Yupi Supartini, Eviana S Tambunan, T. Suheri, Ratnah Ningsih
Kekerasan Kekerasan terhadap anak merupakan tindak kekerasan secara fisik, seksual, penganiyaan emosional atau pengabaian terhadap anak yang menempatkan anak dalam situasi berbahaya atau membuat anak merasa tidak berdaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model deteksi dini kekerasan pada remaja di SMP Wilayah Jakarta Timur dan Kota Semarang sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan remaja mendeteksi adanya kekerasan pada dirinya. Desain yang digunakan adalah quasi-experiment pre-postest with control group design. Populasi seluruh anak remaja yang masih duduk dibangku kelas 7 di wilayah Jakarta Timur dan Kota Semarang dengan sampel 323 siswa. Kelompok intervensi yaitu dilakukan edukasi tentang deteksi dini kekerasan pada remaja dan pendampingan kelompok sebaya di sekolah sebanyak dua kali. Sementara pada kelompok kontrol hanya mendapatkan buku saku tentang deteksi dini kekerasan pada remaja. Perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok terdapat pada deteksi kekerasan verbal (p=0,018) dan kekerasan fisik (p=0,045), sementara pada kekerasan seksual tidak ada perbedaan signifikan di antara kelompok intervensi dan kontrol (p=0,130), artinya kemampuan remaja di kelompok intevensi dan control dalam mendeteksi kekerasan seksual adalah sama. Pada pemodelan akhir yang terbentuk dari kekerasan verbal adalah hubungan pemberian edukasi dan pendampingan pada remaja dengan kemampuan deteksi dini kekerasan pada remaja dipengaruhi oleh pola asuh keluarga (p=0,00), sementara pada kekerasan fisik, model akhir statistic yang terbentuk adalah adanya pengaruh poal asuh keluarga dan jenis kelamin dalam hubungan pemberian edukasi dan pendampingan pada remaja dengan kemampuan melakukan deteksi dini kekerasan fisik (p=0,00), sebaliknya pada kekerasan seksual, hubungan yang terbentuk tidak signifikan (p=0,534). Dengan demikian model deteksi dini kekerasan pada remaja dengan melibatkan guru sebagai pendamping dalam memberikan edukasi dan pendampingan dapat dikembangkan karena memberikan hasil yang signifikan untuk meningkatkan kemampuan remaja mendeteksi kekerasan adanya kekerasan, khususnya untuk kekerasan verbal dan fisik.
{"title":"PENGEMBANGAN MODEL DETEKSI DINI KEKERASAN PADA REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DALAM MENDETEKSI ADANYA KEKERASAN PADA REMAJA","authors":"Yupi Supartini, Eviana S Tambunan, T. Suheri, Ratnah Ningsih","doi":"10.36082/qjk.v16i2.792","DOIUrl":"https://doi.org/10.36082/qjk.v16i2.792","url":null,"abstract":"Kekerasan Kekerasan terhadap anak merupakan tindak kekerasan secara fisik, seksual, penganiyaan emosional atau pengabaian terhadap anak yang menempatkan anak dalam situasi berbahaya atau membuat anak merasa tidak berdaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model deteksi dini kekerasan pada remaja di SMP Wilayah Jakarta Timur dan Kota Semarang sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan remaja mendeteksi adanya kekerasan pada dirinya. Desain yang digunakan adalah quasi-experiment pre-postest with control group design. Populasi seluruh anak remaja yang masih duduk dibangku kelas 7 di wilayah Jakarta Timur dan Kota Semarang dengan sampel 323 siswa. Kelompok intervensi yaitu dilakukan edukasi tentang deteksi dini kekerasan pada remaja dan pendampingan kelompok sebaya di sekolah sebanyak dua kali. Sementara pada kelompok kontrol hanya mendapatkan buku saku tentang deteksi dini kekerasan pada remaja. Perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok terdapat pada deteksi kekerasan verbal (p=0,018) dan kekerasan fisik (p=0,045), sementara pada kekerasan seksual tidak ada perbedaan signifikan di antara kelompok intervensi dan kontrol (p=0,130), artinya kemampuan remaja di kelompok intevensi dan control dalam mendeteksi kekerasan seksual adalah sama. Pada pemodelan akhir yang terbentuk dari kekerasan verbal adalah hubungan pemberian edukasi dan pendampingan pada remaja dengan kemampuan deteksi dini kekerasan pada remaja dipengaruhi oleh pola asuh keluarga (p=0,00), sementara pada kekerasan fisik, model akhir statistic yang terbentuk adalah adanya pengaruh poal asuh keluarga dan jenis kelamin dalam hubungan pemberian edukasi dan pendampingan pada remaja dengan kemampuan melakukan deteksi dini kekerasan fisik (p=0,00), sebaliknya pada kekerasan seksual, hubungan yang terbentuk tidak signifikan (p=0,534). Dengan demikian model deteksi dini kekerasan pada remaja dengan melibatkan guru sebagai pendamping dalam memberikan edukasi dan pendampingan dapat dikembangkan karena memberikan hasil yang signifikan untuk meningkatkan kemampuan remaja mendeteksi kekerasan adanya kekerasan, khususnya untuk kekerasan verbal dan fisik.","PeriodicalId":142778,"journal":{"name":"Quality : Jurnal Kesehatan","volume":"1990 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125511628","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pemanfaatan pelayanan kesehatan reproduksi pada remaja di Indonesia sangat rendah (kurang dari 10%). Salah satu faktor yang mempengaruhi pemanfaatan yakni persepsi kebutuhan pada pelayanan tersebut. Persepsi kebutuhan remaja pada informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi masih belum banyak diketahui. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan persepsi kebutuhan dan preferensi informasi serta pelayanan kesehatan reproduksi pada siswa SMK N 2 Blora. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kuantitatif di SMK Negeri 2 Blora yang dilakukan bulan Februari 2021. Sampel penelitian berjumlah 178 siswa. Teknik pengambilan sampel dengan metode Proportional Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari setengah responden mempersepsikan membutuhan informasi kesehatan reproduksi (51,7%). Preferensi sumber informasi kesehatan reproduksi yang disenangi adalah guru (48,3%), tenaga kesehatan (43,3%), dan media sosial seperti youtube (45,9%) dan instagram (23,8%). Selain itu, lebih banyak responden yang memiliki kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan reproduksi (52,8%). Siswa menyenangi pelayanan kesehatan reproduksi dengan bentuk kombinasi pelayanan online dan offline (53,9%). Kebutuhan informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja tersebut belum terpenuhi dengan pelayanan yang ada saat ini. Diharapkan penyelenggara pelayanan kesehatan reproduksi melakukan perbaikan program sesuai dengan sumber dan media yang disenangi remaja serta pelayanan kesehatan diberikan dalam kombinasi online dan offline agar sesuai dengan kebutuhan remaja.
印尼青少年生殖卫生服务的使用率很低(不到10%)。影响服务的一个因素是感知服务的需求。关于青少年对生殖健康信息和服务的需求的感知还不清楚。研究的目的是描述学生SMK N 2 Blora对信息需求和偏好的看法。这种研究是2021年2月在SMK国家2 Blora的定量描述性研究。研究样本是178名学生。采用比例抽样法的抽样技术。数据收集使用已经验证和可靠性的问卷调查进行。研究结果显示,超过一半的受访者认为需要生殖健康信息(51.7%)。受欢迎的生殖健康信息来源偏好包括教师(48.3%)、卫生保健工作者(43.3%)、youtube(45.9%)和instagram(23.8%)等社交媒体。此外,更多的受访者需要生育保健(52.8%)。学生喜欢在线和离线服务结合的生殖健康服务(53.9%)。青少年对生殖健康的信息和服务的需求还没有满足于目前的服务。生殖健康服务组织者希望根据青少年所享受的资源和媒体以及在网上和离线提供的卫生服务,以满足青少年的需要。
{"title":"STUDI DESKRIPTIF PERSEPSI KEBUTUHAN INFORMASI DAN PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA SISWA","authors":"Izzatul Arifah, Yullynar Hayyunisha Aninda","doi":"10.36082/qjk.v16i2.560","DOIUrl":"https://doi.org/10.36082/qjk.v16i2.560","url":null,"abstract":"Pemanfaatan pelayanan kesehatan reproduksi pada remaja di Indonesia sangat rendah (kurang dari 10%). Salah satu faktor yang mempengaruhi pemanfaatan yakni persepsi kebutuhan pada pelayanan tersebut. Persepsi kebutuhan remaja pada informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi masih belum banyak diketahui. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan persepsi kebutuhan dan preferensi informasi serta pelayanan kesehatan reproduksi pada siswa SMK N 2 Blora. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kuantitatif di SMK Negeri 2 Blora yang dilakukan bulan Februari 2021. Sampel penelitian berjumlah 178 siswa. Teknik pengambilan sampel dengan metode Proportional Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari setengah responden mempersepsikan membutuhan informasi kesehatan reproduksi (51,7%). Preferensi sumber informasi kesehatan reproduksi yang disenangi adalah guru (48,3%), tenaga kesehatan (43,3%), dan media sosial seperti youtube (45,9%) dan instagram (23,8%). Selain itu, lebih banyak responden yang memiliki kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan reproduksi (52,8%). Siswa menyenangi pelayanan kesehatan reproduksi dengan bentuk kombinasi pelayanan online dan offline (53,9%). Kebutuhan informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja tersebut belum terpenuhi dengan pelayanan yang ada saat ini. Diharapkan penyelenggara pelayanan kesehatan reproduksi melakukan perbaikan program sesuai dengan sumber dan media yang disenangi remaja serta pelayanan kesehatan diberikan dalam kombinasi online dan offline agar sesuai dengan kebutuhan remaja.","PeriodicalId":142778,"journal":{"name":"Quality : Jurnal Kesehatan","volume":"229 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116433639","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Berdasarkan Perhimpunan Dokter Saraf Indonesia (PERDOSSI) tahun 2016 menunjukkan bahwa prevalensi nyeri punggung bawah sebesar 35,86%. Pengrajin batik merupakan salah satu pekerjaan yang beresiko terjadinya gangguan muskuloskeletal karena pekerjaan ini dilakukan dengan posisi kerja dengan waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor yang mempengaruhi keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pembatik di Seberang Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengrajin batik yang bergabung di KoperasinSanggar batik kajanglako Seberang Kota Jambi sebanyak 30 pengrajin batik. Teknik pengambilan sampel dengan cara total sampling. Analisa data menggunakan Univariat dan Bivariat dengan uji chi square. Hasil analisis statistik menunjukkan dari 30 pembatik yang mengalami keluhan sakit musculoskeletal disorders sebanyak 10 orang (33,3%) dan yang tidak mengalami keluhan sakit musculoskeletal disorders sebanyak 20 orang (66,7%), Ada hubungan yang bermakna faktor umur ? value 0,018) terhadap keluhan musculoskletal disorders, adanya hubungan Lama kerja terhadap keluhan musculoskeletal disorders dengan nilai ? value 0,000, tidak adanya hubungan Masa kerja terhadap keluhan musculoskeletal disorders dengan nilai ? value 0,814. Disarankan kepada pengrajin batik memaksimalkan waktu istirahat baik saat jam istirahat kerja ataupun setelah selesai bekerja dan relaksasi tubuh sebelum dan sesudah membatik.
{"title":"FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA PEMBATIK SEBERANG KOTA JAMBI","authors":"F. Faridah, A. Junaidi","doi":"10.36082/qjk.v16i2.831","DOIUrl":"https://doi.org/10.36082/qjk.v16i2.831","url":null,"abstract":"Berdasarkan Perhimpunan Dokter Saraf Indonesia (PERDOSSI) tahun 2016 menunjukkan bahwa prevalensi nyeri punggung bawah sebesar 35,86%. Pengrajin batik merupakan salah satu pekerjaan yang beresiko terjadinya gangguan muskuloskeletal karena pekerjaan ini dilakukan dengan posisi kerja dengan waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor yang mempengaruhi keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pembatik di Seberang Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengrajin batik yang bergabung di KoperasinSanggar batik kajanglako Seberang Kota Jambi sebanyak 30 pengrajin batik. Teknik pengambilan sampel dengan cara total sampling. Analisa data menggunakan Univariat dan Bivariat dengan uji chi square. Hasil analisis statistik menunjukkan dari 30 pembatik yang mengalami keluhan sakit musculoskeletal disorders sebanyak 10 orang (33,3%) dan yang tidak mengalami keluhan sakit musculoskeletal disorders sebanyak 20 orang (66,7%), Ada hubungan yang bermakna faktor umur ? value 0,018) terhadap keluhan musculoskletal disorders, adanya hubungan Lama kerja terhadap keluhan musculoskeletal disorders dengan nilai ? value 0,000, tidak adanya hubungan Masa kerja terhadap keluhan musculoskeletal disorders dengan nilai ? value 0,814. Disarankan kepada pengrajin batik memaksimalkan waktu istirahat baik saat jam istirahat kerja ataupun setelah selesai bekerja dan relaksasi tubuh sebelum dan sesudah membatik.","PeriodicalId":142778,"journal":{"name":"Quality : Jurnal Kesehatan","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124466939","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Anak usia sekolah merupakan populasi yang rentan untuk terinfeksi COVID-19. Pengetahuan anak tentang COVID-19 dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan anak usia sekolah tentang COVID-19. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan metode purposive sampling dengan kriteria anak usia sekolah kelas 5 SD, mampu membaca dan menulis, bersedia menjadi responden.. Sampel pada penelitian ini berjumlah 92 anak usia sekolah dari tiga Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten Rejang Lebong. Analisis data bivariate menggunakan Chi Square dan multivariate dengan menggunakan regresi logistic. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang paling dominan mempengaruhi pengetahuan anak usia sekolah tentang COVID-19 adalah pengalaman terkena penyakit COVID-19 pada anak atau keluarga serumah. Saat sakit anak dan keluarga merasakan secara langsung serta melakukan tindakan pencegahan dan penanganan COVID-19, disamping mendapatkan informasi dari berbagai sumber. Perlu dilakukan edukasi terus menerus pada anak usia sekolah untuk pencegahan COVID-19 terutama dilingkungan sekolah, dengan metode yang sesuai dengan karakteristik anak usia sekolah.
{"title":"ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN ANAK USIA SEKOLAH TENTANG COVID-19","authors":"Yossy Utario, Fatimah Khorini","doi":"10.36082/qjk.v16i2.483","DOIUrl":"https://doi.org/10.36082/qjk.v16i2.483","url":null,"abstract":"Anak usia sekolah merupakan populasi yang rentan untuk terinfeksi COVID-19. Pengetahuan anak tentang COVID-19 dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan anak usia sekolah tentang COVID-19. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan metode purposive sampling dengan kriteria anak usia sekolah kelas 5 SD, mampu membaca dan menulis, bersedia menjadi responden.. Sampel pada penelitian ini berjumlah 92 anak usia sekolah dari tiga Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten Rejang Lebong. Analisis data bivariate menggunakan Chi Square dan multivariate dengan menggunakan regresi logistic. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang paling dominan mempengaruhi pengetahuan anak usia sekolah tentang COVID-19 adalah pengalaman terkena penyakit COVID-19 pada anak atau keluarga serumah. Saat sakit anak dan keluarga merasakan secara langsung serta melakukan tindakan pencegahan dan penanganan COVID-19, disamping mendapatkan informasi dari berbagai sumber. Perlu dilakukan edukasi terus menerus pada anak usia sekolah untuk pencegahan COVID-19 terutama dilingkungan sekolah, dengan metode yang sesuai dengan karakteristik anak usia sekolah.","PeriodicalId":142778,"journal":{"name":"Quality : Jurnal Kesehatan","volume":"63 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132821519","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nyeri leher merupakan masalah yang umum ditemukan dua dari tiga orang akan mengalaminya selama hidup, 10% dari semua orang akan mengalami nyeri leher dalam satu bulan. Cedera/proses penyakit pada struktur leher akan menghasilkan spasme otot dan hilangnya fungsi gerak. Chin tuck exercise merupakan salah satu bentuk latihan penguatan yang digunakan untuk otot deep flexor cervical yang terdiri dari otot longus capitis, longus coli. Latihan strengthening berguna untuk meningkatkan fungsi dan kenerja otot. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pemberian chin tuck exercise terhadap nyeri dan peningkatan aktifitas fungsional cervical pada pembatik di seberang Kota Jambi. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan rancangan pre test dan post test group design. Alat ukur yang digunakan adalah VAS (Visual Analogue Scale) dan Neck Disability Index Qustionnare (NDI). Hasil penelitian terapi Chin Tuck Exercise mempunyai nilai p=0,038 (p<0,05) artinya ada pengaruh yang bermakna terapi Chin Tuck Exercise terhadap peningkatan aktifitas fungsional pada pembatik. Kesimpulan: chin tuck exercise efektif terhadap peningkatan peningkatan aktifitas fungsional pada pembatik.
{"title":"EFEKTIFITAS CHIN TUCK EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN AKTIFITAS FUNGSIONAL CERVICAL PADA PEMBATIK","authors":"Wanti Hasmar, Indah Pertama Sari","doi":"10.36082/qjk.v16i2.829","DOIUrl":"https://doi.org/10.36082/qjk.v16i2.829","url":null,"abstract":"Nyeri leher merupakan masalah yang umum ditemukan dua dari tiga orang akan mengalaminya selama hidup, 10% dari semua orang akan mengalami nyeri leher dalam satu bulan. Cedera/proses penyakit pada struktur leher akan menghasilkan spasme otot dan hilangnya fungsi gerak. Chin tuck exercise merupakan salah satu bentuk latihan penguatan yang digunakan untuk otot deep flexor cervical yang terdiri dari otot longus capitis, longus coli. Latihan strengthening berguna untuk meningkatkan fungsi dan kenerja otot. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pemberian chin tuck exercise terhadap nyeri dan peningkatan aktifitas fungsional cervical pada pembatik di seberang Kota Jambi. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan rancangan pre test dan post test group design. Alat ukur yang digunakan adalah VAS (Visual Analogue Scale) dan Neck Disability Index Qustionnare (NDI). Hasil penelitian terapi Chin Tuck Exercise mempunyai nilai p=0,038 (p<0,05) artinya ada pengaruh yang bermakna terapi Chin Tuck Exercise terhadap peningkatan aktifitas fungsional pada pembatik. Kesimpulan: chin tuck exercise efektif terhadap peningkatan peningkatan aktifitas fungsional pada pembatik.","PeriodicalId":142778,"journal":{"name":"Quality : Jurnal Kesehatan","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124033019","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Arif Pristianto, Rizqi Mutia Andini, Adnan Faris Naufal
Penetapan COVID-19 sebagai pandemi global oleh World Health Organization menyebabkan perubahan gaya hidup dan perilaku. Exercise diperlukan untuk mempertahankan status kesehatan serta mengatasi konsekuensi negatif dari penyakit tertentu. Aktivitas yang berlebihan saat melakukan exercise, pengulangan terus-menerus, dan gerakan yang kurang tepat dapat menyebabkan cedera muskuloskeletal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kejadian dan menganalisis area cedera muskuloskeletal saat melakukan exercise selama masa Pandemi COVID-19. Penelitian ini termasuk jenis observasional pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 107 orang. Pelaksanaan dilakukan pada bulan November-Desember 2020, dengan pengisian kuesioner yang disebarkan melalui media sosial. Berdasarkan uji statistika didapatkan adanya hubungan cedera muskuloskeletal saat melakukan exercise selama masa Pandemi COVID19, dengan p < 0,05. Uji Spearman Correlation menunjukkan nilai p = 0,000 atau p < 0,05. Hasil menunjukkan korelasi positif pada cedera muskuloskeletal saat melakukan exercise selama masa Pandemi COVID-19. Terdapat hubungan cedera muskuloskeletal saat melakukan exercise selama masa Pandemi COVID-19. Jenis cedera muskuloskeletal dialami responden terbanyak yaitu strain dan pada area kaki/tungkai
世界卫生组织(World Health Organization)宣布COVID-19为全球大流行,导致了生活方式和行为的改变。为了保持健康状况和克服某些疾病的负面影响,需要进行锻炼。过多的锻炼、持续的重复和不适当的动作会导致肌肉骨骼损伤。本研究的目的是在COVID-19大流行期间进行一次体检时,了解并分析肌肉骨骼损伤的发生率和区域。本研究包括交叉观测方法,样本总数为107人。2020年11月至12月,通过社交媒体分发的调查问卷进行提交。根据统计数据,在COVID19大流行期间,在p < 0.05的情况下,在进行一次演习时发现了肌肉骨骼损伤。标本相关测试显示p = 0 = 0。结果表明,在COVID-19大流行期间进行锻炼时,肌肉骨骼损伤有积极的相关性。在COVID-19大流行期间进行一次体检时,肌肉骨骼受伤是有关联的。肌肉骨骼受伤最常见的是应变和腿部区域
{"title":"KEJADIAN CEDERA MUSKULOSKELETAL SAAT MELAKUKAN EXERCISE SELAMA MASA PANDEMI COVID-19","authors":"Arif Pristianto, Rizqi Mutia Andini, Adnan Faris Naufal","doi":"10.36082/qjk.v16i1.439","DOIUrl":"https://doi.org/10.36082/qjk.v16i1.439","url":null,"abstract":"Penetapan COVID-19 sebagai pandemi global oleh World Health Organization menyebabkan perubahan gaya hidup dan perilaku. Exercise diperlukan untuk mempertahankan status kesehatan serta mengatasi konsekuensi negatif dari penyakit tertentu. Aktivitas yang berlebihan saat melakukan exercise, pengulangan terus-menerus, dan gerakan yang kurang tepat dapat menyebabkan cedera muskuloskeletal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kejadian dan menganalisis area cedera muskuloskeletal saat melakukan exercise selama masa Pandemi COVID-19. Penelitian ini termasuk jenis observasional pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 107 orang. Pelaksanaan dilakukan pada bulan November-Desember 2020, dengan pengisian kuesioner yang disebarkan melalui media sosial. Berdasarkan uji statistika didapatkan adanya hubungan cedera muskuloskeletal saat melakukan exercise selama masa Pandemi COVID19, dengan p < 0,05. Uji Spearman Correlation menunjukkan nilai p = 0,000 atau p < 0,05. Hasil menunjukkan korelasi positif pada cedera muskuloskeletal saat melakukan exercise selama masa Pandemi COVID-19. Terdapat hubungan cedera muskuloskeletal saat melakukan exercise selama masa Pandemi COVID-19. Jenis cedera muskuloskeletal dialami responden terbanyak yaitu strain dan pada area kaki/tungkai","PeriodicalId":142778,"journal":{"name":"Quality : Jurnal Kesehatan","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124195129","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Internet merupakan sarana yang biasa digunakan oleh semua orang baik remaja maupun dewasa diantaranya mencari informasi dan berkomunikasi. Banyaknya akses yang mudah di dapat membuat internet disalah gunakan. Kegiatan tukar menukar konten berkonotasi seksual merupakan bagian dari aktivitas seksual dimana remaja melakukannya melalui media social. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan status demografi, prilaku seksual dan teman sebaya terhadap seks online (sexting) pada remaja SMA di Kota Tangerang Selatan. Responden dalam penelitian ini berjumlah 394. Metode penelitian ini yaitu observasional analitik dengan rancangan cross-sectional dan multivariat regresi linear dengan aplikasi spss dan smart PLS. sampel dalam penelitian ini menggunakan tekhnik multistage random sampling. Hasil penelitian didapatkan hubungan yanag signifikan antara status demografi, prilaku seksual dan teman sebaya terhadap seks online dengan nilai p<0,05. Variabel yang paling berhubungan terhadap seks online adalah perilaku seksual dengan nilai R square 0,983
{"title":"ANALISA DEMOGRAFI, PERILAKU SEKSUAL, TEMAN SEBAYA TERHADAP SEKS ONLINE (SEXTING) PADA REMAJA PERTENGAHAN DI KOTA TANGERANG SELATAN","authors":"Farhan Nafis Sajidalloh, Reni Chairani, S. Anwar","doi":"10.36082/qjk.v16i1.140","DOIUrl":"https://doi.org/10.36082/qjk.v16i1.140","url":null,"abstract":"Internet merupakan sarana yang biasa digunakan oleh semua orang baik remaja maupun dewasa diantaranya mencari informasi dan berkomunikasi. Banyaknya akses yang mudah di dapat membuat internet disalah gunakan. Kegiatan tukar menukar konten berkonotasi seksual merupakan bagian dari aktivitas seksual dimana remaja melakukannya melalui media social. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan status demografi, prilaku seksual dan teman sebaya terhadap seks online (sexting) pada remaja SMA di Kota Tangerang Selatan. Responden dalam penelitian ini berjumlah 394. Metode penelitian ini yaitu observasional analitik dengan rancangan cross-sectional dan multivariat regresi linear dengan aplikasi spss dan smart PLS. sampel dalam penelitian ini menggunakan tekhnik multistage random sampling. Hasil penelitian didapatkan hubungan yanag signifikan antara status demografi, prilaku seksual dan teman sebaya terhadap seks online dengan nilai p<0,05. Variabel yang paling berhubungan terhadap seks online adalah perilaku seksual dengan nilai R square 0,983","PeriodicalId":142778,"journal":{"name":"Quality : Jurnal Kesehatan","volume":"220 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122331338","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hipertensi merupakan salah satu penyakit dengan kejadian terbesar di Kecamatan Aek Kuasan pada tahun 2019. Studi Pendahuluan menunjukan bahwa ada pola konsumsi yang berisiko pada hipertensi pada masyarakat. Studi ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor risiko hipertensi berdasarkan pola konsumsi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain studi Cross-sectional yang dilaksanakan pada Agustus 2021 di Kecamatan Aek Kuasan. Hasil di analisis secara bivariat dan multivariate dengan analisis ROC. Didapatkan Total responden sebanyak 180 orang dewasa dengan rentang umur >18 tahun, yang diambil dengan cara random sampling. Hasil studi menunjukan bahwa ada hubungan antara konsumsi garam tinggi, sering konsumsi junk food, sering konsumsi makanan diasinkan, serta sering konsumsi makanan dibakar terhadap hipertensi (p<0,05). Melalui model sistem skor, seluruh risiko diubah menjadi skor. Hasil AUC dari total skor didapat sebesar 0,725 (95% CI: 0,648-0,803). Sensitifitas dan spesifisitas dari total skor diapat sebesar 0,478 dan 0,858 dengan titik potong sebesar 1,5. Kesimpulan studi ini bahwa ada hubungan antara pola konsumsi makanan terhadap kejadian hipertensi. Saran bagi tenaga kesehatan untuk melaksanakan kegiatan deteksi dini dan promosi kesehatan mengenai pola konsumsi dan hipertensi.
{"title":"DETERMINAN KEJADIAN HIPERTENSI BERDASARKAN POLA KONSUMSI: MODEL PREDIKSI DENGAN SISTEM SKORING","authors":"Arrafi Insani, Hardilah Ayu Ramadhani","doi":"10.36082/qjk.v16i1.399","DOIUrl":"https://doi.org/10.36082/qjk.v16i1.399","url":null,"abstract":"Hipertensi merupakan salah satu penyakit dengan kejadian terbesar di Kecamatan Aek Kuasan pada tahun 2019. Studi Pendahuluan menunjukan bahwa ada pola konsumsi yang berisiko pada hipertensi pada masyarakat. Studi ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor risiko hipertensi berdasarkan pola konsumsi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain studi Cross-sectional yang dilaksanakan pada Agustus 2021 di Kecamatan Aek Kuasan. Hasil di analisis secara bivariat dan multivariate dengan analisis ROC. Didapatkan Total responden sebanyak 180 orang dewasa dengan rentang umur >18 tahun, yang diambil dengan cara random sampling. Hasil studi menunjukan bahwa ada hubungan antara konsumsi garam tinggi, sering konsumsi junk food, sering konsumsi makanan diasinkan, serta sering konsumsi makanan dibakar terhadap hipertensi (p<0,05). Melalui model sistem skor, seluruh risiko diubah menjadi skor. Hasil AUC dari total skor didapat sebesar 0,725 (95% CI: 0,648-0,803). Sensitifitas dan spesifisitas dari total skor diapat sebesar 0,478 dan 0,858 dengan titik potong sebesar 1,5. Kesimpulan studi ini bahwa ada hubungan antara pola konsumsi makanan terhadap kejadian hipertensi. Saran bagi tenaga kesehatan untuk melaksanakan kegiatan deteksi dini dan promosi kesehatan mengenai pola konsumsi dan hipertensi.","PeriodicalId":142778,"journal":{"name":"Quality : Jurnal Kesehatan","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124905369","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penduduk usia produktif tentunya memiliki mobilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk usia non produktif. Sehingga tak heran jika mereka memiliki risiko lebih tinggi untuk terpapar COVID-19 di masa pandemi sekarang ini. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini dilakukan identifikasi faktor-faktor risiko terpapar COVID-19 pada penduduk usia produktif. Penelitian ini menggunakan data primer yang dikumpulkan melalui kuesioner daring dan dibentuk model regresi logistik biner antara variabel respon yaitu hasil tes rt-PCR dengan beberapa variabel prediktor yang berhubungan. Hasilnya, diperoleh informasi bahwa gejala demam, gejala kehilangan kemampuan indera perasa (ageusia) atau pencium (anosmia), dan gejala sakit tenggorokan, serta riwayat kontak erat menjadi faktor utama yang menentukan seseorang berisiko terpapar COVID-19 pada penduduk usia produktif.
{"title":"FAKTOR RISIKO TERPAPAR COVID-19 PADA PENDUDUK USIA PRODUKTIF","authors":"Ahmad Rifan Ferdiyansyah, Rizki Safarida","doi":"10.36082/qjk.v16i1.444","DOIUrl":"https://doi.org/10.36082/qjk.v16i1.444","url":null,"abstract":"Penduduk usia produktif tentunya memiliki mobilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk usia non produktif. Sehingga tak heran jika mereka memiliki risiko lebih tinggi untuk terpapar COVID-19 di masa pandemi sekarang ini. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini dilakukan identifikasi faktor-faktor risiko terpapar COVID-19 pada penduduk usia produktif. Penelitian ini menggunakan data primer yang dikumpulkan melalui kuesioner daring dan dibentuk model regresi logistik biner antara variabel respon yaitu hasil tes rt-PCR dengan beberapa variabel prediktor yang berhubungan. Hasilnya, diperoleh informasi bahwa gejala demam, gejala kehilangan kemampuan indera perasa (ageusia) atau pencium (anosmia), dan gejala sakit tenggorokan, serta riwayat kontak erat menjadi faktor utama yang menentukan seseorang berisiko terpapar COVID-19 pada penduduk usia produktif.","PeriodicalId":142778,"journal":{"name":"Quality : Jurnal Kesehatan","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125458987","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Interaksi dan durasi waktu kontak pasien dan petugas kesehatan di fasilitas kesehatan primer dengan sumber daya terbatas masih menjadi isu penting dalam upaya pemberian layanan kesehatan yang berkualitas dan aman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji gambaran waktu kontak dan proses layanan serta mengeksplorasi persepsi petugas kesehatan terkait kualitas layanan kesehatan Puskesmas. Penelitian ini merupakan sebuah studi kasus berupa mixed method dengan desain sequential explanatory. Data kuantitatif digali secara deskriptif dengan melakukan observasi untuk mengukur waktu kontak dalam 1 hari kerja terhadap pasien rawat jalan secara konsekutif (n=70) dan dilanjutkan dengan wawancara mendalam untuk menggali persepsi petugas terhadap waktu dan proses pelayanan. Informan terdiri dari 2 dokter dan 2 perawat di sebuah Puskesmas di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata total waktu yang dihabiskan setiap pasien dengan dokter adalah 304,4 detik, dan perawat 152,5 detik. Terdapat tiga tema yang meliputi keterbatasan waktu, budaya keselamatan, dan persepsi pasien terhadap kualitas. Keterbatasan waktu terkait dengan kurangnya jumlah petugas dan beban admisnistratif. Budaya keselamatan yang takterpisahkan dari kualitas layanan mencakup aspek keterbukaan komunikasi dan akreditasi. Persepsi pasien terhadap kualitas layanan mencakup harapan singkatnya waktu tunggu dan terpenuhinya preferensi mereka. Didapatkan kesimpulan bahwa masalah keterbatasan sumber daya manusia masih tinggi dan menjadi kendala di fasilitas kesehatan primer di Indonesia. Penting untuk memastikan beban dan alur kerja petugas sesuai di samping upaya-upaya peningkatan mutu yang telah dilakukan di layanan primer.
{"title":"WAKTU KONTAK PETUGAS DENGAN PASIEN TERHADAP KUALITAS LAYANAN: STUDI PERSPEKTIF PETUGAS KESEHATAN DI PUSKESMAS X","authors":"Merita Arini","doi":"10.36082/qjk.v15i2.194","DOIUrl":"https://doi.org/10.36082/qjk.v15i2.194","url":null,"abstract":"Interaksi dan durasi waktu kontak pasien dan petugas kesehatan di fasilitas kesehatan primer dengan sumber daya terbatas masih menjadi isu penting dalam upaya pemberian layanan kesehatan yang berkualitas dan aman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji gambaran waktu kontak dan proses layanan serta mengeksplorasi persepsi petugas kesehatan terkait kualitas layanan kesehatan Puskesmas. Penelitian ini merupakan sebuah studi kasus berupa mixed method dengan desain sequential explanatory. Data kuantitatif digali secara deskriptif dengan melakukan observasi untuk mengukur waktu kontak dalam 1 hari kerja terhadap pasien rawat jalan secara konsekutif (n=70) dan dilanjutkan dengan wawancara mendalam untuk menggali persepsi petugas terhadap waktu dan proses pelayanan. Informan terdiri dari 2 dokter dan 2 perawat di sebuah Puskesmas di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata total waktu yang dihabiskan setiap pasien dengan dokter adalah 304,4 detik, dan perawat 152,5 detik. Terdapat tiga tema yang meliputi keterbatasan waktu, budaya keselamatan, dan persepsi pasien terhadap kualitas. Keterbatasan waktu terkait dengan kurangnya jumlah petugas dan beban admisnistratif. Budaya keselamatan yang takterpisahkan dari kualitas layanan mencakup aspek keterbukaan komunikasi dan akreditasi. Persepsi pasien terhadap kualitas layanan mencakup harapan singkatnya waktu tunggu dan terpenuhinya preferensi mereka. Didapatkan kesimpulan bahwa masalah keterbatasan sumber daya manusia masih tinggi dan menjadi kendala di fasilitas kesehatan primer di Indonesia. Penting untuk memastikan beban dan alur kerja petugas sesuai di samping upaya-upaya peningkatan mutu yang telah dilakukan di layanan primer.","PeriodicalId":142778,"journal":{"name":"Quality : Jurnal Kesehatan","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122164350","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}