Resume medis yang tidak lengkap adalah masalah yang sangat penting karena dapat memberikan informasi rinci selama pasien dirawat di rumah sakit. Hal ini berdampak pada kualitas rekam medis dan pelayanan yang diberikan rumah sakit. Terkait hasil wawancara dan observasi di RSUD Wangaya terdapat perbedaan pengisian resume medis sebelum dan saat pandemi. Berkaitan dengan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran kelengkapan isi resume medis pasien rawat inap sebelum dan saat pandemi di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Denpasar.Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif analitik kualitatif dengan jenis penelitian cross sectional. Jumlah sampel rekam medis yang digunakan sebelum dan saat pandemi sebanyak 22.160 menggunakan total sampling. Hasil wawancara dan hasil analisis menyatakan data sampel dalam penelitian rekam medis pasien rawat inap sebelum pandemi tahun 2019 Pasien Rawat Inap berjumlah 13.644 sedangkan tahun 2021 data sampel penelitian berjumlah 8.516 rekam medis pasien rawat inap saat pandemi, perbedaan ketidaklengkapan review dari indentifikasi dengan selisih 12%, review laporan penting dengan selisih 14%, review autentifikasi dengan selisih 8%, dan review pendokumentasian dengan selisih 1%. Beberapa faktor penyebabnya adalah beberapa dokter, perawat, dan petugas pencatat masih menunda pengembalian rekam medis bagi yang belum mengisinya. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kelengkapan resume medis di RSUD Wangaya Denpasar sebelum dan selama pandemi Covid-19.
{"title":"Gambaran Perbedaan Kelengkapan Isi Resume Medis Pasien Rawat Inap Sebelum Dan Saat Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Denpasar","authors":"Putu Fera Yanti Suhendri, Ni Made Diaris","doi":"10.25078/jyk.v6i1.1854","DOIUrl":"https://doi.org/10.25078/jyk.v6i1.1854","url":null,"abstract":"Resume medis yang tidak lengkap adalah masalah yang sangat penting karena dapat memberikan informasi rinci selama pasien dirawat di rumah sakit. Hal ini berdampak pada kualitas rekam medis dan pelayanan yang diberikan rumah sakit. Terkait hasil wawancara dan observasi di RSUD Wangaya terdapat perbedaan pengisian resume medis sebelum dan saat pandemi. Berkaitan dengan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran kelengkapan isi resume medis pasien rawat inap sebelum dan saat pandemi di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Denpasar.Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif analitik kualitatif dengan jenis penelitian cross sectional. Jumlah sampel rekam medis yang digunakan sebelum dan saat pandemi sebanyak 22.160 menggunakan total sampling. Hasil wawancara dan hasil analisis menyatakan data sampel dalam penelitian rekam medis pasien rawat inap sebelum pandemi tahun 2019 Pasien Rawat Inap berjumlah 13.644 sedangkan tahun 2021 data sampel penelitian berjumlah 8.516 rekam medis pasien rawat inap saat pandemi, perbedaan ketidaklengkapan review dari indentifikasi dengan selisih 12%, review laporan penting dengan selisih 14%, review autentifikasi dengan selisih 8%, dan review pendokumentasian dengan selisih 1%. Beberapa faktor penyebabnya adalah beberapa dokter, perawat, dan petugas pencatat masih menunda pengembalian rekam medis bagi yang belum mengisinya. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kelengkapan resume medis di RSUD Wangaya Denpasar sebelum dan selama pandemi Covid-19.","PeriodicalId":198304,"journal":{"name":"JURNAL YOGA DAN KESEHATAN","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128431721","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hatha Yoga Pradipika dan Gheranda Saṁhitā adalah panduan yoga Hatha yang sangat penting. Swami Svatmaram (abad ke-15 M) adalah penulis Hatha Yoga Pradipika. Teks tersebut berisi berbagai praktik yoga Hatha dalam empat bab. Teks lainnya Gheranda Samhita (akhir abad ke-17) berfungsi sebagai ensiklopedia tentang yoga Hatha yang mengulas tujuh bab. Berbagai praktik yoga Hatha telah digabungkan dalam teks ini. Dalam artikel ini penulis mencoba menyajikan gambaran umum tentang amalan-amalan dalam kedua teks tersebut khususnya mengenai pembahasan mudrā yoga secara ringkas. Studi ini dilakukan secara sistematik mengikuti metode ilmiah yang disajikan dalam artikel literature review dengan tujuan untuk menjelaskan jenis-jenis mudrā yang terdapat pada teks Hatha Yoga Pradipika dan Gheranda Saṁhitā serta klasifikasi mudrā maupun manfaatnya dalam praktik hatha yoga. Jenis mudrā yang terdapat pada teks Hatha Yoga Pradipika terdiri dari 10 mudrā diantarannya; maha mudrā, maha bandha, maha vedha, khechari, uddiyana bandha, mula bandha, jalandhara bandha, viparita karani, vijroli dan shakti chalana. Sedangkan jenis mudrā yang terdapat pada teks Gheranda Saṁhitā terdiri dari 25 mudrā yaitu; maha mudrā, nabho mudrā, uddiyana, jalandhara, mulabhanda, mahabhanda, maha vedha, khecari, viparitha karani, yoni, vajroli, sakticalani, tadagi, manduki, sambhavi, pancadharana (lima dharana), asvini, pasini, kaki, matangi, bhujangini. Mudrā dapat diklasifikasikan menjadi 5 kategori yaitu hasta mudrā, māna mudrā, kaya mudrā, bandha mudrā dan adhara mudrā. Mudrā bermanfaat untuk menjaga kestabilan dan keseimbangan tubuh serta pikiran dapat terfokus pada suatu objek dan pikiran tidak berflutuasi.
{"title":"Mudrā Yoga Dalam Teks Hatha Yoga Pradipika Dan Gerandha Saṁhitā","authors":"Made G. Juniartha, N. Anjani","doi":"10.25078/jyk.v6i1.2346","DOIUrl":"https://doi.org/10.25078/jyk.v6i1.2346","url":null,"abstract":"Hatha Yoga Pradipika dan Gheranda Saṁhitā adalah panduan yoga Hatha yang sangat penting. Swami Svatmaram (abad ke-15 M) adalah penulis Hatha Yoga Pradipika. Teks tersebut berisi berbagai praktik yoga Hatha dalam empat bab. Teks lainnya Gheranda Samhita (akhir abad ke-17) berfungsi sebagai ensiklopedia tentang yoga Hatha yang mengulas tujuh bab. Berbagai praktik yoga Hatha telah digabungkan dalam teks ini. Dalam artikel ini penulis mencoba menyajikan gambaran umum tentang amalan-amalan dalam kedua teks tersebut khususnya mengenai pembahasan mudrā yoga secara ringkas. Studi ini dilakukan secara sistematik mengikuti metode ilmiah yang disajikan dalam artikel literature review dengan tujuan untuk menjelaskan jenis-jenis mudrā yang terdapat pada teks Hatha Yoga Pradipika dan Gheranda Saṁhitā serta klasifikasi mudrā maupun manfaatnya dalam praktik hatha yoga. Jenis mudrā yang terdapat pada teks Hatha Yoga Pradipika terdiri dari 10 mudrā diantarannya; maha mudrā, maha bandha, maha vedha, khechari, uddiyana bandha, mula bandha, jalandhara bandha, viparita karani, vijroli dan shakti chalana. Sedangkan jenis mudrā yang terdapat pada teks Gheranda Saṁhitā terdiri dari 25 mudrā yaitu; maha mudrā, nabho mudrā, uddiyana, jalandhara, mulabhanda, mahabhanda, maha vedha, khecari, viparitha karani, yoni, vajroli, sakticalani, tadagi, manduki, sambhavi, pancadharana (lima dharana), asvini, pasini, kaki, matangi, bhujangini. Mudrā dapat diklasifikasikan menjadi 5 kategori yaitu hasta mudrā, māna mudrā, kaya mudrā, bandha mudrā dan adhara mudrā. Mudrā bermanfaat untuk menjaga kestabilan dan keseimbangan tubuh serta pikiran dapat terfokus pada suatu objek dan pikiran tidak berflutuasi.","PeriodicalId":198304,"journal":{"name":"JURNAL YOGA DAN KESEHATAN","volume":"83 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132663159","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Putri Ramuja Dewi Sugata, I Made Sugata, Putu Emy Suryanti
Gaya hidup yang cenderung positif dan sehat akan memiliki kualitas yang lebih baik. Salah satu organ tubuh yang sangat berpengaruh ketika gaya hidup seseorang tidak sehat yaitu pada bagian paru-paru seseorang. Organ paru memiliki suatu kemampuan yang didukung oleh dua factor di dalamnya yaitu volume oksigen yang akan masuk ke dalam tubuh dan tentunya satu lagi dalam kapasitas vital paru untuk menampung oksigen tersebut. Salah satu factor yang dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan kapasitas vital paru adalah latihan prāṇāyāma. Prāṇāyāma ialah suatu pengaturan nafas baik keluar masuknya nafas ke paru-paru melalui lubang hidung dengan tujuan menyebarkan Prana (energi) ke bagian seluruh tubuh serta meningkatkan kapasitas vital paru. Teknik latihan prāṇāyāma tersebut dapat dipraktikkan di Santi Srama Bulaki Studio Yoga. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain penelitian “One group pre-test-post-test Design”, dengan teknik sampling total. Sampel dalam penelitian ini adalah 17 orang sampel remaja putri yang berusia 14-24 tahun yang telah memenuhi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan pengukuran (alat ukur Spirometri). Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic 21 for Windows dengan uji statistic yaitu Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasil output test statistic Wilcoxon Signed Ranks Test yang memperoleh nilai Asymp.Sig.(2-Tailed) bernilai 0,000. Nilai 0,000 ini menandakan bahwa 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan serta membuktikan bahwa hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya terdapatnya pengaruh prāṇāyāma terhadap peningkatan kapasitas vital paru pada remaja di Santi Srama Bulaki Studio Yoga. Maka kesimpulannya ialah Prāṇāyāma berpengaruh terhadap peningkatan kapasitas vital paru.
积极健康的生活方式将有更好的质量。当一个人的生活方式不健康时,他或她的生活方式会影响到他或她的肺。肺器官有一种功能,由两种因素支持,即氧气的体积会进入人体,当然还有一种能容纳氧气。可以提供的因素之一,影响我的肺容量增长至关重要的是公关活动āṇāyāma。作业āṇāyāma是一个设置好出来呼吸呼吸进入肺部通过鼻孔Prana(能量)传遍了整个上半身的目的以及改善肺的重要能力。技术公关活动āṇāyāma能够实行应该在桑蒂Srama Bulaki瑜伽工作室。采用的研究方法是“一组前测试设计”的定量方法,具有完整的抽样技术。这项研究的样本是17名14-24岁年轻女性的样本,她们符合包容和风险标准。收集数据的方法包括观察、采访和测量。收集到的数据是使用IBM SPSS统计数字21应用程序分析的,其结果是Wilcoxon Signed Ranks测试。Wilcoxon Signed Ranks的输出统计结果评估了授予simp .Sig。此值表示10000 < 0。05。这说明和证明假设哈意味着一行有影响力的接受和拒绝Ho作业āṇāyāma对肺容量增加重要的青少年应该在桑蒂Srama Bulaki瑜伽工作室。那么结论就是作业āṇāyāma影响肺容量增长至关重要。
{"title":"Pengaruh Prāṇāyāma Terhadap Peningkatan Kapasitas Vital Paru Pada Remaja Di Santi Srama Bulaki Studio Yoga","authors":"Putri Ramuja Dewi Sugata, I Made Sugata, Putu Emy Suryanti","doi":"10.25078/jyk.v6i1.2124","DOIUrl":"https://doi.org/10.25078/jyk.v6i1.2124","url":null,"abstract":"Gaya hidup yang cenderung positif dan sehat akan memiliki kualitas yang lebih baik. Salah satu organ tubuh yang sangat berpengaruh ketika gaya hidup seseorang tidak sehat yaitu pada bagian paru-paru seseorang. Organ paru memiliki suatu kemampuan yang didukung oleh dua factor di dalamnya yaitu volume oksigen yang akan masuk ke dalam tubuh dan tentunya satu lagi dalam kapasitas vital paru untuk menampung oksigen tersebut. Salah satu factor yang dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan kapasitas vital paru adalah latihan prāṇāyāma. Prāṇāyāma ialah suatu pengaturan nafas baik keluar masuknya nafas ke paru-paru melalui lubang hidung dengan tujuan menyebarkan Prana (energi) ke bagian seluruh tubuh serta meningkatkan kapasitas vital paru. Teknik latihan prāṇāyāma tersebut dapat dipraktikkan di Santi Srama Bulaki Studio Yoga. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain penelitian “One group pre-test-post-test Design”, dengan teknik sampling total. Sampel dalam penelitian ini adalah 17 orang sampel remaja putri yang berusia 14-24 tahun yang telah memenuhi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan pengukuran (alat ukur Spirometri). Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic 21 for Windows dengan uji statistic yaitu Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasil output test statistic Wilcoxon Signed Ranks Test yang memperoleh nilai Asymp.Sig.(2-Tailed) bernilai 0,000. Nilai 0,000 ini menandakan bahwa 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan serta membuktikan bahwa hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya terdapatnya pengaruh prāṇāyāma terhadap peningkatan kapasitas vital paru pada remaja di Santi Srama Bulaki Studio Yoga. Maka kesimpulannya ialah Prāṇāyāma berpengaruh terhadap peningkatan kapasitas vital paru.","PeriodicalId":198304,"journal":{"name":"JURNAL YOGA DAN KESEHATAN","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123495669","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Putu Reny Rahmawati, I. M. Sugata, Gusti Made, Widya Sena
Skoliosis adalah kelainan muskuloskeletal yang digambarkan dengan pembengkokan tulang belakang. Skoliosis juga mulai disadari pada masa remaja pada masa pertumbuhan fisik dan psikologis. Memilih alternatif yang tepat untuk mengatasi skoliosis merupakan hal yang sangat penting, sebelum derajat kelengkungan tulang belakang semakin besar. Salah satu alternatif penanganan skoliosis yang saat ini diminati masyarakat adalah dengan melakukan terapi senam yoga khusus untuk penderita skoliosis di Udana Yoga Bali. Dalam penelitian ini dirumuskan beberapa rumusan masalah, antara lain: (1) Apakah praktik yoga asana berpengaruh terhadap penderita skoliosis pada remaja di Udana Yoga? (2) Apa pengaruh Yoga Asana di Udana Yoga dalam menurunkan derajat skoliosis? (3) Bagaimanakah struktur praktik Yoga Asana bagi pasien skoliosis pada remaja di Udana Yoga? Untuk mengatasi rumusan masalah tersebut, peneliti menggunakan teknik komputasi Wilcoxon melalui SPSS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan secara ilmiah bahwa latihan Yoga Asana dapat berpengaruh dalam menurunkan derajat skoliosis. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik purposive sampling dalam menentukan sampel data. Hasil uji statistik keluaran pada penelitian ini menunjukkan nilai 0,001 yang membuktikan bahwa yoga asana berpengaruh terhadap penurunan derajat skoliosis pada remaja. Sedangkan hasil pengujian effect size sebesar 0,882 yang secara tidak langsung juga memberikan kesimpulan bahwa yoga asana memiliki efektivitas yang tinggi terhadap penurunan derajat skoliosis.
{"title":"Pengaruh Yoga Asanas Terhadap Penurunan Derajat Skoliosis Di Udana Yoga Bali","authors":"Putu Reny Rahmawati, I. M. Sugata, Gusti Made, Widya Sena","doi":"10.25078/jyk.v6i1.1806","DOIUrl":"https://doi.org/10.25078/jyk.v6i1.1806","url":null,"abstract":"Skoliosis adalah kelainan muskuloskeletal yang digambarkan dengan pembengkokan tulang belakang. Skoliosis juga mulai disadari pada masa remaja pada masa pertumbuhan fisik dan psikologis. Memilih alternatif yang tepat untuk mengatasi skoliosis merupakan hal yang sangat penting, sebelum derajat kelengkungan tulang belakang semakin besar. Salah satu alternatif penanganan skoliosis yang saat ini diminati masyarakat adalah dengan melakukan terapi senam yoga khusus untuk penderita skoliosis di Udana Yoga Bali. Dalam penelitian ini dirumuskan beberapa rumusan masalah, antara lain: (1) Apakah praktik yoga asana berpengaruh terhadap penderita skoliosis pada remaja di Udana Yoga? (2) Apa pengaruh Yoga Asana di Udana Yoga dalam menurunkan derajat skoliosis? (3) Bagaimanakah struktur praktik Yoga Asana bagi pasien skoliosis pada remaja di Udana Yoga? Untuk mengatasi rumusan masalah tersebut, peneliti menggunakan teknik komputasi Wilcoxon melalui SPSS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan secara ilmiah bahwa latihan Yoga Asana dapat berpengaruh dalam menurunkan derajat skoliosis. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik purposive sampling dalam menentukan sampel data. Hasil uji statistik keluaran pada penelitian ini menunjukkan nilai 0,001 yang membuktikan bahwa yoga asana berpengaruh terhadap penurunan derajat skoliosis pada remaja. Sedangkan hasil pengujian effect size sebesar 0,882 yang secara tidak langsung juga memberikan kesimpulan bahwa yoga asana memiliki efektivitas yang tinggi terhadap penurunan derajat skoliosis.","PeriodicalId":198304,"journal":{"name":"JURNAL YOGA DAN KESEHATAN","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128824602","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nim Sinarsih, Ni Made Umi Kartika Dewi, N. K. Esati
Tirtha merupakan salah satu unsur yang selalu ada dalam upacara Agama Hindu. Tulisan ini bertujuan melakukan tinjauan pelaksanaan Ngukup Tirtha dari sisi kimia dan kesehatan. Penelitian ini merupakan review deskriptif yang disusun berdasarkan kajian dan analisis dari berbagai artikel ilmiah bebasis online yaitu Google Scholar tahun 2017-2022 menggunakan kata kunci Tirtha, air dalam Hindu, Ngukup Tirtha, metode sterilisasi, dan disinfeksi air. Hasil review dari berbagai artikel ilmiah menunjukkan bahwa metode sterilisasi air atau alat-alat dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya pemanasan, uap atau asap panas, klorinasi, ozonisasi, dan menggunakan sinar ultraviolet (UV). Ngukup merupakan suatu proses persiapan air untuk Tirtha dengan cara mengasapi air menggunakan kemenyan atau pasepan. Dari berbagai metode tersebut, asap atau uap panas Metode sterilisaasi dengan uap panas identik dengan proses dalam Ngukup Tirtha yang mana dalam prosesnya menggunakan asap panas dari proses pembakaran beberapa daun dan kayu yang memberikan aroma seperti gaharu, cendana, pandan dan lainnya. Proses Ngukup tirta ini selain memberikan kelebihan berupa aroma yang harum juga dapat meningkatkan higienitas dan kesterilan air yang digunakan untuk Tirtha.
{"title":"Tinjauan Pelaksanaan Ngukup Tirtha Dari Aspek Kimia Dan Kesehatan","authors":"Nim Sinarsih, Ni Made Umi Kartika Dewi, N. K. Esati","doi":"10.25078/jyk.v6i1.2326","DOIUrl":"https://doi.org/10.25078/jyk.v6i1.2326","url":null,"abstract":"Tirtha merupakan salah satu unsur yang selalu ada dalam upacara Agama Hindu. Tulisan ini bertujuan melakukan tinjauan pelaksanaan Ngukup Tirtha dari sisi kimia dan kesehatan. Penelitian ini merupakan review deskriptif yang disusun berdasarkan kajian dan analisis dari berbagai artikel ilmiah bebasis online yaitu Google Scholar tahun 2017-2022 menggunakan kata kunci Tirtha, air dalam Hindu, Ngukup Tirtha, metode sterilisasi, dan disinfeksi air. Hasil review dari berbagai artikel ilmiah menunjukkan bahwa metode sterilisasi air atau alat-alat dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya pemanasan, uap atau asap panas, klorinasi, ozonisasi, dan menggunakan sinar ultraviolet (UV). Ngukup merupakan suatu proses persiapan air untuk Tirtha dengan cara mengasapi air menggunakan kemenyan atau pasepan. Dari berbagai metode tersebut, asap atau uap panas Metode sterilisaasi dengan uap panas identik dengan proses dalam Ngukup Tirtha yang mana dalam prosesnya menggunakan asap panas dari proses pembakaran beberapa daun dan kayu yang memberikan aroma seperti gaharu, cendana, pandan dan lainnya. Proses Ngukup tirta ini selain memberikan kelebihan berupa aroma yang harum juga dapat meningkatkan higienitas dan kesterilan air yang digunakan untuk Tirtha.","PeriodicalId":198304,"journal":{"name":"JURNAL YOGA DAN KESEHATAN","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130247133","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kadek Sri Ariyanti, S. Zakiah, Cokorda Istri Mita Pemayun, I. N. D. Wisnawa
Periode postpartum merupakan masa transisi dimana terjadi perubahan secara fisik maupun psikologis. Depresi postpartum adalah salah satu gangguan psikologis yang sering ditemukan. Depresi postpartum dialami sekitar 10‒15% perempuan, baik yang pertama kali melahirkan maupun yang berikutnya. Pranayama yoga merupakan salah satu latihan yang dapat meringankan ketidaknyamanan psikologis pada ibu nifas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pranayama yoga untuk mengurangi kecemasan pada ibu nifas. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan dalam penelitian ini adalah 10 orang ibu nifas di PMB Jaba Denpasar pada Bulan Desember 2022 – Januari 2023. Analisa data dilakukan dengan triangulasi, dimana informan kunci dalam penelitian ini adalah lima orang suami dan bidan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yoga post natal dapat mengurangi kecemasan pada ibu nifas, karena memberikan berbagai manfaat diantaranya: 1) mengurangi ketegangan otot bahu dan leher; 2) menenangkan pikiran dan mengurangi stress; 3) meningkatkan kualitas tidur; 4) Meningkatkan produksi ASI. Latihan pranayama yoga sebaiknya diberikan kepada ibu nifas sebagai upaya untuk meningkatkan kesehatan fisik dan psikologis ibu nifas.
{"title":"Manfaat Pranayama Yoga Untuk Mengurangi Kecemasan Pada Ibu Nifas di PMB Jaba Denpasar","authors":"Kadek Sri Ariyanti, S. Zakiah, Cokorda Istri Mita Pemayun, I. N. D. Wisnawa","doi":"10.25078/jyk.v6i1.2393","DOIUrl":"https://doi.org/10.25078/jyk.v6i1.2393","url":null,"abstract":"Periode postpartum merupakan masa transisi dimana terjadi perubahan secara fisik maupun psikologis. Depresi postpartum adalah salah satu gangguan psikologis yang sering ditemukan. Depresi postpartum dialami sekitar 10‒15% perempuan, baik yang pertama kali melahirkan maupun yang berikutnya. Pranayama yoga merupakan salah satu latihan yang dapat meringankan ketidaknyamanan psikologis pada ibu nifas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pranayama yoga untuk mengurangi kecemasan pada ibu nifas. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan dalam penelitian ini adalah 10 orang ibu nifas di PMB Jaba Denpasar pada Bulan Desember 2022 – Januari 2023. Analisa data dilakukan dengan triangulasi, dimana informan kunci dalam penelitian ini adalah lima orang suami dan bidan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yoga post natal dapat mengurangi kecemasan pada ibu nifas, karena memberikan berbagai manfaat diantaranya: 1) mengurangi ketegangan otot bahu dan leher; 2) menenangkan pikiran dan mengurangi stress; 3) meningkatkan kualitas tidur; 4) Meningkatkan produksi ASI. Latihan pranayama yoga sebaiknya diberikan kepada ibu nifas sebagai upaya untuk meningkatkan kesehatan fisik dan psikologis ibu nifas.","PeriodicalId":198304,"journal":{"name":"JURNAL YOGA DAN KESEHATAN","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130868917","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Komunikasi nonverbal berupa gerak tangan sudah digunakan oleh manusia sejak ribuan tahun. Sebelum bahasa dikembangkan dan sebelum munculnya tulisan, gerakan tangan adalah salah satu cara interaksi manusia. Oleh karenanya dalam artefak sejarah diberbagai peradaban dan agama di seluruh dunia gerakan tangan memainkan peran dominan. Saat memilih penelitian ini, penulis berfokus pada bentuk mudra dewata nava saṅga dan makna simbolisnya sebagai komunikasi non-verbal dalam berhubungan dengan para dewa. Penelitian mengenai mudra sebagai komunikasi non-verbal dalam tradisi watukaru ini, menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang berfokus pada fenomena sosial, pemberian suara pada perasaan dan persepsi dari partisipan. Prosedur penelitian yang dilakukan menghasilkan data deskriptif yang meliputi kalimat dan gambar yang bersumber dari objek penelitian. Proses analisis data yang digunakan adalah analisis data di lapangan model Miles and Huberman. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Dalam agama Hindu, gerakan tangan (mudra) dianggap sebagai gerakan suci yang mewakili berbagai dewa dan manifestasinya. Mudra dewata nawa saṅga dalam tradisi pasraman Seruling Dewata, Watukaru Bali ini sangat unik karena bentuknya merupakan kombinasi hasta mudra dan kaya mudra. Mudra dewata nava saṅga ini dipraktikkan setiap hari secara berbeda bergantung kepada dewa yang beryoga pada hari tersebut. Mudra dewata nava saṅga ini dipraktikkan dengan mengucapkan stava sebanyak urip (jumlah nilai) dari dewa yang dipuja. Gesture tangan dalam posisi meditasi ini menjadi media berkomunikasi dengan para dewa untuk menyeimbangkan organ vital dalam tubuh dengan alam semesta yang penjadi stana dari setiap dewa. Kontribusi teoritis maupun praktis dari penelitian deskriptif kualitatif mengenai mudra dewata nava saṅga ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai dasar pertimbangan, pendukung, dan sumbangan pemikiran kepada para praktisi yoga maupun para sadhaka dalam latihan sadhana rutin yang dilaksanakan. Penelitian mengenai mudra dewata nava saṅga juga perlu terus di kembangkan oleh peneliti lain.
{"title":"Mudra Dewata Nava Saṅga: Komunikasi Non-Verbal dalam Tradisi Watukaru","authors":"Ni Made Adnyani","doi":"10.25078/jyk.v6i1.2368","DOIUrl":"https://doi.org/10.25078/jyk.v6i1.2368","url":null,"abstract":"Komunikasi nonverbal berupa gerak tangan sudah digunakan oleh manusia sejak ribuan tahun. Sebelum bahasa dikembangkan dan sebelum munculnya tulisan, gerakan tangan adalah salah satu cara interaksi manusia. Oleh karenanya dalam artefak sejarah diberbagai peradaban dan agama di seluruh dunia gerakan tangan memainkan peran dominan. Saat memilih penelitian ini, penulis berfokus pada bentuk mudra dewata nava saṅga dan makna simbolisnya sebagai komunikasi non-verbal dalam berhubungan dengan para dewa. Penelitian mengenai mudra sebagai komunikasi non-verbal dalam tradisi watukaru ini, menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang berfokus pada fenomena sosial, pemberian suara pada perasaan dan persepsi dari partisipan. Prosedur penelitian yang dilakukan menghasilkan data deskriptif yang meliputi kalimat dan gambar yang bersumber dari objek penelitian. Proses analisis data yang digunakan adalah analisis data di lapangan model Miles and Huberman. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Dalam agama Hindu, gerakan tangan (mudra) dianggap sebagai gerakan suci yang mewakili berbagai dewa dan manifestasinya. Mudra dewata nawa saṅga dalam tradisi pasraman Seruling Dewata, Watukaru Bali ini sangat unik karena bentuknya merupakan kombinasi hasta mudra dan kaya mudra. Mudra dewata nava saṅga ini dipraktikkan setiap hari secara berbeda bergantung kepada dewa yang beryoga pada hari tersebut. Mudra dewata nava saṅga ini dipraktikkan dengan mengucapkan stava sebanyak urip (jumlah nilai) dari dewa yang dipuja. Gesture tangan dalam posisi meditasi ini menjadi media berkomunikasi dengan para dewa untuk menyeimbangkan organ vital dalam tubuh dengan alam semesta yang penjadi stana dari setiap dewa. Kontribusi teoritis maupun praktis dari penelitian deskriptif kualitatif mengenai mudra dewata nava saṅga ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai dasar pertimbangan, pendukung, dan sumbangan pemikiran kepada para praktisi yoga maupun para sadhaka dalam latihan sadhana rutin yang dilaksanakan. Penelitian mengenai mudra dewata nava saṅga juga perlu terus di kembangkan oleh peneliti lain.","PeriodicalId":198304,"journal":{"name":"JURNAL YOGA DAN KESEHATAN","volume":"21 6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116916782","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ni Wayan Rika Kumara Dewi, Iwan Saka Nugraha, Made Prita Artika
Tumbuhan Kepuh (Sterculia foetida L.) merupakan salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai sumber obat baru yang kaya akan senyawa yang digunakan sebagai obat-obatan modern, intermediet farmasi dan senyawa utama dalam bahan obat alami. Pengobatan tradisional di Bali sering disebut Usada yang memuat tentang ilmu mendiagnose penyakit, bahan-bahan obat, dan doa-doa. Masyarakat juga mengenal yang namanya ayurweda yaitu pemnfaatan obat herbal dan terapi yoga. Pengembangan pengobatan tradisional menjadi obat herbal (fitofarmaka), diperlukan analisis terhadap aktivitas senyawa metabolit sekunder yang ada pada tumbuhan Kepuh (Sterculia foetida L.). Selain itu juga perlu diketahui pengaruh pemberian terapi yoga pada pengobatan tradisional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan metode review artikel terstruktur. Berdasarkan data primer yang diperoleh dari beberapa jurnal ilmiah diketahui aktivitas biologis yang dimiliki metabolit sekunder yang ada pada tumbuhan Kepuh (Sterculia foetida L.) adalah antibakteri, antioksidan, antijamur, antiprotozoal, sitotoksik, trombolitik, anti-rematik, analgesik, antipiretik, antidiabetes, insektisida, antifeedant, dan efek mikrobisida. Sehingga secara ilmiah tumbuhan Kepuh (Sterculia foetida L.) dapat digunakan sebagai sumber obat baru yang kaya akan senyawa yang digunakan sebagai obat-obatan modern, intermediet farmasi dan senyawa utama dalam bahan obat alami. Begitupula pengaruh pemberian terapi yoga pada pengobatan tradisional yang merupakan pengobatan secara non farmakologis mampu membantu proses penyembuhan pada penderita penyakit tertentu. Akan tetapi perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap pemanfaatan tumbuhan Kepuh sebagai obat herbal yang dikombinasi dengan terapi yoga.
{"title":"Kajian Manfaat Tumbuhan Kepuh (Sterculia Foetida L.) Dan Terapi Yoga Sebagai Pengobatan Tradisional","authors":"Ni Wayan Rika Kumara Dewi, Iwan Saka Nugraha, Made Prita Artika","doi":"10.25078/jyk.v6i1.2007","DOIUrl":"https://doi.org/10.25078/jyk.v6i1.2007","url":null,"abstract":"Tumbuhan Kepuh (Sterculia foetida L.) merupakan salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai sumber obat baru yang kaya akan senyawa yang digunakan sebagai obat-obatan modern, intermediet farmasi dan senyawa utama dalam bahan obat alami. Pengobatan tradisional di Bali sering disebut Usada yang memuat tentang ilmu mendiagnose penyakit, bahan-bahan obat, dan doa-doa. Masyarakat juga mengenal yang namanya ayurweda yaitu pemnfaatan obat herbal dan terapi yoga. Pengembangan pengobatan tradisional menjadi obat herbal (fitofarmaka), diperlukan analisis terhadap aktivitas senyawa metabolit sekunder yang ada pada tumbuhan Kepuh (Sterculia foetida L.). Selain itu juga perlu diketahui pengaruh pemberian terapi yoga pada pengobatan tradisional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan metode review artikel terstruktur. Berdasarkan data primer yang diperoleh dari beberapa jurnal ilmiah diketahui aktivitas biologis yang dimiliki metabolit sekunder yang ada pada tumbuhan Kepuh (Sterculia foetida L.) adalah antibakteri, antioksidan, antijamur, antiprotozoal, sitotoksik, trombolitik, anti-rematik, analgesik, antipiretik, antidiabetes, insektisida, antifeedant, dan efek mikrobisida. Sehingga secara ilmiah tumbuhan Kepuh (Sterculia foetida L.) dapat digunakan sebagai sumber obat baru yang kaya akan senyawa yang digunakan sebagai obat-obatan modern, intermediet farmasi dan senyawa utama dalam bahan obat alami. Begitupula pengaruh pemberian terapi yoga pada pengobatan tradisional yang merupakan pengobatan secara non farmakologis mampu membantu proses penyembuhan pada penderita penyakit tertentu. Akan tetapi perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap pemanfaatan tumbuhan Kepuh sebagai obat herbal yang dikombinasi dengan terapi yoga.","PeriodicalId":198304,"journal":{"name":"JURNAL YOGA DAN KESEHATAN","volume":"128 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133135236","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Siva Samhita merupakan salah satu teks yang menguraikan ajaran yoga secara lengkap dan mendalam. Dalam teks tersebut, diuraikan tentang ajaran etika yang mesti dijalankan oleh sadhaka atau praktisi yoga yang ingin mencapai kesuksesan dalam yoga. Etika yang mesti diterapkan oleh sadhaka atau praktisi yoga antara lain sebagai berikut: 1) Ketika melaksanakan dhyana yoga (meditasi) hendaknya selalu melakukan penghormatan kepada Guru dan Dewa Ganesa sebagai pembukan jalan untuk menuju keberhasilan. 2) Segala jenis makanan dan tindakan yang tidak mendukung kemajuan dalam yoga hendak dihindari. Demikian juga sebaliknya segala jenis makanan dan tindakan yang mendukung kemajuan yoga hendaknya dilakukan dengan penuh kedisiplinan dan tanpa keterikatan. 3) Kenikamatan (bhoga) yang ditimbulkan oleh panca indria mesti dihindari karena semua itu hanya menjadi faktor penghambat kemajuan dalam yoga.
{"title":"Etika Yoga Dalam Kitab Siva Samhita","authors":"I. M. Adi Brahman, I. G. M. Widya Sena","doi":"10.25078/jyk.v6i1.2354","DOIUrl":"https://doi.org/10.25078/jyk.v6i1.2354","url":null,"abstract":"Siva Samhita merupakan salah satu teks yang menguraikan ajaran yoga secara lengkap dan mendalam. Dalam teks tersebut, diuraikan tentang ajaran etika yang mesti dijalankan oleh sadhaka atau praktisi yoga yang ingin mencapai kesuksesan dalam yoga. Etika yang mesti diterapkan oleh sadhaka atau praktisi yoga antara lain sebagai berikut: 1) Ketika melaksanakan dhyana yoga (meditasi) hendaknya selalu melakukan penghormatan kepada Guru dan Dewa Ganesa sebagai pembukan jalan untuk menuju keberhasilan. 2) Segala jenis makanan dan tindakan yang tidak mendukung kemajuan dalam yoga hendak dihindari. Demikian juga sebaliknya segala jenis makanan dan tindakan yang mendukung kemajuan yoga hendaknya dilakukan dengan penuh kedisiplinan dan tanpa keterikatan. 3) Kenikamatan (bhoga) yang ditimbulkan oleh panca indria mesti dihindari karena semua itu hanya menjadi faktor penghambat kemajuan dalam yoga. \u0000 ","PeriodicalId":198304,"journal":{"name":"JURNAL YOGA DAN KESEHATAN","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130214493","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ni Luh Ayu Winda Mahayani, Agus Donny Susanto, Dylla Hanggaeni Dyah Puspaningrum
UPTD Puskesmas Rendang belum menerapkan tracer rekam medis (petunjuk keluar) sehingga masih ditemukan adanya kesalahletakan atau tidak ditemukannya rekam medis di rak penyimpanan yang menyebabkan terjadinya missfile. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Desember 2021 diketahui persentase kejadian missfile sebanyak 10,53% dari 1.680 rekam medis Puskesmas Rendang memerlukan tracer rekam medis yang dapat mengatasi permasalahan missfile rekam medis. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang desain tracer rekam medis dan mengukur efektivitas penerapan tracer. Rancangan penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest-Postest Design, yakni untuk mengukur angka kejadian missfile sebelum dan sesudah penerapan tracer rekam medis. Hasil penelitian ini yaitu menggunakan pengujian kuesioner dengan skala likert didapatkan hasil 85% yang kelayakannya dapat dikategorikan “Sangat Layak”. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji Wilcoxon Signed Ranks Test didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000 sehingga 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat efektivitas penerapan tracer terhadap pengendalian kejadian missfile rekam medis di UPTD Puskesmas Rendang. Saran yang dapat diberikan adalah pengembangan tracer rekam medis berbasis elektronik diperlukan agar proses pelayanan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Serta diperlukan adanya retensi.
UPTD Puskesmas尚未应用医疗记录tracer(退出说明),因此在导致该文件错误的存储架或没有医疗记录被发现。根据2021年12月进行的初步研究,已知在Puskesmas医疗记录的1680个案例中,有10.53%的病例需要能够解决医疗记录错误的医疗记录记录跟踪器。本研究的目的是设计一种医疗记录tracer的设计,并衡量tracer的应用效果。使用的研究设计是一组预验性设计,即在医疗记录tracer应用之前和之后测量事故发生率。这项研究发现,利用likert量表进行的问卷测试,85%的测试结果被认为是“非常有价值的”。使用Wilcoxon Signed Ranks Test测试的假设测试结果具有1万到0。根据这些结果,我们可以得出结论,tracer对UPTD Puskesmas上医疗记录missfile的应用是有效的。可以提出的建议是,需要建立一种以电子为基础的医疗记录tracer,以便服务进程能够有效运行。以及需要保留。
{"title":"Efektivitas Penerapan Tracer Terhadap Pengendalian Kejadian Missfile Rekam Medis Di UPTD Puskesmas Rendang","authors":"Ni Luh Ayu Winda Mahayani, Agus Donny Susanto, Dylla Hanggaeni Dyah Puspaningrum","doi":"10.25078/jyk.v6i1.1855","DOIUrl":"https://doi.org/10.25078/jyk.v6i1.1855","url":null,"abstract":"UPTD Puskesmas Rendang belum menerapkan tracer rekam medis (petunjuk keluar) sehingga masih ditemukan adanya kesalahletakan atau tidak ditemukannya rekam medis di rak penyimpanan yang menyebabkan terjadinya missfile. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Desember 2021 diketahui persentase kejadian missfile sebanyak 10,53% dari 1.680 rekam medis Puskesmas Rendang memerlukan tracer rekam medis yang dapat mengatasi permasalahan missfile rekam medis. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang desain tracer rekam medis dan mengukur efektivitas penerapan tracer. Rancangan penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest-Postest Design, yakni untuk mengukur angka kejadian missfile sebelum dan sesudah penerapan tracer rekam medis. Hasil penelitian ini yaitu menggunakan pengujian kuesioner dengan skala likert didapatkan hasil 85% yang kelayakannya dapat dikategorikan “Sangat Layak”. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji Wilcoxon Signed Ranks Test didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000 sehingga 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat efektivitas penerapan tracer terhadap pengendalian kejadian missfile rekam medis di UPTD Puskesmas Rendang. Saran yang dapat diberikan adalah pengembangan tracer rekam medis berbasis elektronik diperlukan agar proses pelayanan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Serta diperlukan adanya retensi.","PeriodicalId":198304,"journal":{"name":"JURNAL YOGA DAN KESEHATAN","volume":"299 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122314080","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}