Rika Oktaviani Anshori, Tia Bella Sunari, Wildatus Sholeha, Rohayati Rohayati
Pendahuluan: Nyeri punggung bawah dan nyeri leher merupakan suatu gejala yang memberikan dampak yang cukup besar dalam aktivitas gerak seseorang. Nyeri punggung bawah dan nyeri leher dapat diatasi dengan terapi bekam. Terapi bekam merupakan bagian dari terapi komplementer yang dilakukan melalui prosedur penghisapan kulit dengan melakukan penyayatan sehingga mengeluarkan darah dari permukaan kulit lalu ditampung di dalam gelas dengan cara disedot menggunakan gelas atau vakum modern yang bersih dan steril. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui efektifitas terapi bekam dalam mengurangi nyeri punggung bawah dan nyeri leher. Metode: Metode yang digunakan adalah pendekatan sederhana terhadap 6 artikel tentang bekam bagi pasien dalam periode 2016-2020. Hasil: Hasil yang didapatkan adalah dalam beberapa penelitian membuktikan penggunaan terapi bekam (cupping) memiliki efek positif yaitu dapat mengurangi skala nyeri dan nyeri punggung bawah non-spesifik. Kesimpulan: Kurangnya penelitian yang ada di Indonesia tentang terapi bekam menjadi tantangan bagi perawat dan perawat diharapkan menekuni terapi bekam karena dapat memberikan banyak manfaat.
{"title":"EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM PADA PASIEN DENGAN NYERI PUNGGUNG BAWAH: LITERATUR REVIEW","authors":"Rika Oktaviani Anshori, Tia Bella Sunari, Wildatus Sholeha, Rohayati Rohayati","doi":"10.47522/jmk.v3i2.54","DOIUrl":"https://doi.org/10.47522/jmk.v3i2.54","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Nyeri punggung bawah dan nyeri leher merupakan suatu gejala yang memberikan dampak yang cukup besar dalam aktivitas gerak seseorang. Nyeri punggung bawah dan nyeri leher dapat diatasi dengan terapi bekam. Terapi bekam merupakan bagian dari terapi komplementer yang dilakukan melalui prosedur penghisapan kulit dengan melakukan penyayatan sehingga mengeluarkan darah dari permukaan kulit lalu ditampung di dalam gelas dengan cara disedot menggunakan gelas atau vakum modern yang bersih dan steril. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui efektifitas terapi bekam dalam mengurangi nyeri punggung bawah dan nyeri leher.\u0000Metode: Metode yang digunakan adalah pendekatan sederhana terhadap 6 artikel tentang bekam bagi pasien dalam periode 2016-2020.\u0000Hasil: Hasil yang didapatkan adalah dalam beberapa penelitian membuktikan penggunaan terapi bekam (cupping) memiliki efek positif yaitu dapat mengurangi skala nyeri dan nyeri punggung bawah non-spesifik.\u0000Kesimpulan: Kurangnya penelitian yang ada di Indonesia tentang terapi bekam menjadi tantangan bagi perawat dan perawat diharapkan menekuni terapi bekam karena dapat memberikan banyak manfaat.","PeriodicalId":17802,"journal":{"name":"Jurnal Mitra Kesehatan","volume":"25 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72885554","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendahuluan: Mahasiswa berada pada rentang usia 18-25 tahun sering mengalami persepsi terhadap citra tubuhnya. Mahasiswa yang memiliki persepsi buruk terhadap tubuhnya kemungkinan akan melakukan penurunan berat badan agar terlihat menarik secara fisik. Salah satu caranya dengan membatasi asupan lemak dan mulai melakukan kebiasaan berolahraga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan body image dengan asupan lemak dan kebiasaan berolahraga di masa pandemi Covid-19 pada mahasiswa STIKes Mitra Keluarga. Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Jumlah sampel berjumlah 180 mahasiswa STIKes Mitra Keluarga yang dipilih menggunakan metode Consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Body Shape Questionnaire, Food Frequency Questionare, Food Recall 24H, Frekuensi kebiasaan berolahraga dan dianalisis menggunakan uji Chi-square. Hasil: Hasil analisis menunjukkan nilai p-value hubungan antar variabel yaitu body image dengan asupan lemak p-value= 0,881 , dan body image dengan kebiasaan berolahraga p-value= 0,274. Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini tidak terdapat hubungan antara citra tubuh (body image) dengan asupan lemak dan kebiasaan berolahraga pada masa Pandemi Covid-19 di STIKes Mitra Keluarga.
{"title":"HUBUNGAN BODY IMAGE DENGAN ASUPAN LEMAK DAN KEBIASAAN BEROLAHRAGA DI MASA PANDEMI COVID-19 PADA MAHASISWA STIKES MITRA KELUARGA BEKASI","authors":"Farah Dhilah Irfani, Noerfitri Noerfitri","doi":"10.47522/jmk.v3i2.84","DOIUrl":"https://doi.org/10.47522/jmk.v3i2.84","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Mahasiswa berada pada rentang usia 18-25 tahun sering mengalami persepsi terhadap citra tubuhnya. Mahasiswa yang memiliki persepsi buruk terhadap tubuhnya kemungkinan akan melakukan penurunan berat badan agar terlihat menarik secara fisik. Salah satu caranya dengan membatasi asupan lemak dan mulai melakukan kebiasaan berolahraga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan body image dengan asupan lemak dan kebiasaan berolahraga di masa pandemi Covid-19 pada mahasiswa STIKes Mitra Keluarga.\u0000Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Jumlah sampel berjumlah 180 mahasiswa STIKes Mitra Keluarga yang dipilih menggunakan metode Consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Body Shape Questionnaire, Food Frequency Questionare, Food Recall 24H, Frekuensi kebiasaan berolahraga dan dianalisis menggunakan uji Chi-square.\u0000Hasil: Hasil analisis menunjukkan nilai p-value hubungan antar variabel yaitu body image dengan asupan lemak p-value= 0,881 , dan body image dengan kebiasaan berolahraga p-value= 0,274.\u0000Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini tidak terdapat hubungan antara citra tubuh (body image) dengan asupan lemak dan kebiasaan berolahraga pada masa Pandemi Covid-19 di STIKes Mitra Keluarga.","PeriodicalId":17802,"journal":{"name":"Jurnal Mitra Kesehatan","volume":"19 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90759047","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendahuluan: Minuman fungsional disukai semua kalangan dan berpotensi dalam upaya peningkatan kesehatan tubuh. Minuman ready to drink (RTD) adalah sebuah jenis minuman yang dijual dalam bentuk kemasan khusus sehingga dapat langsung dikonsumsi serta memudahkan konsumen dalam mengonsumsinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakteristik organoleptik, kandungan aktivitas antioksidan produk, serta penerimaan masyarakat terhadap produk minuman fungsional teh ready to drink. Metode: Produk ini diformulasikan ke dalam 3 formula, Formula 1 (daun teh hitam 3,75 gram, daun salam 1,25 gram, gula stevia 7 gram, dan air 500 mL), Formula 2 (daun teh hitam 2,5 gram, daun salam 2,5 gram, gula stevia 7 gram, dan air 500 mL), dan Formula 3 (daun teh hitam 1,25 gram, daun salam 3,75 gram, gula stevia 7 gram, dan air 500 mL). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain eksperimental Hasil: Hasil analisis uji statistik pada indikator kejernihan dan warna menunjukkan ada perbedaan Formula 1 dengan Formula 3 dan Formula 2 dengan Formula 3 dari hasil uji statistik didapatkan nilai p < 0,05. Uji aktivitas antioksidan paling tinggi yaitu Formula 2 sebesar 633,36 ppm. Kesimpulan: Daya terima pada produk minuman fungsional teh ready to drink panelis paling banyak menyukai Formula 2. Kesimpulannya adalah minuman fungsional teh dapat diterima oleh masyarakat.
{"title":"PEMBUATAN MINUMAN TEH HITAM (Camellia sinensis) DAN DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) SEBAGAI MINUMAN FUNGSIONAL SUMBER ANTIOKSIDAN PADA MASA PANDEMI COVID-19","authors":"Rahmalia Isnaeni, Afrinia Eka Sari","doi":"10.47522/jmk.v3i2.85","DOIUrl":"https://doi.org/10.47522/jmk.v3i2.85","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Minuman fungsional disukai semua kalangan dan berpotensi dalam upaya peningkatan kesehatan tubuh. Minuman ready to drink (RTD) adalah sebuah jenis minuman yang dijual dalam bentuk kemasan khusus sehingga dapat langsung dikonsumsi serta memudahkan konsumen dalam mengonsumsinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakteristik organoleptik, kandungan aktivitas antioksidan produk, serta penerimaan masyarakat terhadap produk minuman fungsional teh ready to drink. \u0000Metode: Produk ini diformulasikan ke dalam 3 formula, Formula 1 (daun teh hitam 3,75 gram, daun salam 1,25 gram, gula stevia 7 gram, dan air 500 mL), Formula 2 (daun teh hitam 2,5 gram, daun salam 2,5 gram, gula stevia 7 gram, dan air 500 mL), dan Formula 3 (daun teh hitam 1,25 gram, daun salam 3,75 gram, gula stevia 7 gram, dan air 500 mL). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain eksperimental\u0000Hasil: Hasil analisis uji statistik pada indikator kejernihan dan warna menunjukkan ada perbedaan Formula 1 dengan Formula 3 dan Formula 2 dengan Formula 3 dari hasil uji statistik didapatkan nilai p < 0,05. Uji aktivitas antioksidan paling tinggi yaitu Formula 2 sebesar 633,36 ppm.\u0000Kesimpulan: Daya terima pada produk minuman fungsional teh ready to drink panelis paling banyak menyukai Formula 2. Kesimpulannya adalah minuman fungsional teh dapat diterima oleh masyarakat.","PeriodicalId":17802,"journal":{"name":"Jurnal Mitra Kesehatan","volume":"12 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78894752","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendahuluan: Chronic Kidney Disease (CKD) yang terjadi > 3 bulan dan ditunjukan oleh nilai laju filtrasi glomerulus (GFR) < 15 ml/menit/1,73m2 pada tahap stadium akhir (End Stage Renal Disease (ESRD)) diperlukan terapi pengganti ginjal, yaitu salah satunya hemodialisis. Salah satu permasalahan yang sering dikeluhkan pasien hemodialisis rutin adalah muscle cramp, yang biasanya dirasakan satu jam sebelum hemodialisis selesai dilakukan. Untuk mengatasi gejala tersebut dilakukan leg exercise intradialytic. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi pengaruh terapi leg exercise intradialytic terhadap penurunan muscle cramp pada pasien CKD yang menjalani hemodialisis. Metode: Metode penelitian: penelitian bersifat kuantitatif dengan desain quasi eksperimental one group pre-post test design. Sampel ditentukan dengan metode purposive sampling. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan yang signifikan muscle cramp sebelum dan sesudah dilakukan terapi leg exercise intradialytic dengan p value = 0,000. Kesimpulan: Terapi leg exercise intradialytic selama hemodialisis dapat menurunkan muscle cramp pada pasien CKD yang menjalani hemodialisis.
{"title":"EFEKTIVITAS TERAPI LEG EXERCISE INTRADIALYTIC TERHADAP PENURUNAN MUSCLE CRAMP PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE YANG MENJALANI HEMODIALISIS","authors":"A. Fauzi, Radika Radika","doi":"10.47522/jmk.v3i2.81","DOIUrl":"https://doi.org/10.47522/jmk.v3i2.81","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Chronic Kidney Disease (CKD) yang terjadi > 3 bulan dan ditunjukan oleh nilai laju filtrasi glomerulus (GFR) < 15 ml/menit/1,73m2 pada tahap stadium akhir (End Stage Renal Disease (ESRD)) diperlukan terapi pengganti ginjal, yaitu salah satunya hemodialisis. Salah satu permasalahan yang sering dikeluhkan pasien hemodialisis rutin adalah muscle cramp, yang biasanya dirasakan satu jam sebelum hemodialisis selesai dilakukan. Untuk mengatasi gejala tersebut dilakukan leg exercise intradialytic. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi pengaruh terapi leg exercise intradialytic terhadap penurunan muscle cramp pada pasien CKD yang menjalani hemodialisis.\u0000Metode: Metode penelitian: penelitian bersifat kuantitatif dengan desain quasi eksperimental one group pre-post test design. Sampel ditentukan dengan metode purposive sampling.\u0000Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan yang signifikan muscle cramp sebelum dan sesudah dilakukan terapi leg exercise intradialytic dengan p value = 0,000.\u0000Kesimpulan: Terapi leg exercise intradialytic selama hemodialisis dapat menurunkan muscle cramp pada pasien CKD yang menjalani hemodialisis.","PeriodicalId":17802,"journal":{"name":"Jurnal Mitra Kesehatan","volume":"114 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79460534","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendahuluan: Tungau debu rumah (TDR) merupakan sumber alergen yang berpotensi menyebabkan alergi pada manusia. Komponen tubuh TDR yang berpotensi menyebabkan alergi pada manusia antara lain kutikula, organ reproduksi, saluran pencernaan dan feses. Adapun persentase TDR yang berpotensi menyebabkan alergi di Asia sebesar 60 %. Mengingat dampak buruk TDR bagi kesehatan khususnya di Indonesia, maka perlu dilakukan penelitian mengenai identifikasi dan kepadatan populasi TDR pada salah satu pondok pesantren di kota bekasi. Tujuan Penelitian untuk memberikan informasi mengenai kepadatan populasi TDR pada tempat tidur pondok pesantren di Kota Bekasi. Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain penelitian cross sectional menggunakan teknik sampling total sampling. Hasil: Identifikasi TDR pada sampel tempat tidur pada pondok pesantren X di Kota Bekasi hanya menunjukkan genus Dermatophagoides sp. dengan rata-rata kepadatan tertinggi sebesar 13,80 tungau/gram debu sedangkan terendah sebesar 4,50 tungau/gram debu. Kesimpulan: Dari semua sampel debu kamar tidur di pondok pesantren X kota Bekasi hanya ditemukan genus Dermatophagoides sp dengan kepadatan tertinggi sebesar 13,80 tungau/gram debu.
{"title":"KEPADATAN POPULASI TUNGAU DEBU RUMAH PADA KAMAR TIDUR PONDOK PESANTREN X DI KOTA BEKASI","authors":"R. Anindita, Renita Yuana Putri","doi":"10.47522/jmk.v3i2.86","DOIUrl":"https://doi.org/10.47522/jmk.v3i2.86","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Tungau debu rumah (TDR) merupakan sumber alergen yang berpotensi menyebabkan alergi pada manusia. Komponen tubuh TDR yang berpotensi menyebabkan alergi pada manusia antara lain kutikula, organ reproduksi, saluran pencernaan dan feses. Adapun persentase TDR yang berpotensi menyebabkan alergi di Asia sebesar 60 %. Mengingat dampak buruk TDR bagi kesehatan khususnya di Indonesia, maka perlu dilakukan penelitian mengenai identifikasi dan kepadatan populasi TDR pada salah satu pondok pesantren di kota bekasi. Tujuan Penelitian untuk memberikan informasi mengenai kepadatan populasi TDR pada tempat tidur pondok pesantren di Kota Bekasi.\u0000Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain penelitian cross sectional menggunakan teknik sampling total sampling.\u0000Hasil: Identifikasi TDR pada sampel tempat tidur pada pondok pesantren X di Kota Bekasi hanya menunjukkan genus Dermatophagoides sp. dengan rata-rata kepadatan tertinggi sebesar 13,80 tungau/gram debu sedangkan terendah sebesar 4,50 tungau/gram debu.\u0000Kesimpulan: Dari semua sampel debu kamar tidur di pondok pesantren X kota Bekasi hanya ditemukan genus Dermatophagoides sp dengan kepadatan tertinggi sebesar 13,80 tungau/gram debu.","PeriodicalId":17802,"journal":{"name":"Jurnal Mitra Kesehatan","volume":"51 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76615719","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendahuluan: Post stroke pada lansia berdampak pada gangguan fungsi kognitif dan efek psikologis. Selain itu juga akan mempengaruhi berbagai defisit neurologik. Tanda dan gejala stroke berupa gangguan motorik. Salah satu upaya untuk peningkatan kekuatan otot adalah melakukan gerakan balance exercise yang dilakukan selama 5 minggu dengan frekuensi tindakan setiap 3 kali dalam satu minggu. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh balance exercise terhadap kekuatan otot pada lansia post stroke. Metode: Penelitian ini menggunakan One Group Pre-Post Test Design dengan analisa data uji T dependen untuk data bivariat, dan distribusi frekuensi untuk data univariat sebelum dan setelah pemberian balance exercise. Hasil: Dari 13 orang yang menjadi responden, semuanya mengalami penurununan kekuatan otot. Kekuatan otot sebelum diberikan intervensi sebesar 2.38 dan setelah diberikan intervensi terjadi peningkatan kekuatan otot sebesar 3.62 dengan Pvalue < 0.000. Kesimpulan: Balance Exercise efektif dalam meningkatkan kekuatan otot pada lansia post stroke.
{"title":"EFEK BALANCE EXERCISE TERHADAP KEKUATAN OTOT PADA LANSIA POST STROKE","authors":"Ayuhana Sriwaharti, A. Fauzi","doi":"10.47522/jmk.v3i2.80","DOIUrl":"https://doi.org/10.47522/jmk.v3i2.80","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Post stroke pada lansia berdampak pada gangguan fungsi kognitif dan efek psikologis. Selain itu juga akan mempengaruhi berbagai defisit neurologik. Tanda dan gejala stroke berupa gangguan motorik. Salah satu upaya untuk peningkatan kekuatan otot adalah melakukan gerakan balance exercise yang dilakukan selama 5 minggu dengan frekuensi tindakan setiap 3 kali dalam satu minggu. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh balance exercise terhadap kekuatan otot pada lansia post stroke.\u0000Metode: Penelitian ini menggunakan One Group Pre-Post Test Design dengan analisa data uji T dependen untuk data bivariat, dan distribusi frekuensi untuk data univariat sebelum dan setelah pemberian balance exercise.\u0000Hasil: Dari 13 orang yang menjadi responden, semuanya mengalami penurununan kekuatan otot. Kekuatan otot sebelum diberikan intervensi sebesar 2.38 dan setelah diberikan intervensi terjadi peningkatan kekuatan otot sebesar 3.62 dengan Pvalue < 0.000.\u0000Kesimpulan: Balance Exercise efektif dalam meningkatkan kekuatan otot pada lansia post stroke.","PeriodicalId":17802,"journal":{"name":"Jurnal Mitra Kesehatan","volume":"75 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88100446","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendahuluan: Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Persyaratan pokok air meliputi persyaratan biologi, fisika, dan kimiawi. Masalah yang serius di negara berkembang yaitu masalah kimiawi yang tidak dapat diatasi dengan merebus air untuk diminum, salah satunya seperti kandungan nitrit dan nitrat. Kandungan nitrit dan nitrat di dalam air minum tidak boleh melebihi kadar yang telah ditetapkan oleh Permenkes RI NO. 492 Tahun 2010 yaitu 3 mg/L untuk nitrit dan 50 mg/L untuk nitrat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan nitrit dan nitrat dalam air minum di Desa Ciketing Udik Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi dan untuk mengetahui kesesuaian kadar nitrit dan nitrat dalam air minum dengan kadar yang telah ditetapkan. Metode: Metode yang digunakan yaitu Ion Kromatografi yang dapat mengukur kadar nitrit dan nitrat secara bersamaan dalam satu sampel. Fase diam berupa kolom berbahan silika gel yang dilapisi oleh resin penukar anion. Eluen yang digunakan yaitu natriun borat glukonat dengan pelarut asetonitril. Ion-ion dalam larutan sampel dibawa melalui fase gerak. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 sampel mengandung nitrit sebesar 0,91 mg/L dari 15 sampel yang masih dibawah kadar baku mutu dan 2 sampel dari 15 sampel mengandung nitrat yang melebihi kadar baku mutu sebesar 68,14 mg/L dan 112, 25 mg/L. Kesimpulan: Sampel tersebut dinyatakan tidak layak untuk dikonsumsi.
{"title":"KANDUNGAN NITRIT (NO2) DAN NITRAT (NO3) DALAM AIR MINUM DI DESA CIKETING UDIK KECAMATAN BANTAR GEBANG KOTA BEKASI","authors":"Wiwin Windasari, Elfira Maya Sari","doi":"10.47522/jmk.v3i2.79","DOIUrl":"https://doi.org/10.47522/jmk.v3i2.79","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Persyaratan pokok air meliputi persyaratan biologi, fisika, dan kimiawi. Masalah yang serius di negara berkembang yaitu masalah kimiawi yang tidak dapat diatasi dengan merebus air untuk diminum, salah satunya seperti kandungan nitrit dan nitrat. Kandungan nitrit dan nitrat di dalam air minum tidak boleh melebihi kadar yang telah ditetapkan oleh Permenkes RI NO. 492 Tahun 2010 yaitu 3 mg/L untuk nitrit dan 50 mg/L untuk nitrat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan nitrit dan nitrat dalam air minum di Desa Ciketing Udik Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi dan untuk mengetahui kesesuaian kadar nitrit dan nitrat dalam air minum dengan kadar yang telah ditetapkan.\u0000Metode: Metode yang digunakan yaitu Ion Kromatografi yang dapat mengukur kadar nitrit dan nitrat secara bersamaan dalam satu sampel. Fase diam berupa kolom berbahan silika gel yang dilapisi oleh resin penukar anion. Eluen yang digunakan yaitu natriun borat glukonat dengan pelarut asetonitril. Ion-ion dalam larutan sampel dibawa melalui fase gerak.\u0000Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 sampel mengandung nitrit sebesar 0,91 mg/L dari 15 sampel yang masih dibawah kadar baku mutu dan 2 sampel dari 15 sampel mengandung nitrat yang melebihi kadar baku mutu sebesar 68,14 mg/L dan 112, 25 mg/L.\u0000Kesimpulan: Sampel tersebut dinyatakan tidak layak untuk dikonsumsi.","PeriodicalId":17802,"journal":{"name":"Jurnal Mitra Kesehatan","volume":"431 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78148942","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendahuluan: Rekam Medis Elektronik (RME) mulai diterapkan di pelayanan kesehatan untuk mendeteksi dan memonitoring suatu penyakit dan perlu dikembangkan secara luas. Peningkatan kualitas kesehatan menjadi outcome dari pelayanan kesehatan.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk Memberikan gambaran hasil telaah jurnal tentang pengembangan penerapan Rekam Medis Elektronik (RME) untuk memantau insiden Hipertensi. Metode: penelitian ini menggunakan metode telaah jurnal dari online database : J-Stors, Science Direct, Clinical Key dan Pro-Quest dengan kata kunci Nursing Informatics, Electronic Health Record, Hypertension, Monitoring Hypertension, Monitoring Blood Pressure Hasil: Dari hasil telaah 10 jurnal pilihan, disimpulkan bahwa pemanfaatan RME bisa digunakan secara luas diantaranya memonitoring penyakit hipertensi atau mendeteksi penyakit akibat hipertensi. Penggunaan fitur algoritma secara otomatis, penggunaan anotasi dan monitoring yang terhubung dengan tempat tinggal pasien adalah bagian dari pengembangan dan pemanfaatan system RME Kesimpulan: Pemanfaatan RME bisa digunakan untuk memonitoring penyakit hipertensi, mendeteksi penyakit akibat hipertensi dan mencegah kejadian rehospitalisasi.Kata Kunci: Informatika Keperawatan, Rekam Medis Elektonik, Hipertensi, Pemantauan Hipertensi, Pemantauan tekanan darah
{"title":"Pengembangan dan Penerapan Rekam Medis Elektronik (RME) dalam Memantau Insiden Hipertensi Telaah Jurnal","authors":"Santi Apriyani, T. Herawati","doi":"10.47522/JMK.V3I1.83","DOIUrl":"https://doi.org/10.47522/JMK.V3I1.83","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Rekam Medis Elektronik (RME) mulai diterapkan di pelayanan kesehatan untuk mendeteksi dan memonitoring suatu penyakit dan perlu dikembangkan secara luas. Peningkatan kualitas kesehatan menjadi outcome dari pelayanan kesehatan.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk Memberikan gambaran hasil telaah jurnal tentang pengembangan penerapan Rekam Medis Elektronik (RME) untuk memantau insiden Hipertensi. Metode: penelitian ini menggunakan metode telaah jurnal dari online database : J-Stors, Science Direct, Clinical Key dan Pro-Quest dengan kata kunci Nursing Informatics, Electronic Health Record, Hypertension, Monitoring Hypertension, Monitoring Blood Pressure Hasil: Dari hasil telaah 10 jurnal pilihan, disimpulkan bahwa pemanfaatan RME bisa digunakan secara luas diantaranya memonitoring penyakit hipertensi atau mendeteksi penyakit akibat hipertensi. Penggunaan fitur algoritma secara otomatis, penggunaan anotasi dan monitoring yang terhubung dengan tempat tinggal pasien adalah bagian dari pengembangan dan pemanfaatan system RME Kesimpulan: Pemanfaatan RME bisa digunakan untuk memonitoring penyakit hipertensi, mendeteksi penyakit akibat hipertensi dan mencegah kejadian rehospitalisasi.Kata Kunci: Informatika Keperawatan, Rekam Medis Elektonik, Hipertensi, Pemantauan Hipertensi, Pemantauan tekanan darah","PeriodicalId":17802,"journal":{"name":"Jurnal Mitra Kesehatan","volume":"218 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76598516","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendahuluan: Pedikulosis adalah iritasi kulit yang disebabkan oleh spesies kutu rambut Pediculus capitis. Pediculus capitis menyerang anak terutama di lingkungan yang padat dan akibat aktivitas bermain bersama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian pediculosis capitis di salah satu perumahan di Bekasi. Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan desain crossectional. Pemeriksaan kutu rambut dilakukan pada 44 responden anak-anak pada rentang usia 3-12tahun. Penelitian dilakukan pada 10-15 Februari 2019 di salah satu perumahan di Cibitung Bekasi. Hasil: Hasil penelitian mengenai pedikulosis pada anak usia 3-12 tahun yang positif mengalami kejadian pedikulosis yaitu 28 anak perempuan dengan persentase 85% dari 33 anak perempuan dan 4 anak laki-laki dari 11 anak laki-laki dengan persentase 36%. Kesimpulan: Kejadian pedikulosis lebih tinggi dialami oleh anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-laki karena berkaitan dengan faktor resiko seperti jenis rambut, penggunaan handuk secara bersama, penggunaan sampo saat keramas, riwayat keluarga mengalami kutu rambut, rutinitas mengganti sprei tempat tidur seminggu sekali, tidur ditempat tidur secara bersama, menggunakan sisir bersama dan penggunaan aksesoris secara bersama.
{"title":"PEDIKULOSIS ANAK DI SALAH SATU PERUMAHAN DI BEKASI","authors":"Rika Suhesti, Intan Kurniawati Pramitaningrum","doi":"10.47522/jmk.v3i1.49","DOIUrl":"https://doi.org/10.47522/jmk.v3i1.49","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Pedikulosis adalah iritasi kulit yang disebabkan oleh spesies kutu rambut Pediculus capitis. Pediculus capitis menyerang anak terutama di lingkungan yang padat dan akibat aktivitas bermain bersama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian pediculosis capitis di salah satu perumahan di Bekasi.\u0000Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan desain crossectional. Pemeriksaan kutu rambut dilakukan pada 44 responden anak-anak pada rentang usia 3-12tahun. Penelitian dilakukan pada 10-15 Februari 2019 di salah satu perumahan di Cibitung Bekasi.\u0000Hasil: Hasil penelitian mengenai pedikulosis pada anak usia 3-12 tahun yang positif mengalami kejadian pedikulosis yaitu 28 anak perempuan dengan persentase 85% dari 33 anak perempuan dan 4 anak laki-laki dari 11 anak laki-laki dengan persentase 36%.\u0000Kesimpulan: Kejadian pedikulosis lebih tinggi dialami oleh anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-laki karena berkaitan dengan faktor resiko seperti jenis rambut, penggunaan handuk secara bersama, penggunaan sampo saat keramas, riwayat keluarga mengalami kutu rambut, rutinitas mengganti sprei tempat tidur seminggu sekali, tidur ditempat tidur secara bersama, menggunakan sisir bersama dan penggunaan aksesoris secara bersama.","PeriodicalId":17802,"journal":{"name":"Jurnal Mitra Kesehatan","volume":"14 3 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91207587","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendahuluan: Angka kejadian hipertensi pada lanjut usia di Indonesia menjadi salah satu penyebab penurunan kualitas hidup dan berkontribusi tinggi dalam peningkatan kebutuhan akan pelayanan kesehatan. Pemanfaatan terapi herbal bagi lansia dengan hipertensi dapat menjadi salah satu intervensi yang dapat diberikan oleh tenaga kesehatan. Metode Penulisan artikel ini menggunakan teknik studi literatur untuk merangkum beberapa terapi herbal yang dapat dipergunakan bagi lansia yang mengalami hiperensi. Hasil: Hasil yang ditemukan antara lain beberapa tanaman herbal yang dapat ditemukan di Indonesia sudah teruji memiliki efek positif terhadap penurunan tekanan darah pada lansia. Kesimpulan: Perhatian pemerintah terhadap pemanfaatan tanaman herbal di Indonesia diketahui cukup tinggi, hal ini terlihat dari cukup banyaknya peraturan yang mengatur tentang penggunaan tanaman herbal dalam aktivitas promotif, preventif, rehabilitatif, maupun kuratif pada lansia khususnya yang mengalami hipertensi.
{"title":"Terapi Herbal bagi Lansia dengan Hipertensi","authors":"Anung Ahadi Pradana, Intan Kurniawati Pramitaningrum","doi":"10.47522/JMK.V3I1.86","DOIUrl":"https://doi.org/10.47522/JMK.V3I1.86","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Angka kejadian hipertensi pada lanjut usia di Indonesia menjadi salah satu penyebab penurunan kualitas hidup dan berkontribusi tinggi dalam peningkatan kebutuhan akan pelayanan kesehatan. Pemanfaatan terapi herbal bagi lansia dengan hipertensi dapat menjadi salah satu intervensi yang dapat diberikan oleh tenaga kesehatan.\u0000Metode Penulisan artikel ini menggunakan teknik studi literatur untuk merangkum beberapa terapi herbal yang dapat dipergunakan bagi lansia yang mengalami hiperensi.\u0000Hasil: Hasil yang ditemukan antara lain beberapa tanaman herbal yang dapat ditemukan di Indonesia sudah teruji memiliki efek positif terhadap penurunan tekanan darah pada lansia.\u0000Kesimpulan: Perhatian pemerintah terhadap pemanfaatan tanaman herbal di Indonesia diketahui cukup tinggi, hal ini terlihat dari cukup banyaknya peraturan yang mengatur tentang penggunaan tanaman herbal dalam aktivitas promotif, preventif, rehabilitatif, maupun kuratif pada lansia khususnya yang mengalami hipertensi.","PeriodicalId":17802,"journal":{"name":"Jurnal Mitra Kesehatan","volume":"39 6 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82834662","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}