Tujuan tulisan ini adalah untuk menjelaskan mengenai konsep keadilan dalam pandangan Perjanjian Lama terhadap pelaksanaan hukum di Indonesia yang cenderung tumpul ke atas namun tajam ke bawah. Tulisan ini mengumpulkan data melalui studi kepustakaan dan fakta-fakta yang terjadi dalam pelaksanaan hukum di Indonesia. Tulisan ini memperlihatkan bahwa keadilan di dalam Perjanjian Lama merupakan perwujudan dari keadilan Allah yang sangat mempedulikan dan memperhatikan kaum lemah di dalam masyarakat seperti orang miskin, janda dan anak yatim. Berdasarkan hal tersebut, maka melihat pelaksanaan hukum di Indonesia memperlihatkan bahwa ketidakadilan masih sering terjadi dibuktikan dengan tertindasnya kaum-kaum lemah dalam pelaksanaan hukum. Kaum atas dengan mudahnya mempermainkan hukum dengan jabatan, kuasa dan harta yang mereka miliki sedangkan kaum lemah dalam keterbatasannya harus menanggung hukum yang tidak adil diterima sehingga terjadi ketidakadilan hukum. Oleh karena itu, menyikapi hal tersebut maka gereja diharapkan menjadi agen perubahan menyuarakan keadilan hukum di Indonesia sebab sejatinya gereja bertentangan dengan ketidakadilan.
{"title":"Konsep Keadilan Menurut Perspektif Perjanjian Lama Terhadap Pelaksanaan Hukum di Indonesia: Suatu Refleksi Hukum “Tumpul ke Atas, Tajam ke Bawah”","authors":"Restifani Cahyami","doi":"10.55097/sabda.v3i2.55","DOIUrl":"https://doi.org/10.55097/sabda.v3i2.55","url":null,"abstract":"Tujuan tulisan ini adalah untuk menjelaskan mengenai konsep keadilan dalam pandangan Perjanjian Lama terhadap pelaksanaan hukum di Indonesia yang cenderung tumpul ke atas namun tajam ke bawah. Tulisan ini mengumpulkan data melalui studi kepustakaan dan fakta-fakta yang terjadi dalam pelaksanaan hukum di Indonesia. Tulisan ini memperlihatkan bahwa keadilan di dalam Perjanjian Lama merupakan perwujudan dari keadilan Allah yang sangat mempedulikan dan memperhatikan kaum lemah di dalam masyarakat seperti orang miskin, janda dan anak yatim. Berdasarkan hal tersebut, maka melihat pelaksanaan hukum di Indonesia memperlihatkan bahwa ketidakadilan masih sering terjadi dibuktikan dengan tertindasnya kaum-kaum lemah dalam pelaksanaan hukum. Kaum atas dengan mudahnya mempermainkan hukum dengan jabatan, kuasa dan harta yang mereka miliki sedangkan kaum lemah dalam keterbatasannya harus menanggung hukum yang tidak adil diterima sehingga terjadi ketidakadilan hukum. Oleh karena itu, menyikapi hal tersebut maka gereja diharapkan menjadi agen perubahan menyuarakan keadilan hukum di Indonesia sebab sejatinya gereja bertentangan dengan ketidakadilan.","PeriodicalId":149726,"journal":{"name":"Sabda: Jurnal Teologi Kristen","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115213364","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
In Christianity, the understanding of salvation is final, that salvation is a gift from God, not because of good deeds by any human. Everyone who believes in Jesus experiences justification before God through the sacrifice of Jesus on the cross. In his theology, Paul explains that humans are justified by faith, not by good deeds. However, James stated that a man's works justify him. These two theologians seem to contradict the concepts of faith and works. That is why the writer tries to make a comparative study of the concept of faith and works according to Paul and James. The method that the writer uses is qualitative research with literature and Bible study. From the results of the discussion of faith and works, according to Paul, humans are justified before God only by faith, not by deeds in obeying the law. Meanwhile, James sees the deeds here as acts of love to prove his faith. It means that true faith must be followed by acts of love. According to both Paul and James, a comparative study of faith and works reveals that nothing contradicts, but rather complements each other. AbstrakDalam kekristenan pemahaman keselamatan sudah final bahwa keselamatan itu adalah anugerah Allah, bukan karena perbuatan baik manusia. Melalui pengorbanan Yesus di kayu salib untuk menebus dosa manusia, maka setiap orang yang percaya kepadaNya mengalami pembenaran di hadapan Allah. Paulus dalam teologinya memaparkan bahwa manusia dibenarkan karena iman, bukan karena perbuatan. Tetapi Yakobus mengatakan bahwa manusia dibenarkan karena perbuatannya. Dua tokoh teolog ini nampak seperti bertentangan mengenai konsep iman dan perbuatan. Itu sebabnya penulis mencoba membuat studi perbandingan konsep iman dan perbuatan menurut Paulus dan Yakobus. Metode yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif dengan studi pustaka dan kajian Alkitab. Dari hasil pembahasan iman dan perbuatan, menurut Paulus, manusia dibenarkan dihadapan Allah hanya karena iman, bukan karena perbuatan dalam mentaati hukum Taurat. Sedangkan Yakobus melihat perbuatan di sini sebagai perbuatan kasih untuk membuktikan imannya. Artinya bahwa iman yang sejati itu harus diikuti dengan perbuatan kasih. Dari studi perbandingan tentang iman dan perbuatan, baik menurut Paulus maupun Yakobus tidak ada yang bertentangan, sebaliknya saling melengkapi. Kata kunci: iman, perbuatan, pembenaran, hukum Taurat
在基督教中,对救赎的理解是最终的,救赎是上帝的礼物,而不是因为任何人的善行。每个相信耶稣的人都通过耶稣在十字架上的牺牲而在神面前经历称义。在他的神学中,保罗解释说,人因信称义,而不是因善行。然而,雅各说,一个人的行为称他为义。这两位神学家似乎在信仰和行为的概念上存在矛盾。这就是为什么作者试图根据保罗和雅各的观点,对信心和行为的概念进行比较研究。作者采用的方法是定性研究,结合文献和圣经研究。从信心和行为的讨论结果来看,保罗认为,人在神面前称义,只是因着信心,不是因着行守律法。与此同时,雅各认为这些行为是爱的行为,以证明他的信仰。这意味着真正的信仰必须伴随着爱的行为。根据保罗和雅各的说法,对信仰和行为的比较研究表明,没有什么是矛盾的,而是相辅相成的。[摘要]dalam kekristenan pemahaman keselamatan sudah final bahwa keselamatan itu adalah anugerah Allah, bukan karena perbuatan baik manusia。Melalui pengorbanan Yesus di kayu salib untuk menebus dosa manusia, maka setap orang yang peraya kepadya mengalami pembenaran di hadapan Allah。保卢斯dalam teologinya memaparkan bahwa manusia dibenarkan karena iman, bukan karena perbuatan。Tetapi Yakobus mengatakan bahwa manusia dibenarkan karena perbuatannya。在南巴基斯坦,有一种特殊的技术,它可以帮助人们更好地了解南巴基斯坦的情况。在此基础上,我们研究了一种新的研究方法,即对一种新的研究方法进行了研究。方法:阳平、阳平、阳平、阳平、阳平、阳平、阳平、阳平等。尊敬的上帝,尊敬的上帝,尊敬的上帝,尊敬的上帝,尊敬的上帝,尊敬的上帝,尊敬的上帝。Sedangkan Yakobus melihat perbuatan di sini sebagai perbuatan kasih untuk membuktikan imannya。Artinya bahwa iman yang sejati it harus diikuti dengan perbuatan kasih。Dari studi perbandingan和tentenmandanperbuatan, baik menurut Paulus maupun Yakobus tidak ada ada yang bertentangan, sebaliknya salingmelengkapi。Kata kunci: iman, perbuatan, pembenaran, hukum Taurat
{"title":"Studi Perbandingan Konsep Iman dan Perbuatan Menurut Paulus dan Yakobus","authors":"Yusup Heri Harianto","doi":"10.55097/sabda.v3i2.51","DOIUrl":"https://doi.org/10.55097/sabda.v3i2.51","url":null,"abstract":"In Christianity, the understanding of salvation is final, that salvation is a gift from God, not because of good deeds by any human. Everyone who believes in Jesus experiences justification before God through the sacrifice of Jesus on the cross. In his theology, Paul explains that humans are justified by faith, not by good deeds. However, James stated that a man's works justify him. These two theologians seem to contradict the concepts of faith and works. That is why the writer tries to make a comparative study of the concept of faith and works according to Paul and James. The method that the writer uses is qualitative research with literature and Bible study. From the results of the discussion of faith and works, according to Paul, humans are justified before God only by faith, not by deeds in obeying the law. Meanwhile, James sees the deeds here as acts of love to prove his faith. It means that true faith must be followed by acts of love. According to both Paul and James, a comparative study of faith and works reveals that nothing contradicts, but rather complements each other. AbstrakDalam kekristenan pemahaman keselamatan sudah final bahwa keselamatan itu adalah anugerah Allah, bukan karena perbuatan baik manusia. Melalui pengorbanan Yesus di kayu salib untuk menebus dosa manusia, maka setiap orang yang percaya kepadaNya mengalami pembenaran di hadapan Allah. Paulus dalam teologinya memaparkan bahwa manusia dibenarkan karena iman, bukan karena perbuatan. Tetapi Yakobus mengatakan bahwa manusia dibenarkan karena perbuatannya. Dua tokoh teolog ini nampak seperti bertentangan mengenai konsep iman dan perbuatan. Itu sebabnya penulis mencoba membuat studi perbandingan konsep iman dan perbuatan menurut Paulus dan Yakobus. Metode yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif dengan studi pustaka dan kajian Alkitab. Dari hasil pembahasan iman dan perbuatan, menurut Paulus, manusia dibenarkan dihadapan Allah hanya karena iman, bukan karena perbuatan dalam mentaati hukum Taurat. Sedangkan Yakobus melihat perbuatan di sini sebagai perbuatan kasih untuk membuktikan imannya. Artinya bahwa iman yang sejati itu harus diikuti dengan perbuatan kasih. Dari studi perbandingan tentang iman dan perbuatan, baik menurut Paulus maupun Yakobus tidak ada yang bertentangan, sebaliknya saling melengkapi. Kata kunci: iman, perbuatan, pembenaran, hukum Taurat","PeriodicalId":149726,"journal":{"name":"Sabda: Jurnal Teologi Kristen","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125646067","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract:This article discusses a comprehensive spiritual approach to overcoming gambling addiction in the game of bingo. This research uses qualitative research methods with the type of case study research. The subject of this research is the people of Lembang La'bo. The case presented in this study is gambling through bingo games or number guessing games. The game starts when a person appears as a guide sticking a random row of numbers on the board. Participants then guess the possible numbers that appear from random results. Participants who get the same number affixed to the board either vertically, horizontally or diagonally then that person is declared the winner.At first glance, the bingo game is very entertaining, but what happened in Lembang La'bo, the bingo game is no longer a game to entertain but is used as a gambling arena. Not only that, this game is getting more and more concerned because it involves more women (housewives) who enjoy gambling. In fact, gambling is an act that is prohibited by religion, law, ethics, customs and habits, including in Toraja. From this phenomenon, the author assumes that an effort is needed to deal with the spiritual problems of the community, specifically related to the efforts made by the church for women or housewives, so that gambling does not have a negative impact or potential conflict on the household integrity of a family.Abstrak:Artikel ini membahas tentang spiritual komprehensif untuk mengatasi kecanduan judi dalam permainan bingo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Subek penelitian ini yaitu masyarakat Lembang La’bo. Kasus yang disajikan dalam penelitian ini yaitu perjudian melalui permainan bingo atau permainan menebak angka. Permainan dimulai ketika seorang tampil sebagai pemandu menempelkan deretan angka-angka secara acak pada papan. Peserta lalu menebak kemungkinan angka yang muncul dari hasil acakan. Peserta yang mendapatkan angka yang sama tertempel pada papan baik secara vertikal, horizontal atau diagonal maka orang tersebut dinyatakan sebagai pemenang.Sekilas permainan bingo sangat menghibur, namun yang terjadi di lembang La’bo, permainan bingo tidak lagi menjadi permainan untuk menghibur melainkan dijadikan ajang perjudian. Tidak hanya itu, permainan ini semakin memprihatikan karena lebih banyak melibatkan perempuan (Ibu Rumah Tangga) yang menikmati judi. Padahal secara nyata bahwa judi adalah suatu tindakan yang secara agama, hukum, etika, adat dan kebiasaan itu dilarang termasuk juga di Toraja. Dari fenomena tersebut, penulis beranggapan bahwa dibutuhkan suatu upaya untuk menangani masalah spiritual masyarakat, secara khusus terkait upaya yang dilakukan oleh gereja bagi perempuan atau ibu rumah tangga, sehingga perjudian tidak membawa dampak negative atau potensi konflik terhadap keutuhan rumah tangga dari sebuah keluarga.
摘要:本文探讨了克服宾果游戏中赌博成瘾的综合精神途径。本研究采用案例研究的定性研究方法。这项研究的对象是Lembang La'bo的人们。在本研究中提出的案例是赌博通过宾果游戏或数字猜谜游戏。游戏开始时,一个人作为向导出现,在棋盘上随机粘贴一排数字。然后参与者从随机结果中猜测可能出现的数字。参与者谁得到相同的数字贴在板垂直,水平或对角线,那么这个人被宣布为获胜者。乍一看,宾果游戏非常有趣,但在Lembang La'bo发生的事情是,宾果游戏不再是娱乐游戏,而是被用作赌博场所。不仅如此,这种游戏越来越受关注,因为它涉及到更多喜欢赌博的妇女(家庭主妇)。事实上,赌博是一种被宗教、法律、道德、习俗和习惯所禁止的行为,包括在托拉哈。根据这一现象,作者认为需要努力处理社区的精神问题,特别是与教会为妇女或家庭主妇所做的努力有关,这样赌博就不会对家庭的完整性产生负面影响或潜在冲突。摘要:宗教成员具有丰富的精神涵养,具有良好的精神境界和持久的精神境界。Penelitian的翻译结果:Penelitian的翻译结果:Penelitian的翻译结果:Penelitian的翻译结果:Subek penelitian ini yyitu masyarakat Lembang La 'bo。Kasus yang disajikan dalam penelitian ini yyitu perjudian melalui permainu bingo atau permainu menebak angka。永续续续续续续续续续续续续续续续续。中国人民民主共和国、中华人民共和国、中华人民共和国、中华人民共和国、中华人民共和国。Peserta yang mendapatkan angka yang sama tertempel pada papan baik secara垂直,水平atau对角线maka orangtersebut dinyatakan sebagai pemenang。Sekilas permainan bingo sangat menghibur, namun yang terjadi di lembang La 'bo, permainan bingo tidak lagi menjadi permainuk menghibur melainkan dijadikan ajang perjudian。Tidak hanya, permainan ini semakin memprihatikan karena lebih banyak melibatkan perempuan (Ibu Rumah Tangga) yang menikmati judi。Padahal secara nyata bahwa judi adalah suatu tindakan yang secara agama, hukum, etika, adat dan kebiasaan i dilarang termasuk juga di Toraja。这句话的意思是说:“我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思。”
{"title":"SPIRITUAL KOMPREHENSIF Mengatasi Perilaku Perempuan Kecanduan Judi Bingo di Lembang La’bo Kabupaten Toraja Utara","authors":"Berlin Pasedan","doi":"10.55097/sabda.v3i2.47","DOIUrl":"https://doi.org/10.55097/sabda.v3i2.47","url":null,"abstract":"Abstract:This article discusses a comprehensive spiritual approach to overcoming gambling addiction in the game of bingo. This research uses qualitative research methods with the type of case study research. The subject of this research is the people of Lembang La'bo. The case presented in this study is gambling through bingo games or number guessing games. The game starts when a person appears as a guide sticking a random row of numbers on the board. Participants then guess the possible numbers that appear from random results. Participants who get the same number affixed to the board either vertically, horizontally or diagonally then that person is declared the winner.At first glance, the bingo game is very entertaining, but what happened in Lembang La'bo, the bingo game is no longer a game to entertain but is used as a gambling arena. Not only that, this game is getting more and more concerned because it involves more women (housewives) who enjoy gambling. In fact, gambling is an act that is prohibited by religion, law, ethics, customs and habits, including in Toraja. From this phenomenon, the author assumes that an effort is needed to deal with the spiritual problems of the community, specifically related to the efforts made by the church for women or housewives, so that gambling does not have a negative impact or potential conflict on the household integrity of a family.Abstrak:Artikel ini membahas tentang spiritual komprehensif untuk mengatasi kecanduan judi dalam permainan bingo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Subek penelitian ini yaitu masyarakat Lembang La’bo. Kasus yang disajikan dalam penelitian ini yaitu perjudian melalui permainan bingo atau permainan menebak angka. Permainan dimulai ketika seorang tampil sebagai pemandu menempelkan deretan angka-angka secara acak pada papan. Peserta lalu menebak kemungkinan angka yang muncul dari hasil acakan. Peserta yang mendapatkan angka yang sama tertempel pada papan baik secara vertikal, horizontal atau diagonal maka orang tersebut dinyatakan sebagai pemenang.Sekilas permainan bingo sangat menghibur, namun yang terjadi di lembang La’bo, permainan bingo tidak lagi menjadi permainan untuk menghibur melainkan dijadikan ajang perjudian. Tidak hanya itu, permainan ini semakin memprihatikan karena lebih banyak melibatkan perempuan (Ibu Rumah Tangga) yang menikmati judi. Padahal secara nyata bahwa judi adalah suatu tindakan yang secara agama, hukum, etika, adat dan kebiasaan itu dilarang termasuk juga di Toraja. Dari fenomena tersebut, penulis beranggapan bahwa dibutuhkan suatu upaya untuk menangani masalah spiritual masyarakat, secara khusus terkait upaya yang dilakukan oleh gereja bagi perempuan atau ibu rumah tangga, sehingga perjudian tidak membawa dampak negative atau potensi konflik terhadap keutuhan rumah tangga dari sebuah keluarga.","PeriodicalId":149726,"journal":{"name":"Sabda: Jurnal Teologi Kristen","volume":"116 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133095208","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This paper aims to straighten out an understanding of martyrdom in relation to acts of radicalism in Christianity. radicalism which is synonymous with violence has always succeeded in providing a record of how many lives were victims of this action. Many think that the perpetrators of radicalism who died in their actions were martyrs. However, the concept of martyrdom must be seen further, because martyrdom is not just a concept of sacrificing one's life, but also a life that manifests faith through the actions of daily life. These two concepts also involve the theory of suicide to see clearly whether radical actions are more worthy of being called martyrdom or suicide. Furthermore, the author wants to provide an explanation regarding the Christian view, especially regarding the concept of salvation in viewing radicalism actions that occur, whether they are in accordance with God's will or contrary, and what actions should be carried out as people who believe and who have been chosen to be saved. In this paper, the author uses qualitative research methods by conducting literature studies to obtain a conclusion from the problem being studied.
{"title":"Radikalisme Agama: Mati Martir atau Bunuh Diri? Pemahaman Teologis Konsep Keselamatan dalam Kaitannya dengan Kelompok Radikal Kristen","authors":"Efrim Wildatri","doi":"10.55097/sabda.v3i2.60","DOIUrl":"https://doi.org/10.55097/sabda.v3i2.60","url":null,"abstract":"This paper aims to straighten out an understanding of martyrdom in relation to acts of radicalism in Christianity. radicalism which is synonymous with violence has always succeeded in providing a record of how many lives were victims of this action. Many think that the perpetrators of radicalism who died in their actions were martyrs. However, the concept of martyrdom must be seen further, because martyrdom is not just a concept of sacrificing one's life, but also a life that manifests faith through the actions of daily life. These two concepts also involve the theory of suicide to see clearly whether radical actions are more worthy of being called martyrdom or suicide. Furthermore, the author wants to provide an explanation regarding the Christian view, especially regarding the concept of salvation in viewing radicalism actions that occur, whether they are in accordance with God's will or contrary, and what actions should be carried out as people who believe and who have been chosen to be saved. In this paper, the author uses qualitative research methods by conducting literature studies to obtain a conclusion from the problem being studied.","PeriodicalId":149726,"journal":{"name":"Sabda: Jurnal Teologi Kristen","volume":"548 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127659906","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kitab Yoel ini memiliki respon teologis yang mengarah kepada alam fisik yang terjadi pada zaman itu.Oleh karena itu Tuhan memberikan janji pemulihan sebagai pendekatan ekologis ini mengarah kepada perubahan dan pemulihan lingkungan dan adaptasi manusia.Tuhan menjanjikan pemulihan dan perubahan kepada manusia melalui lingkungan fisik dan memiliki ketergantungan antara manusia dengan alam yaitu dengan memanfaatkan tanah,tumbuhan-tumbuhan,dan binatang sebagai ekosistem.Tuhan menciptakan manusia itu supaya dapat memelihara dan alam duniawi,manusia memiliki wewenang atas alam.Dengan demikian Tuhan menjanjikan pemulihan dan memberikan tanggung jawab kepada manusia supaya alam ini dapat dipelihara dan dibaharui.Manusia dapat mengelola tanah sebagai sumber daya alam.
{"title":"Eksposisi Tafsir Yoel 2:18-32 :Janji Nubuat Tentang Pemulihan Dalam Pendekatan Ekologis","authors":"Sapna Andiplata Samoiri","doi":"10.55097/sabda.v3i2.58","DOIUrl":"https://doi.org/10.55097/sabda.v3i2.58","url":null,"abstract":"Kitab Yoel ini memiliki respon teologis yang mengarah kepada alam fisik yang terjadi pada zaman itu.Oleh karena itu Tuhan memberikan janji pemulihan sebagai pendekatan ekologis ini mengarah kepada perubahan dan pemulihan lingkungan dan adaptasi manusia.Tuhan menjanjikan pemulihan dan perubahan kepada manusia melalui lingkungan fisik dan memiliki ketergantungan antara manusia dengan alam yaitu dengan memanfaatkan tanah,tumbuhan-tumbuhan,dan binatang sebagai ekosistem.Tuhan menciptakan manusia itu supaya dapat memelihara dan alam duniawi,manusia memiliki wewenang atas alam.Dengan demikian Tuhan menjanjikan pemulihan dan memberikan tanggung jawab kepada manusia supaya alam ini dapat dipelihara dan dibaharui.Manusia dapat mengelola tanah sebagai sumber daya alam.","PeriodicalId":149726,"journal":{"name":"Sabda: Jurnal Teologi Kristen","volume":"193 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121471602","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The importance of Morality for Christian life. In this article, the author talks about how to be a Christian with good morals, love others, and of course have an impact on the lives of the surrounding community. In this case, the author invites Christians not only to care about the people around them but how Christians care, embrace marginalized people who have nothing. Apart from that, as Christians, we must play an important role in the sense that we are to be examples for our neighbors. This study of Deuteronomy discusses how a Christian can love his fellow human beings. In this article, the author also uses the legal interpretation method. The research result of this article is a Christian who loves others and obeys God. Which of course is reflected in the life of these Christians. For this reason, every Christian must obey and follow the commands that God has given to His people. Because God sees the obedience of each person in maintaining his covenant with God.
{"title":"PENTINGNYA MORALITAS BAGI KEHIDUPAN ORANG KRISTEN BERDASARKAN ULANGAN 24 :14-15","authors":"Irafanda Salauwe","doi":"10.55097/sabda.v3i2.27","DOIUrl":"https://doi.org/10.55097/sabda.v3i2.27","url":null,"abstract":"The importance of Morality for Christian life. In this article, the author talks about how to be a Christian with good morals, love others, and of course have an impact on the lives of the surrounding community. In this case, the author invites Christians not only to care about the people around them but how Christians care, embrace marginalized people who have nothing. Apart from that, as Christians, we must play an important role in the sense that we are to be examples for our neighbors. This study of Deuteronomy discusses how a Christian can love his fellow human beings. In this article, the author also uses the legal interpretation method. The research result of this article is a Christian who loves others and obeys God. Which of course is reflected in the life of these Christians. For this reason, every Christian must obey and follow the commands that God has given to His people. Because God sees the obedience of each person in maintaining his covenant with God. ","PeriodicalId":149726,"journal":{"name":"Sabda: Jurnal Teologi Kristen","volume":"85 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134216287","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Saturnina Elisa, Wulan Agung, Yonatan Alex Arifianto
Memberikan suatu pengertian mengenai Profesional guru kepemimpinan pendidikan agama Kristen bagi setiap guru pendidikan agama Kristen, dalam meningkatkan suatu keberhasilan dari tujuan pendidikan agama Kristen dengan menghadapi suatu hambatan atau tantangan bagi guru sehingga hasilnya para murid dapat mengimplementasikannya nilai-nilai Kristen dalam kehidupan sehari-hari mereka baik dilingkungan keluarga maupan ditengah-tengah masyarakat. Melalui profesional guru kepemimpinan pendidkan agama Kristen, dengan metode kualitatif deskriptif peneliti menganalisis dengan studi pustaka untuk dapat memberikan suatu pemahaman mengenai Profesional guru kepemimpinan pendidikan agama Kristen agar guru dapat menerapkan dan menghasilkan suatu keberhasilan dalam pendidikan Kristen.
{"title":"Profesional Guru Pendidkan Agama Kristen dalam Kepemimpinan Kristen","authors":"Saturnina Elisa, Wulan Agung, Yonatan Alex Arifianto","doi":"10.55097/sabda.v3i1.37","DOIUrl":"https://doi.org/10.55097/sabda.v3i1.37","url":null,"abstract":"Memberikan suatu pengertian mengenai Profesional guru kepemimpinan pendidikan agama Kristen bagi setiap guru pendidikan agama Kristen, dalam meningkatkan suatu keberhasilan dari tujuan pendidikan agama Kristen dengan menghadapi suatu hambatan atau tantangan bagi guru sehingga hasilnya para murid dapat mengimplementasikannya nilai-nilai Kristen dalam kehidupan sehari-hari mereka baik dilingkungan keluarga maupan ditengah-tengah masyarakat. Melalui profesional guru kepemimpinan pendidkan agama Kristen, dengan metode kualitatif deskriptif peneliti menganalisis dengan studi pustaka untuk dapat memberikan suatu pemahaman mengenai Profesional guru kepemimpinan pendidikan agama Kristen agar guru dapat menerapkan dan menghasilkan suatu keberhasilan dalam pendidikan Kristen.","PeriodicalId":149726,"journal":{"name":"Sabda: Jurnal Teologi Kristen","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124505526","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract:Discipleship is a familiar term used in pastoral or evangelistic ministries. However, discipleship is also not something that is easy for a pastor, pastor or spiritual person to do. Many Christians eho have become Christians but only use the status od christianity as a status that they consider as something ordinary. Not many Christians interpert Christianity as a gift to be grateful for. Not a few Christians also only focus on their salvation or enough to hold the status as christians, but they forget to pay attention, to their fellow human beings who still do not know christ. The term that is then held by Christians is work on their salvation, but this is misinterpreted ehich then makes some Christians are selfish and do not pay attention to their neighbors who also need Jesus in their lives. Not many Christians are aware that anyone can preach the good news about Jesus, the mistaken view that exists in christian society is that only pastors and councils are responsible for it. Abstrak:Pemuridan adalah istilah yang sudah tidak asing lagi digunakan dalam pelayanan penggembalaan atau penginjilan. Namun, pemuridan juga bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan oleh seorang pendeta, gembala, atau yang berada dalam lingkup kerohanian. Banyak orang kristen yang sudah menjadi kristen tetapi hanya memakai status kekristenan itu sebagai suatu status yang dianggap mereka sebagai sesuatu yang biasa saja. Tidak banyak orang kristen yang memaknai kekristenannya sebagai sesuatu anugerah yang patut disyukuri. Tidak sedikit juga orang kristen hanya fokus kepada keselamatannya saja atau cukup dengan menyandang status sebagai orang kristen, tetapi mereka lupa memperhatikan sesama mereka yang masih belum mengenal Kristus. Istilah yang kemudian dipegang oleh orang kristen adalah kerjakanlah keselamatannya, namum hal ini disalah artikan yang kemudian membuat beberapa oknum orang kristen bersifat egois dan tidak memperhatikan sesamanya yang membutuhkan Yesus pula dalam hidupnya. Tidak banyak Kristen yang menyadari bahwa siapapun bisa memberitakan kabar sukacita tentang Yesus, pandangan keliru yang ada dalam masyarakat kristen adalah hanya pendeta dan majelis saja yang bertanggung jawab akan hal itu.
摘要:门徒训练是一个常见的术语,用于教牧或传福音的事工中。然而,对牧师、牧师或属灵的人来说,门徒训练也不是一件容易的事。许多已经成为基督徒的基督徒,只是把旧基督教的地位当作一种他们认为很普通的地位。没有多少基督徒把基督教当作一份值得感恩的礼物。不少基督徒也只关注他们的救赎或足以保持基督徒的地位,但他们忘记了关注他们的同胞,他们仍然不认识基督。当时基督徒认为这个词是拯救他们的工作,但这个词被误解了,这使得一些基督徒很自私,不关心他们的邻居,他们的生活中也需要耶稣。没有多少基督徒意识到任何人都可以传讲关于耶稣的好消息,基督教社会中存在的错误观点是只有牧师和议会负责。摘要:Pemuridan adalah istilah yang sudah tidak asing lagi digunakan dalam pelayanan penggembalaan atau penginjilan。Namun, pemuridan juga bukanlah sessuatu yang mudah dilakukan oleh seorang pendeta, gembala, atau yang berada dalam lingkup kerhanian。Banyak orang kristen yang sudah menjadi kristen tetapi hanya memakai status kekristan itu sebagai suatu status yang dianggap mereka sebagai sesuatu yang biasa saja。Tidak banyak orang kristen yang memaknai kekristenannya sebagai sessuatu anugerah yang patut disyukuri。Tidak sedikit juga orang kristen hanya fkus kepada keselamatannya saja atau cuup dengan menyandang status sebagai orang kristen, tetapi mereka lupa成员perhatikan sesama mereka yang masih belum mengenal kristas。Istilah yang kemudian dipegang oleh orang adalah kerjakanlah keselamatannya, namum hal ini disalah artikan yang kemudian成员beberapa oknum orang bersifat egois dan tidak成员perhatikan sesamanya yang membutuhkan Yesus pula dalam hidupnya。在这里,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是。
{"title":"PEMURIDAN: BERGERAK DENGAN ORANG YANG MAU BERGERAK DALAM KONTEKS KISAH PARA RASUL 15:35-41 DAN IMPLEMENTASINYA BAGI GEREJA MASA KINI","authors":"Febpriani Sampe","doi":"10.55097/sabda.v3i1.45","DOIUrl":"https://doi.org/10.55097/sabda.v3i1.45","url":null,"abstract":"Abstract:Discipleship is a familiar term used in pastoral or evangelistic ministries. However, discipleship is also not something that is easy for a pastor, pastor or spiritual person to do. Many Christians eho have become Christians but only use the status od christianity as a status that they consider as something ordinary. Not many Christians interpert Christianity as a gift to be grateful for. Not a few Christians also only focus on their salvation or enough to hold the status as christians, but they forget to pay attention, to their fellow human beings who still do not know christ. The term that is then held by Christians is work on their salvation, but this is misinterpreted ehich then makes some Christians are selfish and do not pay attention to their neighbors who also need Jesus in their lives. Not many Christians are aware that anyone can preach the good news about Jesus, the mistaken view that exists in christian society is that only pastors and councils are responsible for it. Abstrak:Pemuridan adalah istilah yang sudah tidak asing lagi digunakan dalam pelayanan penggembalaan atau penginjilan. Namun, pemuridan juga bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan oleh seorang pendeta, gembala, atau yang berada dalam lingkup kerohanian. Banyak orang kristen yang sudah menjadi kristen tetapi hanya memakai status kekristenan itu sebagai suatu status yang dianggap mereka sebagai sesuatu yang biasa saja. Tidak banyak orang kristen yang memaknai kekristenannya sebagai sesuatu anugerah yang patut disyukuri. Tidak sedikit juga orang kristen hanya fokus kepada keselamatannya saja atau cukup dengan menyandang status sebagai orang kristen, tetapi mereka lupa memperhatikan sesama mereka yang masih belum mengenal Kristus. Istilah yang kemudian dipegang oleh orang kristen adalah kerjakanlah keselamatannya, namum hal ini disalah artikan yang kemudian membuat beberapa oknum orang kristen bersifat egois dan tidak memperhatikan sesamanya yang membutuhkan Yesus pula dalam hidupnya. Tidak banyak Kristen yang menyadari bahwa siapapun bisa memberitakan kabar sukacita tentang Yesus, pandangan keliru yang ada dalam masyarakat kristen adalah hanya pendeta dan majelis saja yang bertanggung jawab akan hal itu. ","PeriodicalId":149726,"journal":{"name":"Sabda: Jurnal Teologi Kristen","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128920082","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
John Abraham Christiaan, Yusup Heri Harianto, Simon Simon
Since the establishment of Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) as a pandemic, the Indonesian government must adopt specific policies to prevent and break the chain of the Covid-19 spread. Such policies have significantly but negatively influenced people’s activities, particularly in the economic sector. The most affected class is those having low income or weak economic conditions. This problem is also experienced by many churches and church deacons. In facing this kind of situation, believers who have better economic capacity are required to take an active role by helping and funding the church’s treasury and assisting the church deacons. The results showed that the Covid-19 pandemic greatly affects the people’s economic condition including the declining church fund because all worship activities must be done online. However, one thing that pleases God and humans is that in such a situation, many believers and churches are still willing to serve the community in the deacons’ service tasks. The believers play an active role in funding the church’s treasury, and then the church sets the cash aside for diaconal services to the affected church and non-church community members by providing food, vitamins, and medicines. It is a reflection of the service that God wants. AbstrakSejak ditetapkanya Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) sebagai pandemi, pemerintah Indonesia harus mengambil kebijakan untuk mencegah dan memutus matarantai penyebaran Covid19. Dengan adanya kebijakan pemerintah, kegiatan masyarakat menurun drastis termasuk sektor ekonomi dan yang paling terdampak adalah kondisi perekonomian yang rendah. Kondisi ini juga dialami oleh beberapa gereja dan warga diakonia gereja. Dalam situasi demikian, orang percaya yang memiliki kemampuan ekonomi dituntut untuk berperan aktif melakukan kegiatan dengan membantu mengisi kas jemaat, da membantu dikonia gereja. Dari hasil Penelitian disimpulkan bahwa; masa pandemi Covid-19 berdampak pada kondisi perekonomian masyarakat termasuk menurunya kas gereja karena kegiatan ibadah dilakukan secara online. Sekalipun situasi sulit itu banyak orang percaya dan gereja tergerak untuk melayani masyarakat dalam tugas pelayanan diakonia. Cara-cara yang ditempuh orang percaya adalah berperan aktif mengisi kas gereja, kemudian gereja menyisihkan kas untuk pelayanan diakonia kepada warga gereja, dan warga masyarakat non gereja terdampak dengan turun langsung ke lapangan untuk memberikan bantuan bahan makanan, vitamin dan obat-obatan. Hal ini tentu menjadi suatu cermin pelayanan yang dikehendaki Tuhan. Kata Kunci: Diakonia, Pandemi Covid-19. Pelayanan, orang Percaya.
自2019冠状病毒病(Covid-19)被确定为大流行以来,印尼政府必须采取具体政策来预防和打破Covid-19的传播链。这些政策对人民的活动,特别是经济部门的活动产生了重大但消极的影响。受影响最大的阶层是那些低收入或经济状况不佳的阶层。很多教会和执事也有这个问题。面对这种情况,需要有较强经济能力的信徒积极参与,帮助和资助教会的财政,协助教会的执事。结果表明,新冠肺炎疫情严重影响了民众的经济状况,包括教会资金下降,因为所有礼拜活动都必须在网上进行。然而,令神和人高兴的是,在这种情况下,许多信徒和教会仍然愿意在执事的服务任务中为社区服务。信徒们在教会的财政中发挥积极的作用,然后教会通过提供食物、维生素和药物,为受影响的教会和非教会社区成员提供日常服务。它反映了神想要的服事。【摘要】2019年印度尼西亚冠状病毒病(Covid-19)大流行;我是杨振华,我是杨振华,我是杨振华,我是杨振华,我是杨振华。康迪西尼·杰里亚·杰里亚·杰里亚·杰里亚·杰里亚。我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。Dari hasil Penelitian disimpulse kan bahwa;2019冠状病毒病大流行的英文:新冠肺炎(Covid-19)Sekalipun情境:suit it banyak orange peraya dan gereja tergerak untuk melayani masyarakat dalam tugas pelayanan diakonia。Cara-cara yang ditempuh orang peraya adalah berperan aktif mengisi kas gereja, kemudian gereja menyisihkan kas untuk pelayanan diakonia kepada warga gereja, dan warga masyarakat non gereja terdampak dengan turun langsung ke lapangan untuk memberikan bantuan bahan makanan,维生素dan obat-obatan。哈尔尼尼tentu menjadi suatu cermin pelayanan yang dikehendaki Tuhan。Kata Kunci: Diakonia, Covid-19大流行。佩拉亚南,橙色佩拉亚南。
{"title":"Peranan Orang Percaya Dalam Pelayanan Diakonia Dimasa Pandemi Covid-19","authors":"John Abraham Christiaan, Yusup Heri Harianto, Simon Simon","doi":"10.55097/sabda.v3i1.40","DOIUrl":"https://doi.org/10.55097/sabda.v3i1.40","url":null,"abstract":" Since the establishment of Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) as a pandemic, the Indonesian government must adopt specific policies to prevent and break the chain of the Covid-19 spread. Such policies have significantly but negatively influenced people’s activities, particularly in the economic sector. The most affected class is those having low income or weak economic conditions. This problem is also experienced by many churches and church deacons. In facing this kind of situation, believers who have better economic capacity are required to take an active role by helping and funding the church’s treasury and assisting the church deacons. The results showed that the Covid-19 pandemic greatly affects the people’s economic condition including the declining church fund because all worship activities must be done online. However, one thing that pleases God and humans is that in such a situation, many believers and churches are still willing to serve the community in the deacons’ service tasks. The believers play an active role in funding the church’s treasury, and then the church sets the cash aside for diaconal services to the affected church and non-church community members by providing food, vitamins, and medicines. It is a reflection of the service that God wants. AbstrakSejak ditetapkanya Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) sebagai pandemi, pemerintah Indonesia harus mengambil kebijakan untuk mencegah dan memutus matarantai penyebaran Covid19. Dengan adanya kebijakan pemerintah, kegiatan masyarakat menurun drastis termasuk sektor ekonomi dan yang paling terdampak adalah kondisi perekonomian yang rendah. Kondisi ini juga dialami oleh beberapa gereja dan warga diakonia gereja. Dalam situasi demikian, orang percaya yang memiliki kemampuan ekonomi dituntut untuk berperan aktif melakukan kegiatan dengan membantu mengisi kas jemaat, da membantu dikonia gereja. Dari hasil Penelitian disimpulkan bahwa; masa pandemi Covid-19 berdampak pada kondisi perekonomian masyarakat termasuk menurunya kas gereja karena kegiatan ibadah dilakukan secara online. Sekalipun situasi sulit itu banyak orang percaya dan gereja tergerak untuk melayani masyarakat dalam tugas pelayanan diakonia. Cara-cara yang ditempuh orang percaya adalah berperan aktif mengisi kas gereja, kemudian gereja menyisihkan kas untuk pelayanan diakonia kepada warga gereja, dan warga masyarakat non gereja terdampak dengan turun langsung ke lapangan untuk memberikan bantuan bahan makanan, vitamin dan obat-obatan. Hal ini tentu menjadi suatu cermin pelayanan yang dikehendaki Tuhan. Kata Kunci: Diakonia, Pandemi Covid-19. Pelayanan, orang Percaya.","PeriodicalId":149726,"journal":{"name":"Sabda: Jurnal Teologi Kristen","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130659356","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yakub Hendrawan Perangin Angin, Tri Astuti Yeniretnowati, Lindin Anderson
Pemuridan pernikahan dalam hal ini melalui Kelompok Tumbuh Bersama Pasangan suami istri merupakan ide dan gagasan yang sebenarnya sudah lama ada, karena merupakan bentuk dan metode lainnya dari sekian banyak pelayanan pemuridan. Pelayanan bagi pasangan suami istri adalah sangat penting dan diperlukan terlebih dalam kehidupan pernikahan dan gereja dewasa ini yang begitu banyak mengalami tantangan. Penelitian ini dilakukan dengan metode riset pustaka. Hasil penelitian ini menyatakan ada empat implikasi dari pasutri yang dimuridkan bagi pendidikan keluarga Kristen guna ketahanan pernikahan, yaitu: Pertama, Pernikahan Yang Menyaksikan Yesus Sang Juru Selamat. Kedua, Pasutri Yang Konsisten Menjalankan Amanat Agung. Ketiga, Pasutri yang Saling Belajar Terus Menerus. Keempat, Pasutri yang Semakin Memperkaya, Memperindah, dan Memberdayakan Pasangan.
{"title":"IMPLIKASI PEMURIDAN PASUTRI DALAM PENDIDIKAN KELUARGA KRISTEN GUNA KETAHANAN PERNIKAHAN","authors":"Yakub Hendrawan Perangin Angin, Tri Astuti Yeniretnowati, Lindin Anderson","doi":"10.55097/sabda.v3i1.39","DOIUrl":"https://doi.org/10.55097/sabda.v3i1.39","url":null,"abstract":"Pemuridan pernikahan dalam hal ini melalui Kelompok Tumbuh Bersama Pasangan suami istri merupakan ide dan gagasan yang sebenarnya sudah lama ada, karena merupakan bentuk dan metode lainnya dari sekian banyak pelayanan pemuridan. Pelayanan bagi pasangan suami istri adalah sangat penting dan diperlukan terlebih dalam kehidupan pernikahan dan gereja dewasa ini yang begitu banyak mengalami tantangan. Penelitian ini dilakukan dengan metode riset pustaka. Hasil penelitian ini menyatakan ada empat implikasi dari pasutri yang dimuridkan bagi pendidikan keluarga Kristen guna ketahanan pernikahan, yaitu: Pertama, Pernikahan Yang Menyaksikan Yesus Sang Juru Selamat. Kedua, Pasutri Yang Konsisten Menjalankan Amanat Agung. Ketiga, Pasutri yang Saling Belajar Terus Menerus. Keempat, Pasutri yang Semakin Memperkaya, Memperindah, dan Memberdayakan Pasangan.","PeriodicalId":149726,"journal":{"name":"Sabda: Jurnal Teologi Kristen","volume":" 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132041818","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}