AbstractKesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsinya serta proses-prosesnya. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi ini tentu saja sangat penting kaitannya dengan perkembangan kehidupan psikologis remaja yang dalam hal ini mulai sering berhubungan dengan hal-hal yang terkait dengan masalah reproduksi, dalam hal ini tentu saja soal seksualitas dan orientasinya yang nantinya akan berakibat terhadap kepercayaan diri dan kecemasan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dengan tingkat kecemasan pada remaja di desa Pandean Kabupaten Sukoharjo 2017. Penelitian ini adalah explanatory research dengan desain cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner. Sampel penelitian yaitu remaja yang berjumlah 45 orang dari populasi 81 orang dengan menggunakan teknik simple random sampling. Analisis data menggunakan uji Pearson Product Moment dengan taraf signifikansi 5%. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kecemasan remaja, sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Hasil penelitian ini mendapatkan sampel berjumlah 45 orang remaja di desa Pandean, dengan jumlah jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki dengan jumlah 30 responden (66,7%), mayoritas responden masih bersekolah dan menempuh pendidikan SMA (69%). Untuk hasil deskripsi data penelitian, rata-rata nilai pengetahuan adalah 15,16 sedangkan nilai rata-rata kecemasan adalah 105,69. Hasil uji data dengan menggunakan Pearson Product Moment mendapatkan hasil nilai p = 0,007 (p < 0,05) yang berarti hubungan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dengan tingkat kecemasan pada remaja di Desa Pandean Kabupaten Sukoharjo, dengan nilai interval koefisiensi 0,396 yang berarti hubungan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dengan kecemasan memiliki kekuatan hubungan yang rendah yang berarti bahwa meskipun pengetahuan kesehatan reproduksi memiliki korelasi yang signifikan tetapi tidak menjadi pencetus utama tentang kecemasan terhadap remaja.
{"title":"Hubungan Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Tingkat Kecemasan Pada Remaja Di Desa Pandean Kabupaten Sukoharjo Tahun 2017","authors":"Binuko Amarseto, Lilik Ariyanti","doi":"10.37013/jf.v7i1.49","DOIUrl":"https://doi.org/10.37013/jf.v7i1.49","url":null,"abstract":"AbstractKesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsinya serta proses-prosesnya. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi ini tentu saja sangat penting kaitannya dengan perkembangan kehidupan psikologis remaja yang dalam hal ini mulai sering berhubungan dengan hal-hal yang terkait dengan masalah reproduksi, dalam hal ini tentu saja soal seksualitas dan orientasinya yang nantinya akan berakibat terhadap kepercayaan diri dan kecemasan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dengan tingkat kecemasan pada remaja di desa Pandean Kabupaten Sukoharjo 2017. Penelitian ini adalah explanatory research dengan desain cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner. Sampel penelitian yaitu remaja yang berjumlah 45 orang dari populasi 81 orang dengan menggunakan teknik simple random sampling. Analisis data menggunakan uji Pearson Product Moment dengan taraf signifikansi 5%. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kecemasan remaja, sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Hasil penelitian ini mendapatkan sampel berjumlah 45 orang remaja di desa Pandean, dengan jumlah jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki dengan jumlah 30 responden (66,7%), mayoritas responden masih bersekolah dan menempuh pendidikan SMA (69%). Untuk hasil deskripsi data penelitian, rata-rata nilai pengetahuan adalah 15,16 sedangkan nilai rata-rata kecemasan adalah 105,69. Hasil uji data dengan menggunakan Pearson Product Moment mendapatkan hasil nilai p = 0,007 (p < 0,05) yang berarti hubungan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dengan tingkat kecemasan pada remaja di Desa Pandean Kabupaten Sukoharjo, dengan nilai interval koefisiensi 0,396 yang berarti hubungan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dengan kecemasan memiliki kekuatan hubungan yang rendah yang berarti bahwa meskipun pengetahuan kesehatan reproduksi memiliki korelasi yang signifikan tetapi tidak menjadi pencetus utama tentang kecemasan terhadap remaja.","PeriodicalId":17954,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82305140","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Lilik Ariyanti, P PriyadiNugroho, M. I. Kartasurya
AbstractTingginya angka kematian ibu di Indonesia terkait dengan rendahnya pencapaian pelaksanaan Ante Natal Care (ANC). Pencapaian program di Desa Godog masih jauh dibandingkan target yang telah ditetapkan, dimana cakupan K1 sebesar 68,75% dan K4 sebesar 57,14%. Penelitian ini bertujuan menganalisa hubungan faktor pengetahuan dan sikap ibu serta dukungan keluarga dengan pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil. Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan desain cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Sampel penelitian yaitu ibu hamil yang berjumlah 45 orang dengan teknik simple random sampling. Analisis data mengggunakan uji Chi Square dengan taraf signifikansi 5%. Variabel terikat adalah praktek pemanfaatan pelayanan kesehatan, sedangkan variabel bebas adalah pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga. Responden di Desa Godog berpengetahuan baik (46,7%), mempunyai sikap positif terhadap pelayanan antenatal (66,7%) dan mendapat dukungan keluarga (73,3%). Hasil penelitian menunjukkan praktek pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil sebesar 75,6%. Faktor pengetahuan ( 𝑝=0,001) dan dukungan keluarga ( 𝑝=0,044) berhubungan dengan praktek pemanfaatan pelayanan antenatal, sedangkan faktor sikap tidak berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal. Dapat disimpulkan bahwa semakin baik pengetahuan dan adanya dukungan keluarga dapat meningkatkan pemanfaatan pelayanan antenatal
{"title":"Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu serta Dukungan Keluarga Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Antenatal","authors":"Lilik Ariyanti, P PriyadiNugroho, M. I. Kartasurya","doi":"10.37013/jf.v6i1.43","DOIUrl":"https://doi.org/10.37013/jf.v6i1.43","url":null,"abstract":"AbstractTingginya angka kematian ibu di Indonesia terkait dengan rendahnya pencapaian pelaksanaan Ante Natal Care (ANC). Pencapaian program di Desa Godog masih jauh dibandingkan target yang telah ditetapkan, dimana cakupan K1 sebesar 68,75% dan K4 sebesar 57,14%. Penelitian ini bertujuan menganalisa hubungan faktor pengetahuan dan sikap ibu serta dukungan keluarga dengan pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil. Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan desain cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Sampel penelitian yaitu ibu hamil yang berjumlah 45 orang dengan teknik simple random sampling. Analisis data mengggunakan uji Chi Square dengan taraf signifikansi 5%. Variabel terikat adalah praktek pemanfaatan pelayanan kesehatan, sedangkan variabel bebas adalah pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga. Responden di Desa Godog berpengetahuan baik (46,7%), mempunyai sikap positif terhadap pelayanan antenatal (66,7%) dan mendapat dukungan keluarga (73,3%). Hasil penelitian menunjukkan praktek pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil sebesar 75,6%. Faktor pengetahuan ( 𝑝=0,001) dan dukungan keluarga ( 𝑝=0,044) berhubungan dengan praktek pemanfaatan pelayanan antenatal, sedangkan faktor sikap tidak berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal. Dapat disimpulkan bahwa semakin baik pengetahuan dan adanya dukungan keluarga dapat meningkatkan pemanfaatan pelayanan antenatal","PeriodicalId":17954,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)","volume":"14 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88889541","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
AbstractPenderita Osteoarthritis mempunyai keluhan nyeri sendi yang khas yaitu nyeri yang bertambah berat pada waktu menopang berat badan atau saat aktifitas, rasa kaku pada waktu pagi serta rasa pegal bila sendi lama diistirahatkan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan, krepitasi dengan atau tanpa keterbatasan gerak sendi. Penderita Osteoarthritis ekstremitas bawah dapat mengalami keterbatasan dalam aktifitas sehari-hari seperti berjalan, mandi, berpakaian, menggunakan toilet, dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Kelemahan otot quadriceps merupakan keadaan yang sering dijumpai pada pasien Osteoarthritis lutut yang kemudian akan menjurus pada disused atropi hal ini diakibatkan oleh kurangnya penggunaan otot tersebut pada sisi lutut yang sakit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kedua latihan terhadap penderita Osteoarthritis. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Pre and Post Test with Control Group Design. Hasil menunjukkan nilai signifikansi baik pada kelompok squat exercise dan progressive resistance exercise terhadap peningkatan aktifitas fungsional pada Osteoarthritis lutut semua bernilai p <0,05 menunjukkan bahwa Close kinetic chain (p= 0,00) dan Progressive Resistance Exercise (p= 0,001) sama-sama berpengaruh terhadap peningkatan aktifitas fungsional pada Osteoarthritis lutut. Ada perbedaan pengaruh latihan Squat dengan progressive resistance exercise dalam meningkatkan aktifitas fungsional pada penderita Osteoarthritis lutut
{"title":"Latihan Squat dengan Progressive Resistance Exercise (PRE) untuk Penderita Osteoarthritis (OA)","authors":"K. WarihAnjariDyah","doi":"10.37013/jf.v6i1.41","DOIUrl":"https://doi.org/10.37013/jf.v6i1.41","url":null,"abstract":"AbstractPenderita Osteoarthritis mempunyai keluhan nyeri sendi yang khas yaitu nyeri yang bertambah berat pada waktu menopang berat badan atau saat aktifitas, rasa kaku pada waktu pagi serta rasa pegal bila sendi lama diistirahatkan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan, krepitasi dengan atau tanpa keterbatasan gerak sendi. Penderita Osteoarthritis ekstremitas bawah dapat mengalami keterbatasan dalam aktifitas sehari-hari seperti berjalan, mandi, berpakaian, menggunakan toilet, dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Kelemahan otot quadriceps merupakan keadaan yang sering dijumpai pada pasien Osteoarthritis lutut yang kemudian akan menjurus pada disused atropi hal ini diakibatkan oleh kurangnya penggunaan otot tersebut pada sisi lutut yang sakit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kedua latihan terhadap penderita Osteoarthritis. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Pre and Post Test with Control Group Design. Hasil menunjukkan nilai signifikansi baik pada kelompok squat exercise dan progressive resistance exercise terhadap peningkatan aktifitas fungsional pada Osteoarthritis lutut semua bernilai p <0,05 menunjukkan bahwa Close kinetic chain (p= 0,00) dan Progressive Resistance Exercise (p= 0,001) sama-sama berpengaruh terhadap peningkatan aktifitas fungsional pada Osteoarthritis lutut. Ada perbedaan pengaruh latihan Squat dengan progressive resistance exercise dalam meningkatkan aktifitas fungsional pada penderita Osteoarthritis lutut ","PeriodicalId":17954,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)","volume":"71 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77975063","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
D. Putra, Retno Murwanti, Abdul Rohman, T. Sulaiman
AbstractAmilum banyak digunakan sebagai eksipien dalam formulasi farmasi, salah satunya karena dapat dicampur dengan obat apapun dan bersifat inert tanpa menimbulkan reaksi kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode preparasi amilum singkong (Manihot esculenta, Crantz) native dan pregelatinized yang digunakan sebagai pengikat terhadap laju disolusi tablet parasetamol dengan metode granulasi. Amilum native dan amilum pregelatinized yang dihasilkan dari singkong diuji karakteristik sifat fisik untuk mengetahui kemampuan sebagai pengikat tablet. Tablet parasetamol yang dihasilkan dari ke dua metode dibandingkan laju disolusi dengan menggunakan medium buffer phosphate pada suhu 37 ± 0,5 °C (pH 5,8; 50 rpm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode preparasi amilum singkong berpengaruh terhadap laju pelarutan tablet. Amilum pregelatinized sebagai pengikat pada tablet paracetamol menunjukkan nilai Q (93,17 ± 0,01)% sedangkan amilum native menunjukkan nilai Q (81,76 ± 0,20)%. Penggunaan amilum singkong pregelatinized sebagai pengikat pada tablet parasetamol menghasilkan sifat karakteristik fisik yang lebih baik dibandingkan dengan amilum native.
{"title":"Pengaruh Amilum Singkong (Manihot esculenta, Crantz) Native dan Pregelatinized Terhadap Laju Disolusi Tablet Parasetamol","authors":"D. Putra, Retno Murwanti, Abdul Rohman, T. Sulaiman","doi":"10.37013/jf.v7i1.44","DOIUrl":"https://doi.org/10.37013/jf.v7i1.44","url":null,"abstract":"AbstractAmilum banyak digunakan sebagai eksipien dalam formulasi farmasi, salah satunya karena dapat dicampur dengan obat apapun dan bersifat inert tanpa menimbulkan reaksi kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode preparasi amilum singkong (Manihot esculenta, Crantz) native dan pregelatinized yang digunakan sebagai pengikat terhadap laju disolusi tablet parasetamol dengan metode granulasi. Amilum native dan amilum pregelatinized yang dihasilkan dari singkong diuji karakteristik sifat fisik untuk mengetahui kemampuan sebagai pengikat tablet. Tablet parasetamol yang dihasilkan dari ke dua metode dibandingkan laju disolusi dengan menggunakan medium buffer phosphate pada suhu 37 ± 0,5 °C (pH 5,8; 50 rpm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode preparasi amilum singkong berpengaruh terhadap laju pelarutan tablet. Amilum pregelatinized sebagai pengikat pada tablet paracetamol menunjukkan nilai Q (93,17 ± 0,01)% sedangkan amilum native menunjukkan nilai Q (81,76 ± 0,20)%. Penggunaan amilum singkong pregelatinized sebagai pengikat pada tablet parasetamol menghasilkan sifat karakteristik fisik yang lebih baik dibandingkan dengan amilum native.","PeriodicalId":17954,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)","volume":"131 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89687889","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
AbstractAsam mefenamat digunakan sebagai obat analgetik dan anti inflamasi non steroid. Masalah yang sering terjadi dalam proses penabletannya adalah asam mefenamat cenderung melekat pada permukaan stempel dan matris mesin tablet sehingga sering mengalami sticking dan secara berkelanjutan menyebabkan proses capping. Permasalahan lainnya adalah asam mefenamat mempunyai sifat hidrofobic dan kelarutan yang kecil sehingga disolusinya menjadi masalah. Kombinasi Avicel PH101 dan PVP diharapkan dapat memperbaiki permasalahan tersebut diatas, sehingga dapat diperoleh tablet asam mefenamat yang berkarakteristik baik. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula optimum campuran Avicel PH101 dan PVP dalam pembuatan tablet asam mefenamat secara granulasi basah menggunakan metode simplex lattice design (SLD) dengan dua komponen yaitu: Avicel PH101 (A) dan PVP (B). Tiga formula tablet asam mefenamat (F1 (100%A), F2 (50%A:50%B), F3 (100%B)) dibuat secara granulasi basah. Granul diuji waktu alir, kompaktibilitas dan dissolusi, sehingga didapatkan persamaan SLD. Persamaan tersebut digunakan untuk menentukan formula optimum yakni formula tablet dengan respon total sifat fisik granul yang paling optimum. Hasil penelitian menunjukkan campuran Avicel PH 101 30% - PVP 70% memberikan hasil yang optimal pada sifat fisik granul dan tablet asam mefenamat yang dihasilkan memenuhi uji sifat fisik tablet
{"title":"Optimasi Proporsi Campuran Polivinil Pirolidon dan Avicel PH 101 dalam Formulasi Tablet Asam Mefenamat Secara Simplex Lattice Design","authors":"D. Puspitasari, Ilham Kuncahyo","doi":"10.37013/jf.v6i1.38","DOIUrl":"https://doi.org/10.37013/jf.v6i1.38","url":null,"abstract":"AbstractAsam mefenamat digunakan sebagai obat analgetik dan anti inflamasi non steroid. Masalah yang sering terjadi dalam proses penabletannya adalah asam mefenamat cenderung melekat pada permukaan stempel dan matris mesin tablet sehingga sering mengalami sticking dan secara berkelanjutan menyebabkan proses capping. Permasalahan lainnya adalah asam mefenamat mempunyai sifat hidrofobic dan kelarutan yang kecil sehingga disolusinya menjadi masalah. Kombinasi Avicel PH101 dan PVP diharapkan dapat memperbaiki permasalahan tersebut diatas, sehingga dapat diperoleh tablet asam mefenamat yang berkarakteristik baik. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula optimum campuran Avicel PH101 dan PVP dalam pembuatan tablet asam mefenamat secara granulasi basah menggunakan metode simplex lattice design (SLD) dengan dua komponen yaitu: Avicel PH101 (A) dan PVP (B). Tiga formula tablet asam mefenamat (F1 (100%A), F2 (50%A:50%B), F3 (100%B)) dibuat secara granulasi basah. Granul diuji waktu alir, kompaktibilitas dan dissolusi, sehingga didapatkan persamaan SLD. Persamaan tersebut digunakan untuk menentukan formula optimum yakni formula tablet dengan respon total sifat fisik granul yang paling optimum. Hasil penelitian menunjukkan campuran Avicel PH 101 30% - PVP 70% memberikan hasil yang optimal pada sifat fisik granul dan tablet asam mefenamat yang dihasilkan memenuhi uji sifat fisik tablet","PeriodicalId":17954,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)","volume":"11 11 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83777428","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
AbstractRemaja usia 13-15 tahun termasuk masa peralihan dari remaja awal ke remaja akhir yang merupakan masa pencarian identitas sehingga mudah terpengaruh lingkungan sekitar. Oleh karena itu, remaja berisiko tinggi mengalami gangguan gizi karena pada usia remaja mengalami peningkatan kebutuhan zat gizi, kebiasaan membatasi konsumsi makan dan pola konsumsinya yang sering menyimpang dari kaidah ilmu gizi.Status gizi dan anemia adalah faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan otak. Kerusakan otak akibat gangguan gizi menyebabkan gangguan kognitif, perkembangan IQ terhambat dan kemampuan belajar terganggu yang selanjutnya berpengaruh pada prestasi belajar. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara anemia dan prestasi belajar dengan indeks massa tubuh (IMT) pada remaja putri kelas VIII di Surakarta. Metode penelitian: Desain penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan cross sectional, populasi remaja putri SMP Negeri 3 dan SMP Negeri 7 Surakarta semester genap tahun 2015, berusia 13-15 tahun. Subjek penelitian berjumlah 120 yang diambil secara random sampling. Data diperoleh melalui kuesioner, status gizi diukur dengan z-score. Anemia diukur dengan kadar Hb menggunakan metode cyanmethemoglobin. Prestasi belajar diukur dari nilai ujian akhir semester. Selanjutnya data-data yang terkumpul diolah dengan menggunakan analisis bivariat. Hasil penelitian: Didapatkan nilai r= 0,201, odd rasio sebesar 4,255 dan p=0,35, hal ini berarti terdapat hubungan antara anemia dengan IMT pada remaja putri SMP kelas VIII. Sedangkan hubungan antara prestasi belajar dengan IMT remaja putri kelas VIII didapatkan hasil r=0.093 dengan odd rasio= 0,307 dan p= 0.999. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara prestasi belajar dengan IMT. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara IMT dengan anemia Tidak ada hubungan antara IMT dengan prestasi belajar
{"title":"Hubungan Antara Anemia dan Prestasi Belajar dengan Indeks Massa Tubuh pada Remaja Putri Kelas VIII di Surakarta","authors":"Endang Widhiyastuti","doi":"10.37013/jf.v6i1.42","DOIUrl":"https://doi.org/10.37013/jf.v6i1.42","url":null,"abstract":"AbstractRemaja usia 13-15 tahun termasuk masa peralihan dari remaja awal ke remaja akhir yang merupakan masa pencarian identitas sehingga mudah terpengaruh lingkungan sekitar. Oleh karena itu, remaja berisiko tinggi mengalami gangguan gizi karena pada usia remaja mengalami peningkatan kebutuhan zat gizi, kebiasaan membatasi konsumsi makan dan pola konsumsinya yang sering menyimpang dari kaidah ilmu gizi.Status gizi dan anemia adalah faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan otak. Kerusakan otak akibat gangguan gizi menyebabkan gangguan kognitif, perkembangan IQ terhambat dan kemampuan belajar terganggu yang selanjutnya berpengaruh pada prestasi belajar. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara anemia dan prestasi belajar dengan indeks massa tubuh (IMT) pada remaja putri kelas VIII di Surakarta. Metode penelitian: Desain penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan cross sectional, populasi remaja putri SMP Negeri 3 dan SMP Negeri 7 Surakarta semester genap tahun 2015, berusia 13-15 tahun. Subjek penelitian berjumlah 120 yang diambil secara random sampling. Data diperoleh melalui kuesioner, status gizi diukur dengan z-score. Anemia diukur dengan kadar Hb menggunakan metode cyanmethemoglobin. Prestasi belajar diukur dari nilai ujian akhir semester. Selanjutnya data-data yang terkumpul diolah dengan menggunakan analisis bivariat. Hasil penelitian: Didapatkan nilai r= 0,201, odd rasio sebesar 4,255 dan p=0,35, hal ini berarti terdapat hubungan antara anemia dengan IMT pada remaja putri SMP kelas VIII. Sedangkan hubungan antara prestasi belajar dengan IMT remaja putri kelas VIII didapatkan hasil r=0.093 dengan odd rasio= 0,307 dan p= 0.999. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara prestasi belajar dengan IMT. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara IMT dengan anemia Tidak ada hubungan antara IMT dengan prestasi belajar ","PeriodicalId":17954,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)","volume":"609 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76798001","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
AbstractDi Indonesia anak dengan gangguan Cerebral Palsy (CP) digolongkan ke dalam kelompok Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan prevalensi kejadian rendah. Dari prevalensi kejadian yang rendah bukan berarti tanpa masalah bagi orang tua dalam mengurus anak CP. Dukungan terhadap anak berkebutuhan khusus dibuktikan dengan ditetapkan Yogyakarta sebagai Kota Layak Anak (KLA) pada Tahun 2016. Tetapi, pada kenyataannya pada studi pendahuluan yang dilakukan didapat masih jarangnya program latihan yang dilakukan kembali di rumah yang mendukung tercapainya program latihan bagi anak berkebutuhan khusus, sehingga perlu adanya pemberian edukasi berupa modul yang bisa membantu orang tua dalam melatih anak mereka yang menderita Cerebral Palsy (CP). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan one group pre and post test design. Penelitian dilakukan pada 40 orang tua yang mendampingi anak dengan gangguan CP saat terapi di Rehabilitasi Medik RSA UGM, RSUD Yogyakarta dan komunitas Wahana Keluarga Cerebral Palsy (WKCP). Analisa bivariabel menggunakan Paired T-Test untuk mengetahui bagaimana perbedaan pengaruh saat sebelum diberikan modul dan setelah diberikan modul edukasi. Analisa bivariabel menunjukan adanya pengaruh pemberian modul edukasi untuk peningkatan pengetahuan dengan selisih mean 1,6 (p <0,001). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan orang tua dari pemberian edukasi dalam melatih anak cerebral palsy di rumah.
{"title":"Modul Edukasi Untuk Peningkatan Pengetahuan Orang Tua dalam Melatih Anak Cerebral Palsy di Yogyakarta","authors":"Almas Awanis, Sevy Astriyana","doi":"10.37013/jf.v7i1.45","DOIUrl":"https://doi.org/10.37013/jf.v7i1.45","url":null,"abstract":"AbstractDi Indonesia anak dengan gangguan Cerebral Palsy (CP) digolongkan ke dalam kelompok Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan prevalensi kejadian rendah. Dari prevalensi kejadian yang rendah bukan berarti tanpa masalah bagi orang tua dalam mengurus anak CP. Dukungan terhadap anak berkebutuhan khusus dibuktikan dengan ditetapkan Yogyakarta sebagai Kota Layak Anak (KLA) pada Tahun 2016. Tetapi, pada kenyataannya pada studi pendahuluan yang dilakukan didapat masih jarangnya program latihan yang dilakukan kembali di rumah yang mendukung tercapainya program latihan bagi anak berkebutuhan khusus, sehingga perlu adanya pemberian edukasi berupa modul yang bisa membantu orang tua dalam melatih anak mereka yang menderita Cerebral Palsy (CP). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan one group pre and post test design. Penelitian dilakukan pada 40 orang tua yang mendampingi anak dengan gangguan CP saat terapi di Rehabilitasi Medik RSA UGM, RSUD Yogyakarta dan komunitas Wahana Keluarga Cerebral Palsy (WKCP). Analisa bivariabel menggunakan Paired T-Test untuk mengetahui bagaimana perbedaan pengaruh saat sebelum diberikan modul dan setelah diberikan modul edukasi. Analisa bivariabel menunjukan adanya pengaruh pemberian modul edukasi untuk peningkatan pengetahuan dengan selisih mean 1,6 (p <0,001). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan orang tua dari pemberian edukasi dalam melatih anak cerebral palsy di rumah.","PeriodicalId":17954,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)","volume":"51 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76546130","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Di Indonesia penyakit kulit dan kuku karena infeksi jamur masih sering dijumpai, terutama karena udara yang lembab dan panas, tingkat kesehatan yang kurang dan sanitasi lingkungan yang buruk. Penyakit tersebut di antaranya disebabkan oleh Candida albicans dan Trichophyton mentagrophytes. Di sisi lain beberapa tanaman yang berasal dari suku Zingiberaceae, antara lain tanaman temu ireng, kunyit, temu giring dan temu lawak telah dibuktikan mempunyai aktivitas antijamur oleh peneliti terdahulu. Temu kunci merupakan salah satu tanaman yang berasal dari suku Zingberaceae, untuk itu telah dilakukan penelitian aktivitas fraksi etanol rimpang temu kunci (Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlecht) terhadap jamur Candida albicans dan Trichophyton mentagrophytes. Uji aktivitas antijamur dilakukan dengan metode dilusi padat. Hasil uji menunjukkan bahwa KBM fraksi etanol temu kunci terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans dan Trichophyton mentagrophytes adalah sama yaitu 4%. Uji Kromatografi Lapis Tipis untuk meneliti kandungan senyawa dalam tanaman menggunakan fase gerak etil asetat : petroletum benzena (9:11) dengan pereaksi semprot vanilin-asam sulfat dan fase gerak etil asetat:metanol:air (100:13,5:10) dengan pereaksi semprot sitroborat dan uap NH3. Profil kromatrogram fraksi etanol temu kunci menunjukkan bahwa fraksi etanol temu kunci mengandung senyawa golongan terpenoid dan flavonoid.
{"title":"Uji Aktivitas Antijamur Fraksi Etanol Rimpang Temu Kunci ( Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlecht) Terhadap Candida albicans Dan Trichophyton mentagrophytes Beserta Profil Kromatografi Lapis Tipisnya","authors":"Dwi Saryanti","doi":"10.37013/jf.v1i1.13","DOIUrl":"https://doi.org/10.37013/jf.v1i1.13","url":null,"abstract":"Di Indonesia penyakit kulit dan kuku karena infeksi jamur masih sering dijumpai, terutama karena udara yang lembab dan panas, tingkat kesehatan yang kurang dan sanitasi lingkungan yang buruk. Penyakit tersebut di antaranya disebabkan oleh Candida albicans dan Trichophyton mentagrophytes. Di sisi lain beberapa tanaman yang berasal dari suku Zingiberaceae, antara lain tanaman temu ireng, kunyit, temu giring dan temu lawak telah dibuktikan mempunyai aktivitas antijamur oleh peneliti terdahulu. Temu kunci merupakan salah satu tanaman yang berasal dari suku Zingberaceae, untuk itu telah dilakukan penelitian aktivitas fraksi etanol rimpang temu kunci (Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlecht) terhadap jamur Candida albicans dan Trichophyton mentagrophytes. Uji aktivitas antijamur dilakukan dengan metode dilusi padat. Hasil uji menunjukkan bahwa KBM fraksi etanol temu kunci terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans dan Trichophyton mentagrophytes adalah sama yaitu 4%. Uji Kromatografi Lapis Tipis untuk meneliti kandungan senyawa dalam tanaman menggunakan fase gerak etil asetat : petroletum benzena (9:11) dengan pereaksi semprot vanilin-asam sulfat dan fase gerak etil asetat:metanol:air (100:13,5:10) dengan pereaksi semprot sitroborat dan uap NH3. Profil kromatrogram fraksi etanol temu kunci menunjukkan bahwa fraksi etanol temu kunci mengandung senyawa golongan terpenoid dan flavonoid.","PeriodicalId":17954,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)","volume":"289 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75215317","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Demam tifoid termasuk salah satu penyakit infeksi yang banyak ditemukan di negara berkembang dengan kepadatan penduduk tinggi serta kesehatan lingkungan yang rendah. Berdasarkan laporan WHO disebutkan bahwa Indonesia merupakan salah satu Negara dengan angka kejadian demam tifoid yang tinggi, yaitu >100 per 100.000 penduduk per tahun. Studi epidemiologi baru-baru ini menunjukkan mulai adanya resiko multi drug resisten (MDR) pada penggunaan antibiotik untuk pengobatan demam tifoid sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola penggunaan antibiotik pada pasien anak demam tifoid di instalasi rawat inap RSUP Dr. Kariadi Semarang pada tahun 2009. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dari data rekam medik pasien. Sebanyak 100 sampel diperoleh, dan hasil penelitian dianalisis menggunakan metode deskriptif non analitik. Pola penggunaan antibiotik untuk demam tifoid dilihat melalui golongan antibiotik yang digunakan, ada tidaknya penggantian antibiotik selama terapi, kombinasi antibiotik yang diberikan, cara pemberian, lama pemberian antibiotik, efek samping antibiotik, dan interaksi obat yang terjadi akibat penggunaan antibiotik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode tahun 2009 di instalasi rawat inap RSUP Dr. Kariadi demam tifoid didominasi oleh pasien laki-laki pada rentang usia 6-10 tahun. Golongan antibiotik yang paling banyak digunakan adalah dari golongan sefalosporin sebesar 55,22%, dari 100 kasus 35 diantaranya mengalami penggantian antibiotik, penggunaan kombinasi antibiotik sebesar 50%, sediaan antibiotik lebih banyak diberikan dalam bentuk injeksi dan untuk lama pemberian antibiotik terdapat ketidaksesuaian lama pemberian antibiotik pada pasien dengan yang tercantum pada Standar Prosedur Operasional yaitu jauh lebih singkat.
{"title":"Tinjauan Pola Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Demam Tifoid di Instalasi Rawat Inap RSUP dr. Kariadi Semarang Tahun 2009","authors":"T. D. Anggraini","doi":"10.37013/jf.v2i1.19","DOIUrl":"https://doi.org/10.37013/jf.v2i1.19","url":null,"abstract":"Demam tifoid termasuk salah satu penyakit infeksi yang banyak ditemukan di negara berkembang dengan kepadatan penduduk tinggi serta kesehatan lingkungan yang rendah. Berdasarkan laporan WHO disebutkan bahwa Indonesia merupakan salah satu Negara dengan angka kejadian demam tifoid yang tinggi, yaitu >100 per 100.000 penduduk per tahun. Studi epidemiologi baru-baru ini menunjukkan mulai adanya resiko multi drug resisten (MDR) pada penggunaan antibiotik untuk pengobatan demam tifoid sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola penggunaan antibiotik pada pasien anak demam tifoid di instalasi rawat inap RSUP Dr. Kariadi Semarang pada tahun 2009. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dari data rekam medik pasien. Sebanyak 100 sampel diperoleh, dan hasil penelitian dianalisis menggunakan metode deskriptif non analitik. Pola penggunaan antibiotik untuk demam tifoid dilihat melalui golongan antibiotik yang digunakan, ada tidaknya penggantian antibiotik selama terapi, kombinasi antibiotik yang diberikan, cara pemberian, lama pemberian antibiotik, efek samping antibiotik, dan interaksi obat yang terjadi akibat penggunaan antibiotik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode tahun 2009 di instalasi rawat inap RSUP Dr. Kariadi demam tifoid didominasi oleh pasien laki-laki pada rentang usia 6-10 tahun. Golongan antibiotik yang paling banyak digunakan adalah dari golongan sefalosporin sebesar 55,22%, dari 100 kasus 35 diantaranya mengalami penggantian antibiotik, penggunaan kombinasi antibiotik sebesar 50%, sediaan antibiotik lebih banyak diberikan dalam bentuk injeksi dan untuk lama pemberian antibiotik terdapat ketidaksesuaian lama pemberian antibiotik pada pasien dengan yang tercantum pada Standar Prosedur Operasional yaitu jauh lebih singkat.","PeriodicalId":17954,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)","volume":"72 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81202743","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Senyawa 2,5-bis(4-hidroksibenzilidin)siklopentanon merupakan salah satu analog kurkumin. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis 2,5-bis(4-hidroksibenzilidin)siklopentanon dari p-hidroksibenzaldehid dan siklopentanon dengan katalis asam sulfat. Asam sulfat, suatu asam diprotik yang bersifat higroskopis diperkirakan dapat digunakan sebagai katalis dalam sintesis 2,5-bis(4hidroksibenzilidin)siklopentanon. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif deskriptif non analitik dengan parameter penelitian berupa keberhasilan sintesis 2,5bis(4-hidroksibenzilidin)siklopentanon. Penelitian ini dilakukan dengan mereaksikan 0,06 mol p-hidroksibenzaldehid dan 0,03 mol siklopentanon dalam pelarut metanol dengan katalis asam sulfat. Analisis hasil penelitian dilakukan secara kualitatif meliputi uji organoleptis, uji kelarutan, pemeriksaan senyawa hasil sintesis dengan kromatografi lapis tipis (KLT), pemeriksaan titik lebur, elusidasi struktur senyawa hasil sintesis dengan spektroskopi inframerah (IR), spektroskopi resonansi magnetik inti proton (1H-NMR) dan karbon-13 (13C-NMR). Sedangkan analisis hasil penelitian secara kuantitatif dilakukan dengan perhitungan rendemen senyawa hasil sintesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa hasil sintesis berupa serbuk kuning, berbau khas, berasa khas. Titik lebur senyawa hasil sintesis >300˚C. Pemeriksaan dengan KLT menunjukkan bercak senyawa hasil sintesis yang mempunyai Rf=0,73, berbeda dengan phidroksibenzaldehid dengan Rf=0,84. Elusidasi struktur dengan spektroskopi IR, spektroskopi 1H-NMR, dan spektroskopi 13C-NMR menunjukkan spektra yang diidentifikasi sebagai senyawa yang memiliki struktur 2,5-bis(4-hidroksibenzilidin)siklopentanon menghasilkan rendemen sebesar 10,64%
{"title":"Sintesis 2,5-bis(4-hidroksibensilidin) siklopentanon dari p-hidroksibenzaldehid dan Siklopentanon dengan Katalis Asam Sulfat","authors":"Lusia Murtisiwi","doi":"10.37013/jf.v1i1.8","DOIUrl":"https://doi.org/10.37013/jf.v1i1.8","url":null,"abstract":"Senyawa 2,5-bis(4-hidroksibenzilidin)siklopentanon merupakan salah satu analog kurkumin. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis 2,5-bis(4-hidroksibenzilidin)siklopentanon dari p-hidroksibenzaldehid dan siklopentanon dengan katalis asam sulfat. Asam sulfat, suatu asam diprotik yang bersifat higroskopis diperkirakan dapat digunakan sebagai katalis dalam sintesis 2,5-bis(4hidroksibenzilidin)siklopentanon. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif deskriptif non analitik dengan parameter penelitian berupa keberhasilan sintesis 2,5bis(4-hidroksibenzilidin)siklopentanon. Penelitian ini dilakukan dengan mereaksikan 0,06 mol p-hidroksibenzaldehid dan 0,03 mol siklopentanon dalam pelarut metanol dengan katalis asam sulfat. Analisis hasil penelitian dilakukan secara kualitatif meliputi uji organoleptis, uji kelarutan, pemeriksaan senyawa hasil sintesis dengan kromatografi lapis tipis (KLT), pemeriksaan titik lebur, elusidasi struktur senyawa hasil sintesis dengan spektroskopi inframerah (IR), spektroskopi resonansi magnetik inti proton (1H-NMR) dan karbon-13 (13C-NMR). Sedangkan analisis hasil penelitian secara kuantitatif dilakukan dengan perhitungan rendemen senyawa hasil sintesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa hasil sintesis berupa serbuk kuning, berbau khas, berasa khas. Titik lebur senyawa hasil sintesis >300˚C. Pemeriksaan dengan KLT menunjukkan bercak senyawa hasil sintesis yang mempunyai Rf=0,73, berbeda dengan phidroksibenzaldehid dengan Rf=0,84. Elusidasi struktur dengan spektroskopi IR, spektroskopi 1H-NMR, dan spektroskopi 13C-NMR menunjukkan spektra yang diidentifikasi sebagai senyawa yang memiliki struktur 2,5-bis(4-hidroksibenzilidin)siklopentanon menghasilkan rendemen sebesar 10,64%","PeriodicalId":17954,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89913920","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}