Kerugian yang ditimbulkan akibat infestasi ektoparasit memang tidak sebesar kerugian yang diakibatkan oleh infeksi organisme lain seperti virus dan bakteri, namun infeksi ektoparasit dapat menjadi salah satu faktor predisposisi bagi infeksi organisme pathogen yang lebih berbahaya yang mengakibatkan kematian pada ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi ektoparasit yang menginfestasi ikan air tawar yang dibudidayakan di beberapa kecamatan di Kota Banyuwangi yang hasilnya diharapkan dapat dijadikan acuan dalam upaya mencegah penyebaran penyakit pada ikan budidaya. Sampel penelitian berupa ikan nila, ikan mas dan ikan lele yang diperoleh dari enam kecamatan di Kota Banyuwangi, yaitu Kecamatan Kota, Kabat, Licin, Kalipuro, Giri, dan Glagah. Metode pemeriksaan ektoparasit dilakukan secara natif dengan mengerok permukaan tubuh, sirip dan insang ikan, lalu diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran mulai 40-400x. Hasil pengamatan selanjutnya didokumentasikan dan diidentifikasi menurut kunci identifikasi. Ektoparasit yang ditemukan menginfestasi ikan air tawar di Kota Banyuwangi terdiri dari 4 genus yaitu Argulus, Lernaea, Chonopeltis dan Trichodina. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui prevalensi dan intensitas ektoparasit dalam rangka mencegah penyebaran ektoparasit di wilayah lain. Kata Kunci : Inventarisasi, ektoparasit, ikan air tawar, Banyuwangi
{"title":"Inventarisasi Ektoparasit Protozoa Dan Arthropoda Yang Menginfestasi Ikan Air Tawar Di Kota Banyuwangi, Jawa Timur","authors":"","doi":"10.31093/JOAS.V3I1.36","DOIUrl":"https://doi.org/10.31093/JOAS.V3I1.36","url":null,"abstract":"Kerugian yang ditimbulkan akibat infestasi ektoparasit memang tidak sebesar kerugian yang diakibatkan oleh infeksi organisme lain seperti virus dan bakteri, namun infeksi ektoparasit dapat menjadi salah satu faktor predisposisi bagi infeksi organisme pathogen yang lebih berbahaya yang mengakibatkan kematian pada ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi ektoparasit yang menginfestasi ikan air tawar yang dibudidayakan di beberapa kecamatan di Kota Banyuwangi yang hasilnya diharapkan dapat dijadikan acuan dalam upaya mencegah penyebaran penyakit pada ikan budidaya. Sampel penelitian berupa ikan nila, ikan mas dan ikan lele yang diperoleh dari enam kecamatan di Kota Banyuwangi, yaitu Kecamatan Kota, Kabat, Licin, Kalipuro, Giri, dan Glagah. Metode pemeriksaan ektoparasit dilakukan secara natif dengan mengerok permukaan tubuh, sirip dan insang ikan, lalu diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran mulai 40-400x. Hasil pengamatan selanjutnya didokumentasikan dan diidentifikasi menurut kunci identifikasi. Ektoparasit yang ditemukan menginfestasi ikan air tawar di Kota Banyuwangi terdiri dari 4 genus yaitu Argulus, Lernaea, Chonopeltis dan Trichodina. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui prevalensi dan intensitas ektoparasit dalam rangka mencegah penyebaran ektoparasit di wilayah lain. Kata Kunci : Inventarisasi, ektoparasit, ikan air tawar, Banyuwangi","PeriodicalId":188509,"journal":{"name":"Journal of Aquaculture Science","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131868608","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui total hemosit dan sintasan udang vaname (L. vannamei) yang dipelihara pada salinitas 10 ppt dan dengan padat tebar yang berbeda. Penelitian ini terdiri dari tiga perlakuan dengan tiga ulangan. Udang vaname dipelihara pada salinitas 10 ppt dengan padat tebar 150 ekor/m2 (A), 200 ekor/m2 (B), dan 250 ekor/m2 (C). penelitian ini dilaksanakan selama lima minggu. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah udang vaname yang dipelihara pada salinitas 10 ppt dengan padat tebar berbeda berpengaruh terhadap pertumbuhan. Namun tidak berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dan juga total hemosit udang. Perlakuan yang menghasilkan pertumbuhan terbaik adalah padat tebar 150 ekor/m2.
{"title":"Total hemosit udang vaname (Litopenaeus vannamei) yang dipelihara pada salinitas 10 ppt dengan padat tebar berbeda","authors":"Dian Febriani, E. Marlina, A. Oktaviana","doi":"10.31093/JOAS.V3I1.35","DOIUrl":"https://doi.org/10.31093/JOAS.V3I1.35","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui total hemosit dan sintasan udang vaname (L. vannamei) yang dipelihara pada salinitas 10 ppt dan dengan padat tebar yang berbeda. Penelitian ini terdiri dari tiga perlakuan dengan tiga ulangan. Udang vaname dipelihara pada salinitas 10 ppt dengan padat tebar 150 ekor/m2 (A), 200 ekor/m2 (B), dan 250 ekor/m2 (C). penelitian ini dilaksanakan selama lima minggu. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah udang vaname yang dipelihara pada salinitas 10 ppt dengan padat tebar berbeda berpengaruh terhadap pertumbuhan. Namun tidak berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dan juga total hemosit udang. Perlakuan yang menghasilkan pertumbuhan terbaik adalah padat tebar 150 ekor/m2. ","PeriodicalId":188509,"journal":{"name":"Journal of Aquaculture Science","volume":"195 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122530406","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Budidaya udang yang dilakukan dengan sistem intensif ternyata banyak menimbulkan permasalahan. Adanya masalah penyakit di udang yang disebabkan oleh bakteri, virus, ataupun koinfeksi merupakan masalah yang harus ditangani. Penggunaan probitik dan bioflok merupakan salah satu cara untuk mengatasi penyakit yang ada. Selain itu, kombinasi tersebut diharapkan mampu meningkatkan performa sistem imun udang. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan bioflok yang dikombinasikan dengan probiotik terhadap sistem imun udang vaname (Litopenaeus vannamei) yang di uji tantang dengan V. parahaemolyticus. Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan. Perlakuan yang diberikan yaitu penambahan probiotik komersil dalam media budidaya dengan sistem bioflok pada pakan berupa kontrol negatif (tanpa probiotik + tanpa bioflok) (1), kontrol positif (media budidaya bioflok dan tanpa penambahan probiotik) (2), probiotik I + bioflok (3), probiotik II + bioflok (4), dan probiotik III + bioflok (5).. Hasil yang diperoleh untuk performa performa sistem imun udang. terbaik pada perlakuan 4 (probiotik II + bioflok) dengan hasil SR sebesar 76,67%, THC sebesar 9,7 x 106 ml-1, dan total jumlah bakteri sebesar 1.59 x 107. Kata kunci: Udang vaname, Probiotik, Bioflok, Sistem Imun.
{"title":"Aplikasi Bioflok yang dikombinasikan dengan Probiotik untuk Pencegahan Infeksi Vibrio parahaemolyticus pada Pemelihaaran Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)","authors":"Fariq Azhar","doi":"10.31093/JOAS.V3I1.38","DOIUrl":"https://doi.org/10.31093/JOAS.V3I1.38","url":null,"abstract":"Budidaya udang yang dilakukan dengan sistem intensif ternyata banyak menimbulkan permasalahan. Adanya masalah penyakit di udang yang disebabkan oleh bakteri, virus, ataupun koinfeksi merupakan masalah yang harus ditangani. Penggunaan probitik dan bioflok merupakan salah satu cara untuk mengatasi penyakit yang ada. Selain itu, kombinasi tersebut diharapkan mampu meningkatkan performa sistem imun udang. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan bioflok yang dikombinasikan dengan probiotik terhadap sistem imun udang vaname (Litopenaeus vannamei) yang di uji tantang dengan V. parahaemolyticus. Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan. Perlakuan yang diberikan yaitu penambahan probiotik komersil dalam media budidaya dengan sistem bioflok pada pakan berupa kontrol negatif (tanpa probiotik + tanpa bioflok) (1), kontrol positif (media budidaya bioflok dan tanpa penambahan probiotik) (2), probiotik I + bioflok (3), probiotik II + bioflok (4), dan probiotik III + bioflok (5).. Hasil yang diperoleh untuk performa performa sistem imun udang. terbaik pada perlakuan 4 (probiotik II + bioflok) dengan hasil SR sebesar 76,67%, THC sebesar 9,7 x 106 ml-1, dan total jumlah bakteri sebesar 1.59 x 107. Kata kunci: Udang vaname, Probiotik, Bioflok, Sistem Imun.","PeriodicalId":188509,"journal":{"name":"Journal of Aquaculture Science","volume":"28 12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123578510","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bioakumulasi dari logam berat merkuri (Hg) pada kerang hijau, sedimen, dan air pada budidaya kerang hijau di perairan Cirebon, Jawa Barat pada musim hujan yaitu bulan Februari 2018. Sedimen, kerang hijau P. viridis, dan air diambil dari tempat budidaya kerang hijau perairan bondet Cirebon. Sampel diambil pada musim hujan dibulan Februari pada usia panen yaitu usia 6 bulan pemeliharaan. Sampel air laut, sedimen dan kerang hijau diambil sebanyak 3 kali ulangan. Pengujian logam berat merkuri (Hg) mengikuti SNI 01-2354.6-2006 diukur di laboratorium Balai Pengujian dan Pembinaan Mutu Hasil Perikanan (BPPMHP) Cirebon, Jawa Barat. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kandungan logam berat merkuri (Hg) pada kerang hijau P. viridis 0,027 ± 0,038 ppm, sedimen sebesar 0,003 ± 0,006 ppm, dan air 0,017± 0,029 ppm. Kata kunci : Kerang hijau, logam berat merkuri, musim hujan, perairan Cirebon
{"title":"Bioakumulasi Logam Berat Merkuri (Hg) Di Musim Hujan Pada Budidaya Kerang Hijau (Perna viridis) Di Perairan Cirebon, Jawa Barat","authors":"Dewi Nurhayati, Didha Andini Putri","doi":"10.31093/joas.v3i1.39","DOIUrl":"https://doi.org/10.31093/joas.v3i1.39","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bioakumulasi dari logam berat merkuri (Hg) pada kerang hijau, sedimen, dan air pada budidaya kerang hijau di perairan Cirebon, Jawa Barat pada musim hujan yaitu bulan Februari 2018. Sedimen, kerang hijau P. viridis, dan air diambil dari tempat budidaya kerang hijau perairan bondet Cirebon. Sampel diambil pada musim hujan dibulan Februari pada usia panen yaitu usia 6 bulan pemeliharaan. Sampel air laut, sedimen dan kerang hijau diambil sebanyak 3 kali ulangan. Pengujian logam berat merkuri (Hg) mengikuti SNI 01-2354.6-2006 diukur di laboratorium Balai Pengujian dan Pembinaan Mutu Hasil Perikanan (BPPMHP) Cirebon, Jawa Barat. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kandungan logam berat merkuri (Hg) pada kerang hijau P. viridis 0,027 ± 0,038 ppm, sedimen sebesar 0,003 ± 0,006 ppm, dan air 0,017± 0,029 ppm. Kata kunci : Kerang hijau, logam berat merkuri, musim hujan, perairan Cirebon","PeriodicalId":188509,"journal":{"name":"Journal of Aquaculture Science","volume":"2001 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128288631","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rumput laut Kappaphycus alvarezii yang banyak dibudidayakan berasal dari Maumere dan Tembalang. Kappaphycus alvarezii memiliki nilai ekonomis tinggi karena kandungan karaginannya yang banyak digunakan untuk produk makanan, produk kosmetik, dan obat-obatan ini bertujuan untuk mengevaluasi perbedaan performa rumput laut tembalang dan maumere yang dipelihara dengan metode longline di laut. Penelitan dilakukan dengan membudidayakan rumput laut metode longline yaitu menggunakan tali ris sepanjang 50 m, masing-masing 2 tali untuk rumput laut maumere dan 2 tali untuk rumput laut tembalang kemudian dipelihara selama 45 hari. Selama pemeliharaan dilakukan pengontrolan setiap hari dan pengambil sampel untuk mengetahui performa rumput laut dilakukan setiap 15 hari sekaligus pengambilan sampel air untuk mengetahui kualitas air lokasi budidaya. Hasil evaluasi yang didapatkan menunjukkan bahwa performa rumput laut Maumere lebih tinggi dibandingkan dengan rumput laut dan Kualitas air tempat pemeliharaan rumput laut sesuai untuk kelangsungan hidup rumput laut.Kata kunci : Performa, Kappaphycus alvarezii, Tembalang, Maumere.
{"title":"Performa Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii dari Maumere dan Tembalang Pada Budidaya Sistem Longline","authors":"Fadli Zainuddin, M. M. Rusdani","doi":"10.31093/JOAS.V3I1.37","DOIUrl":"https://doi.org/10.31093/JOAS.V3I1.37","url":null,"abstract":"Rumput laut Kappaphycus alvarezii yang banyak dibudidayakan berasal dari Maumere dan Tembalang. Kappaphycus alvarezii memiliki nilai ekonomis tinggi karena kandungan karaginannya yang banyak digunakan untuk produk makanan, produk kosmetik, dan obat-obatan ini bertujuan untuk mengevaluasi perbedaan performa rumput laut tembalang dan maumere yang dipelihara dengan metode longline di laut. Penelitan dilakukan dengan membudidayakan rumput laut metode longline yaitu menggunakan tali ris sepanjang 50 m, masing-masing 2 tali untuk rumput laut maumere dan 2 tali untuk rumput laut tembalang kemudian dipelihara selama 45 hari. Selama pemeliharaan dilakukan pengontrolan setiap hari dan pengambil sampel untuk mengetahui performa rumput laut dilakukan setiap 15 hari sekaligus pengambilan sampel air untuk mengetahui kualitas air lokasi budidaya. Hasil evaluasi yang didapatkan menunjukkan bahwa performa rumput laut Maumere lebih tinggi dibandingkan dengan rumput laut dan Kualitas air tempat pemeliharaan rumput laut sesuai untuk kelangsungan hidup rumput laut.Kata kunci : Performa, Kappaphycus alvarezii, Tembalang, Maumere.","PeriodicalId":188509,"journal":{"name":"Journal of Aquaculture Science","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133461088","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}