Syainullah Wahana, Yusnan Suyuti DM, Muhammad Nur, Adiara Firdhita Alam Nasyrah
Penelitian ini bertujuan menganalisis aspek hubungan panjang bobot dan beberapa aspek reproduksi ikan tongkol lisong sehingga dapat menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan di perairan Teluk Bone. Pengambilan sampel dilakukan di Kelurahan Lonrae, Kabupaten Bone, pada bulan September hingga November 2021 Tipe pertumbuhan diketahui dengan melakukan analisis hubungan panjang bobot, TKG diketahui dengan cara analisis morfologi, IKG dihitung berdasarkan metode Johnson. Hasil analisis hubungan panjang bobot diperoleh koefisien regresi masing-masing b = 3.3345 pada bulan September dan b = 2,837 pada bulan Oktober dan b = 3,3690 pada bulan November. Hasil uji t diperoleh t hitung > t tabel sehingga digolongan ikan tongkol pada bulan September dan November ke dalam pola pertumbuhan allometrik positif dan pada bulan Oktober ke dalam pola pertumbuhan allometrik negatif. Faktor kondisi tongkol lisong di Perairan Teluk Bone diperoleh kisaran 0,95-1,03 dengan rata-rata 0,97, pada jantan 1,23-1,44 dengan rata-rata 1,33 dan pada betina diperoleh kisaran 0,72-0,83 dengan rata-rata 0,77. Nilai IKG yang berkisar antara 0,053 – 0,242 pada ikan jantan 0,052 – 0,068 pada ikan betina. Ikan tongkol yang ditemukan dikategorikan belum matang gonad.
{"title":"Hubungan Panjang Bobot dan Beberapa Aspek Reproduksi Ikan Tongkol Lisong (Auxis rochei Risso, 1810) di Perairan Teluk Bone","authors":"Syainullah Wahana, Yusnan Suyuti DM, Muhammad Nur, Adiara Firdhita Alam Nasyrah","doi":"10.15578/ja.v10i02.271","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/ja.v10i02.271","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan menganalisis aspek hubungan panjang bobot dan beberapa aspek reproduksi ikan tongkol lisong sehingga dapat menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan di perairan Teluk Bone. Pengambilan sampel dilakukan di Kelurahan Lonrae, Kabupaten Bone, pada bulan September hingga November 2021 Tipe pertumbuhan diketahui dengan melakukan analisis hubungan panjang bobot, TKG diketahui dengan cara analisis morfologi, IKG dihitung berdasarkan metode Johnson. Hasil analisis hubungan panjang bobot diperoleh koefisien regresi masing-masing b = 3.3345 pada bulan September dan b = 2,837 pada bulan Oktober dan b = 3,3690 pada bulan November. Hasil uji t diperoleh t hitung > t tabel sehingga digolongan ikan tongkol pada bulan September dan November ke dalam pola pertumbuhan allometrik positif dan pada bulan Oktober ke dalam pola pertumbuhan allometrik negatif. Faktor kondisi tongkol lisong di Perairan Teluk Bone diperoleh kisaran 0,95-1,03 dengan rata-rata 0,97, pada jantan 1,23-1,44 dengan rata-rata 1,33 dan pada betina diperoleh kisaran 0,72-0,83 dengan rata-rata 0,77. Nilai IKG yang berkisar antara 0,053 – 0,242 pada ikan jantan 0,052 – 0,068 pada ikan betina. Ikan tongkol yang ditemukan dikategorikan belum matang gonad.","PeriodicalId":142096,"journal":{"name":"Jurnal Airaha","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128601368","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Joni Johanda Putra, Taufik Budhi Pramono, Agung Cahyo Setyawan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan kepadatan ikan dan volume media terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila (Oreochromis niloticus) serta menentukan rasio kepadatan efektif pada pembudidayaan akuaponik teknik media bed. Penelitian ini dilakukan pengukuran parameter diantaranya adalah laju pertumbuhan spesifik ikan, rasio konversi pakan yang diberikan, kualitas air serta tingkat kelangsungan hidup (survival rate). Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan (rasio tebar ikan 1 ekor/L media bed; 2 ekor/L media bed; 3 ekor/L media bed; dan 4 ekor/L media bed) serta dilakukan tiga kali pengulangan pada penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata panjang ikan akhir antara 6,5 – 9,5 cm, dan rata-rata berat ikan akhir kisaran 5 – 17 gram. Nilai kepadatan optimum dan produktivitas ikan terbaik dari penelitian ini yaitu pada P4 dengan padat tebar 20 ekor per liter air dengan hasil yang signifikan.
{"title":"Penerapan Teknologi Akuaponik Teknik Media Bed: Dasar Penentuan Rasio Kepadatan Ikan yang Ideal","authors":"Joni Johanda Putra, Taufik Budhi Pramono, Agung Cahyo Setyawan","doi":"10.15578/ja.v10i02.281","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/ja.v10i02.281","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan kepadatan ikan dan volume media terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila (Oreochromis niloticus) serta menentukan rasio kepadatan efektif pada pembudidayaan akuaponik teknik media bed. Penelitian ini dilakukan pengukuran parameter diantaranya adalah laju pertumbuhan spesifik ikan, rasio konversi pakan yang diberikan, kualitas air serta tingkat kelangsungan hidup (survival rate). Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan (rasio tebar ikan 1 ekor/L media bed; 2 ekor/L media bed; 3 ekor/L media bed; dan 4 ekor/L media bed) serta dilakukan tiga kali pengulangan pada penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata panjang ikan akhir antara 6,5 – 9,5 cm, dan rata-rata berat ikan akhir kisaran 5 – 17 gram. Nilai kepadatan optimum dan produktivitas ikan terbaik dari penelitian ini yaitu pada P4 dengan padat tebar 20 ekor per liter air dengan hasil yang signifikan.","PeriodicalId":142096,"journal":{"name":"Jurnal Airaha","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131948142","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kajian terhadap pukat labuh di Tanjungbalai bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan tingkat kepatuhannya terhadap aturan yang berlaku. Kajian karakteristik dilakukan dengan mengikuti operasi penangkapan ikan di laut pada tahun 2018, sedangkan kepatuhan dianalisis dari data hasil pengawasan Satuan PSDKP Asahan tahun 2019 dan 2020. Pukat labuh di Tanjungbalai Asahan termasuk dalam klasifikasi perangkap yang dipasang menetap di perairan dalam kurun waktu tertentu, memanfaatkan arus pasang surut perairan, dan menggunakan 2 (dua) unit jangkar besar sebagai penahan agar pukat tidak hanyut terbawa arus. Hasil tangkapan utama adalah ikan teri, sedangkan hasil tangkapan sampingan adalah cumi-cumi, gulama, bawal dan layur. Kepatuhan pukat labuh ditinjau dari 6 (enam) aspek, yaitu : (1) kelengkapan surat izin penangkapan ikan (SIPI), (2) kesesuaian spesifikasi alat tangkap, (3) kesesuaian daerah penangkapan, (4) kesesuaian pelabuhan pangkalan, (5) kelengkapan Surat Laik Operasi (SLO), dan (6) kelengkapan Surat Persetujuan Berlayar (SPB). Kepatuhan nelayan pukat labuh di Tanjungbalai Asahan sangat baik karena telah mengikuti semua ketentuan yang berlaku.
{"title":"Karakteristik dan Kepatuhan Unit Penangkapan Ikan Pukat Labuh di Tanjungbalai Asahan","authors":"Benardo Nababan, R. Y. Hutapea","doi":"10.15578/ja.v10i02.274","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/ja.v10i02.274","url":null,"abstract":"Kajian terhadap pukat labuh di Tanjungbalai bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan tingkat kepatuhannya terhadap aturan yang berlaku. Kajian karakteristik dilakukan dengan mengikuti operasi penangkapan ikan di laut pada tahun 2018, sedangkan kepatuhan dianalisis dari data hasil pengawasan Satuan PSDKP Asahan tahun 2019 dan 2020. Pukat labuh di Tanjungbalai Asahan termasuk dalam klasifikasi perangkap yang dipasang menetap di perairan dalam kurun waktu tertentu, memanfaatkan arus pasang surut perairan, dan menggunakan 2 (dua) unit jangkar besar sebagai penahan agar pukat tidak hanyut terbawa arus. Hasil tangkapan utama adalah ikan teri, sedangkan hasil tangkapan sampingan adalah cumi-cumi, gulama, bawal dan layur. Kepatuhan pukat labuh ditinjau dari 6 (enam) aspek, yaitu : (1) kelengkapan surat izin penangkapan ikan (SIPI), (2) kesesuaian spesifikasi alat tangkap, (3) kesesuaian daerah penangkapan, (4) kesesuaian pelabuhan pangkalan, (5) kelengkapan Surat Laik Operasi (SLO), dan (6) kelengkapan Surat Persetujuan Berlayar (SPB). Kepatuhan nelayan pukat labuh di Tanjungbalai Asahan sangat baik karena telah mengikuti semua ketentuan yang berlaku.","PeriodicalId":142096,"journal":{"name":"Jurnal Airaha","volume":"78 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128302000","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formulasi optimum bagi pertumbuhan ikan nila salin. Penelitian menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 pengulangan. Formulasi pakan berdasarkan prosentase masing-masing bahan penyusun pakan yaitu tepung ikan: tepung kedelai : tepung gandum dan air pada perlakuan (A) 11,12:55,55:33,33, (B) 6,67:58,33:35, dan (C) 31,67:26,66:41,67 . Dosis pemberian pakan yang diberikan 4% dari biomassa ikan dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali/hari. Pemberian pakan dengan formulasi berbeda nila salin tidak memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap laju pertumbuhan spesifik (SGR), tingkat kelulushidupan (SR), dan FCR.
{"title":"Pengaruh Pemberian Pakan dengan Formulasi Berbeda Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila Salin (Oreochromis niloticus)","authors":"Damang Suryanto, Beni Suprianto","doi":"10.15578/ja.v10i02.272","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/ja.v10i02.272","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formulasi optimum bagi pertumbuhan ikan nila salin. Penelitian menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 pengulangan. Formulasi pakan berdasarkan prosentase masing-masing bahan penyusun pakan yaitu tepung ikan: tepung kedelai : tepung gandum dan air pada perlakuan (A) 11,12:55,55:33,33, (B) 6,67:58,33:35, dan (C) 31,67:26,66:41,67 . Dosis pemberian pakan yang diberikan 4% dari biomassa ikan dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali/hari. Pemberian pakan dengan formulasi berbeda nila salin tidak memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap laju pertumbuhan spesifik (SGR), tingkat kelulushidupan (SR), dan FCR.","PeriodicalId":142096,"journal":{"name":"Jurnal Airaha","volume":"212 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134035115","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui biaya-biaya yang dibutuhkan, keuntungan yang diperoleh serta kelayakan usaha penangkapan ikan pada kapal purse seine berpendingin frezzer. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, pengambilan sampel dengan purposive sampling dan analisis finansial. Analisis usaha dilakukan dengan mengidentifikasi biaya-biaya yang dikeluarkan berupa biaya total sebesar Rp1.362.779.900,00/trip, terdiri dari biaya tetap sebesar Rp214.500.000,00/trip serta biaya tidak tetap sebesar Rp1.148.279.900,00. Pendapatan dari hasil penjualan hasil tangkapan sebesar Rp2.974.282.400,00/trip dengan keuntungan bersih Rp 1.611.502.500,00 dan untuk Pemilik kapal mendapat bagian 60% sehingga dalam 1 trip penangkapan memperoleh keuntungan sebesar Rp966.901.500,00. Dibutuhkan 6 trip (3 tahun) operasi penangkapan ikan dengan keuntungan Rp1.611.502.500,00/trip agar mencapai titik impas (Break Even Point). KM. Asia Jaya 03 dengan alat tangkap purse seine dinyatakan layak untuk dijalankan dan diteruskan.
{"title":"Analisis Kelayakan Usaha Perikanan Pukat Cincin Pada KM. Asia Jaya 03","authors":"Rasdam Rasdam, Resky Amalia Rajab, Silmen Dima Rohi","doi":"10.15578/ja.v10i02.277","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/ja.v10i02.277","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui biaya-biaya yang dibutuhkan, keuntungan yang diperoleh serta kelayakan usaha penangkapan ikan pada kapal purse seine berpendingin frezzer. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, pengambilan sampel dengan purposive sampling dan analisis finansial. Analisis usaha dilakukan dengan mengidentifikasi biaya-biaya yang dikeluarkan berupa biaya total sebesar Rp1.362.779.900,00/trip, terdiri dari biaya tetap sebesar Rp214.500.000,00/trip serta biaya tidak tetap sebesar Rp1.148.279.900,00. Pendapatan dari hasil penjualan hasil tangkapan sebesar Rp2.974.282.400,00/trip dengan keuntungan bersih Rp 1.611.502.500,00 dan untuk Pemilik kapal mendapat bagian 60% sehingga dalam 1 trip penangkapan memperoleh keuntungan sebesar Rp966.901.500,00. Dibutuhkan 6 trip (3 tahun) operasi penangkapan ikan dengan keuntungan Rp1.611.502.500,00/trip agar mencapai titik impas (Break Even Point). KM. Asia Jaya 03 dengan alat tangkap purse seine dinyatakan layak untuk dijalankan dan diteruskan.","PeriodicalId":142096,"journal":{"name":"Jurnal Airaha","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131243414","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ihsan Ihsan, M. Tajuddin, Hasrun Abdullah, Z. Zainuddin
Penelitian bertujuan menkaji frekwensi sebaran ukuran dan jumlah hasil tangkapan gillnet jarak lokasi penangkapan berbeda. Data dibutuhkan adalah data primer dan sekunder. Bahan dan alat digunakani alat mistar panjang, kamera, dan rajungan. Data dianalisis menggunakan analisis distribusi frekwensi ukuran hasil tangkapan rajungan. Struktur frekwensi sebaran ukuran (cm) produksi rajungan dengan alat gillnet terhadap lokasi penangkapan berbeda di perairan Pulau Balang Lompo Kabupaten Pangkep menunjukan adanya perbedaan, umumnya ukuran paling kecil jarak 0-2 mil, dan ukuran jarak >2-4 mil dan jarak >4-6 mil, produks rajungan semakin besar. Perbedaan nyata dari segi perbedaan ukuran produksi rajungan, lebih kecil dekat pantai dan jumlah lebih banyak dibandingkan lepas pantai. Jarak lebih jauh dari pantai produksi rajungan, sebaran ukuran produksi rajungan besar dan jumlahnya banyak dari perairan lebih dekat Pulau Balang Lompo Kabupaten Pangkep.
{"title":"Sebaran Ukuran Rajungan Hasil Tangkapan Gillnet dengan Jarak Lokasi Penangkapan Berbeda di Perairan Kabupaten Pangkep","authors":"Ihsan Ihsan, M. Tajuddin, Hasrun Abdullah, Z. Zainuddin","doi":"10.15578/ja.v10i02.264","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/ja.v10i02.264","url":null,"abstract":"Penelitian bertujuan menkaji frekwensi sebaran ukuran dan jumlah hasil tangkapan gillnet jarak lokasi penangkapan berbeda. Data dibutuhkan adalah data primer dan sekunder. Bahan dan alat digunakani alat mistar panjang, kamera, dan rajungan. Data dianalisis menggunakan analisis distribusi frekwensi ukuran hasil tangkapan rajungan. Struktur frekwensi sebaran ukuran (cm) produksi rajungan dengan alat gillnet terhadap lokasi penangkapan berbeda di perairan Pulau Balang Lompo Kabupaten Pangkep menunjukan adanya perbedaan, umumnya ukuran paling kecil jarak 0-2 mil, dan ukuran jarak >2-4 mil dan jarak >4-6 mil, produks rajungan semakin besar. Perbedaan nyata dari segi perbedaan ukuran produksi rajungan, lebih kecil dekat pantai dan jumlah lebih banyak dibandingkan lepas pantai. Jarak lebih jauh dari pantai produksi rajungan, sebaran ukuran produksi rajungan besar dan jumlahnya banyak dari perairan lebih dekat Pulau Balang Lompo Kabupaten Pangkep.","PeriodicalId":142096,"journal":{"name":"Jurnal Airaha","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116715468","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berat bibit awal berbeda terhadap pertumbuhan rumput laut Sargassum sp. yang dibudidayakan dengan metode patok dasar. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan mneggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan pada penelitian ini terdiri atas 5 perlakuan dengan 4 kali ulangan, yaitu A (berat bibit 25 g), B (berat bibit 50 g), C kontrol (berat bibit 100 g), D (berat bibit 150 g), E (berat bibit 200 g). Data dianalisis menggunakan analysis of variance (ANOVA) pada taraf nyata 5% dengan selang kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan berat mutlak Sargassum sp. selama 30 hari masa budidaya dengan berat bibit awal berbeda berkisar antara 306,25 g – 568 g. Laju pertumbuhan spesifik Sargassum sp. berkisar antara 19,07% – 21,14%. Jumlah daun Sargassum sp. berkisar antara 2193 - 4214 helai. Jumlah buah Sargassum sp. berkisar antara 2579 – 4224 buah. Kesimpulan penelitian ini adalah berat bibit awal yang berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan Sargassum sp. Pertumbuhan yang paling baik adalah perlakuan E yaitu berat bibit 200 g.
{"title":"Pertumbuhan Sargassum sp. dengan Berat Bibit Berbeda pada Budidaya dengan Metode Patok Dasar","authors":"Rovi Ratna Sari, Nunik Cokrowati, Nanda Diniarti","doi":"10.15578/ja.v10i02.265","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/ja.v10i02.265","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berat bibit awal berbeda terhadap pertumbuhan rumput laut Sargassum sp. yang dibudidayakan dengan metode patok dasar. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan mneggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan pada penelitian ini terdiri atas 5 perlakuan dengan 4 kali ulangan, yaitu A (berat bibit 25 g), B (berat bibit 50 g), C kontrol (berat bibit 100 g), D (berat bibit 150 g), E (berat bibit 200 g). Data dianalisis menggunakan analysis of variance (ANOVA) pada taraf nyata 5% dengan selang kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan berat mutlak Sargassum sp. selama 30 hari masa budidaya dengan berat bibit awal berbeda berkisar antara 306,25 g – 568 g. Laju pertumbuhan spesifik Sargassum sp. berkisar antara 19,07% – 21,14%. Jumlah daun Sargassum sp. berkisar antara 2193 - 4214 helai. Jumlah buah Sargassum sp. berkisar antara 2579 – 4224 buah. Kesimpulan penelitian ini adalah berat bibit awal yang berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan Sargassum sp. Pertumbuhan yang paling baik adalah perlakuan E yaitu berat bibit 200 g.","PeriodicalId":142096,"journal":{"name":"Jurnal Airaha","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125973129","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan memetakan beberapa parameter oseanografi yang sesuai untuk kegiatan budidaya lobster sistem keramba jaring apung dan menghasilkan rekomendasi berupa peta spasial kelayakan lahan budidaya lobster sistem keramba jaring apung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2021 di perairan Kabupaten Kolaka. Pengambilan data oseanografi dilakukan pada 58 stasiun, selanjutnya melakukan spasial analisis menggunakan program Arc GIS 10. Metode menggunakan analisis interpolasi dan klasifikasi spasial, kemudian melakukan overlay data pada seluruh parameter oseanografi untuk memberikan skoring berdasarkan matriks kesesuaian, sehingga menghasilkan peta spasial kesesuaian lahan. Berdasarkan peta kesesuaian lahan, diperoleh luas lahan yang sangat sesuai untuk budidaya lobster sistem keramba jaring apung adalah 7973 ha dan cukup sesuai seluas 20090 ha, sedangkan seluas 9519 tidak sesuai untuk kegiatan budidaya lobster sistem keramba jaring apung di perairan Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara.
{"title":"Kesesuaian Lahan Budidaya Lobster (Panulirus spp.) Sistem Keramba Jaring Apung Menggunakan Pendekatan Sistem Informasi Geografis","authors":"Arif Prasetya, La Ode Abdul Fajar Hasidu","doi":"10.15578/ja.v10i02.267","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/ja.v10i02.267","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan memetakan beberapa parameter oseanografi yang sesuai untuk kegiatan budidaya lobster sistem keramba jaring apung dan menghasilkan rekomendasi berupa peta spasial kelayakan lahan budidaya lobster sistem keramba jaring apung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2021 di perairan Kabupaten Kolaka. Pengambilan data oseanografi dilakukan pada 58 stasiun, selanjutnya melakukan spasial analisis menggunakan program Arc GIS 10. Metode menggunakan analisis interpolasi dan klasifikasi spasial, kemudian melakukan overlay data pada seluruh parameter oseanografi untuk memberikan skoring berdasarkan matriks kesesuaian, sehingga menghasilkan peta spasial kesesuaian lahan. Berdasarkan peta kesesuaian lahan, diperoleh luas lahan yang sangat sesuai untuk budidaya lobster sistem keramba jaring apung adalah 7973 ha dan cukup sesuai seluas 20090 ha, sedangkan seluas 9519 tidak sesuai untuk kegiatan budidaya lobster sistem keramba jaring apung di perairan Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara.","PeriodicalId":142096,"journal":{"name":"Jurnal Airaha","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129766487","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
D. Wisudyanti, Emyliana Listiowati, Anandita Ekasanti, Dewi Nugrayani
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penambahan madu dengan konsentrasi berbeda pada bahan ekstender terhadap persentase fertilitas dan daya tetas telur ikan nilem (Osteochillus vittatus) yang dibuahi sperma hasil penyimpanan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 2 x 4 dengan 4 ulangan. Jenis ekstender (Faktor A) terdiri atas susu kuning telur dan air kelapa, sedangkan konsentrasi madu (Faktor B) yang digunakan yaitu 0%, 3%, 6%, dan 9%. Pengamatan persentase fertilitas dan daya tetas telur dilakukan untuk mengetahui performa sperma ikan nilem. Analisis data dilakukan secara statistik menggunakan analisis statistic variansi (ANOVA) dan di uji lanjut menggunakan uji jarak berganda (Duncan). Analisis data menunjukkan adanya interaksi antara kedua faktor yang memberi pengaruh nyata terhadap persentase fertilitas dan daya tetas telur. Kombinasi ekstender susu dan kuning telur dengan konsentrasi madu 6% memberikan hasil tertinggi yaitu 61,75% untuk fertilitas dan 23,08% untuk daya tetas sementara, untuk persentase fertilitas terendah sebesar 4% pada ekstender air kelapa tanpa madu dan persentase daya tetas terendah pada ekstender susu kuning telur tanpa madu sebesar 7,51%.
{"title":"Performa Sperma Ikan Nilem (Osteochillus vittatus) Pasca Penyimpanan Terhadap Persentase Fertilitas dan Daya Tetas Telur","authors":"D. Wisudyanti, Emyliana Listiowati, Anandita Ekasanti, Dewi Nugrayani","doi":"10.15578/ja.v10i02.268","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/ja.v10i02.268","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penambahan madu dengan konsentrasi berbeda pada bahan ekstender terhadap persentase fertilitas dan daya tetas telur ikan nilem (Osteochillus vittatus) yang dibuahi sperma hasil penyimpanan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 2 x 4 dengan 4 ulangan. Jenis ekstender (Faktor A) terdiri atas susu kuning telur dan air kelapa, sedangkan konsentrasi madu (Faktor B) yang digunakan yaitu 0%, 3%, 6%, dan 9%. Pengamatan persentase fertilitas dan daya tetas telur dilakukan untuk mengetahui performa sperma ikan nilem. Analisis data dilakukan secara statistik menggunakan analisis statistic variansi (ANOVA) dan di uji lanjut menggunakan uji jarak berganda (Duncan). Analisis data menunjukkan adanya interaksi antara kedua faktor yang memberi pengaruh nyata terhadap persentase fertilitas dan daya tetas telur. Kombinasi ekstender susu dan kuning telur dengan konsentrasi madu 6% memberikan hasil tertinggi yaitu 61,75% untuk fertilitas dan 23,08% untuk daya tetas sementara, untuk persentase fertilitas terendah sebesar 4% pada ekstender air kelapa tanpa madu dan persentase daya tetas terendah pada ekstender susu kuning telur tanpa madu sebesar 7,51%.","PeriodicalId":142096,"journal":{"name":"Jurnal Airaha","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129453298","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati performa reproduksi dan perkembangan larva induk udang vaname dengan program pakan dan pengontrolan kualitas air yang memadai. Tahapan penelitian adalah persiapan media budidaya, pemeliharaan dan seleksi induk, pemijahan, penetasan dan pemeliharaan larva. Induk yang dipijahkan berasal dari Hawai dengan berat 35 g/ekor untuk induk jantan dan 40 g/ekor untuk induk betina. Induk diberi pakan cacing laut dan cumi-cumi. Larva diberi pakan alami berupa Artemia salina, Thallassiosira sp. dan Skeletonema costatum serta pakan buatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performa reproduksi induk diamati dengan jumlah telur 102.400.000 butir dari 667 ekor induk, rata-rata fekunditas per induk 143.986 butir, jumlah naupli 75.520.000 ekor, derajat penetasan 60,9%. Perkembangan larva dimulai dari fase telur yang mengalami embryogenesis, menetas menjadi naupli 1-6, kemudian menjadi zoea 1-3, mysis 1-3 dan post-larva (PL). Pertumbuhan panjang post larva dari PL1-PL8 adalah 3,95-8,05 mm dengan survival rate 43,95%. Kualitas air selama pemeliharaan masih dalam kisaran optimum untuk pertumbuhan induk dan larva udang.
{"title":"Performa Reproduksi Induk dan Tahapan Perkembangan Larva Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)","authors":"Supryady Supryady, Ardana Kurniaji, Ihwan Ihwan, Diana Putri Renitasari,, Nursakinah Nursakinah","doi":"10.15578/ja.v10i02.260","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/ja.v10i02.260","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengamati performa reproduksi dan perkembangan larva induk udang vaname dengan program pakan dan pengontrolan kualitas air yang memadai. Tahapan penelitian adalah persiapan media budidaya, pemeliharaan dan seleksi induk, pemijahan, penetasan dan pemeliharaan larva. Induk yang dipijahkan berasal dari Hawai dengan berat 35 g/ekor untuk induk jantan dan 40 g/ekor untuk induk betina. Induk diberi pakan cacing laut dan cumi-cumi. Larva diberi pakan alami berupa Artemia salina, Thallassiosira sp. dan Skeletonema costatum serta pakan buatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performa reproduksi induk diamati dengan jumlah telur 102.400.000 butir dari 667 ekor induk, rata-rata fekunditas per induk 143.986 butir, jumlah naupli 75.520.000 ekor, derajat penetasan 60,9%. Perkembangan larva dimulai dari fase telur yang mengalami embryogenesis, menetas menjadi naupli 1-6, kemudian menjadi zoea 1-3, mysis 1-3 dan post-larva (PL). Pertumbuhan panjang post larva dari PL1-PL8 adalah 3,95-8,05 mm dengan survival rate 43,95%. Kualitas air selama pemeliharaan masih dalam kisaran optimum untuk pertumbuhan induk dan larva udang.","PeriodicalId":142096,"journal":{"name":"Jurnal Airaha","volume":"61 4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126613969","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}