Evaluasi reservoir merupakan kegiatan rutin yang tidak dapat diabaikan agar dapat menentukan strategi pengurasan yang paling menguntungkan. Skripsi yang berjudul “Evaluasi Performa Produksi Sumur pada Struktur NAD dengan Menggunakan Metode Chan’s Diagnostic Plot dan Decline Curve Analysis” ini dibahas mengenai evaluasi performa produksi berdasarkan performa produksi sumur ND-05 agar mekanisme perilaku air yang terjadi pada tiap-tiap sumur dan ramalan penurunan produksi minyak keseluruhan pada struktur NAD. Metode Chan’s Diagnostic Plot adalah sebuah metode baru untuk menentukan mekanisme produksi air dan gas yang berlebihan dalam sumur produksi minyak bumi yang telah dikembangkan dan diverifikasi. Chan mengamati log-log plot WOR dan WOR’ vs waktu untuk mengetahui problema perilaku air di dalam sumur produksi. Metode Decline Curve Analysis dianalisa dari data produksi minyak dan air pada sumur di struktur NAD lapangan X untuk mengetahui kinerja laju produksi sumur pada periode waktu yang akan datang.
Pada kurun waktu awal hingga akhir 2016, terhentinya produksi kilang yang memprodusikan bahan bakar minyak secara tak terduga atau dikenal sebagai “unplanned shutdown” berpotensi menyebabkan penurunan produksi bahan bakar minyak (BBM) secara kseluruhan. Paper ini berupaya menyajikan “Lesson Learnt” yang dapat diambil oleh kilang-kilang di Indonesia dengan bercermin kepada “benchmark” guna memberikan gambaran dimana posisi utilisasi dari kilang-kilang Indonesia tersebut.
Daerah penelitian secara administratif terletak pada daerah Citeurep provinsi Jawa Barat dan secara geografis daerah penelitian terletak pada koordinat 106o 28’ 26,4” – 107o 00” 00’BT dan 06o 28’ 26,4” – 06o 30’ 54” LS. Deskripsi megaskopis dan sayatan tipis menunjukan fasies yang terdiri dari Skeletal Packstone, Red Algae Packstone, Foram Packstone, dan Boundstone dengan lingkungan diagenesa mulai dari Mixing Zone, Fresh Water Phreatic, dan Meteoric Vadose. Porositas dan Permeabilitas didefinisikan dengan melakukan analisis routine dari core plug singkapan dan ditunjang oleh sayatan tipis untuk melihat jenis dari porositas yang ada. Grup dengan lingkungan diagenesa Meteoric Vadose memiliki porositas 10%-22% dan permeabilitas 0.03 mD – 1.3 mD, group dengan lingkungan diagenesa Fresh Water Phreatic memiliki porositas 3% - 24% dan permeabilitas 0.02 mD – 1.5 mD, sedangkan grup dengan lingkungan diagenesa Mixing Zone memiliki porositas 20% dan permeabilitas 0.03 mD.
Coalbed methane (CBM) merupakan salah satu sumberdaya alam yang belum termanfaatkan dengan baik. Penggunaan sumur vertikal atau sumur horizontal merupakan pilihan yang dapat digunakan dalam memproduksikan gas dari reservoir CBM. Pada penelitian ini dilakukan studi penggunaan sumur vertikal dan sumur horizontal untuk memproduksikan gas dari reservoir CBM. Selain itu dilakukan juga pengaruh panjang bagian horizontal pada sumur horizontal dalam produksi gas dari reservoir CBM.
Studi dilakukan dengan menggunakan model simulasi reservoir. Dengan menggunakan model reservoir yang sama, dilakukan simulasi untuk membandingkan kinerja produksi sumur horizontal dan sumur vertikal.
Hasil running simulasi menunjukkan laju produksi fluida dari sumur horizontal lebih besar dari pada sumur vertikal. Laju produksi gas dan laju produksi air dari sumur horizontal juga lebih besar dari pada sumur vertikal. Panjang bagian horizontal juga menunjukkan hal yang sama; semakin besar panjang bagian horizontal, produksi gas dan air juga semakin besar. Hal ini karena semakin panjang bagian lubang horizontal, maka semakin jauh daya serap sumur dan semakin luas daerah yang dapat diserap oleh sumur tersebut.