AbstractPenelitian tentang fotoreduksi ion Cu(II) dalam larutan yang mengandung parasetamol telah dilakukan. Kajian ini mencoba mengurangi permasalahan lingkungan tercemar logam Cu yang masih menjadi masalah hingga saat ini, dalam pendekatan fotokatalitik. Material fotokatalis, seperti TiO2 telah mulai dikembangkan secara luas untuk penyelesaian masalah serupa. Salah satu dampak negatif dari perkembangan industri adalah pembuangan air limbah yang dihasilkan dari kegiatan industri. Air limbah industri dapat mengandung zat kimia anorganik dan organik. Limbah anoganik seperti Cu(II) mempunyai ambang batas dalam lingkungan perairan yaitu 1 mg/L. Di lingkungan perairan ion Cu(II) dapat bersama-sama dengan limbah organik seperti parasetamol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan massa TiO2, pH larutan, dan kondisi optimum terhadap efektivitas proses fotoreduksi ion Cu(II) dengan adanya parasetamol terkatalisis TiO2. Fotokatalisis adalah metode yang menggabungkan cahaya ultraviolet dengan partikel semikonduktor sebagai fotokatalis. Proses fotoreduksi ion Cu(II) dilakukan menggunakan reaktor tertutup dilengkapi dengan satu set alat pengaduk magnetik dan lampu UV tipe black light blue (BLB). Hasil kemudian dianalisis dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) untuk mengetahui konsentrasi ion Cu(II) sisa dan Spektrofotometer Visibel untuk mengetahui parasetamol sisa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ion Cu(II) yang tereduksi dengan semakin banyaknya massa TiO2. Pada massa TiO2 20 mg sampai 25 mg terjadi peningkatan hasil fotoreduksi Cu(II) yang cukup besar, tetapi pada massa 30 mg sampai 50 mg TiO2 hasil fotoreduksi ion Cu(II) mengalami penurunan. Pada variasi pH larutan menunjukkan pH 3 sampai 5 efektivitas fotoreduksi ion Cu(II) mengalami kenaikan yang cukup tajam, kemudian pada pH 5 sampai 11 efektivitas fotoreduksi ion Cu(II) mengalami penurunan. Kondisi reaksi yang menghasilkan proses fotoreduksi ion Cu(II) paling efektif yaitu pada kondisi larutan dengan pH 5, yang menggunakan larutan ion Cu(II) 10 mg/L sebanyak 25 ml, dengan penambahan parasetamol 300 mg/L sebanyak 25 ml, TiO2 sebagai katalis sebanyak 25 mg, dengan waktu penyinaran 30 menit. Pada kondisi tersebut efektivitas fotoreduksi ion Cu(II) sebesar 98,70 % dan persen parasetamol yang terdegradasi sebesar 14,61 %.
{"title":"Pengaruh TiO2 dan pH pada Fotoreduksi ion Cu(II) dalam Larutan yang Mengandung Paracetamol","authors":"Devina Ingrid Anggraini, S. Angeliasari","doi":"10.37013/jf.v5i1.35","DOIUrl":"https://doi.org/10.37013/jf.v5i1.35","url":null,"abstract":"AbstractPenelitian tentang fotoreduksi ion Cu(II) dalam larutan yang mengandung parasetamol telah dilakukan. Kajian ini mencoba mengurangi permasalahan lingkungan tercemar logam Cu yang masih menjadi masalah hingga saat ini, dalam pendekatan fotokatalitik. Material fotokatalis, seperti TiO2 telah mulai dikembangkan secara luas untuk penyelesaian masalah serupa. Salah satu dampak negatif dari perkembangan industri adalah pembuangan air limbah yang dihasilkan dari kegiatan industri. Air limbah industri dapat mengandung zat kimia anorganik dan organik. Limbah anoganik seperti Cu(II) mempunyai ambang batas dalam lingkungan perairan yaitu 1 mg/L. Di lingkungan perairan ion Cu(II) dapat bersama-sama dengan limbah organik seperti parasetamol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan massa TiO2, pH larutan, dan kondisi optimum terhadap efektivitas proses fotoreduksi ion Cu(II) dengan adanya parasetamol terkatalisis TiO2. Fotokatalisis adalah metode yang menggabungkan cahaya ultraviolet dengan partikel semikonduktor sebagai fotokatalis. Proses fotoreduksi ion Cu(II) dilakukan menggunakan reaktor tertutup dilengkapi dengan satu set alat pengaduk magnetik dan lampu UV tipe black light blue (BLB). Hasil kemudian dianalisis dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) untuk mengetahui konsentrasi ion Cu(II) sisa dan Spektrofotometer Visibel untuk mengetahui parasetamol sisa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ion Cu(II) yang tereduksi dengan semakin banyaknya massa TiO2. Pada massa TiO2 20 mg sampai 25 mg terjadi peningkatan hasil fotoreduksi Cu(II) yang cukup besar, tetapi pada massa 30 mg sampai 50 mg TiO2 hasil fotoreduksi ion Cu(II) mengalami penurunan. Pada variasi pH larutan menunjukkan pH 3 sampai 5 efektivitas fotoreduksi ion Cu(II) mengalami kenaikan yang cukup tajam, kemudian pada pH 5 sampai 11 efektivitas fotoreduksi ion Cu(II) mengalami penurunan. Kondisi reaksi yang menghasilkan proses fotoreduksi ion Cu(II) paling efektif yaitu pada kondisi larutan dengan pH 5, yang menggunakan larutan ion Cu(II) 10 mg/L sebanyak 25 ml, dengan penambahan parasetamol 300 mg/L sebanyak 25 ml, TiO2 sebagai katalis sebanyak 25 mg, dengan waktu penyinaran 30 menit. Pada kondisi tersebut efektivitas fotoreduksi ion Cu(II) sebesar 98,70 % dan persen parasetamol yang terdegradasi sebesar 14,61 %. ","PeriodicalId":17954,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)","volume":"19 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87566372","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
AbstractMorinda citrifolia L. adalah tanaman yang umum digunakan dalam pengobatan tradisional dan mengandung banyak flavonoid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kadar flavonoid total dan aktivitas penangkapan radikal bebas dari ekstrak etanolik daun dan buah mengkudu sebagai sumber antioksidan. Flavonoid total diukur dengan metode kolorimetri menggunakan alumunium klorida. Aktivitas antioksidan dari ekstrak etanolik daun dan buah mengkudu diukur dengan metode DPPH. Kadar lavonoid total dari ekstrak daun (23.05 ± 0.77 mg RE/g) lebih tinggi dari ekstrak buah (18.81 ± 1.10 mg RE/g). Aktivitas penangkapan radikal bebas ditunjukkan dengan nilai IC50dari ekstrak daun (49.09 ± 0.40 µg/mL) lebih tinggi dari ekstrak buah (384.08 ± 2.29 µg/mL). Uji t-test menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan antara ekstark daun dan ekstrak buah (p<0.05) baik dari nilai flavonoid total maupun aktivitas antioksidan. Dari data tersebut menunjukkan bahwa baik daun dan buah mengkudu memiliki kemampuan dalam menghambat aktivitas radikal bebas.
{"title":"Total Flavonoid dan Aktivitas Penangkapan Radikal Bebas dari Ekstrak Etanolik Daun Dan Buah Mengkudu","authors":"Dyan Wigati, Dwi Koko Pratoko","doi":"10.37013/jf.v5i1.36","DOIUrl":"https://doi.org/10.37013/jf.v5i1.36","url":null,"abstract":"AbstractMorinda citrifolia L. adalah tanaman yang umum digunakan dalam pengobatan tradisional dan mengandung banyak flavonoid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kadar flavonoid total dan aktivitas penangkapan radikal bebas dari ekstrak etanolik daun dan buah mengkudu sebagai sumber antioksidan. Flavonoid total diukur dengan metode kolorimetri menggunakan alumunium klorida. Aktivitas antioksidan dari ekstrak etanolik daun dan buah mengkudu diukur dengan metode DPPH. Kadar lavonoid total dari ekstrak daun (23.05 ± 0.77 mg RE/g) lebih tinggi dari ekstrak buah (18.81 ± 1.10 mg RE/g). Aktivitas penangkapan radikal bebas ditunjukkan dengan nilai IC50dari ekstrak daun (49.09 ± 0.40 µg/mL) lebih tinggi dari ekstrak buah (384.08 ± 2.29 µg/mL). Uji t-test menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan antara ekstark daun dan ekstrak buah (p<0.05) baik dari nilai flavonoid total maupun aktivitas antioksidan. Dari data tersebut menunjukkan bahwa baik daun dan buah mengkudu memiliki kemampuan dalam menghambat aktivitas radikal bebas.","PeriodicalId":17954,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)","volume":"84 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78221170","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penyakit infeksi merupakan masalah serius di Indonesia, termasuk di dalamnya resistensi mikroba terhadap obat-obatan yang ada. Salah satu tumbuhan hutan tropis Indonesia adalah Shorea accuminatissima yang termasuk dalam famili Dipterocarpaceae dan dilaporkan mempunyai kandungan senyawa fenolik dengan aktivitas biologi seperti antibakteri, antioksidan dan antifungi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak aseton dan fraksi aktif ekstrak aseton terhadap S. aureus dan P. aeruginosa multiresisten antibiotik. Ekstrak aseton diperoleh dengan metode maserasi, selanjutnya diuji aktivitas antibakterinya. Ekstrak aseton difraksinasi menggunakan kromatografi cair vakum (KCV). Setiap fraksi diuji bioautografi untuk melihat aktivitas antibakterinya menggunakan metode filter paper disk dengan bakteri uji S. aureus dan P. aeruginosa. Fraksi dengan zona hambat terbesar merupakan fraksi aktif Kemudian dilakukan uji aktivitas antibakteri fraksi aktif ekstrak aseton. Kadar terkecil yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri disebut sebagai kadar bunuh minimum (KBM). Hasil penelitian menunjukkan ekstrak aseton kulit batang Shorea accuminatissima mempunyai nilai KBM 0,25% b/v terhadap S. aureus multiresisten antibiotik dan nilai KBM 1% b/v terhadap P. aeruginosa multiresisten antibiotik. Fraksi aktif adalah fraksi C. Fraksi aktif mempunyai nilai KBM 0,125% b/v terhadap S. aureus multiresisten antibiotik dan nilai KBM 0,25% b/v terhadap P. aeruginosa multiresisten antibiotik.
{"title":"Uji Antibakteri Fraksi Aktif Ekstrak Aseton Kulit Batang Shorea acuminatissima terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa Multiresisten antibiotik","authors":"Imam Prayitno, Haryoto Saroyobudiyon, Peni Indrayudha","doi":"10.37013/JF.V2I1.14","DOIUrl":"https://doi.org/10.37013/JF.V2I1.14","url":null,"abstract":"Penyakit infeksi merupakan masalah serius di Indonesia, termasuk di dalamnya resistensi mikroba terhadap obat-obatan yang ada. Salah satu tumbuhan hutan tropis Indonesia adalah Shorea accuminatissima yang termasuk dalam famili Dipterocarpaceae dan dilaporkan mempunyai kandungan senyawa fenolik dengan aktivitas biologi seperti antibakteri, antioksidan dan antifungi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak aseton dan fraksi aktif ekstrak aseton terhadap S. aureus dan P. aeruginosa multiresisten antibiotik. Ekstrak aseton diperoleh dengan metode maserasi, selanjutnya diuji aktivitas antibakterinya. Ekstrak aseton difraksinasi menggunakan kromatografi cair vakum (KCV). Setiap fraksi diuji bioautografi untuk melihat aktivitas antibakterinya menggunakan metode filter paper disk dengan bakteri uji S. aureus dan P. aeruginosa. Fraksi dengan zona hambat terbesar merupakan fraksi aktif Kemudian dilakukan uji aktivitas antibakteri fraksi aktif ekstrak aseton. Kadar terkecil yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri disebut sebagai kadar bunuh minimum (KBM). Hasil penelitian menunjukkan ekstrak aseton kulit batang Shorea accuminatissima mempunyai nilai KBM 0,25% b/v terhadap S. aureus multiresisten antibiotik dan nilai KBM 1% b/v terhadap P. aeruginosa multiresisten antibiotik. Fraksi aktif adalah fraksi C. Fraksi aktif mempunyai nilai KBM 0,125% b/v terhadap S. aureus multiresisten antibiotik dan nilai KBM 0,25% b/v terhadap P. aeruginosa multiresisten antibiotik.","PeriodicalId":17954,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)","volume":"34 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74166000","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Curcuma domestica dan Phyllanthus niruri adalah dua tanaman yang telah terbukti memiliki efek hepatoprotektif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui studi mekanisme hepatoprotektif dari kombinasi ekstrak Curcuma domestica dan Phyllanthus niruri dengan hewan yang diinduksi parasetamol. Hewan dibagi menjadi 8 kelompok secara acak masingmasing 5 tikus. Kelompok yang normal adalah aquadest, kelompok negatif (Parasetamol) adalah CMC Na 0,5%, kelompok positif diberi silimarin dengan dosis 100 mg / kg kelompok Curcuma domestica dengan dosis 100 mg/kg, kelompok Phyllanthus niruri dengan 200 mg/kg BB serta kombinasi I-III dengan Curcuma domestica dan Phyllanthus niruri perbandingan ekstrak masing-masing 75: 50; 50: 100; dan 25: 150 mg / kg di BW. Persiapan uji diberikan selama 7 hari. Pada hari ke-7, semua kelompok kecuali yang normal diinduksi dengan parasetamol tunggal dose 2.5 g / kg untuk peroral 30 menit setelah pemberian persiapan tes. Aktivitas hepatoprotektif dianalisis menggunakan histopatologi hati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi I dapat menghambat nekrosis hati dan memberikan aktivitas hepatoprotektif baik dibandingkan dengan dosis tunggal dengan Curcuma domestica optimal dan ekstrak Phyllanthus niruri dosis 75 dan 50 mg/kg
家蝇和菊苣是两种被证明具有肝保护作用的植物。这项研究是对目前已知的猪颈背提取物和树胶提取物与动物扑热息痛结合的he病理学保护机制的研究。动物被分成8组,每组5只老鼠。正常组为aquadest,阴性组为CMC Na 0.5%,阳性组为100毫克/kg,为phylthus niruri剂量100 mg/kg,为Phyllanthus niruri剂量100 mg/kg50: 100;BW的150毫克/公斤。测试准备工作进行了七天。第7天,除正常诱导单剂量2。5克/公斤的扑热息痛外,所有小组在准备测试30分钟后进行口服。用肝硬化病理学分析身体保护性活动。研究表明,我的结合可以抑制肝坏死,并与最优家蝇和尼鲁里草药提取物的单剂量服用,共75毫克/ 50毫克
{"title":"Aktivitas Hepatoprotektif Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica Val.) dan Ekstrak Meniran (Phyllantus niruri Linn.) Pada Tikus yang Diinduksi Parasetamol Kajian Histopatologi Liver","authors":"Agil Novianto, Arief Nurrochmad, Ika Puspitasari","doi":"10.37013/jf.v3i1.21","DOIUrl":"https://doi.org/10.37013/jf.v3i1.21","url":null,"abstract":"Curcuma domestica dan Phyllanthus niruri adalah dua tanaman yang telah terbukti memiliki efek hepatoprotektif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui studi mekanisme hepatoprotektif dari kombinasi ekstrak Curcuma domestica dan Phyllanthus niruri dengan hewan yang diinduksi parasetamol. Hewan dibagi menjadi 8 kelompok secara acak masingmasing 5 tikus. Kelompok yang normal adalah aquadest, kelompok negatif (Parasetamol) adalah CMC Na 0,5%, kelompok positif diberi silimarin dengan dosis 100 mg / kg kelompok Curcuma domestica dengan dosis 100 mg/kg, kelompok Phyllanthus niruri dengan 200 mg/kg BB serta kombinasi I-III dengan Curcuma domestica dan Phyllanthus niruri perbandingan ekstrak masing-masing 75: 50; 50: 100; dan 25: 150 mg / kg di BW. Persiapan uji diberikan selama 7 hari. Pada hari ke-7, semua kelompok kecuali yang normal diinduksi dengan parasetamol tunggal dose 2.5 g / kg untuk peroral 30 menit setelah pemberian persiapan tes. Aktivitas hepatoprotektif dianalisis menggunakan histopatologi hati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi I dapat menghambat nekrosis hati dan memberikan aktivitas hepatoprotektif baik dibandingkan dengan dosis tunggal dengan Curcuma domestica optimal dan ekstrak Phyllanthus niruri dosis 75 dan 50 mg/kg","PeriodicalId":17954,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)","volume":"18 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90333129","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
AbstractSarang semut merupakan tanaman yang telah banyak digunakan sebagai pengobatan tradisional. Salah satu kandungan kimia dalam sarang semut yang bertanggungjawab terhadap potensinya adalah flavonoid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui golongan dan kadar flavonoid total pada sarang semut. Metode ekstraksi menggunakan maserasi dengan pelarut etanol 96%. Uji kualitatif dilakukan dengan skrining fitokimia dan KLT yang menggunakan fase diam silika GF254 nm dan fase gerak butanol : asam asetat : air (4:1:5). Penentuan golongan flavonoid dan uji kuantitatif dilakukan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam ekstrak sarang semut mengandung flavonoid jenis Flavonol yang mengandung 3-OH bebas dan mempunyai 5-OH bebas. Kadar flavonoid total terhadap kuercetin pada ekstrak etanol sarang semut sebesar 0,6126 % b ⁄b.
{"title":"Penentuan Golongan Seyawa dan Total Flavonoid dalam Ekstrak Etanol Sarang Semut (Myrmecodia pendens Merr & Perry) secara Spektrofotometri UV-VIS","authors":"Susilowati Susilowati, Dian Estiningrum","doi":"10.37013/jf.v5i1.34","DOIUrl":"https://doi.org/10.37013/jf.v5i1.34","url":null,"abstract":"AbstractSarang semut merupakan tanaman yang telah banyak digunakan sebagai pengobatan tradisional. Salah satu kandungan kimia dalam sarang semut yang bertanggungjawab terhadap potensinya adalah flavonoid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui golongan dan kadar flavonoid total pada sarang semut. Metode ekstraksi menggunakan maserasi dengan pelarut etanol 96%. Uji kualitatif dilakukan dengan skrining fitokimia dan KLT yang menggunakan fase diam silika GF254 nm dan fase gerak butanol : asam asetat : air (4:1:5). Penentuan golongan flavonoid dan uji kuantitatif dilakukan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam ekstrak sarang semut mengandung flavonoid jenis Flavonol yang mengandung 3-OH bebas dan mempunyai 5-OH bebas. Kadar flavonoid total terhadap kuercetin pada ekstrak etanol sarang semut sebesar 0,6126 % b ⁄b.","PeriodicalId":17954,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)","volume":"60 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83998003","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Metilparaben dan Propilparaben merupakan bahan antibakteri dan antifungi yang efektif. Banyak produk kosmetik menggunakan metilparaben dan propilparaben sebagai bahan pengawet, salah satunya adalah hand and body lotion. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) Republik Indonesia No.HK.00.05.1745, tanggal 5 Mei 2003 tentang kosmetik menyebutkan bahwa batas maksimum kadar metilparaben dan propilparaben adalah 0,4 % sebagai pengawet tunggal dan 0,8 % sebagai pengawet campuran. Namun berdasarkan pengamatan penulis, produsen hand and body lotion tidak mencantumkan kadar metilparaben dan propilparaben pada labelnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar metilparaben dan propilparaben yang digunakan dalam hand and body lotion dan untuk mengetahui apakah kadar tersebut memenuhi persyaratan yang ditentukan. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental deskriptif, menggunakan metode High Performance Liquid Chomatography (HPLC) fase terbalik dengan kolom Water Novopac C18, fase gerak metanol : akuabides (4:6), kecepatan alir 1,2 ml/menit, dan detektor UV 257 nm. Parameter yang digunakan untuk menyatakan validitas metode analisis adalah selektivitas, akurasi, presisi, linieritas, batas deteksi dan batas kuantitasi. Hasil validasi metode analisis menunjukkan bahwa metode HPLC dapat dinyatakan valid untuk analisis metilparaben dan propilparaben dalam hand and body lotion. Berdasarkan analisis hasil yang dilakukan pada taraf kepercayaan 95 %, diperoleh bahwa ketiga hand and body lotion yang digunakan pada penelitian ini mengandung metilparaben dan propilparaben dengan kadar rata-rata sebagai berikut : sampel merk “A” adalah (0,24 ± 0,003)%;merk “B” adalah (0,19 ± 0,004)%; dan merk “C” adalah (0,08 ± 0,001) % untuk propilparaben. Dengan demikian kadar metilparaben dan propilparaben dalam ketiga merk hand and body lotion, baik dinyatakan sebagai kadar masing-masing maupun kadar jumlah, masih memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Badan POM.
{"title":"Penetapan Kadar Metilparaben dan Propilparaben dalam Hand and Body Lotion secara High Performance Liquid Chromatography","authors":"C. E. Dhurhania","doi":"10.37013/jf.v1i1.12","DOIUrl":"https://doi.org/10.37013/jf.v1i1.12","url":null,"abstract":"Metilparaben dan Propilparaben merupakan bahan antibakteri dan antifungi yang efektif. Banyak produk kosmetik menggunakan metilparaben dan propilparaben sebagai bahan pengawet, salah satunya adalah hand and body lotion. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) Republik Indonesia No.HK.00.05.1745, tanggal 5 Mei 2003 tentang kosmetik menyebutkan bahwa batas maksimum kadar metilparaben dan propilparaben adalah 0,4 % sebagai pengawet tunggal dan 0,8 % sebagai pengawet campuran. Namun berdasarkan pengamatan penulis, produsen hand and body lotion tidak mencantumkan kadar metilparaben dan propilparaben pada labelnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar metilparaben dan propilparaben yang digunakan dalam hand and body lotion dan untuk mengetahui apakah kadar tersebut memenuhi persyaratan yang ditentukan. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental deskriptif, menggunakan metode High Performance Liquid Chomatography (HPLC) fase terbalik dengan kolom Water Novopac C18, fase gerak metanol : akuabides (4:6), kecepatan alir 1,2 ml/menit, dan detektor UV 257 nm. Parameter yang digunakan untuk menyatakan validitas metode analisis adalah selektivitas, akurasi, presisi, linieritas, batas deteksi dan batas kuantitasi. Hasil validasi metode analisis menunjukkan bahwa metode HPLC dapat dinyatakan valid untuk analisis metilparaben dan propilparaben dalam hand and body lotion. Berdasarkan analisis hasil yang dilakukan pada taraf kepercayaan 95 %, diperoleh bahwa ketiga hand and body lotion yang digunakan pada penelitian ini mengandung metilparaben dan propilparaben dengan kadar rata-rata sebagai berikut : sampel merk “A” adalah (0,24 ± 0,003)%;merk “B” adalah (0,19 ± 0,004)%; dan merk “C” adalah (0,08 ± 0,001) % untuk propilparaben. Dengan demikian kadar metilparaben dan propilparaben dalam ketiga merk hand and body lotion, baik dinyatakan sebagai kadar masing-masing maupun kadar jumlah, masih memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Badan POM.","PeriodicalId":17954,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)","volume":"42 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82815940","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penduduk Nusa Tenggara Timur memanfaatkan kulit batang tumbuhan Faloak (Sterculia quadrifida R.Br.) sebagai tumbuhan obat untuk mengobati penyakit liver, gastroentritis, dan penambah stamina. Kulit batang Faloak mengandung senyawa fenol, flavonoid, dan terpenoid. Penelitian ini bertujuan menganalisis daya antibakteri dan antioksidan dari fraksi hasil pemisahan ekstrak etanol kulit Faloak. Fraksi 3 menunjukan aktivitas antibakteri yang tinggi (IC50) pada bakteri B. subtilis (90.51 µg/mL), E. coli (80.12 µg/mL), S.aureus (77,87 μg/mL), dan S.thypi (61.23 µg/mL). Uji aktivitas antioksidan menunjukan bahwa fraksi 2 mempunyai aktivitas antioksidan dan kandungan fenolik total yang paling tinggi (34,16 ± 0,76 mg GAE).
{"title":"Penelusuran Potensi Aktivitas Antibakteri dan Antioksidan Fraksi Kulit Pohon Faloak (Sterculia quadrifida R.Br)","authors":"R. Rollando","doi":"10.37013/jf.v4i1.26","DOIUrl":"https://doi.org/10.37013/jf.v4i1.26","url":null,"abstract":"Penduduk Nusa Tenggara Timur memanfaatkan kulit batang tumbuhan Faloak (Sterculia quadrifida R.Br.) sebagai tumbuhan obat untuk mengobati penyakit liver, gastroentritis, dan penambah stamina. Kulit batang Faloak mengandung senyawa fenol, flavonoid, dan terpenoid. Penelitian ini bertujuan menganalisis daya antibakteri dan antioksidan dari fraksi hasil pemisahan ekstrak etanol kulit Faloak. Fraksi 3 menunjukan aktivitas antibakteri yang tinggi (IC50) pada bakteri B. subtilis (90.51 µg/mL), E. coli (80.12 µg/mL), S.aureus (77,87 μg/mL), dan S.thypi (61.23 µg/mL). Uji aktivitas antioksidan menunjukan bahwa fraksi 2 mempunyai aktivitas antioksidan dan kandungan fenolik total yang paling tinggi (34,16 ± 0,76 mg GAE).","PeriodicalId":17954,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)","volume":"93 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73678314","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dilakukan pengamatan interaksi polar terhadap 31 struktur kristal VEGFR2 menggunakan PyMOL 1.2r1. Interaksi yang terlihat berupa interaksi langsung dan tak langsung. Dari hasil pengamatan visual terlihat bahwa interaksi langsung backbone nitrogen di situs FS918 merupakan interaksi penting karena sekitar 87% dari seluruh struktur kristal VEGFR2 memiliki interaksi tersebut (dari 31 struktur kristal hanya 4 yang tidak memiliki interaksi tersebut)
{"title":"Pentingnya Interaksi Hidrogen Dengan Nitrogen Backbone Di Situs FS918 Pada VEGFR2 Berdasarkan Analisis 31 Struktur Kristal VEGFR2","authors":"Fandriastika Maranantan","doi":"10.37013/jf.v1i1.9","DOIUrl":"https://doi.org/10.37013/jf.v1i1.9","url":null,"abstract":"Dilakukan pengamatan interaksi polar terhadap 31 struktur kristal VEGFR2 menggunakan PyMOL 1.2r1. Interaksi yang terlihat berupa interaksi langsung dan tak langsung. Dari hasil pengamatan visual terlihat bahwa interaksi langsung backbone nitrogen di situs FS918 merupakan interaksi penting karena sekitar 87% dari seluruh struktur kristal VEGFR2 memiliki interaksi tersebut (dari 31 struktur kristal hanya 4 yang tidak memiliki interaksi tersebut)","PeriodicalId":17954,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)","volume":"28 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78035549","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
T. D. Anggraini, I. P. Sari, Probosuseno Probosuseno
AbstractHipertensi merupakan masalah utama kesehatan publik di seluruh dunia dan merupakan faktor resiko penyakit kardiovaskuler tersering. Prevalensi hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke atas sebesar 29,8%. Data epidemiologi menunjukkan bahwa peningkatan tekanan darah akan meningkatkan kejadian kardiovaskuler, sehingga hipertensi harus diobati dengan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesesuaian terapi hipertensi dengan guideline JNC 7 terhadap tercapainya target tekanan darah pasien di RS Panti Waluyo Surakarta periode Januari-Desember 2013. Penelitian ini merupakan penelitian cohort dimana pengambilan data dilakukan secara retrospektif dari catatan rekam medik pasien hipertensi rawat inap. Sebanyak 116 sampel diperoleh, pola antihipertensi serta kesesuaian terapi hipertensi dengan guideline JNC 7 dianalisis secara diskriptif, pengaruh kesesuaian terapi hipertensi dengan guideline JNC 7 terhadap tercapainya target tekanan darah pasien dianalisis secara statistik menggunakan Chi-square. Hasil penelitian, 50 pasien mendapatkan terapi hipertensi yang sesuai dan 66 pasien mendapatkan terapi hipertensi yang tidak sesuai dengan guideline JNC 7. Pola obat antihipertensi, 38 pasien diresepkan obat antihipertensi tunggal, 34 pasien kombinasi 2 obat antihipertensi, selebihnya pasien diresepkan lebih dari 2 antihipertensi. Outcome terapi, 66% dari 50 pasien yang mendapatkan terapi hipertensi yang sesuai mampu mencapai target tekanan darah, 47% dari 66 pasien yang mendapatkan terapi hipertensi yang tidak sesuai mampu mencapai target tekanan darah. Ada hubungan yang signifikan antara kesesuaian terapi hipertensi dengan guideline JNC 7 terhadap ketercapaian target tekanan darah (p<0,05).
{"title":"Evaluasi Pengaruh Kesesuaian Terapi Hipertensi dengan guideline JNC-7 terhadap tercapainya Target Tekanan Darah Pasien di RS Panti Waluyo Surakarta Periode Januari-Desember 2013","authors":"T. D. Anggraini, I. P. Sari, Probosuseno Probosuseno","doi":"10.37013/jf.v5i1.33","DOIUrl":"https://doi.org/10.37013/jf.v5i1.33","url":null,"abstract":"AbstractHipertensi merupakan masalah utama kesehatan publik di seluruh dunia dan merupakan faktor resiko penyakit kardiovaskuler tersering. Prevalensi hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke atas sebesar 29,8%. Data epidemiologi menunjukkan bahwa peningkatan tekanan darah akan meningkatkan kejadian kardiovaskuler, sehingga hipertensi harus diobati dengan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesesuaian terapi hipertensi dengan guideline JNC 7 terhadap tercapainya target tekanan darah pasien di RS Panti Waluyo Surakarta periode Januari-Desember 2013. Penelitian ini merupakan penelitian cohort dimana pengambilan data dilakukan secara retrospektif dari catatan rekam medik pasien hipertensi rawat inap. Sebanyak 116 sampel diperoleh, pola antihipertensi serta kesesuaian terapi hipertensi dengan guideline JNC 7 dianalisis secara diskriptif, pengaruh kesesuaian terapi hipertensi dengan guideline JNC 7 terhadap tercapainya target tekanan darah pasien dianalisis secara statistik menggunakan Chi-square. Hasil penelitian, 50 pasien mendapatkan terapi hipertensi yang sesuai dan 66 pasien mendapatkan terapi hipertensi yang tidak sesuai dengan guideline JNC 7. Pola obat antihipertensi, 38 pasien diresepkan obat antihipertensi tunggal, 34 pasien kombinasi 2 obat antihipertensi, selebihnya pasien diresepkan lebih dari 2 antihipertensi. Outcome terapi, 66% dari 50 pasien yang mendapatkan terapi hipertensi yang sesuai mampu mencapai target tekanan darah, 47% dari 66 pasien yang mendapatkan terapi hipertensi yang tidak sesuai mampu mencapai target tekanan darah. Ada hubungan yang signifikan antara kesesuaian terapi hipertensi dengan guideline JNC 7 terhadap ketercapaian target tekanan darah (p<0,05).","PeriodicalId":17954,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)","volume":"3 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81153486","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hiperkolesterolemia adalah salah satu gangguan kadar lemak dalam darah (dislipidemia) yang mana kadar kolesterol dalam darah lebih dari 240 mg/dl. Hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor risiko penyebab terjadinya penyakit jantung koroner yang merupakan penyebab utama dan pertama dari seluruh kematian. Kandungan flavonoid Tumbuhan Sarang Semut (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) memiliki potensi sebagai obat antihiperkolesterolemia, karena dapat menurunkan kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL), dan dapat mencegah oksidasi LDL. Tujuan penelitian ini mempelajari potensi ekstrak tumbuhan sarang semut dalam menurunkan kadar kolesterol dan kadar Low Density Lipoprotein (LDL), serta kadar trigliserida serta peningkatan kadar HDL. Penelitian dilakukan dengan rancangan penelitian Pre and Post Randomized Controlled Group Design menggunakan binatang coba tikus putih (Rattus norvegicus) jantan, strain Wistar, dengan kriteria inklusi yaitu sehat dan mempunyai aktivitas normal, berumur kira-kira 12 -16 minggu dengan berat badan 200 gram sebagai objek penelitian. Penelitian dilakukan dengan 6 kelompok tikus yaitu kelompok normal, kontrol negatif, kontrol positif dan 3 perlakukan dengan mempergunakan pemberian ekstrak sarang semut dengan dosis 400 mg/KgBB, 600 mg/KbBB dan 800 mg/KgBB. Analisa data kadar kolesterol total, trigliserid, HDL dan Low Density Lipoprotein (LDL) menggunakan one way ANOVA α=0,05 dengan uji lanjutan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara kualitatif ekstrak tumbuhan sarang semut positif menunjukkan adanya senyawa flavonoid. Ekstrak tumbuhan sarang semut memiliki potensi sebagai antihiperkolesterolemia untuk menurunkan kadar kolesterol total dan menaikkan kadar kolesterol HDL secara bermakna pada dosis 800 mg/KgBB. Uji one way ANOVA, ekstrak tumbuhan sarng semut memiliki probabilitas 0,004 lebih kecil daripada 0,05. Uji t test menunjukkan bahwa probabilitas 0,0046 < 0,025. Ekstrak tumbuhan sarang semut juga dapat menurunkan kadar trigliserid dan kolesterol LDL pada hewan uji namun tidak berbeda bermakna. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak tumbuhan sarang semut memiliki potensi sebagai obat antihiperkolesterolemia menurunkan kadar kolesterol total dan meningkatkan kadar kolesterol HDL.
{"title":"Potensi Anti Hiperkolesterolemia Ekstrak Tumbuhan Sarang Semut (Myrmecodia Pendans Merr. & Perry)","authors":"H. Hartono, I. Setiawan, Hari Saktiningsih","doi":"10.37013/jf.v3i1.20","DOIUrl":"https://doi.org/10.37013/jf.v3i1.20","url":null,"abstract":"Hiperkolesterolemia adalah salah satu gangguan kadar lemak dalam darah (dislipidemia) yang mana kadar kolesterol dalam darah lebih dari 240 mg/dl. Hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor risiko penyebab terjadinya penyakit jantung koroner yang merupakan penyebab utama dan pertama dari seluruh kematian. Kandungan flavonoid Tumbuhan Sarang Semut (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) memiliki potensi sebagai obat antihiperkolesterolemia, karena dapat menurunkan kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL), dan dapat mencegah oksidasi LDL. Tujuan penelitian ini mempelajari potensi ekstrak tumbuhan sarang semut dalam menurunkan kadar kolesterol dan kadar Low Density Lipoprotein (LDL), serta kadar trigliserida serta peningkatan kadar HDL. Penelitian dilakukan dengan rancangan penelitian Pre and Post Randomized Controlled Group Design menggunakan binatang coba tikus putih (Rattus norvegicus) jantan, strain Wistar, dengan kriteria inklusi yaitu sehat dan mempunyai aktivitas normal, berumur kira-kira 12 -16 minggu dengan berat badan 200 gram sebagai objek penelitian. Penelitian dilakukan dengan 6 kelompok tikus yaitu kelompok normal, kontrol negatif, kontrol positif dan 3 perlakukan dengan mempergunakan pemberian ekstrak sarang semut dengan dosis 400 mg/KgBB, 600 mg/KbBB dan 800 mg/KgBB. Analisa data kadar kolesterol total, trigliserid, HDL dan Low Density Lipoprotein (LDL) menggunakan one way ANOVA α=0,05 dengan uji lanjutan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara kualitatif ekstrak tumbuhan sarang semut positif menunjukkan adanya senyawa flavonoid. Ekstrak tumbuhan sarang semut memiliki potensi sebagai antihiperkolesterolemia untuk menurunkan kadar kolesterol total dan menaikkan kadar kolesterol HDL secara bermakna pada dosis 800 mg/KgBB. Uji one way ANOVA, ekstrak tumbuhan sarng semut memiliki probabilitas 0,004 lebih kecil daripada 0,05. Uji t test menunjukkan bahwa probabilitas 0,0046 < 0,025. Ekstrak tumbuhan sarang semut juga dapat menurunkan kadar trigliserid dan kolesterol LDL pada hewan uji namun tidak berbeda bermakna. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak tumbuhan sarang semut memiliki potensi sebagai obat antihiperkolesterolemia menurunkan kadar kolesterol total dan meningkatkan kadar kolesterol HDL.","PeriodicalId":17954,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81797323","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}