Pub Date : 2022-08-15DOI: 10.36452/jmedscie.v1i1.2572
Monica Puspa Sari
Diagnosis dini infeksi Toxoplasma gondii penting untuk efektifitas pengobatan. Obat yang tersedia tidak dapat membunuh bradizoit yang terkandung dalam kista, obat tersebut hanya dapat membunuh pada stadium takizoit. Semakin cepat infeksi T.gondii terdeteksi maka semakin besar kemungkinan infeksi dapat dihentikan dan keberhasilan pengobatan tercapai. Saat ini tes serologi berbasis antibodi menjadi metode diagnostik yang paling sering digunakan untuk mendeteksi T. gondii. Namun, tes serologi diketahui memiliki beberapa keterbatasan. Berdasarkan penelitian terakhir, Interferon-gamma release assay (IGRA) yang merupakan pemeriksaan berbasis sel T diperkenalkan sebagai uji in vitro untuk mendeteksi infeksi T. gondii. Baik infeksi akut dan kronis bisa dideteksi dengan IGRA, IGRA dapat mendeteksi infeksi pada hari ke 3, sementara serum IgM dan IgG terdeteksi pada hari ke 9 dan 13 pasca infeksi. IGRA secara akurat dapat membedakan individu yang terinfeksi dan yang tidak terinfeksi dengan menunjukkan aktivasi limfosit yang kuat setelah distimulasi secara in vitro oleh antigen T. gondii, bahkan pada hari pertama kehidupan. IGRA adalah suatu metode tes yang mudah dan murah untuk mengukur sel mediasi imunitas terhadap T. gondii. Oleh karena itu, IGRA memiliki potensi untuk menjadi alat diagnostik deteksi dini untuk infeksi T.gondii.
刚地病毒感染的早期诊断对治疗有效是至关重要的。可用的药物不能杀死囊肿中的心肌炎,只能在takizoit体育场杀死。感染越早被发现,就越有可能被阻止,治疗也就越成功。目前,以抗体为基础的serlogy测试是检测T. gondii最常用的诊断方法。然而,serlogy测试已知有一些限制。根据最近的研究,T - T -g -g释放assay (IGRA)是一种基于T - T的细胞检测,用于检测刚地感染。与IGRA一起检测急性和慢性感染,IGRA可以在第三天检测感染,而IgM和IgG血清在感染后第9天和第13天检测感染。即使是在生命的第一天,IGRA也可以通过在皮质抗原(T. gondii)的体外培养,从而准确地区分受感染的人和未受感染的人。IGRA是一种简单而廉价的测试方法,用于测量T。因此,IGRA有可能成为一种用于T.gondii感染的早期检测诊断工具。
{"title":"Interferon Gamma sebagai Deteksi Awal Infeksi yang Disebabkan oleh Toxoplasma gondii","authors":"Monica Puspa Sari","doi":"10.36452/jmedscie.v1i1.2572","DOIUrl":"https://doi.org/10.36452/jmedscie.v1i1.2572","url":null,"abstract":"Diagnosis dini infeksi Toxoplasma gondii penting untuk efektifitas pengobatan. Obat yang tersedia tidak dapat membunuh bradizoit yang terkandung dalam kista, obat tersebut hanya dapat membunuh pada stadium takizoit. Semakin cepat infeksi T.gondii terdeteksi maka semakin besar kemungkinan infeksi dapat dihentikan dan keberhasilan pengobatan tercapai. Saat ini tes serologi berbasis antibodi menjadi metode diagnostik yang paling sering digunakan untuk mendeteksi T. gondii. Namun, tes serologi diketahui memiliki beberapa keterbatasan. Berdasarkan penelitian terakhir, Interferon-gamma release assay (IGRA) yang merupakan pemeriksaan berbasis sel T diperkenalkan sebagai uji in vitro untuk mendeteksi infeksi T. gondii. Baik infeksi akut dan kronis bisa dideteksi dengan IGRA, IGRA dapat mendeteksi infeksi pada hari ke 3, sementara serum IgM dan IgG terdeteksi pada hari ke 9 dan 13 pasca infeksi. IGRA secara akurat dapat membedakan individu yang terinfeksi dan yang tidak terinfeksi dengan menunjukkan aktivasi limfosit yang kuat setelah distimulasi secara in vitro oleh antigen T. gondii, bahkan pada hari pertama kehidupan. IGRA adalah suatu metode tes yang mudah dan murah untuk mengukur sel mediasi imunitas terhadap T. gondii. Oleh karena itu, IGRA memiliki potensi untuk menjadi alat diagnostik deteksi dini untuk infeksi T.gondii.","PeriodicalId":175374,"journal":{"name":"Jurnal MedScientiae","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131669258","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-15DOI: 10.36452/jmedscientiae.vi.2571
Valerio Christopher Homalessy, Shintia Christina, E. Sumbayak
Kanker prostat dapat disebut sebagai kanker yang umum didiagnosis pada pria. Risiko kanker prostat meningkat seiring bertambahnya usia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah adanya hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kanker prostat dan gleason score di Rumah Sakit Siloam Kupang. Metode penelitian kualitatif dengan desain cross sectional dan menggunakan data sekunder rekam medik dengan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian, Pasien dengan diagnosa kanker prostat di Rumah Sakit Siloam Kupang periode 2017-2021 sebanyak 80 kasus dan bukan kanker prostat sebanyak 60 kasus. Indeks Massa Tubuh pada kelompok pasien kanker prostat terbanyak pada non obesitas sebanyak 54 orang (67,5%) dan pada bukan kanker prostat sebanyak 34 orang (56,67%). Kasus kanker prostat terbanyak dengan derajat histopatologi High Gleason Score sebanyak 45 kasus (56,25%), dan derajat histopatologi Low Grade Score sebanyak 35 kasus (43,75). Berdasarkan hasil analisis dengan chi square, diketahui bahwa tidak ada hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan Kejadian Kanker Prostat memiliki nilai p = 0,189 (p > 0,05) dan dengan Gleason Score memiliki nilai p = 0,764 (p > 0,05) Simpulan, Tidak terdapat hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan kejadian kanker prostat dan gleason score di Rumah Sakit Siloam Kupang.
{"title":"Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kejadian Kanker Prostat dan Gleason Score di Rumah Sakit Siloam Kupang","authors":"Valerio Christopher Homalessy, Shintia Christina, E. Sumbayak","doi":"10.36452/jmedscientiae.vi.2571","DOIUrl":"https://doi.org/10.36452/jmedscientiae.vi.2571","url":null,"abstract":"Kanker prostat dapat disebut sebagai kanker yang umum didiagnosis pada pria. Risiko kanker prostat meningkat seiring bertambahnya usia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah adanya hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kanker prostat dan gleason score di Rumah Sakit Siloam Kupang. Metode penelitian kualitatif dengan desain cross sectional dan menggunakan data sekunder rekam medik dengan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian, Pasien dengan diagnosa kanker prostat di Rumah Sakit Siloam Kupang periode 2017-2021 sebanyak 80 kasus dan bukan kanker prostat sebanyak 60 kasus. Indeks Massa Tubuh pada kelompok pasien kanker prostat terbanyak pada non obesitas sebanyak 54 orang (67,5%) dan pada bukan kanker prostat sebanyak 34 orang (56,67%). Kasus kanker prostat terbanyak dengan derajat histopatologi High Gleason Score sebanyak 45 kasus (56,25%), dan derajat histopatologi Low Grade Score sebanyak 35 kasus (43,75). Berdasarkan hasil analisis dengan chi square, diketahui bahwa tidak ada hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan Kejadian Kanker Prostat memiliki nilai p = 0,189 (p > 0,05) dan dengan Gleason Score memiliki nilai p = 0,764 (p > 0,05) Simpulan, Tidak terdapat hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan kejadian kanker prostat dan gleason score di Rumah Sakit Siloam Kupang.","PeriodicalId":175374,"journal":{"name":"Jurnal MedScientiae","volume":"96 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133458269","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-30DOI: 10.36452/jmedscie.vi.2541
Hartanto Hartanto, B. Hartono, Theodora Margaret
Low back pain (LBP) adalah sensasi nyeri pada regio L1-S1 yang dapat menjalar hingga ke arah tungkai dan kaki. Posisi dan lama duduk saat bekerja menjadi salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya keluhan LBP. Tujuan dari studi literatur ini adalah untuk mengetahui posisi dan lama duduk saat bekerja dalam menimbukan LBP. Metode yang digunakan dalam studi literatur dilakukan dengan pencarian artikel dalam database jurnal penelitian yaitu Google Scholar dan Pubmed. Hasil penelusuran literatur, diperoleh 11 artikel yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Posisi duduk tegak dan membungkuk meningkatkan keluhan LBP, karena mempengaruhi besarnya tekanan yang diberikan pada tulang belakang. Tekanan ini akan menimbulkan mikrotrauma disertai dengan peradangan sehingga muncul rasa nyeri pada punggung bawah. Durasi duduk >4 jam cukup menimbulkan keluhan LBP dan resiko LBP semakin meningkat bila duduk dalam waktu yang lebih lama, yakni 6–9 jam dan >9 jam. Duduk yang terlalu lama akan menyebabkan otot menjadi lelah sehingga mengurangi dukungan otot ke tulang belakang. Hal ini menyebabkan tekanan pada ligamen dan diskus intervertebralis meningkat. Pada studi literatur ini juga ditemukan faktor lain yang dapat menimbulkan LBP yaitu: usia, sandaran kursi, masa kerja dan stretching.
{"title":"Posisi dan Lama Duduk saat Bekerja dalam Menimbulkan Low Back Pain","authors":"Hartanto Hartanto, B. Hartono, Theodora Margaret","doi":"10.36452/jmedscie.vi.2541","DOIUrl":"https://doi.org/10.36452/jmedscie.vi.2541","url":null,"abstract":"Low back pain (LBP) adalah sensasi nyeri pada regio L1-S1 yang dapat menjalar hingga ke arah tungkai dan kaki. Posisi dan lama duduk saat bekerja menjadi salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya keluhan LBP. Tujuan dari studi literatur ini adalah untuk mengetahui posisi dan lama duduk saat bekerja dalam menimbukan LBP. Metode yang digunakan dalam studi literatur dilakukan dengan pencarian artikel dalam database jurnal penelitian yaitu Google Scholar dan Pubmed. Hasil penelusuran literatur, diperoleh 11 artikel yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Posisi duduk tegak dan membungkuk meningkatkan keluhan LBP, karena mempengaruhi besarnya tekanan yang diberikan pada tulang belakang. Tekanan ini akan menimbulkan mikrotrauma disertai dengan peradangan sehingga muncul rasa nyeri pada punggung bawah. Durasi duduk >4 jam cukup menimbulkan keluhan LBP dan resiko LBP semakin meningkat bila duduk dalam waktu yang lebih lama, yakni 6–9 jam dan >9 jam. Duduk yang terlalu lama akan menyebabkan otot menjadi lelah sehingga mengurangi dukungan otot ke tulang belakang. Hal ini menyebabkan tekanan pada ligamen dan diskus intervertebralis meningkat. Pada studi literatur ini juga ditemukan faktor lain yang dapat menimbulkan LBP yaitu: usia, sandaran kursi, masa kerja dan stretching.","PeriodicalId":175374,"journal":{"name":"Jurnal MedScientiae","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131948481","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-30DOI: 10.36452/jmedscientiae.vi.2496
Shintia Christina, Kristin Natalia Meta Kali, Reni Angeline
Andrographis paniculata (AP) telah lama digunakan sebagai bahan jamu oleh masyarakat lokal Indonesia karena tanaman tersebut mudah ditemukan di pekarangan rumah. Sejak terjadinya pandemi COVID-19 berbagai upaya penanganan dilakukan, mulai dari farmakologis dan non-farmakologis. Berbagai tanaman herbal yang berpotensi menjadi pengobatan COVID-19 mulai diuji, termasuk Andrographis paniculata. Untuk mengetahui manfaat dan mekanisme Andrographis paniculata dalam pengobatan COVID-19, dilakukan studi literature review dengan penelusuran data berupa jurnal ilmiah yang dipublikasi dalam 2 tahun terakhir sejak pandemi dimulai. Pada akhir hasil studi ini, Andrographis paniculata menunjukkan fungsinya dalam menghambat COVID-19 melalui mekanisme pencegahan perlekatan virus dengan reseptor permukaan sel dan penghambatan replikasi virus.
{"title":"Efektivitas Tanaman Sambiloto (Andrographis Paniculata) dan Senyawa Andrographolide dalam Menghambat Infeksi COVID-19 : Literature Review","authors":"Shintia Christina, Kristin Natalia Meta Kali, Reni Angeline","doi":"10.36452/jmedscientiae.vi.2496","DOIUrl":"https://doi.org/10.36452/jmedscientiae.vi.2496","url":null,"abstract":"Andrographis paniculata (AP) telah lama digunakan sebagai bahan jamu oleh masyarakat lokal Indonesia karena tanaman tersebut mudah ditemukan di pekarangan rumah. Sejak terjadinya pandemi COVID-19 berbagai upaya penanganan dilakukan, mulai dari farmakologis dan non-farmakologis. Berbagai tanaman herbal yang berpotensi menjadi pengobatan COVID-19 mulai diuji, termasuk Andrographis paniculata. Untuk mengetahui manfaat dan mekanisme Andrographis paniculata dalam pengobatan COVID-19, dilakukan studi literature review dengan penelusuran data berupa jurnal ilmiah yang dipublikasi dalam 2 tahun terakhir sejak pandemi dimulai. Pada akhir hasil studi ini, Andrographis paniculata menunjukkan fungsinya dalam menghambat COVID-19 melalui mekanisme pencegahan perlekatan virus dengan reseptor permukaan sel dan penghambatan replikasi virus.","PeriodicalId":175374,"journal":{"name":"Jurnal MedScientiae","volume":"52 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125649866","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor utama penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Berbagai upaya pencegahan dilakukan untuk menurunkan populasi nyamuk Aedes aegypti. Salah satunya dengan menggunakan insektisida baik sintetik maupun organik. Bioinsektisida menjadi alternatif yang banyak digunakan saat ini karena lebih aman terhadap manusia, hewan dan lingkungan. Larvasida merupakan salah satu bentuk insektisida yang menyerang tempat perindukan nyamuk di air. Larvasida bekerja dengan berbagai mekanisme dan menyerang berbagai target organ termasuk midgut larva. Berdasarkan beberapa penelitian, insektisida nabati terbukti menyebabkan sel epitel midgut larva menjadi lisis, berubah bentuk, vakuolisasi sitoplasma dan terlepas dari membran basal. Membran peritrofik, mikrovili dan brush border mengalami kerusakan parsial maupun total. Perubahan histopatologis sel epitel midgut larva Aedes aegypti ini disebabkan oleh senyawa metabolit baik tunggal maupun kombinasi yang terdapat dalam ekstrak tanaman.
{"title":"Perubahan Histopatologis Sel Epitel Midgut Larva Nyamuk Aedes aegypti Akibat Paparan Insektisida Nabati","authors":"Monica Puspa Sari, Dwi Anggraini, Rina Priastini Susilowati","doi":"10.36452/jmedscientiae.vi.2440","DOIUrl":"https://doi.org/10.36452/jmedscientiae.vi.2440","url":null,"abstract":"Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor utama penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Berbagai upaya pencegahan dilakukan untuk menurunkan populasi nyamuk Aedes aegypti. Salah satunya dengan menggunakan insektisida baik sintetik maupun organik. Bioinsektisida menjadi alternatif yang banyak digunakan saat ini karena lebih aman terhadap manusia, hewan dan lingkungan. Larvasida merupakan salah satu bentuk insektisida yang menyerang tempat perindukan nyamuk di air. Larvasida bekerja dengan berbagai mekanisme dan menyerang berbagai target organ termasuk midgut larva. Berdasarkan beberapa penelitian, insektisida nabati terbukti menyebabkan sel epitel midgut larva menjadi lisis, berubah bentuk, vakuolisasi sitoplasma dan terlepas dari membran basal. Membran peritrofik, mikrovili dan brush border mengalami kerusakan parsial maupun total. Perubahan histopatologis sel epitel midgut larva Aedes aegypti ini disebabkan oleh senyawa metabolit baik tunggal maupun kombinasi yang terdapat dalam ekstrak tanaman.","PeriodicalId":175374,"journal":{"name":"Jurnal MedScientiae","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129388535","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-01DOI: 10.36452/jmedscientiae.vi.2453
Ade Dharmawan, Nicolas Layanto
Terapi antibiotik menjadi perhatian besar di bidang kesehatan. Terjadi peningkatan resistensi bakteri-bakteri gram negatif yang menghasilkan enzim karbapenemase terhadap antibiotik-antibiotik tertentu khususnya golongan β-laktam sehingga menimbulkan tantangan baru terhadap dunia kesehatan untuk menemukan antibiotik yang lebih poten/kuat untuk terhadap resistensi bakteri-bakteri gram negatif tersebut. Saat ini, terdapat beberapa antibiotik baru yang telah disetujui menjadi opsi pengobatan, seperti kombinasi Ceftazidime-Avibactam. Diharapkan pilihan pengobatan terbaru ini dapat menjadi salah satu pilihan, terutama untuk bakteri-bakteri gram negatif penghasil enzim karbapenemase
{"title":"Efektivitas Ceftazidime-Avibactam terhadap Bakteri Gram Negatif Penghasil Enzim Karbapenemase","authors":"Ade Dharmawan, Nicolas Layanto","doi":"10.36452/jmedscientiae.vi.2453","DOIUrl":"https://doi.org/10.36452/jmedscientiae.vi.2453","url":null,"abstract":"Terapi antibiotik menjadi perhatian besar di bidang kesehatan. Terjadi peningkatan resistensi bakteri-bakteri gram negatif yang menghasilkan enzim karbapenemase terhadap antibiotik-antibiotik tertentu khususnya golongan β-laktam sehingga menimbulkan tantangan baru terhadap dunia kesehatan untuk menemukan antibiotik yang lebih poten/kuat untuk terhadap resistensi bakteri-bakteri gram negatif tersebut. Saat ini, terdapat beberapa antibiotik baru yang telah disetujui menjadi opsi pengobatan, seperti kombinasi Ceftazidime-Avibactam. Diharapkan pilihan pengobatan terbaru ini dapat menjadi salah satu pilihan, terutama untuk bakteri-bakteri gram negatif penghasil enzim karbapenemase","PeriodicalId":175374,"journal":{"name":"Jurnal MedScientiae","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116843638","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-01DOI: 10.36452/jmedscientiae.vi.2439
Maria Caecaelia Botoor, R. Susilowati, Jodie Josephine
Tidur merupakan perilaku aktif yang dilakukan manusia secara terus-menerus dimana kualitas tidur menjadi tolak ukur seseorang dapat menikmati tidur dan mempertahankan kestabilan tubuhnya. Aktivitas fisik yang dilakukan secara konsisten dan rutin dapat memberi pengaruh yang besar tehadap keadaan fisik seseorang. Prestasi akademik adalah hasil belajar seorang peserta didik yang merupakan bagian terpenting dalam pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif kuantitatif, cross- sectional dengan mengambil data melalui kuesioner. Penelitian menunjukan peserta didik Angkatan 2019 memiliki kualitas tidur yang baik dan melakukan aktivitas fisik yang cukup. Dimana aktivitas fisik berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat prestasi akademik dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida Angkatan 2019. Berdasarkan uji parsial dengan nilai signifikansi 0,406 (>0,05) yang menunjukkan adanya pengaruh antara aktivitas fisik terhadap prestasi akademik. Berdasarkan uji parsial dengan nilai signifikansi 0,220 (>0,05) yang menunjukkan adanya pengaruh antara kualitas tidur terhadap prestasi akademik. Uji F merupakan pengujian terhadap koefisien regresi secara bersama-sama dengan membandingkan p-value dengan tingkat signifikansi tertentu.
{"title":"Pengaruh Aktivitas Fisik Dan Kualitas Tidur Terhadap Prestasi Akademik Peserta Didik Fakultas Kedokteran UKRIDA Angkatan 2019","authors":"Maria Caecaelia Botoor, R. Susilowati, Jodie Josephine","doi":"10.36452/jmedscientiae.vi.2439","DOIUrl":"https://doi.org/10.36452/jmedscientiae.vi.2439","url":null,"abstract":"Tidur merupakan perilaku aktif yang dilakukan manusia secara terus-menerus dimana kualitas tidur menjadi tolak ukur seseorang dapat menikmati tidur dan mempertahankan kestabilan tubuhnya. Aktivitas fisik yang dilakukan secara konsisten dan rutin dapat memberi pengaruh yang besar tehadap keadaan fisik seseorang. Prestasi akademik adalah hasil belajar seorang peserta didik yang merupakan bagian terpenting dalam pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif kuantitatif, cross- sectional dengan mengambil data melalui kuesioner. Penelitian menunjukan peserta didik Angkatan 2019 memiliki kualitas tidur yang baik dan melakukan aktivitas fisik yang cukup. Dimana aktivitas fisik berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat prestasi akademik dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida Angkatan 2019. Berdasarkan uji parsial dengan nilai signifikansi 0,406 (>0,05) yang menunjukkan adanya pengaruh antara aktivitas fisik terhadap prestasi akademik. Berdasarkan uji parsial dengan nilai signifikansi 0,220 (>0,05) yang menunjukkan adanya pengaruh antara kualitas tidur terhadap prestasi akademik. Uji F merupakan pengujian terhadap koefisien regresi secara bersama-sama dengan membandingkan p-value dengan tingkat signifikansi tertentu.","PeriodicalId":175374,"journal":{"name":"Jurnal MedScientiae","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131232100","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-31DOI: 10.36452/jmedscientiae.vi.2443
Michelle Amanda Lau, Batara Krisnawan Suseno, S. Sudradjat
Natural antioxidants are still favoured due to their high benefits and safety compared to synthetic ones. Wedang uwuh is one example of a traditional drink consisting of various spices (cinnamon, cloves, cardamom, sappanwood, nutmeg, and ginger) rich in antioxidants. This study aimed to determine the optimum infusion method of ready to drink wedang uwuh to achieve its maximum antioxidant potential. Two groups of wedang uwuh samples (grounded and ungrounded) were infused in hot water (90ºC) using tea bags in different timings (1, 3, 5, 10, and 15 minutes). Then their antioxidant activity was measured using the DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) scavenging assay method. The results showed the highest when we infused grounded wedang uwuh for 15 minutes with the IC50 value of 7.97 µg/mL. The smaller the particle size and the longer the infusion time yields lower IC50 value, thus achieving more potent antioxidant activity.
{"title":"Wedang Uwuh; A Natural Antioxidant from Yogyakarta","authors":"Michelle Amanda Lau, Batara Krisnawan Suseno, S. Sudradjat","doi":"10.36452/jmedscientiae.vi.2443","DOIUrl":"https://doi.org/10.36452/jmedscientiae.vi.2443","url":null,"abstract":"Natural antioxidants are still favoured due to their high benefits and safety compared to synthetic ones. Wedang uwuh is one example of a traditional drink consisting of various spices (cinnamon, cloves, cardamom, sappanwood, nutmeg, and ginger) rich in antioxidants. This study aimed to determine the optimum infusion method of ready to drink wedang uwuh to achieve its maximum antioxidant potential. Two groups of wedang uwuh samples (grounded and ungrounded) were infused in hot water (90ºC) using tea bags in different timings (1, 3, 5, 10, and 15 minutes). Then their antioxidant activity was measured using the DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) scavenging assay method. The results showed the highest when we infused grounded wedang uwuh for 15 minutes with the IC50 value of 7.97 µg/mL. The smaller the particle size and the longer the infusion time yields lower IC50 value, thus achieving more potent antioxidant activity.","PeriodicalId":175374,"journal":{"name":"Jurnal MedScientiae","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116481871","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-31DOI: 10.36452/jmedscientiae.vi.2465
Aldo Josua Valentino Sinaga, Flora Rumiati, W. William
COVID-19 dapat menyebabkan terjadinya Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) atau Sindrom Distress Pernapasan Akut yang merupakan faktor utama keparahan dari penyakit. Review ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh infeksi virus COVID-19 pada timbulnya ARDS beserta manajemen dan penanganannya. Penelitian yang digunakan adalah literature review, artikel yang digunakan didapat melalui PubMed dan Google Scholar lalu disaring sesuai kebutuhan kriteria. Infeksi dari COVID-19 berhubungan dengan inflamasi badai sitokin yang bisa menyebabkan cedera paru akut. Badai sitokin adalah respon dari inflamasi sistemik yang abnormal dimana terjadi akibat produksi yang berlebihan dari sitokin dan kemokin proinflamasi. Kegagalan pernapasan seperti hipoksemi akut dapat terjadi karena perwujudan dari Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) dan Acute Lung Injury (ALI), bukan dikarenakan meningkatnya tekanan kapiler paru. Manajemen dan terapi pada pasien Cedera Paru seperti terapi suportif, pemberian antibiotik, serta penggunaan ventilator mekanik diperlukan agar dapat mengobati penyakit.
{"title":"Manajemen dan Terapi Acute Respiratory Distress Syndrome pada Pasien yang Terinfeksi Virus Covid-19 : Sebuah Review","authors":"Aldo Josua Valentino Sinaga, Flora Rumiati, W. William","doi":"10.36452/jmedscientiae.vi.2465","DOIUrl":"https://doi.org/10.36452/jmedscientiae.vi.2465","url":null,"abstract":"COVID-19 dapat menyebabkan terjadinya Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) atau Sindrom Distress Pernapasan Akut yang merupakan faktor utama keparahan dari penyakit. Review ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh infeksi virus COVID-19 pada timbulnya ARDS beserta manajemen dan penanganannya. Penelitian yang digunakan adalah literature review, artikel yang digunakan didapat melalui PubMed dan Google Scholar lalu disaring sesuai kebutuhan kriteria. Infeksi dari COVID-19 berhubungan dengan inflamasi badai sitokin yang bisa menyebabkan cedera paru akut. Badai sitokin adalah respon dari inflamasi sistemik yang abnormal dimana terjadi akibat produksi yang berlebihan dari sitokin dan kemokin proinflamasi. Kegagalan pernapasan seperti hipoksemi akut dapat terjadi karena perwujudan dari Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) dan Acute Lung Injury (ALI), bukan dikarenakan meningkatnya tekanan kapiler paru. Manajemen dan terapi pada pasien Cedera Paru seperti terapi suportif, pemberian antibiotik, serta penggunaan ventilator mekanik diperlukan agar dapat mengobati penyakit.","PeriodicalId":175374,"journal":{"name":"Jurnal MedScientiae","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130520602","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-31DOI: 10.36452/jmedscientiae.vi.2493
Wani Devita Gunardi, Grace Raveena Widelia, D. M. Pasaribu
Pada pandemi influenza sebelumnya, koinfeksi bakteri merupakan penyebab kematian terbanyak. Pada pandemi COVID - 19, koinfeksi bakteri juga menyebabkan tingginya angka kematian pada pasien COVID - 19 di ICU. Literatur Riview ini dilakukan untuk mengetahui bakteri penyebab koinfeksi pada pasien COVID - 19 di ICU. Dalam penulisan ini dilakukan pencarian pada database Pubmed dan 7 jurnal dipilih untuk dikaji. Dari hasil analisa jurnal – jurnal tersebut, bakteri yang paling banyak teridentifikasi menyebabkan koinfeksi pada pasien COVID - 19 di ICU adalah Stenotrophomonas maltophilia (33,8%), diikuti dengan Acinetobacter baumannii (22,65%), Pseudomonas aeruginosa (22,44%) dan Staphylococcus aureus (16,77%). Penemuan bakteri – bakteri ini berhubungan dengan lama perawatan di ICU, penggunaan ventilator mekanik serta pemberian antibiotic sebelum masuk ICU.
{"title":"Koinfeksi bakteri pada pasien COVID – 19 di ICU","authors":"Wani Devita Gunardi, Grace Raveena Widelia, D. M. Pasaribu","doi":"10.36452/jmedscientiae.vi.2493","DOIUrl":"https://doi.org/10.36452/jmedscientiae.vi.2493","url":null,"abstract":"Pada pandemi influenza sebelumnya, koinfeksi bakteri merupakan penyebab kematian terbanyak. Pada pandemi COVID - 19, koinfeksi bakteri juga menyebabkan tingginya angka kematian pada pasien COVID - 19 di ICU. Literatur Riview ini dilakukan untuk mengetahui bakteri penyebab koinfeksi pada pasien COVID - 19 di ICU. Dalam penulisan ini dilakukan pencarian pada database Pubmed dan 7 jurnal dipilih untuk dikaji. Dari hasil analisa jurnal – jurnal tersebut, bakteri yang paling banyak teridentifikasi menyebabkan koinfeksi pada pasien COVID - 19 di ICU adalah Stenotrophomonas maltophilia (33,8%), diikuti dengan Acinetobacter baumannii (22,65%), Pseudomonas aeruginosa (22,44%) dan Staphylococcus aureus (16,77%). Penemuan bakteri – bakteri ini berhubungan dengan lama perawatan di ICU, penggunaan ventilator mekanik serta pemberian antibiotic sebelum masuk ICU.","PeriodicalId":175374,"journal":{"name":"Jurnal MedScientiae","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128734605","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}