Artikel ini berupaya mengkaji peran museum seni di era pandemi Covid-19, khususnya dalam merancang strategi pameran seni rupa berbasis seni media baru (new media art) guna mengatasi keterbatasan akses dan interaksi antar-manusia dalam penyelenggaraan kegiatan pameran. Pemilihan Pameran Imersif Affandi “Alam, Ruang, Manusia”, yang diselenggarakan Galeri Nasional Indonesia pada 26 Oktober – 25 November 2020, dengan pertimbangan bahwa pameran ini merupakan salah satu gelaran seni rupa di era pandemi yang berstrategi dengan meminimalkan pelibatan karya seni rupa secara fisik dengan alih-media karya lukisan ke dalam bentuk proyeksi gambar bergerak (video mapping projection). Kajian serupa sebelumnya dilakukan Wegig Murwonugroho, “Surealisme Dalam Jogja Video Mapping Project 2019” yang menggunakan bangunan bersejarah sebagai layar proyeksi video. Kebaruan riset ini terletak pada lingkup kajian, yaitu merespon seluruh ruang dalam Gedung Pameran Utama GNI, melalui karya-karya maestro seni lukis Affandi. Penelitian dengan metode kualitatif ini menggunakan pendekatan analisis Material Culture, yaitu bagaimana gerak sejarah seni rupa dapat dibaca dan dinterpretasikan melalui objek/artefak/benda temuan. Hasil kajian menunjukkan bahwa GNI sebagai Museum Seni berhasil menghadirkan pameran yang memiliki nilai-nilai kebaruan, inovatif dan eskpresif, berbasis kecanggihan teknologi digital art yaitu melalui sinergitas seni, desain, teknologi dan ilmu pengetahuan.
{"title":"Tantangan Museum Seni di tengah Pandemi Covid-19 Kajian: Pameran Imersif Affandi di GNI, 2020","authors":"Bayu Genia Krishbie","doi":"10.36806/jsrw.v9i2.119","DOIUrl":"https://doi.org/10.36806/jsrw.v9i2.119","url":null,"abstract":"Artikel ini berupaya mengkaji peran museum seni di era pandemi Covid-19, khususnya dalam merancang strategi pameran seni rupa berbasis seni media baru (new media art) guna mengatasi keterbatasan akses dan interaksi antar-manusia dalam penyelenggaraan kegiatan pameran. Pemilihan Pameran Imersif Affandi “Alam, Ruang, Manusia”, yang diselenggarakan Galeri Nasional Indonesia pada 26 Oktober – 25 November 2020, dengan pertimbangan bahwa pameran ini merupakan salah satu gelaran seni rupa di era pandemi yang berstrategi dengan meminimalkan pelibatan karya seni rupa secara fisik dengan alih-media karya lukisan ke dalam bentuk proyeksi gambar bergerak (video mapping projection). Kajian serupa sebelumnya dilakukan Wegig Murwonugroho, “Surealisme Dalam Jogja Video Mapping Project 2019” yang menggunakan bangunan bersejarah sebagai layar proyeksi video. Kebaruan riset ini terletak pada lingkup kajian, yaitu merespon seluruh ruang dalam Gedung Pameran Utama GNI, melalui karya-karya maestro seni lukis Affandi. Penelitian dengan metode kualitatif ini menggunakan pendekatan analisis Material Culture, yaitu bagaimana gerak sejarah seni rupa dapat dibaca dan dinterpretasikan melalui objek/artefak/benda temuan. Hasil kajian menunjukkan bahwa GNI sebagai Museum Seni berhasil menghadirkan pameran yang memiliki nilai-nilai kebaruan, inovatif dan eskpresif, berbasis kecanggihan teknologi digital art yaitu melalui sinergitas seni, desain, teknologi dan ilmu pengetahuan. ","PeriodicalId":17523,"journal":{"name":"JSRW (Jurnal Senirupa Warna)","volume":"24 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86354623","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tren pemakaian masker pada masa pandemi COVID-19. Metode penelitian Kualitatif dengan riset yang bersifat deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan fenomenologis. Teknik pengambilan data diperoleh dari pengamatan dan sumber berita fesyen dimasa pandemi Covid -19. Penggunaan masker pada masa pandemi menjadi kebutuhan kesehatan sebagai menutup mulut dan hidung, tetapi juga didesain dengan warna dan bahan yang menarik. Perancang busana terkenal juga membuat desain masker, yang tidak hanya berfungsi untuk kesehatan tetapi juga sebagai pelengkap fesyen desain. Masker dibuat dengan bermacam-macam bahan kain, motif, warna serta detail yang menarik. Berbagai motif mulai dari motif batik, motif flora, motif kartun dan motif lainnya. Masker juga tampil dengan warna-warna yang dikombinasi sehingga menghasilkan variasi warna yang semarak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) penggunaan masker telah menjadi budaya masyarakat, baik di perkotaan maupun perdesaan; (2) masker telah menjadi industri kreatif bidang fesyen; dan (3) pada perkembangan selanjutnya, desain masker dapat mengikuti tren fesyen yang meliputi variasi motif, bentuk maupun warna. Disarankan, hendaknya penggunaan masker yang baik dan benar dapat mencegah penularan COVID-19. Masker sebagai pelindung kesehatan tidak hanya bergerak mengikuti tren fesyen tetapi juga tetap memperhatikan fungsi utama sebagai pelindung kesehatan diri. This research aims to analyze the use of face mask during the COVID-19 pandemic. Through analytic- descriptive method, literature data was collected from various news sources thus the nature of this study is qualitative with phenomenological approach. The use of face mask during the pandemic is a health necessity whereas the mouth and the nose area are covered to prevent any virus transmission. Other than being the requisite safety measure during the pandemic, face masks are also available in various types of fabric, color and designs. Some of the most popular patterns observed in this study are the batik pattern, floral, and illustrations. This research shows that the use of face mask has becoming a society’s culture whether in a metropolitan or rural settings, face masks has its own category in the creative fesyen industry, and in the following years face masks design would follow the upcoming fesyen trens. It is advised to properly wear functionally working face masks that are meant to stop the COVID-19 from spreading, thus the need for masks to be equally utilitarian and decorative.
{"title":"Masker Sebagai Budaya Baru Tren Fesyen di Indonesia","authors":"Adlien Fadlia","doi":"10.36806/JSRW.V9I2.115","DOIUrl":"https://doi.org/10.36806/JSRW.V9I2.115","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tren pemakaian masker pada masa pandemi COVID-19. Metode penelitian Kualitatif dengan riset yang bersifat deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan fenomenologis. Teknik pengambilan data diperoleh dari pengamatan dan sumber berita fesyen dimasa pandemi Covid -19. Penggunaan masker pada masa pandemi menjadi kebutuhan kesehatan sebagai menutup mulut dan hidung, tetapi juga didesain dengan warna dan bahan yang menarik. Perancang busana terkenal juga membuat desain masker, yang tidak hanya berfungsi untuk kesehatan tetapi juga sebagai pelengkap fesyen desain. Masker dibuat dengan bermacam-macam bahan kain, motif, warna serta detail yang menarik. Berbagai motif mulai dari motif batik, motif flora, motif kartun dan motif lainnya. Masker juga tampil dengan warna-warna yang dikombinasi sehingga menghasilkan variasi warna yang semarak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) penggunaan masker telah menjadi budaya masyarakat, baik di perkotaan maupun perdesaan; (2) masker telah menjadi industri kreatif bidang fesyen; dan (3) pada perkembangan selanjutnya, desain masker dapat mengikuti tren fesyen yang meliputi variasi motif, bentuk maupun warna. Disarankan, hendaknya penggunaan masker yang baik dan benar dapat mencegah penularan COVID-19. Masker sebagai pelindung kesehatan tidak hanya bergerak mengikuti tren fesyen tetapi juga tetap memperhatikan fungsi utama sebagai pelindung kesehatan diri. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000This research aims to analyze the use of face mask during the COVID-19 pandemic. Through analytic- descriptive method, literature data was collected from various news sources thus the nature of this study is qualitative with phenomenological approach. The use of face mask during the pandemic is a health necessity whereas the mouth and the nose area are covered to prevent any virus transmission. Other than being the requisite safety measure during the pandemic, face masks are also available in various types of fabric, color and designs. Some of the most popular patterns observed in this study are the batik pattern, floral, and illustrations. This research shows that the use of face mask has becoming a society’s culture whether in a metropolitan or rural settings, face masks has its own category in the creative fesyen industry, and in the following years face masks design would follow the upcoming fesyen trens. It is advised to properly wear functionally working face masks that are meant to stop the COVID-19 from spreading, thus the need for masks to be equally utilitarian and decorative. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":17523,"journal":{"name":"JSRW (Jurnal Senirupa Warna)","volume":"17 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76312216","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Patung dan tugu sering dijumpai di taman-taman kota. Salah satunya adalah Tugu Talas yang terletak di sebuah taman di daerah ramai dekat pasar di Jalan Merdeka, Bogor. Umumnya, sebuah patung atau tugu yang terletak di ruang publik menjadi pusat perhatian orang-orang di sekitarnya, maupun sekadar melaluinya. Namun berbeda dengan Tugu Talas yang letaknya tersembunyi di antara pohon-pohon yang lebih besar darinya, sehingga orang-orang yang berlalu lalang tidak menyadari keberadaannya. Kemudian, tugu yang berbentuk umbi khas Bogor ini justru menjadi tempat buang air kecil orang-orang yang beraktivitas di sekitarnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualititatif dengan metode analisis deskriptif. Dapat disimpulkan: (1) Tugu Talas telah gagal menjadi sebuah tugu, baik dalam fungsi sebagai pengingat, maupun sebagai penghias taman. (2) Pemerintah Kota Bogor lalai dalam menjaga Tugu Talas dan tamannya, serta penyediaan WC Umum yang minim di kawasan ramai tersebut. Ditambah lagi masyarakat di sekitar pasar kurang ada kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan. Statues and monuments are often found in city parks. One of them is the Talas Monument which is located in a park in a busy area near the market on Jalan Merdeka, Bogor. Generally, a statue or monument located in a public space becomes the center of attention of the people around it, or just passing through it. However, it is different from the Talas Monument, which is hidden among trees that are bigger than it, so that people passing by do not notice its existence. Then, the monument which is shaped like a typical Bogor tuber is actually a place to urinate for people who are active around it. This study uses a qualitative approach with descriptive analysis method. It can be concluded: (1) The Talas Monument has failed to become a monument, both in its function as a reminder and as a garden decoration. (2) The Bogor City Government is negligent in maintaining the Talas Monument and its gardens, as well as the minimal provision of public toilets in the crowded area. In addition, the community around the market lacks awareness in maintaining environmental cleanliness.
雕像和纪念碑经常出现在城市公园里。其中一个是芋头的纪念馆,位于公园道路拥挤市场附近地区独立,茂物。通常,一座雕像或纪念碑位于公共空间的聚光灯下周围的人,也不能仅仅通过。然而不同的芋头纪念馆位于藏在树木之间比她大,所以那些没有意识到存在走过。然后,植物的块根纪念馆恰恰是典型的茂物周围的地方小便发帖的人。这项研究运用kualititatif描述性分析的方法。可以总结为:(1)纪念碑芋头失败变成了一个纪念碑,无论是作为提醒功能,装饰花园。茂物(2)市政府未能保持芋头纪念馆和花园,提供这些地区简陋拥挤的公共厕所。再加上周围的社会缺乏市场意识里面保持环境清洁。Statues和纪念碑是经常发现在城市公园。他们中的一个是芋头纪念碑,这是定位在一个公园》a忙附近区域市场在独立的道路上,《茂物。Generally, a雕像或纪念碑定位在公共空间变成了周围人们关注的中心》它,或者只是穿越它。但是它从《芋头纪念碑是不同的,这是隐藏在树林中那是比它更大,所以那人路过不要注意到它的存在。然后,《纪念碑,这是shaped like a典型茂物tuber)是一部地方来urinate for people who are有源它周围。这个研究是qqe利用a进近和descriptive分析方法。它可以成为结论:(1)《芋头都已失败成为百万纪念碑,纪念碑在美国它的功能a提醒和美国花园decoration。(2)《茂物市《政府是大意在maintaining芋头纪念碑和它的花园,as well as境至少provision of public厕所crowded区域。在加法,,周围的社区缺乏市场意识》maintaining环境清洁。
{"title":"Tugu Talas Bogor: WC Umum Rahasia di Jalan Merdeka","authors":"Hanan Syahrazad","doi":"10.36806/JSRW.V9I2.121","DOIUrl":"https://doi.org/10.36806/JSRW.V9I2.121","url":null,"abstract":"Patung dan tugu sering dijumpai di taman-taman kota. Salah satunya adalah Tugu Talas yang terletak di sebuah taman di daerah ramai dekat pasar di Jalan Merdeka, Bogor. Umumnya, sebuah patung atau tugu yang terletak di ruang publik menjadi pusat perhatian orang-orang di sekitarnya, maupun sekadar melaluinya. Namun berbeda dengan Tugu Talas yang letaknya tersembunyi di antara pohon-pohon yang lebih besar darinya, sehingga orang-orang yang berlalu lalang tidak menyadari keberadaannya. Kemudian, tugu yang berbentuk umbi khas Bogor ini justru menjadi tempat buang air kecil orang-orang yang beraktivitas di sekitarnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualititatif dengan metode analisis deskriptif. Dapat disimpulkan: (1) Tugu Talas telah gagal menjadi sebuah tugu, baik dalam fungsi sebagai pengingat, maupun sebagai penghias taman. (2) Pemerintah Kota Bogor lalai dalam menjaga Tugu Talas dan tamannya, serta penyediaan WC Umum yang minim di kawasan ramai tersebut. Ditambah lagi masyarakat di sekitar pasar kurang ada kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan.\u0000Statues and monuments are often found in city parks. One of them is the Talas Monument which is located in a park in a busy area near the market on Jalan Merdeka, Bogor. Generally, a statue or monument located in a public space becomes the center of attention of the people around it, or just passing through it. However, it is different from the Talas Monument, which is hidden among trees that are bigger than it, so that people passing by do not notice its existence. Then, the monument which is shaped like a typical Bogor tuber is actually a place to urinate for people who are active around it. This study uses a qualitative approach with descriptive analysis method. It can be concluded: (1) The Talas Monument has failed to become a monument, both in its function as a reminder and as a garden decoration. (2) The Bogor City Government is negligent in maintaining the Talas Monument and its gardens, as well as the minimal provision of public toilets in the crowded area. In addition, the community around the market lacks awareness in maintaining environmental cleanliness.","PeriodicalId":17523,"journal":{"name":"JSRW (Jurnal Senirupa Warna)","volume":"41 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80400343","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pandemi Covid-19 melanda dunia saat ini, yang secara massif menimbulkan kepanikan sosial secara global, termasuk di Indoensia. Fenomena sosial ini berimbas pula pada para perupa, baik pada karya-karya mereka maupun suasana psikologis yang secara tidak langsung berakibat pada bentuk-bentuk karya seni mereka. Penelitian ini berfokus pada karya tiga orang perupa di Kalimantan, yaitu Akhmad Noor, Maui dan Puji Rahayu, yang dalam penelitian ini dianggap dapat mewakili dinamika kesenirupaan di Kalimantan terkini. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif semiotika visual. Karya-karya perupa dilihat simbol-simbol visualnya, untuk kemudian dihubungkan dengan kondisi psikis sosial yang meliputi mereka melalui metode wawancara triangulatif. Dari hasil penelitian ini disimpulkan, bahwa para perupa merespons kondisi sosial mereka, baik secara langsung membuat karya bertema pandemi, maupun tidak langsung dengan tetap produktif berkarya dalam suasana pandemi itu sendiri. Upaya kreatif mereka dengan demikian berkontribusi terhadap bentuk respons kreatif di masa Pandemi dan tampilan yang menguatkan identitas seni rupa Indonesia mutakhir. The Covid-19 pandemic is sweeping the world currently, causing massive social panic globally, including in Indonesia. This social phenomenon also has an impact to the artists, both in their works and on the psychological nuances which indirectly affects the forms of their artworks. This research focuses on the painting of three artists in Kalimantan: Akhmad Noor, Puji Rahayu and Maui, they are representing the dynamics of artistry in Kalimantan today. The method uses a qualitative approach with visual semiotics. The research sees visual symbols in the works of artists, which are linking to the social psychic conditions that encompass them through the triangulative interview method. The research concludes that the artists responses their social conditions, either directly creating works on the theme of pandemics, or indirectly by continuing to work productively in global pandemic itself. Their creative endeavors thus contributed to the form of creative response during the Pandemic and a display that strengthened the identity of modern Indonesian art.
{"title":"Imajinasi Pandemi: Bayang-bayang Visual pada Tiga Karya Perupa Kalimantan","authors":"Hajrian Syah","doi":"10.36806/JSRW.V9I2.118","DOIUrl":"https://doi.org/10.36806/JSRW.V9I2.118","url":null,"abstract":"Pandemi Covid-19 melanda dunia saat ini, yang secara massif menimbulkan kepanikan sosial secara global, termasuk di Indoensia. Fenomena sosial ini berimbas pula pada para perupa, baik pada karya-karya mereka maupun suasana psikologis yang secara tidak langsung berakibat pada bentuk-bentuk karya seni mereka. Penelitian ini berfokus pada karya tiga orang perupa di Kalimantan, yaitu Akhmad Noor, Maui dan Puji Rahayu, yang dalam penelitian ini dianggap dapat mewakili dinamika kesenirupaan di Kalimantan terkini. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif semiotika visual. Karya-karya perupa dilihat simbol-simbol visualnya, untuk kemudian dihubungkan dengan kondisi psikis sosial yang meliputi mereka melalui metode wawancara triangulatif. Dari hasil penelitian ini disimpulkan, bahwa para perupa merespons kondisi sosial mereka, baik secara langsung membuat karya bertema pandemi, maupun tidak langsung dengan tetap produktif berkarya dalam suasana pandemi itu sendiri. Upaya kreatif mereka dengan demikian berkontribusi terhadap bentuk respons kreatif di masa Pandemi dan tampilan yang menguatkan identitas seni rupa Indonesia mutakhir. \u0000The Covid-19 pandemic is sweeping the world currently, causing massive social panic globally, including in Indonesia. This social phenomenon also has an impact to the artists, both in their works and on the psychological nuances which indirectly affects the forms of their artworks. This research focuses on the painting of three artists in Kalimantan: Akhmad Noor, Puji Rahayu and Maui, they are representing the dynamics of artistry in Kalimantan today. The method uses a qualitative approach with visual semiotics. The research sees visual symbols in the works of artists, which are linking to the social psychic conditions that encompass them through the triangulative interview method. The research concludes that the artists responses their social conditions, either directly creating works on the theme of pandemics, or indirectly by continuing to work productively in global pandemic itself. Their creative endeavors thus contributed to the form of creative response during the Pandemic and a display that strengthened the identity of modern Indonesian art.","PeriodicalId":17523,"journal":{"name":"JSRW (Jurnal Senirupa Warna)","volume":"84 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85775059","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Awal tahun 2020, seluruh dunia dikejutkan dengan fenomena pandemi Covid-19. Fenomena ini berdampak pada kehidupan sosial masyarakat yang menyentuh seluruh sektor. Termasuk imbasnya terhadap dunia pendidikan yang mengalami gangguan dalam proses belajar-mengajar, hingga terpaksa belajar dari rumah dengan menggunakan fasilitas online (daring). Dampak ini mengubah struktur belajar-mengajar di perguruan tinggi, khususnya ruang kelas dan studio tidak lagi digunakan bahkan kampus menjadi ruang belajar tanpa manusia. Peran desain interior memiliki signifikansi dalam mengubah penataan ruang belajar-mengajar sebagai hikmah dari fenomena Covid-19 dengan memperkenalkan konsep baru dalam penataan ruang belajar- mengajar, sekaligus sebagai bagian dari adaptasi New Normal yang mengedepankan faktor kebersihan lingkungan dan jarak sosial sebagai hal utama saat kita berada di dalam ruangan. Prosedur memasuki gedung, model sirkulasi, proses pembelajaran, dan cara-cara berkomunikasi, semua berubah dengan mengurangi kontak langsung antarmanusia. Penelitian ini membahas bagaimana dampak Covid-19 mengubah konsep kreativitas dalam penataan furnitur di ruang belajar masa depan, khususnya perguruan tinggi agar tetap dapat meningkatkan kemampuan intelektual dan keterampilan mahasiswa, serta mengurangi kecemasan masyarakat yang menitipkan anaknya dalam menempuh pendidikan di institusi perguruan tinggi. Dengan menggunakan studi kasus eksplorasi dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif untuk memperoleh informasi data tentang dampak dan konsekuensi pandemi Covid-19, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu solusi desain interior khususnya masalah layout furniture yang berhubungan dengan social distancing dan sirkulasinya. In the early 2020, the whole world was put into shock by the COVID-19 pandemic. This phenomenon affects every part of our social activities. Including the education world, which experiences interruptions in the learning and teaching process; one of being the mandatory in-home learning utilizing the internet. In higher education institutions, this has changed the usual class structures where classrooms and studios are no longer significant, even campuses are now just empty classrooms with no present human. Interior designers have a role in changing the layout of a classroom into the New Normal concept, where hygiene and social distancing are the main priorities. Our old-school ways entering enclosed buildings down to circulation modes, learning process and communicating are no longer viable because we need to reduce direct physical contact to prevent the disease from spreading. This research will be discussing how the COVID-19 will be changing the future layout of our classrooms, in this case for higher education facilities, in hopes of classrooms getting more social again but without the risks. In order to reach this goal, this research explores several case studies with descriptive-analytics approach. Author hopes that this research wil
{"title":"Dampak Pandemi Covid-19 Mengubah Konsep Tata Letak Furnitur Desain Interior Ruang Belajar di Perguruan Tinggi","authors":"Sri Fariyanti Pane, M.Sn.","doi":"10.36806/jsrw.v9i2.120","DOIUrl":"https://doi.org/10.36806/jsrw.v9i2.120","url":null,"abstract":"Awal tahun 2020, seluruh dunia dikejutkan dengan fenomena pandemi Covid-19. Fenomena ini berdampak pada kehidupan sosial masyarakat yang menyentuh seluruh sektor. Termasuk imbasnya terhadap dunia pendidikan yang mengalami gangguan dalam proses belajar-mengajar, hingga terpaksa belajar dari rumah dengan menggunakan fasilitas online (daring). Dampak ini mengubah struktur belajar-mengajar di perguruan tinggi, khususnya ruang kelas dan studio tidak lagi digunakan bahkan kampus menjadi ruang belajar tanpa manusia. Peran desain interior memiliki signifikansi dalam mengubah penataan ruang belajar-mengajar sebagai hikmah dari fenomena Covid-19 dengan memperkenalkan konsep baru dalam penataan ruang belajar- mengajar, sekaligus sebagai bagian dari adaptasi New Normal yang mengedepankan faktor kebersihan lingkungan dan jarak sosial sebagai hal utama saat kita berada di dalam ruangan. Prosedur memasuki gedung, model sirkulasi, proses pembelajaran, dan cara-cara berkomunikasi, semua berubah dengan mengurangi kontak langsung antarmanusia. Penelitian ini membahas bagaimana dampak Covid-19 mengubah konsep kreativitas dalam penataan furnitur di ruang belajar masa depan, khususnya perguruan tinggi agar tetap dapat meningkatkan kemampuan intelektual dan keterampilan mahasiswa, serta mengurangi kecemasan masyarakat yang menitipkan anaknya dalam menempuh pendidikan di institusi perguruan tinggi. Dengan menggunakan studi kasus eksplorasi dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif untuk memperoleh informasi data tentang dampak dan konsekuensi pandemi Covid-19, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu solusi desain interior khususnya masalah layout furniture yang berhubungan dengan social distancing dan sirkulasinya. \u0000 \u0000In the early 2020, the whole world was put into shock by the COVID-19 pandemic. This phenomenon affects every part of our social activities. Including the education world, which experiences interruptions in the learning and teaching process; one of being the mandatory in-home learning utilizing the internet. In higher education institutions, this has changed the usual class structures where classrooms and studios are no longer significant, even campuses are now just empty classrooms with no present human. Interior designers have a role in changing the layout of a classroom into the New Normal concept, where hygiene and social distancing are the main priorities. Our old-school ways entering enclosed buildings down to circulation modes, learning process and communicating are no longer viable because we need to reduce direct physical contact to prevent the disease from spreading. This research will be discussing how the COVID-19 will be changing the future layout of our classrooms, in this case for higher education facilities, in hopes of classrooms getting more social again but without the risks. In order to reach this goal, this research explores several case studies with descriptive-analytics approach. Author hopes that this research wil","PeriodicalId":17523,"journal":{"name":"JSRW (Jurnal Senirupa Warna)","volume":"14 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79341084","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perkembangan Seni Rupa tak dapat dipisahkan dari dinamika dan perubahan sosial, politik, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan agama yang tengah terjadi pada satu bangsa. Begitupula yang terjadi pada bangsa Indonesia, terdapat “simpul-simpul” dalam memaknai seni rupa Indonesia yang dikaitkan dengan berbagai peristiwa penting baik yang terjadi sebelum dan sesudah kemerdekaan. Pada edisi ini, JSRW mencoba menampilkan beberapa tulisan yang terinspirasi dari berbagai dinamika dan perubahan sosial dalam konteks penciptaan karya seni. Dinamika dan Perubahan sosial merupakan hal yang tak terpisahkan, karena terjadi akibat adanya interaksi dan hubungan antara individu dan kelompok individu dalam satu masyarakat yang berdampak terhadap perubahan, seperti pergeseran nilai-nilai, norma, aturan, perilaku organisasi, struktur kelembagaan, hingga kekuasaan dan perubahan sosial lainnya. Perubahan sosial dapat bersifat positif jika terjadi peningkatan kualitas dari berbagai aspek. Namun demikian, tak jarang pula perubahan sosial justru bersifat negatif, dalam bentuk kemunduran peradaban, hingga berujung pada kehancuran. Mekanisme perubahan sosial dapat dilihat dari dua hal, yaitu perubahan sosial yang disengaja atau dikehendaki atau direncanakan (planned change) dan ada juga perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan atau tidak di sengaja (unplaned change).
{"title":"Perubahan Sosial dan Ekspresi Seni","authors":"C. Dewi","doi":"10.36806/.v9i1.63","DOIUrl":"https://doi.org/10.36806/.v9i1.63","url":null,"abstract":"Perkembangan Seni Rupa tak dapat dipisahkan dari dinamika dan perubahan sosial, politik, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan agama yang tengah terjadi pada satu bangsa. Begitupula yang terjadi pada bangsa Indonesia, terdapat “simpul-simpul” dalam memaknai seni rupa Indonesia yang dikaitkan dengan berbagai peristiwa penting baik yang terjadi sebelum dan sesudah kemerdekaan. \u0000Pada edisi ini, JSRW mencoba menampilkan beberapa tulisan yang terinspirasi dari berbagai dinamika dan perubahan sosial dalam konteks penciptaan karya seni. Dinamika dan Perubahan sosial merupakan hal yang tak terpisahkan, karena terjadi akibat adanya interaksi dan hubungan antara individu dan kelompok individu dalam satu masyarakat yang berdampak terhadap perubahan, seperti pergeseran nilai-nilai, norma, aturan, perilaku organisasi, struktur kelembagaan, hingga kekuasaan dan perubahan sosial lainnya. Perubahan sosial dapat bersifat positif jika terjadi peningkatan kualitas dari berbagai aspek. Namun demikian, tak jarang pula perubahan sosial justru bersifat negatif, dalam bentuk kemunduran peradaban, hingga berujung pada kehancuran. Mekanisme perubahan sosial dapat dilihat dari dua hal, yaitu perubahan sosial yang disengaja atau dikehendaki atau direncanakan (planned change) dan ada juga perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan atau tidak di sengaja (unplaned change).","PeriodicalId":17523,"journal":{"name":"JSRW (Jurnal Senirupa Warna)","volume":"38 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90126674","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Seni,termasuk Desain, tidak dapat menolak dampak perkembangan teknologi. Tidak hanya pengaruh pada perubahan media atau moda penyebarannya. Sebab baik bagi para kreator, perupa, juga perancang harus memikirkan strategi dan konsep dalam menyikapi cara juga gaya kehidupan masyarakat saat ini.
{"title":"Seni dan Revolusi Industri 4.0","authors":"Iwan Gunawan","doi":"10.36806/.v8i1.76","DOIUrl":"https://doi.org/10.36806/.v8i1.76","url":null,"abstract":"Seni,termasuk Desain, tidak dapat menolak dampak perkembangan teknologi. Tidak hanya pengaruh pada perubahan media atau moda penyebarannya. Sebab baik bagi para kreator, perupa, juga perancang harus memikirkan strategi dan konsep dalam menyikapi cara juga gaya kehidupan masyarakat saat ini.","PeriodicalId":17523,"journal":{"name":"JSRW (Jurnal Senirupa Warna)","volume":"7 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89479055","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis minat belajar teknik menjahit mahasiswa Institut Kesenian Jakarta tahun ajaran 2018/2019 melalui perkembangan fashion dan revolusi industri 4.0. Penelitian dilakukan selama tujuh bulan, dimulai pada Mei hingga November 2019. Populasi berjumlah 185 orang dengan pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling dengan cara diundi, sedangkan perhitungan jumlah sampelnya menggunakan rumus Slovin orang dengan jumlah sampel 127 orang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, jenis asosiatif kausal dengan metode survei dan analisis jalur (path analysis) sebagai teknik analisis statistiknya yang diterapkan dalam pengujian hipotesis. Data yang terkumpul disajikan dalam statistik deskriptif. Kemudian data dianalisis menggunakan statistik parametris model path analysis, bertujuan untuk menguji pengaruh antar variabel penelitian. Langkah pengujian path analysis sebagai berikut; pengujian normalitas data, perhitungan normalitas galat taksiran dengan uji-Lilifors, perhitungan persamaan regresi, uji signifikansi, dan uji linearitas regresi. Selanjutnya dilakukan perhitungan path analysis, untuk menghitung koefisien jalurnya. Analisis dan interpretasi data menunjukkan bahwa (1) perkembangan fashion memiliki pengaruh positif langsung terhadap minat belajar mahasiswa, (2) revolusi industri 4.0 memiliki pengaruh positif langsung terhadap minat belajar mahasiswa, (3) perkembangan fashion memiliki pengaruh positif langsung terhadap revolusi industri 4.0. Abstract: This study aims to analyze requests to learn sewing techniques among students of the arts institute for the 2018/2019 academic year Jakarta through the development of fashion and the 4.0 industrial revolution. The research was conducted for seven months, starting from May to November 2019. The population was 185 people. The sample in this study used the Simple Random Sampling technique by lottery, while the sample size was calculated using the Slovin people formula with a sample size of 127 people. This study uses a quantitative approach, a type of causal associative with survey methods and path analysis as statistical analysis techniques applied in hypothesis testing. The data collected is presented in descriptive statistics. Then the data were analyzed using the parametric statistical path analysis model, which aims to test the influence between the research variables. The path analysis test steps are as follows; data normality testing, estimation error normality calculation with the Lilifors-test, regression equation calculation, significance test and regression linearity test. Furthermore, the calculation of path analysis is carried out to calculate the path coefficient. Data analysis and interpretation shows that (1) fashion development has a direct positive effect on student interest in learning, (2) industrial revolution 4.0 has a direct positive effect on student interest in learning, (3) fashion developm
{"title":"Analisis Minat Belajar Mahasiswa Melalui Perkembangan Fashion dan Revolusi Industri 4.0 dalam Mata Kuliah Teknik Menjahit Mahasiswa Desain Produk FSR IKJ 2018/2019","authors":"Retno Andri Pamudyarini","doi":"10.36806/.v9i1.78","DOIUrl":"https://doi.org/10.36806/.v9i1.78","url":null,"abstract":"Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis minat belajar teknik menjahit mahasiswa Institut Kesenian Jakarta tahun ajaran 2018/2019 melalui perkembangan fashion dan revolusi industri 4.0. Penelitian dilakukan selama tujuh bulan, dimulai pada Mei hingga November 2019. Populasi berjumlah 185 orang dengan pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling dengan cara diundi, sedangkan perhitungan jumlah sampelnya menggunakan rumus Slovin orang dengan jumlah sampel 127 orang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, jenis asosiatif kausal dengan metode survei dan analisis jalur (path analysis) sebagai teknik analisis statistiknya yang diterapkan dalam pengujian hipotesis. Data yang terkumpul disajikan dalam statistik deskriptif. Kemudian data dianalisis menggunakan statistik parametris model path analysis, bertujuan untuk menguji pengaruh antar variabel penelitian. Langkah pengujian path analysis sebagai berikut; pengujian normalitas data, perhitungan normalitas galat taksiran dengan uji-Lilifors, perhitungan persamaan regresi, uji signifikansi, dan uji linearitas regresi. Selanjutnya dilakukan perhitungan path analysis, untuk menghitung koefisien jalurnya. Analisis dan interpretasi data menunjukkan bahwa (1) perkembangan fashion memiliki pengaruh positif langsung terhadap minat belajar mahasiswa, (2) revolusi industri 4.0 memiliki pengaruh positif langsung terhadap minat belajar mahasiswa, (3) perkembangan fashion memiliki pengaruh positif langsung terhadap revolusi industri 4.0. \u0000Abstract: This study aims to analyze requests to learn sewing techniques among students of the arts institute for the 2018/2019 academic year Jakarta through the development of fashion and the 4.0 industrial revolution. The research was conducted for seven months, starting from May to November 2019. The population was 185 people. The sample in this study used the Simple Random Sampling technique by lottery, while the sample size was calculated using the Slovin people formula with a sample size of 127 people. This study uses a quantitative approach, a type of causal associative with survey methods and path analysis as statistical analysis techniques applied in hypothesis testing. The data collected is presented in descriptive statistics. Then the data were analyzed using the parametric statistical path analysis model, which aims to test the influence between the research variables. The path analysis test steps are as follows; data normality testing, estimation error normality calculation with the Lilifors-test, regression equation calculation, significance test and regression linearity test. Furthermore, the calculation of path analysis is carried out to calculate the path coefficient. Data analysis and interpretation shows that (1) fashion development has a direct positive effect on student interest in learning, (2) industrial revolution 4.0 has a direct positive effect on student interest in learning, (3) fashion developm","PeriodicalId":17523,"journal":{"name":"JSRW (Jurnal Senirupa Warna)","volume":"24 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78089289","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Art is not fully autonomous. Art always has a reciprocal relationship with other social institutions, especially economics and politics. This connection is related to the responsibility of the arts in the face of a classy society, where the ruling class who controls the capital / means of production carry out oppression and exploitation in a structured and systematic manner. This journal is focused on the study of populist art which is echoed again by Semsar Siahaan with the term Art of Liberation after the 1965 national tragedy. Through a descriptive and historical explanatory approach, it is examined how the context of Semsar Siahaan's Liberation Arts and artistic struggles.
{"title":"Membaca Seni Semsar Siahaan sebagai Seni Rupa Pembebasan","authors":"Ferri Agustian Sukarno","doi":"10.36806/JSRW.V9I1.76","DOIUrl":"https://doi.org/10.36806/JSRW.V9I1.76","url":null,"abstract":"Art is not fully autonomous. Art always has a reciprocal relationship with other social institutions, especially economics and politics. This connection is related to the responsibility of the arts in the face of a classy society, where the ruling class who controls the capital / means of production carry out oppression and exploitation in a structured and systematic manner. This journal is focused on the study of populist art which is echoed again by Semsar Siahaan with the term Art of Liberation after the 1965 national tragedy. Through a descriptive and historical explanatory approach, it is examined how the context of Semsar Siahaan's Liberation Arts and artistic struggles.","PeriodicalId":17523,"journal":{"name":"JSRW (Jurnal Senirupa Warna)","volume":"37 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80817878","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Artikel ini membahas mengenai penelitian dan eksperimen, bagaimana pengolahan material kayu strip dilakukan, sehingga dapat menjadi sebuah bidang lengkung, dan dijadikan produk kriya interior. Tujuan penelitian dari penggunaan teknik laminasi dan bending pada material kayu strip menjadi produk kayu adalah untuk menambah pengetahuan tentang cara menggunakan teknik laminasi dan bending pada potongan kayu strip sehingga teknik yang digunakan tepat guna dan barang yang dihasilkan memiliki nilai estetik. Target yang akan dicapai dari penelitian ini adalah tutorial cara menggunakan teknik laminasi dan bending pada kayu strip dan penciptaan karya produk dari kedua teknik di atas. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan cara: studi pustaka, observasi, wawancara, dokumentasi foto, eksperimen teknik dan alat, serta eksplorasi material.
{"title":"Eksplorasi Kayu Strip Menggunakan Teknik Laminasi dan Bending","authors":"Zamilia Zamilia, Ista Rizki","doi":"10.36806/JSRW.V9I1.97","DOIUrl":"https://doi.org/10.36806/JSRW.V9I1.97","url":null,"abstract":"Artikel ini membahas mengenai penelitian dan eksperimen, bagaimana pengolahan material kayu strip dilakukan, sehingga dapat menjadi sebuah bidang lengkung, dan dijadikan produk kriya interior. Tujuan penelitian dari penggunaan teknik laminasi dan bending pada material kayu strip menjadi produk kayu adalah untuk menambah pengetahuan tentang cara menggunakan teknik laminasi dan bending pada potongan kayu strip sehingga teknik yang digunakan tepat guna dan barang yang dihasilkan memiliki nilai estetik. Target yang akan dicapai dari penelitian ini adalah tutorial cara menggunakan teknik laminasi dan bending pada kayu strip dan penciptaan karya produk dari kedua teknik di atas. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan cara: studi pustaka, observasi, wawancara, dokumentasi foto, eksperimen teknik dan alat, serta eksplorasi material. ","PeriodicalId":17523,"journal":{"name":"JSRW (Jurnal Senirupa Warna)","volume":"31 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84984299","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}