ABSTRAK Mutu dan keselamatan pasien saat ini merupakan salah satu tuntutan utama pengguna jasa layanan rumah sakit. Bahkan menjadi salah satu elemen penilaian akreditasi rumah sakit. Namun demikian, saat ini, mutu dan keselamatan pasien RSUD Kepulauan Seribu belum terakreditasi. Dengan demikian, RSUD Kepulauan Seribu berencana meningkatkan mutu dan keselamatan pasien agar dapat terakreditasi dua tahun mendatang. Tesis ini bertujuan menyusun rencana strategis RSUD Kepulauan seribu dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien untuk tahun 2019-2023. Penelitian dalam tesis ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian menggali informasi dari informan untuk mendapatkan faktor-faktor internal dan eksternal sebagai bahan dasar menyusun strategi. Selanjutnya faktor-faktor tersebut dianalisis menggunakan intrumen-instrumen Internal Factor Evaluation (IFE), dan Eksternal factor Evaluation (EVE), matriks I-E, matriks TOWS, untuk menghasilkan strategi. Semua pegawai bersemangat melaksanakan kegiatan yang ditetapkan, sumber daya keuangan yang sangat banyak merupakan faktor kekuatan. Akan tetapi, sosialisasi visi dan misi yang belum maksimal, belum menetapkan prioritas program, dan belum melakukan pengukuran mutu dan keselamatan pasien masih menjadi faktor kelemahan RSUD Kepulauan seribu. Faktor peluang RSUD Kepulauan Seribu adalah Lembaga lintas sektor yang mendukung, sedangkan adanya gap kompetensi pegawai RSUD dengan puskesmas yang menghambat pelayanan adalah faktor ancaman yang harus diantisipasi. Skor IFE diperoleh 2,40 sedangkan skor EFE 2,31, sehingga RSUD Kepulauan Seribu berdasarkan matriks I-E berada pada kotak V. Dengan demikian, strategi paling tepat adalah hold dan maintain. RSUD Kepulauan Seribu, berdasarkan matriksTOWS, direkomendasikan melakukan penguatan arah kebijakan organisasi, optimalisasi anggaran, pemanfaatan kerjasama lintas sector, pemantapan wawasan pegawai, dan penyusunan standar diklat, penyusunan program prioritas, pelaksanaan manajemen risiko, dan pengukuran mutu dan keselamatan pasien. ABSTRACT Quality of service and patient savety now adays has become the main demand of hospital customer, even now, become one of evaluation point in hospital accreditation. Nevertheless, quality and patient savety in Kepulauan Seribu Public Hospital (RSUD Kepulauan Seribu) has not been accredited yet. RSUD Kepulauan Seribu plans to increase quality and patient savety so that can go through accreditation. This thesis aims to arrange strategies of Quality improvement and Patient Savety in Years 2019- 2023. The study in this thesis is qualitative. The study digs informations from informans to obtain internal and external factors hich used to arrange strategies. The factors then be analized with instruments such as Internal Factor Evaluation (IFE), Eksternal factor Evaluation (EVE), I-E matrix, TOWS Matrix, to obtain strategies. All employees are enthusiastic to work, and the great quantities of financial resources are obtained as strength factor, whi
{"title":"Strategi Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kepulauan Seribu Tahun 2019 – 2023","authors":"Agus Ariyanto Haryoso, Dumilah Ayuningtyas","doi":"10.7454/ARSI.V5I2.3194","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/ARSI.V5I2.3194","url":null,"abstract":"ABSTRAK Mutu dan keselamatan pasien saat ini merupakan salah satu tuntutan utama pengguna jasa layanan rumah sakit. Bahkan menjadi salah satu elemen penilaian akreditasi rumah sakit. Namun demikian, saat ini, mutu dan keselamatan pasien RSUD Kepulauan Seribu belum terakreditasi. Dengan demikian, RSUD Kepulauan Seribu berencana meningkatkan mutu dan keselamatan pasien agar dapat terakreditasi dua tahun mendatang. Tesis ini bertujuan menyusun rencana strategis RSUD Kepulauan seribu dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien untuk tahun 2019-2023. Penelitian dalam tesis ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian menggali informasi dari informan untuk mendapatkan faktor-faktor internal dan eksternal sebagai bahan dasar menyusun strategi. Selanjutnya faktor-faktor tersebut dianalisis menggunakan intrumen-instrumen Internal Factor Evaluation (IFE), dan Eksternal factor Evaluation (EVE), matriks I-E, matriks TOWS, untuk menghasilkan strategi. Semua pegawai bersemangat melaksanakan kegiatan yang ditetapkan, sumber daya keuangan yang sangat banyak merupakan faktor kekuatan. Akan tetapi, sosialisasi visi dan misi yang belum maksimal, belum menetapkan prioritas program, dan belum melakukan pengukuran mutu dan keselamatan pasien masih menjadi faktor kelemahan RSUD Kepulauan seribu. Faktor peluang RSUD Kepulauan Seribu adalah Lembaga lintas sektor yang mendukung, sedangkan adanya gap kompetensi pegawai RSUD dengan puskesmas yang menghambat pelayanan adalah faktor ancaman yang harus diantisipasi. Skor IFE diperoleh 2,40 sedangkan skor EFE 2,31, sehingga RSUD Kepulauan Seribu berdasarkan matriks I-E berada pada kotak V. Dengan demikian, strategi paling tepat adalah hold dan maintain. RSUD Kepulauan Seribu, berdasarkan matriksTOWS, direkomendasikan melakukan penguatan arah kebijakan organisasi, optimalisasi anggaran, pemanfaatan kerjasama lintas sector, pemantapan wawasan pegawai, dan penyusunan standar diklat, penyusunan program prioritas, pelaksanaan manajemen risiko, dan pengukuran mutu dan keselamatan pasien. ABSTRACT Quality of service and patient savety now adays has become the main demand of hospital customer, even now, become one of evaluation point in hospital accreditation. Nevertheless, quality and patient savety in Kepulauan Seribu Public Hospital (RSUD Kepulauan Seribu) has not been accredited yet. RSUD Kepulauan Seribu plans to increase quality and patient savety so that can go through accreditation. This thesis aims to arrange strategies of Quality improvement and Patient Savety in Years 2019- 2023. The study in this thesis is qualitative. The study digs informations from informans to obtain internal and external factors hich used to arrange strategies. The factors then be analized with instruments such as Internal Factor Evaluation (IFE), Eksternal factor Evaluation (EVE), I-E matrix, TOWS Matrix, to obtain strategies. All employees are enthusiastic to work, and the great quantities of financial resources are obtained as strength factor, whi","PeriodicalId":139168,"journal":{"name":"Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124282493","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK UUD 1945 No.36 /2009 Pasal 34 Ayat 2 berbunyi masyarakat berhak untuk memperoleh perlindungan kesehatan dari negara. Dalam rangka mengatur perlindungan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat, pemerintah mengharuskan semua rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah maupun swasta untuk mengikuti Program Jaminan Kesehatan Nasional/JKN. Berkaitan dengan hal tersebut, RSUD Prof.Dr. H.M. Chatib quzwain adalah rumah sakit daerah kelas C yang baru beroperasi sejak tahun 2008, sehingga masih banyak kekurangan dan keterbatasan, terutama di bidang pelayanan dan juga fasilitas penunjang. Mengetahui hal tersebut, telah dilakukan upaya penambahan fasilitas oleh pemerintah daerah dari tahun ke tahun, seperti penambahan jumlah tenaga dokter spesialis dan penambahan layanan poli spesialas. Kini, RSUD Prof.Dr.H.M. Chatib quzwain sudah berstatus BLUD, sehingga rumah sakit dapat menggunakan dan mengelola dana yang di dapat dari pelayanan secara mandiri. Kemudian, muncul permasalahan yang sampai saat ini belum dapat diatasi, yaitu kekurangan tenaga dokter spesialis. Kekurangan tersebut menyebabkan rumah sakit ini menyebabkan penurunan jumlah pasien karena pasien harus dirujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap dokter spesialis dan fasilitas penunjangnya, seperti Rumah Sakit Siloam, Rumah Sakit Raden Mataher, Rumah Sakit Dr. Bratanata, dan Rumah Sakit Mayang Medical Center. Dengan berkurangnya jumlah pasien yang dilayani di RSUD Chatib Quzwain Sarolangun ini, maka secara otomatis, pendapatan rumah sakit pun juga berkurang, demikian pula dengan kemampuan pembiayaan operasional. Oleh karena itu, RSUD Prof. Dr. H.M. Chatib Quzwain harus mengatur strategi pemasaran guna mempertahankan dan menambah jumlah pasien yang berkunjung demi kelancaran operasional rumah sakit. Berdasarkan penelitian ini, diketahui bahwa inovasi mendorong produktivitas di sektor nirlaba dan di sektor komersial. Kemajuan terbesar datang bukan dari tambahan perbaikan dalam efisiensi, tapi dari pendekatan baru dan lebih baik. ABSTRACT Undang-Undang No.36/2009 Pasal 34 Ayat 2 states that the community has the right to obtain health protection from the state. In order to regulate comprehensive health protection for the community, the government requires all hospitals, both government and private hospitals to take part in the National Health Insurance / JKN Program. In this regard, the General Hospital of Prof. Dr. H.M. Chatib Quzwain is a class C regional hospital that has only been operating since 2008, so there are still many shortcomings and limitations, especially in the field of services and supporting facilities. Knowing this, efforts have been made to add facilities by the regional government from year to year, such as the addition of the number of specialist doctors and the addition of specialist poly services. Now, RSUD Prof.Dr.H.M. Chatib Quzwain has a BLUD status, so hospitals can use and manage funds obtained from services independently. Then, a problem that has yet to be overcome has
{"title":"Srategi Pemasaran RSUD Prof. Dr. H.M. Chatib Quzwain Sarolangun Jambi Tahun 2018","authors":"Ahmad Bajri, Wahyu Sulistiadi","doi":"10.7454/ARSI.V5I2.2879","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/ARSI.V5I2.2879","url":null,"abstract":"ABSTRAK UUD 1945 No.36 /2009 Pasal 34 Ayat 2 berbunyi masyarakat berhak untuk memperoleh perlindungan kesehatan dari negara. Dalam rangka mengatur perlindungan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat, pemerintah mengharuskan semua rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah maupun swasta untuk mengikuti Program Jaminan Kesehatan Nasional/JKN. Berkaitan dengan hal tersebut, RSUD Prof.Dr. H.M. Chatib quzwain adalah rumah sakit daerah kelas C yang baru beroperasi sejak tahun 2008, sehingga masih banyak kekurangan dan keterbatasan, terutama di bidang pelayanan dan juga fasilitas penunjang. Mengetahui hal tersebut, telah dilakukan upaya penambahan fasilitas oleh pemerintah daerah dari tahun ke tahun, seperti penambahan jumlah tenaga dokter spesialis dan penambahan layanan poli spesialas. Kini, RSUD Prof.Dr.H.M. Chatib quzwain sudah berstatus BLUD, sehingga rumah sakit dapat menggunakan dan mengelola dana yang di dapat dari pelayanan secara mandiri. Kemudian, muncul permasalahan yang sampai saat ini belum dapat diatasi, yaitu kekurangan tenaga dokter spesialis. Kekurangan tersebut menyebabkan rumah sakit ini menyebabkan penurunan jumlah pasien karena pasien harus dirujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap dokter spesialis dan fasilitas penunjangnya, seperti Rumah Sakit Siloam, Rumah Sakit Raden Mataher, Rumah Sakit Dr. Bratanata, dan Rumah Sakit Mayang Medical Center. Dengan berkurangnya jumlah pasien yang dilayani di RSUD Chatib Quzwain Sarolangun ini, maka secara otomatis, pendapatan rumah sakit pun juga berkurang, demikian pula dengan kemampuan pembiayaan operasional. Oleh karena itu, RSUD Prof. Dr. H.M. Chatib Quzwain harus mengatur strategi pemasaran guna mempertahankan dan menambah jumlah pasien yang berkunjung demi kelancaran operasional rumah sakit. Berdasarkan penelitian ini, diketahui bahwa inovasi mendorong produktivitas di sektor nirlaba dan di sektor komersial. Kemajuan terbesar datang bukan dari tambahan perbaikan dalam efisiensi, tapi dari pendekatan baru dan lebih baik. ABSTRACT Undang-Undang No.36/2009 Pasal 34 Ayat 2 states that the community has the right to obtain health protection from the state. In order to regulate comprehensive health protection for the community, the government requires all hospitals, both government and private hospitals to take part in the National Health Insurance / JKN Program. In this regard, the General Hospital of Prof. Dr. H.M. Chatib Quzwain is a class C regional hospital that has only been operating since 2008, so there are still many shortcomings and limitations, especially in the field of services and supporting facilities. Knowing this, efforts have been made to add facilities by the regional government from year to year, such as the addition of the number of specialist doctors and the addition of specialist poly services. Now, RSUD Prof.Dr.H.M. Chatib Quzwain has a BLUD status, so hospitals can use and manage funds obtained from services independently. Then, a problem that has yet to be overcome has","PeriodicalId":139168,"journal":{"name":"Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130097667","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Proses pembuatan formularium Rumah Sakit XYZ oleh Tim Farmasi Terapi (TFT) belum mempertimbangkan tingkat kritis suatu obat bagi pasien. Belum dilaksanakannya penilaian menyebabkan ada pembelian tidak terencanaobat diperlukan segera dan mempengaruhi keselamatan pasien. Metode ABC dapat mengidentifikasi jenis obat yang harus selalu tersedia dan bernilai investasi besar. Belum ada kontrol biaya persediaan obat di Rumah Sakit XYZ karena data nilai investasi obat belum dianalisis. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan menerapkan metode ABC indeks kritis terhadap data kebutuhan obat tahun 2018. Data penelitian diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen perencanaan dan pengadaan obat. Sebesar 82% jenis obat di gudang jarang digunakan, namun 53 diantaranya merupakan obat yang memiliki nilai investasi tinggi yang memerlukan perhatian khusus. Obat yang memiliki 5 (lima) nilai investasi terbesar namun sangat jarang digunakan (kelompok C nilai pemakaian) adalah: Albuminar 25%, Octalbin 25%, Terfacef injeksi, Trijec 1 gram dan Lanmer injeksi. Formularium RS XYZ berikutnya harus mengeluarkan 530 jenis obat yang tidak kritis dan tidak ada pemakaian. Jumlah jenis obat yang masuk ke dalam formularium yang lebih sedikit akan memudahkan proses kontrol dan penyimpanan persediaan ABSTRACT The process of making the XYZ Hospital formulary by the Therapy Pharmacy Team (TFT) has not considered the critical level of a medicine for patients. The failure to carry out the assessment has caused an unplanned purchase of the medicine that needed immediately and affecting patient safety. The ABC method can identify drugs that must always be available and worth a large investment. There is no cost control of drug supplies at XYZ Hospital because data on the value of investment in drugs have not been analyzed. This study uses a qualitative research design by applying the ABC index critical method to data on drug needs in 2018. The research data was obtained through in-depth interviews, observation and review of planning documents and drug procurement. 82% of the drugs in the warehouse are rarely used, but 53 of them are drugs that have high investment value that require special attention. Drugs that have the largest 5 (five) investment values but are very rarely used (group C usage value) are: Albuminar 25%, Octalbin 25%, Terfacef injection, Trijec 1 gram and Lanmer injection.The next XYZ Hospital formulary must issue 530 types of drugs that are not critical and have no use. The smaller number of types of drugs that enter the formulary will facilitate the process of control and storage of inventory ABSTRAK Proses pembuatan formularium Rumah Sakit XYZ oleh Tim Farmasi Terapi (TFT) belum mempertimbangkan tingkat kritis suatu obat bagi pasien. Belum dilaksanakannya penilaian menyebabkan ada pembelian tidak terencanaobat diperlukan segera dan mempengaruhi keselamatan pasien. Metode ABC dapat mengidentifikasi jenis obat yang har
由药物治疗小组(TFT)创建XYZ医院的抽象过程并没有考虑到一种药物对病人的临界水平。没有做出评估,导致立即购买未授权的药物,并影响患者的安全。ABC方法可以确定一种药物,这种药物应该随时可用,而且具有巨大的投资价值。XYZ医院没有对药物库存成本的控制,因为药物投资价值数据还没有分析过。该研究采用了定性研究的设计,采用了ABC索引方法对2018年药物需求数据的批判性研究。研究数据是通过深入采访、观察和研究计划和药物采购文件获得的。仓库里82%的药物很少使用,但其中53种是高投资价值的药物,需要特别注意。拥有最大但很少使用的投资价值为(C组使用价值)的药物是:专辑minar 25%, Octalbin 25%, Terfacef注入,Trijec 1克和Lanmer注射。下一个XYZ医院应该发行530种非批判性和无使用的药物。在更少的formularium中使用的药物的数量将有助于控制和储存材料的过程,以及由治疗制药团队(TFT)制定的精神病院配方的流程。未能负担得起资产已导致计划购买需要立即、有健康保障的药物。ABC的方法可以识别出必须有可能投资的毒品。XYZ医院没有代价控制毒品,因为毒品投资价值的数据没有被分析。本研究uses a qualitative research design应用ABC指数critical method关于2018年医疗需求的数据。研究数据是通过国务院审查、观察和药物评估进行的。仓库里的毒品数量很少,但其中53个毒品得到了高度投资的特别关注。最大的投资价值5(5)毒品是:专辑25%,Octalbin 25%, facef注入,Trijec 1克和喷油器。下一个XYZ医院配方必须是530种非医学性质且无用处的毒品。药物治疗小组(TFT)还没有考虑到一种药物对病人的危重程度。没有做出评估,导致立即购买未授权的药物,并影响患者的安全。ABC方法可以确定一种药物,这种药物应该随时可用,而且具有巨大的投资价值。XYZ医院没有对药物库存成本的控制,因为药物投资价值数据还没有分析过。该研究采用了定性研究的设计,采用了ABC索引方法对2018年药物需求数据的批判性研究。研究数据是通过深入采访、观察和研究计划和药物采购文件获得的。仓库里82%的药物很少使用,但其中53种是高投资价值的药物,需要特别注意。拥有最大但很少使用的投资价值为(C组使用价值)的药物是:专辑minar 25%, Octalbin 25%, Terfacef注入,Trijec 1克和Lanmer注射。下一个XYZ医院应该发行530种非批判性和无使用的药物。在更少的formularium中使用的药物的数量将有助于控制和储存材料的过程,以及由治疗制药团队(TFT)制定的精神病院配方的流程。未能负担得起资产已导致计划购买需要立即、有健康保障的药物。ABC的方法可以识别出必须有可能投资的毒品。XYZ医院没有代价控制毒品,因为毒品投资价值的数据没有被分析。本研究uses a qualitative research design应用ABC指数critical method关于2018年医疗需求的数据。研究数据是通过国务院审查、观察和药物评估进行的。仓库里的毒品数量很少,但其中53个毒品得到了高度投资的特别关注。
{"title":"Penerapan Metode ABC Indeks Kritis dalam Pengelolaan Persediaan Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit XYZ Pekanbaru, Riau Tahun 2018","authors":"Monika Noviena Susanto, Vetty Yulianty Permanasari","doi":"10.7454/ARSI.V5I2.3196","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/ARSI.V5I2.3196","url":null,"abstract":"ABSTRAK Proses pembuatan formularium Rumah Sakit XYZ oleh Tim Farmasi Terapi (TFT) belum mempertimbangkan tingkat kritis suatu obat bagi pasien. Belum dilaksanakannya penilaian menyebabkan ada pembelian tidak terencanaobat diperlukan segera dan mempengaruhi keselamatan pasien. Metode ABC dapat mengidentifikasi jenis obat yang harus selalu tersedia dan bernilai investasi besar. Belum ada kontrol biaya persediaan obat di Rumah Sakit XYZ karena data nilai investasi obat belum dianalisis. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan menerapkan metode ABC indeks kritis terhadap data kebutuhan obat tahun 2018. Data penelitian diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen perencanaan dan pengadaan obat. Sebesar 82% jenis obat di gudang jarang digunakan, namun 53 diantaranya merupakan obat yang memiliki nilai investasi tinggi yang memerlukan perhatian khusus. Obat yang memiliki 5 (lima) nilai investasi terbesar namun sangat jarang digunakan (kelompok C nilai pemakaian) adalah: Albuminar 25%, Octalbin 25%, Terfacef injeksi, Trijec 1 gram dan Lanmer injeksi. Formularium RS XYZ berikutnya harus mengeluarkan 530 jenis obat yang tidak kritis dan tidak ada pemakaian. Jumlah jenis obat yang masuk ke dalam formularium yang lebih sedikit akan memudahkan proses kontrol dan penyimpanan persediaan ABSTRACT The process of making the XYZ Hospital formulary by the Therapy Pharmacy Team (TFT) has not considered the critical level of a medicine for patients. The failure to carry out the assessment has caused an unplanned purchase of the medicine that needed immediately and affecting patient safety. The ABC method can identify drugs that must always be available and worth a large investment. There is no cost control of drug supplies at XYZ Hospital because data on the value of investment in drugs have not been analyzed. This study uses a qualitative research design by applying the ABC index critical method to data on drug needs in 2018. The research data was obtained through in-depth interviews, observation and review of planning documents and drug procurement. 82% of the drugs in the warehouse are rarely used, but 53 of them are drugs that have high investment value that require special attention. Drugs that have the largest 5 (five) investment values but are very rarely used (group C usage value) are: Albuminar 25%, Octalbin 25%, Terfacef injection, Trijec 1 gram and Lanmer injection.The next XYZ Hospital formulary must issue 530 types of drugs that are not critical and have no use. The smaller number of types of drugs that enter the formulary will facilitate the process of control and storage of inventory ABSTRAK Proses pembuatan formularium Rumah Sakit XYZ oleh Tim Farmasi Terapi (TFT) belum mempertimbangkan tingkat kritis suatu obat bagi pasien. Belum dilaksanakannya penilaian menyebabkan ada pembelian tidak terencanaobat diperlukan segera dan mempengaruhi keselamatan pasien. Metode ABC dapat mengidentifikasi jenis obat yang har","PeriodicalId":139168,"journal":{"name":"Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129776702","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Keberadaan green hospital sangat diperlukan untuk mengatasi perubahan iklim yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan manusia dan lingkungan, karena rumah sakit merupakan salah satu penyumbang polusi. RSUD R. Syamsudin, SH menjadi anggota Global Green and Healthy Hospital serta berkomitmen untuk melaksanakan sepuluh agenda yaitu kepemimpinan, bahan kimia, limbah, energi, air, transportasi, makanan, farmasi, gedung, dan pembelian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi green hospital dengan Kriteria Kerangka Kinerja Ekselen Malcolm Baldrige. Kerangka Kinerja Ekselen Malcolm Baldrige mengevaluasi berdasarkan tujuh kriteria yaitu kepemimpinan, strategi, pelanggan, pengukuran, analisis, dan manajemen pengetahuan, tenaga kerja, operasi serta hasil. Desain penelitian ini adalah kualitatif dengan mengumpulkan informasi melalui wawancara mendalam, kuesioner, dan telaah dokumen, Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan green hospital RSUD R. Syamsudin, SH mendapatkan skor 620.1 dari 1000 (skor maksimal) sehingga diposisikan pada emerging industry leader. Kriteria Kepemimpinan mendapatkan poin tertinggi, sedangkan poin terendah adalah Kriteria Pelanggan. Dapat disimpulkan, RSUD R. Syamsudin, SH berada di posisi menengah dalam implementasi green hospital, artinya sudah memiliki beberapa keunggulan tetapi masih ada beberapa faktor yang dapat ditingkatkan lagi agar pelaksanaan green hospital dapat lebih optimal.Untuk itu, direkomendasikan kepada RSUD R. Syamsudin, SH agar melakukan evaluasi rutin, mempromosikan green hospital lebih gencar, melakukan optimalisasi SIM RS, serta penguatan anggaran agar pencapaian sepuluh agenda lebih optimal. ABSTRACT The existence of green hospital is very necessary to overcome climate change which can cause disruption to human health and the environment, because hospitals are one of the contributors to pollution. RSUD R. Syamsudin, SH became a member of the Global Green and Healthy Hospital and is committed to implementing ten agendas, namely leadership, chemicals, waste, energy, water, transportation, food, pharmacy, buildings, and purchasing. Aim of this study is to analyze the implementation of green hospital with the Malcolm Baldrige Criteria Framework for Excellence Performance. Malcolm Baldrige Criteria evaluates based on seven criteria which isleadership, strategy, customer, measurement, analysis, and management of knowledge, labor, operations and results. The design of this study is qualitative by gathering information through in-depth interviews, questionnaires, and document review. Based on the results of research, the implementation of the green hospital in R. Syamsudin Hospital, SH received a score of 620.1 out of 1000 (maximum score) so that it was positioned in emerging industry leaders. The Leadership Criteria get the highest points, while the lowest points are the Customer Criteria. It can be concluded, RSUD R. Syamsudin, SH is in the average position in implementing green hospital, m
对可能导致人类健康和环境问题的气候变化至关重要,因为医院是污染因素之一。Syamsudin, R . SH成为全球成员格林县医院和健康,并致力于执行议程十即领导、化学废物运输、能源、水、食物、医药、建筑和购买。本研究旨在分析绿医院对埃伦·马尔科姆·巴尔德里奇绩效框架的标准实施。exselen Malcolm Baldrige根据领导、战略、客户、测量、分析、知识、人力、经营和结果的管理七个标准来衡量自己。定性研究设计是通过深入访谈,问卷收集信息,学习文件,根据研究的结果,执行Syamsudin,格林县医院R . SH得了一千。1 620(得分最多),以至于人们对新兴工业领头位置。领导标准得到最高的分数,而领导标准得到最低的分数是客户标准。简而言之,绿色医院的实施处于中间地位,这意味着它有一些优点,但仍有一些可以改进的因素,以使绿色医院的实施更加理想。为此,建议SH进行定期评估、促进绿色医院的快速发展、优化RS SIM卡以及加强预算,以确保最理想的十项议程的实现。抽象绿色的存在很有必要去医院overcome气候变化,这可以因为disruption to human health and contributors环境,因为hospitals是一号》的污染。R . SH Syamsudin,成了a县格林《全球健康医院和成员是t到implementing十agendas, namely leadership,浪费能源,水化学运输食品,药店、能耗和采购。这项研究的目标是分析马尔科姆·巴尔德里奇著名的绿色医院的实施。Malcolm Baldrige critesci评估基于七家百科全书的发布、策略、客户、评估、分析、分析和知识管理、实验室、经营和尊重。这项研究的设计是通过在国务院收集信息、提问和文档审查而获得的资格。根据研究的结果,沙姆苏丁医院的绿色医院的实施,1000次中有620.1次获得高分,因此被任命为新兴行业领袖。主角是最重要的,而最重要的是客户端是最重要的。它可以被整合,RSUD R. Syamsudin, SH在实现绿色医院的平均位置中,这意味着它已经有了一些先见性,但仍然有一些因素可以受到影响,所以绿色医院的实施可以更理想。因为这个原因,它被要求接受常规评估,建议绿色医院更有攻击性,乐观医院信息管理系统,并加强预算,使十名机构的实现更加乐观。
{"title":"Implementasi Green Hospital di RSUD R. Syamsudin, SH dengan Kriteria Kerangka Kinerja Ekselen Malcolm Baldrige","authors":"Haniah Alatas, Dumilah Ayuningtyas","doi":"10.7454/ARSI.V5I2.3197","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/ARSI.V5I2.3197","url":null,"abstract":"ABSTRAK Keberadaan green hospital sangat diperlukan untuk mengatasi perubahan iklim yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan manusia dan lingkungan, karena rumah sakit merupakan salah satu penyumbang polusi. RSUD R. Syamsudin, SH menjadi anggota Global Green and Healthy Hospital serta berkomitmen untuk melaksanakan sepuluh agenda yaitu kepemimpinan, bahan kimia, limbah, energi, air, transportasi, makanan, farmasi, gedung, dan pembelian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi green hospital dengan Kriteria Kerangka Kinerja Ekselen Malcolm Baldrige. Kerangka Kinerja Ekselen Malcolm Baldrige mengevaluasi berdasarkan tujuh kriteria yaitu kepemimpinan, strategi, pelanggan, pengukuran, analisis, dan manajemen pengetahuan, tenaga kerja, operasi serta hasil. Desain penelitian ini adalah kualitatif dengan mengumpulkan informasi melalui wawancara mendalam, kuesioner, dan telaah dokumen, Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan green hospital RSUD R. Syamsudin, SH mendapatkan skor 620.1 dari 1000 (skor maksimal) sehingga diposisikan pada emerging industry leader. Kriteria Kepemimpinan mendapatkan poin tertinggi, sedangkan poin terendah adalah Kriteria Pelanggan. Dapat disimpulkan, RSUD R. Syamsudin, SH berada di posisi menengah dalam implementasi green hospital, artinya sudah memiliki beberapa keunggulan tetapi masih ada beberapa faktor yang dapat ditingkatkan lagi agar pelaksanaan green hospital dapat lebih optimal.Untuk itu, direkomendasikan kepada RSUD R. Syamsudin, SH agar melakukan evaluasi rutin, mempromosikan green hospital lebih gencar, melakukan optimalisasi SIM RS, serta penguatan anggaran agar pencapaian sepuluh agenda lebih optimal. ABSTRACT The existence of green hospital is very necessary to overcome climate change which can cause disruption to human health and the environment, because hospitals are one of the contributors to pollution. RSUD R. Syamsudin, SH became a member of the Global Green and Healthy Hospital and is committed to implementing ten agendas, namely leadership, chemicals, waste, energy, water, transportation, food, pharmacy, buildings, and purchasing. Aim of this study is to analyze the implementation of green hospital with the Malcolm Baldrige Criteria Framework for Excellence Performance. Malcolm Baldrige Criteria evaluates based on seven criteria which isleadership, strategy, customer, measurement, analysis, and management of knowledge, labor, operations and results. The design of this study is qualitative by gathering information through in-depth interviews, questionnaires, and document review. Based on the results of research, the implementation of the green hospital in R. Syamsudin Hospital, SH received a score of 620.1 out of 1000 (maximum score) so that it was positioned in emerging industry leaders. The Leadership Criteria get the highest points, while the lowest points are the Customer Criteria. It can be concluded, RSUD R. Syamsudin, SH is in the average position in implementing green hospital, m","PeriodicalId":139168,"journal":{"name":"Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123202532","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Adanya peraturan mengenai rujukan regional yang ditetapkan oleh pemerintah Pusat, mendorong pemerintah daerah Sulawesi Utara untuk menyediakan rumah sakit rujukan regional yang memiliki kemampuan pelayanan sebagai RS kelas B.Untuk pengembangan RSUD Provinsi Sulawesi Utara pada masa depan, dibutuhkan informasi dasar pelayanan, fasilitas, sarana dan prasarana, serta cakupan pasar yang bergantung pada tata kelola sistem, kapabilitas SDM, bangunan fisik dan peralatan serta sumber daya. Tujuan dalam studi ini adalah mengkaji kebutuhan pelayanan RSUD Provinsi Sulawesi Utara yang mencakup kajian demografi, kajian sosio-ekonomi, kajian morbiditas dan mortalitas, kajian kebijakan dan regulasi, kajian lingkungan serta kajian kebutuhan lahan, bangunan dan sumber daya. Metode pengumpulan data primer dilakukan dengan melalui wawancara mendalam dan pengukuran lahan serta telaah dokumen dalam terhadap dokumen laporan kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, Laporan Riskesdas Tahun 2013, Sulawesi Dalam Angka, data kepegawaian dan data perlengkapan dan peralatan kesehatan. Hasil kajian menunjukkan bahwa pembangunan RSUD Provinsi Sulawesi Utara sebagai rumah sakit rujukan provinsi dengan rumah sakit setara kelas B dan 400 TT adalah layak dilakukan. Layanan unggulan yang dapat dikembangkan antara lain Pusat Pelayanan Stroke Terpadu dan pelayanan jantung serta pembuluh darah. Untuk pemenuhan pengembangan RSUD tersebut maka perlu ada strategi pemenuhan tenaga SDM kesehatan dan berbagai fasilitas kesehatan pendukung penyelenggaraan RSUD sebagai rumah sakit kelas B. ABSTRACT The existence of regulations regarding regional referrals established by the central government, encourages the North Sulawesi regional government to provide regional referral hospitals that have service capabilities as class B hospitals. For the development of North Sulawesi Provincial Hospital in the future, basic information on services, facilities, facilities and infrastructure, as well as market coverage that depends on system governance, HR capabilities, physical buildings and equipment and resources. The purpose of this study is to examine the service needs of North Sulawesi Provincial Hospital which includes demographic studies, socio-economic studies, studies of morbidity and mortality, study of policies and regulations, environmental studies and studies of land, building and resource needs. The primary data collection method was carried out through in-depth interviews and land measurements and document review on North Sulawesi Province health report documents, 2013 Riskesdas Report, Sulawesi Dalam Angka, staffing data and health equipment and equipment data. The results of the study indicate that the construction of the North Sulawesi provincial hospital as a provincial referral hospital with hospitals equivalent to class B and 400 TT is feasible. Excellent services that can be developed include the Integrated Stroke Service Center and the services of the heart and blood vessels. To ful
{"title":"Kajian Kebutuhan Pengembangan Rumah Sakit Pemerintah Daerah Kelas B di Provinsi Sulawesi Utara","authors":"Skm Mm Puput Oktamianti, Anita Pebrina","doi":"10.7454/ARSI.V5I2.3198","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/ARSI.V5I2.3198","url":null,"abstract":"ABSTRAK Adanya peraturan mengenai rujukan regional yang ditetapkan oleh pemerintah Pusat, mendorong pemerintah daerah Sulawesi Utara untuk menyediakan rumah sakit rujukan regional yang memiliki kemampuan pelayanan sebagai RS kelas B.Untuk pengembangan RSUD Provinsi Sulawesi Utara pada masa depan, dibutuhkan informasi dasar pelayanan, fasilitas, sarana dan prasarana, serta cakupan pasar yang bergantung pada tata kelola sistem, kapabilitas SDM, bangunan fisik dan peralatan serta sumber daya. Tujuan dalam studi ini adalah mengkaji kebutuhan pelayanan RSUD Provinsi Sulawesi Utara yang mencakup kajian demografi, kajian sosio-ekonomi, kajian morbiditas dan mortalitas, kajian kebijakan dan regulasi, kajian lingkungan serta kajian kebutuhan lahan, bangunan dan sumber daya. Metode pengumpulan data primer dilakukan dengan melalui wawancara mendalam dan pengukuran lahan serta telaah dokumen dalam terhadap dokumen laporan kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, Laporan Riskesdas Tahun 2013, Sulawesi Dalam Angka, data kepegawaian dan data perlengkapan dan peralatan kesehatan. Hasil kajian menunjukkan bahwa pembangunan RSUD Provinsi Sulawesi Utara sebagai rumah sakit rujukan provinsi dengan rumah sakit setara kelas B dan 400 TT adalah layak dilakukan. Layanan unggulan yang dapat dikembangkan antara lain Pusat Pelayanan Stroke Terpadu dan pelayanan jantung serta pembuluh darah. Untuk pemenuhan pengembangan RSUD tersebut maka perlu ada strategi pemenuhan tenaga SDM kesehatan dan berbagai fasilitas kesehatan pendukung penyelenggaraan RSUD sebagai rumah sakit kelas B. ABSTRACT The existence of regulations regarding regional referrals established by the central government, encourages the North Sulawesi regional government to provide regional referral hospitals that have service capabilities as class B hospitals. For the development of North Sulawesi Provincial Hospital in the future, basic information on services, facilities, facilities and infrastructure, as well as market coverage that depends on system governance, HR capabilities, physical buildings and equipment and resources. The purpose of this study is to examine the service needs of North Sulawesi Provincial Hospital which includes demographic studies, socio-economic studies, studies of morbidity and mortality, study of policies and regulations, environmental studies and studies of land, building and resource needs. The primary data collection method was carried out through in-depth interviews and land measurements and document review on North Sulawesi Province health report documents, 2013 Riskesdas Report, Sulawesi Dalam Angka, staffing data and health equipment and equipment data. The results of the study indicate that the construction of the North Sulawesi provincial hospital as a provincial referral hospital with hospitals equivalent to class B and 400 TT is feasible. Excellent services that can be developed include the Integrated Stroke Service Center and the services of the heart and blood vessels. To ful","PeriodicalId":139168,"journal":{"name":"Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115911944","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Masih terdapat kekosongan ketersediaan obat pada setiap bulannya menimbulkan pertanyaan bagaimana pengelolaan logistik farmasi pada instalasi farmasi RS MBSD. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui bagaimana sistem manajemen logistik perbekalan obat serta berbagai permasalahan yang terjadi pada setiap tahap pelaksanaan di Instalasi Farmasi RS MBSD. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik yang bersifat kuantitatif serta kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam, telaah dokumen, dan penghitungan klasifikasi analisa ABC obat untuk kemudian dilakukan perhitungan nilai Economic Order Quantity serta waktu ReOrder Point pada obat yang tergolong kategori A indeks kritis. Terdapat 571 jenis obat yang digunakan pada periode Juli 2017 sampai dengan Juni 2018. Pada ABC pemakaian terdapat 45 jenis obat yang tergolong kategori, analisa ABC investasi terdapat 72 jenis obat yang termasuk kategori A dan hasil perhitungan ABC Indeks Kritis menunjukan jumlah obat sebanyak 48 jenis yang tergolong kategori A. Hasil perhitungan EOQ dan ROP pada obat kategori A dari analisa ABC Indeks Kritis menunjukan hasil yang dapat dipertimbangkan oleh pihak RS MBSD untuk digunakan pada evaluasi perbekalan obat di Instalasi Farmasi. ABSTRACT There is still a vacuum in the availability of medicines on a monthly basis, raising questions about how to manage pharmaceutical logistics in MBSD Hospital Pharmacy Installation. The purpose of this research is to find out how the logistics management system of drug supplies and various problems that occur at each stage of implementation in the MBSD Hospital Pharmacy Installation. This research uses descriptive and analytical methods that are quantitative and qualitative by conducting in-depth interviews, document review, and calculation of ABC drug classifications to then calculate the Economic Order Quantity value and Re Order Point time on drugs classified as category A critical index. On 571 types of drugs used in the period July 2017 to June 2018. On ABC usage there are 45 types of drugs classified as category A, in the ABC investment analysis there are 72 types of drugs including category A and the calculation of ABC Critical Index shows the number of drugs as many as 48 types classified as category A. The results of EOQ and ROP calculations on category A drugs from the ABC analysis of the Critical Index show results that can be considered by the MBSD Hospital to be used in evaluating drug supplies at the Pharmacy Installation ABSTRACT There is still a vacuum in the availability of medicines on a monthly basis, raising questions about how to manage pharmaceutical logistics in MBSD Hospital Pharmacy Installation. The purpose of this research is to find out how the logistics management system of drug supplies and various problems that occur at each stage of implementation in the MBSD Hospital Pharmacy Installation. This research uses descriptive and analytical methods that are quantitative and qualitative b
每个月都有药物供应不足,这引发了MBSD制药药厂如何管理药品的问题。这项研究的目的是了解药物供应的物流管理系统以及MBSD制药制药的每一个阶段实施中的问题。该研究采用了一种定量和定性的分析性描述性方法,进行深入的采访、研究文件和ABC药物分析分析,然后对具有关键类别A的经济分类价值和药效时间重新计算。2017年7月至2018年6月期间使用的药物有571种。在ABC分类类别的有45种药使用,ABC分析投资有72种药物包括关键类别A和ABC分类索引计算结果显示药物数量多达48种分类类别A . EOQ计算结果和绳在ABC分类索引分析关键的药物类别A指向医院MBSD可以考虑的结果用于补给药物评估在制药设施。抽象地说,在一个月的基础上仍然存在着一种真空,围绕着如何管理MBSD医院制药的制药知识提出问题。这项研究的目的是了解了解在MBSD医院药房安装过程中实现的每一个阶段的逻辑管理和各种问题。这项研究的定义和分析方法是通过限制测试、文档审查和计算ABC毒品机密类别的量化和重新分配经济分类的时间。2017年7月至2018年6月期间使用的571种毒品类型。ABC上有45种分类毒品,ABC《投资分析有72 types of毒品类别A calculation》和ABC连接指数在内的美国毒品当家》节目中许多美国48 types美国机密类别(A . the results of EOQ and绳calculations on A类别毒品从ABC分析》和《连接指数秀results,以至于可以被MBSD医院成为过去》认为evaluating药物的花费at the药店Installation抽象availability》有一个真空还是在药物on A每月的基础,提出了关于如何管理MBSD医院药房药房基础的制药逻辑的问题。这项研究的目的是了解了解在MBSD医院药房安装过程中实现的每一个阶段的逻辑管理和各种问题。这项研究的定义和分析方法是通过限制测试、文档审查和计算ABC毒品机密类别的量化和重新分配经济分类的时间。2017年7月至2018年6月期间使用的571种毒品类型。On ABC usage毒品有45 types of A美国机密类别,ABC《投资分析有72 types of毒品类别A calculation》和ABC连接指数在内的美国毒品当家》节目中许多美国48 types美国机密类别(A . the results of EOQ and绳calculations On A类别毒品从ABC分析》和《连接指数秀results,以至于可以被MBSD医院成为过去》认为evaluating药物的花费在药店Installation。
{"title":"Analisa Pengelolaan Kebutuhan Logistik Farmasi pada Instalasi Farmasi RS MBSD Periode Juli 2017- Juni 2018","authors":"S. Suherman, Atik Nurwahyuni","doi":"10.7454/ARSI.V5I2.3195","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/ARSI.V5I2.3195","url":null,"abstract":"ABSTRAK Masih terdapat kekosongan ketersediaan obat pada setiap bulannya menimbulkan pertanyaan bagaimana pengelolaan logistik farmasi pada instalasi farmasi RS MBSD. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui bagaimana sistem manajemen logistik perbekalan obat serta berbagai permasalahan yang terjadi pada setiap tahap pelaksanaan di Instalasi Farmasi RS MBSD. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik yang bersifat kuantitatif serta kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam, telaah dokumen, dan penghitungan klasifikasi analisa ABC obat untuk kemudian dilakukan perhitungan nilai Economic Order Quantity serta waktu ReOrder Point pada obat yang tergolong kategori A indeks kritis. Terdapat 571 jenis obat yang digunakan pada periode Juli 2017 sampai dengan Juni 2018. Pada ABC pemakaian terdapat 45 jenis obat yang tergolong kategori, analisa ABC investasi terdapat 72 jenis obat yang termasuk kategori A dan hasil perhitungan ABC Indeks Kritis menunjukan jumlah obat sebanyak 48 jenis yang tergolong kategori A. Hasil perhitungan EOQ dan ROP pada obat kategori A dari analisa ABC Indeks Kritis menunjukan hasil yang dapat dipertimbangkan oleh pihak RS MBSD untuk digunakan pada evaluasi perbekalan obat di Instalasi Farmasi. ABSTRACT There is still a vacuum in the availability of medicines on a monthly basis, raising questions about how to manage pharmaceutical logistics in MBSD Hospital Pharmacy Installation. The purpose of this research is to find out how the logistics management system of drug supplies and various problems that occur at each stage of implementation in the MBSD Hospital Pharmacy Installation. This research uses descriptive and analytical methods that are quantitative and qualitative by conducting in-depth interviews, document review, and calculation of ABC drug classifications to then calculate the Economic Order Quantity value and Re Order Point time on drugs classified as category A critical index. On 571 types of drugs used in the period July 2017 to June 2018. On ABC usage there are 45 types of drugs classified as category A, in the ABC investment analysis there are 72 types of drugs including category A and the calculation of ABC Critical Index shows the number of drugs as many as 48 types classified as category A. The results of EOQ and ROP calculations on category A drugs from the ABC analysis of the Critical Index show results that can be considered by the MBSD Hospital to be used in evaluating drug supplies at the Pharmacy Installation ABSTRACT There is still a vacuum in the availability of medicines on a monthly basis, raising questions about how to manage pharmaceutical logistics in MBSD Hospital Pharmacy Installation. The purpose of this research is to find out how the logistics management system of drug supplies and various problems that occur at each stage of implementation in the MBSD Hospital Pharmacy Installation. This research uses descriptive and analytical methods that are quantitative and qualitative b","PeriodicalId":139168,"journal":{"name":"Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131024363","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Kebijakan yang dikembangkan oleh pemerintah dalam bentuk program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang pendanaannya dikelola oleh BPJS, harus didukung oleh semua fasilitas pelayanan kesehatan baik milik pemerintah maupun swasta. RSD Kol. Abundjani Bangko adalah rumah sakit daerah milik Pemerintah Kabupaten Merangin sudah melakukan kerjasama dengan BPJS untuk melayani peserta BPJS dibidang pelayanan kesehatan dari tahun 2014. Dalam perjalannya terjadi peningkatan jumlah kunjungan pasien peserta BPJS yang dirujuk dan berobat ke RSD Kol. Abundjani Bangko. Peningkatan kunjungan pasien ini disatu sisi mengembirakan bagi manajemen dan dilain pihak menimbulkan kekwatiran tersendiri bagi manajemen RSD Kol. Abundjani Bangko. Kekwatiran ini muncul sejak terjadinya defisit anggaran yang dikelola oleh BPJS, sehingga terjadi keterlambatan pencairan klaim pelayanan pasien peserta BPJS dan hal ini berimbas kepada operasional rumah sakit dalam memberi dan menjaga mutu pelayanan kesehatan. Untuk menjamin terlaksananya operasional pelayanan kesehatan di rumah sakit, manajemen harus mempunyai strategi pemasaran di era BPJS agar rumah sakit tetap dapat memberi pelayanan dan tidak menimbulkan komplain dari pelanggan atau pasien. Penelitian ini mencoba mendeskripsikan strategi pemasaran dengan pola bauran pemasaran ( marketing mix ) yang meliputi 7P ( product, price, promotion, place, people, process, dan physical facility ). Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran atas penerapan strategi pemasaran dengan cara bauran pemasaran ( marketing mix ) pelayanan kesehatan RSD Kol.Abundjani Bangko era BPJS. Hasil penelitian yang diperoleh adalah dengan strategi bauran pemasaran (marketing mix) RSD Kol. Abundjani Bangko masih dapat memberikan pelayanan yang bermutu kepada pasien dengan kondisi era BPJS yang mengalami defisit anggaran. ABSTRACT The policy developed by the government in the form of a National Health Insurance (JKN) program whose funding is managed by the BPJS, must be supported by all health service facilities both government and private. RSD Kol. Abundjani Bangko is a regional hospital belonging to the Merangin District Government that has collaborated with BPJS to serve BPJS participants in the health services sector in 2014. In the course of the increase there have been an increase in the number of BPJS participants who have been referred and treated to RSD Kol. Abundjani Bangko. The increase in patient visits on the one hand was pleasing to management and on the other hand raised concerns for the management of RSD Kol. Abundjani Bangko. This concern arose since the budget deficit managed by the BPJS, resulting in delays in disbursing claims for patient services to BPJS participants and this affected the operations of hospitals in giving and maintaining the quality of health services. To ensure the operation of health services in hospitals, management must have a marketing strategy in the BPJS era so that hospitals can continue to provide s
{"title":"Srategi Bauran Pemasaran Pelayanan Kesehatan RSD Kol. Abundjani Bangko di Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)","authors":"Arismen Arismen, Wahyu Sulistiadi, Amal Chalik","doi":"10.7454/ARSI.V5I2.3173","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/ARSI.V5I2.3173","url":null,"abstract":"ABSTRAK Kebijakan yang dikembangkan oleh pemerintah dalam bentuk program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang pendanaannya dikelola oleh BPJS, harus didukung oleh semua fasilitas pelayanan kesehatan baik milik pemerintah maupun swasta. RSD Kol. Abundjani Bangko adalah rumah sakit daerah milik Pemerintah Kabupaten Merangin sudah melakukan kerjasama dengan BPJS untuk melayani peserta BPJS dibidang pelayanan kesehatan dari tahun 2014. Dalam perjalannya terjadi peningkatan jumlah kunjungan pasien peserta BPJS yang dirujuk dan berobat ke RSD Kol. Abundjani Bangko. Peningkatan kunjungan pasien ini disatu sisi mengembirakan bagi manajemen dan dilain pihak menimbulkan kekwatiran tersendiri bagi manajemen RSD Kol. Abundjani Bangko. Kekwatiran ini muncul sejak terjadinya defisit anggaran yang dikelola oleh BPJS, sehingga terjadi keterlambatan pencairan klaim pelayanan pasien peserta BPJS dan hal ini berimbas kepada operasional rumah sakit dalam memberi dan menjaga mutu pelayanan kesehatan. Untuk menjamin terlaksananya operasional pelayanan kesehatan di rumah sakit, manajemen harus mempunyai strategi pemasaran di era BPJS agar rumah sakit tetap dapat memberi pelayanan dan tidak menimbulkan komplain dari pelanggan atau pasien. Penelitian ini mencoba mendeskripsikan strategi pemasaran dengan pola bauran pemasaran ( marketing mix ) yang meliputi 7P ( product, price, promotion, place, people, process, dan physical facility ). Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran atas penerapan strategi pemasaran dengan cara bauran pemasaran ( marketing mix ) pelayanan kesehatan RSD Kol.Abundjani Bangko era BPJS. Hasil penelitian yang diperoleh adalah dengan strategi bauran pemasaran (marketing mix) RSD Kol. Abundjani Bangko masih dapat memberikan pelayanan yang bermutu kepada pasien dengan kondisi era BPJS yang mengalami defisit anggaran. ABSTRACT The policy developed by the government in the form of a National Health Insurance (JKN) program whose funding is managed by the BPJS, must be supported by all health service facilities both government and private. RSD Kol. Abundjani Bangko is a regional hospital belonging to the Merangin District Government that has collaborated with BPJS to serve BPJS participants in the health services sector in 2014. In the course of the increase there have been an increase in the number of BPJS participants who have been referred and treated to RSD Kol. Abundjani Bangko. The increase in patient visits on the one hand was pleasing to management and on the other hand raised concerns for the management of RSD Kol. Abundjani Bangko. This concern arose since the budget deficit managed by the BPJS, resulting in delays in disbursing claims for patient services to BPJS participants and this affected the operations of hospitals in giving and maintaining the quality of health services. To ensure the operation of health services in hospitals, management must have a marketing strategy in the BPJS era so that hospitals can continue to provide s","PeriodicalId":139168,"journal":{"name":"Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121426282","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Pendahuluan: Bauran marketing terdiri dari product, price, place dan promotion . Penetapan harga pada pelayanan kesehatan merupakan bauran penting yang dapat dilakukan melalui metode pendekatan top-down maupun bottom-up . Tujuan dari makalah ini adalah meninjau perbedaan antara metode pendekatan top-down dengan bottom-up pada penetapan harga pelayanan kesehatan. Metode: Tinjauan literatur ini dilakukan pada bulan Desember tahun 2018. Penelitian terkait dengan pendekatan top-down dengan bottom-up pada penetapan harga di bidang layanan kesehatan dicari dengan menggunakan kata kunci yang valid, termasuk top down approach , bottom-up approach dan costing melalui PubMed, Science Direct dan EBSCO. Hasil & Diskusi: Sebanyak 10 makalah dipilih untuk tinjauan literatur. Hasilnya didapatkan pendekatan top-down dilakukan apabila ingin melihat biaya dalam skala produk yang besar dan memperkirakan biaya pada jangka yang lebih panjang, pendekatan bottom-up dilakukan apabila ingin kita ingin menilai seberapa banyak variasi biaya yang diperlukan dalam aktivitas produksi. Pendekatan top-down akan menghasilkan varian biaya yang lebih merata dan tidak memiliki banyak varian, sedangkan bottom-up akan menghasilkan varian biaya yang bersifat individu dan sangat kompleks. Kesimpulan: Dengan memahami metode pendekatan top-down dan bottom-up dalam perhitungan biaya, maka administrator memiliki dasar yang kuat dalam penetapan harga, perhitungan margin keuntungan serta budgeting biaya marketing, serta strategi marketing yang dapat dilakukan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan, sehingga diversifikasi pendapatan dapat dilakukan dan rumah sakit dapat bertahan pada era JKN. ABSTRACT Introduction: The marketing mix consists of product, price, place and promotion. Pricing in health services is an important mix that can be done through the top-down and bottom-up approach. The purpose of this paper is to review the differences between the top-down and bottom-up approaches to pricing health services. Method: This literature review is conducted in December 2018. Research related to the top-down and bottom-up approaches to pricing health services is sought by using valid keywords, including top down approaches, bottom-up approaches and costing through PubMed, Science Direct and EBSCO. Results & Discussion: A total of 10 papers were selected for the literature review. The result is that a top-down approach is carried out if you want to see large product-scale costs and estimate costs in the longer term, a bottom-up approach is done if we want to assess how much variation in costs is needed in production activities. The top-down approach will produce cost variants that are more evenly distributed and do not have many variants, while bottom-up will produce cost variants that are individual and very complex. Conclusion: By understanding the method of top-down and bottom-up approach in calculating costs, the administrator has a strong basis in pricing, c
摘要:市场组合由产品、价格、place和推广组成。对医疗保健的定价制度是一个重要的组合,可以通过自上而下和自下而上的方法来实现。本文的目的是审查自上而下的方法和自下而上关于医疗成本的评估方法之间的差异。方法:文献综述将于2018年12月进行。一项与健康服务相关的自下而上的方法与自下而上的方法有关的研究,使用有效的关键字来寻求健康服务的最终解决方案,包括顶向、下坡向上、通过公共关系、科学方向和EBSCO进行调查。讨论结果:文献综述选了多达10篇论文。因此,自下而上的方法是在考虑大型产品规模的成本,并估算成本较长的情况下,自下而上的方法是在想要评估生产活动的成本变化需要的情况下进行的。自上而下的方法将产生更均匀的成本变异,并没有很多变体,而自上而下的成本将产生非常复杂的个体成本变体。结论:通过理解方法成本计算中自上而下和自下而上的方法,那么管理者中有坚实的基础价格,利润率计算的营销策略和营销预算费用,以及能做些什么来提高公众对医疗服务的访问,所以可以做和医院收入多样化JKN时代生存。摘要摘要:批发商、批发商、定价和推销公司。健康服务的核心是一种重要的混合,可以通过顶部和底部的接近。这篇论文的目的是审查自上而下和自下而上接近健康服务之间的差异。方法:此文献评审将于2018年12月进行。研究与自上而下和自下而上通过有效的方法、包括顶向接近、下坡向公众、科学方向和EBSCO提供支持,提供健康服务的研究是一致的。推荐和讨论:由10张纸组成的总论文要求阅读审查。最新的结果是,如果你想看到大产品的价格和估计价格在不久的将来,这就令人担忧了,如果我们想要评估公司生产活动中需要多少变量,结果就会得到相减。高层的接近会产生更常见的变量,而不会有太多的变量,而自下而上会产生更单一、更复杂的变量。历史性:由《自上而下和自下而上的方法接近的地方》计算一次,管理员有一个强壮的基地》定价,利润calculation of the margins和营销成本预算,和做的营销策略可以增加public access to health services),所以收入diversification可以成为做和《时代JKN hospitals可以生存。
{"title":"Metode Pendekatan Top-down dan Bottom-up: Strategi Marketing Penetapan Harga di Pelayanan Kesehatan","authors":"Muchtar Muchtar, Wahyu Sulistiadi","doi":"10.7454/ARSI.V5I1.2863","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/ARSI.V5I1.2863","url":null,"abstract":"ABSTRAK Pendahuluan: Bauran marketing terdiri dari product, price, place dan promotion . Penetapan harga pada pelayanan kesehatan merupakan bauran penting yang dapat dilakukan melalui metode pendekatan top-down maupun bottom-up . Tujuan dari makalah ini adalah meninjau perbedaan antara metode pendekatan top-down dengan bottom-up pada penetapan harga pelayanan kesehatan. Metode: Tinjauan literatur ini dilakukan pada bulan Desember tahun 2018. Penelitian terkait dengan pendekatan top-down dengan bottom-up pada penetapan harga di bidang layanan kesehatan dicari dengan menggunakan kata kunci yang valid, termasuk top down approach , bottom-up approach dan costing melalui PubMed, Science Direct dan EBSCO. Hasil & Diskusi: Sebanyak 10 makalah dipilih untuk tinjauan literatur. Hasilnya didapatkan pendekatan top-down dilakukan apabila ingin melihat biaya dalam skala produk yang besar dan memperkirakan biaya pada jangka yang lebih panjang, pendekatan bottom-up dilakukan apabila ingin kita ingin menilai seberapa banyak variasi biaya yang diperlukan dalam aktivitas produksi. Pendekatan top-down akan menghasilkan varian biaya yang lebih merata dan tidak memiliki banyak varian, sedangkan bottom-up akan menghasilkan varian biaya yang bersifat individu dan sangat kompleks. Kesimpulan: Dengan memahami metode pendekatan top-down dan bottom-up dalam perhitungan biaya, maka administrator memiliki dasar yang kuat dalam penetapan harga, perhitungan margin keuntungan serta budgeting biaya marketing, serta strategi marketing yang dapat dilakukan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan, sehingga diversifikasi pendapatan dapat dilakukan dan rumah sakit dapat bertahan pada era JKN. ABSTRACT Introduction: The marketing mix consists of product, price, place and promotion. Pricing in health services is an important mix that can be done through the top-down and bottom-up approach. The purpose of this paper is to review the differences between the top-down and bottom-up approaches to pricing health services. Method: This literature review is conducted in December 2018. Research related to the top-down and bottom-up approaches to pricing health services is sought by using valid keywords, including top down approaches, bottom-up approaches and costing through PubMed, Science Direct and EBSCO. Results & Discussion: A total of 10 papers were selected for the literature review. The result is that a top-down approach is carried out if you want to see large product-scale costs and estimate costs in the longer term, a bottom-up approach is done if we want to assess how much variation in costs is needed in production activities. The top-down approach will produce cost variants that are more evenly distributed and do not have many variants, while bottom-up will produce cost variants that are individual and very complex. Conclusion: By understanding the method of top-down and bottom-up approach in calculating costs, the administrator has a strong basis in pricing, c","PeriodicalId":139168,"journal":{"name":"Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131393310","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Penetapan harga/variasi biaya merupakan salah satu langkah strategis yang harus ditempuh karena mengacu kepada biaya yang dikeluarkan, baik biaya marjinal maupun biaya total, termasuk biaya tidak langsung ( overhead cost ). Operasi sectio caesaria (SC) adalah salah satu tindakan yang paling umum dilakukan di ruang operasi yang juga membutuhkan perencanaan biaya layanan yang matang, sehingga dengan penetapan harga yang sesuai rumah sakit dapat beraktifitas tanpa mengurangi mutu layanan. Tulisan ini bertujuan melihat beda biaya SC di Indonesia berdasarkan kelas/tingkatan rumah sakit serta kepemilikan rumah sakit, apakah rumah sakit tersebut milik pemerintah atau private/swasta serta kelas atau kamar perawatan. Tujuan lain dari tulisan ini adalah melihat beda proporsi biaya yang terjadi di komponen biaya SC. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah perbandingan data atau study literatur dari 20 rumah sakit yang ada diperpustakaan UI, dan untuk bisa membandingkan data-data tersebut dan menghindari selisih inflasi maka perlu dilakukan penyekarangan data yang diambil atau dipresent valuekan (PV). Kasus SC yang dipilih adalah kasus SC biasa tanpa emergensi dan penyulit. Terdapat interval/variasi yang cukup lebar biaya pelayanan dan proporsi komponen biaya (Jasa pelayanan, akomodasi, pemeriksaan medis dan obat, ATK serta BHP) baik rumah sakit pemerintah maupun swasta diberbagai tipe rumah sakit. Peran manajemen rumah sakit menentukan tarif/harga pelayanan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam strategi pemasaran rumah sakit, diperkuat dari penelitian dari banyak negara lain. Rumah sakit yang proporsi komponen biaya pelayanannya tidak sesuai dengan aturan yang ada agar segera melakukan revisi agar tidak terjadi gangguan pelayanan di rumah sakit, apalagi sejak UHC dicanangkan pemerintah. Marketing, Sectio Caesaria, Variasi Kelas Rumah Sakit, Proporsi Biaya. ABSTRACT Pricing / variation of costs is one of the strategic steps that must be taken because it refers to costs incurred, both marginal and total costs, including indirect costs (overhead costs). Cesarean section (SC) surgery is one of the most common actions performed in the operating room which also requires careful planning of service costs, so that the appropriate price setting for the hospital can do activities without reducing service quality. This paper aims to look at the different costs of SC in Indonesia based on the class / level of the hospital and hospital ownership, whether the hospital is owned by the government or private / private as well as classes or treatment rooms. Another purpose of this paper is to look at the different proportions of costs that occur in the SC cost component. The method used in this paper is a comparison of data or literature studies from 20 hospitals in the UI library, and to be able to compare these data and avoid the difference in inflation, it is necessary to do the data collection or presentation of valuation (PV). The case of SC chose
{"title":"Variasi Biaya Sectio Caesaria di Rumah Sakit Indonesia","authors":"Tetriadi Tetri Tetriadi, Atik Nurwahyuni","doi":"10.7454/ARSI.V5I1.2878","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/ARSI.V5I1.2878","url":null,"abstract":"ABSTRAK Penetapan harga/variasi biaya merupakan salah satu langkah strategis yang harus ditempuh karena mengacu kepada biaya yang dikeluarkan, baik biaya marjinal maupun biaya total, termasuk biaya tidak langsung ( overhead cost ). Operasi sectio caesaria (SC) adalah salah satu tindakan yang paling umum dilakukan di ruang operasi yang juga membutuhkan perencanaan biaya layanan yang matang, sehingga dengan penetapan harga yang sesuai rumah sakit dapat beraktifitas tanpa mengurangi mutu layanan. Tulisan ini bertujuan melihat beda biaya SC di Indonesia berdasarkan kelas/tingkatan rumah sakit serta kepemilikan rumah sakit, apakah rumah sakit tersebut milik pemerintah atau private/swasta serta kelas atau kamar perawatan. Tujuan lain dari tulisan ini adalah melihat beda proporsi biaya yang terjadi di komponen biaya SC. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah perbandingan data atau study literatur dari 20 rumah sakit yang ada diperpustakaan UI, dan untuk bisa membandingkan data-data tersebut dan menghindari selisih inflasi maka perlu dilakukan penyekarangan data yang diambil atau dipresent valuekan (PV). Kasus SC yang dipilih adalah kasus SC biasa tanpa emergensi dan penyulit. Terdapat interval/variasi yang cukup lebar biaya pelayanan dan proporsi komponen biaya (Jasa pelayanan, akomodasi, pemeriksaan medis dan obat, ATK serta BHP) baik rumah sakit pemerintah maupun swasta diberbagai tipe rumah sakit. Peran manajemen rumah sakit menentukan tarif/harga pelayanan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam strategi pemasaran rumah sakit, diperkuat dari penelitian dari banyak negara lain. Rumah sakit yang proporsi komponen biaya pelayanannya tidak sesuai dengan aturan yang ada agar segera melakukan revisi agar tidak terjadi gangguan pelayanan di rumah sakit, apalagi sejak UHC dicanangkan pemerintah. Marketing, Sectio Caesaria, Variasi Kelas Rumah Sakit, Proporsi Biaya. ABSTRACT Pricing / variation of costs is one of the strategic steps that must be taken because it refers to costs incurred, both marginal and total costs, including indirect costs (overhead costs). Cesarean section (SC) surgery is one of the most common actions performed in the operating room which also requires careful planning of service costs, so that the appropriate price setting for the hospital can do activities without reducing service quality. This paper aims to look at the different costs of SC in Indonesia based on the class / level of the hospital and hospital ownership, whether the hospital is owned by the government or private / private as well as classes or treatment rooms. Another purpose of this paper is to look at the different proportions of costs that occur in the SC cost component. The method used in this paper is a comparison of data or literature studies from 20 hospitals in the UI library, and to be able to compare these data and avoid the difference in inflation, it is necessary to do the data collection or presentation of valuation (PV). The case of SC chose","PeriodicalId":139168,"journal":{"name":"Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115369603","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Fenomena sadar syariah dikalangan masyarakat Indonesia, menggerakkan perekonomian diberbagai aspek kehidupan masyarakat, tak terkecuali di sektor pelayanan kesehatan. Masyarakat mulai memilih produk yang tidak saja berkualitas dari sisi medis, tetapi juga mendapatkan pelayanan yang aman secara psikososial dibingkai dengan nilai-nilai Islam. Peluang pasar sangat terbuka menangkap gejala tersebut. Rumah sakit syariah mencoba menjawab tantangan tersebut dengan mengemas nilai-nilai syariah kedalam standar pelayanannya. Studi literatur yang bersumber dari berbagai jurnal internasional terindeks scopus dan google scholar. Konsep rumah sakit syariah yang mengusung nilai-nilai spiritual sejalan dengan strategi marketing 3.0 yang memiliki kunci konsep pemasaran visi, misi dan nilai-nilai. Hal ini merupakan jawaban atas kecenderungan konsumen Muslim yang sudah memilih produk-produk syariah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik primer maupun sekunder. Rumah Sakit Syariah dibentuk dalam upaya semangat mengintegrasikan nilai-nilai syariah kedalam seluruh aspek pelayanan kesehatan, administratif hingga standar pelayanan pasien yang tidak dimiliki rumah sakit nonsyariah. Hal ini sekaligus merupakan diferensiasi produk layanan rumah sakit dengan menyasar segmentasi yang jelas, walaupun layanan kesehatan pada hakikatnya bersifat universal bagi seluruh elemen masyarakat. Standar pemasaran tetap harus dilakukan yang meliputi aspek internal-eksternal dan tangible-intangible sebuah rumah sakit, termasuk yang terpenting adalah aspek mutu pelayanan rumah sakit. Sehingga Islam yang rahmatan lil alamin bisa menjadi syiar melalui rumah sakit syariah yang profesional dan terpercaya. Rumah sakit syariah yang mempunyai visi misi dan mengusung nilai-nilai, tetap harus menggunakan strategi pemasaran untuk mengenalkan produknya, sekaligus sebagai syiar ajaran islam yang menjaga kehidupan manusia. ABSTRACT The phenomenon of sharia awareness among the people of Indonesia, moves the economy in various aspects of people's lives, including the health service sector. The community begins to choose products that are not only quality from the medical side, but also get psychosocial safe services framed with Islamic values. Very open market opportunities to capture these symptoms. Sharia hospitals try to answer this challenge by packaging Islamic values into their service standards. Literature studies sourced from various scopus indexed international journals and google scholar. The concept of sharia hospitals that carry spiritual values is in line with the marketing 3.0 strategy that has the key concept of marketing vision, mission and values. This is the answer to the tendency of Muslim consumers who have chosen sharia products to fulfill their primary and secondary needs. Sharia Hospital was formed in an effort to integrate sharia values into all aspects of health services, administrative to patient service standards that are not owned by non-sharia hospitals. This is also a
印度尼西亚人民对伊斯兰教法的抽象认识,在公共生活的各个方面推动了经济,卫生保健部门也不例外。人们开始选择不仅具有医疗资格的产品,而且还获得了与伊斯兰价值观相结合的心理社会保障服务。市场的机会捕捉到了这些症状。伊斯兰医院试图通过将伊斯兰价值观融入其服务的标准来解决这一挑战。国际期刊《scopus》和《谷歌scholar》的文献研究。伊斯兰医院推动精神价值的概念与3.0营销策略是一致的,其核心是愿景营销、使命和价值观。这是对穆斯林消费者选择伊斯兰产品来满足他们的生活需求的一种解决方案。伊斯兰医院的成立是为了将伊斯兰价值观融入医疗、行政和非伊斯兰医院所没有的病人服务的所有方面。这是对医院服务产品的分类,其目标是明确的分割,尽管卫生保健本质上是对社会所有元素的普遍性。固定的营销标准包括外部的内部和医院的tangible-intangible方面,其中最重要的是医院服务质量。这样,伊斯兰教的rahmati alamin就可以通过专业可信的伊斯兰医院成为shiar。具有使命愿景和价值观的伊斯兰医院仍然必须使用营销策略来介绍其产品,以及保护人类生命的伊斯兰教教义。伊斯兰教对印尼人民的认识,包括卫生服务部门在内的经济因素将占主导地位。社会开始选择那些不仅来自医学方面的优质产品,而且还让心理社会安全与伊斯兰价值观背道而驰。非常开放的市场机会来夺取这些交响曲。莎莉娅·收容所试图回答这一挑战,因为他们的服务标准是伊斯兰价值观。文献研究来自不同的scopus indexed international journals和谷歌scholar。具有精神价值的伊斯兰教的概念与市场价值3.0的策略相一致,这种策略掌握了市场愿景、任务与价值观的关键概念。这就是被选为伊斯兰选民的穆斯林选民的问题,他们的首要任务是满足他们的需要。沙里亚医院为符合所有医疗服务、医疗服务标准而提供的条件是不受非沙里亚医院约束的。这也是医院服务产品的不同之处,其目标是明确的分割,尽管卫生服务对社会的所有元素来说基本上是普遍的。市场标准的营销标准还包括包括医院内部的外部和机构的屁股,包括最重要的方面是医院服务的质量。所以拉明·阿拉米敏(lil alamin)的遗产可以通过专业人士和可靠的伊斯兰医院变成一枚导弹。莎莉娅·临终前,她有一个愿景和价值观,但她仍然需要利用市场策略来介绍自己的产品,就像保护人类生命的伊斯兰教教学一样。
{"title":"Rumah Sakit Syariah Strategi Pemasaran Vs Syiar","authors":"Mala Hayati, Wahyu Sulistiadi","doi":"10.7454/ARSI.V5I1.2874","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/ARSI.V5I1.2874","url":null,"abstract":"ABSTRAK Fenomena sadar syariah dikalangan masyarakat Indonesia, menggerakkan perekonomian diberbagai aspek kehidupan masyarakat, tak terkecuali di sektor pelayanan kesehatan. Masyarakat mulai memilih produk yang tidak saja berkualitas dari sisi medis, tetapi juga mendapatkan pelayanan yang aman secara psikososial dibingkai dengan nilai-nilai Islam. Peluang pasar sangat terbuka menangkap gejala tersebut. Rumah sakit syariah mencoba menjawab tantangan tersebut dengan mengemas nilai-nilai syariah kedalam standar pelayanannya. Studi literatur yang bersumber dari berbagai jurnal internasional terindeks scopus dan google scholar. Konsep rumah sakit syariah yang mengusung nilai-nilai spiritual sejalan dengan strategi marketing 3.0 yang memiliki kunci konsep pemasaran visi, misi dan nilai-nilai. Hal ini merupakan jawaban atas kecenderungan konsumen Muslim yang sudah memilih produk-produk syariah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik primer maupun sekunder. Rumah Sakit Syariah dibentuk dalam upaya semangat mengintegrasikan nilai-nilai syariah kedalam seluruh aspek pelayanan kesehatan, administratif hingga standar pelayanan pasien yang tidak dimiliki rumah sakit nonsyariah. Hal ini sekaligus merupakan diferensiasi produk layanan rumah sakit dengan menyasar segmentasi yang jelas, walaupun layanan kesehatan pada hakikatnya bersifat universal bagi seluruh elemen masyarakat. Standar pemasaran tetap harus dilakukan yang meliputi aspek internal-eksternal dan tangible-intangible sebuah rumah sakit, termasuk yang terpenting adalah aspek mutu pelayanan rumah sakit. Sehingga Islam yang rahmatan lil alamin bisa menjadi syiar melalui rumah sakit syariah yang profesional dan terpercaya. Rumah sakit syariah yang mempunyai visi misi dan mengusung nilai-nilai, tetap harus menggunakan strategi pemasaran untuk mengenalkan produknya, sekaligus sebagai syiar ajaran islam yang menjaga kehidupan manusia. ABSTRACT The phenomenon of sharia awareness among the people of Indonesia, moves the economy in various aspects of people's lives, including the health service sector. The community begins to choose products that are not only quality from the medical side, but also get psychosocial safe services framed with Islamic values. Very open market opportunities to capture these symptoms. Sharia hospitals try to answer this challenge by packaging Islamic values into their service standards. Literature studies sourced from various scopus indexed international journals and google scholar. The concept of sharia hospitals that carry spiritual values is in line with the marketing 3.0 strategy that has the key concept of marketing vision, mission and values. This is the answer to the tendency of Muslim consumers who have chosen sharia products to fulfill their primary and secondary needs. Sharia Hospital was formed in an effort to integrate sharia values into all aspects of health services, administrative to patient service standards that are not owned by non-sharia hospitals. This is also a","PeriodicalId":139168,"journal":{"name":"Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132849548","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}