The period in which believers live today is a time marked by the ease with which information is obtained. Unfortunately not all information is good, correct, and useful because there is a lot of information circulating out there that is deliberately created to spread hatred, lies, moral depravity, and various other acts that are contrary to Christian faith. The purpose of this article's research is to illustrate the important role that parents in Christian families can play in overcoming the disinformation impact of the Pentecostal theological framework. In this study, researchers used a descriptive analysis method and literature review. The results of this study offer four practical steps that parents in Christian families can take in stemming disinformation in their families, namely by taking protective measures in the form of regulating and restricting children's access to the internet, providing assistance, opening discussion spaces, and being examples that can be followed. by the child.
{"title":"Memitigasi Peran Orang Tua Di Keluarga Kristen Dalam Menanggulangi Dampak Disinformasi Dari Bingkai Teologi Pentakosta","authors":"Kosma Manurung","doi":"10.55097/sabda.v2i1.18","DOIUrl":"https://doi.org/10.55097/sabda.v2i1.18","url":null,"abstract":"The period in which believers live today is a time marked by the ease with which information is obtained. Unfortunately not all information is good, correct, and useful because there is a lot of information circulating out there that is deliberately created to spread hatred, lies, moral depravity, and various other acts that are contrary to Christian faith. The purpose of this article's research is to illustrate the important role that parents in Christian families can play in overcoming the disinformation impact of the Pentecostal theological framework. In this study, researchers used a descriptive analysis method and literature review. The results of this study offer four practical steps that parents in Christian families can take in stemming disinformation in their families, namely by taking protective measures in the form of regulating and restricting children's access to the internet, providing assistance, opening discussion spaces, and being examples that can be followed. by the child.","PeriodicalId":149726,"journal":{"name":"Sabda: Jurnal Teologi Kristen","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123685397","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Peran gembala dalam memberitakan Injil harus menjadi contoh dan teladan bagi jemaatnya. Namun banyak yang tidak menyadari bahwa peran penginjilan adalah bagian terpenting dari pertumbuhan gereja. Menggunakan metode kualitatif deskritif dalam pendekatan studi literatur dan kajian eksegesa maka tinjauan Teologis peran gembala dalam aktualisasi misi berdasarkan 2 Timotius 4:1-2 harus didasarkan kepada pengertian yang benar akan adanya hakikat misi dan aktualisasinya, dengan mengerti terhadap analisi teks dari eksegese 2 Timotius 4 :1-2, yang mana hal tersebut dapat memberikan konsep dalamkajian teologis bahwa gembala yang pertama, gembala dalam memberitakan Injil harus memberitakan Firman Sebagai bagian dari Penyataan Allah dan tugas kerajaanNya. Kedua gembala mengerti akan esensi berita adalah Firman Allah. Ketiga maka gembala harus bersiap sedia disegala keadaan dan waktu dan yang terakhir gembala harus bersikap dalam Kebenaran dalam mengahadapi orang yang belum mengenal Yesus. sehingga peran gembala dapat menjadi dampak dan berkat bila tanggung jawab tersebut dikerjakan dengan benar.
{"title":"Tinjauan Teologis Peran Gembala dalam Aktualisasi Misi Berdasarkan 2 Timotius 4:1-2","authors":"Gideon Rusli, Yonatan Alex Arifianto","doi":"10.55097/sabda.v2i1.26","DOIUrl":"https://doi.org/10.55097/sabda.v2i1.26","url":null,"abstract":"Peran gembala dalam memberitakan Injil harus menjadi contoh dan teladan bagi jemaatnya. Namun banyak yang tidak menyadari bahwa peran penginjilan adalah bagian terpenting dari pertumbuhan gereja. Menggunakan metode kualitatif deskritif dalam pendekatan studi literatur dan kajian eksegesa maka tinjauan Teologis peran gembala dalam aktualisasi misi berdasarkan 2 Timotius 4:1-2 harus didasarkan kepada pengertian yang benar akan adanya hakikat misi dan aktualisasinya, dengan mengerti terhadap analisi teks dari eksegese 2 Timotius 4 :1-2, yang mana hal tersebut dapat memberikan konsep dalamkajian teologis bahwa gembala yang pertama, gembala dalam memberitakan Injil harus memberitakan Firman Sebagai bagian dari Penyataan Allah dan tugas kerajaanNya. Kedua gembala mengerti akan esensi berita adalah Firman Allah. Ketiga maka gembala harus bersiap sedia disegala keadaan dan waktu dan yang terakhir gembala harus bersikap dalam Kebenaran dalam mengahadapi orang yang belum mengenal Yesus. sehingga peran gembala dapat menjadi dampak dan berkat bila tanggung jawab tersebut dikerjakan dengan benar. ","PeriodicalId":149726,"journal":{"name":"Sabda: Jurnal Teologi Kristen","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129593038","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Character is one of the elements related to the principles and values of life that influence a person's thoughts, attitudes and behavior. To be a servant of God is a call from God personally to the person He wants. Many servants of God lose the focus of their ministry and lose God's character in their lives. A pastor in ministry must have the character of a servant of GodThe method in writing scientific papers is descriptive qualitative using literature study. The concept of the character of God's servants in 1 Timothy 6: 11-12, namely: First, stay away from all forms of evil. All forms of crime such as arrogance or pretending to be ignorant, looking for questions and fighting words that cause envy, injury, slander, suspicion, and bickering, wrong motivation in worship (1 Tim. 6: 4-5), greed / greed that is shown love of money (1 Tim. 6: 9-10. Second, pursuing all forms of virtue, which are the principles and nature of serving God and others. The first form of virtue is justice. Timothy must pursue justice, worship or piety, faithfulness, love. , patience, gentleness (1 Tim. 6:11), Third, defend his vocation by competing in a good / true faith contest (1 Tim. 6:12) Keywords: Concept, Character, Servant of God. Abstrak Karakter adalah salah satu unsur yang terkait dengan prinsip dan nilai hidup yang mempengaruhi pikiran, sikap, serta perilaku seseorang. Menjadi hamba Tuhan adalah sebuah panggilan dari Allah secara pribadi kepada orang yang dikehendakiNya. Banyak hamba-hamba Tuhan kehilangan fokus pelayanan dan kehilangan karakter Allah dalam kehidupannya. Seorang gembala dalam pelayanan harus memiliki karakter hamba TuhanMetode dalam penulisan karya ilmiah ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan studi pustaka . Konsep tentang karakter hamba Tuhan dalam 1 Timotius 6:11-12 yaitu:Pertama, menjauhi segala bentuk kejahatan. Segala bentuk kejahatan seperti kesombongan atau berlagak tahu, mencari-cari soal dan bersilat kata yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga, dan percekcokan, motivasi yang salah dalam beribadah (1 Tim. 6:4-5), keserakahan/ketamakan yang ditunjukkan cinta uang (1 Tim. 6:9-10.Kedua, mengejar segala bentuk kebajikan, yang menjadi prinsip dan sifat dasar dalam melayani Tuhan dan sesama. Bentuk kebajikan yang pertama adalah keadilan. Timotius harus mengejar keadilan , ibadah atau kesalehan, Kesetiaan. kasih, kesabaran, kelemah-lembutan (1 Tim.6:11), Ketiga, mempertahankan panggilannya dengan cara bertanding dalam pertandingan iman yang baik/benar (1 Tim.6:12) Kata kunci: Konsep, Karakter, Hamba Tuhan.
性格是影响一个人的思想、态度和行为的生活原则和价值观的要素之一。做神的仆人是神亲自呼召他所要的人。许多神的仆人失去了他们事奉的焦点,在他们的生活中失去了神的品格。科学论文的写作方法是用文献研究法进行描述定性研究。提摩太前书6:11 -12中神仆人品格的概念,即:第一,远离一切形式的邪恶。所有形式的犯罪,如傲慢或假装无知,寻找问题和打架的话,引起嫉妒,伤害,诽谤,怀疑和争吵,错误的崇拜动机(提前6:4 -5),贪婪/贪婪表现出对金钱的爱(提前6:9 -10)。第二,追求各种形式的美德,这是服务上帝和他人的原则和本质。美德的第一种形式是正义。提摩太必须追求正义,敬拜或虔诚,忠诚,爱。(提前6:11)第三,捍卫自己的圣召,在良善/真信心的竞赛中竞争(提前6:12)关键词:观念,品格,神的仆人。【摘要】【中文摘要】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】Menjadi hamba Tuhan adalah sebuah panggilan dari Allah secara pribadi kepada orang yang dikehendakiNya。Banyak hamba-hamba Tuhan kehilangan fokus pelayanan dan kehilangan karakter Allah dalam kehidupannya。Seorang gembala dalam pelayanan harus memoriliki karakter hamba TuhanMetode dalam penulisan karya ilmiia ini adalah deskprif quality of dengan menggunakan studi pustaka。提摩太前书6:11-12 yitu:Pertama, menjauhi segala bentuk kejahatan。Segala bentuk kejahan seperti kesombongan atau berlagak tahu, mencari-cari soal dan bersilat kata yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga, dan percekcokan, motivasi yang salah dalam beribadah(提前6:4-5),keserakahan/ketamakan yang ditunjukkan cinta ang(提前6:9-10)。Kedua, mengejar segala bentuk kebajikan, yang menjadi prinsip dan sifat dasar dalam melayani Tuhan dan sesama。Bentuk kebajikan yang pertama adalah keadilan。Timotius harus mengejar keadilan, ibadah atau kesalehan, Kesetiaan。kasih, kesabaran, kelemah-lembutan(提摩太前书6:11),Ketiga, mempertahankan panggilannya dengan cara .(提摩太前书6:12)Kata kunci: Konsep, Karakter, Hamba Tuhan。
{"title":"Karakater Hamba Tuhan Menurut 1 Timotius 6:11-12","authors":"S. Hadi","doi":"10.55097/sabda.v1i2.15","DOIUrl":"https://doi.org/10.55097/sabda.v1i2.15","url":null,"abstract":"Character is one of the elements related to the principles and values of life that influence a person's thoughts, attitudes and behavior. To be a servant of God is a call from God personally to the person He wants. Many servants of God lose the focus of their ministry and lose God's character in their lives. A pastor in ministry must have the character of a servant of GodThe method in writing scientific papers is descriptive qualitative using literature study. The concept of the character of God's servants in 1 Timothy 6: 11-12, namely: First, stay away from all forms of evil. All forms of crime such as arrogance or pretending to be ignorant, looking for questions and fighting words that cause envy, injury, slander, suspicion, and bickering, wrong motivation in worship (1 Tim. 6: 4-5), greed / greed that is shown love of money (1 Tim. 6: 9-10. Second, pursuing all forms of virtue, which are the principles and nature of serving God and others. The first form of virtue is justice. Timothy must pursue justice, worship or piety, faithfulness, love. , patience, gentleness (1 Tim. 6:11), Third, defend his vocation by competing in a good / true faith contest (1 Tim. 6:12) Keywords: Concept, Character, Servant of God. Abstrak Karakter adalah salah satu unsur yang terkait dengan prinsip dan nilai hidup yang mempengaruhi pikiran, sikap, serta perilaku seseorang. Menjadi hamba Tuhan adalah sebuah panggilan dari Allah secara pribadi kepada orang yang dikehendakiNya. Banyak hamba-hamba Tuhan kehilangan fokus pelayanan dan kehilangan karakter Allah dalam kehidupannya. Seorang gembala dalam pelayanan harus memiliki karakter hamba TuhanMetode dalam penulisan karya ilmiah ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan studi pustaka . Konsep tentang karakter hamba Tuhan dalam 1 Timotius 6:11-12 yaitu:Pertama, menjauhi segala bentuk kejahatan. Segala bentuk kejahatan seperti kesombongan atau berlagak tahu, mencari-cari soal dan bersilat kata yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga, dan percekcokan, motivasi yang salah dalam beribadah (1 Tim. 6:4-5), keserakahan/ketamakan yang ditunjukkan cinta uang (1 Tim. 6:9-10.Kedua, mengejar segala bentuk kebajikan, yang menjadi prinsip dan sifat dasar dalam melayani Tuhan dan sesama. Bentuk kebajikan yang pertama adalah keadilan. Timotius harus mengejar keadilan , ibadah atau kesalehan, Kesetiaan. kasih, kesabaran, kelemah-lembutan (1 Tim.6:11), Ketiga, mempertahankan panggilannya dengan cara bertanding dalam pertandingan iman yang baik/benar (1 Tim.6:12) Kata kunci: Konsep, Karakter, Hamba Tuhan.","PeriodicalId":149726,"journal":{"name":"Sabda: Jurnal Teologi Kristen","volume":"91 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128015859","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
AbstractLife of the Pastor as a Spiritual Leader of the Family and the Church, based on the letter of I Peter 5: 2; who will explain the basic vocation to be a pastor with his main task as the spiritual leader of the family and the church.This research to highlight the spiritual life of the pastor, spiritual leadership in the family and church. This study uses a literature study approach with descriptive presentation, as well as field observations; that a pastor has the main calling and duty as a spiritual leader in the family and the church. Thus, it is concluded that before leading the spiritual life of the congregation, a pastor must be able to lead the spiritual life of the family. Keywords: Pastor; Family Spiritual Leaders; Church Spiritual Leaders. AbstrakKehidupan Gembala Sidang Sebagai Pemimpin Rohani Keluarga Dan Jemaat, berdasarkan surat I Petrus 5:2; yang akan menjelaskan mengenai dasar panggilan menjadi seorang gembala sidang dengan tugas utamanya sebagai pemimpin rohani keluarga dan jemaat.Penelitian ini bertujuan mengetengahkan kehidupan rohani gembala sidang, kepemimpinan rohani dalam keluarga dan jemaat. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi literatur dengan penyajian deskriptif, serta observasi lapangan; bahwa seorang gembala sidang memiliki panggilan dan tugas utama sebagai pemimpin rohani dalam keluarga dan jemaat. Dengan demikian, disimpulkan bahwa seorang gembala sidang sebelum memimpin kehidupan rohani jemaat harus mampu memimpin kehidupan rohani keluaraga. Kata kunci: Gembala Sidang; Pemimpin Rohani Keluarga; Pemimpin Rohani Jemaat
【摘要】从彼得前书5:2看牧师作为家庭和教会精神领袖的生活;他将解释作为牧师的基本职业,他的主要任务是作为家庭和教会的精神领袖。本研究着重强调牧师的属灵生活、家庭和教会的属灵领导。本研究采用文献研究法,结合描述性陈述和实地观察;牧师作为家庭和教会的属灵领袖有主要的呼召和责任。由此得出结论,在带领会众的属灵生活之前,牧师必须能够带领家庭的属灵生活。关键词:牧师;家庭属灵领袖;教会属灵领袖。[摘要]kehidupan Gembala Sidang Sebagai Pemimpin Rohani Keluarga Dan Jemaat, berdasarkan surat I Petrus 5:2;Yang akan menjelaskan mengenai dasar panggilan menjadi seorang gembala sidang dengan tugas utamanya sebagai pemimpin rohani keluarga Dan jemaat。Penelitian ini bertujuan mengetengahkan kehidupan rohani gembala sidang, kepemimpinan rohani dalam keluarga dan jemaat。penpentian ini menggunakan pendekatan研究文学登根penyajian写作,serta observasi lapangan;Bahwa seorang gembala sidang memiliki panggilan Dan tugas utama sebagai pemimpin rohani dalam keluarga Dan jemaat。邓甘德米肯,dispulkan bahwa seorang gembala sidang sebelum memimpin kehidupan rohani jemaat harus mampu memimpin kehidupan rohani keluaraga。Kata kunci: Gembala Sidang;Pemimpin Rohani Keluarga;Pemimpin Rohani Jemaat
{"title":"Gembala Sidang Pemimpin Rohani Keluarga Dan Jemaat Menurut 1 Petrus 5:2","authors":"K. Utomo","doi":"10.55097/sabda.v1i2.10","DOIUrl":"https://doi.org/10.55097/sabda.v1i2.10","url":null,"abstract":"AbstractLife of the Pastor as a Spiritual Leader of the Family and the Church, based on the letter of I Peter 5: 2; who will explain the basic vocation to be a pastor with his main task as the spiritual leader of the family and the church.This research to highlight the spiritual life of the pastor, spiritual leadership in the family and church. This study uses a literature study approach with descriptive presentation, as well as field observations; that a pastor has the main calling and duty as a spiritual leader in the family and the church. Thus, it is concluded that before leading the spiritual life of the congregation, a pastor must be able to lead the spiritual life of the family. Keywords: Pastor; Family Spiritual Leaders; Church Spiritual Leaders. AbstrakKehidupan Gembala Sidang Sebagai Pemimpin Rohani Keluarga Dan Jemaat, berdasarkan surat I Petrus 5:2; yang akan menjelaskan mengenai dasar panggilan menjadi seorang gembala sidang dengan tugas utamanya sebagai pemimpin rohani keluarga dan jemaat.Penelitian ini bertujuan mengetengahkan kehidupan rohani gembala sidang, kepemimpinan rohani dalam keluarga dan jemaat. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi literatur dengan penyajian deskriptif, serta observasi lapangan; bahwa seorang gembala sidang memiliki panggilan dan tugas utama sebagai pemimpin rohani dalam keluarga dan jemaat. Dengan demikian, disimpulkan bahwa seorang gembala sidang sebelum memimpin kehidupan rohani jemaat harus mampu memimpin kehidupan rohani keluaraga. Kata kunci: Gembala Sidang; Pemimpin Rohani Keluarga; Pemimpin Rohani Jemaat","PeriodicalId":149726,"journal":{"name":"Sabda: Jurnal Teologi Kristen","volume":"137 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120818878","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
My righteous people will live by faith. Because without faith it is impossible to please God, because faith is the basis and evidence. Every believer must be able to practice his faith in everyday life. Faith as big as a mustard seed can move mountains. Quality faith is faith that has power. True faith is in accordance with the will of God which comes from God. Active faith. Faith without doubt. Faith that is completely surrendered to God without hesitation. What is the description of that mountain-moving faith? The author uses a qualitative descriptive study method from literature / literature sources that support this writing. Hopefully the results of this research can help every believer / Christian to be able to properly actualize his faith in this pluralistic society. Christians or believers can account for their faith appropriately and rightly before this world.
{"title":"Deskripsi Tentang Iman Yang Memindahkan Gunung Menurut Perspektif Alkitab Matius 17:20","authors":"Gideon Ricu Sele","doi":"10.55097/sabda.v1i2.12","DOIUrl":"https://doi.org/10.55097/sabda.v1i2.12","url":null,"abstract":"My righteous people will live by faith. Because without faith it is impossible to please God, because faith is the basis and evidence. Every believer must be able to practice his faith in everyday life. Faith as big as a mustard seed can move mountains. Quality faith is faith that has power. True faith is in accordance with the will of God which comes from God. Active faith. Faith without doubt. Faith that is completely surrendered to God without hesitation. What is the description of that mountain-moving faith? The author uses a qualitative descriptive study method from literature / literature sources that support this writing. Hopefully the results of this research can help every believer / Christian to be able to properly actualize his faith in this pluralistic society. Christians or believers can account for their faith appropriately and rightly before this world.","PeriodicalId":149726,"journal":{"name":"Sabda: Jurnal Teologi Kristen","volume":"81 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125139876","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Believers and churches have the wrong mindset towards the basic concepts of missiology that will result in not maximally preaching the good news to others. This wrong paradigm needs to be reduced as part of the motivation to evangelize. The author describes by using a descriptive qualitative approach, this research can be started by describing the mission in the values and basis of the Bible, then providing an understanding of the importance of reducing wrong paradigms and providing the concept of mission in Bible truth so that believers can actualize the mission with the right spirit and motivation. Since there is no excuse not to go on a mission, the gospel must be preached. Therefore, believers can be in God's mission through everything that is built into the correct paradigm of missiology. Orang percaya dan gereja memiliki mindset yang salah terhadap konsep dasar misiologi akan mengakibatkan tidak maksimalnya pemberitaan kabar baik bagi orang lain. Paradigma yang salah tersebut perlu direduksi sebagai bagian motivasi untuk menginjil. penulis mendeskripsikan dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif penelitian ini dapat dimulai dengan mendeskripsikan misi dalam nilai dan dasar Alkitab selanjutnya memberikan pemahaman begitu pentingnya mereduksi paradigma yang salah dan memberikan konsep misi dalam kebenaran Alkitab sehuingga orang percaya dapat mengaktualisasi misi dengan semangat dan motivasi yang benar. Karena tidak ada alasan untuk tidak melaksanakan misi, injil harus diberitakan. Maka itu orang percaya dapat berada dalam misinya Tuhan melalui setiap apa yang dibangun dalam paradigma yang benar tentang misiologi.
信徒和教会对宣教的基本概念有错误的心态,这将导致不能最大限度地向他人传讲好消息。这种错误的模式需要减少,作为传福音动机的一部分。本文采用描述定性的方法,首先从圣经的价值观和基础中描述宣教,然后提供对减少错误范式的重要性的理解,并提供圣经真理中的宣教概念,以便信徒能够以正确的精神和动力来实现宣教。既然没有借口不去宣教,福音就必须传讲。因此,信徒可以通过建立在正确的宣教模式中的一切来参与神的使命。橙色的象征象征着一种快乐,一种快乐,一种快乐,一种快乐,一种快乐,一种快乐。范例yang salah tersebut perlu direduksi sebagai bagian motivasi untuk menginjil。这句话的意思是:“我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。”Karena tidak ada alasan untuk tidak melaksanakan misi, injil harus diberitakan。Maka itu orang peraya dapat berada dalam misinya Tuhan melalui seap apa yang dibanjun dalam paradigm yang benar tentonmisiology。
{"title":"Membangun Paradigma Tentang Misi sebagai Landasan dan Motivasi untuk mengaktualisasi Amanat Agung","authors":"Yonatan Alex Arifianto, Wulan Agung, S. Tamtomo","doi":"10.55097/sabda.v1i2.13","DOIUrl":"https://doi.org/10.55097/sabda.v1i2.13","url":null,"abstract":"Believers and churches have the wrong mindset towards the basic concepts of missiology that will result in not maximally preaching the good news to others. This wrong paradigm needs to be reduced as part of the motivation to evangelize. The author describes by using a descriptive qualitative approach, this research can be started by describing the mission in the values and basis of the Bible, then providing an understanding of the importance of reducing wrong paradigms and providing the concept of mission in Bible truth so that believers can actualize the mission with the right spirit and motivation. Since there is no excuse not to go on a mission, the gospel must be preached. Therefore, believers can be in God's mission through everything that is built into the correct paradigm of missiology. Orang percaya dan gereja memiliki mindset yang salah terhadap konsep dasar misiologi akan mengakibatkan tidak maksimalnya pemberitaan kabar baik bagi orang lain. Paradigma yang salah tersebut perlu direduksi sebagai bagian motivasi untuk menginjil. penulis mendeskripsikan dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif penelitian ini dapat dimulai dengan mendeskripsikan misi dalam nilai dan dasar Alkitab selanjutnya memberikan pemahaman begitu pentingnya mereduksi paradigma yang salah dan memberikan konsep misi dalam kebenaran Alkitab sehuingga orang percaya dapat mengaktualisasi misi dengan semangat dan motivasi yang benar. Karena tidak ada alasan untuk tidak melaksanakan misi, injil harus diberitakan. Maka itu orang percaya dapat berada dalam misinya Tuhan melalui setiap apa yang dibangun dalam paradigma yang benar tentang misiologi.","PeriodicalId":149726,"journal":{"name":"Sabda: Jurnal Teologi Kristen","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131472700","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Artikel ini meneliti tentang tindakan aborsi dari perspektif pragmatisme dan perspektif Teologi Injili. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Tindakan aborsi menurut perspektif pragmatisme berdasarkan dampak yang terjadi setelah aborsi baik secara kesehatan maupun spiritual, sedangkan perspektif teologi injili, tindakan aborsi merupakan tindakan pembunuhan terhadap serta melanggar kekudusan manusia dan hal itu bertentangan dengan kitab suci.
{"title":"Kajian Etis-Teologis Terhadap Pandangan Pragmatisme Tentang Tindakan Aborsi","authors":"H. Harming","doi":"10.55097/sabda.v1i1.5","DOIUrl":"https://doi.org/10.55097/sabda.v1i1.5","url":null,"abstract":"Artikel ini meneliti tentang tindakan aborsi dari perspektif pragmatisme dan perspektif Teologi Injili. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Tindakan aborsi menurut perspektif pragmatisme berdasarkan dampak yang terjadi setelah aborsi baik secara kesehatan maupun spiritual, sedangkan perspektif teologi injili, tindakan aborsi merupakan tindakan pembunuhan terhadap serta melanggar kekudusan manusia dan hal itu bertentangan dengan kitab suci.","PeriodicalId":149726,"journal":{"name":"Sabda: Jurnal Teologi Kristen","volume":"112 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-05-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117257662","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Leadership is an important aspect of the organization. If leadership is less effective it will have an impact on organizational development. Therefore we need to think about the concept of leadership. The Bible shows that there is a concept of leadership that works effectively. To discuss this concept, the authors conducted an analysis of Exodus 18: 13-27, the writer looked at it as a biblical concept for multistaff leadership. From the results of the literature analysis of Exodus 18: 13-27, it is found that the concept of multistaff leadership represents leadership centered between the main leaders and the leaders below them to overcome the issues that arise. In a multistaff leadership system the recruitment of prospective leaders who have the qualifications desired by God, then gives approval and division of responsibilities. This leadership model is still very relevant for church leaders today.Kepemimpinan merupakan aspek penting dalam sebuah organisasi. Jika kepemimpinan kurang efektif akan berdampak para perkembangan organisasi. Oleh sebab itu perlu sebuah gagasan konsep kepemimpinan. Alkitab menunjukkan bahwa ada konsep kepemimpinan yang berjalan efektif. Untuk meneliti konsep tersebut, penulis melakukan analisis terhadap Keluaran 18:13-27 penulis pandang sebagai konsep alkitabiah untuk kepemimpinan multistaf. Dari hasil analisis literatur terhadap Keluaran 18:13-27 ditemukan konsep bahwa kepemimpinan multistaf merupakan kepemimpinan yang berpusat pada kerjasama antara pemimpin utama dan pemimpin yang ada dibawahnya untuk mengatasi perkara-perkara yang muncul. Dalam system kepemimpinan multistaf perekrutan calon pemimpin yang memiliki kualifikasi yang dikehendaki Allah, kemudian memberikan pengajaran dan pembagian tanggung jawab. Model kepemimpinan tersebut masih sangat relevan bagi pemimpin gereja masa kini.
领导力是组织的一个重要方面。如果领导力不那么有效,它将对组织发展产生影响。因此,我们需要思考领导力的概念。《圣经》表明,有一种有效的领导概念。为了讨论这个概念,作者对出埃及记18:13 -27进行了分析,作者将其视为多员工领导的圣经概念。从出埃及记18:13 -27的文献分析结果中,可以发现多人员领导的概念代表了以主要领导人和他们下面的领导人为中心的领导,以克服出现的问题。在多人领导制度中,招聘具有上帝所期望的资格的潜在领导者,然后给予批准和职责分工。这种领导模式对今天的教会领袖仍然很有意义。Kepemimpinan merupakan在dalam sebuah组织发表讲话。Jika kepemimpinan kurang efektif akan berdampak para kembangan组织。Oleh sebab itu perlu sebuah gaagasan konsep kepemimpinan。Alkitab menunjukkan bahwa ada konsep kepemimpinan yang berjalan efektif。Untuk meneliti konsep tersebut, penulis melakukan分析terhaap kelaran 18:13-27 penulis pandang sebagai konsep alkitabiah Untuk kepemimpan多杖。Dari hasil分析文献terhadap Keluaran 18:13-27 ditemukan konsep bahwa kepemimpinan多工作人员merupakan kepemimpinan yang berpusat padkerjasama antara pemimpin utama danpemimpin yang ada dibawahnya untuk mengatasi perkara-perkara yang muncul。Dalam系统保持多人员perekrutan calon pemimpin yang memiliki kualifikasi yang dikehendaki Allah, kemudian成员kan pengajaran dan pembagian tanggung jawab。模型保持简洁,但masih sangat是相关的,并在masa kini中使用。
{"title":"Kepemimpinan Multistaf Menurut Keluaran 18:13-27 Dan Implikasinya Bagi Pemimpin Gereja Masa Kini","authors":"Wulan Agung","doi":"10.55097/sabda.v1i1.3","DOIUrl":"https://doi.org/10.55097/sabda.v1i1.3","url":null,"abstract":"Leadership is an important aspect of the organization. If leadership is less effective it will have an impact on organizational development. Therefore we need to think about the concept of leadership. The Bible shows that there is a concept of leadership that works effectively. To discuss this concept, the authors conducted an analysis of Exodus 18: 13-27, the writer looked at it as a biblical concept for multistaff leadership. From the results of the literature analysis of Exodus 18: 13-27, it is found that the concept of multistaff leadership represents leadership centered between the main leaders and the leaders below them to overcome the issues that arise. In a multistaff leadership system the recruitment of prospective leaders who have the qualifications desired by God, then gives approval and division of responsibilities. This leadership model is still very relevant for church leaders today.Kepemimpinan merupakan aspek penting dalam sebuah organisasi. Jika kepemimpinan kurang efektif akan berdampak para perkembangan organisasi. Oleh sebab itu perlu sebuah gagasan konsep kepemimpinan. Alkitab menunjukkan bahwa ada konsep kepemimpinan yang berjalan efektif. Untuk meneliti konsep tersebut, penulis melakukan analisis terhadap Keluaran 18:13-27 penulis pandang sebagai konsep alkitabiah untuk kepemimpinan multistaf. Dari hasil analisis literatur terhadap Keluaran 18:13-27 ditemukan konsep bahwa kepemimpinan multistaf merupakan kepemimpinan yang berpusat pada kerjasama antara pemimpin utama dan pemimpin yang ada dibawahnya untuk mengatasi perkara-perkara yang muncul. Dalam system kepemimpinan multistaf perekrutan calon pemimpin yang memiliki kualifikasi yang dikehendaki Allah, kemudian memberikan pengajaran dan pembagian tanggung jawab. Model kepemimpinan tersebut masih sangat relevan bagi pemimpin gereja masa kini.","PeriodicalId":149726,"journal":{"name":"Sabda: Jurnal Teologi Kristen","volume":"20 3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-05-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116403178","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
There are still many students who plan their careers unrealistically, they make career plans based solely on their desires which are not adjusted to their abilities. The purpose of this study was to determine the effect of career guidance counseling services on career decision making for students in the State Public High School. The research method is descriptive qualitative and quantitative methods. Based on the results of the analysis of the data that has been processed shows that career counseling guidance services for making career decisions for students in the State Vocational High School are well implemented.
{"title":"Layanan Bimbingan Konseling Karier Bagi Pengambilan Keputusan Meniti Karier Siswa","authors":"Lilis Ermindyawati, Audry Prima","doi":"10.55097/sabda.v1i1.6","DOIUrl":"https://doi.org/10.55097/sabda.v1i1.6","url":null,"abstract":"There are still many students who plan their careers unrealistically, they make career plans based solely on their desires which are not adjusted to their abilities. The purpose of this study was to determine the effect of career guidance counseling services on career decision making for students in the State Public High School. The research method is descriptive qualitative and quantitative methods. Based on the results of the analysis of the data that has been processed shows that career counseling guidance services for making career decisions for students in the State Vocational High School are well implemented.","PeriodicalId":149726,"journal":{"name":"Sabda: Jurnal Teologi Kristen","volume":"79 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-05-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133611680","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This purpose of this paper is to obtain an overview of curriculum mapping and Sunday school learning strategies. This paper uses a literature study approach in achieving this goal. The results of the analysis of the authors find that Sunday school is an integral part of the ministry of the church. One effective learning strategy used is the discussion method. The method of discussion is exciting heaven. By using the discussion method children will go through three levels of thought, namely: first, believe that has no basis. Second, doubt and doubt about this original opinion, and want to want to know the truth. And third, believe that is based on investigation and correct way of thingking. Tujuan tulisan ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pemetaan kurikulum dan strategi pembelajaran sekolah minggu. Tulisan ini menggunakan pendekatan studi pustaka dalam mencapai tujuan tersebut. Hasil analisis penulis menemukan bahwa sekolah minggu merupakan bagian pelayanan yang integral dari gereja. Salah satu strategi pembelajaran yang efektif digunakan adalah metode diskusi. Metode diskusi adalah surga yang mengasikkan. Dengan memakai metode diskusi anak-anak akan melalui tiga tingkat pikiran, yaitu: pertama, yakin yang tiada berdasar. Kedua, bimbang dan ragu-ragu tentang pendapatnya semula, dan ingin hendak mengetahui yang sebenarnya. Dan ketiga, yakin yang berdasarkan kepada penyelidikan dan cara berpikir yang betul.
本文的目的是对课程映射和主日学学习策略进行概述。本文采用文献研究法来实现这一目标。作者分析的结果发现,主日学是教会事工的一个组成部分。讨论法是一种有效的学习策略。讨论的方法是激动人心的天堂。通过使用讨论法,孩子们将经历三个层次的思维,即:第一,相信没有根据。第二,怀疑和怀疑这个原来的观点,并想要知道真相。第三,相信是基于调查和正确的思维方式。土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族。图里桑尼·孟古纳坎·彭德加丹研究普斯塔卡·达伦·孟古纳坎·图里安·特尔斯特。Hasil分析penulis menemukan bahwa sekola minggu merupakan bagian pelayanan yang integral dari gerja。萨拉赫图的战略,彭伯拉贾兰杨的影响,以及阿达拉的方法讨论。方法讨论adalah surga yang mengasikkan。邓安麻麻凯方法探讨麻麻凯-麻麻凯-麻麻凯-麻麻凯-麻麻凯-麻麻凯-麻麻凯,麻麻凯-麻麻凯,麻麻凯-麻麻凯。Kedua, bimbang dan ragu-ragu tentang pendapatnya semula, daningin hendak mengetahui yang sebenarya。Dan ketiga, yakin yang berdasarkan kepada penyelidikan dancara berpikir yang bebel。
{"title":"Pemetaan Kurikulum dan Strategi Pembelajaran Sekolah Minggu","authors":"Yudhi Kawangung, Rinto Hasiholan Hutapea, Yuel Yoga Dwianto","doi":"10.55097/sabda.v1i1.4","DOIUrl":"https://doi.org/10.55097/sabda.v1i1.4","url":null,"abstract":"This purpose of this paper is to obtain an overview of curriculum mapping and Sunday school learning strategies. This paper uses a literature study approach in achieving this goal. The results of the analysis of the authors find that Sunday school is an integral part of the ministry of the church. One effective learning strategy used is the discussion method. The method of discussion is exciting heaven. By using the discussion method children will go through three levels of thought, namely: first, believe that has no basis. Second, doubt and doubt about this original opinion, and want to want to know the truth. And third, believe that is based on investigation and correct way of thingking. Tujuan tulisan ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pemetaan kurikulum dan strategi pembelajaran sekolah minggu. Tulisan ini menggunakan pendekatan studi pustaka dalam mencapai tujuan tersebut. Hasil analisis penulis menemukan bahwa sekolah minggu merupakan bagian pelayanan yang integral dari gereja. Salah satu strategi pembelajaran yang efektif digunakan adalah metode diskusi. Metode diskusi adalah surga yang mengasikkan. Dengan memakai metode diskusi anak-anak akan melalui tiga tingkat pikiran, yaitu: pertama, yakin yang tiada berdasar. Kedua, bimbang dan ragu-ragu tentang pendapatnya semula, dan ingin hendak mengetahui yang sebenarnya. Dan ketiga, yakin yang berdasarkan kepada penyelidikan dan cara berpikir yang betul.","PeriodicalId":149726,"journal":{"name":"Sabda: Jurnal Teologi Kristen","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-05-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121088710","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}