Pub Date : 2019-09-30DOI: 10.15548/alqalb.v6i1.809
Ruaidah Ruaidah
Dalam upaya meningkatkan kemampuan motorik anak, penggunaan alat musik perkusi merupakan salah satu dari upaya yang layak untuk menjadi perhatian guru dalam mendidik anak-anaknya terutama siswa TK. Musik merupakan bahasa yang di ucapkan pada semua budaya, sehingga menawarkan cara stimulasi yang penting setiap negara. Anak-anak umumnya tertarik untuk memainkan alat musik dan menciptakan irama yang selaras sehingga ia akan menikmati ketika memainkannya. Menciptakan dan memainkan musik akan membawa kepuasan dan kegembiraan besar bagi anak.
{"title":"PERMAINAN ALAT MUSIK PERKUSI SEBAGAI METODE BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR","authors":"Ruaidah Ruaidah","doi":"10.15548/alqalb.v6i1.809","DOIUrl":"https://doi.org/10.15548/alqalb.v6i1.809","url":null,"abstract":"Dalam upaya meningkatkan kemampuan motorik anak, penggunaan alat musik perkusi merupakan salah satu dari upaya yang layak untuk menjadi perhatian guru dalam mendidik anak-anaknya terutama siswa TK. Musik merupakan bahasa yang di ucapkan pada semua budaya, sehingga menawarkan cara stimulasi yang penting setiap negara. Anak-anak umumnya tertarik untuk memainkan alat musik dan menciptakan irama yang selaras sehingga ia akan menikmati ketika memainkannya. Menciptakan dan memainkan musik akan membawa kepuasan dan kegembiraan besar bagi anak. ","PeriodicalId":169560,"journal":{"name":"Al-Qalb : Jurnal Psikologi Islam","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122869075","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-30DOI: 10.15548/alqalb.v6i2.820
Nur’Aisyiah Yusri
Dunia anak adalah dunia bermain. Melalui kegiatan bermain, anak belajar berbagai hal. Bermain merupakan bagian yang amat penting dalam tumbuh kembang anak untuk menjadi manusia seutuhnya. Bermain bagi anak adalah salah satu hak anak yang paling hakiki. Melalui kegiatan bermain ini, anak bisa mencapai perkembangan fisik, intelektual, emosi, dan sosial. Perkembangan secara fisik dapat dilihat saat bermain, perkembangan intelektual, bisa dilihat dari kemampuannya menggunakan atau memanfaatkan lingkungan, perkembangan emosi bisa dilihat ketika anak merasa senang, tidak senang, dan perkembangan sosial bisa dilihat dari interaksinya dengan teman sebaya, menolong dan memerhatikan orang lain.
{"title":"BERMAIN DALAM TINJAUAN PSIKOLOGIS","authors":"Nur’Aisyiah Yusri","doi":"10.15548/alqalb.v6i2.820","DOIUrl":"https://doi.org/10.15548/alqalb.v6i2.820","url":null,"abstract":"Dunia anak adalah dunia bermain. Melalui kegiatan bermain, anak belajar berbagai hal. Bermain merupakan bagian yang amat penting dalam tumbuh kembang anak untuk menjadi manusia seutuhnya. Bermain bagi anak adalah salah satu hak anak yang paling hakiki. Melalui kegiatan bermain ini, anak bisa mencapai perkembangan fisik, intelektual, emosi, dan sosial. Perkembangan secara fisik dapat dilihat saat bermain, perkembangan intelektual, bisa dilihat dari kemampuannya menggunakan atau memanfaatkan lingkungan, perkembangan emosi bisa dilihat ketika anak merasa senang, tidak senang, dan perkembangan sosial bisa dilihat dari interaksinya dengan teman sebaya, menolong dan memerhatikan orang lain.","PeriodicalId":169560,"journal":{"name":"Al-Qalb : Jurnal Psikologi Islam","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131147003","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-30DOI: 10.15548/alqalb.v6i1.807
Winbaktianur Winbaktianur
Penelitian ini merupakan penelitian deskripsif kualitatif. Subjek penelitian ini berjumlah 6 orang yaitu 3 subjek primer dan masing-masing subjek terdapat 3 orang terdekatnya (significant other) . Metode pengumpulan data menggunakan wawancara semiterstruktur. Analisis data dilakukan dengan cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi adalah diliihat dari komponen penyebab konflik interpersonal Johnson & Johnson (1991, seperti dikutip Dayakisni & Hudaniah, 2009: 163) 2 orang subjek terlibat konflik interpersonal dengan ibu mertuanya karena adanya persaingan antara kedua belah pihak baik dari segi materi ataupun non-materi. Sedangkan 1 orang subjek lainnya karena mempermasalahkan langkanya sumber-sumber daya seperti kekuasaan, uang, ruang dan posisi. Strategi manajemen konflik yang dilakukan yaitu The turtle (withdrawing), mereka cenderung menghidar dari pokok-pokok persoalan maupun dari orang-orang yang dapat menimbulkan konflik. Mereka percaya bahwa setiap usaha memecahkan konflik hanya akan berakhir sia-sia.
{"title":"KONFLIK INTERPERSONAL MENANTU WANITA DENGAN IBU MERTUA YANG TINGGAL SE-RUMAH","authors":"Winbaktianur Winbaktianur","doi":"10.15548/alqalb.v6i1.807","DOIUrl":"https://doi.org/10.15548/alqalb.v6i1.807","url":null,"abstract":"Penelitian ini merupakan penelitian deskripsif kualitatif. Subjek penelitian ini berjumlah 6 orang yaitu 3 subjek primer dan masing-masing subjek terdapat 3 orang terdekatnya (significant other) . Metode pengumpulan data menggunakan wawancara semiterstruktur. Analisis data dilakukan dengan cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi adalah diliihat dari komponen penyebab konflik interpersonal Johnson & Johnson (1991, seperti dikutip Dayakisni & Hudaniah, 2009: 163) 2 orang subjek terlibat konflik interpersonal dengan ibu mertuanya karena adanya persaingan antara kedua belah pihak baik dari segi materi ataupun non-materi. Sedangkan 1 orang subjek lainnya karena mempermasalahkan langkanya sumber-sumber daya seperti kekuasaan, uang, ruang dan posisi. Strategi manajemen konflik yang dilakukan yaitu The turtle (withdrawing), mereka cenderung menghidar dari pokok-pokok persoalan maupun dari orang-orang yang dapat menimbulkan konflik. Mereka percaya bahwa setiap usaha memecahkan konflik hanya akan berakhir sia-sia. ","PeriodicalId":169560,"journal":{"name":"Al-Qalb : Jurnal Psikologi Islam","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132797696","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-30DOI: 10.15548/alqalb.v6i1.811
Murisal Murisal
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan yang bertujuan untuk melihat hubungan antara ESQ dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa semester 3 Fakultas Ushuluddin IAIN Imam Bonjol Padang. Lebih lanjut tujuan penelitian ini ialah untum memperoleh,(1) gambaran tentang ESQ mahasiswa semester 3 Fakultas Ushuludin IAIN Imam Bonjol Padang, (2) gambaran motivasi berprestasi mahasiswa semester 3 Fakultas Ushuluddin IAIN Imam Bonjol Padang, (3) gambaran hubungan ESQ dengan motivasi berprestasi mahasiswa semester 3 Fakultas Ushuluddin IAIN Imam Bonjol Padang. Penelitian ini ditujukan pada seluruh mahasiswa Fakulltas Ushuluddin IAIN Imam Bonjol Padang angkatan 2013/2014 yang berjumlah 162 orang dan sampelnya sebanyak 101 orang. Penelitian ini menggunakan skala ESQ dan skala motivasi. Metode uji normalitas yang akan digunakan adalah metode CorrectedItem-TotalCorrelation. Pengujian ini menggunakan program SPSS 16,0for windows dengan menggunakan test for linearity pada taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil uji hipotesis melalui analisis regresi linier sederhana menunjukkan bahwa nilai pearson correlation antara variabel nilai dasar ESQ dengan motivasi berprestasi sebesar 0,174 dan nilai signifikansi 0,082 (nilai p >0,05) yang berarti pada taraf signifikansi antara dua variabel menunjukkan adanya dua variabel tidak menunjukkan adanya hubungan antara nilai dasar ESQ dan Motivasi berprestasi (H0 diterima Ha ditolak). Maka kesimpulannya adalah tidak ada hubungan antara Nilai dasar ESQ dengan Motivasi Berprestasi.
{"title":"HUBUNGAN ESQ DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA MAHASISWA","authors":"Murisal Murisal","doi":"10.15548/alqalb.v6i1.811","DOIUrl":"https://doi.org/10.15548/alqalb.v6i1.811","url":null,"abstract":"Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan yang bertujuan untuk melihat hubungan antara ESQ dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa semester 3 Fakultas Ushuluddin IAIN Imam Bonjol Padang. Lebih lanjut tujuan penelitian ini ialah untum memperoleh,(1) gambaran tentang ESQ mahasiswa semester 3 Fakultas Ushuludin IAIN Imam Bonjol Padang, (2) gambaran motivasi berprestasi mahasiswa semester 3 Fakultas Ushuluddin IAIN Imam Bonjol Padang, (3) gambaran hubungan ESQ dengan motivasi berprestasi mahasiswa semester 3 Fakultas Ushuluddin IAIN Imam Bonjol Padang. Penelitian ini ditujukan pada seluruh mahasiswa Fakulltas Ushuluddin IAIN Imam Bonjol Padang angkatan 2013/2014 yang berjumlah 162 orang dan sampelnya sebanyak 101 orang. Penelitian ini menggunakan skala ESQ dan skala motivasi. Metode uji normalitas yang akan digunakan adalah metode CorrectedItem-TotalCorrelation. Pengujian ini menggunakan program SPSS 16,0for windows dengan menggunakan test for linearity pada taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil uji hipotesis melalui analisis regresi linier sederhana menunjukkan bahwa nilai pearson correlation antara variabel nilai dasar ESQ dengan motivasi berprestasi sebesar 0,174 dan nilai signifikansi 0,082 (nilai p >0,05) yang berarti pada taraf signifikansi antara dua variabel menunjukkan adanya dua variabel tidak menunjukkan adanya hubungan antara nilai dasar ESQ dan Motivasi berprestasi (H0 diterima Ha ditolak). Maka kesimpulannya adalah tidak ada hubungan antara Nilai dasar ESQ dengan Motivasi Berprestasi.","PeriodicalId":169560,"journal":{"name":"Al-Qalb : Jurnal Psikologi Islam","volume":"624 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129664651","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-30DOI: 10.15548/alqalb.v6i1.812
Pismawenzi Pismawenzi, Novia Rina
Kondisi emosi remaja yang mengikuti tarekat Naqsyabandiyah dapat dikontrol dengan baik. Remaja mampu mengendalikan emosi yang dimiliki ke arah yang lebih baik. Pada masa labil diusia remaja, mereka mampu mengarahkan emosi mereka ke arah yang lebih baik Kondisi pemikiran atau kognitif remaja yang mengikuti tarekat Naqsyabandiyah dapat diketahui bahwa remaja memiliki pemikiran yang positif, mereka mampu membedakan hal yang baik dan buruk untuk dilakukan, apakah memiliki dampak positif atau negatif pada diri sendiri ataupun pada orang lain. Mereka mampu memanfaatkan waktu dengan baik. Kondisi sikap remaja yang mengikuti tarekat Naqsyabandiyah ini sudah baik, dan mampu bersikap bagaimana menghadapi orang lain, sikap saling menghargai, menghormati dan saling menjaga di antara mereka dapat terjalin dengan baik dan orang- orang yang ada di sekitarnya.
{"title":"TAREKAT NAQSYABANDIYAH DAN PEMBINAAN MENTAL REMAJA","authors":"Pismawenzi Pismawenzi, Novia Rina","doi":"10.15548/alqalb.v6i1.812","DOIUrl":"https://doi.org/10.15548/alqalb.v6i1.812","url":null,"abstract":"Kondisi emosi remaja yang mengikuti tarekat Naqsyabandiyah dapat dikontrol dengan baik. Remaja mampu mengendalikan emosi yang dimiliki ke arah yang lebih baik. Pada masa labil diusia remaja, mereka mampu mengarahkan emosi mereka ke arah yang lebih baik Kondisi pemikiran atau kognitif remaja yang mengikuti tarekat Naqsyabandiyah dapat diketahui bahwa remaja memiliki pemikiran yang positif, mereka mampu membedakan hal yang baik dan buruk untuk dilakukan, apakah memiliki dampak positif atau negatif pada diri sendiri ataupun pada orang lain. Mereka mampu memanfaatkan waktu dengan baik. Kondisi sikap remaja yang mengikuti tarekat Naqsyabandiyah ini sudah baik, dan mampu bersikap bagaimana menghadapi orang lain, sikap saling menghargai, menghormati dan saling menjaga di antara mereka dapat terjalin dengan baik dan orang- orang yang ada di sekitarnya.","PeriodicalId":169560,"journal":{"name":"Al-Qalb : Jurnal Psikologi Islam","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128009682","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2017-11-23DOI: 10.15548/MAQDIS.V2I2.125
Reza Fahmi
Sebagaimana kita ketahui bersama Masyarakat Ekonomi Asean (AEC) akan menjadi tujuan bersama untuk menyatupadukan negara-negara di kawasan Asia Tenggara pada tahun 2015. Sungguhpun demikian negara negara tersebut memiliki beberapa karakteristik yang menjadi kunci untuk terciptanya Masyarakat Ekonomi Asean, diantaranya : (a) Pasar tunggal dan basis produksi (b) Tingginya tingkat persainagn di antara negara negara Asean tersebut. (c) Kawasan ini berpeluang besar untuk tumbuh sebagai pasar global. (d) Negara-negara Asean terintegrasi total dalam pasar global. Kerjasama yang dilakukan oleh Masyarakat Ekonomi Asean meliputi: pengembangan sumber daya manusia, pembangunan potensi diri, pengenalaan terhadap kualifikasi profesional, konsultasi yang intens terhadap kebijakan makro ekonomi dan kebijakan keuangan, pengukuranpengukuran keuangan, pengukuran neraca perdagangan, infrastruktur dan sebagainya. Melalui artikel ini diharapkan kita memahami bahwa, eksistensi Masyarakat Ekonomi Asean perlu dipandang memiliki nilai signifikan oleh steakholders (pemangku kepentingan); pengusaha nasional, pelaku ekonomi, dan utamanya oleh pihak pembuat kebijakan. Bahwa, kehadiran Masyarakat Ekonomi Asean identik dengan gagasan globalisasi yang senyatanya membangun ketidaksetaraan ekonomi ditengah-tengah masyarakat dunia. Di mana pemilik modal dalam hal ini adalah negara-negara dunia pertama (negara maju) memperluas pasarnya ke negara dunia ketiga atau miskin. Sementara negara miskin hanya menjadi pembeli atau pengguna produk negara kaya tersebut. Sehingga melahirkan ketimpangan ekonomi yang semmakin luas. Bukan itu saja, kehadiran Masyarakat Ekonomi Asean hendaknya tidak menjadi bentuk sikap inferioriti kompleks (baca : rendah diri) dan ketidak percayaan diri dari negara Asean, yang hanya berusaha “mengekor”terwujudnya Masyarakat Ekonomi Eropa.(MEE). Dengan bahasa sederhana kita perlu berkiprah untuk mewarnai keberadaan Masyarakat Ekonomi Asean dan bukan menjadi penonton pasif yang menanti perubahan. Pada masa yang sama kita perlu menjaga terjadinya konflik kepentingan yang akan merugikan kepentingan nasional Indonesia sebagai negara-bangsa (nation- state). Bagi para alumni perlu mempersiapkan diri lebih matang untuk bersaing, karena persaingan untuk memperoleh pekerjaan bukan hanya antar kota atau propinsi tetapi sudah melibatkan antar negara. Sehingga institusi pendidikan juga memiliki tanggungjawab moral untuk meningkatkan kualitas pendidikannya dengan memberi alumni tersebut bekal keterampilan yang bersifat life-skill (keterampilan hidup) dan soft-skill yang diharapkan mampu menjadi bekal mereka untuk memasuki dunia kerja.
{"title":"THE PSYCHOLOGICAL EFFECT OF THE ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) TOWARDS HUMAN RESOURCES DEVELOPMENT","authors":"Reza Fahmi","doi":"10.15548/MAQDIS.V2I2.125","DOIUrl":"https://doi.org/10.15548/MAQDIS.V2I2.125","url":null,"abstract":"Sebagaimana kita ketahui bersama Masyarakat Ekonomi Asean (AEC) akan menjadi tujuan bersama untuk menyatupadukan negara-negara di kawasan Asia Tenggara pada tahun 2015. Sungguhpun demikian negara negara tersebut memiliki beberapa karakteristik yang menjadi kunci untuk terciptanya Masyarakat Ekonomi Asean, diantaranya : (a) Pasar tunggal dan basis produksi (b) Tingginya tingkat persainagn di antara negara negara Asean tersebut. (c) Kawasan ini berpeluang besar untuk tumbuh sebagai pasar global. (d) Negara-negara Asean terintegrasi total dalam pasar global. Kerjasama yang dilakukan oleh Masyarakat Ekonomi Asean meliputi: pengembangan sumber daya manusia, pembangunan potensi diri, pengenalaan terhadap kualifikasi profesional, konsultasi yang intens terhadap kebijakan makro ekonomi dan kebijakan keuangan, pengukuranpengukuran keuangan, pengukuran neraca perdagangan, infrastruktur dan sebagainya. Melalui artikel ini diharapkan kita memahami bahwa, eksistensi Masyarakat Ekonomi Asean perlu dipandang memiliki nilai signifikan oleh steakholders (pemangku kepentingan); pengusaha nasional, pelaku ekonomi, dan utamanya oleh pihak pembuat kebijakan. Bahwa, kehadiran Masyarakat Ekonomi Asean identik dengan gagasan globalisasi yang senyatanya membangun ketidaksetaraan ekonomi ditengah-tengah masyarakat dunia. Di mana pemilik modal dalam hal ini adalah negara-negara dunia pertama (negara maju) memperluas pasarnya ke negara dunia ketiga atau miskin. Sementara negara miskin hanya menjadi pembeli atau pengguna produk negara kaya tersebut. Sehingga melahirkan ketimpangan ekonomi yang semmakin luas. Bukan itu saja, kehadiran Masyarakat Ekonomi Asean hendaknya tidak menjadi bentuk sikap inferioriti kompleks (baca : rendah diri) dan ketidak percayaan diri dari negara Asean, yang hanya berusaha “mengekor”terwujudnya Masyarakat Ekonomi Eropa.(MEE). Dengan bahasa sederhana kita perlu berkiprah untuk mewarnai keberadaan Masyarakat Ekonomi Asean dan bukan menjadi penonton pasif yang menanti perubahan. Pada masa yang sama kita perlu menjaga terjadinya konflik kepentingan yang akan merugikan kepentingan nasional Indonesia sebagai negara-bangsa (nation- state). Bagi para alumni perlu mempersiapkan diri lebih matang untuk bersaing, karena persaingan untuk memperoleh pekerjaan bukan hanya antar kota atau propinsi tetapi sudah melibatkan antar negara. Sehingga institusi pendidikan juga memiliki tanggungjawab moral untuk meningkatkan kualitas pendidikannya dengan memberi alumni tersebut bekal keterampilan yang bersifat life-skill (keterampilan hidup) dan soft-skill yang diharapkan mampu menjadi bekal mereka untuk memasuki dunia kerja.","PeriodicalId":169560,"journal":{"name":"Al-Qalb : Jurnal Psikologi Islam","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-11-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116739324","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2017-03-01DOI: 10.15548/alqalb.v8i1.1163
Liesma Maywarni Siregar
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu kehararusan bagi sebuah organisasi. Berbagai hal dapat saja menimpa semua karyawan di tempat kerja atau di luar tempat kerja dalam rangka menyelesaikan pekerjaannya. Salah satu bentuk organisasi formal adalah lembaga keuangan syariah atau bank Syariah. Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan bank syariah menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun 20108 tentang Perbankan Syariah, merupakan institusi yang memberikan layanan jasa perbankan berdasarkan prinsip syariah. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah. Prinsip ini menggantikian prinsip bunga yang terdapat dalam sistem perbankan konvensional.Terdapat tiga alasan mengapa program keselamatan kerja merupakan keharusan bagi setiap perusahaan untuk melaksanakannya, antara lain adalah: Moral, Manusia merupakan makhluk termulia di dunia, oleh karena itu sepatutnya manusia memperoleh perlakuan yang terhormat dalam organisasi. Atau memperoleh hak untuk perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja. Hukum, alasan lain yang sama pentingnya dengan moral terdapat juga alasan undang-undang ketenagakerjaan merupakan jaminanbagi setiap pekerja untuk menhadapi resiko kerja yang dihadapinya yang ditimbulkan pekerjaan. Ekonomi, alasan ekonomi akan dialami oleh banyak perusahaan karena mengeluarkan biaya-biaya yang tidak sedikit jumlahnya akibat kecelakaan kerja yang dialami pekerja.
{"title":"BANK SYARIAH DAN PENERAPAN K3 : SUATU TINJAUAN","authors":"Liesma Maywarni Siregar","doi":"10.15548/alqalb.v8i1.1163","DOIUrl":"https://doi.org/10.15548/alqalb.v8i1.1163","url":null,"abstract":"Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu kehararusan bagi sebuah organisasi. Berbagai hal dapat saja menimpa semua karyawan di tempat kerja atau di luar tempat kerja dalam rangka menyelesaikan pekerjaannya. Salah satu bentuk organisasi formal adalah lembaga keuangan syariah atau bank Syariah. Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan bank syariah menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun 20108 tentang Perbankan Syariah, merupakan institusi yang memberikan layanan jasa perbankan berdasarkan prinsip syariah. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah. Prinsip ini menggantikian prinsip bunga yang terdapat dalam sistem perbankan konvensional.Terdapat tiga alasan mengapa program keselamatan kerja merupakan keharusan bagi setiap perusahaan untuk melaksanakannya, antara lain adalah: Moral, Manusia merupakan makhluk termulia di dunia, oleh karena itu sepatutnya manusia memperoleh perlakuan yang terhormat dalam organisasi. Atau memperoleh hak untuk perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja. Hukum, alasan lain yang sama pentingnya dengan moral terdapat juga alasan undang-undang ketenagakerjaan merupakan jaminanbagi setiap pekerja untuk menhadapi resiko kerja yang dihadapinya yang ditimbulkan pekerjaan. Ekonomi, alasan ekonomi akan dialami oleh banyak perusahaan karena mengeluarkan biaya-biaya yang tidak sedikit jumlahnya akibat kecelakaan kerja yang dialami pekerja.","PeriodicalId":169560,"journal":{"name":"Al-Qalb : Jurnal Psikologi Islam","volume":"C-26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126483179","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}