Dzikri Wahyudi Wahyudi, Achmad Suhermanto, Atri Triana K, T. Herdianto
Produktivitas budidaya ikan kerapu cantang yang menurun salah satunya dipengaruhi oleh adanya infeksi patogen dari golongan virus dan parasit. Parasit dapat menyerang ikan kerapu cantang disemua stadia, sedangkan infeksi Iridovirus dan Viral Nervous Necrosis (VNN) merupakan penyakit serius yang dapat menyebabkan kematian masal pada budidaya ikan kerapu cantang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi kejadian penyakit pada pembesaran kerapu di tambak dan di bak beton yang terinfeksi patogen golongan parasit dan virus. Deteksi parasit dilakukan dengan mengambil 5 ekor sampel ikan kerapu cantang yang dipelihara di bak beton dan di tambak dengan kepadatan 3 ekor/m2 dilakukan menggunakan metode makroskopis dan mikroskopis, sedangkan pengamatan iridovirus dan VNN menggunakan metode PCR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangan parasit ditemukan selama pemeliharaan yaitu Epistylis sp. dengan prevalensi 100% dan intensitas 146,6, Trichodina sp. dengan prevalensi 100% dan intensitas. 104,4, Caligus sp., Diplectanum sp. Selama penelitian tidak terdeteksi adanya Iridovirus dan VNN pada ikan kerapu cantang.
{"title":"Deteksi Parasit Dan Virus pada Pembesaran Ikan Kerapu Cantang (Epinephelus fuscoguttatus vs Epinephelus lanceolatus)","authors":"Dzikri Wahyudi Wahyudi, Achmad Suhermanto, Atri Triana K, T. Herdianto","doi":"10.15578/ja.v11i02.413","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/ja.v11i02.413","url":null,"abstract":"Produktivitas budidaya ikan kerapu cantang yang menurun salah satunya dipengaruhi oleh adanya infeksi patogen dari golongan virus dan parasit. Parasit dapat menyerang ikan kerapu cantang disemua stadia, sedangkan infeksi Iridovirus dan Viral Nervous Necrosis (VNN) merupakan penyakit serius yang dapat menyebabkan kematian masal pada budidaya ikan kerapu cantang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi kejadian penyakit pada pembesaran kerapu di tambak dan di bak beton yang terinfeksi patogen golongan parasit dan virus. Deteksi parasit dilakukan dengan mengambil 5 ekor sampel ikan kerapu cantang yang dipelihara di bak beton dan di tambak dengan kepadatan 3 ekor/m2 dilakukan menggunakan metode makroskopis dan mikroskopis, sedangkan pengamatan iridovirus dan VNN menggunakan metode PCR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangan parasit ditemukan selama pemeliharaan yaitu Epistylis sp. dengan prevalensi 100% dan intensitas 146,6, Trichodina sp. dengan prevalensi 100% dan intensitas. 104,4, Caligus sp., Diplectanum sp. Selama penelitian tidak terdeteksi adanya Iridovirus dan VNN pada ikan kerapu cantang.","PeriodicalId":142096,"journal":{"name":"Jurnal Airaha","volume":"61 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132712702","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
S. Suharyanto, Endang Gunaisah, V. Katili, Priyantini Dewi, Febri D. Nugroho, Hendra Poltak
The West Sumatera Waters has the potential to be developed for capture fisheries. This potential is utilized through the application of local knowledge for better fishing operations. Fishermen in West Sumatera in determining fishing ground still use the traditional method, namely using previous experience even though on vessels of > 40 GT and it has been assisted by the fish finder. This study aims to analyze the distribution of sea surface temperature (SST) and chlorophyll-a through Aqua Modis satellite imagery interpretation and analyze its effect on boat lift catch from December 2019 to March 2020. The remote sensing technique via satellite is an efficient method to determine the distribution of sea surface temperature and the distribution of chlorophyll-a. Data from satellites is very helpful in determining temperature and chlorophyll-a. The results obtained are in December 2019 to March 2020 SST distribution ranged from 27 to 30.9°C with dominant SST fluctuating every month and chlorophyll-a concentration ranging from 0.13 to 4 mg m³ with dominant chlorophyll-a concentration fluctuating every month. Sea surface temperature (SST) and chlorophyll-a simultaneously did not affect the catch.
{"title":"Effect of Sea Surface Temperature and Chlorophyll-A on the Total Catches of Lift Net Fishery in the Padang Pariaman Regency, Indonesia","authors":"S. Suharyanto, Endang Gunaisah, V. Katili, Priyantini Dewi, Febri D. Nugroho, Hendra Poltak","doi":"10.15578/ja.v11i02.349","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/ja.v11i02.349","url":null,"abstract":"The West Sumatera Waters has the potential to be developed for capture fisheries. This potential is utilized through the application of local knowledge for better fishing operations. Fishermen in West Sumatera in determining fishing ground still use the traditional method, namely using previous experience even though on vessels of > 40 GT and it has been assisted by the fish finder. This study aims to analyze the distribution of sea surface temperature (SST) and chlorophyll-a through Aqua Modis satellite imagery interpretation and analyze its effect on boat lift catch from December 2019 to March 2020. The remote sensing technique via satellite is an efficient method to determine the distribution of sea surface temperature and the distribution of chlorophyll-a. Data from satellites is very helpful in determining temperature and chlorophyll-a. The results obtained are in December 2019 to March 2020 SST distribution ranged from 27 to 30.9°C with dominant SST fluctuating every month and chlorophyll-a concentration ranging from 0.13 to 4 mg m³ with dominant chlorophyll-a concentration fluctuating every month. Sea surface temperature (SST) and chlorophyll-a simultaneously did not affect the catch.","PeriodicalId":142096,"journal":{"name":"Jurnal Airaha","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133132460","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yusnan Suyuti DM, Syainullah Wahana, Besse Dahliana, Muhammad Nur, Adiara Firdhita Alam Nasyrah
Ikan cakalang tergolong sebagai jenis ikan pelagis penting yang bernilai ekonomis tinggi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pola pertumbuhan dan berbagai aspek reproduksi ikan cakalang sehingga dijadikan landasan dalam strategi pengelolaan ikan cakalang di Teluk Bone. Pengambilan sampel dimulai pada bulan Juli hingga September 2022 pada lokasi yang merupakan fishing-base nelayan yaitu di Kelurahan Lonrae, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Prosedur penelitian meliputi pengambilan sampel secara acak kemudian dimasukkan ke tempat ikan dan dilanjutkan dengan membawa sampel ke Laboratorium untuk dianalis. Parameter yang diteliti dan metode pada penelitian ini antara lain pola pertumbuhan ikan cakalang yang dianalisis melalui hubungan panjang bobot, nisbah kelamin dengan analisis “Chi-Square”, dan Indeks kematangan gonad dengan metode Johnson. Hasil penelitian ini, menunjukkan diperoleh koefisien regresi b = 3.481 pada gabungan ikan jantan dan ikan betina, koefisien regresi b = 3.597 khusus pada ikan jantan dan b = 3.419 khusus pada ikan betina. Hasil uji t terhadap nilab b menunjukkan t hitung > t tabel sehingga ikan cakalang pada penelitian ini tergolong memiliki pola alometrik positif. Faktor kondisi ikan cakalang betina lebih tinggi dibanding ikan jantan, pada gabungan jantan dan betina diperoleh kisaran 1.12-2.10 (rata-rata 1.39), khusus ikan jantan diperoleh 1.12-2.1 (rata-rata 1.32) dan kisaran 1.19-1.80 (rata-rata 1.50) pada ikan cakalang betina. Indeks kematangan gonad ikan cakalang diperoleh nilai yang berkisar antara 1.176 – 3.448 pada jantan 1.795 – 4.167 pada ikan betina. Terkait dengan tingkat kematangan gonad yang diamati selama penelitian masih dikategorikan belum matang gonad.
{"title":"Hubungan Panjang Bobot dan Beberapa Aspek Reproduksi Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis Linnaeus, 1758)","authors":"Yusnan Suyuti DM, Syainullah Wahana, Besse Dahliana, Muhammad Nur, Adiara Firdhita Alam Nasyrah","doi":"10.15578/ja.v11i02.407","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/ja.v11i02.407","url":null,"abstract":"Ikan cakalang tergolong sebagai jenis ikan pelagis penting yang bernilai ekonomis tinggi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pola pertumbuhan dan berbagai aspek reproduksi ikan cakalang sehingga dijadikan landasan dalam strategi pengelolaan ikan cakalang di Teluk Bone. Pengambilan sampel dimulai pada bulan Juli hingga September 2022 pada lokasi yang merupakan fishing-base nelayan yaitu di Kelurahan Lonrae, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Prosedur penelitian meliputi pengambilan sampel secara acak kemudian dimasukkan ke tempat ikan dan dilanjutkan dengan membawa sampel ke Laboratorium untuk dianalis. Parameter yang diteliti dan metode pada penelitian ini antara lain pola pertumbuhan ikan cakalang yang dianalisis melalui hubungan panjang bobot, nisbah kelamin dengan analisis “Chi-Square”, dan Indeks kematangan gonad dengan metode Johnson. Hasil penelitian ini, menunjukkan diperoleh koefisien regresi b = 3.481 pada gabungan ikan jantan dan ikan betina, koefisien regresi b = 3.597 khusus pada ikan jantan dan b = 3.419 khusus pada ikan betina. Hasil uji t terhadap nilab b menunjukkan t hitung > t tabel sehingga ikan cakalang pada penelitian ini tergolong memiliki pola alometrik positif. Faktor kondisi ikan cakalang betina lebih tinggi dibanding ikan jantan, pada gabungan jantan dan betina diperoleh kisaran 1.12-2.10 (rata-rata 1.39), khusus ikan jantan diperoleh 1.12-2.1 (rata-rata 1.32) dan kisaran 1.19-1.80 (rata-rata 1.50) pada ikan cakalang betina. Indeks kematangan gonad ikan cakalang diperoleh nilai yang berkisar antara 1.176 – 3.448 pada jantan 1.795 – 4.167 pada ikan betina. Terkait dengan tingkat kematangan gonad yang diamati selama penelitian masih dikategorikan belum matang gonad.","PeriodicalId":142096,"journal":{"name":"Jurnal Airaha","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126405586","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
I. M. A. Nugraha, Muhamad Amril Idrus, Grangsang Sotyaramadhani, Febi Luthfiani
Hiu Macan 3 surveillance vessel is one of the Directorate General of Marine and Fisheries Resources Surveillance's supervisory vessels which plays an important role in marine surveillance in Eastern Indonesia. In support of monitoring activities, a reliable electrical system is needed and very careful maintenance methods are needed. To support these activities, a generator usage schedule is applied, either during operation or while leaning at the port. The main generator can be used to supply all the ship's electrical needs. The use of the main generator can be optimized to supply all the ship's electricity needs because the daily load percentage is still 33.79%, although this is still within the normal limits. If there is a problem with the main generator, a backup generator can be used, but only for lighting, navigation, and auxiliary engines. The maintenance schedule is required by performing daily, weekly, monthly, and overhaul maintenance. From the analysis carried out, the largest total daily electric power is 41.56 kVA and electrical energy is 310,676 kWh.
{"title":"Optimization of the Electrical System on the Hiu Macan 3 Surveillance Vessels in Support of Supervision in Eastern Indonesia","authors":"I. M. A. Nugraha, Muhamad Amril Idrus, Grangsang Sotyaramadhani, Febi Luthfiani","doi":"10.15578/ja.v11i02.370","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/ja.v11i02.370","url":null,"abstract":"Hiu Macan 3 surveillance vessel is one of the Directorate General of Marine and Fisheries Resources Surveillance's supervisory vessels which plays an important role in marine surveillance in Eastern Indonesia. In support of monitoring activities, a reliable electrical system is needed and very careful maintenance methods are needed. To support these activities, a generator usage schedule is applied, either during operation or while leaning at the port. The main generator can be used to supply all the ship's electrical needs. The use of the main generator can be optimized to supply all the ship's electricity needs because the daily load percentage is still 33.79%, although this is still within the normal limits. If there is a problem with the main generator, a backup generator can be used, but only for lighting, navigation, and auxiliary engines. The maintenance schedule is required by performing daily, weekly, monthly, and overhaul maintenance. From the analysis carried out, the largest total daily electric power is 41.56 kVA and electrical energy is 310,676 kWh.","PeriodicalId":142096,"journal":{"name":"Jurnal Airaha","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125954860","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Line hauler yang didesain menggunakan sistem kerja pedal sepeda, untuk digunakan pada perahu berbobot ≤2 GT. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan tujuannya untuk mempermudah proses penangkapan. Parameter yang diamati yaitu gear ratio, cadence RPM, kecepatan rata-rata putaran gulungan (speed) dan panjang tali pancing yang tergulung (development). Uji coba yang dilakukan yaitu tanpa beban dan dengan beban, pada uji coba tanpa beban menggunakan RPM 60, waktu 1 menit, dengan gear ratio yang berbeda menghasilkan waktu dan panjang tali pancing yang berbeda, gear ratio terbesar 1.69 menghasilkan speed 12.5 km/jam dengan development 100.43 m, gear ratio terkecil 0.65 menghasilkan speed 5.2km/jam dengan development 38.40 m. Uji coba beban 5 kg, 10 kg dan 15 kg menggunakan gear ratio yang berbeda, untuk beban 5 kg dengan RPM 60 yang lebih efisien dan efektif menggunkan gear ratio1.16, speed 8.5 km/jam dengan waktu penarikan tali pancing 12.16 menit, beban 10 kg dengan RPM 60 menggunakan gear ratio 0.79, speed 6.1 km/jam dengan waktu penarikan tali pancing 16.39 menit dan beban 15 kg dengan RPM 30, menggunakan gear ratio 0.65, speed 3.1 km/jam dengan waktu penarikan tali pancing 32.26 menit. Dengan adanya alat bantu line hauler nelayan dapat dengan mudah melakukan operasi penangkapan ikan tuna.
{"title":"Rancang Bangun Alat Bantu Line Hauler Pancing Ulur Tuna","authors":"S. Bachri, I. N. Suyasa, D. A. Soeboer","doi":"10.15578/ja.v11i02.395","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/ja.v11i02.395","url":null,"abstract":"Line hauler yang didesain menggunakan sistem kerja pedal sepeda, untuk digunakan pada perahu berbobot ≤2 GT. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan tujuannya untuk mempermudah proses penangkapan. Parameter yang diamati yaitu gear ratio, cadence RPM, kecepatan rata-rata putaran gulungan (speed) dan panjang tali pancing yang tergulung (development). Uji coba yang dilakukan yaitu tanpa beban dan dengan beban, pada uji coba tanpa beban menggunakan RPM 60, waktu 1 menit, dengan gear ratio yang berbeda menghasilkan waktu dan panjang tali pancing yang berbeda, gear ratio terbesar 1.69 menghasilkan speed 12.5 km/jam dengan development 100.43 m, gear ratio terkecil 0.65 menghasilkan speed 5.2km/jam dengan development 38.40 m. Uji coba beban 5 kg, 10 kg dan 15 kg menggunakan gear ratio yang berbeda, untuk beban 5 kg dengan RPM 60 yang lebih efisien dan efektif menggunkan gear ratio1.16, speed 8.5 km/jam dengan waktu penarikan tali pancing 12.16 menit, beban 10 kg dengan RPM 60 menggunakan gear ratio 0.79, speed 6.1 km/jam dengan waktu penarikan tali pancing 16.39 menit dan beban 15 kg dengan RPM 30, menggunakan gear ratio 0.65, speed 3.1 km/jam dengan waktu penarikan tali pancing 32.26 menit. Dengan adanya alat bantu line hauler nelayan dapat dengan mudah melakukan operasi penangkapan ikan tuna.","PeriodicalId":142096,"journal":{"name":"Jurnal Airaha","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125472300","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Arif Prasetya, La Ode Abdul Fajar Hasidu, Maharani Maharani, Muhaad Kasim, Mustasim Mustasim
Daerah front merupakan salah satu proses oseanografi yang juga mempengaruhi kelimpahan dan penyebaran ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi beberapa parameter yang mempengaruhi distribusi ikan cakalang di Laut Banda, yaitu suhu permukaan laut (SPL) dan fenomena thermal front. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Februari hingga April dengan fishing base pelabuhan perikanan samudera (PPS) Kendari yang berlokasi di Laut Banda bagian barat dan fishing base bagian timur berada di pelabuhan perikanan Sorong. Data citra satelit menggunakan satelit aqua MODIS level 3 bulanan, analisis thermal front menggunakan metode cornillon dan cayula yang disempurnakan dalam tools single image edge detection (SIED) di aplikasi ArcGIS, uji regresi menggunakan R program yaitu Generalized Additive Model (GAM). Hasil identifikasi parameter oseanografi terhadap distribusi ikan cakalang: Analisis kemunculan thermal front didapatkan berpengaruh signifikan terhadap produksi ikan cakalang, dimana jarak ideal penangkapan ikan cakalang berkisar antara 0 – 18 km dari lokasi fishing ground, suhu permukaan laut berpengaruh signifikan terhadap produksi penangkapan ikan cakalang. Ikan cakalang di Laut Banda cenderung menempati ruang pada kisaran suhu permukaan laut (SPL) 28° – 30°C.
{"title":"Pendugaan Thermal Front Sebagai Indikator Daerah Potensial Penangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) di Laut Banda","authors":"Arif Prasetya, La Ode Abdul Fajar Hasidu, Maharani Maharani, Muhaad Kasim, Mustasim Mustasim","doi":"10.15578/ja.v11i02.372","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/ja.v11i02.372","url":null,"abstract":"Daerah front merupakan salah satu proses oseanografi yang juga mempengaruhi kelimpahan dan penyebaran ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi beberapa parameter yang mempengaruhi distribusi ikan cakalang di Laut Banda, yaitu suhu permukaan laut (SPL) dan fenomena thermal front. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Februari hingga April dengan fishing base pelabuhan perikanan samudera (PPS) Kendari yang berlokasi di Laut Banda bagian barat dan fishing base bagian timur berada di pelabuhan perikanan Sorong. Data citra satelit menggunakan satelit aqua MODIS level 3 bulanan, analisis thermal front menggunakan metode cornillon dan cayula yang disempurnakan dalam tools single image edge detection (SIED) di aplikasi ArcGIS, uji regresi menggunakan R program yaitu Generalized Additive Model (GAM). Hasil identifikasi parameter oseanografi terhadap distribusi ikan cakalang: Analisis kemunculan thermal front didapatkan berpengaruh signifikan terhadap produksi ikan cakalang, dimana jarak ideal penangkapan ikan cakalang berkisar antara 0 – 18 km dari lokasi fishing ground, suhu permukaan laut berpengaruh signifikan terhadap produksi penangkapan ikan cakalang. Ikan cakalang di Laut Banda cenderung menempati ruang pada kisaran suhu permukaan laut (SPL) 28° – 30°C.","PeriodicalId":142096,"journal":{"name":"Jurnal Airaha","volume":"81 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127308300","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tingkat kecerahan warna pada ikan komet (Carassius auratus) dapat mempengaruhi harga jualnya, hal ini dikarenakan semakin cerah warna pada ikan maka harga jualnya juga akan semakin tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh warna wadah yang berbeda terhadap kecerahan warna dan pertumbuhan ikan komet (Carassius auratus). Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah metode ekperimental dan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu P1 (wadah berwarna bening), P2 (orange), P3 (merah), P4 (hijau), sehingga terdapat 12 unit percobaan. Hasil dari penelitian yang didapat adalah tingkat kecerahan warna ikan terbaik pada perlakuan P1 sebesar 8,87%, intensitas cahaya wadah tertinggi pada P1 sebesar 102,42 Lux, pertumbuhan panjang dan berat mutlak ikan terbaik didapatkan pada perlakuan P2 secara bertutut-turut adalah 1,01±0,01cm, 2,54±0,02g. Kecerahan warna ikan, panjang dan berat mutlak ikan berdasarkan hasil uji Analysis of variance (ANOVA) memberikan pengaruh yang berbeda nyata, sedangkan tingkat kelangsungan hidup tidak berbeda nyata sehingga tidak dilakukan uji lanjut dengan nilai tertingi pada P2 yaitu 100%. Nilai parameter kualitas air suhu, pH dan DO secara berturut-turut adalah 25,7oC-28,1oC, 7,3-7,7 dan 8,6 mg/l-11,6 mg/l.
{"title":"Pengaruh Warna Wadah yang Berbeda Terhadap Kecerahan Warna dan Pertumbuhan Ikan Komet (Carassius auratus)","authors":"Widiawati, Nanda Diniarti, Nunik Cokrowati","doi":"10.15578/ja.v11i02.369","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/ja.v11i02.369","url":null,"abstract":"Tingkat kecerahan warna pada ikan komet (Carassius auratus) dapat mempengaruhi harga jualnya, hal ini dikarenakan semakin cerah warna pada ikan maka harga jualnya juga akan semakin tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh warna wadah yang berbeda terhadap kecerahan warna dan pertumbuhan ikan komet (Carassius auratus). Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah metode ekperimental dan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu P1 (wadah berwarna bening), P2 (orange), P3 (merah), P4 (hijau), sehingga terdapat 12 unit percobaan. Hasil dari penelitian yang didapat adalah tingkat kecerahan warna ikan terbaik pada perlakuan P1 sebesar 8,87%, intensitas cahaya wadah tertinggi pada P1 sebesar 102,42 Lux, pertumbuhan panjang dan berat mutlak ikan terbaik didapatkan pada perlakuan P2 secara bertutut-turut adalah 1,01±0,01cm, 2,54±0,02g. Kecerahan warna ikan, panjang dan berat mutlak ikan berdasarkan hasil uji Analysis of variance (ANOVA) memberikan pengaruh yang berbeda nyata, sedangkan tingkat kelangsungan hidup tidak berbeda nyata sehingga tidak dilakukan uji lanjut dengan nilai tertingi pada P2 yaitu 100%. Nilai parameter kualitas air suhu, pH dan DO secara berturut-turut adalah 25,7oC-28,1oC, 7,3-7,7 dan 8,6 mg/l-11,6 mg/l.","PeriodicalId":142096,"journal":{"name":"Jurnal Airaha","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133918588","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2018 di Perairan Pulau Raam, Kota Sorong. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Responden yang dipilih ditunjuk secara permanen sebanyak 15 responden untuk nelayan dari masing-masing Kampung. Hasil identifikasi keanekaragaman hayati menunjukkan bahwa terdapat dua famili lamun, Delapan jenis lamun yang menutupi kawasan tersebut. Lamun yang menutupi area di kedua stasiun tergolong sedang. Cakupan wilayah di kedua wilayah tersebut antara 40 % sampai 50 % yang tergolong “sedang”. Kepadatan jenis di kedua stasiun juga termasuk sedang. Hasil dari penelitian menyebutkan bahwa beberapa nelayan yang ada di Kampung Biak dan Kampung Buton telah memanfaatkan keberadaan dari ekosistem lamun dalam pemenuhan kebutuhannya. Alat tangkap yang digunakan nelayan yang memanfaatkan ekosistem lamun di kampung tersebut antara lain: jaring, pancing, bubu lobster, dan perangkap ikan. Hasil tangkapan terbesar dari perikanan skala kecil di Kampung Biak dengan alat tangkap jaring yaitu ±16,5 kg/ hari, sedangkan di Kampung Buton yaitu dengan alat tangkap perangkap ikan sebesar ±23,1 kg/hari. Beberapa famili yang paling mendominasi hasil tangkapan di kedua kampung tersebut yaitu Siganidae, Scaridae, Lethrinidae, dan Lutjanidae. Hal ini menunjukkan bahwa ekosistem lamun memiliki fungsi ekonomi yang tinggi karena jenis tersebut termasuk spesies target untuk menunjang mata pencaharian nelayan. Hasil analisis pendapatan perikanan skala kecil di ekosistem lamun pada lokasi penelitian menunjukkan bahwa pendapatan yang didapat oleh para nelayan di Kampung Biak dan Buton sebesar Rp 202.124,00 /hari dan 193.151,00 /hari. Hasil tersebut dapat menggambarkan bahwa betapa pentingnya keberadaan ekosistem lamun sehingga dapat dijadikan sebagai tempat penangkapan bagi perikanan skala kecil yang bisa berkontribusi dalam ketahanan pangan dan sebagai mata pencaharian nelayan di kampung tersebut.
{"title":"Konektivitas Sistem Sosial-Ekologi Lamun dan Perikanan Skala Kecil","authors":"A. Sidiq, Handayani Handayani, Hurip Pratomo","doi":"10.15578/ja.v11i02.403","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/ja.v11i02.403","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2018 di Perairan Pulau Raam, Kota Sorong. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Responden yang dipilih ditunjuk secara permanen sebanyak 15 responden untuk nelayan dari masing-masing Kampung. Hasil identifikasi keanekaragaman hayati menunjukkan bahwa terdapat dua famili lamun, Delapan jenis lamun yang menutupi kawasan tersebut. Lamun yang menutupi area di kedua stasiun tergolong sedang. Cakupan wilayah di kedua wilayah tersebut antara 40 % sampai 50 % yang tergolong “sedang”. Kepadatan jenis di kedua stasiun juga termasuk sedang. Hasil dari penelitian menyebutkan bahwa beberapa nelayan yang ada di Kampung Biak dan Kampung Buton telah memanfaatkan keberadaan dari ekosistem lamun dalam pemenuhan kebutuhannya. Alat tangkap yang digunakan nelayan yang memanfaatkan ekosistem lamun di kampung tersebut antara lain: jaring, pancing, bubu lobster, dan perangkap ikan. Hasil tangkapan terbesar dari perikanan skala kecil di Kampung Biak dengan alat tangkap jaring yaitu ±16,5 kg/ hari, sedangkan di Kampung Buton yaitu dengan alat tangkap perangkap ikan sebesar ±23,1 kg/hari. Beberapa famili yang paling mendominasi hasil tangkapan di kedua kampung tersebut yaitu Siganidae, Scaridae, Lethrinidae, dan Lutjanidae. Hal ini menunjukkan bahwa ekosistem lamun memiliki fungsi ekonomi yang tinggi karena jenis tersebut termasuk spesies target untuk menunjang mata pencaharian nelayan. Hasil analisis pendapatan perikanan skala kecil di ekosistem lamun pada lokasi penelitian menunjukkan bahwa pendapatan yang didapat oleh para nelayan di Kampung Biak dan Buton sebesar Rp 202.124,00 /hari dan 193.151,00 /hari. Hasil tersebut dapat menggambarkan bahwa betapa pentingnya keberadaan ekosistem lamun sehingga dapat dijadikan sebagai tempat penangkapan bagi perikanan skala kecil yang bisa berkontribusi dalam ketahanan pangan dan sebagai mata pencaharian nelayan di kampung tersebut.","PeriodicalId":142096,"journal":{"name":"Jurnal Airaha","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125191193","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perikanan ikan layang di Kalimantan Barat pada umumnya ditangkap dengan alat tangkap purse seine di Laut Natuna Utara. Hasil tangkapan utama yaitu ikan layang dan pendaratan terbesarnya di Pemangkat. Perkembangan produksi ikan layang yang di daratkan di Pemangkat mengalami penurunan yang drastis dari tahun 2011 – 2017 tetapi upaya penangkapannya meningkat. Secara biologis ikan layang yang tertangkap banyak yang belum matang gonad, sehingga kemungkinan gejala terjadinya penangkapan ikan berlebih disebabkan ikan layang yang tertangkap didominasi oleh ikan–ikan yang belum memijah. Hal ini akan mempengaruhi proses recruitment ikan layang di daerah tersebut, maka populasi ikan layang tersebut akan menurun.
{"title":"Kondisi Biologi Ikan Layang (Decapterus spp) yang Didaratkan di Pemangkat, Kalimantan Barat","authors":"Dona Setya, Dewi Susiloningtyas","doi":"10.15578/ja.v11i02.405","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/ja.v11i02.405","url":null,"abstract":"Perikanan ikan layang di Kalimantan Barat pada umumnya ditangkap dengan alat tangkap purse seine di Laut Natuna Utara. Hasil tangkapan utama yaitu ikan layang dan pendaratan terbesarnya di Pemangkat. Perkembangan produksi ikan layang yang di daratkan di Pemangkat mengalami penurunan yang drastis dari tahun 2011 – 2017 tetapi upaya penangkapannya meningkat. Secara biologis ikan layang yang tertangkap banyak yang belum matang gonad, sehingga kemungkinan gejala terjadinya penangkapan ikan berlebih disebabkan ikan layang yang tertangkap didominasi oleh ikan–ikan yang belum memijah. Hal ini akan mempengaruhi proses recruitment ikan layang di daerah tersebut, maka populasi ikan layang tersebut akan menurun.","PeriodicalId":142096,"journal":{"name":"Jurnal Airaha","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131240295","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Proses fermentasi menggunakan Aspergillus niger maupun Rhizopus oligosporus mampu meningkatkan kualitas nutrisi ampas tahu. Sehingga penelitian menguji kemampuan kombinasi antara jamur R. oligosporus dan A. niger dalam proses fermentasi guna peningkatan kualitas ampas tahu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis kapang yang lebih efektif untuk meningatakan kualitas nutrisi limbah ampas tahu sebagai sumber bahan baku pakan ikan, selanjutnya didesain menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Parameter penelitian ini adalah komposisi nutrisi ampas tahu setelah proses fermentasi yang dianalisis menggunakan analisis ragam, jika terdapat perlakuan yang nyata (P>0,05) dilanjutkan dengan uji W-Tuckey. Berdasarkan hasil analisis ragam memperlihatkan bahwa perlakuan fementasi dengan menggunakan jamur berbeda berpengaruh nyata (p<0,5) terhadap peningkatan kualitas nutrisi limbah ampas tahu. Perlakuan fermentasi terbaik dalam penelitian ini untuk meningkatkan nilai nutrisi limbah ampas tahu perlakuan kombinasi A. niger + R.oligosporus yang mampu meningkatkan hingga 13,45±0,02% kadar protein; 2,27±0,02% lemak dan menurunkan serat kasar hingga 24,85±0,05%.
利用尼日尔菌和根瘤菌菌的发酵过程可以提高渣滓的营养质量。因此，研究测试了R. oligo孢子和A. niger在发酵过程中结合的能力，以提高渣滓的质量。本研究旨在确定一种更有效的腐肉废物营养质量作为鱼类饲料原料的来源，然后使用由4种治疗方法和3种重复组成的随机设计(RAL)。本研究的参数是在通过一种分析的发酵过程后所知道的营养成分，如果有一种真正的治疗(P> 0.05)继续进行W-Tuckey测试。根据一项分析结果，以蘑菇为食的非分泌物对增加废物废物的营养质量有明显的影响(p< 0.5)。发酵中最好的待遇研究是为了增加营养价值知道渣废料的组合A .尼日尔+ R . oligosporus待遇提高至13.45±0,02%蛋白质水平;2,27±0,02%脂肪和粗纤维降低到24.85±0.05%。
{"title":"Limbah Tepung Ampas Tahu Sebagai Sumber Bahan Baku Pakan Ikan dengan Fermentasi Rhizopus oligosporus dan Aspergilus niger","authors":"Andi Masriah, Agus Suryahman, N. Achmad","doi":"10.15578/ja.v11i02.391","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/ja.v11i02.391","url":null,"abstract":"Proses fermentasi menggunakan Aspergillus niger maupun Rhizopus oligosporus mampu meningkatkan kualitas nutrisi ampas tahu. Sehingga penelitian menguji kemampuan kombinasi antara jamur R. oligosporus dan A. niger dalam proses fermentasi guna peningkatan kualitas ampas tahu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis kapang yang lebih efektif untuk meningatakan kualitas nutrisi limbah ampas tahu sebagai sumber bahan baku pakan ikan, selanjutnya didesain menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Parameter penelitian ini adalah komposisi nutrisi ampas tahu setelah proses fermentasi yang dianalisis menggunakan analisis ragam, jika terdapat perlakuan yang nyata (P>0,05) dilanjutkan dengan uji W-Tuckey. Berdasarkan hasil analisis ragam memperlihatkan bahwa perlakuan fementasi dengan menggunakan jamur berbeda berpengaruh nyata (p<0,5) terhadap peningkatan kualitas nutrisi limbah ampas tahu. Perlakuan fermentasi terbaik dalam penelitian ini untuk meningkatkan nilai nutrisi limbah ampas tahu perlakuan kombinasi A. niger + R.oligosporus yang mampu meningkatkan hingga 13,45±0,02% kadar protein; 2,27±0,02% lemak dan menurunkan serat kasar hingga 24,85±0,05%.","PeriodicalId":142096,"journal":{"name":"Jurnal Airaha","volume":"232 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133551199","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
京公网安备 11010802042870号
京ICP备2023020795号-1
扫码关注我们
求助内容：
应助结果提醒方式：