko menyebabkan terjadinya keluhan pada penjahit terutama pada komponen tulang belakang (back pain). Untuk mengetahui hubungan ketidaksesuaian tinggi kursi kerja terhadap keluhan back pain pada penjahit pakaian, telah dilakukan penelitian bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 30 orang yang diambil dengan teknik Quota Sampling. Penelitian dilakukan di Pasar Bauntung Martapura pada bulan Maret-November 2011. Pengambilan data dilakukan dengan pengukuran tinggi kursi kerja dan tinggi lipat lutut serta wawancara. Hasil penelitian didapatkan 23 responden (77%) menggunakan tinggi kursi kerja yang tidak sesuai dan 13 responden (43%) mengalami keluhan back pain. Analisis chi-square dengan derajat kepercayaan 95% didapatkan p=0,010 antara ketidaksesuaian tinggi kursi kerja terhadap keluhan back pain. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara ketidaksesuaian tinggi kursi kerja terhadap keluhan back pain pada penjahit pakaian di Pasar Bauntung Martapura.","PeriodicalId":121175,"journal":{"name":"Healthy-Mu Journal","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127413286","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Peningkatan jumlah perokok remaja di Indonesia terjadi setiap tahun. Remaja mulai merokok akibat dari pengaruh lingkungan sosial. Salah satu yang mempengaruhi kebiasaan merokok pada remaja adalah lingkungan pergaulannya. Perilaku merokok ini cenderung dilakukan oleh remaja khususnya laki-laki. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan pergaulan dengan sikap terhadap perilaku merokok siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2018. Jumlah sampel 70 orang dengan teknik sampling secara random, menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Uji statistik dengan chi square. Hasil yang diperoleh adalah ada hubungan antara pengetahuan dan pergaulan dengan sikap terhadap perilaku merokok siswa laki-laki dengan nilai P=0,000 < α = 0,05. Diharapkan agar siswa dapat memilih pertemanan yang baik sehingga yang dapat mendukung prestasi belajar dan tidak terjerumus pada kegiatan negatif, serta pihak sekolah dapat memantau kegiatan siswanya terutama saat berada dilingkungan sekolah dengan memberikan kegiatan yang positif
{"title":"Hubungan Pengetahuan dan Pergaulan Dengan Sikap Terhadap Perilaku Merokok Siswa Laki-Laki di MTs Zainul Ulum Desa Ganjaran Gondanglegi Kabupaten Malang","authors":"I. Rusdiyanti, Khairul Anam","doi":"10.35747/HMJ.V2I1.157","DOIUrl":"https://doi.org/10.35747/HMJ.V2I1.157","url":null,"abstract":"Peningkatan jumlah perokok remaja di Indonesia terjadi setiap tahun. Remaja mulai merokok akibat dari pengaruh lingkungan sosial. Salah satu yang mempengaruhi kebiasaan merokok pada remaja adalah lingkungan pergaulannya. Perilaku merokok ini cenderung dilakukan oleh remaja khususnya laki-laki. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan pergaulan dengan sikap terhadap perilaku merokok siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2018. Jumlah sampel 70 orang dengan teknik sampling secara random, menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Uji statistik dengan chi square. Hasil yang diperoleh adalah ada hubungan antara pengetahuan dan pergaulan dengan sikap terhadap perilaku merokok siswa laki-laki dengan nilai P=0,000 < α = 0,05. Diharapkan agar siswa dapat memilih pertemanan yang baik sehingga yang dapat mendukung prestasi belajar dan tidak terjerumus pada kegiatan negatif, serta pihak sekolah dapat memantau kegiatan siswanya terutama saat berada dilingkungan sekolah dengan memberikan kegiatan yang positif","PeriodicalId":121175,"journal":{"name":"Healthy-Mu Journal","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133178389","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}