Pub Date : 2019-06-29DOI: 10.35329/AGROVITAL.V4I1.319
Takril Takril, Metusalak Metusalak
Sektor pertanian dalam wawasan agribisnis dengan perannya dalam perekonomian nasional memberikan beberapa hal yang menunjukkan keunggulan yang dapat dipertimbangkan. Keunggulan tersebut antara lain nilai tambah pada agroindustri, misalnya dengan cara pengawetan produk pertanian menjadi produk olahan yang lebih tahan lama dan siap untuk dikonsumsi. Penelitian ini dilaksanakan di Mamasa, yang berlangsung 3 bulan yang dimulai pada bulan Februari sampai dengan April 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan dan tingkat kelayakan usaha pembuatan keripik keladi Di Desa Makuang, Kecamatan Messawa, Kabupaten Mamasa. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif yaitu untuk menentukan pendapatan dan tingkat kelayakan usaha pembuatan keripik keladi Di Desa Makuang, Kecamatan Messawa, Kabupaten Mamasa. Hasil penelitian menunjukkan pendapatan bersih yang diperoleh usaha pembuatan keripik keladi Di Desa Makuang, Kecamatan Messawa, Kabupaten Mamasa dalam melakukan usahanya sebesar Rp 126.938 dan R/C ratio yang diperoleh sebesar 1,009 berarti usaha tersebut dinyatakan layak, karena setiap penambahan biaya Rp 1,- maka akan memperoleh keuntungan sebesar Rp 1,009 ,- . Dengan demikian usaha pembuatan keripik keladi Di Desa Makuang, Kecamatan Messawa, Kabupaten Mamasa dinyatakan layak.
从农业综合企业的角度来看,它在国民经济中的作用提供了一些值得考虑的好处。这些优势包括农业工业的增值,比如将农产品保存到更耐用、可食用的加工产品中。这项研究是在从2015年2月到4月的3个月期间进行的。这项研究的目的是确定在Mamasa摄政Makuang village village的收入和可行性。本研究采用的数据分析方法是一种定量分析方法,以确定马科钱村(Mamasa village)生产方法kradi芯片的收入和价值。研究结果显示的清洁生产企业收入Makuang村、街道Messawa县芋头片Mamasa执行业务总计126938和R / C ratio 1,009大小意味着这些企业宣布获得应得的,因为每个费用增加$ 1——那么将总计获利1,009,-。Mamasa摄政时期Makuang poke village的生意被证明是可行的。
{"title":"Analisis Usaha Keripik Keladi Di Kabupaten Mamasa","authors":"Takril Takril, Metusalak Metusalak","doi":"10.35329/AGROVITAL.V4I1.319","DOIUrl":"https://doi.org/10.35329/AGROVITAL.V4I1.319","url":null,"abstract":"Sektor pertanian dalam wawasan agribisnis dengan perannya dalam perekonomian nasional memberikan beberapa hal yang menunjukkan keunggulan yang dapat dipertimbangkan. Keunggulan tersebut antara lain nilai tambah pada agroindustri, misalnya dengan cara pengawetan produk pertanian menjadi produk olahan yang lebih tahan lama dan siap untuk dikonsumsi. Penelitian ini dilaksanakan di Mamasa, yang berlangsung 3 bulan yang dimulai pada bulan Februari sampai dengan April 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan dan tingkat kelayakan usaha pembuatan keripik keladi Di Desa Makuang, Kecamatan Messawa, Kabupaten Mamasa. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif yaitu untuk menentukan pendapatan dan tingkat kelayakan usaha pembuatan keripik keladi Di Desa Makuang, Kecamatan Messawa, Kabupaten Mamasa. Hasil penelitian menunjukkan pendapatan bersih yang diperoleh usaha pembuatan keripik keladi Di Desa Makuang, Kecamatan Messawa, Kabupaten Mamasa dalam melakukan usahanya sebesar Rp 126.938 dan R/C ratio yang diperoleh sebesar 1,009 berarti usaha tersebut dinyatakan layak, karena setiap penambahan biaya Rp 1,- maka akan memperoleh keuntungan sebesar Rp 1,009 ,- . Dengan demikian usaha pembuatan keripik keladi Di Desa Makuang, Kecamatan Messawa, Kabupaten Mamasa dinyatakan layak.","PeriodicalId":174502,"journal":{"name":"AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125217873","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-29DOI: 10.35329/AGROVITAL.V4I1.317
Andi Rizkiyah Hasbi
Persepsi konsumen terhadap produk merupakan isu kritis dari suatu industri karena hal ini mempengaruhi profitabilitas. Persepsi positif konsumen terhadap produk akan mendorong timbulnya sikap untuk menyukai produk dan kemudian mendorong perilaku pembelian ulang Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis preferensi konsumen terhadap produk nugget ayam dan menentukan tingkat kepentingan relatif atribut yang mencerminkan kesukaan konsumen terhadap produk nugget Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Fokus penelitian ini adalah untuk mengungkapkan preferensi konsumen dalam keputusan pembelian nugget ayam di Kota Palopo. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian survei, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan kuesioner yang digunakan sebagai alat bantu dalam pengumpulkan data. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Palopo. Pengambilan sampel dilakukan di tiga tempat merupakan daerah pemasaran produk nugget ayam yang dinilai cukup menjangkau responden, yaitu Hypermart, Toko Matahari dan Toko Baru. Data hasil penelitian diolah dengan menggunakan analisis Untuk mengetahui atribut apakah yang dominan dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian nugget ayam di kota Palopo, digunakan analisis Chi-square.Hasil penelitian ini Nugget ayam yang menjadi preferensi konsumen di Kota Palopo adalah nugget dengan harga 20.000-40.000 dengan merek fiesta, rasa yang gurih, kemasan ukuran sedang, label yang berSNI, jenis produk sticky dan mudah diperoleh di berbagai swalayan. Sikap konsumen terhadap atribut nugget ayam yang dipertimbangkan dalam pembelian nugget ayam di kota Palopo secara berurutan dari yang paling dipertimbangkan sampai dengan yang sedikit kurang dipertimbangkan yaitu label, jenis produk, kemudahan memperoleh, harga, merek, rasa dan kemasan
{"title":"Preferensi Konsumen dalam Keputusan Pembelian Produk Nugget Ayam di Kota Palopo","authors":"Andi Rizkiyah Hasbi","doi":"10.35329/AGROVITAL.V4I1.317","DOIUrl":"https://doi.org/10.35329/AGROVITAL.V4I1.317","url":null,"abstract":"Persepsi konsumen terhadap produk merupakan isu kritis dari suatu industri karena hal ini mempengaruhi profitabilitas. Persepsi positif konsumen terhadap produk akan mendorong timbulnya sikap untuk menyukai produk dan kemudian mendorong perilaku pembelian ulang Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis preferensi konsumen terhadap produk nugget ayam dan menentukan tingkat kepentingan relatif atribut yang mencerminkan kesukaan konsumen terhadap produk nugget Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Fokus penelitian ini adalah untuk mengungkapkan preferensi konsumen dalam keputusan pembelian nugget ayam di Kota Palopo. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian survei, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan kuesioner yang digunakan sebagai alat bantu dalam pengumpulkan data. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Palopo. Pengambilan sampel dilakukan di tiga tempat merupakan daerah pemasaran produk nugget ayam yang dinilai cukup menjangkau responden, yaitu Hypermart, Toko Matahari dan Toko Baru. Data hasil penelitian diolah dengan menggunakan analisis Untuk mengetahui atribut apakah yang dominan dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian nugget ayam di kota Palopo, digunakan analisis Chi-square.Hasil penelitian ini Nugget ayam yang menjadi preferensi konsumen di Kota Palopo adalah nugget dengan harga 20.000-40.000 dengan merek fiesta, rasa yang gurih, kemasan ukuran sedang, label yang berSNI, jenis produk sticky dan mudah diperoleh di berbagai swalayan. Sikap konsumen terhadap atribut nugget ayam yang dipertimbangkan dalam pembelian nugget ayam di kota Palopo secara berurutan dari yang paling dipertimbangkan sampai dengan yang sedikit kurang dipertimbangkan yaitu label, jenis produk, kemudahan memperoleh, harga, merek, rasa dan kemasan","PeriodicalId":174502,"journal":{"name":"AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian","volume":"66 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127161363","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-29DOI: 10.35329/AGROVITAL.V4I1.299
Muh. Rifqy Aulya, St. Subaedah, A. Takdir
Karakterisasi Genotipe Jagung Toleran Kekeringan di Lahan Kering.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis keragaan morfologi beberapa genotipe jagung pada berbagai cekaman kekeringan di lahan kering.Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan petak terbagi, yang terdiri dari 3 taraf yaitu tanpa cekaman, cekaman sedang, dan cekaman parah. Sebagai anak petak adalah jagung calon hibrida 8 genotipe yaitu G1, G2, G3,G4, G5, G6, G7, G8,dan penggunaan 2 varietas pembanding yaitu Bima 7 dan Gumarang. Hasil analisa statistik terhadap variabel pengamatan untuk komponen pertumbuhan tanaman menunjukkan bahwa perbandingan antara Genotpe dan varietas berbeda nyata terhadap 2 parameter pengamatan yaitu tinggi tanaman dan jumlah daun. Tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan cekaman sedang pada genotipe G-8 (251,57cm) yang berbeda nyata lebih tinggi daripada varietas Bima 7 dan Gumarang dan jumlah daun tertinggi terdapat pada perlakuan optimal pada genotipe G-6 dan G-7 (15,0 dan 14,0 helai) yang berbeda nyata dengan kedua varietas Bima 7 dan Gumarang. Komponen produksi tanaman menunjukkan bahwa anatara genotipe dan varietas memberikan pengaruh nyata terhadap 6 parameter pengamatan yaitu, , Diameter tongkol, skoring penutup kelobot, bobot tongkol, panjang tongkol, bobot 1000 biji, dan hasil per hektar (ton/ha) sedangkan diameter tongkol tidak berbeda nyata dengan varietas bima 7 dan gumarang. Berdasarkan data komponen produksi tanaman yang menunjukkan pengaruh sangat nyata maka hal ini dapat diduga disebabkan oleh pemberian air sangat mempengaruhi proses produksi tanaman. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: Genotipe G-1, G-3, G-6, G-7 dan G-8 mempunyai penampilan tanaman yang tertinggi dan terpanjang baik pada kondisi optimal maupun tercekam kekeringan. Genotipe G-6 dan G-7 dan G-8 mempunyai bobot tongkol terberat,dan produksi tertinggi yaitu ± 7 ton/ha pada kondisi optimal dan ± 5 ton/ha pada kondisi tercekam kekeringan.
{"title":"Karakterisasi Genotipe Jagung Toleran Kekeringan Di Lahan Kering","authors":"Muh. Rifqy Aulya, St. Subaedah, A. Takdir","doi":"10.35329/AGROVITAL.V4I1.299","DOIUrl":"https://doi.org/10.35329/AGROVITAL.V4I1.299","url":null,"abstract":"Karakterisasi Genotipe Jagung Toleran Kekeringan di Lahan Kering.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis keragaan morfologi beberapa genotipe jagung pada berbagai cekaman kekeringan di lahan kering.Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan petak terbagi, yang terdiri dari 3 taraf yaitu tanpa cekaman, cekaman sedang, dan cekaman parah. Sebagai anak petak adalah jagung calon hibrida 8 genotipe yaitu G1, G2, G3,G4, G5, G6, G7, G8,dan penggunaan 2 varietas pembanding yaitu Bima 7 dan Gumarang. Hasil analisa statistik terhadap variabel pengamatan untuk komponen pertumbuhan tanaman menunjukkan bahwa perbandingan antara Genotpe dan varietas berbeda nyata terhadap 2 parameter pengamatan yaitu tinggi tanaman dan jumlah daun. Tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan cekaman sedang pada genotipe G-8 (251,57cm) yang berbeda nyata lebih tinggi daripada varietas Bima 7 dan Gumarang dan jumlah daun tertinggi terdapat pada perlakuan optimal pada genotipe G-6 dan G-7 (15,0 dan 14,0 helai) yang berbeda nyata dengan kedua varietas Bima 7 dan Gumarang. Komponen produksi tanaman menunjukkan bahwa anatara genotipe dan varietas memberikan pengaruh nyata terhadap 6 parameter pengamatan yaitu, , Diameter tongkol, skoring penutup kelobot, bobot tongkol, panjang tongkol, bobot 1000 biji, dan hasil per hektar (ton/ha) sedangkan diameter tongkol tidak berbeda nyata dengan varietas bima 7 dan gumarang. Berdasarkan data komponen produksi tanaman yang menunjukkan pengaruh sangat nyata maka hal ini dapat diduga disebabkan oleh pemberian air sangat mempengaruhi proses produksi tanaman. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: Genotipe G-1, G-3, G-6, G-7 dan G-8 mempunyai penampilan tanaman yang tertinggi dan terpanjang baik pada kondisi optimal maupun tercekam kekeringan. Genotipe G-6 dan G-7 dan G-8 mempunyai bobot tongkol terberat,dan produksi tertinggi yaitu ± 7 ton/ha pada kondisi optimal dan ± 5 ton/ha pada kondisi tercekam kekeringan. ","PeriodicalId":174502,"journal":{"name":"AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114674306","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-29DOI: 10.35329/AGROVITAL.V4I1.320
Haeruddin. Haeruddin., Zulkifli Basri, Hammam Ahmad
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Kulitas produk dapat dilihat dengan adanya Kinerja, Fitur, Keandalan, Kesesuaian, Daya Tahan. Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk memperoleh produk. Penelitiaan ini dilakukan Di Desa Patampanua Kecamatan Matakali Kabupaten Polewali Mandar selama 3 (tiga) bulan yakni bulan Desembersampai denganFebruari 2019. Adapun tujuan penelitian yaitu Untuk mengetahui Faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap produk minyak Kelapa (minyak Mandar) dan untuk mengetahui bagaimana tanggapan konsumen terhadap faktor yang mempengaruhi Permintaan produk minyak kelapa (minyak mandar) Pemilihan kasus dengan cara purposive sampling. jumlah sempel penelitan sebesar 43 orang pengunah minyak goreng (minyak mandar) didesa Patampanuan Kecamatan Matakali Kabupaten Polewali Mandar. Hasil penelitian menunjukan faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap minyak kelapa ( mandar Mandar) di Desa Patampanua Kecamatan Matakali, Kabupaten Polewali Mandar adalah faktor harga, Faktor kualitas produk, Faktor lokasi dan tersedian produk, Faktor Promosi, Faktor Budaya dan Faktor Pendapatan
{"title":"Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Terhadap Produk Minyak Kelapa ( Minyak Mandar) Desa Patampanua Kecamatan Matakali Kabupaten Polewali Mandar","authors":"Haeruddin. Haeruddin., Zulkifli Basri, Hammam Ahmad","doi":"10.35329/AGROVITAL.V4I1.320","DOIUrl":"https://doi.org/10.35329/AGROVITAL.V4I1.320","url":null,"abstract":"Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Kulitas produk dapat dilihat dengan adanya Kinerja, Fitur, Keandalan, Kesesuaian, Daya Tahan. Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk memperoleh produk. Penelitiaan ini dilakukan Di Desa Patampanua Kecamatan Matakali Kabupaten Polewali Mandar selama 3 (tiga) bulan yakni bulan Desembersampai denganFebruari 2019. Adapun tujuan penelitian yaitu Untuk mengetahui Faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap produk minyak Kelapa (minyak Mandar) dan untuk mengetahui bagaimana tanggapan konsumen terhadap faktor yang mempengaruhi Permintaan produk minyak kelapa (minyak mandar) Pemilihan kasus dengan cara purposive sampling. jumlah sempel penelitan sebesar 43 orang pengunah minyak goreng (minyak mandar) didesa Patampanuan Kecamatan Matakali Kabupaten Polewali Mandar. Hasil penelitian menunjukan faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap minyak kelapa ( mandar Mandar) di Desa Patampanua Kecamatan Matakali, Kabupaten Polewali Mandar adalah faktor harga, Faktor kualitas produk, Faktor lokasi dan tersedian produk, Faktor Promosi, Faktor Budaya dan Faktor Pendapatan ","PeriodicalId":174502,"journal":{"name":"AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131541558","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-29DOI: 10.35329/AGROVITAL.V4I1.298
Najmah Ali, A. Agustina, Dahniar Dahniar
Kebutuhan akan bahan pangan misalnya ketersedian daging dari tahun ke tahun mengalami peningkatan seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat akan peranan zat-zat makanan khususnya protein bagi bagi kehidupan.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula yang tepat untuk broiler yang mendapatkan ransum berbahan dedak fermentasi untuk menghasilkan pertambahan berat badan (PBB) yang tinggi. Percobaan dilakukan dengan menggunakan 36 ekor DOC ayam broiler. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Dalam setiap unit penelitian terdapat 3 ekor DOC. Perlakuan yang diterapkan adalah sebagai berikut P0 = 100% dedak fermentasi, P1 = 90% dedak fermentasi + 10% BP 11, P2 = 80% dedak fermentasi + 20% BP 11, P3 = 70% dedak fermentasi + 30% BP 11. Penelitian dilakukan selama 4 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa level pemberian dedak fermentasi EM 4 (P0, P1, P3) sangat nyata menghasilkan pertambahan berat badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan P0. Pemberian dedak fermentasi tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat konsumsi dan konversi ransum, tetapi terdapat perbedaan pada tingkat konsumsi yaitu pada P3 = 70% dedak fermentasi + 30% BP11 memperlihatkan tingkat konsumsi ransum dan konversi ransum lebih tinggi dari perlakuan lainnya (P0, P1, P2). Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian dedak fermentasi dengan EM4 sebagai pakan ayam broiler dapat diberikan hingga 70%.
{"title":"Pemberian Dedak Yang Difermentasi Dengan EM4 Sebagai Pakan Ayam Broiler","authors":"Najmah Ali, A. Agustina, Dahniar Dahniar","doi":"10.35329/AGROVITAL.V4I1.298","DOIUrl":"https://doi.org/10.35329/AGROVITAL.V4I1.298","url":null,"abstract":"Kebutuhan akan bahan pangan misalnya ketersedian daging dari tahun ke tahun mengalami peningkatan seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat akan peranan zat-zat makanan khususnya protein bagi bagi kehidupan.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula yang tepat untuk broiler yang mendapatkan ransum berbahan dedak fermentasi untuk menghasilkan pertambahan berat badan (PBB) yang tinggi. Percobaan dilakukan dengan menggunakan 36 ekor DOC ayam broiler. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Dalam setiap unit penelitian terdapat 3 ekor DOC. Perlakuan yang diterapkan adalah sebagai berikut P0 = 100% dedak fermentasi, P1 = 90% dedak fermentasi + 10% BP 11, P2 = 80% dedak fermentasi + 20% BP 11, P3 = 70% dedak fermentasi + 30% BP 11. Penelitian dilakukan selama 4 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa level pemberian dedak fermentasi EM 4 (P0, P1, P3) sangat nyata menghasilkan pertambahan berat badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan P0. Pemberian dedak fermentasi tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat konsumsi dan konversi ransum, tetapi terdapat perbedaan pada tingkat konsumsi yaitu pada P3 = 70% dedak fermentasi + 30% BP11 memperlihatkan tingkat konsumsi ransum dan konversi ransum lebih tinggi dari perlakuan lainnya (P0, P1, P2). Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian dedak fermentasi dengan EM4 sebagai pakan ayam broiler dapat diberikan hingga 70%.","PeriodicalId":174502,"journal":{"name":"AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116233830","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-03-08DOI: 10.35329/AGROVITAL.V3I1.218
Zulkifli Basri
Penelitian ini bertujuan menjelaskan pelaksanaan program pemberdayaan petani melalui kegiatan optimasi lahan, mengevaluasi program pemberdayaan petani melalui kegiatan optimasi lahan, mengetahui dan menganalisis dampak sosial ekonomi pelaksanaan program pemberdayaan petani melalui kegiatan optimasi lahan. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Polman Desa Batetangnga Kecamatan Binuang, Kabupaten Polman. Populasi penelitian yaitu 25 kelompok, yang terdiri dari 1 kelompok tani peserta program dan 24 kelompok yang tidak mengikuti program, Sampel kelompok tani peserta ditentukan secara sensus sedangkan sampel kelompok tani bukan peserta program optimasi lahan di tentukan secara porposive. Analisis data yang digunakan secara deskriptif untuk menjelaskan data penelitian dan deskripsi penelitian, sedangkan menganalisis data kuantitatif menggunakan analisis analisis R/C ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program pemberdayaan petani melalui Program Optimasi Lahan sesuai dengan Standar Operasional yang telah ditetapkan, yaitu persiapan, pelaksanaan fisik, pengawalan dan pendampingan. Realisasi kegiatan program optimasi telah memenuhi target yaitu 500.000 hektar. Dampak sosial dilihat berdasarkan kerjasama petani dalam kelompok tani yang diarahkan untuk penerapan sistem agribisnis, peningkatan peranan, peran serta petani dan anggota masyarakat, menggali potensi, memecahkan masalah usaha tani anggotanya secara lebih efektif dan memudahkan dalam mengakses informasi, pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya. Sedangkan dampak ekonomi dilihat berdasarkan peluang aktivitas usaha dibidang pertanian khususnya padi sawah maupun padi ladang memiliki prospek yang cukup baik dan sebagai peluang bisnis yang menjadi andalan bagi peningkatan taraf hidup masyarakat petani.
{"title":"Evaluasi Program Optimasi Lahan Petani Ditinjau Dari Aspek Sosial Ekonomi Petani di Desa Batetangnga Polewali Mandar","authors":"Zulkifli Basri","doi":"10.35329/AGROVITAL.V3I1.218","DOIUrl":"https://doi.org/10.35329/AGROVITAL.V3I1.218","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan menjelaskan pelaksanaan program pemberdayaan petani melalui kegiatan optimasi lahan, mengevaluasi program pemberdayaan petani melalui kegiatan optimasi lahan, mengetahui dan menganalisis dampak sosial ekonomi pelaksanaan program pemberdayaan petani melalui kegiatan optimasi lahan. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Polman Desa Batetangnga Kecamatan Binuang, Kabupaten Polman. Populasi penelitian yaitu 25 kelompok, yang terdiri dari 1 kelompok tani peserta program dan 24 kelompok yang tidak mengikuti program, Sampel kelompok tani peserta ditentukan secara sensus sedangkan sampel kelompok tani bukan peserta program optimasi lahan di tentukan secara porposive. Analisis data yang digunakan secara deskriptif untuk menjelaskan data penelitian dan deskripsi penelitian, sedangkan menganalisis data kuantitatif menggunakan analisis analisis R/C ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program pemberdayaan petani melalui Program Optimasi Lahan sesuai dengan Standar Operasional yang telah ditetapkan, yaitu persiapan, pelaksanaan fisik, pengawalan dan pendampingan. Realisasi kegiatan program optimasi telah memenuhi target yaitu 500.000 hektar. Dampak sosial dilihat berdasarkan kerjasama petani dalam kelompok tani yang diarahkan untuk penerapan sistem agribisnis, peningkatan peranan, peran serta petani dan anggota masyarakat, menggali potensi, memecahkan masalah usaha tani anggotanya secara lebih efektif dan memudahkan dalam mengakses informasi, pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya. Sedangkan dampak ekonomi dilihat berdasarkan peluang aktivitas usaha dibidang pertanian khususnya padi sawah maupun padi ladang memiliki prospek yang cukup baik dan sebagai peluang bisnis yang menjadi andalan bagi peningkatan taraf hidup masyarakat petani.","PeriodicalId":174502,"journal":{"name":"AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122242067","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-03-08DOI: 10.35329/AGROVITAL.V3I1.213
Andi Fausiah, Ihwan Pausan Al Buqhori
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas daging secara uji kimia (kadar protein,kadar air,kadar lemak,kadar karbohidrat dan kadar abu) daging sapi yang berasal dari pasar tradisional di kabupaten Polewali Mandar. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 1 bulan mulai akhir april sampai akhir mei 2018 di Rumah Potong Hewan (RPH) di kecamatan Wonomulyo dan Laboratorium Nutrisi Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Penelitian dilakukan Pengambilan sampel setelah ternak disembelih (setelah proses boneless) pada bagian otot Longisimus Dorsi, Biceps Femoris, Pectoralis Profundus, Gastrocnemius Kemudian sampel dimasukkan kedalam cool box yang berisi es batu, lalu dibawa ke Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Setelah itu daging dibersihkandari lemak dan jaringan ikat untuk dilakukan pengujian Kadar Protein, Kadar air, Kadar lemak, dan kadarAbu. Hasil penelitian menunjukkan kisaran kadar air daging sapi bali pada market yang berbeda berkisar 74,84-77,98%. Kadar air yang dihasilkan masih dalam kisaran normal. Kadar protein yang dihasilkan 88,58-89,53% Artinya, penanganan yang berbeda pada setiap pemilik market menghasilkan kadar protein daging sapi bali yang cenderung berbeda. Kadar lemak yang dihasilkan berkisar 0,15-0,26% rendahnya kadar lemak daging pada penelitian ini diduga akibat perbedaan kualitas pakan dan umur ternak sapi bali yang diteliti. rataan kadar abu daging sapi bali pada market yang berbeda berkisar antara 4,44-4,87%. lama penyimpanan yang berbeda menghasilkan kadar abu pada sapi bali yang berbeda-beda. Dapat disimpulkan bahwa daging sapi bali yang berada pada pasar tradisional wonomulyo pada market yang berbeda membarikan pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap karakteristik kualitas kimia.
{"title":"Karakteristik Kualitas Kimia Daging Sapi Bali Di Pasar Tradisional","authors":"Andi Fausiah, Ihwan Pausan Al Buqhori","doi":"10.35329/AGROVITAL.V3I1.213","DOIUrl":"https://doi.org/10.35329/AGROVITAL.V3I1.213","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas daging secara uji kimia (kadar protein,kadar air,kadar lemak,kadar karbohidrat dan kadar abu) daging sapi yang berasal dari pasar tradisional di kabupaten Polewali Mandar. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 1 bulan mulai akhir april sampai akhir mei 2018 di Rumah Potong Hewan (RPH) di kecamatan Wonomulyo dan Laboratorium Nutrisi Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Penelitian dilakukan Pengambilan sampel setelah ternak disembelih (setelah proses boneless) pada bagian otot Longisimus Dorsi, Biceps Femoris, Pectoralis Profundus, Gastrocnemius Kemudian sampel dimasukkan kedalam cool box yang berisi es batu, lalu dibawa ke Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Setelah itu daging dibersihkandari lemak dan jaringan ikat untuk dilakukan pengujian Kadar Protein, Kadar air, Kadar lemak, dan kadarAbu. Hasil penelitian menunjukkan kisaran kadar air daging sapi bali pada market yang berbeda berkisar 74,84-77,98%. Kadar air yang dihasilkan masih dalam kisaran normal. Kadar protein yang dihasilkan 88,58-89,53% Artinya, penanganan yang berbeda pada setiap pemilik market menghasilkan kadar protein daging sapi bali yang cenderung berbeda. Kadar lemak yang dihasilkan berkisar 0,15-0,26% rendahnya kadar lemak daging pada penelitian ini diduga akibat perbedaan kualitas pakan dan umur ternak sapi bali yang diteliti. rataan kadar abu daging sapi bali pada market yang berbeda berkisar antara 4,44-4,87%. lama penyimpanan yang berbeda menghasilkan kadar abu pada sapi bali yang berbeda-beda. Dapat disimpulkan bahwa daging sapi bali yang berada pada pasar tradisional wonomulyo pada market yang berbeda membarikan pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap karakteristik kualitas kimia.","PeriodicalId":174502,"journal":{"name":"AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124969960","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-03-08DOI: 10.35329/AGROVITAL.V3I1.217
Nurhaya Kusmiah
Kadar jamur merupakan jumlah biji berjamur dalam 100 biji selama penyimpanan, kadar jamur dipengaruhi oleh kondisi penyimpanan yang digunakan, seperti kelembaban dan suhu pada kotak penyimpanannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kadar jamur bagian luar dan dalam pada biji kakao yang disimpan pada 2 jenis penyimpanan yaitu kotak penyimpanan menggunakan sirkulasi (exhaust), dan AC 25 °C selama 3 bulan penyimpanan, biji kakao yang digunakan yaitu biji kakao tanpa fermentasi dan yang telah difermentasi selama 3 hari, dengan kadar air awal 7 % dengan menggunakan wadah plastik dan karung goni pada masing – masing sampel. Berdasarkan pengujian yang dilakukan diperoleh kadar jamur paling rendah yaitu biji kakao pada kotak penyimpanan menggunakan AC dengan suhu 25 ºC, karena pada penyimpanan ini RH dapat dipertahankan sekitar 70% dan suhu juga sangat rendah mengakibatkan jamur tidak mudah berkembang.
{"title":"Pengaruh Kondisi Penyimpanan Dan Kadar Air Awal Biji Kakao (Theobroma cacao L) Terhadap Pertumbuhan Jamur","authors":"Nurhaya Kusmiah","doi":"10.35329/AGROVITAL.V3I1.217","DOIUrl":"https://doi.org/10.35329/AGROVITAL.V3I1.217","url":null,"abstract":"Kadar jamur merupakan jumlah biji berjamur dalam 100 biji selama penyimpanan, kadar jamur dipengaruhi oleh kondisi penyimpanan yang digunakan, seperti kelembaban dan suhu pada kotak penyimpanannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kadar jamur bagian luar dan dalam pada biji kakao yang disimpan pada 2 jenis penyimpanan yaitu kotak penyimpanan menggunakan sirkulasi (exhaust), dan AC 25 °C selama 3 bulan penyimpanan, biji kakao yang digunakan yaitu biji kakao tanpa fermentasi dan yang telah difermentasi selama 3 hari, dengan kadar air awal 7 % dengan menggunakan wadah plastik dan karung goni pada masing – masing sampel. Berdasarkan pengujian yang dilakukan diperoleh kadar jamur paling rendah yaitu biji kakao pada kotak penyimpanan menggunakan AC dengan suhu 25 ºC, karena pada penyimpanan ini RH dapat dipertahankan sekitar 70% dan suhu juga sangat rendah mengakibatkan jamur tidak mudah berkembang.","PeriodicalId":174502,"journal":{"name":"AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124373444","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-03-08DOI: 10.35329/AGROVITAL.V3I1.215
Frederik Depparaba, Harli A. Karim
Perhatian Pemerintah terhadap usahatani kakao cukup besar, hal ini tercermin dengan diselenggarakannya program dan proyek dan didukung sejumlah lembaga penelitian dan lembaga lainnya yang tertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan produksi kakao nasional. Kakao nasional berada pada urutan ke-2 penghasil kakao dunia setelah Pantai Gading, Afika Barat, suatu capaian produksi yang signifikan sebagai penghasil devisa utama dalam ekspor komoditi perkebunan. Meskipun dalam tahun 2018 terdapat penurunan produksi kakao nasional karena berbagai faktor teknis, non teknis, dan produktivitas fluktuatif, namun itu tidak menjadi kendala dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi kakao nasional ke depan, dengan harapan kendala teknis dan non teknis dapat diatasi dengan dukungan berbagai pihak yang terkait dengan industri kakao nasional.
{"title":"Prospek Kakao Nasional dalam Perspektif Kebijakan","authors":"Frederik Depparaba, Harli A. Karim","doi":"10.35329/AGROVITAL.V3I1.215","DOIUrl":"https://doi.org/10.35329/AGROVITAL.V3I1.215","url":null,"abstract":"Perhatian Pemerintah terhadap usahatani kakao cukup besar, hal ini tercermin dengan diselenggarakannya program dan proyek dan didukung sejumlah lembaga penelitian dan lembaga lainnya yang tertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan produksi kakao nasional. Kakao nasional berada pada urutan ke-2 penghasil kakao dunia setelah Pantai Gading, Afika Barat, suatu capaian produksi yang signifikan sebagai penghasil devisa utama dalam ekspor komoditi perkebunan. Meskipun dalam tahun 2018 terdapat penurunan produksi kakao nasional karena berbagai faktor teknis, non teknis, dan produktivitas fluktuatif, namun itu tidak menjadi kendala dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi kakao nasional ke depan, dengan harapan kendala teknis dan non teknis dapat diatasi dengan dukungan berbagai pihak yang terkait dengan industri kakao nasional.","PeriodicalId":174502,"journal":{"name":"AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133662815","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-03-08DOI: 10.35329/AGROVITAL.V3I1.216
Muhammad Abdi, Suhartina Suhartina, N. Said, Najmah Ali
Peternakan Ayam Ras Petelur di Dusun Passau Timur Desa Bukit Samang Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene. menunjukkan adanya isu di sekitar lingkungan peternakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap keberadaan peternakan ayam ras petelur di Dusun Passau Timur Desa Bukit Samang Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 01 Juli sampai 01 Agustus 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif yang menggambarkan suatu fenomena, dalam hal ini persepsi masyarakat terhadap keberadaan peternakan ayam ras petelur. Populasi sebanyak 220 orang dan jumlah sampel sebanyak 37 orang yang ditentukan berdasarkan rumus Slovin, teknik pengambilan sampelnya dilakukan secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap keberadaan peternakan ayam ras petelur di Dusun Passau Timur Desa Bukit Samang Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene adalah sebagian besar merasa tidak terganggu dengan adanya peternakan ayam ras petelur.
{"title":"Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Peternakan Ayam Ras Petelur Di Dusun Passau Timur Desa Bukit Samang Kecamatan Sendana Kabupaten Majene","authors":"Muhammad Abdi, Suhartina Suhartina, N. Said, Najmah Ali","doi":"10.35329/AGROVITAL.V3I1.216","DOIUrl":"https://doi.org/10.35329/AGROVITAL.V3I1.216","url":null,"abstract":"Peternakan Ayam Ras Petelur di Dusun Passau Timur Desa Bukit Samang Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene. menunjukkan adanya isu di sekitar lingkungan peternakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap keberadaan peternakan ayam ras petelur di Dusun Passau Timur Desa Bukit Samang Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 01 Juli sampai 01 Agustus 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif yang menggambarkan suatu fenomena, dalam hal ini persepsi masyarakat terhadap keberadaan peternakan ayam ras petelur. Populasi sebanyak 220 orang dan jumlah sampel sebanyak 37 orang yang ditentukan berdasarkan rumus Slovin, teknik pengambilan sampelnya dilakukan secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap keberadaan peternakan ayam ras petelur di Dusun Passau Timur Desa Bukit Samang Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene adalah sebagian besar merasa tidak terganggu dengan adanya peternakan ayam ras petelur.","PeriodicalId":174502,"journal":{"name":"AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131979738","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}