Identifikasi Bakteri pada Komoditas Ikan Air Tawar di Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Surabaya I
在鱼类检疫大厅发现淡水商品中的细菌,并控制泗水I渔业的质量和安全
{"title":"Identifikasi Bakteri pada Komoditas Ikan Air Tawar di Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Surabaya I","authors":"Nani Rahayu","doi":"10.31093/joas.v4i2.76","DOIUrl":"https://doi.org/10.31093/joas.v4i2.76","url":null,"abstract":"Identifikasi Bakteri pada Komoditas Ikan Air Tawar di Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Surabaya I","PeriodicalId":188509,"journal":{"name":"Journal of Aquaculture Science","volume":"44 5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130290371","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Udang vaname merupakan salah satu komoditas air payau yang diintroduksi sebagai solusi untuk menggantikan udang windu (Penaeus monodon) yang mengalami penurunan kualitas. Kendala yang dihadapi dalam budidaya udang vaname adalah serangan penyakit salah satunyan vibriosis, yang disebabkan oleh genus vibrio dalam hal ini yaitu V. parahaemolyticus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak daun mangrove Rhizophora apiculata dengan dosis berbeda pada pakan udang vaname untuk pencegahan vibriosis. Udang diberi ekstrak daun mangrove dari umur 27 hari sampai 67 hari pada wadah kontainer ukuran 40 cm x 30 cm x 28 cm masing-masing 20 ekor/wadah dengan volume 20 liter. Penelitian dilakukan dalam 5 perlakuan, kontrol + (Pakan tanpa campuran ekstrak dan diinfeksi V. parahaemolyticus 106cfu/ml sebanyak 0,1 ml/ekor), kontrol - (pakan tanpa ektrak dan tanpa infeksi bakteri), P1 (pakan dicampur 0,5% ekstak daun mangrove dan diinfeksi bakteri), P2 (1% ekstrak dan diinfeksi), P3 (2% ekstrak dan diinfeksi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun mangrove dengan dosis 2% mampu mempertahankan SR sebesar 76,67%, meningkatkan jumlah THC udang vaname sebesar 7,55×106 sel/ml dan DHC (sel hialin 84,3% dan granular 15,3%) yang berperan dalam sistem imun udang. Sedangkan jumlah bakteri dan jumlah vibrio di usus yaitu, 64.7× 108 cfu/ ml dan 16 × 108 cfu/ml. Berdasarkan hasil penelitian ini penggunaan ekstrak daun mangrove Rhizophora apiculata dapat digunakan pada budidaya udang vaname sebagai imunostimulan karena dapat meningkatkan kelangsungan hidup, THC, DHC dan menekan jumlah bakteri pada usus udang vaname.
{"title":"Penambahan Ekstrak Daun Mangrove Rhizophora apiculata pada Pakan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) untuk Pencegahan Vibriosis","authors":"Nur Fadillah, Saptono Waspodo, Fariq Azhar","doi":"10.31093/joas.v4i2.75","DOIUrl":"https://doi.org/10.31093/joas.v4i2.75","url":null,"abstract":"Udang vaname merupakan salah satu komoditas air payau yang diintroduksi sebagai solusi untuk menggantikan udang windu (Penaeus monodon) yang mengalami penurunan kualitas. Kendala yang dihadapi dalam budidaya udang vaname adalah serangan penyakit salah satunyan vibriosis, yang disebabkan oleh genus vibrio dalam hal ini yaitu V. parahaemolyticus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak daun mangrove Rhizophora apiculata dengan dosis berbeda pada pakan udang vaname untuk pencegahan vibriosis. Udang diberi ekstrak daun mangrove dari umur 27 hari sampai 67 hari pada wadah kontainer ukuran 40 cm x 30 cm x 28 cm masing-masing 20 ekor/wadah dengan volume 20 liter. Penelitian dilakukan dalam 5 perlakuan, kontrol + (Pakan tanpa campuran ekstrak dan diinfeksi V. parahaemolyticus 106cfu/ml sebanyak 0,1 ml/ekor), kontrol - (pakan tanpa ektrak dan tanpa infeksi bakteri), P1 (pakan dicampur 0,5% ekstak daun mangrove dan diinfeksi bakteri), P2 (1% ekstrak dan diinfeksi), P3 (2% ekstrak dan diinfeksi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun mangrove dengan dosis 2% mampu mempertahankan SR sebesar 76,67%, meningkatkan jumlah THC udang vaname sebesar 7,55×106 sel/ml dan DHC (sel hialin 84,3% dan granular 15,3%) yang berperan dalam sistem imun udang. Sedangkan jumlah bakteri dan jumlah vibrio di usus yaitu, 64.7× 108 cfu/ ml dan 16 × 108 cfu/ml. Berdasarkan hasil penelitian ini penggunaan ekstrak daun mangrove Rhizophora apiculata dapat digunakan pada budidaya udang vaname sebagai imunostimulan karena dapat meningkatkan kelangsungan hidup, THC, DHC dan menekan jumlah bakteri pada usus udang vaname.","PeriodicalId":188509,"journal":{"name":"Journal of Aquaculture Science","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117130073","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Identifikasi Bakteri Escherichia coli dan Salmonella sp. Pada Produk Beku Perikanan
鉴定大肠杆菌和沙门氏菌为渔业冷冻产品
{"title":"Identifikasi Bakteri Escherichia coli dan Salmonella sp. Pada Produk Beku Perikanan di Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan Surabaya II, Jawa Timur","authors":"Santika Dwi Christanti","doi":"10.31093/joas.v4i2.69","DOIUrl":"https://doi.org/10.31093/joas.v4i2.69","url":null,"abstract":"Identifikasi Bakteri Escherichia coli dan Salmonella sp. Pada Produk Beku Perikanan","PeriodicalId":188509,"journal":{"name":"Journal of Aquaculture Science","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130145917","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The purpose of this study was to determine the effect and optimal dose of addition of Moringa oleifera leaf extract on culture media to the growth and content of carotenoids of Dunaliella salina. The research method used was experimental with Completely Randomized Design (CRD) as the experimental design. The treatments used were different doses of Moringa leaf extract, namely A (100% walne media), B (75% Media walne + 25% Moringa leaf extract), C (50% Media walne + 50% Moringa leaf extract), D ( 25% Media walne + 75% Moringa leaf extract), E (100% Moringa leaf extract) with a dose of Moringa leaf extract that is 28 ml (100%) with repetitions 4 times. The results showed that the addition of Moringa oleifera leaf extract had a significantly different effect (P <0.05) on growth. Based on the density of Dunaliella salina showed the best treatment, namely at treatment B (75% walne + 25% Moringa extract). The best specific growth rate is found in treatment B (75% walne + 25% Moringa extract). The carotenoid content after treatment was not significantly different (P> 0.05) so that the carotenoid content in the control (treatment A) had the highest level of 1.39 µg / ml and the lowest was in treatment C of 0.19 µg / ml.
{"title":"The Effect of Giving Combination Concentration of Leaves of Moringa oleifera with Walne Fertilizer in Culture Media on the Growth and Content of Carotenoids in Dunaliella salina","authors":"N. Wahyuni, B. Rahardja, M. H. Azhar","doi":"10.31093/JOAS.V4I1.67","DOIUrl":"https://doi.org/10.31093/JOAS.V4I1.67","url":null,"abstract":"The purpose of this study was to determine the effect and optimal dose of addition of Moringa oleifera leaf extract on culture media to the growth and content of carotenoids of Dunaliella salina. The research method used was experimental with Completely Randomized Design (CRD) as the experimental design. The treatments used were different doses of Moringa leaf extract, namely A (100% walne media), B (75% Media walne + 25% Moringa leaf extract), C (50% Media walne + 50% Moringa leaf extract), D ( 25% Media walne + 75% Moringa leaf extract), E (100% Moringa leaf extract) with a dose of Moringa leaf extract that is 28 ml (100%) with repetitions 4 times. The results showed that the addition of Moringa oleifera leaf extract had a significantly different effect (P <0.05) on growth. Based on the density of Dunaliella salina showed the best treatment, namely at treatment B (75% walne + 25% Moringa extract). The best specific growth rate is found in treatment B (75% walne + 25% Moringa extract). The carotenoid content after treatment was not significantly different (P> 0.05) so that the carotenoid content in the control (treatment A) had the highest level of 1.39 µg / ml and the lowest was in treatment C of 0.19 µg / ml.","PeriodicalId":188509,"journal":{"name":"Journal of Aquaculture Science","volume":"3 4","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120907997","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Asymmetric fluctuations function as a measure of organ stability in pairs in an individual. This study aims to determine the value of asymmetric fluctuations in hybrid grouper hybrid fish from Situbondo and Bali. The study was conducted for 3 months, starting from July-September 2018. The grouper used in this study was 100 individuals from each region, with a size of 7-9 cm. Bilateral meristic characters measured include the pectoral fin, ventral fin and lateral line. The results showed that the ventral fin character of the grouper fish from Situbondo and Bali had a higher FA value of 0.6-0.7, while the lateral linea organ had a higher FAm value, 1.1 to 1.9. The FAgb value of the grouper originating from Situbondo has a high value compared to the grouper from Bali, which is 1.5-2.4.
{"title":"Fluctuation of Asymmetry of Hybrid Cantang Grouper (Epinephelus fuscoguttatus x Epinephelus lanceolatus) Originating from Situbondo and Bali","authors":"L. Lutfiyah, D. S. Budi","doi":"10.31093/JOAS.V4I1.65","DOIUrl":"https://doi.org/10.31093/JOAS.V4I1.65","url":null,"abstract":"Asymmetric fluctuations function as a measure of organ stability in pairs in an individual. This study aims to determine the value of asymmetric fluctuations in hybrid grouper hybrid fish from Situbondo and Bali. The study was conducted for 3 months, starting from July-September 2018. The grouper used in this study was 100 individuals from each region, with a size of 7-9 cm. Bilateral meristic characters measured include the pectoral fin, ventral fin and lateral line. The results showed that the ventral fin character of the grouper fish from Situbondo and Bali had a higher FA value of 0.6-0.7, while the lateral linea organ had a higher FAm value, 1.1 to 1.9. The FAgb value of the grouper originating from Situbondo has a high value compared to the grouper from Bali, which is 1.5-2.4.","PeriodicalId":188509,"journal":{"name":"Journal of Aquaculture Science","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130212449","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
D. S. Budi, L. Lutfiyah, A. H. Fasya, Prayogo Prayogo
The aims of this study is to determine the number and distribution of the chromosomes of three Nile tilapia (Oreochromis niloticus) varieties as basic information in the process of identifying the characteristics of varieties in tilapia. This research was conducted in August-October 2016, at the Unair Banyuwangi PSDKU laboratory. The research procedures included rearing of test fish, immersion of test fish with colchicine solution and tissue preservation, preparation of preparations and staining, and observation. Based on the results of the study, it was found that each variety of tilapia (black, red, and white) showed a difference in the spread of chromosomes, while the number of chromosomes was the same, namely 44 pieces.
{"title":"Comparison of the number and distribution of chromosomes of three varieties of Nile tilapia (Oreochromis niloticus)","authors":"D. S. Budi, L. Lutfiyah, A. H. Fasya, Prayogo Prayogo","doi":"10.31093/JOAS.V4I1.66","DOIUrl":"https://doi.org/10.31093/JOAS.V4I1.66","url":null,"abstract":"The aims of this study is to determine the number and distribution of the chromosomes of three Nile tilapia (Oreochromis niloticus) varieties as basic information in the process of identifying the characteristics of varieties in tilapia. This research was conducted in August-October 2016, at the Unair Banyuwangi PSDKU laboratory. The research procedures included rearing of test fish, immersion of test fish with colchicine solution and tissue preservation, preparation of preparations and staining, and observation. Based on the results of the study, it was found that each variety of tilapia (black, red, and white) showed a difference in the spread of chromosomes, while the number of chromosomes was the same, namely 44 pieces.","PeriodicalId":188509,"journal":{"name":"Journal of Aquaculture Science","volume":"147 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123437439","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kasus kematian massal ikan Gurami di Sentra Budidaya Ikan Gurami, Desa Beji, Kecamatan Kedung Banteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah berdampak pada menurunnya produksi telur dan benih ikan Gurami. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi patogen penyebab kematian pada ikan Gurami. Metode yang digunakan metode survei dengan pengambilan sampel secara acak, kemudian diidentifikasi keberadaan patogen pada sampel ikan Gurami. Hasil identifikasi patogen pada ikan Gurami menunjukkan adanya infeksi Bakteri (Aeromonas hydrophila, Aeromonas sobria), Parasit (Henneguya sp., Trichodina sp., Vorticella sp.) dan Jamur (Aspergillus sp.). Penelitian ini menunjukkan bahwa kematian massal pada ikan Gurami disebabkan oleh serangan bakteri, parasit, dan jamur.Kata Kunci: ikan Gurami, kematian massal, bakteri, parasit, jamur.
{"title":"Identifikasi Penyebab Kematian Massal Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) Di Sentra Budidaya Ikan Gurami, Desa Beji, Kecamatan Kedung Banteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.","authors":"Achmad Khumaidi, A. Hidayat","doi":"10.31093/JOAS.V3I2.53","DOIUrl":"https://doi.org/10.31093/JOAS.V3I2.53","url":null,"abstract":"Kasus kematian massal ikan Gurami di Sentra Budidaya Ikan Gurami, Desa Beji, Kecamatan Kedung Banteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah berdampak pada menurunnya produksi telur dan benih ikan Gurami. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi patogen penyebab kematian pada ikan Gurami. Metode yang digunakan metode survei dengan pengambilan sampel secara acak, kemudian diidentifikasi keberadaan patogen pada sampel ikan Gurami. Hasil identifikasi patogen pada ikan Gurami menunjukkan adanya infeksi Bakteri (Aeromonas hydrophila, Aeromonas sobria), Parasit (Henneguya sp., Trichodina sp., Vorticella sp.) dan Jamur (Aspergillus sp.). Penelitian ini menunjukkan bahwa kematian massal pada ikan Gurami disebabkan oleh serangan bakteri, parasit, dan jamur.Kata Kunci: ikan Gurami, kematian massal, bakteri, parasit, jamur.","PeriodicalId":188509,"journal":{"name":"Journal of Aquaculture Science","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123881551","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
I. Saputra, Wiwin Kusuma Atmaja Putra, Tri Yulianto
Nilai tingkat konversi dan efisiensi pakan merupakan parameter penentuan kualitas, perlakuan, atau pakan yang diberikan terhadap pertumbuhan ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh frekuensi pemberian pakan terhadap konversi dan efisiensi pakan dan kelangsungan hidup ikan Bawal Bintang. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan (Kontrol yaitu pemberian pakan 1 hari sekali, A yaitu pemberian pakan 2 hari sekali,dan B yaitu pemberian pakan 3 hari sekali) dengan 3 ulangan. Hasil penelitian terbaik adalah perlakuan Kontrol sebesar 2.11 g (nilai konversi pakan), 47.32% (efisiensi pakan), dan 100% (kelangsungan hidup). Kesimpulan penelitian ini adalah perlakuan yang diberikan selama penelitian secara analisis ANOVA tidak memberi pengaruh yang nyata terhadap nilai konversi dan efisiensi pakan. Pemberian pakan dengan frekuensi 1 kali sehari (kontrol) menunjukkan pertumbuhan bobot terbaik dan dapat diterapkan pada budidaya. Kata kunci : Tingkat konversi, Efisiensi pakan, Ikan Bawal Bintang,
{"title":"Tingkat Konversi dan Efisiensi Pakan Benih Ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii) dengan Frekuensi Pemberian Berbeda","authors":"I. Saputra, Wiwin Kusuma Atmaja Putra, Tri Yulianto","doi":"10.31093/JOAS.V3I2.56","DOIUrl":"https://doi.org/10.31093/JOAS.V3I2.56","url":null,"abstract":"Nilai tingkat konversi dan efisiensi pakan merupakan parameter penentuan kualitas, perlakuan, atau pakan yang diberikan terhadap pertumbuhan ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh frekuensi pemberian pakan terhadap konversi dan efisiensi pakan dan kelangsungan hidup ikan Bawal Bintang. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan (Kontrol yaitu pemberian pakan 1 hari sekali, A yaitu pemberian pakan 2 hari sekali,dan B yaitu pemberian pakan 3 hari sekali) dengan 3 ulangan. Hasil penelitian terbaik adalah perlakuan Kontrol sebesar 2.11 g (nilai konversi pakan), 47.32% (efisiensi pakan), dan 100% (kelangsungan hidup). Kesimpulan penelitian ini adalah perlakuan yang diberikan selama penelitian secara analisis ANOVA tidak memberi pengaruh yang nyata terhadap nilai konversi dan efisiensi pakan. Pemberian pakan dengan frekuensi 1 kali sehari (kontrol) menunjukkan pertumbuhan bobot terbaik dan dapat diterapkan pada budidaya. Kata kunci : Tingkat konversi, Efisiensi pakan, Ikan Bawal Bintang,","PeriodicalId":188509,"journal":{"name":"Journal of Aquaculture Science","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134281494","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan zinc pada pakan terhadap peningkatan sistem imun udang vaname (L. vannamei). Penelitian ini terdiri dari dua perlakuan dengan empat ulangan. Penambahan zinc pada pakan dengan dosis 45 mg/kg pakan (P) dan tanpa penambahan zinc pada pakan (C). Penelitian ini dilaksanakan selama lima minggu. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah penambahan zinc pada pakan memberikan pengaruh dalam meningkatkan LPH dan THC udang vaname. Namun tidak memberikan pengaruh terhadap sintasan udang tersebut. Kata kunci: udang vaname, total hemosit, sintasan, zinc
{"title":"Penambahan Zinc pada Pakan Terhadap Peningkatan Sistem Imun Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)","authors":"Adni Oktaviana","doi":"10.31093/joas.v3i2.54","DOIUrl":"https://doi.org/10.31093/joas.v3i2.54","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan zinc pada pakan terhadap peningkatan sistem imun udang vaname (L. vannamei). Penelitian ini terdiri dari dua perlakuan dengan empat ulangan. Penambahan zinc pada pakan dengan dosis 45 mg/kg pakan (P) dan tanpa penambahan zinc pada pakan (C). Penelitian ini dilaksanakan selama lima minggu. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah penambahan zinc pada pakan memberikan pengaruh dalam meningkatkan LPH dan THC udang vaname. Namun tidak memberikan pengaruh terhadap sintasan udang tersebut. Kata kunci: udang vaname, total hemosit, sintasan, zinc","PeriodicalId":188509,"journal":{"name":"Journal of Aquaculture Science","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127737808","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Annur Ahadi Abdillah, Moch. Amin Alamsjah, M. Amin
Pemanenan mikroalga adalah bagian penting dalam sistem budaya untuk menghasilkan biomassa yang lebih tinggi. Pemanenan Mikroalga dapat dilakukan dengan beberapa teknik seperti sentrifugasi, filtrasi, sedimentasi, flokulasi, getaran ultrasonik, dan menggunakan filter. Teknik yang saat ini digunakan dalam skala industri adalah flokulasi. Teknik ini digunakan karena lebih cepat dan efisien. Bahan flokulan yang aman adalah polimer rumput laut yaitu polisakarida. Penelitian dilakukan untuk mengetahui efisiensi penggunaan flokulan dari alginat, karaginan, dan Agar pada proses flokulasi mikroalga Dunaliella salina. Proses flokulasi pada 50 menit menunjukkan flokulasi oleh bahan alginat sebesar 30,52%, 22,85% oleh karagenan, 11% oleh Agar, plankton tanpa flokulasi terjadi flokulasi hanya sebesar 3,96%. Proses flokulasi pada menit ke 240 berubah secara bermakna. Penambahan karagenan meningkatkan flokulasi menjadi 39,84%. Agar meningkat menjadi 31,48%. Penambahan flokulan alginat tidak mengalami perubahan bermakna yang hanya berubah menjadi 30,89%. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas flokulasi terbaik adalah karaginan di mana kecepatan flokulasi sama dengan alginat yang telah sering digunakan sebagai flokulan. Keyword : Dunaliella salina, Bioflokulan, Karaginan, Alginate, Agar
{"title":"Bahan Bioflokulan dari Karaginan dan Agar Pada Proses Pemanenan Phytoplankton Dunaliella salina","authors":"Annur Ahadi Abdillah, Moch. Amin Alamsjah, M. Amin","doi":"10.31093/JOAS.V3I2.55","DOIUrl":"https://doi.org/10.31093/JOAS.V3I2.55","url":null,"abstract":"Pemanenan mikroalga adalah bagian penting dalam sistem budaya untuk menghasilkan biomassa yang lebih tinggi. Pemanenan Mikroalga dapat dilakukan dengan beberapa teknik seperti sentrifugasi, filtrasi, sedimentasi, flokulasi, getaran ultrasonik, dan menggunakan filter. Teknik yang saat ini digunakan dalam skala industri adalah flokulasi. Teknik ini digunakan karena lebih cepat dan efisien. Bahan flokulan yang aman adalah polimer rumput laut yaitu polisakarida. Penelitian dilakukan untuk mengetahui efisiensi penggunaan flokulan dari alginat, karaginan, dan Agar pada proses flokulasi mikroalga Dunaliella salina. Proses flokulasi pada 50 menit menunjukkan flokulasi oleh bahan alginat sebesar 30,52%, 22,85% oleh karagenan, 11% oleh Agar, plankton tanpa flokulasi terjadi flokulasi hanya sebesar 3,96%. Proses flokulasi pada menit ke 240 berubah secara bermakna. Penambahan karagenan meningkatkan flokulasi menjadi 39,84%. Agar meningkat menjadi 31,48%. Penambahan flokulan alginat tidak mengalami perubahan bermakna yang hanya berubah menjadi 30,89%. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas flokulasi terbaik adalah karaginan di mana kecepatan flokulasi sama dengan alginat yang telah sering digunakan sebagai flokulan. Keyword : Dunaliella salina, Bioflokulan, Karaginan, Alginate, Agar ","PeriodicalId":188509,"journal":{"name":"Journal of Aquaculture Science","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117156198","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}