{"title":"PEMANFAATAN CANGKANG KERANG DAN CANGKANG KEPITING SEBAGAI ADSORBEN LOGAM Cu, Pb dan Zn PADA LIMBAH INDUSTRI PERTAMBANGAN EMAS","authors":"L. Ifa, M. Akbar, Ardi Fardi Ramli, Lastri Wiyani","doi":"10.33536/jcpe.v3i1.191","DOIUrl":"https://doi.org/10.33536/jcpe.v3i1.191","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":15308,"journal":{"name":"Journal of Chemical Engineering & Process Technology","volume":"24 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78734804","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Telah dilakukan penelitian terhadap kemampuan cangkang kerang dan cangkang kepiting sebagai adsorben untuk menyerap ion logam Cu, Pb, dan Zn dalam air limbah industry pertambangan. Percobaan dilakukan dalam skala laboratorium menggunakan proses batch. Hasil analisis menggunakan Spektroskopi Serapan Atom (SSA). Pada adsorben cangkang kepiting menunjukan efisiensi penyerapan tertinggi pada ion logam Cu dengan nilai rata-rata 99,74%. Sedangkan efisiensi penyerapan terendah pada adsorben cangkang kepiting terhadap ion logam Pb dengan nilai rata-rata 73,93 %. Pada adsorben cangkang kerang menunjukan efisiensi penyerapan tertinggi pada ion logam Cu dengan nilai rata-rata 96,39%. Sedangkan efisiensi penyerapan terendah pada adsorben cangkang kerang terhadap ion logam Pb dengan nilai rata-rata 39,47 %.
{"title":"ALAT PENYARING KARBON MONOKSIDA PADA KNALPOT KENDARAAN BERMOTOR DENGAN MENGGUNAKAN ADSORBEN ALAMI EKSTRAK DAUN TREMBESI","authors":"L. Ifa, M. Akbar, Ardi Fardi Ramli, Lastri Wiyani","doi":"10.33536/JCPE.V3I1.192","DOIUrl":"https://doi.org/10.33536/JCPE.V3I1.192","url":null,"abstract":"Telah dilakukan penelitian terhadap kemampuan cangkang kerang dan cangkang kepiting sebagai adsorben untuk menyerap ion logam Cu, Pb, dan Zn dalam air limbah industry pertambangan. Percobaan dilakukan dalam skala laboratorium menggunakan proses batch. Hasil analisis menggunakan Spektroskopi Serapan Atom (SSA). Pada adsorben cangkang kepiting menunjukan efisiensi penyerapan tertinggi pada ion logam Cu dengan nilai rata-rata 99,74%. Sedangkan efisiensi penyerapan terendah pada adsorben cangkang kepiting terhadap ion logam Pb dengan nilai rata-rata 73,93 %. Pada adsorben cangkang kerang menunjukan efisiensi penyerapan tertinggi pada ion logam Cu dengan nilai rata-rata 96,39%. Sedangkan efisiensi penyerapan terendah pada adsorben cangkang kerang terhadap ion logam Pb dengan nilai rata-rata 39,47 %.","PeriodicalId":15308,"journal":{"name":"Journal of Chemical Engineering & Process Technology","volume":"59 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91021519","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
N. Nurjannah, Muhammad Jais, Husain Mochammad, L. Ifa, F. Jaya
Limbah biogas selalu menyisakan kotoran yang menimbulkan aroma yang tidak enak jika dibuang begitu saja tanpa ada pengolahan selanjutnya. Tujuan dari penelitian ini bagaimana cara membuat pupuk organik dan meningkatkan nilai rasio C/N dari ampas biogas. Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap. Tahap pertama dilakukan preparasi sampel, yaitu dengan memisahkan sampel ampas biogas menjadi padat dan cair. Tahap kedua menganalisa sampel ampas biogas untuk mengetahui unsur N, P, K, dan C dan tahap ketiga penamahan bahan aditif (Karbon dari tempurung kelapa, ampas tahu dan kotoran kambing) untuk meningkatkan unsur C dan N. Dari hasil penelitian didapatkan sebelum sampel ditambahkan bahan aditif nilai C 6,83 % dan setelah penambahan bahan aditif karbon (1;3) : 20,28% ; ampas tahu (1:2) : 16,48% ; dan kotoran kambing (1:2) : 18,64%, sedangkan untuk nilai N sebelum ditambahkan bahan aditif 0,1 % dan setelah penambahan bahan aditif karbon (1:3) : 0,216% ; ampas tahu (1:2) : 0,014% ; dan kotoran kambing (1:2) : 1,123%. Dapat disimpulkan untuk penambahan C dan N terbaik dengan penambahan karbon (1:3) : 20,28% dan kotoran kambing (1:2) : 1,123%.
{"title":"PEMBUATAN PUPUK ORGANIK PADAT DARI LIMBAH BIOGAS","authors":"N. Nurjannah, Muhammad Jais, Husain Mochammad, L. Ifa, F. Jaya","doi":"10.33536/JCPE.V3I1.194","DOIUrl":"https://doi.org/10.33536/JCPE.V3I1.194","url":null,"abstract":"Limbah biogas selalu menyisakan kotoran yang menimbulkan aroma yang tidak enak jika dibuang begitu saja tanpa ada pengolahan selanjutnya. Tujuan dari penelitian ini bagaimana cara membuat pupuk organik dan meningkatkan nilai rasio C/N dari ampas biogas. Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap. Tahap pertama dilakukan preparasi sampel, yaitu dengan memisahkan sampel ampas biogas menjadi padat dan cair. Tahap kedua menganalisa sampel ampas biogas untuk mengetahui unsur N, P, K, dan C dan tahap ketiga penamahan bahan aditif (Karbon dari tempurung kelapa, ampas tahu dan kotoran kambing) untuk meningkatkan unsur C dan N. Dari hasil penelitian didapatkan sebelum sampel ditambahkan bahan aditif nilai C 6,83 % dan setelah penambahan bahan aditif karbon (1;3) : 20,28% ; ampas tahu (1:2) : 16,48% ; dan kotoran kambing (1:2) : 18,64%, sedangkan untuk nilai N sebelum ditambahkan bahan aditif 0,1 % dan setelah penambahan bahan aditif karbon (1:3) : 0,216% ; ampas tahu (1:2) : 0,014% ; dan kotoran kambing (1:2) : 1,123%. Dapat disimpulkan untuk penambahan C dan N terbaik dengan penambahan karbon (1:3) : 20,28% dan kotoran kambing (1:2) : 1,123%.","PeriodicalId":15308,"journal":{"name":"Journal of Chemical Engineering & Process Technology","volume":"25 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91187907","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENJERAPAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DENGAN MENGGUNAKAN LIGNIN HASIL ISOLASI JERAMI PADI","authors":"Masruhin Masruhin, Rismawati Rasyid, S. Yani","doi":"10.33536/jcpe.v3i1.188","DOIUrl":"https://doi.org/10.33536/jcpe.v3i1.188","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":15308,"journal":{"name":"Journal of Chemical Engineering & Process Technology","volume":"17 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82470951","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
D. Darnengsih, M. Mustafiah, Zakir Sabara, Munira Munira, Darwiah Rezki, Nur Ulfa Zulhulaifa
Pohon mangga adalah pohon yang berbatang tegak bercabang banyak dan bertajuk rindang hijau sepanjang tahun. Daun mangga mempunyai sejumlah besar kandungan mangiferin yang telah diteliti menjadi antioksidan, analgesik, antidiabetes, anti inflammatory, antitumor, antimikrobia dan peningkat stamina atau daya tahan tubuh. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan menguji ekstrak daun mangga sebagai antimikrobia khususnya daya hambat ekstrak daun mangga terhadap bakteri pathogen Escherichia Coli ( E. Coli ) dengan cara ekstraksi soxhlet. Pada penelitian ini dilakukan proses pengambilan ekstrak dari daun mangga golek, dengan menggunakan pelarut ethanol p.a, hasil ekstrak yang dihasilkan akan diencerkan dengan larutan salin menjadi 4 konsentrasi yang berbeda yaitu 25%, 50%, 75% dan 100%. Kemudian dilakukan perendaman paper disc kedalam masing masing konsentrasi selama 15 menit dan meletakkan paper disc tersebut kedalam cawan petri yang berisi Nutrien Agar dan biakan bakteri E. Coli, lalu di inkubasikan pada suhu 35 0 C selama 24 jam. Dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa ekstrak mulai melakukan penghambatan tumbuh pada konsentrasi 75% akan tetapi belum signifikan, sedangkan daya hambat pada konsentrasi 100% sebesar 0,5 mm.
{"title":"PEMBUATAN EKSTRAK DAUN MANGGA DENGAN CARA EKSTRAKSI SOXHLET SEBAGAI PENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI PATOGEN KHUSUSNYA ESCHERICHIA COLI","authors":"D. Darnengsih, M. Mustafiah, Zakir Sabara, Munira Munira, Darwiah Rezki, Nur Ulfa Zulhulaifa","doi":"10.33536/JCPE.V3I1.186","DOIUrl":"https://doi.org/10.33536/JCPE.V3I1.186","url":null,"abstract":"Pohon mangga adalah pohon yang berbatang tegak bercabang banyak dan bertajuk rindang hijau sepanjang tahun. Daun mangga mempunyai sejumlah besar kandungan mangiferin yang telah diteliti menjadi antioksidan, analgesik, antidiabetes, anti inflammatory, antitumor, antimikrobia dan peningkat stamina atau daya tahan tubuh. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan menguji ekstrak daun mangga sebagai antimikrobia khususnya daya hambat ekstrak daun mangga terhadap bakteri pathogen Escherichia Coli ( E. Coli ) dengan cara ekstraksi soxhlet. Pada penelitian ini dilakukan proses pengambilan ekstrak dari daun mangga golek, dengan menggunakan pelarut ethanol p.a, hasil ekstrak yang dihasilkan akan diencerkan dengan larutan salin menjadi 4 konsentrasi yang berbeda yaitu 25%, 50%, 75% dan 100%. Kemudian dilakukan perendaman paper disc kedalam masing masing konsentrasi selama 15 menit dan meletakkan paper disc tersebut kedalam cawan petri yang berisi Nutrien Agar dan biakan bakteri E. Coli, lalu di inkubasikan pada suhu 35 0 C selama 24 jam. Dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa ekstrak mulai melakukan penghambatan tumbuh pada konsentrasi 75% akan tetapi belum signifikan, sedangkan daya hambat pada konsentrasi 100% sebesar 0,5 mm.","PeriodicalId":15308,"journal":{"name":"Journal of Chemical Engineering & Process Technology","volume":"93 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77353662","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Cadangan minyak bumi semakin menipis karena pemakaian bahan bakar minyak (BBM) semakin meningkat. Diperlukan bahan bakar alternatif yang murah dan ramah lingkungan. Limbah plastik kemasan air mineral jenis polypropylene (PP) dengan kandungan kimia utama adalah karbon-hidrogen memungkinkan untuk diproses dicairkan menjadi minyak sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar cair alternatif pengganti BBM Bumi. Makalah ini menguraikan potensi pengolahan limbah plastik kemasan air mineral menjadi bahan bakar cair dengan metode pirolisis. Dari hasil penelitian pendahuluan dengan kondisi pirolisis yaitu suhu 300 oC dan waktu 20 menit diperoleh produk minyak cair dengan yiel mencapai 45%. Konversi ini masih memungkinkan ditingkatkan bila beroperasi pada suhu pirolisis dan waktu optimum. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa minyak yang diperoleh memiliki kemiripan dengan bahan bakar premium (bensin), densitas 0,75 gr/ml, warna cairan kekuningan, sangat mudah terbakar dengan nilai kalor mencapai 11.000 kal/gr. Bila 50% dari total 2 juta ton limbah plastik PP di Indonesia potensi dikonversi menjadi minyak bahan bakar alternatif sebanyak 450 ribu ton/tahun atau setara dengan 434 ton minyak premium (bensin).
{"title":"POTENSI PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK KEMASAN AIR MINERAL DENGAN METODE PIROLISIS MENJADI MINYAK BAHAN BAKAR ALTERNATIF","authors":"Andi Aladin, Setyawaty yani, H. Azis, Hasan Hasan","doi":"10.33536/jcpe.v3i1.189","DOIUrl":"https://doi.org/10.33536/jcpe.v3i1.189","url":null,"abstract":"Cadangan minyak bumi semakin menipis karena pemakaian bahan bakar minyak (BBM) semakin meningkat. Diperlukan bahan bakar alternatif yang murah dan ramah lingkungan. Limbah plastik kemasan air mineral jenis polypropylene (PP) dengan kandungan kimia utama adalah karbon-hidrogen memungkinkan untuk diproses dicairkan menjadi minyak sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar cair alternatif pengganti BBM Bumi. Makalah ini menguraikan potensi pengolahan limbah plastik kemasan air mineral menjadi bahan bakar cair dengan metode pirolisis. Dari hasil penelitian pendahuluan dengan kondisi pirolisis yaitu suhu 300 oC dan waktu 20 menit diperoleh produk minyak cair dengan yiel mencapai 45%. Konversi ini masih memungkinkan ditingkatkan bila beroperasi pada suhu pirolisis dan waktu optimum. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa minyak yang diperoleh memiliki kemiripan dengan bahan bakar premium (bensin), densitas 0,75 gr/ml, warna cairan kekuningan, sangat mudah terbakar dengan nilai kalor mencapai 11.000 kal/gr. Bila 50% dari total 2 juta ton limbah plastik PP di Indonesia potensi dikonversi menjadi minyak bahan bakar alternatif sebanyak 450 ribu ton/tahun atau setara dengan 434 ton minyak premium (bensin).","PeriodicalId":15308,"journal":{"name":"Journal of Chemical Engineering & Process Technology","volume":"4 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90247192","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh masyarakat Indonesia adalah karies gigi. Banyaknya makanan yang biasa dikonsumsi mengakibatkan timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut, yang disebabkan oleh kurangnya kesadaran dalam menjaga kebersihan mulut. Berdasarkan dari data WHO, 90% dari penduduk Indonesia menderita karies gigi. Pasta gigi herbal ini diharapkan dapat menjadi solusi yang inovatif, karena tidak mengandung flourida, namun mengandung bahan herbal dari ekstrak daun kemangi dan daun binahong. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar polifenol yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri pencetus gigi berlubang dengan metode UV-Visible dimana sampel dibersihkan, digerus lalu direndam dalam larutan ethanol 98% masing-masing 7dan 8 hari. Setelah itu pelarut diuapkan menggunakan evaporator, campurkan semua bahan pasta gigi dan lakukan uji analisa spektrofotometri UV- Visible dengan pembanding asam tannat. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak daun kemangi dan daun binahong dengan perlakuan digerus dan dimaserasi selama 7 hari dan 8 hari mempunyai perbedaan kadar polifenol yang signifikan, yaitu kadar polifenol dalam 1 gram ekstrak kemangi 7 hari dan binahong masing-masing 274,4 mg dan 289,4 mg, sedangkan ekstrak kemangi dan binahong dalam maserasi 8 hariyaitu 194,7 mg dan 61,8 mg.
{"title":"INOVASI PASTA GIGI ANTIPLAK DAN ANTISEPTIK DARI DAUN KEMANGI DAN DAUN BINAHONG","authors":"Mifatahul Jannah, Jumrawati Jumrawati, Andi Aninditha Dzakiah","doi":"10.33536/JCPE.V3I1.196","DOIUrl":"https://doi.org/10.33536/JCPE.V3I1.196","url":null,"abstract":"Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh masyarakat Indonesia adalah karies gigi. Banyaknya makanan yang biasa dikonsumsi mengakibatkan timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut, yang disebabkan oleh kurangnya kesadaran dalam menjaga kebersihan mulut. Berdasarkan dari data WHO, 90% dari penduduk Indonesia menderita karies gigi. Pasta gigi herbal ini diharapkan dapat menjadi solusi yang inovatif, karena tidak mengandung flourida, namun mengandung bahan herbal dari ekstrak daun kemangi dan daun binahong. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar polifenol yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri pencetus gigi berlubang dengan metode UV-Visible dimana sampel dibersihkan, digerus lalu direndam dalam larutan ethanol 98% masing-masing 7dan 8 hari. Setelah itu pelarut diuapkan menggunakan evaporator, campurkan semua bahan pasta gigi dan lakukan uji analisa spektrofotometri UV- Visible dengan pembanding asam tannat. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak daun kemangi dan daun binahong dengan perlakuan digerus dan dimaserasi selama 7 hari dan 8 hari mempunyai perbedaan kadar polifenol yang signifikan, yaitu kadar polifenol dalam 1 gram ekstrak kemangi 7 hari dan binahong masing-masing 274,4 mg dan 289,4 mg, sedangkan ekstrak kemangi dan binahong dalam maserasi 8 hariyaitu 194,7 mg dan 61,8 mg.","PeriodicalId":15308,"journal":{"name":"Journal of Chemical Engineering & Process Technology","volume":"105 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77737023","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
L. Ifa, A. Artiningsih, Julniar Julniar, Suhaldin Suhaldin
Industri pengolahan ikan banyak menimbulkan hasil samping berupa limbah sisik ikan yang belum dimanfaatkan secara optimal, yaitu hanya dijadikan tepung dan dijadikan sebagai kerajinan tangan. Hal itu kurang memiliki nilai ekonomis dibandingkan dengan mengolahnya menjadi kitin dan kitosan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi operasi optimum proses deasetilasi kitin serta mempelajari pengaruh derajat deasetilasi terhadap kitosan. Proses deproteinisasi dengan larutan NaOH (3.5 % w/v) selama 2 jam pada suhu 65 oC dan proses demineralisasi dalam larutan HCl (1N) selama 30 menit pada suhu kamar. Proses deasetilasi dilakukan dengan memanaskan kitin dengan larutan NaOH (40%, 50%, 60% w/v) pada suhu 121 oC selama 1 jam. Penentuan derajat deasetilasi dilakukan berdasarkan spektrum IR dengan metode Fourier Transform Infra Red (FTIR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum proses deasetilasi kitin menjadi kitosan adalah pada konsentrasi NaOH 60% yang memberikan derajat deasetilasi sebesar 73,40%.
{"title":"PEMBUATAN KITOSAN DARI SISIK IKAN KAKAP MERAH","authors":"L. Ifa, A. Artiningsih, Julniar Julniar, Suhaldin Suhaldin","doi":"10.33536/JCPE.V3I1.195","DOIUrl":"https://doi.org/10.33536/JCPE.V3I1.195","url":null,"abstract":"Industri pengolahan ikan banyak menimbulkan hasil samping berupa limbah sisik ikan yang belum dimanfaatkan secara optimal, yaitu hanya dijadikan tepung dan dijadikan sebagai kerajinan tangan. Hal itu kurang memiliki nilai ekonomis dibandingkan dengan mengolahnya menjadi kitin dan kitosan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi operasi optimum proses deasetilasi kitin serta mempelajari pengaruh derajat deasetilasi terhadap kitosan. Proses deproteinisasi dengan larutan NaOH (3.5 % w/v) selama 2 jam pada suhu 65 oC dan proses demineralisasi dalam larutan HCl (1N) selama 30 menit pada suhu kamar. Proses deasetilasi dilakukan dengan memanaskan kitin dengan larutan NaOH (40%, 50%, 60% w/v) pada suhu 121 oC selama 1 jam. Penentuan derajat deasetilasi dilakukan berdasarkan spektrum IR dengan metode Fourier Transform Infra Red (FTIR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum proses deasetilasi kitin menjadi kitosan adalah pada konsentrasi NaOH 60% yang memberikan derajat deasetilasi sebesar 73,40%.","PeriodicalId":15308,"journal":{"name":"Journal of Chemical Engineering & Process Technology","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81775686","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
A. Suryanto, A. Artiningsih, Hardi Ismail, N. Nurjannah, Nursida Nursida
Ketersediaan bahan bakar minyak bumi terbatas dan sifatnya tidak terbarukan, sehingga diprediksikan akan ada kelangkaan bahan bakar minyak.Penelitian ini bertujuan mempelajari pengembangan bahan bakar alternative dari minyak jarak dengan memanfaatkan gelombang suara pada reaksi transesterifikasi, mengetahui pengaruh penggunaan katalis, mengetahui karakteristik perolehan biodiesel dari minyak jarak menggunakan ultrasonic. Penelitian ini menggunakan perbandingan mol minyak jarak terhadap methanol (1:9), konsentrasi katalis NaOH 0.75%waktu reaksi (5, 15, 30, 45 dan 60 menit) Dalam penelitian ini mempelajari pengaruh waktu reaksi terhadap yield dan kualitas produk biodiesel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan konsentrasi katalis NaOH 0,75 %, waktu reaksi 45 menit menghasilkan yield produk biodiesel terbesar yaitu 98 % dan hasil analisa karakteristik kualitas produk biodiesel telah sesuai dengan standar mutu biodiesel SNI 04-7182-2012
{"title":"STUDI PROSES PRODUKSI BIODIESEL DARI MINYAK JARAK DENGAN BANTUAN GELOMBANG SUARA","authors":"A. Suryanto, A. Artiningsih, Hardi Ismail, N. Nurjannah, Nursida Nursida","doi":"10.33536/JCPE.V3I1.187","DOIUrl":"https://doi.org/10.33536/JCPE.V3I1.187","url":null,"abstract":"Ketersediaan bahan bakar minyak bumi terbatas dan sifatnya tidak terbarukan, sehingga diprediksikan akan ada kelangkaan bahan bakar minyak.Penelitian ini bertujuan mempelajari pengembangan bahan bakar alternative dari minyak jarak dengan memanfaatkan gelombang suara pada reaksi transesterifikasi, mengetahui pengaruh penggunaan katalis, mengetahui karakteristik perolehan biodiesel dari minyak jarak menggunakan ultrasonic. Penelitian ini menggunakan perbandingan mol minyak jarak terhadap methanol (1:9), konsentrasi katalis NaOH 0.75%waktu reaksi (5, 15, 30, 45 dan 60 menit) Dalam penelitian ini mempelajari pengaruh waktu reaksi terhadap yield dan kualitas produk biodiesel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan konsentrasi katalis NaOH 0,75 %, waktu reaksi 45 menit menghasilkan yield produk biodiesel terbesar yaitu 98 % dan hasil analisa karakteristik kualitas produk biodiesel telah sesuai dengan standar mutu biodiesel SNI 04-7182-2012","PeriodicalId":15308,"journal":{"name":"Journal of Chemical Engineering & Process Technology","volume":"88 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74858004","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-02-20DOI: 10.4172/2157-7048.1000373
Huilong Gai, Kailiang Zheng, Julia Lin, H. Lou
Natural gas is recognized as one of the cleanest and most abundant fossil fuels. In the past decades, the price ratio of crude oil to natural gas has continuously fluctuated. The gas-to-liquid industry has received continuous interest due to the abundant supply of conventional and unconventional natural gas (shale gas, etc.), as well as the environmental advantages of FT technology. The GTL process chemically converts natural gas to long chain hydrocarbons (naphtha, diesel, wax, etc.) through three main steps, i.e., natural gas reforming, Fischer-Tropsch synthesis (FTS), and products upgrading. In this work, a rigorous simulation model including gas sweetening, syngas production, FTS, and product fractionation is provided. Among different routes for natural gas reforming and different reactors for FTS in a GTL process, autothermal reforming (ATR) and slurry bubble column reactor (SBCR) were chosen respectively, due to their advantages over other solutions. Meanwhile, the economic and environmental analyses were also conducted for the sustainability assessment of provided GTL process using Aspen Icarus and WAR software.
{"title":"Process Simulation, Economic and Environmental Sustainability Assessment of a Gas-To-Liquids Process","authors":"Huilong Gai, Kailiang Zheng, Julia Lin, H. Lou","doi":"10.4172/2157-7048.1000373","DOIUrl":"https://doi.org/10.4172/2157-7048.1000373","url":null,"abstract":"Natural gas is recognized as one of the cleanest and most abundant fossil fuels. In the past decades, the price ratio of crude oil to natural gas has continuously fluctuated. The gas-to-liquid industry has received continuous interest due to the abundant supply of conventional and unconventional natural gas (shale gas, etc.), as well as the environmental advantages of FT technology. The GTL process chemically converts natural gas to long chain hydrocarbons (naphtha, diesel, wax, etc.) through three main steps, i.e., natural gas reforming, Fischer-Tropsch synthesis (FTS), and products upgrading. In this work, a rigorous simulation model including gas sweetening, syngas production, FTS, and product fractionation is provided. Among different routes for natural gas reforming and different reactors for FTS in a GTL process, autothermal reforming (ATR) and slurry bubble column reactor (SBCR) were chosen respectively, due to their advantages over other solutions. Meanwhile, the economic and environmental analyses were also conducted for the sustainability assessment of provided GTL process using Aspen Icarus and WAR software.","PeriodicalId":15308,"journal":{"name":"Journal of Chemical Engineering & Process Technology","volume":"31 1","pages":"1-10"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-02-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87041899","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}