Teripang merupakan hewan invertebrata yang termasuk dalam kelas Holothuroidea. Persebaran habitat teripang berada pada laut dalam di seluruh dunia. Hewan ini memiliki kandungan yang cukup bagus secara nutrisi maupun farmakologi. Secara nutrisi teripang memiliki beberapa kandungan seperti vitamin dan mineral. Teripang juga sering digunakan sebagai makanan dan obat tradisional pada beberapa wilayah. Pada bidang farmakologi, teripang memiliki senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai terapi. Salah satunya adalah anti-diabetes. Tinjauan ini di tujukan untuk menganalisis dan menyajikan kembali hasil dari publikasi sebelumnya serta berfokus pada aktivitas bioaktif yang terkandung dalam teripang.
{"title":"Potensi Teripang (Sea cucumber) sebagai Terapi Komplementer Diabetes Mellitus Tipe 2","authors":"Rabsanjani, Nurhidayati","doi":"10.29303/lmj.v1i3.1621","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/lmj.v1i3.1621","url":null,"abstract":"Teripang merupakan hewan invertebrata yang termasuk dalam kelas Holothuroidea. Persebaran habitat teripang berada pada laut dalam di seluruh dunia. Hewan ini memiliki kandungan yang cukup bagus secara nutrisi maupun farmakologi. Secara nutrisi teripang memiliki beberapa kandungan seperti vitamin dan mineral. Teripang juga sering digunakan sebagai makanan dan obat tradisional pada beberapa wilayah. Pada bidang farmakologi, teripang memiliki senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai terapi. Salah satunya adalah anti-diabetes. Tinjauan ini di tujukan untuk menganalisis dan menyajikan kembali hasil dari publikasi sebelumnya serta berfokus pada aktivitas bioaktif yang terkandung dalam teripang.","PeriodicalId":127741,"journal":{"name":"Lombok Medical Journal","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115242291","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Congenital Talipes Equino Varus (CTEV) atau clubfoot merupakan suatu kelainan malformasi kongenital pada kaki yang paling umum dengan keadaan kaki seperti menjinjit atau plantar fleksi disertai posisi kaki terbalik dan adduksi. Prevalensi CTEV di Indonesia memiliki prevalensi lebih tinggi dibanding kelaianan bawaan lainnya yaitu sebesar 21,9%. Etiologi dari CTEV masih belum diketahui secara pasti namun beberapa faktor seperti genetik dan lingkungan berkontribusi meningkatkan resiko terjadinya CTEV. Diagnosis CTEV dapat ditegakkan dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti ultrasonografi, x-ray, dan MRI. Tatalaksana CTEV dapat dilakukan secara non-operatif dan operatif. Tindakan non operatif pada CTEV dapat dilakukan dengan metode Ponseti dan metode French sedangkan untuk tindakan operatif yang sering digunakan saat ini adalah posteromedial release (PMR). Prognosis CTEV pada umumnya baik dengan tingkat keberhasilan metode Ponseti dalam menangani CTEV mencapai lebih dari 90%.
{"title":"Congenital Talipes Equinovarus (CTEV) : Sebuah Tinjauan Pustaka","authors":"Arif Setyo Pambudi, Dyah Purnaning, Pendahuluan","doi":"10.29303/lmj.v1i2.1515","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/lmj.v1i2.1515","url":null,"abstract":"Congenital Talipes Equino Varus (CTEV) atau clubfoot merupakan suatu kelainan malformasi kongenital pada kaki yang paling umum dengan keadaan kaki seperti menjinjit atau plantar fleksi disertai posisi kaki terbalik dan adduksi. Prevalensi CTEV di Indonesia memiliki prevalensi lebih tinggi dibanding kelaianan bawaan lainnya yaitu sebesar 21,9%. Etiologi dari CTEV masih belum diketahui secara pasti namun beberapa faktor seperti genetik dan lingkungan berkontribusi meningkatkan resiko terjadinya CTEV. Diagnosis CTEV dapat ditegakkan dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti ultrasonografi, x-ray, dan MRI. Tatalaksana CTEV dapat dilakukan secara non-operatif dan operatif. Tindakan non operatif pada CTEV dapat dilakukan dengan metode Ponseti dan metode French sedangkan untuk tindakan operatif yang sering digunakan saat ini adalah posteromedial release (PMR). Prognosis CTEV pada umumnya baik dengan tingkat keberhasilan metode Ponseti dalam menangani CTEV mencapai lebih dari 90%.","PeriodicalId":127741,"journal":{"name":"Lombok Medical Journal","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131682987","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Stroke merupakan penyebab kecacatan utama di dunia dan Indonesia dengan prevalensi 87% stroke merupakan stroke iskemik. Iskemika serebri akan memicu terjadinya reaksi inflamasi pada otak yang melibatkan sel glia, endotel dan mediator inflamasi yaitu sitokin dan kemokin. Sitokin berperan dalam mempromosikan dan meregulasi respon imun tubuh. Sitokin dapat diklasifikasikan menjadi sitokin pro-inflamasi dan sitokin anti-inflamasi. Sitokin pro-inflamasi utama dalam proses neuroinflamasi di antara lain adalah IL-1 β, TNF-α, dan IL-6. Sedangkan sitokin anti-inflamasi yang diketahui memiliki peranan dalam proses neuroinflamasi adalah IL-4, IL-10, dan TGF-β. Kemokin memiliki peran utama untuk menstimulasi terjadinya migrasi dari sel-sel menuju tempat terjadinya inflamasi. Kemokin yang berperan sebagai kunci dari keseluruhan proses neuroinflamasi adalah CCL2, CCL5, dan CXCL1. Sitokin dan kemokin memiliki efek detrimental dengan memicu distrupsi sawar darah otak dan memicu migrasi sel yang dapat memperbaiki sel saraf yang rusak pada proses neuroinflamasi.
{"title":"Peranan Sitokin dan Kemokin dalam Proses Neuroinflamasi pada Stroke Iskemik Akut","authors":"Anandito Prabuningrat, Ilsa Hunaifi","doi":"10.29303/lmj.v1i2.1580","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/lmj.v1i2.1580","url":null,"abstract":"Stroke merupakan penyebab kecacatan utama di dunia dan Indonesia dengan prevalensi 87% stroke merupakan stroke iskemik. Iskemika serebri akan memicu terjadinya reaksi inflamasi pada otak yang melibatkan sel glia, endotel dan mediator inflamasi yaitu sitokin dan kemokin. Sitokin berperan dalam mempromosikan dan meregulasi respon imun tubuh. Sitokin dapat diklasifikasikan menjadi sitokin pro-inflamasi dan sitokin anti-inflamasi. Sitokin pro-inflamasi utama dalam proses neuroinflamasi di antara lain adalah IL-1 β, TNF-α, dan IL-6. Sedangkan sitokin anti-inflamasi yang diketahui memiliki peranan dalam proses neuroinflamasi adalah IL-4, IL-10, dan TGF-β. Kemokin memiliki peran utama untuk menstimulasi terjadinya migrasi dari sel-sel menuju tempat terjadinya inflamasi. Kemokin yang berperan sebagai kunci dari keseluruhan proses neuroinflamasi adalah CCL2, CCL5, dan CXCL1. Sitokin dan kemokin memiliki efek detrimental dengan memicu distrupsi sawar darah otak dan memicu migrasi sel yang dapat memperbaiki sel saraf yang rusak pada proses neuroinflamasi.","PeriodicalId":127741,"journal":{"name":"Lombok Medical Journal","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115512885","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ni Wayan, Dewi, H. D. Febrian, Nadia Rahmawati, Tri R. Istiharah, I. S. Wardani, Pendahuluan, Amerika Serikat
Kanker pankreas merupakan kanker yang memiliki angka kematian tertinggi ketiga setelah kanker paru-paru dan kanker kolorektal. Kanker ini juga memiliki prognosis yang buruk yang ditujukkan dengan persentase tingkat kelangsungan hidup 5 tahun lebih rendah. Pada kanker pankreas memiliki beberapa faktor resiko yaitu: genetika dan riwayat keluarga, usia, jenis kelamin, merokok, konsumsi alkohol, obesitas, dan riwayat diabetes melitus tipe 2. Diabetes melitus memiliki hubungan 2 arah dengan kejadian kanker pankreas. Mekanisme ini, melibatkan resistensi insulin, hiperglikemia, hiperinsulinemia, dan peradangan kronis.
{"title":"Hubungan Antara Diabetes Tipe 2 Dengan Kejadian Kanker Pankreas","authors":"Ni Wayan, Dewi, H. D. Febrian, Nadia Rahmawati, Tri R. Istiharah, I. S. Wardani, Pendahuluan, Amerika Serikat","doi":"10.29303/lmj.v1i3.1660","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/lmj.v1i3.1660","url":null,"abstract":"Kanker pankreas merupakan kanker yang memiliki angka kematian tertinggi ketiga setelah kanker paru-paru dan kanker kolorektal. Kanker ini juga memiliki prognosis yang buruk yang ditujukkan dengan persentase tingkat kelangsungan hidup 5 tahun lebih rendah. Pada kanker pankreas memiliki beberapa faktor resiko yaitu: genetika dan riwayat keluarga, usia, jenis kelamin, merokok, konsumsi alkohol, obesitas, dan riwayat diabetes melitus tipe 2. Diabetes melitus memiliki hubungan 2 arah dengan kejadian kanker pankreas. Mekanisme ini, melibatkan resistensi insulin, hiperglikemia, hiperinsulinemia, dan peradangan kronis.","PeriodicalId":127741,"journal":{"name":"Lombok Medical Journal","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126495774","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang: Pandemi COVID-19 menyebabkan perubahan pola hidup dalam masyarakat. Pembelajaran dalam jaringan (Daring) merupakan salah satu upaya pemerintah dalam memutus rantai penyebaran COVID-19. Selama menjalani pembelajaran daring, mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain smartphone atau laptop yang dapat mengakibatkan mahasiswa mengalami kekurangan gerak. Aktivitas fisik yang ringan dapat meningkatkan risiko berat badan berlebih. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas fisik terhadap status gizi pada mahasiswa tahun Fakultas Kedokteran Universitas Mataram selama pembelajaran daring. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan teknik proportional random sampling menggunakan uji statistik korelasi spearman. Pengambilan data dilakukan dengan pengukuran secara langsung, yakni mengukur tinggi badan menggunakan microtoise, berat badan menggunakan timbangan serta aktivitas fisik dihitung berdasarkan pengisian kuesioner International Physical Activity Questionnaire (IPAQ). Hasil: Diketahui penelitian ini didominasi oleh perempuan (80%) dan usia 20 tahun (50%). Sebanyak 36 (51,4%) responden memiliki aktivitas fisik sedang dan 45 (64,3%) responden memiliki status gizi normal. Pada penelitian ini sebanyak 65 orang (92,9%) mengalami perubahan aktivitas fisik, 43 orang (61,4%) perubahan pola makanan pokok, dan 60 orang (85,7%) perubahan pola makan. Hasil analisis data dari uji spearman dengan α < 0,05 didapatkan nilai koefisien korelasi -0,046 dan nilai p sebesar 0,705. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi pada mahasiswa tahun kedua Fakultas Kedokteran Universitas Mataram selama daring.
{"title":"Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Status Gizi Mahasiswa Tahun Kedua Fakultas Kedokteran Universtias Mataram selama Daring","authors":"Tomy Dwi Refandy, Ardiana Ekawanti, Cut Warnaini","doi":"10.29303/lmj.v1i3.1999","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/lmj.v1i3.1999","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Pandemi COVID-19 menyebabkan perubahan pola hidup dalam masyarakat. Pembelajaran dalam jaringan (Daring) merupakan salah satu upaya pemerintah dalam memutus rantai penyebaran COVID-19. Selama menjalani pembelajaran daring, mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain smartphone atau laptop yang dapat mengakibatkan mahasiswa mengalami kekurangan gerak. Aktivitas fisik yang ringan dapat meningkatkan risiko berat badan berlebih. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas fisik terhadap status gizi pada mahasiswa tahun Fakultas Kedokteran Universitas Mataram selama pembelajaran daring. \u0000Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan teknik proportional random sampling menggunakan uji statistik korelasi spearman. Pengambilan data dilakukan dengan pengukuran secara langsung, yakni mengukur tinggi badan menggunakan microtoise, berat badan menggunakan timbangan serta aktivitas fisik dihitung berdasarkan pengisian kuesioner International Physical Activity Questionnaire (IPAQ). \u0000Hasil: Diketahui penelitian ini didominasi oleh perempuan (80%) dan usia 20 tahun (50%). Sebanyak 36 (51,4%) responden memiliki aktivitas fisik sedang dan 45 (64,3%) responden memiliki status gizi normal. Pada penelitian ini sebanyak 65 orang (92,9%) mengalami perubahan aktivitas fisik, 43 orang (61,4%) perubahan pola makanan pokok, dan 60 orang (85,7%) perubahan pola makan. Hasil analisis data dari uji spearman dengan α < 0,05 didapatkan nilai koefisien korelasi -0,046 dan nilai p sebesar 0,705. \u0000Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi pada mahasiswa tahun kedua Fakultas Kedokteran Universitas Mataram selama daring.","PeriodicalId":127741,"journal":{"name":"Lombok Medical Journal","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115776438","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fachry Prasetyo Hutomo, Muhammad Zaariq Prasetyo, Dimas Zul Fariqhan, I Made Brama Atmaja, Gina Zahro Ambarah, Danesh Hadyljinan Utomo, Herpan Syafii Harahap, Stephanie Elizabeth Gunawan
Latar Belakang: Penyakit dekompresi merupakan sekumpulan gejala akibat terbentuknya gelembung udara dalam aliran darah atau jaringan selepas elevasi mendadak pada penyelam. Gelembung udara yang terbentuk seringkali mengakibatkan gejala-gejala obstruktif pada jaringan yang terdampak. Pada jaringan otak, emboli gelembung gas yang masuk ke dalam sirkulasi menyebabkan manifestasi stroke akibat hipoperfusi jaringan parenkim otak. Insidensi dan derajat keparahan yang diakibatkan oleh penyakit dekompresi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terkait dengan kedalaman dan penyelam itu sendiri. Tatalaksana yang diberikan pada pasien stroke terkait dengan penyakit dekompresi memiliki pendekatan yang melingkupi rekompresi dan terapi stroke. Metode: Literatur-literatur yang dipilih merupakan studi yang relevan dengan topik dari tinjauan pustaka ini. Semua sumber penelitian yang dicakupkan dalam penelitian ini telah diajukan kepada dokter pembimbing untuk diteliti lebih lanjut. Pencarian literatur dilakukan dari database secara online melalui Google Scholar dan PubMed. Beberapa literatur yang relevan akhirnya ditemukan melalui kata-kata kunci yang disaring dari literatur yang telah ditemukan sebelumnya. Kesimpulan : Penyakit dekompresi terjadi obstruksi akibat emboli gas di bagian pembuluh darah arteri yang memperfusi otak sehingga terjadi stroke iskemik, perlu mempertahankan jaringan yang mengalami penurunan perfusi dan mengembalikan aliran darah ke jaringan yang terdampak.
{"title":"Stroke Terkait Penyakit Dekompresi pada Penyelam","authors":"Fachry Prasetyo Hutomo, Muhammad Zaariq Prasetyo, Dimas Zul Fariqhan, I Made Brama Atmaja, Gina Zahro Ambarah, Danesh Hadyljinan Utomo, Herpan Syafii Harahap, Stephanie Elizabeth Gunawan","doi":"10.29303/lmj.v1i3.848","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/lmj.v1i3.848","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Penyakit dekompresi merupakan sekumpulan gejala akibat terbentuknya gelembung udara dalam aliran darah atau jaringan selepas elevasi mendadak pada penyelam. Gelembung udara yang terbentuk seringkali mengakibatkan gejala-gejala obstruktif pada jaringan yang terdampak. Pada jaringan otak, emboli gelembung gas yang masuk ke dalam sirkulasi menyebabkan manifestasi stroke akibat hipoperfusi jaringan parenkim otak. Insidensi dan derajat keparahan yang diakibatkan oleh penyakit dekompresi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terkait dengan kedalaman dan penyelam itu sendiri. Tatalaksana yang diberikan pada pasien stroke terkait dengan penyakit dekompresi memiliki pendekatan yang melingkupi rekompresi dan terapi stroke. \u0000 \u0000Metode: Literatur-literatur yang dipilih merupakan studi yang relevan dengan topik dari tinjauan pustaka ini. Semua sumber penelitian yang dicakupkan dalam penelitian ini telah diajukan kepada dokter pembimbing untuk diteliti lebih lanjut. Pencarian literatur dilakukan dari database secara online melalui Google Scholar dan PubMed. Beberapa literatur yang relevan akhirnya ditemukan melalui kata-kata kunci yang disaring dari literatur yang telah ditemukan sebelumnya. \u0000Kesimpulan : Penyakit dekompresi terjadi obstruksi akibat emboli gas di bagian pembuluh darah arteri yang memperfusi otak sehingga terjadi stroke iskemik, perlu mempertahankan jaringan yang mengalami penurunan perfusi dan mengembalikan aliran darah ke jaringan yang terdampak.","PeriodicalId":127741,"journal":{"name":"Lombok Medical Journal","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116195900","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang: Saat ini dunia dilanda oleh Kejadian Luar Biasa (KLB) berupa pandemi COVID-19. Dengan hal ini kegiatan masyarakat yang terjadi di luar ruangan semuanya di batasi. kebijakan tersebut membuat semua kegiatan dilakukan menggunakan internet atau online. Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas tidur, contohnya seseorang menggunakan waktu tidurnya untuk bermain media sosial sehingga pola tidur berubah yang mengakibatkan kualitas tidur seseorang menjadi buruk. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengetahui adanya hubungan penggunaan media sosial dengan kualitas tidur di masa pandemi COVID19 pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Metode: Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Mataram yang dilakukan bulan Juli-Agustus 2022 dengan menggunakan kuesioner penggunaan media sosial dan Pittsburgh Sleep Quality Index. Hasil: Sebanyak 51 mahasiswa memenuhi kriteria inklusi dalam penelitian ini. Sebagian besar didominasi oleh perempuan yaitu sebesar 37 responden (72,5%), dan skor PSQI baik 27 responden (52,9%), dan aktif menggunakan media sosial terdiri dari 33 responden (64,7%). Hasil uji chi-square diperoleh tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan media sosial dengan kualitas tidur pada mahasiswa (p= 0,147). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan media sosial dengan kualitas tidur pada mahasiswa di masa pandemic COVID-19.
{"title":"Hubungan Penggunaan Media Sosial dengan Kualitas Tidur di Masa Pandemi COVID-19 pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Mataram","authors":"Sakti Muhammad Rizki Syah Haqq","doi":"10.29303/lmj.v1i3.1998","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/lmj.v1i3.1998","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Saat ini dunia dilanda oleh Kejadian Luar Biasa (KLB) berupa pandemi COVID-19. Dengan hal ini kegiatan masyarakat yang terjadi di luar ruangan semuanya di batasi. kebijakan tersebut membuat semua kegiatan dilakukan menggunakan internet atau online. Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas tidur, contohnya seseorang menggunakan waktu tidurnya untuk bermain media sosial sehingga pola tidur berubah yang mengakibatkan kualitas tidur seseorang menjadi buruk. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengetahui adanya hubungan penggunaan media sosial dengan kualitas tidur di masa pandemi COVID19 pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. \u0000Metode: Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Mataram yang dilakukan bulan Juli-Agustus 2022 dengan menggunakan kuesioner penggunaan media sosial dan Pittsburgh Sleep Quality Index. \u0000Hasil: Sebanyak 51 mahasiswa memenuhi kriteria inklusi dalam penelitian ini. Sebagian besar didominasi oleh perempuan yaitu sebesar 37 responden (72,5%), dan skor PSQI baik 27 responden (52,9%), dan aktif menggunakan media sosial terdiri dari 33 responden (64,7%). Hasil uji chi-square diperoleh tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan media sosial dengan kualitas tidur pada mahasiswa (p= 0,147). \u0000Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan media sosial dengan kualitas tidur pada mahasiswa di masa pandemic COVID-19.","PeriodicalId":127741,"journal":{"name":"Lombok Medical Journal","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125139170","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Putu Diva Gayatri Jaya Putri, Fathul Djannah, Triana Dyah Cahyawati
Latar Belakang: Sekitar 20-25% kasus tuberkulosis terjadi di luar paru sehingga dapat dikategorikan sebagai extrapulmonary tuberculosis (EPTB). EPTB dapat disebabkan oleh penyebaran Mycobacterium tuberculosis (MTB) keluar dari paru-paru. Salah satu EPTB yang sering terjadi adalah limfadenitis tuberkulosis (LNTB). Macrophage Migration Inhibitory Factor (MIF) sebagai faktor proinflamasi sering dikaitkan dengan kejadian LNTB. Ekspresi MIF seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah jenis kelamin yang sering dikaitkan pada kasus LNTB dikarenakan perbandingan jumlah penderita laki laki dibanding wanita. Metode: Desain penelitian analitik konservatif dengan pendekatan cross sectional yang diperoleh dari rekam medis pasien LNTB di Nusa Tenggara Barat. Besar sampel penelitian ini berjumlah 100 yang dianalisis dengan uji kontingensi koefisien. Hasil: Berdasarkan analisis statistik uji kontingensi koefisien didapatkan nilai Asymp. Sig. sebesar 0,745 dan koefisien korelasi r sebesar 0,32. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin pada dengan ekspresi MIF pada penderita LNTB di Nusa Tenggara Barat.
{"title":"Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Eksperesi MIF (Macrophage Migration Inhibitory Factor) pada Limfadenitis Tuberkulosis di Nusa Tenggara Barat","authors":"Putu Diva Gayatri Jaya Putri, Fathul Djannah, Triana Dyah Cahyawati","doi":"10.29303/lmj.v1i2.1550","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/lmj.v1i2.1550","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Sekitar 20-25% kasus tuberkulosis terjadi di luar paru sehingga dapat dikategorikan sebagai extrapulmonary tuberculosis (EPTB). EPTB dapat disebabkan oleh penyebaran Mycobacterium tuberculosis (MTB) keluar dari paru-paru. Salah satu EPTB yang sering terjadi adalah limfadenitis tuberkulosis (LNTB). Macrophage Migration Inhibitory Factor (MIF) sebagai faktor proinflamasi sering dikaitkan dengan kejadian LNTB. Ekspresi MIF seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah jenis kelamin yang sering dikaitkan pada kasus LNTB dikarenakan perbandingan jumlah penderita laki laki dibanding wanita. \u0000Metode: Desain penelitian analitik konservatif dengan pendekatan cross sectional yang diperoleh dari rekam medis pasien LNTB di Nusa Tenggara Barat. Besar sampel penelitian ini berjumlah 100 yang dianalisis dengan uji kontingensi koefisien. \u0000Hasil: Berdasarkan analisis statistik uji kontingensi koefisien didapatkan nilai Asymp. Sig. sebesar 0,745 dan koefisien korelasi r sebesar 0,32. \u0000Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin pada dengan ekspresi MIF pada penderita LNTB di Nusa Tenggara Barat.","PeriodicalId":127741,"journal":{"name":"Lombok Medical Journal","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121282764","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Budhiarko Pramana Putra, Mia Putri Sahara, Cok Istri, Agung Asvini, Gusti Bagus, Surya Ari, Kadek Diah Permata, Komang Pranayoga, Lalu Srigede, Nimas Resti, Nofiana Ayu Risqiana, Nur Inayah, Shafalyn Kalila Roliskana, Suci Lousiana Bahri, Nurhidayati
Osteoarthritis (OA) adalah penyakit sendi degeneratif yang ditandai dengan meningkatnya kehilangan tulang rawan, remodeling tulang periartikular, dan inflamasi pada membran sinovial. Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup, menurut WHO pada tahun 2025 populasi usia lanjut di Indonesia akan meningkat 414% dibanding tahun 1990. Di Indonesia prevalensi OA lutut yang tampak secara radiologis mencapai 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita yang berumur antara 40-60 tahun. Terapi OA umum dengan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), pengobatan dengan kondroprotektif, seperti glukosamin sulfat, kondroitin sulfat, asam hialuronat, hidrolisat kolagen, atau nutrisi, seperti antioksidan dan asam lemak omega-3. Tatalaksana pada OA berfokus untuk megurangi rasa nyeri dan mengoptimalkan fungsi dalam rangka meningkatkan kualitas hidup penderitanya. Penderita OA biasanya diresepkan dengan obat analgesik seperti parasetamol dan OAINS. Saat ini, pilihan terapi baru telah banyak dikembangkan. Pemanfaatan bahan alam teripang sebagai pengobatan OA menjadi salah satunya. Nutraceutical adalah senyawa makanan yang memiliki peran dalam keseimbangan sinyal anabolik dan katabolik pada sendi. Beberapa dari banyak senyawa nutraceutical yang ada yang dapat digunakan sebagai integrator dalam makanan sehari-hari berkat ketersediaannya yang mudah, seperti dalam kandungan teripang (Glucosamine sulfate, Chondroitin sulfate, dan Omega 3). Kandungan glikosagminoglikan, chondroitin sulfat, dan omega 3 pada teripang ditemukan memiliki efikasi dalam menurunkan nyeri dan meningkatkan fungsi sendi pada penderita OA. Kombinasi penggunaan glukosamin sulfat dan chondroitin sulfat menunjukkan efek yang potensial dalam merangsang produksi proteoglikan dan asam hialuronat serta menghambat degradasi oleh enzim proteolitik pada patogenesis OA.
{"title":"Nutraceutical dari Teripang sebagai Terapi Adjuvan Osteoartritis","authors":"Budhiarko Pramana Putra, Mia Putri Sahara, Cok Istri, Agung Asvini, Gusti Bagus, Surya Ari, Kadek Diah Permata, Komang Pranayoga, Lalu Srigede, Nimas Resti, Nofiana Ayu Risqiana, Nur Inayah, Shafalyn Kalila Roliskana, Suci Lousiana Bahri, Nurhidayati","doi":"10.29303/lmj.v1i2.1643","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/lmj.v1i2.1643","url":null,"abstract":"Osteoarthritis (OA) adalah penyakit sendi degeneratif yang ditandai dengan meningkatnya kehilangan tulang rawan, remodeling tulang periartikular, dan inflamasi pada membran sinovial. Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup, menurut WHO pada tahun 2025 populasi usia lanjut di Indonesia akan meningkat 414% dibanding tahun 1990. Di Indonesia prevalensi OA lutut yang tampak secara radiologis mencapai 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita yang berumur antara 40-60 tahun. Terapi OA umum dengan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), pengobatan dengan kondroprotektif, seperti glukosamin sulfat, kondroitin sulfat, asam hialuronat, hidrolisat kolagen, atau nutrisi, seperti antioksidan dan asam lemak omega-3. Tatalaksana pada OA berfokus untuk megurangi rasa nyeri dan mengoptimalkan fungsi dalam rangka meningkatkan kualitas hidup penderitanya. Penderita OA biasanya diresepkan dengan obat analgesik seperti parasetamol dan OAINS. Saat ini, pilihan terapi baru telah banyak dikembangkan. Pemanfaatan bahan alam teripang sebagai pengobatan OA menjadi salah satunya. Nutraceutical adalah senyawa makanan yang memiliki peran dalam keseimbangan sinyal anabolik dan katabolik pada sendi. Beberapa dari banyak senyawa nutraceutical yang ada yang dapat digunakan sebagai integrator dalam makanan sehari-hari berkat ketersediaannya yang mudah, seperti dalam kandungan teripang (Glucosamine sulfate, Chondroitin sulfate, dan Omega 3). Kandungan glikosagminoglikan, chondroitin sulfat, dan omega 3 pada teripang ditemukan memiliki efikasi dalam menurunkan nyeri dan meningkatkan fungsi sendi pada penderita OA. Kombinasi penggunaan glukosamin sulfat dan chondroitin sulfat menunjukkan efek yang potensial dalam merangsang produksi proteoglikan dan asam hialuronat serta menghambat degradasi oleh enzim proteolitik pada patogenesis OA.","PeriodicalId":127741,"journal":{"name":"Lombok Medical Journal","volume":"150 2","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"113985940","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Wisnuaji Jayawardhana, I. Wardani, Cut Warnaini, Indana, Eva Ajmala
Latar Belakang: Infeksi conoravirus disease 2019 (Covid-19) di Indonesia sangat tinggi. Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu komorbid paling banyak pada pasien Covid-19. DM berhubungan dengan meningkatnya keparahan dan mortalitas pada beberapa penelitian sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien dan hubungan usia, jenis kelamin, status gizi, dan komorbid selain DM terhadap keparahan pasien Covid-19 dengan DM. Metode: Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Universitas Mataram periode bulan Januari-Desember 2021. Desain penelitian menggunakan cross sectional. Data dianalisis dengan chi-square. Hasil: Data yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sebanyak 37 sampel. Karakteristik yang paling banyak ditemukan adalah pasien bukan lansia sebanyak 22 (59,5%), berjenis kelamin laki-laki sebanyak 20 (54,1%), tidak mengalami obesitas sebanyak 21 (56,8%), dan memiliki komorbid selain DM sebanyak 27 (73%). Nilai p semua variabel >0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan signifikan antara karakteristik pasien terhadap derajat keparahan Covid-19 dengan DM. Nilai p usia (p=0,414), jenis kelamin (p=0,338), status gizi (p=0,796), dan komorbid selain DM (p=0,517). Kesimpulan: Karakteristik yang paling banyak ditemukan adalah pasien bukan lansia, berjenis kelamin laki-laki, tidak mengalami obesitas, dan memiliki komorbid selain DM. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik pasien yang meliputi usia, jenis kelamin, status gizi, dan komorbid selain DM terhadap derajat keparahan Covid-19 dengan DM.
{"title":"Hubungan Karakteristik Pasien terhadap Derajat Keparahan Covid-19 pada Pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Universitas Mataram","authors":"Wisnuaji Jayawardhana, I. Wardani, Cut Warnaini, Indana, Eva Ajmala","doi":"10.29303/lmj.v1i2.1514","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/lmj.v1i2.1514","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Infeksi conoravirus disease 2019 (Covid-19) di Indonesia sangat tinggi. Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu komorbid paling banyak pada pasien Covid-19. DM berhubungan dengan meningkatnya keparahan dan mortalitas pada beberapa penelitian sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien dan hubungan usia, jenis kelamin, status gizi, dan komorbid selain DM terhadap keparahan pasien Covid-19 dengan DM. \u0000Metode: Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Universitas Mataram periode bulan Januari-Desember 2021. Desain penelitian menggunakan cross sectional. Data dianalisis dengan chi-square. \u0000Hasil: Data yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sebanyak 37 sampel. Karakteristik yang paling banyak ditemukan adalah pasien bukan lansia sebanyak 22 (59,5%), berjenis kelamin laki-laki sebanyak 20 (54,1%), tidak mengalami obesitas sebanyak 21 (56,8%), dan memiliki komorbid selain DM sebanyak 27 (73%). Nilai p semua variabel >0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan signifikan antara karakteristik pasien terhadap derajat keparahan Covid-19 dengan DM. Nilai p usia (p=0,414), jenis kelamin (p=0,338), status gizi (p=0,796), dan komorbid selain DM (p=0,517). \u0000Kesimpulan: Karakteristik yang paling banyak ditemukan adalah pasien bukan lansia, berjenis kelamin laki-laki, tidak mengalami obesitas, dan memiliki komorbid selain DM. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik pasien yang meliputi usia, jenis kelamin, status gizi, dan komorbid selain DM terhadap derajat keparahan Covid-19 dengan DM.","PeriodicalId":127741,"journal":{"name":"Lombok Medical Journal","volume":"374 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133132645","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}