Data Pasien Puskesmas Kibang Budi Jaya pada tahun 2015 menunjukkan terdapat sebanyak 4 (3,17%) kasus kasus IMS. Kejadian IMS di salah satu Puskesmas Tulang Bawang Barat memiliki prevalensi kejadian IMS yang lebih tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap tentangpenyakitIMS pada Ibu Rumah Tangga di Puskesmas Tulang Bawang Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan menggunakan desaincrossectional. Subjek penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Kibang Budijaya. Teknik sampling menggunakan accidental sampling sehingga jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 69 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan proporsi responden didominasi responden yang berusia>16 tahun, berpendidikan rendah, berstatus menikah, berpengetahuan kurang tentang IMS dan sebagian besar memiliki sikap yang negatif tentang IMS. Penelitian ini menyarankan agar meningkatkan akses pelayanan dalam bentuk konseling kesehatan seksual di tempat-tempat atau kegiatan yang sudah umum ada, baik di Posyandu, maupun pemeriksaan VCT, dan pada saat pemeriksaan IVA, bidanjuga dapat mengambil peran aktif dalam rangka memberikan informasi IMS kepada ibu rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Tulang Bawang Barat.
{"title":"Pengetahuan dan Sikap Tentang Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) pada Ibu Rumah Tangga di Puskesmas Tulang Bawang Barat","authors":"Nurmala Nurmala, I. Idawati","doi":"10.26630/JKEP.V13I2.928","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/JKEP.V13I2.928","url":null,"abstract":"Data Pasien Puskesmas Kibang Budi Jaya pada tahun 2015 menunjukkan terdapat sebanyak 4 (3,17%) kasus kasus IMS. Kejadian IMS di salah satu Puskesmas Tulang Bawang Barat memiliki prevalensi kejadian IMS yang lebih tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap tentangpenyakitIMS pada Ibu Rumah Tangga di Puskesmas Tulang Bawang Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan menggunakan desaincrossectional. Subjek penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Kibang Budijaya. Teknik sampling menggunakan accidental sampling sehingga jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 69 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan proporsi responden didominasi responden yang berusia>16 tahun, berpendidikan rendah, berstatus menikah, berpengetahuan kurang tentang IMS dan sebagian besar memiliki sikap yang negatif tentang IMS. Penelitian ini menyarankan agar meningkatkan akses pelayanan dalam bentuk konseling kesehatan seksual di tempat-tempat atau kegiatan yang sudah umum ada, baik di Posyandu, maupun pemeriksaan VCT, dan pada saat pemeriksaan IVA, bidanjuga dapat mengambil peran aktif dalam rangka memberikan informasi IMS kepada ibu rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Tulang Bawang Barat.","PeriodicalId":127178,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123146199","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tuntutan perawatan yang berkelanjutan di era modern semakin meningkat, untuk itu penyedia layanan kesehatan dituntut untuk dapat memberikan perawatan yang berkualitas. Perawatan transisi merupakan layanan yang dibuat untuk memanajemen pasien ketika di rumah atau saat rawat jalan. Bentuk layanan perawatan transisi yang sudah dikembangkan dalam bentuk system elektronik house call di beberapa Negara bagian dapat meningkatkan koordinasi dan kontinuitas perawatan, mengurangi pendaftaran kembali untuk rawat ulang, mengumpulkan umpan balik positif penyedia perawatan, dan menunjukkan manfaat keuangan melalui panjang pendek lama rawat, biaya lebih rendah dari rawat inap, dan dokumentasi yang lebih baik dari kompleksitas pasien.Program ini meningkatkan komunikasi antara penyedia perawatan primer berbasis rumah dan penyedia rawat inap dari semua disiplin ilmu dan memfasilitasi transfer tepat waktu dan akurat informasi pasien yang kritis sehingga biaya perawatan menjadi menurun.
{"title":"Telehealth: Elektronik House Call System, Solusi Mengurangi Biaya Perawatan Kesehatan","authors":"Yuli Lestari, P. IdaSubardiah","doi":"10.26630/jkep.v13i2.939","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/jkep.v13i2.939","url":null,"abstract":"Tuntutan perawatan yang berkelanjutan di era modern semakin meningkat, untuk itu penyedia layanan kesehatan dituntut untuk dapat memberikan perawatan yang berkualitas. Perawatan transisi merupakan layanan yang dibuat untuk memanajemen pasien ketika di rumah atau saat rawat jalan. Bentuk layanan perawatan transisi yang sudah dikembangkan dalam bentuk system elektronik house call di beberapa Negara bagian dapat meningkatkan koordinasi dan kontinuitas perawatan, mengurangi pendaftaran kembali untuk rawat ulang, mengumpulkan umpan balik positif penyedia perawatan, dan menunjukkan manfaat keuangan melalui panjang pendek lama rawat, biaya lebih rendah dari rawat inap, dan dokumentasi yang lebih baik dari kompleksitas pasien.Program ini meningkatkan komunikasi antara penyedia perawatan primer berbasis rumah dan penyedia rawat inap dari semua disiplin ilmu dan memfasilitasi transfer tepat waktu dan akurat informasi pasien yang kritis sehingga biaya perawatan menjadi menurun.","PeriodicalId":127178,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127023605","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Data Tabulasi Nasional Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2009, menjabarkan bahwa tindakan bedah menempati urutan ke-11 dari 50 pola penyakit di Indonesia dengan persentase 12,8%.Pasien yang sudah dilakukan tindakan pembedahan kemudian dirawat di ruang pemulihan dan dilakukan transport pasien kembali di ruang rawat inap bedah. Di RSUD Dr. H Abdul Moeloek pasien pasca operasi terbesar adalah pasien yang dengan lama rawat inap lebih dari 5 hari yaitu (65,5%) responden. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan lama perawatan pasien pasca operasi di ruang rawat inap bedah Rumah Sakit Dr. H. Abdul Moeloek.Jenis penelitian ini kuantitatif dengan rancangan survey analitik dan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling.Populasi pasien post operasi di Rumah Sakit Dr. H Abdul Moeloek adalah 58 pasien. Berdasarkanhasil perhitungan sampel yang digunakanyaitu total populasi dengan 58 responden. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dengan menggunakan uji Chi-Square.Hasil penelitian didapatkan adanya dua faktor yang berhubungan dengan lama rawat inap yaitu jenis operasi dengan nilai ρ value = 0.024 sedangkan nilai OR = 3,704 (1,151-11,918) dan diagnosa penyakit penyerta dengan nilai ρ value=0.049 sedangkan nilai OR = (6,786 (0,801-57,478). Sedangkan yang tidak berhubungan terdapat tiga faktor yaitu infeksi luka operasi dengan nilai ρ value = 0,114, jenis penyakit dengan nilai ρ value = 0,301, dan umur penderita ρ value = 0.636. Peneliti berharap agar faktor faktor yang dapat mempengaruhi lama rawat pasien pasca operasi tetap di perhatikan supaya tidak terjadi perawatan yang tidak sesuai dengan lama rawat pasien pasca operasi.
{"title":"Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Lama Perawatan Pasien Pasca Operasi di Ruang Rawat Inap Bedah Rumah Sakit","authors":"El Rahmayati, Zaid Al Asbana, Aprina Aprina","doi":"10.26630/JKEP.V13I2.929","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/JKEP.V13I2.929","url":null,"abstract":"Data Tabulasi Nasional Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2009, menjabarkan bahwa tindakan bedah menempati urutan ke-11 dari 50 pola penyakit di Indonesia dengan persentase 12,8%.Pasien yang sudah dilakukan tindakan pembedahan kemudian dirawat di ruang pemulihan dan dilakukan transport pasien kembali di ruang rawat inap bedah. Di RSUD Dr. H Abdul Moeloek pasien pasca operasi terbesar adalah pasien yang dengan lama rawat inap lebih dari 5 hari yaitu (65,5%) responden. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan lama perawatan pasien pasca operasi di ruang rawat inap bedah Rumah Sakit Dr. H. Abdul Moeloek.Jenis penelitian ini kuantitatif dengan rancangan survey analitik dan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling.Populasi pasien post operasi di Rumah Sakit Dr. H Abdul Moeloek adalah 58 pasien. Berdasarkanhasil perhitungan sampel yang digunakanyaitu total populasi dengan 58 responden. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dengan menggunakan uji Chi-Square.Hasil penelitian didapatkan adanya dua faktor yang berhubungan dengan lama rawat inap yaitu jenis operasi dengan nilai ρ value = 0.024 sedangkan nilai OR = 3,704 (1,151-11,918) dan diagnosa penyakit penyerta dengan nilai ρ value=0.049 sedangkan nilai OR = (6,786 (0,801-57,478). Sedangkan yang tidak berhubungan terdapat tiga faktor yaitu infeksi luka operasi dengan nilai ρ value = 0,114, jenis penyakit dengan nilai ρ value = 0,301, dan umur penderita ρ value = 0.636. Peneliti berharap agar faktor faktor yang dapat mempengaruhi lama rawat pasien pasca operasi tetap di perhatikan supaya tidak terjadi perawatan yang tidak sesuai dengan lama rawat pasien pasca operasi. ","PeriodicalId":127178,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132239214","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Cakupan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia masih jauh dari target 80% yaitu 54.3%(2014). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan tanggal 12 November 2016 di Desa Air Kubang,Kecamatan Air Naningan dengan teknik wawancara kepada 10 ibu menyusui bahwa didapatkan (30%) ibu menyusui memberikan ASI eksklusif dan sedangkan (70%) lainnya tidak memberikan ASI Eksklusif dan belum diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Pos Kesehtan Desa Air Kubang Kecamatan Air Naningan Kabupaten Tanggamus Tahun 2017.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif ditinjau dari Pendidikan,Pengetahuan, Sikap, Pekerjaan, Status Ekonomi.Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional,dilakukan pada bulan Februari-April 2017.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu yang mempunyai bayi berusia 6-12 bulan di Pos Kesehatan Desa Air Kubang Kecamatan Air Naningan sebanyak 58 orang.Sampelnya adalah total populasi.Data yang digunakan adalah data primer.Alat yang digunakan untuk mengambil data adalah kuesioner dengan cara angket, Analisa data menggunakan Univariat dan Bivariat dengan uji statistik menggunkan Chi Square.Hasil penelitian menyimpulkan dengan 58 responden, di dapatkan hasil : Pendidikan (p value=0,013) , Pengetahuan (p value=0,002 ), Sikap (p value=0,001),Status Ekonomi (p value= 0,001),Pekerjaan (p value=0,002).Peneliti menyarankan agar dapat dilakukan penyuluhan pada Ibu-Ibu hamil dengan menggiatkan Kader,Dukun,Pamong Desa serta Tenaga Kesehatan untuk terus memberikan informasi kepada Ibu-Ibu tentang ASI Eksklusif di Posyandu,Pos Kesehatan Desa dan Tempat-Tempat strategis lainnya.
{"title":"Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Salah Satu Desa di Kabupaten Tanggamus","authors":"Senja Rathmaliza Putri, Helmi Yenie","doi":"10.26630/JKEP.V13I2.935","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/JKEP.V13I2.935","url":null,"abstract":"Cakupan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia masih jauh dari target 80% yaitu 54.3%(2014). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan tanggal 12 November 2016 di Desa Air Kubang,Kecamatan Air Naningan dengan teknik wawancara kepada 10 ibu menyusui bahwa didapatkan (30%) ibu menyusui memberikan ASI eksklusif dan sedangkan (70%) lainnya tidak memberikan ASI Eksklusif dan belum diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Pos Kesehtan Desa Air Kubang Kecamatan Air Naningan Kabupaten Tanggamus Tahun 2017.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif ditinjau dari Pendidikan,Pengetahuan, Sikap, Pekerjaan, Status Ekonomi.Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional,dilakukan pada bulan Februari-April 2017.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu yang mempunyai bayi berusia 6-12 bulan di Pos Kesehatan Desa Air Kubang Kecamatan Air Naningan sebanyak 58 orang.Sampelnya adalah total populasi.Data yang digunakan adalah data primer.Alat yang digunakan untuk mengambil data adalah kuesioner dengan cara angket, Analisa data menggunakan Univariat dan Bivariat dengan uji statistik menggunkan Chi Square.Hasil penelitian menyimpulkan dengan 58 responden, di dapatkan hasil : Pendidikan (p value=0,013) , Pengetahuan (p value=0,002 ), Sikap (p value=0,001),Status Ekonomi (p value= 0,001),Pekerjaan (p value=0,002).Peneliti menyarankan agar dapat dilakukan penyuluhan pada Ibu-Ibu hamil dengan menggiatkan Kader,Dukun,Pamong Desa serta Tenaga Kesehatan untuk terus memberikan informasi kepada Ibu-Ibu tentang ASI Eksklusif di Posyandu,Pos Kesehatan Desa dan Tempat-Tempat strategis lainnya.","PeriodicalId":127178,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130269629","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pasien post opersi dengan anestesi umum biasanya akan mengalami penurunan kemampuan batuk, terlebih pada pembedahan rongga perut, masalah ini diperberat oleh nyeri luka sehingga mudah terjadi retensi sputum yang dapat mengakibatkan atelektasi dan pneumonia. Kemampuan batuk efektif menjadi penting untuk mencegah terjadinya atelektasis dan pneumonia paska operasi, sehingga diperlukan adanya pendidikan kesehatan tentang batuk efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan batuk efektif terhadap perilaku batuk efektif pasien post operasi dengan anestesi umum di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.Jenis penelitian ini adalah quasy experiment dengan menggunakan drancangan one group pretest-posttest design.Populasi sampel adalah seluruh pasien operasi dengan sampel 31 pasien.Pengambilan sampel dilakkukan pada bula April 2017 dengan teknik purposive sampling.Hasil analisis skor rata-rata perilaku batuk efektif sebelum dilakukan pendidikan kesehatan batuk efektif dan setelah dilakukan terdapat peningkatan sebesar 1.41. Uji statistik menggunakan uji wilcoxon diperoleh nilai p-value sebesar 0.000 < α (0.05) yang berarti ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara pendidikakan kesehatan terhadap perilaku batuk efektif pasien post operasi dengan anestesi umum.Peneliti berharap agar pendidikan kesehatan batuk efektif diberikan kepada pasien operasi dengan anestesi umum agar mencegah terjadinya komplikasi paska operasi.
术后全身麻醉患者的咳嗽能力通常会下降,尤其是腹腔手术,疼痛会加重病情,导致拔刺保留,导致拔牙和肺炎。有效的咳嗽能力对于防止术后积极性和肺炎成为至关重要的,因此需要进行有效咳嗽的健康教育。本研究的目的是确定Dr. Abdul Moeloek在楠榜省进行全身麻醉手术后患者的有效咳嗽治疗对他们的有效咳嗽行为的影响。这类研究是基于d暗处试验使用第一组预试验设计。样本种群是所有有31个患者样本的手术患者。2017年4月市场采样技术进行的抽样采样。健康教育前有效咳嗽行为的平均得分和治疗后的咳嗽行为分数增加了1.41分。wilcoxon获得测试统计使用价值p-value 0.01至0.05万<α(大)意味着ho被拒绝,因此可以得出结论,有影响力的有效行为健康pendidikakan咳嗽病人之间的post)和全身麻醉手术。研究人员希望对全身麻醉的病人进行有效的咳嗽保健教育,以防止术后并发症。
{"title":"Pengaruh Edukasi Batuk Efektif terhadap Perilaku Batuk Efektif Pasien Post Operasi dengan Anestesi Umum","authors":"B. Budianto, Dwi Agustanti, Yuni Astini","doi":"10.26630/jkep.v13i2.927","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/jkep.v13i2.927","url":null,"abstract":"Pasien post opersi dengan anestesi umum biasanya akan mengalami penurunan kemampuan batuk, terlebih pada pembedahan rongga perut, masalah ini diperberat oleh nyeri luka sehingga mudah terjadi retensi sputum yang dapat mengakibatkan atelektasi dan pneumonia. Kemampuan batuk efektif menjadi penting untuk mencegah terjadinya atelektasis dan pneumonia paska operasi, sehingga diperlukan adanya pendidikan kesehatan tentang batuk efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan batuk efektif terhadap perilaku batuk efektif pasien post operasi dengan anestesi umum di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.Jenis penelitian ini adalah quasy experiment dengan menggunakan drancangan one group pretest-posttest design.Populasi sampel adalah seluruh pasien operasi dengan sampel 31 pasien.Pengambilan sampel dilakkukan pada bula April 2017 dengan teknik purposive sampling.Hasil analisis skor rata-rata perilaku batuk efektif sebelum dilakukan pendidikan kesehatan batuk efektif dan setelah dilakukan terdapat peningkatan sebesar 1.41. Uji statistik menggunakan uji wilcoxon diperoleh nilai p-value sebesar 0.000 < α (0.05) yang berarti ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara pendidikakan kesehatan terhadap perilaku batuk efektif pasien post operasi dengan anestesi umum.Peneliti berharap agar pendidikan kesehatan batuk efektif diberikan kepada pasien operasi dengan anestesi umum agar mencegah terjadinya komplikasi paska operasi.","PeriodicalId":127178,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121446068","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Retensi urin umumnya terjadi setelah anestesi spinal dan pembedahan, dengan laporan kejadiannya antara 50% -70%. Akibat anestesi spinal,klien tidak mampu merasakan adanya kebutuhan untuk berkemih, penanganan kandung kemih yang belum pulih salah satunya adalah dengan terapi mobilisasi dini. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adakah pengaruh pemulihan kandung kemih sebelum dan sesudah pemberian terapi mobilisasi dini.Desain penelitian menggunakan rancangan penelitian quasi eksperimen dengan non equivalent with control grup. Dengan sample yaitu 16 responden dengan teknik purposive sampling. Alat pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner dan metode analisa univariat dan analisa bivariat dengan uji chi-square.Hasil analisis pengaruh terapi mobilisasi terhadap pemulihan kandung kemih diperoleh sebanyak 7 (87,5 %) responden kelompok intervensi memiliki pemulihan kandung kemih yang cepat, sedangkan pada responden kelompok kontrol ada 1 (12,5 %) memiliki pemulihan kandung kemih yang cepat. Hasil uji statistic diperoleh nilai p value=0,003 (p value < α=0,01)ada pengaruh mobilisasi dini terhadap pemulihan kandung kemih pasca pembedahan dengan anastesi spinal. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR= 49,000, artinya responden yang diberikan terapi mobilisasi mempunyai peluang 49,000 kali pemulihan kandung kemih lebih cepat dibandingkan responden yang tidak diberikan terapi mobilisasi dini, maka dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh pemulihan kandung kemih sebelum dan sesudah pemberian terapi mobilisasi dini.Dari hasil penelitian disarankan kepada rumah sakit dan perawat agar menjadikan mobilisasi dini salah satu terapi keperawatan untuk memberikan pemulihan kandung kemih yang lebih cepat pasca pembedahan .
尿液保留通常发生在脊髓和手术麻醉后,报告的发生率在50%到70%之间。由于脊髓麻醉,患者无法感觉到需要膀胱再生,而膀胱修复治疗则是通过早期动员治疗。本研究的目的是确定在及早动员治疗之前和之后是否有恢复膀胱的效果。研究设计采用实验quasi的设计与控制组的非equivalent。样本是16名采样技术的受访者。数据收集工具使用单变量分析和单变量分析与chi square测试。移动性治疗对膀胱恢复的影响的分析结果为7(87.5%)的干预小组受访者有快速的膀胱恢复,而控制组答辩人有1(12.5 %)的膀胱迅速恢复。statistic试验结果p value = 0.003价值(p value <α= 0,01)提前动员有影响膀胱和脊髓麻醉手术后恢复。从分析中也获得了OR= 49000的分数,这意味着接受动员治疗的受访者比没有进行早期动员治疗的受访者有49,000次膀胱再生的机会,这可以推断出在早期动员治疗之前和之后的膀胱恢复的影响。从这项研究中,医生和护士们被建议在术后进行过早的动员,以提供更快的膀胱恢复。
{"title":"Pengaruh Mobilisasi Dini terhadap Pemulihan Kandung Kemih Pasca Pembedahan dengan Anastesi Spinal","authors":"Frayoga Frayoga, N. Nurhayati","doi":"10.26630/jkep.v13i2.936","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/jkep.v13i2.936","url":null,"abstract":"Retensi urin umumnya terjadi setelah anestesi spinal dan pembedahan, dengan laporan kejadiannya antara 50% -70%. Akibat anestesi spinal,klien tidak mampu merasakan adanya kebutuhan untuk berkemih, penanganan kandung kemih yang belum pulih salah satunya adalah dengan terapi mobilisasi dini. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adakah pengaruh pemulihan kandung kemih sebelum dan sesudah pemberian terapi mobilisasi dini.Desain penelitian menggunakan rancangan penelitian quasi eksperimen dengan non equivalent with control grup. Dengan sample yaitu 16 responden dengan teknik purposive sampling. Alat pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner dan metode analisa univariat dan analisa bivariat dengan uji chi-square.Hasil analisis pengaruh terapi mobilisasi terhadap pemulihan kandung kemih diperoleh sebanyak 7 (87,5 %) responden kelompok intervensi memiliki pemulihan kandung kemih yang cepat, sedangkan pada responden kelompok kontrol ada 1 (12,5 %) memiliki pemulihan kandung kemih yang cepat. Hasil uji statistic diperoleh nilai p value=0,003 (p value < α=0,01)ada pengaruh mobilisasi dini terhadap pemulihan kandung kemih pasca pembedahan dengan anastesi spinal. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR= 49,000, artinya responden yang diberikan terapi mobilisasi mempunyai peluang 49,000 kali pemulihan kandung kemih lebih cepat dibandingkan responden yang tidak diberikan terapi mobilisasi dini, maka dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh pemulihan kandung kemih sebelum dan sesudah pemberian terapi mobilisasi dini.Dari hasil penelitian disarankan kepada rumah sakit dan perawat agar menjadikan mobilisasi dini salah satu terapi keperawatan untuk memberikan pemulihan kandung kemih yang lebih cepat pasca pembedahan .","PeriodicalId":127178,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131940227","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Anak-anak yang menggunakan gadget jumlahnyameningkat dua kali lipat dari 38 persen menjadi 72% antara 2011 dan 2013. Menurut Departemen Kesehatan RI 0,4 juta (16%) balita Indonesia mengalami gangguan perkembangan sosial dan emosional. Dari studi pendahuluan diperoleh databahwa anak yang penggunaan gadgetnya rendah, 67% menunjukkan perkembangan sosial dan emosional yang baik.Anak yang penggunaan gadgetnya tinggi, 71% mengalami hambatan perkembangan sosial dan emosional.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan gadget dengan perkembangan sosial dan emosional anak prasekolah. Penelitian ini menggunakan desain analitik cross sectional. Jumlah sampel merupakan total populasi sebanyak 96 responden. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner. Analisis data univariat menggunakan persentase dan analisis bivariat menggunakan uji chi square.Hasil analisis univariat menunjukkan penggunaan gadget rendah sebanyak 63% dan perkembangan sosial dan emosional baik sebanyak 50,6%. Hasis analisis bivariat dengan uji chi square menunjukkan nilai p=0,001 (p < 0,05), nilai ini menyatakan ada hubungan penggunaan gadget dengan perkembangan sosial dan emosional anak prasekolah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan penggunaan gadget dengan perkembangan sosial dan emosional anak prasekolah.Dari penelitian ini diharapkan para pendidik dapat memberikan materi kepada orang tua saat kegiatan parenting tentang pentingnya mengontrol dan mengawasi anak-anaknya dalam penggunaan gadget menggunakan media yang menarik dan mudah dimengerti seperti leaflet, video, atau slide.
{"title":"Hubungan Penggunaan Gadget dengan Perkembangan Sosial dan Emosional Anak Prasekolah di Kabupaten Lampung Selatan","authors":"Riyanti Imron","doi":"10.26630/JKEP.V13I2.922","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/JKEP.V13I2.922","url":null,"abstract":"Anak-anak yang menggunakan gadget jumlahnyameningkat dua kali lipat dari 38 persen menjadi 72% antara 2011 dan 2013. Menurut Departemen Kesehatan RI 0,4 juta (16%) balita Indonesia mengalami gangguan perkembangan sosial dan emosional. Dari studi pendahuluan diperoleh databahwa anak yang penggunaan gadgetnya rendah, 67% menunjukkan perkembangan sosial dan emosional yang baik.Anak yang penggunaan gadgetnya tinggi, 71% mengalami hambatan perkembangan sosial dan emosional.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan gadget dengan perkembangan sosial dan emosional anak prasekolah. Penelitian ini menggunakan desain analitik cross sectional. Jumlah sampel merupakan total populasi sebanyak 96 responden. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner. Analisis data univariat menggunakan persentase dan analisis bivariat menggunakan uji chi square.Hasil analisis univariat menunjukkan penggunaan gadget rendah sebanyak 63% dan perkembangan sosial dan emosional baik sebanyak 50,6%. Hasis analisis bivariat dengan uji chi square menunjukkan nilai p=0,001 (p < 0,05), nilai ini menyatakan ada hubungan penggunaan gadget dengan perkembangan sosial dan emosional anak prasekolah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan penggunaan gadget dengan perkembangan sosial dan emosional anak prasekolah.Dari penelitian ini diharapkan para pendidik dapat memberikan materi kepada orang tua saat kegiatan parenting tentang pentingnya mengontrol dan mengawasi anak-anaknya dalam penggunaan gadget menggunakan media yang menarik dan mudah dimengerti seperti leaflet, video, atau slide.","PeriodicalId":127178,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129952657","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Vidia Safitri Aisyah, I. A. I. P. Sastri, Nyimas Aziza
Hasil presurvey peneliti yang dilakukan di salah satu BPM Bandar Lampung didapatkan data adanya peningkatan kejadian perdarahan. Masalah yang ditemukan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan involusi yang tidak baik dari tahun 2015 (7,5%) dan 2016 (13,3%). Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya pengaruh pijat oksitosin terhadap proses involusi uterus.Jenis penelitian ini adalah Ekperimental menggunakan Quasy Eksperiment dengan penilaian posttest only control group design. Populasi penelitian ini seluruh ibu postpartum berjumlah 32 orang.Teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 16 ibu yang diberi pijat oksitosin dan 16 ibu yang tidak diberi pijat oksitosin. Pengumpulan data menggunakan data primer dengan cara memberikan intervensi kepada responden dan mencatatnya pada lembar check list. Analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat dengan Uji-t Independen.Hasil penelitian didapatkan bahwa Involusi uterus pada ibu postpartum yang diberikan pijat oksitosin memiliki rerata 3,19 jari dibawah pusat. Involusi uterus pada ibu postpartum yang tidak diberikan pijat oksitosin memiliki rerata 1,75 jari di bawah pusat. Ada pengaruh pijat oksitosin dengan proses involusi uterus. Dengan p value 0,000 < 0,05. Peneliti menyarankan agar pijat oksitosin dapat terus dilaksanakan dalam memberikan pelayanan postnatal kepada pasien sehingga kualitas pelayanan terhadap ibu postpartum dapat meningkat dan membantu menjadi salah satu alternatif upaya dan inovasi baru dalam mengurangi angka kematian dan perdarahan yang disebabkan oleh subinvolusi.
{"title":"Pengaruh Pijat Oksitosin terhadap Involusi Uterus pada Ibu Postpartum","authors":"Vidia Safitri Aisyah, I. A. I. P. Sastri, Nyimas Aziza","doi":"10.26630/jkep.v13i2.925","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/jkep.v13i2.925","url":null,"abstract":"Hasil presurvey peneliti yang dilakukan di salah satu BPM Bandar Lampung didapatkan data adanya peningkatan kejadian perdarahan. Masalah yang ditemukan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan involusi yang tidak baik dari tahun 2015 (7,5%) dan 2016 (13,3%). Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya pengaruh pijat oksitosin terhadap proses involusi uterus.Jenis penelitian ini adalah Ekperimental menggunakan Quasy Eksperiment dengan penilaian posttest only control group design. Populasi penelitian ini seluruh ibu postpartum berjumlah 32 orang.Teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 16 ibu yang diberi pijat oksitosin dan 16 ibu yang tidak diberi pijat oksitosin. Pengumpulan data menggunakan data primer dengan cara memberikan intervensi kepada responden dan mencatatnya pada lembar check list. Analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat dengan Uji-t Independen.Hasil penelitian didapatkan bahwa Involusi uterus pada ibu postpartum yang diberikan pijat oksitosin memiliki rerata 3,19 jari dibawah pusat. Involusi uterus pada ibu postpartum yang tidak diberikan pijat oksitosin memiliki rerata 1,75 jari di bawah pusat. Ada pengaruh pijat oksitosin dengan proses involusi uterus. Dengan p value 0,000 < 0,05. Peneliti menyarankan agar pijat oksitosin dapat terus dilaksanakan dalam memberikan pelayanan postnatal kepada pasien sehingga kualitas pelayanan terhadap ibu postpartum dapat meningkat dan membantu menjadi salah satu alternatif upaya dan inovasi baru dalam mengurangi angka kematian dan perdarahan yang disebabkan oleh subinvolusi.","PeriodicalId":127178,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127801897","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jumlah penderita katarak di dunia tahun 2013 sebesar 17 juta orang. Prevalensi katarak di Indonesia tahun 2013 adalah 1,8 %, di Provinsi Lampung prevalensi katarak adalah 1,5%. Penatalaksanaan yang sering dilakukan pada katarak adalah dengan pembedahan. Di Indonesia, sekitar 80% dari pasien yang akan menjalani pembedahan melaporkan mengalami kecemasan. Teknik relaksasi yang biasanya digunakan adalah teknik relaksasi dengan imajinasi terbimbing (guided imagery). Tindakan operasi katarak di Rumah Sakit Mata Permana Sari meningkat jumlahnya dari tahun 2015 sebanyak 725 orang menjadi 952 orang pada tahun 2016. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh teknik relaksasi guide imagery dengan teknik relaksasi nafas dalamterhadap tingkat kecemasan pasien preoperasi katarak.Rancangan penelitian ini adalah pretest-postest with control group design, jenis penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien preoperasi katarak di RS. Permana Sari Bandar Lampung, dengan sampel sebanyak 42 responden. Uji hipotesis digunakan analisis uji T (Dependen Sample T-Test). Hasil penelitian diperoleh ada pengaruh teknik relaksasiguide imagery dalam penurunan tingkat kecemasan (p-value =0,000).Saran bagi tenaga kesehatan untuk dapat menerapkan teknik relaksasi guide imagerydalam asuhan keperawatan untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien pre operasi katarak.
{"title":"Pengaruh Tehnik Relaksasi Guide Imagery terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Preoperasi Katarak","authors":"Budi Antoro, Gustop Amatiria","doi":"10.26630/jkep.v13i2.938","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/jkep.v13i2.938","url":null,"abstract":"Jumlah penderita katarak di dunia tahun 2013 sebesar 17 juta orang. Prevalensi katarak di Indonesia tahun 2013 adalah 1,8 %, di Provinsi Lampung prevalensi katarak adalah 1,5%. Penatalaksanaan yang sering dilakukan pada katarak adalah dengan pembedahan. Di Indonesia, sekitar 80% dari pasien yang akan menjalani pembedahan melaporkan mengalami kecemasan. Teknik relaksasi yang biasanya digunakan adalah teknik relaksasi dengan imajinasi terbimbing (guided imagery). Tindakan operasi katarak di Rumah Sakit Mata Permana Sari meningkat jumlahnya dari tahun 2015 sebanyak 725 orang menjadi 952 orang pada tahun 2016. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh teknik relaksasi guide imagery dengan teknik relaksasi nafas dalamterhadap tingkat kecemasan pasien preoperasi katarak.Rancangan penelitian ini adalah pretest-postest with control group design, jenis penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien preoperasi katarak di RS. Permana Sari Bandar Lampung, dengan sampel sebanyak 42 responden. Uji hipotesis digunakan analisis uji T (Dependen Sample T-Test). Hasil penelitian diperoleh ada pengaruh teknik relaksasiguide imagery dalam penurunan tingkat kecemasan (p-value =0,000).Saran bagi tenaga kesehatan untuk dapat menerapkan teknik relaksasi guide imagerydalam asuhan keperawatan untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien pre operasi katarak.","PeriodicalId":127178,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130891572","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Gangguan kesehatan yang dialami lansia menyebabkan stresor karena merasa menurunnya kesehatan menyebabkan lansia khawatir terhadap keselamatan jiwa, menjadi beban bagi keluarga karena harus mengurus dan merawat lansia ketika sakit serta menjadi beban bagi keluarga karena harus menanggung biaya pengobatan untuk membayar jasa medis saat berobat ke pelayanan kesehatan sehingga lansia merasa tidak berguna. Jumlah lansia di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak 46.140 lansia, di mana jumlah laki-laki sebanyak 22.898 lansia dan perempuan sebanyak 23.242 lansia. Masalah kesehatan fisik banyak yang menderita penyakit seperti hipertensi, rhematoid artritis, gastritis dan influenza (Badan Pusat Statistik, 2014).Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain atau rancangan penelitian cross sectional yaitu ingin mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih yakni hubungan antara dukungan keluarga dengan koping stres pada lansia yang mengalami masalah kesehatan fisikdi LKS. Al-Akhsan Desa Hajimena, Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2016.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang menjadi anggota LKS Al-Akhsan Desa Hajimena berdasarkan data dari pengurus LKS.Al-Ikhsan Desa Hajimena bulan Agustus 2016 yaitu sebanyak 80 orang lansia. Sampel penelitian ini adalah total populasi yang berarti seluruh populasi dalam penelitian dan dibatasi oleh kriteria inklusi sebanyak 58 orang lanjut usia. Hasil analisis dengan mengunakan uji chi squareterdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan koping stres pada lansia yang mengalami masalah kesehatan dengan p value sebesar 0,000. Dari hasil penelitian ini disarankan untuk dapat dilakukan penyuluhan terhadap responden dan masyarakat mengenai perlunya gukungan keluarga terhadap koping stres.
导致老年人所经历的压力,因为疾病导致老年人健康下降忧虑对灵魂的救恩,成为家庭的负担,因为要照顾生病来照顾老年人和成为家庭的负担,因为治疗时必须承担医疗费用支付医疗服务到医疗服务,老人觉得自己没用。南榜县的老人多达46,140名,男性多达22898名老年人,女性多达23242名老年人。许多人的身体健康问题包括高血压、红细胞关节炎、胃炎和流感等疾病(统计中心,2014)。该研究是一项具有交叉设计或设计的描述性研究,目的是确定两个或两个以上的家庭支持关系与患有生理健康问题的老年人的压力结合之间的关系。2016年,南楠榜区哈加梅纳村的Al-Akhsan村。这项研究的人口是所有成为Hajimena村LKS Al-Akhsan成员的老年人,根据LKS管理员的数据。2016年8月,Hajimena村有80名老人。本研究的样本为总人口,这意味着该研究的所有人口都受到58名老年人的包容标准的限制。根据chi squareareal测试,家庭支持与老年人健康问题发生率为p . p . p . 000的压力相关。本研究建议可以对答辩者和社区进行教育,鼓励家庭压力应对的必要性。
{"title":"Dukungan Keluarga dan Koping Stres pada Lansia yang Mengalami Masalah Kesehatan Fisik di Satu Desa pada Kabupaten Lampung Selatan","authors":"M. Bangsawan, A. Murhan, W. Widodo","doi":"10.26630/JKEP.V13I2.923","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/JKEP.V13I2.923","url":null,"abstract":"Gangguan kesehatan yang dialami lansia menyebabkan stresor karena merasa menurunnya kesehatan menyebabkan lansia khawatir terhadap keselamatan jiwa, menjadi beban bagi keluarga karena harus mengurus dan merawat lansia ketika sakit serta menjadi beban bagi keluarga karena harus menanggung biaya pengobatan untuk membayar jasa medis saat berobat ke pelayanan kesehatan sehingga lansia merasa tidak berguna. Jumlah lansia di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak 46.140 lansia, di mana jumlah laki-laki sebanyak 22.898 lansia dan perempuan sebanyak 23.242 lansia. Masalah kesehatan fisik banyak yang menderita penyakit seperti hipertensi, rhematoid artritis, gastritis dan influenza (Badan Pusat Statistik, 2014).Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain atau rancangan penelitian cross sectional yaitu ingin mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih yakni hubungan antara dukungan keluarga dengan koping stres pada lansia yang mengalami masalah kesehatan fisikdi LKS. Al-Akhsan Desa Hajimena, Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2016.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang menjadi anggota LKS Al-Akhsan Desa Hajimena berdasarkan data dari pengurus LKS.Al-Ikhsan Desa Hajimena bulan Agustus 2016 yaitu sebanyak 80 orang lansia. Sampel penelitian ini adalah total populasi yang berarti seluruh populasi dalam penelitian dan dibatasi oleh kriteria inklusi sebanyak 58 orang lanjut usia. Hasil analisis dengan mengunakan uji chi squareterdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan koping stres pada lansia yang mengalami masalah kesehatan dengan p value sebesar 0,000. Dari hasil penelitian ini disarankan untuk dapat dilakukan penyuluhan terhadap responden dan masyarakat mengenai perlunya gukungan keluarga terhadap koping stres.","PeriodicalId":127178,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129902138","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}