Briket dari biomasa bambu mempunyai nilai kalor paling tinggi dibanding dengan biomasa yang lain.Selain darimaterialnya kualitas dan kapasitas hasilnya juga ditentukan dari mesin yang digunakan untuk membuat briket,mesinyang mempunyai kuat tekan tinggi akan menghasilkan produk briket lebih padat, densitas bertambah danmengecilnya porositas yang pada akhirnya meningkatkan nilai kalori[1,6]. Dari beberapa mesin press briket yangada masih dapat ditingkatkan baik tekanan maupun kinerjanya. Pada penelitian ini bertujuan untuk mendesain sistemkontrol mesin press briket yang telah dimodifikasi sistem hidroliknya dengan sistem kontrol (dual mode)menggunakan PLC Mitsubishi FX 1 N -60 MR-D sehingga kualitas maupun kapasitas dapat bertambah. Metodeyang digunakan adalah Research and Development dari mesin briket sebelumnya dengan perbaikan pada sisimekanikal-hidrolik maupun kontrolnya. Didapat dari pengujian tegangan output terminal % error maksimumsebesar 1,34% , % error arus maksimum 1,875% juga pada terminal yang sama terminal Y24, % error teganganterkecil Y27 = 1,02% dan % arus terkecil Y26 = 0,625% . Data pengujian gerakan sekuensial menunjukan kesamaandengan desain. Jadi secara keseluruhan modifikasi sudah sesuai dengan kriteria desain.
与其他生物质相比,竹生物质压块的热值最高。 除了材料外,压块的质量和容量也取决于压块机,抗压强度高的压块机生产的压块产品密度大,密度增加,孔隙率减少,最终提高了热值[1,6]。在现有的几种压块机中,压力和性能仍有待改进。本研究旨在设计一种压块机控制系统,该系统通过使用三菱 FX 1 N -60 MR-D PLC 控制系统(双模式)对液压系统进行改造,从而提高质量和产能。所采用的方法是对以前的压块机进行研究和开发,并对机械液压系统和控制系统进行改进。测试结果显示,端子输出电压的最大误差率为 1.34%,同一端子 Y24 的最大电流误差率为 1.875%,电压误差率 Y27 = 1.02%,最小电流误差率 Y26 = 0.625%。顺序移动测试数据显示与设计相似。因此,总体而言,修改符合设计标准。
{"title":"Desain Sistem Kontrol Mesin Presser Briket Limbah Bambu-Serbuk Kayu dengan Menggunakan PLC Mitsubishi FX 1N-60 MR-D","authors":"Mokhamad Is Subekti, Fatkur Rachmanu, W. Widodo","doi":"10.32497/jrm.v18i3.5083","DOIUrl":"https://doi.org/10.32497/jrm.v18i3.5083","url":null,"abstract":"Briket dari biomasa bambu mempunyai nilai kalor paling tinggi dibanding dengan biomasa yang lain.Selain darimaterialnya kualitas dan kapasitas hasilnya juga ditentukan dari mesin yang digunakan untuk membuat briket,mesinyang mempunyai kuat tekan tinggi akan menghasilkan produk briket lebih padat, densitas bertambah danmengecilnya porositas yang pada akhirnya meningkatkan nilai kalori[1,6]. Dari beberapa mesin press briket yangada masih dapat ditingkatkan baik tekanan maupun kinerjanya. Pada penelitian ini bertujuan untuk mendesain sistemkontrol mesin press briket yang telah dimodifikasi sistem hidroliknya dengan sistem kontrol (dual mode)menggunakan PLC Mitsubishi FX 1 N -60 MR-D sehingga kualitas maupun kapasitas dapat bertambah. Metodeyang digunakan adalah Research and Development dari mesin briket sebelumnya dengan perbaikan pada sisimekanikal-hidrolik maupun kontrolnya. Didapat dari pengujian tegangan output terminal % error maksimumsebesar 1,34% , % error arus maksimum 1,875% juga pada terminal yang sama terminal Y24, % error teganganterkecil Y27 = 1,02% dan % arus terkecil Y26 = 0,625% . Data pengujian gerakan sekuensial menunjukan kesamaandengan desain. Jadi secara keseluruhan modifikasi sudah sesuai dengan kriteria desain.","PeriodicalId":167086,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Mesin","volume":"36 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139163679","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Umur alat potong sangat bergantung pada parameter pemotongan. Terdapat beberapa parameter pemotongan seperti kecepatan potong (Vc), pemakanan (fz), kedalaman pemakanan (a), dan beberapa kondisi lingkungan yang dapat berpengaruh terhadap proses pemotongan. Umur alat potong dapat dibuat panjang dengan menurunkan kecepatan potong, pemakanan, dan kedalaman pemakanan, tetapi hal tersebut dapat memengaruhi produktifitas dari proses pemesinan. Kecepatan potong sangat memengaruhi umur alat potong berdasarkan persamaan Vc.Tn = C. Nilai n pada persamaan Taylor menunjukan material alat potong yang digunakan. Material alat potong yang digunakan pada penelitian ini adalah kabida tungsten (WC) dengan pelapisan titanium karbonitrida (TiCN), benda keda kerja yang digunakan adalah S50C. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan persamaan Taylor untuk proses bubut. Proses pembubutan dilakukan dengan memvariasikan kecepatan potong, sedangakan parameter lain seperti kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan dibuat konstan. Hasil eksperimen tersebut kemudian dibuat grafik kecepatan potong terhadap dimensi keausan alat potong. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk menentukan parameter pemesinan dengan laju keausan alat potong yang diinginkan, persamaan Taylor dari hasil penelitian ini adalah Vc.T0,48=847,09.
{"title":"Analisis Pengaruh Kecepatan Potong Terhadap Keausan Alat Potong pada Proses Pembubutan Material S50C Menggunakan Persamaan Taylor","authors":"D. Wicaksono, W. M. Bintoro","doi":"10.32497/jrm.v18i3.4602","DOIUrl":"https://doi.org/10.32497/jrm.v18i3.4602","url":null,"abstract":"Umur alat potong sangat bergantung pada parameter pemotongan. Terdapat beberapa parameter pemotongan seperti kecepatan potong (Vc), pemakanan (fz), kedalaman pemakanan (a), dan beberapa kondisi lingkungan yang dapat berpengaruh terhadap proses pemotongan. Umur alat potong dapat dibuat panjang dengan menurunkan kecepatan potong, pemakanan, dan kedalaman pemakanan, tetapi hal tersebut dapat memengaruhi produktifitas dari proses pemesinan. Kecepatan potong sangat memengaruhi umur alat potong berdasarkan persamaan Vc.Tn = C. Nilai n pada persamaan Taylor menunjukan material alat potong yang digunakan. Material alat potong yang digunakan pada penelitian ini adalah kabida tungsten (WC) dengan pelapisan titanium karbonitrida (TiCN), benda keda kerja yang digunakan adalah S50C. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan persamaan Taylor untuk proses bubut. Proses pembubutan dilakukan dengan memvariasikan kecepatan potong, sedangakan parameter lain seperti kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan dibuat konstan. Hasil eksperimen tersebut kemudian dibuat grafik kecepatan potong terhadap dimensi keausan alat potong. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk menentukan parameter pemesinan dengan laju keausan alat potong yang diinginkan, persamaan Taylor dari hasil penelitian ini adalah Vc.T0,48=847,09.","PeriodicalId":167086,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Mesin","volume":"110 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139164040","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
M. Khafidh, W. Pratama, Tri Nurudin, Donny Suryawan, Lilis Kistriyani, S. Aminah, R. Ismail
Kaki prostesis merupakan salah satu solusi bagi penderita amputasi kaki. Salah satu bagian kaki prostesis yang penting adalah telapak kaki prostesis yang biasanya terbuat dari elastomer. Saat ini produk telapak kaki prostesis di Indonesia masih didominasi oleh produk impor. Meskipun demikian, produk telapak kaki prostesis juga sudah diproduksi oleh UMKM lokal. Standar pengujian performa telapak kaki prostesis diatur dalam standar ISO 10328. Dalam standar ISO 10328, beberapa pengujian perlu dilakukan untuk mengetahui performa telapak kaki prostesis, salah satunya adalah uji dorsifleksi. Saat ini masih jarang ditemukan alat yang fokus pada pengujian performa produk telapak kaki prostesis. Penelitian ini fokus pada rancang bangun alat uji dorsifleksi untuk telapak kaki prostesis berdasarkan standar ISO 10328. Perancangan alat menggunakan metode morfologi untuk mendapatkan desain terbaik. Hasil perancangan menunjukkan bahwa alat uji dorsifleksi diproduksi dengan mengikuti prosedur ISO 10328 seperti lokasi pembebanan, besar beban, dan kecepatan penekanan. Telapak kaki produk lokal jenis Single Axis Cushion Heel (SACH) digunakan untuk mengetahui performa dari alat uji dorsifleksi yang diproduksi. Pengujian dilakukan dengan tiga kali pengulangan untuk memastikan keberulangan hasil. Sudut dorsifleksi dari spesimen telapak kaki lokal adalah 33,46°.
义足是截肢者的解决方案之一。义足的一个重要部分是义足底,通常由弹性体制成。目前,印度尼西亚的义足产品仍以进口产品为主。不过,本地中小微企业也生产义足产品。ISO 10328 标准规定了义足的性能测试标准。在 ISO 10328 标准中,需要进行几项测试来确定义足的性能,其中之一是背屈测试。目前,专注于测试义足产品性能的工具还很少见。本研究的重点是根据 ISO 10328 标准设计假足背屈测试工具。该工具的设计采用了形态学方法,以获得最佳设计。设计结果表明,背屈测试器的制造遵循了 ISO 10328 的程序,如加载位置、负载大小和按压速度。使用本地单轴缓冲鞋跟(SACH)型脚底来确定制造的背屈测试仪的性能。测试重复进行了三次,以确保结果的可重复性。本地鞋底试样的背屈角度为 33.46°。
{"title":"Rancang Bangun Alat Uji Dorsifleksi Telapak Kaki Prostesis Berdasarkan Standar ISO 10328","authors":"M. Khafidh, W. Pratama, Tri Nurudin, Donny Suryawan, Lilis Kistriyani, S. Aminah, R. Ismail","doi":"10.32497/jrm.v18i3.5127","DOIUrl":"https://doi.org/10.32497/jrm.v18i3.5127","url":null,"abstract":"Kaki prostesis merupakan salah satu solusi bagi penderita amputasi kaki. Salah satu bagian kaki prostesis yang penting adalah telapak kaki prostesis yang biasanya terbuat dari elastomer. Saat ini produk telapak kaki prostesis di Indonesia masih didominasi oleh produk impor. Meskipun demikian, produk telapak kaki prostesis juga sudah diproduksi oleh UMKM lokal. Standar pengujian performa telapak kaki prostesis diatur dalam standar ISO 10328. Dalam standar ISO 10328, beberapa pengujian perlu dilakukan untuk mengetahui performa telapak kaki prostesis, salah satunya adalah uji dorsifleksi. Saat ini masih jarang ditemukan alat yang fokus pada pengujian performa produk telapak kaki prostesis. Penelitian ini fokus pada rancang bangun alat uji dorsifleksi untuk telapak kaki prostesis berdasarkan standar ISO 10328. Perancangan alat menggunakan metode morfologi untuk mendapatkan desain terbaik. Hasil perancangan menunjukkan bahwa alat uji dorsifleksi diproduksi dengan mengikuti prosedur ISO 10328 seperti lokasi pembebanan, besar beban, dan kecepatan penekanan. Telapak kaki produk lokal jenis Single Axis Cushion Heel (SACH) digunakan untuk mengetahui performa dari alat uji dorsifleksi yang diproduksi. Pengujian dilakukan dengan tiga kali pengulangan untuk memastikan keberulangan hasil. Sudut dorsifleksi dari spesimen telapak kaki lokal adalah 33,46°.","PeriodicalId":167086,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Mesin","volume":"59 5","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139165411","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yusuf Dewantoro Herlambang, Budhi Prasetiyo, W. Wahyono, Nanang Apriandi, Marliyati Marliyati, Bayu Sutanto
Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) membutuhkan lahan/daratan yang memiliki nilai ekonomis, padahal Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki potensi energi surya dan negara kepulauan dengan luas sebesar 2/3 berupa perairan dan danau di daratan yang bisa dimanfaatkan untuk pembangkit energi surya. Pemanfaatan PLTS terapung tidak memerlukan lahan/daratan, dapat mengurangi evaporasi, serta sebagai media pendingin modul PV untuk meningkatkan efisiensi. Tujuan penelitian ini adalah merancang sistem PLTS pada kolam budidaya dengan memanfaatkan sumber energi surya. Penelitian dimulai dengan mengukur potensi energi matahari selanjutnya perancangan dan pemilihan komponen yang memiliki kapasitas sesuai. Setelah melakukan beberapa pengamatan di daerah tersebut, PLTS yang cocok digunakan untuk menghidupkan aerator adalah PLTS off grid. PLTS 200 Wp mampu untuk menghidupkan aerator 120 W selama 12 jam pada siang hari dan aerator 100 W selama 8 jam pada malam hari. Pada kondisi pengosongan baterai, tegangan output panel rata-rata sebesar 12,89 V dan arus rata-rata sebesar 6,2 A dan pada kondisi pengisian baterai, tegangan output panel rata-rata sebesar 12,39 V dan arus rata-rata sebesar 6,6 A. Efisiensi sistem tertinggi pada kondisi pengosongan baterai sebesar 99%. Hal ini dikarenakan pada sore hari radiasi matahari rendah sehingga arus yang dihasilkan panel surya rendah dan mendapatkan supply dari baterai.
{"title":"Unjukkerja Panel Surya Tipe Terapung untuk Pembangkit Listrik","authors":"Yusuf Dewantoro Herlambang, Budhi Prasetiyo, W. Wahyono, Nanang Apriandi, Marliyati Marliyati, Bayu Sutanto","doi":"10.32497/jrm.v18i3.5069","DOIUrl":"https://doi.org/10.32497/jrm.v18i3.5069","url":null,"abstract":"Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) membutuhkan lahan/daratan yang memiliki nilai ekonomis, padahal Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki potensi energi surya dan negara kepulauan dengan luas sebesar 2/3 berupa perairan dan danau di daratan yang bisa dimanfaatkan untuk pembangkit energi surya. Pemanfaatan PLTS terapung tidak memerlukan lahan/daratan, dapat mengurangi evaporasi, serta sebagai media pendingin modul PV untuk meningkatkan efisiensi. Tujuan penelitian ini adalah merancang sistem PLTS pada kolam budidaya dengan memanfaatkan sumber energi surya. Penelitian dimulai dengan mengukur potensi energi matahari selanjutnya perancangan dan pemilihan komponen yang memiliki kapasitas sesuai. Setelah melakukan beberapa pengamatan di daerah tersebut, PLTS yang cocok digunakan untuk menghidupkan aerator adalah PLTS off grid. PLTS 200 Wp mampu untuk menghidupkan aerator 120 W selama 12 jam pada siang hari dan aerator 100 W selama 8 jam pada malam hari. Pada kondisi pengosongan baterai, tegangan output panel rata-rata sebesar 12,89 V dan arus rata-rata sebesar 6,2 A dan pada kondisi pengisian baterai, tegangan output panel rata-rata sebesar 12,39 V dan arus rata-rata sebesar 6,6 A. Efisiensi sistem tertinggi pada kondisi pengosongan baterai sebesar 99%. Hal ini dikarenakan pada sore hari radiasi matahari rendah sehingga arus yang dihasilkan panel surya rendah dan mendapatkan supply dari baterai.","PeriodicalId":167086,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Mesin","volume":"65 11","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139164175","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dalam industri manufaktur modern, mesin CNC (Computer Numerical Control) memainkan peran penting dalam proses produksi yang efisien dan akurat. Pemeliharaan adalah aspek penting untuk memastikan kinerja optimal dan masa pakai mesin CNC. Studi ini bertujuan untuk mengoptimalkan waktu pemeliharaan untuk mesin penggilingan CNC dengan menggunakan pendekatan pemetaan aliran nilai dan analisis mode dan efek kegagalan (FMEA) untuk meningkatkan efisiensi produksi. Studi ini menggunakan observasi dan tinjauan literatur sebagai metode pengumpulan data. Desain penelitian mengikuti pendekatan sistematis, termasuk analisis mode dan efek kegagalan (FMEA), analisis pohon logika keandalan (LTA), dan pemilihan tugas berdasarkan pemeliharaan berpusat pada keandalan (RCM). FMEA mengidentifikasi komponen-komponen kritis dengan Risk Priority Numbers (RPN) tinggi seperti pisau cakram dan baut. LTA mengategorikan 55% komponen sebagai masalah gangguan, yang dapat menyebabkan kegagalan dalam sistem secara keseluruhan atau sebagian. Tindakan pemeliharaan yang diusulkan termasuk pemeliharaan yang diarahkan kondisi (CD) untuk komponen-komponen tertentu guna mendeteksi tanda-tanda kegagalan secara dini. Penelitian ini memberikan wawasan tentang mengidentifikasi dan menganalisis potensi kegagalan dalam sistem produksi mesin penggilingan CNC dan mengusulkan metode pemeliharaan baru untuk meningkatkan keandalan dan ketersediaan.
{"title":"Analisa Waktu Optimasi Perawatan Mesin CNC Milling dengan Pendekatan Value Stream Mapping Serta Perbaikan dengan Failur Mode and Effect Analysis pada Mesin CNC Milling","authors":"Ade Riyan Hidayat","doi":"10.32497/jrm.v18i3.4099","DOIUrl":"https://doi.org/10.32497/jrm.v18i3.4099","url":null,"abstract":"Dalam industri manufaktur modern, mesin CNC (Computer Numerical Control) memainkan peran penting dalam proses produksi yang efisien dan akurat. Pemeliharaan adalah aspek penting untuk memastikan kinerja optimal dan masa pakai mesin CNC. Studi ini bertujuan untuk mengoptimalkan waktu pemeliharaan untuk mesin penggilingan CNC dengan menggunakan pendekatan pemetaan aliran nilai dan analisis mode dan efek kegagalan (FMEA) untuk meningkatkan efisiensi produksi. Studi ini menggunakan observasi dan tinjauan literatur sebagai metode pengumpulan data. Desain penelitian mengikuti pendekatan sistematis, termasuk analisis mode dan efek kegagalan (FMEA), analisis pohon logika keandalan (LTA), dan pemilihan tugas berdasarkan pemeliharaan berpusat pada keandalan (RCM). FMEA mengidentifikasi komponen-komponen kritis dengan Risk Priority Numbers (RPN) tinggi seperti pisau cakram dan baut. LTA mengategorikan 55% komponen sebagai masalah gangguan, yang dapat menyebabkan kegagalan dalam sistem secara keseluruhan atau sebagian. Tindakan pemeliharaan yang diusulkan termasuk pemeliharaan yang diarahkan kondisi (CD) untuk komponen-komponen tertentu guna mendeteksi tanda-tanda kegagalan secara dini. Penelitian ini memberikan wawasan tentang mengidentifikasi dan menganalisis potensi kegagalan dalam sistem produksi mesin penggilingan CNC dan mengusulkan metode pemeliharaan baru untuk meningkatkan keandalan dan ketersediaan.","PeriodicalId":167086,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Mesin","volume":"71 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139165292","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dalam menunjang performa kapal ketika beroparsi maka diperlukan suatu sistem propulsi yang tepat. Kapal memiliki karateristik dimana tahanan yang ditimbulkan akan menghasilkan gesekan yang menahan proses lajunya kapal di permukaan air laut. Perlunya perbandingan dan pembuktian adanya korelasi antara perhitungan tahanan total dengan melibatkan tahanan gesek terhadap air, udara dalam suatu perencanaan kapal terhadap perencanaan sistem propulsi dari kapal. Tujuan penelitian melakukan analisa terhadap perhitungan hambatan total, daya serta spesifikasi mesin induk kapal kontainer 100 teus jarak pelayaran 556 nautical mill. Pendekatan perhitungan hambatan total kapal dapat disajikan dengan menggunakan metode Guldamer-Harvard. Hasil Analisa menunjukan untuk tahanan total 62,31 KN mendapatkan spesifikasi mesin model 12 cylinder diesel engine dengan 1656 Hp / 1900 rpm , percobaan sea trial pada kapal kontainer 100 Teus didapatkan kelajuan kapal 11,2 Knot untuk beban mesin 100 %.
{"title":"Analisis Perhitungan Daya Main Engine Container Ship 100 teus Jarak Pelayaran 556 Nautical mill","authors":"Adi Kurniawan Yusim, S. F. Khristyson","doi":"10.32497/jrm.v18i3.3798","DOIUrl":"https://doi.org/10.32497/jrm.v18i3.3798","url":null,"abstract":"Dalam menunjang performa kapal ketika beroparsi maka diperlukan suatu sistem propulsi yang tepat. Kapal memiliki karateristik dimana tahanan yang ditimbulkan akan menghasilkan gesekan yang menahan proses lajunya kapal di permukaan air laut. Perlunya perbandingan dan pembuktian adanya korelasi antara perhitungan tahanan total dengan melibatkan tahanan gesek terhadap air, udara dalam suatu perencanaan kapal terhadap perencanaan sistem propulsi dari kapal. Tujuan penelitian melakukan analisa terhadap perhitungan hambatan total, daya serta spesifikasi mesin induk kapal kontainer 100 teus jarak pelayaran 556 nautical mill. Pendekatan perhitungan hambatan total kapal dapat disajikan dengan menggunakan metode Guldamer-Harvard. Hasil Analisa menunjukan untuk tahanan total 62,31 KN mendapatkan spesifikasi mesin model 12 cylinder diesel engine dengan 1656 Hp / 1900 rpm , percobaan sea trial pada kapal kontainer 100 Teus didapatkan kelajuan kapal 11,2 Knot untuk beban mesin 100 %.","PeriodicalId":167086,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Mesin","volume":"192 S537","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139165707","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Lazuardi Akmal Islami, Nur M Fathurrahman, Zaid Sulaiman
Propeller sebagai bagian penting pada kapal yang berguna untuk menggerakkan kapal. Propeller dapat diproses dari bahan aluminium melalui metode pengecoran. Pengecoran yang digunakan di industri rumahan biasa menggunakan aluminium bekas sebagai bahan baku. Manfaat dari re-casting sendiri adalah limbah-limbah aluminium dapat didaur kembali menjadi produk yang lain. Sayangnya re-casting ini malah dapat meningkatkan porositas dan mengurangi kekuatan serta kekerasan. Selain itu dalam pengecoran aluminium bekas juga susah untuk mengontrol komposisi kimia yang diinginkan karena tidak diketahui jenis aluminium yang dijadikan sebagai bahan baku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur cor terhadap ketahan korosi dari propeller yang telah dibuat. Propeller dicor dengan dengan bahan aluminim bekas dan menggunakan cetakan pasir dengan variasi suhu penuangan 400°C, 500°C dan 550°C. Metode karakterisasi yang dilakukan adalah uji komposisi kimia, pengamatan mikrostruktur, dan uji korosi (polarisasi potensiodinamik). Hasil dari pengujian komposisi kimia (spectrometer) bahwa unsur yang terkandung yaitu jenis paduan Al-Si dengan persentase sebesar Al 92,92%, kemudian Si 3,84%. Hasil pengamatan mikrostruktur didapatkan temperatur 550°C menghasilkan nilai porositas terkecil dengan rata-rata 7,17 𝜇m. Semakin meningkat temperatur tuang didapatkan arus korosi (Icorr) semakin kecil yaitu mencapai 0,42 µA/cm2. Apabila semakin rendah nilai laju korosi, semakin meningkat ketahanan korosinya. Sehingga semakin kecil ukuran poros maka ketahan korosinya meningkat.
螺旋桨是船舶的重要部件,用于推动船舶前进。螺旋桨可以通过铸造法用铝加工而成。家用工业中使用的铸件通常使用废铝作为原材料。重铸的好处是可以将铝废料回收利用,制成其他产品。遗憾的是,重铸会增加气孔,降低强度和硬度。此外,由于用作原材料的铝的类型未知,因此也很难控制废铝铸件所需的化学成分。本研究旨在确定铸造温度对螺旋桨耐腐蚀性的影响。螺旋桨是用废旧铝材料和砂模铸造的,浇注温度分别为 400°C、500°C 和 550°C。表征方法包括化学成分测试、微观结构观察和腐蚀测试(电位极化)。化学成分测试(光谱仪)结果表明,所含元素为 Al-Si 合金类型,其中 Al 占 92.92%,Si 占 3.84%。微观结构观察结果表明,在 550 ° C 时产生的气孔最小,平均值为 7.17 𝜇m。铸造温度越高,腐蚀电流(Icorr)越小,达到 0.42 µA/cm2。如果腐蚀速率值越小,耐腐蚀性就越强。因此,轴的尺寸越小,耐腐蚀性越强。
{"title":"Analisis Sifat Korosi Hasil Cor terhadap Temperatur Pembuatan Propeller Perahu Menggunakan Metode Sand Casting","authors":"Lazuardi Akmal Islami, Nur M Fathurrahman, Zaid Sulaiman","doi":"10.32497/jrm.v18i3.4953","DOIUrl":"https://doi.org/10.32497/jrm.v18i3.4953","url":null,"abstract":"Propeller sebagai bagian penting pada kapal yang berguna untuk menggerakkan kapal. Propeller dapat diproses dari bahan aluminium melalui metode pengecoran. Pengecoran yang digunakan di industri rumahan biasa menggunakan aluminium bekas sebagai bahan baku. Manfaat dari re-casting sendiri adalah limbah-limbah aluminium dapat didaur kembali menjadi produk yang lain. Sayangnya re-casting ini malah dapat meningkatkan porositas dan mengurangi kekuatan serta kekerasan. Selain itu dalam pengecoran aluminium bekas juga susah untuk mengontrol komposisi kimia yang diinginkan karena tidak diketahui jenis aluminium yang dijadikan sebagai bahan baku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur cor terhadap ketahan korosi dari propeller yang telah dibuat. Propeller dicor dengan dengan bahan aluminim bekas dan menggunakan cetakan pasir dengan variasi suhu penuangan 400°C, 500°C dan 550°C. Metode karakterisasi yang dilakukan adalah uji komposisi kimia, pengamatan mikrostruktur, dan uji korosi (polarisasi potensiodinamik). Hasil dari pengujian komposisi kimia (spectrometer) bahwa unsur yang terkandung yaitu jenis paduan Al-Si dengan persentase sebesar Al 92,92%, kemudian Si 3,84%. Hasil pengamatan mikrostruktur didapatkan temperatur 550°C menghasilkan nilai porositas terkecil dengan rata-rata 7,17 𝜇m. Semakin meningkat temperatur tuang didapatkan arus korosi (Icorr) semakin kecil yaitu mencapai 0,42 µA/cm2. Apabila semakin rendah nilai laju korosi, semakin meningkat ketahanan korosinya. Sehingga semakin kecil ukuran poros maka ketahan korosinya meningkat.","PeriodicalId":167086,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Mesin","volume":"9 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139164602","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian mengenai inovasi produk dalam material komposit merupakan urgensi, salah satu industri yang memiliki potensi inovasi adalah wood-based panels (WBPs) khususnya papan partikel. Selama ini kayu masih menjadi bahan utama dalam produksi papan partikel. Akan tetapi kesadaran konsumen mengenai dampak penggunaan kayu secara berlebih mendorong industri ini untuk mencari alternatif pengganti kayu. Pada penelitian ini dilakukan review yang bertujuan untuk mengetahui, membandingkan, dan mencari peluang serat alam non-kayu sebagai material dalam papan partikel. Berdasarkan 11 jurnal yang telah diulas dari berbagai peneliti di dunia didapatkan hasil bahwa penggunaan serat alam non-kayu adalah feasible jika material tersebut memiliki karakteristik mekanis yang mirip dengan kayu. Serabut kelapa merupakan serat alam yang memiliki potensi menjadi material pengganti kayu pada produk papan partikel. Modulus of elasticity (MOE) dan modulus of rupture (MOR) Spesimen yang telah diuji oleh berbagai peneliti menunjukkan bahwa sifat mekanis serabut kelapa memiliki kemiripan dengan kayu dengan beberapa penyesuaian seperti homogenisasi ukuran partikel dan jenis perekat yang digunakan. Maka dapat disimpulkan bahwa serabut kelapa merupakan salah satu material potensial yang membutuhkan pengembangan lebih lanjut.
{"title":"Peluang dan Sifat Mekanis Serat Alam Non-Kayu dalam Pembuatan Papan Partikel (Review Paper)","authors":"Nugroho Mamayu Hayuning Bawono, Baju Bawono, Bondan Wiratmoko, Yotam Stefanditya, Paulus Wisnu Anggoro","doi":"10.32497/jrm.v18i3.5058","DOIUrl":"https://doi.org/10.32497/jrm.v18i3.5058","url":null,"abstract":"Penelitian mengenai inovasi produk dalam material komposit merupakan urgensi, salah satu industri yang memiliki potensi inovasi adalah wood-based panels (WBPs) khususnya papan partikel. Selama ini kayu masih menjadi bahan utama dalam produksi papan partikel. Akan tetapi kesadaran konsumen mengenai dampak penggunaan kayu secara berlebih mendorong industri ini untuk mencari alternatif pengganti kayu. Pada penelitian ini dilakukan review yang bertujuan untuk mengetahui, membandingkan, dan mencari peluang serat alam non-kayu sebagai material dalam papan partikel. Berdasarkan 11 jurnal yang telah diulas dari berbagai peneliti di dunia didapatkan hasil bahwa penggunaan serat alam non-kayu adalah feasible jika material tersebut memiliki karakteristik mekanis yang mirip dengan kayu. Serabut kelapa merupakan serat alam yang memiliki potensi menjadi material pengganti kayu pada produk papan partikel. Modulus of elasticity (MOE) dan modulus of rupture (MOR) Spesimen yang telah diuji oleh berbagai peneliti menunjukkan bahwa sifat mekanis serabut kelapa memiliki kemiripan dengan kayu dengan beberapa penyesuaian seperti homogenisasi ukuran partikel dan jenis perekat yang digunakan. Maka dapat disimpulkan bahwa serabut kelapa merupakan salah satu material potensial yang membutuhkan pengembangan lebih lanjut.","PeriodicalId":167086,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Mesin","volume":"285 5","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139165518","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kota Balikpapan memiliki hasil limbah.produksi pangan, salah satunya yaitu limbah berbahan dasar pisang. Dimana limbah ini masih belum dimanfaatkan dengan baik dan benar. Limbah kulit pisang yang dihasilkan salah satunya yaitu kulit pisang kepok. Kulit pisang tergolong sebagai limbah biomassa, dimana biomassa memiliki kandungan yang dapat dikonversi menjadi sebuah bahan bakar alternatif. Biomassa merupakan bahan dasar bahan bakar terbarukan yaitu dimanfaatkan menjadi sebuah briket. Pembuatan briket dilakukan dengan cara sederhana yaitu dengan cara melakukan penjemuran limbah kulit pisang kepok yang telah dipilih kualitasnya dibawah sinar matahari hingga kering, kemudian dilakukan proses pembuatan arang kulit pisang dan dilakukan penghalusan arang kulit pisang kepok. Setelah proses penghalusan dilakukan penyaringan dengan menggunakan mesh 80 variasi perekat tepung tapioka 5%, 10%, dan 15%. Dimana hasil penelitian ini briket dengan nilai kalor terbaik mendekati nilai standar yaitu bernilai 4346,04 kal/g, nilai kadar air yang terendah yaitu 4,88 %, dan nilai kadar abu terendah yaitu 16,73%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pembuatan briket dengan bahan baku kulit pisang kepok dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif terbarukan namun perlu dilakukan penningkatan kualitas dari briket tersebut
{"title":"Karakteristik Briket Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Kepok Perekat Tepung Tapioka","authors":"Aryati Muhaymin Marali, Arwin Arwin, Herdian Dwimas, Yasmin Zulfati Yusrina","doi":"10.32497/jrm.v18i3.5089","DOIUrl":"https://doi.org/10.32497/jrm.v18i3.5089","url":null,"abstract":"Kota Balikpapan memiliki hasil limbah.produksi pangan, salah satunya yaitu limbah berbahan dasar pisang. Dimana limbah ini masih belum dimanfaatkan dengan baik dan benar. Limbah kulit pisang yang dihasilkan salah satunya yaitu kulit pisang kepok. Kulit pisang tergolong sebagai limbah biomassa, dimana biomassa memiliki kandungan yang dapat dikonversi menjadi sebuah bahan bakar alternatif. Biomassa merupakan bahan dasar bahan bakar terbarukan yaitu dimanfaatkan menjadi sebuah briket. Pembuatan briket dilakukan dengan cara sederhana yaitu dengan cara melakukan penjemuran limbah kulit pisang kepok yang telah dipilih kualitasnya dibawah sinar matahari hingga kering, kemudian dilakukan proses pembuatan arang kulit pisang dan dilakukan penghalusan arang kulit pisang kepok. Setelah proses penghalusan dilakukan penyaringan dengan menggunakan mesh 80 variasi perekat tepung tapioka 5%, 10%, dan 15%. Dimana hasil penelitian ini briket dengan nilai kalor terbaik mendekati nilai standar yaitu bernilai 4346,04 kal/g, nilai kadar air yang terendah yaitu 4,88 %, dan nilai kadar abu terendah yaitu 16,73%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pembuatan briket dengan bahan baku kulit pisang kepok dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif terbarukan namun perlu dilakukan penningkatan kualitas dari briket tersebut","PeriodicalId":167086,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Mesin","volume":"14 11","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139164523","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Radhian Krisnaputra, Nareswari Novita Satiti, Inggar Sheptia Irawati, Ignatius Aris Hendaryanto, S. Sugiyanto, Galuh Bahari
Penggunaan mesin pembelah bambu dalam produksi bambu laminasi adalah untuk mengubah batang bambu menjadi bilah-bilah bambu. Pada mesin pembelah bambu di Rosse Bambu Yogyakarta terjadi kerusakan komponen yaitu patahnya poros track roller bearing. Poros mengalami mekanisme patah getas yang disebabkan oleh ketidaksesuaian pemilihan material. Diketahui bahwa poros yang patah terbuat dari baja karbon tinggi AISI 1080 yang telah melalui proses quenching. Poros track roller bearing dari mesin pembelah bambu diharapkan memiliki ketahanan impact yang tinggi namun juga harus memiliki nilai kekerasan yang sesuai dengan standar nilai kekerasan poros. Dengan memilih material substitusi yang ideal untuk poros dan mengidentifikasi proses perlakuan panas yang tepat untuk mendapatkan sifat material yang diinginkan, proses yang efektif dapat diketahui untuk meningkatkan masa pakai poros track roller bearing dan mengurangi potensi terjadinya kegagalan serupa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui temperatur tempering optimum yang dapat dilakukan terhadap baja VCN 150 sebagai material substitusi poros track roller bearing pada mesin pembelah bambu. Pada penelitian ini proses perlakuan panas dilakukan dengan memanaskan spesimen uji pada temperatur 850°C dalam tungku selama 1 jam kemudian dilanjutkan dengan quenching dengan media oli. Setelah quenching, dilakukan tempering pada temperatur 200°C, 300°C, dan 400°C selama 1 jam kemudian dilanjutkan dengan pendinginan di udara bebas. Pengujian yang dilakukan meliputi uji struktur mikro, uji kekerasan Vickers, uji impact Charpy, dan analisis fraktografi menggunakan Scanning Electron Microscope pada permukaan patahan hasil uji impact. Hasil pengujian menunjukkan bahwa spesimen yang melalui proses tempering pada temperatur 400°C memberikan hasil optimum dengan nilai kekerasan sebesar 359,92 HV dan harga impact sebesar 1,37 J/mm².
{"title":"Optimasi Kekerasan dan Ketahanan Impact Baja VCN 150 dengan Variasi Tempering untuk Aplikasi Poros Track Roller Bearing pada Mesin Pembelah Bambu","authors":"Radhian Krisnaputra, Nareswari Novita Satiti, Inggar Sheptia Irawati, Ignatius Aris Hendaryanto, S. Sugiyanto, Galuh Bahari","doi":"10.32497/jrm.v18i3.4326","DOIUrl":"https://doi.org/10.32497/jrm.v18i3.4326","url":null,"abstract":"Penggunaan mesin pembelah bambu dalam produksi bambu laminasi adalah untuk mengubah batang bambu menjadi bilah-bilah bambu. Pada mesin pembelah bambu di Rosse Bambu Yogyakarta terjadi kerusakan komponen yaitu patahnya poros track roller bearing. Poros mengalami mekanisme patah getas yang disebabkan oleh ketidaksesuaian pemilihan material. Diketahui bahwa poros yang patah terbuat dari baja karbon tinggi AISI 1080 yang telah melalui proses quenching. Poros track roller bearing dari mesin pembelah bambu diharapkan memiliki ketahanan impact yang tinggi namun juga harus memiliki nilai kekerasan yang sesuai dengan standar nilai kekerasan poros. Dengan memilih material substitusi yang ideal untuk poros dan mengidentifikasi proses perlakuan panas yang tepat untuk mendapatkan sifat material yang diinginkan, proses yang efektif dapat diketahui untuk meningkatkan masa pakai poros track roller bearing dan mengurangi potensi terjadinya kegagalan serupa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui temperatur tempering optimum yang dapat dilakukan terhadap baja VCN 150 sebagai material substitusi poros track roller bearing pada mesin pembelah bambu. Pada penelitian ini proses perlakuan panas dilakukan dengan memanaskan spesimen uji pada temperatur 850°C dalam tungku selama 1 jam kemudian dilanjutkan dengan quenching dengan media oli. Setelah quenching, dilakukan tempering pada temperatur 200°C, 300°C, dan 400°C selama 1 jam kemudian dilanjutkan dengan pendinginan di udara bebas. Pengujian yang dilakukan meliputi uji struktur mikro, uji kekerasan Vickers, uji impact Charpy, dan analisis fraktografi menggunakan Scanning Electron Microscope pada permukaan patahan hasil uji impact. Hasil pengujian menunjukkan bahwa spesimen yang melalui proses tempering pada temperatur 400°C memberikan hasil optimum dengan nilai kekerasan sebesar 359,92 HV dan harga impact sebesar 1,37 J/mm².","PeriodicalId":167086,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Mesin","volume":"35 7","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139164650","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}