Justice Collaborator is often interpreted as “Crown Witness”. The case of the premeditated murder of Brigadier Nofriansyah Yosua Hutabarat in 2022 became a hot topic of conversation among the Indonesian people, involving high-ranking police officers and their aides, one of the perpetrators, namely Richard Eliezer, then ventured to volunteer to become a Justice Collaborator to reveal the facts about the premeditated murder incident. the. Justice Collaborator usually reveal certain crime cases that are categorized as extraordinary crimes or extraordinary crimes in Indonesia, where Justice Collaborator play an important role, especially assisting law enforcers such as investigators and public prosecutors, from the process of investigation, investigation, to examination at trial, witnesses play a role is so important that it is often the determining reason when uncovering the case. The type of research used in this study is Normative Juridical research which bases its analysis on Law Number 31 of 2014 Concerning the Protection of Witnesses and Victims, Article 340 of the Criminal Code, and Supreme Court Circular Letter Number 4 of 2011 which is valid and relevant to the legal issues that become focus of research Legal protection for Justice Collaborator in premeditated murder cases. Legal protection is a form of service that must be provided by the government to provide a sense of security to every citizen. LPSK provides full protection for Richard Eliezer in protecting Richard Eliezer during the trial process. all the things he knows about a problem, be it who is the main actor and so on, so that the case becomes clear. Keywords: Justice Collaborator, Witness And Victim Protection, LPSK Justice Collaborator sering diartikan sebagai “Saksi Mahkota”. Kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat pada tahun 2022 lalu menjadi perbincangan panas masyarakat Indonesia, melibatkan perwira tinggi polri dan para ajudannya, salah satu pelaku yaitu Richard Eliezer kemudian memberanikan diri untuk mengajukan diri menjadi Justice Collabolator untuk mengungkapkan fakta-fakta atas peristiwa pembunuhan berencana tersebut. Justice Collabolator memiliki peran yang sangat penting dalam membantu para penegak hukum dalam mengungkap suatu tindak kejahatan tertentu yang dikategorikan sebagai extra ordinary crime atau kejahatan luar biasa. Justice Collaborator akan berperan sebagai saksi yang membantu penyidik dan penuntut umum mulai dari proses penyelidikan, penyidikan, sampai pemeriksaan pada persidangan. Penilitian ini bersifat Yuridis Normatif dengan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban, Pasal 340 KUHP, serta Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2011 sebagai dasar analisis yang berlaku dan relevan dengan permasalahan hukum yang menjadi fokus penelitian dalam kasus pembunuhan berencana ini. Setiap masyarakat wajib mendapatkan pelayanan oleh pemerintah dalam bentuk perlindungan hukum agar tercipta
司法合作伙伴通常被解释为“皇冠证人”。2022年预谋谋杀准将Nofriansyah Yosua Hutabarat的案件成为印度尼西亚人民的热门话题,涉及高级警官及其助手,其中一名肇事者理查德·以利泽(Richard Eliezer)随后冒险自愿成为司法合作者,以揭示预谋谋杀事件的事实。的。司法合作者通常会揭露某些犯罪案件,这些案件在印度尼西亚被归类为非常犯罪或非常犯罪,在这些案件中,司法合作者发挥着重要作用,特别是协助调查人员和检察官等执法人员,从调查、调查过程到审判审查,证人发挥的作用是如此重要,以至于它往往是揭露案件的决定性原因。本研究使用的研究类型是规范的司法研究,其基础是对2014年第31号法律《关于保护证人和被害人》、《刑法》第340条和2011年最高法院第4号通函的分析,这是有效的,与成为研究重点的法律问题有关。法律保护是一种必须由政府提供的服务,为每个公民提供安全感。在审判过程中,LPSK为Richard Eliezer提供全面保护。他所知道的关于一个问题的所有事情,无论是谁是主要的行动者等等,这样事情就变得清楚了。关键词:司法合作人,证人与被害人保护,LPSK司法合作人服务于“Saksi Mahkota”。马来西亚准将Nofriansyah Yosua Hutabarat padadtahun 2022年,印度尼西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,印度尼西亚,马来西亚,马来西亚,印度尼西亚,马来西亚,印度尼西亚,马来西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚司法协理员,特别犯罪,特别犯罪,特别犯罪,特别犯罪,特别犯罪,特别犯罪,特别犯罪司法合作者akan berperan sebagai saksi yang membantu penyidik danpenuntut umum mulai dari proses penyidikan, penyidikan, sampai permeriksaan和padpersidangan。2014年7月31日,tenang perlindunan Saksi dankorban, Pasal 340 KUHP, serta Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2011 sebagai dasar analysis yang berlaku dan relevan dengan permasalahan hukum yang menjadi fkus penelitian dalam kasus penbunuhan berencana ini。我在这里是说,我在这里是说,我在这里是说,我在这里是说,我在这里是说。LPSK成员之一的亚努科维奇·埃利泽(Richard Eliezer)担任亚努科维奇·塞拉玛(selama)的副主席。Hal tersebut dikarenakan状态Richard Eliezer sebagai正义合作者atau saksi yang bekerja sama。地位司法合作者akan didapat oleh orang berkelan成员akan fakta hukum atau semua hal yang diketahuinya terkait sebuah peristiwa hukum hinga kasus tersebut menjadi lebih jelas dan menjadi hasil yang memiliki nilai keadilan。Kata kunci:司法合作者,Perlindungan Saksi Dan Korban, LPSK
{"title":"PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP JUSTICE COLLABORATOR DALAM KASUS PEMBUNUHAN BERENCANA (Studi Pada Kasus Richard Eliezer)","authors":"Gagah Putra Perdana, Rahtami Susanti","doi":"10.51921/wlr.v5i1.238","DOIUrl":"https://doi.org/10.51921/wlr.v5i1.238","url":null,"abstract":"Justice Collaborator is often interpreted as “Crown Witness”. The case of the premeditated murder of Brigadier Nofriansyah Yosua Hutabarat in 2022 became a hot topic of conversation among the Indonesian people, involving high-ranking police officers and their aides, one of the perpetrators, namely Richard Eliezer, then ventured to volunteer to become a Justice Collaborator to reveal the facts about the premeditated murder incident. the. Justice Collaborator usually reveal certain crime cases that are categorized as extraordinary crimes or extraordinary crimes in Indonesia, where Justice Collaborator play an important role, especially assisting law enforcers such as investigators and public prosecutors, from the process of investigation, investigation, to examination at trial, witnesses play a role is so important that it is often the determining reason when uncovering the case. The type of research used in this study is Normative Juridical research which bases its analysis on Law Number 31 of 2014 Concerning the Protection of Witnesses and Victims, Article 340 of the Criminal Code, and Supreme Court Circular Letter Number 4 of 2011 which is valid and relevant to the legal issues that become focus of research Legal protection for Justice Collaborator in premeditated murder cases. Legal protection is a form of service that must be provided by the government to provide a sense of security to every citizen. LPSK provides full protection for Richard Eliezer in protecting Richard Eliezer during the trial process. all the things he knows about a problem, be it who is the main actor and so on, so that the case becomes clear. \u0000 \u0000Keywords: Justice Collaborator, Witness And Victim Protection, LPSK \u0000 \u0000 \u0000Justice Collaborator sering diartikan sebagai “Saksi Mahkota”. Kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat pada tahun 2022 lalu menjadi perbincangan panas masyarakat Indonesia, melibatkan perwira tinggi polri dan para ajudannya, salah satu pelaku yaitu Richard Eliezer kemudian memberanikan diri untuk mengajukan diri menjadi Justice Collabolator untuk mengungkapkan fakta-fakta atas peristiwa pembunuhan berencana tersebut. Justice Collabolator memiliki peran yang sangat penting dalam membantu para penegak hukum dalam mengungkap suatu tindak kejahatan tertentu yang dikategorikan sebagai extra ordinary crime atau kejahatan luar biasa. Justice Collaborator akan berperan sebagai saksi yang membantu penyidik dan penuntut umum mulai dari proses penyelidikan, penyidikan, sampai pemeriksaan pada persidangan. Penilitian ini bersifat Yuridis Normatif dengan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban, Pasal 340 KUHP, serta Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2011 sebagai dasar analisis yang berlaku dan relevan dengan permasalahan hukum yang menjadi fokus penelitian dalam kasus pembunuhan berencana ini. Setiap masyarakat wajib mendapatkan pelayanan oleh pemerintah dalam bentuk perlindungan hukum agar tercipta ","PeriodicalId":203395,"journal":{"name":"Wijayakusuma Law Review","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121566998","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The development of health services and the demands of the community have an impact on changing the need for competence in primary health services which is one of the responsibilities of doctors. The emergence of various cases involving patients with doctors in the legal realm then creates problems because it is very difficult to distinguish which is malpractice and which is negligence, accident, or failure by health workers. Until now, Indonesia does not yet have a nationally applicable medical professional standard. The absence of medical professional standards is detrimental to the medical profession and society because professional standards for doctors can be used as a tool to defend themselves for their medical actions, especially if medical practice harms patients. This paper aims to analyze the importance of the presence of medical-legal protection as a guarantee of the protection of human rights for the community and medical personnel, especially doctors. The normative research method uses a conceptual approach, a case approach, and a statutory approach. Many laws and regulations regulate malpractice but are unable to explain in detail the medical crime itself. So that a special law should be formed that explicitly regulates medical crimes so that the rules do not overlap and the resolution of medical cases can be resolved quickly and accurately. Secara konstitusional Perkembangan pelayanan kesehatan dan tuntutan masyarakat berdampak pada perubahan kebutuhan dalam pelayanan kesehatan primer yang merupakan salah satu tanggungjawab dokter. Munculnya berbagai kasus yang melibatkan pasien dengan dokter di ranah hukum kemudian menimbulkan masalah karena sangat sulit membedakan mana yang malpraktek dan mana yang kelalaian, kecelakaan, atau kegagalan. Hingga saat ini, Indonesia belum memiliki standar profesi medis yang menjelaskan pengertian malpraktek secara jelas. Hal ini dapat merugikan profesi medis dan masyarakat sebab, tenaga medis rentan dikriminalisasi akibat aturan yang tidak jelas dan di lain sisi dapat dijadikan alat untuk membela diri atas tindakan medis yang dilakukan, terlebih jika praktek medis merugikan pasien. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis pentingnya perlindungan medis-hukum sebagai jaminan perlindungan hak asasi manusia bagi masyarakat dan tenaga medis. Metode penelitian normatif menggunakan pendekatan konseptual, pendekatan kasus, dan pendekatan perundang-undangan. Banyak peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang malpraktek namun tidak mampu menjelaskan secara detail tentang malpraktek sebagai tindak pidana medis itu sendiri. Sehingga perlu dibentuk undang-undang khusus yang secara tegas mengatur tentang tindak pidana medis agar aturannya tidak tumpang tindih dan penyelesaian kasus malpraktek medis dapat diselesaikan secara cepat dan tepat. Kata Kunci : Malpraktek, Tindak Pidana Medis, Perlindungan Hukum Medis
保健服务的发展和社区的需求对改变初级保健服务能力的需求产生了影响,初级保健服务能力是医生的职责之一。在法律领域出现了各种涉及病人和医生的案件,因此产生了问题,因为很难区分哪些是医疗事故,哪些是卫生工作者的疏忽、事故或失败。到目前为止,印度尼西亚还没有一个全国适用的医疗专业标准。缺乏医疗专业标准对医疗行业和社会是有害的,因为医生的专业标准可以被用作为自己的医疗行为辩护的工具,特别是在医疗行为伤害患者的情况下。本文旨在分析医疗法律保护作为保障社区和医务人员特别是医生人权的重要保障。规范性研究方法采用概念方法、案例方法和法定方法。许多法律法规对医疗事故进行了规范,但却无法详细解释医疗犯罪本身。因此,应该制定专门的法律,明确规范医疗犯罪,使规则不重叠,使医疗案件的解决能够迅速准确地解决。宪制国家元首、国家元首、国家元首、国家元首、国家元首、国家元首、国家元首、国家元首、国家元首、国家元首、国家元首。在这里,我要告诉你的是,我要告诉你的是,我要告诉你的是,我要告诉你,我要告诉你,我要告诉你,我要告诉你,我要告诉你,我要告诉你,我要告诉你。印度尼西亚兴加萨特尼,比利时标准媒体教授杨门杰拉斯坎·彭杰田·马尔帕拉克特·塞卡拉·杰拉斯。halini dapat merugikan教授媒体和masyarakat sebab, tenaga媒体的rentanminminalalisanakitanakakakat sebab,在土耳其,土耳其,土耳其,土耳其,土耳其,土耳其,土耳其,土耳其,土耳其,土耳其,土耳其,土耳其,土耳其,土耳其,土耳其,土耳其,土耳其,土耳其,土耳其,土耳其,土耳其,土耳其,土耳其,土耳其,土耳其。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。Metode penelitian normatif menggunakan pendekatan konseptual, pendekatan kasus, dan pendekatan perundang-undangan。这句话的意思是:“我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是……”sehinga perlu dibentuk undang undang khusus yang secara tegas mengatur tentang tindak pidana mediis agar aturannya tidak tumpang tenchan penyelesaian kasus malpraktek media dapat diselesaikan secara cepat dantepat。Kata Kunci: Malpraktek, Tindak Pidana Medis, Perlindungan Hukum Medis
{"title":"Upaya Penyelesaian Malpraktek Medis dengan Menghadirkan Payung Hukum Tindak Pidana Medis","authors":"Sulava Sururi Ramadhani","doi":"10.51921/wlr.v4i2.213","DOIUrl":"https://doi.org/10.51921/wlr.v4i2.213","url":null,"abstract":"The development of health services and the demands of the community have an impact on changing the need for competence in primary health services which is one of the responsibilities of doctors. The emergence of various cases involving patients with doctors in the legal realm then creates problems because it is very difficult to distinguish which is malpractice and which is negligence, accident, or failure by health workers. Until now, Indonesia does not yet have a nationally applicable medical professional standard. The absence of medical professional standards is detrimental to the medical profession and society because professional standards for doctors can be used as a tool to defend themselves for their medical actions, especially if medical practice harms patients. This paper aims to analyze the importance of the presence of medical-legal protection as a guarantee of the protection of human rights for the community and medical personnel, especially doctors. The normative research method uses a conceptual approach, a case approach, and a statutory approach. Many laws and regulations regulate malpractice but are unable to explain in detail the medical crime itself. So that a special law should be formed that explicitly regulates medical crimes so that the rules do not overlap and the resolution of medical cases can be resolved quickly and accurately. \u0000 \u0000Secara konstitusional Perkembangan pelayanan kesehatan dan tuntutan masyarakat berdampak pada perubahan kebutuhan dalam pelayanan kesehatan primer yang merupakan salah satu tanggungjawab dokter. Munculnya berbagai kasus yang melibatkan pasien dengan dokter di ranah hukum kemudian menimbulkan masalah karena sangat sulit membedakan mana yang malpraktek dan mana yang kelalaian, kecelakaan, atau kegagalan. Hingga saat ini, Indonesia belum memiliki standar profesi medis yang menjelaskan pengertian malpraktek secara jelas. Hal ini dapat merugikan profesi medis dan masyarakat sebab, tenaga medis rentan dikriminalisasi akibat aturan yang tidak jelas dan di lain sisi dapat dijadikan alat untuk membela diri atas tindakan medis yang dilakukan, terlebih jika praktek medis merugikan pasien. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis pentingnya perlindungan medis-hukum sebagai jaminan perlindungan hak asasi manusia bagi masyarakat dan tenaga medis. Metode penelitian normatif menggunakan pendekatan konseptual, pendekatan kasus, dan pendekatan perundang-undangan. Banyak peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang malpraktek namun tidak mampu menjelaskan secara detail tentang malpraktek sebagai tindak pidana medis itu sendiri. Sehingga perlu dibentuk undang-undang khusus yang secara tegas mengatur tentang tindak pidana medis agar aturannya tidak tumpang tindih dan penyelesaian kasus malpraktek medis dapat diselesaikan secara cepat dan tepat. \u0000Kata Kunci : Malpraktek, Tindak Pidana Medis, Perlindungan Hukum Medis","PeriodicalId":203395,"journal":{"name":"Wijayakusuma Law Review","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116748211","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Settlement of civil disputes is known as a peaceful institution as stipulated in Article 130 HIR in essence, the judge is obliged to reconcile the parties in a dispute as the basis for the implementation of the peace process in every civil case examination, but these peaceful institutions are not effective and efficient in resolving a case. dispute resolution (settlement method) out of court, known as Alternative Dispute Resolution (ADR). Perma No 1/2016, among other things, states: Every judge, mediator and parties are required to follow the procedure for resolving disputes through mediation. Not taking the mediation procedure based on this regulation is a violation of the provisions of Article 130 HIR/154 Rbg which results in the decision being null and void. The Purwokerto District Court and the Banyumas District Court have in principle implemented the provisions of PERMA No. can be resolved by a peace agreement and confirmed by a Peace Deed Decision. Keywords: Mediation, Power, Deed of Peace. Penyelesaian sengketa perdata dikenal lembaga damai sebagaimana diatur dalam Pasal 130 HIR pada pokoknya hakim wajib mendamaikan para pihak yang sedang berperkara sebagai dasar diberlakukannya proses perdamaian dalam setiap pemeriksaan perkara perdata, akan tetapi lembaga damai tersebut tidak efektif dan efisien dalam penyelesaian suatu perkara, Berkembangnya berbagai cara penyelesaian sengketa (settlement method) diluar pengadilan, yang dikenal dengan Alternative Dispute Resolution (ADR). Perma No 1/2016 diantaranya menyebutkan : Setiap hakim, mediator dan para pihak wajib mengikuti prosedur penyelesaian sengketa melalui mediasi. Tidak menempuh prosedur mediasi berdasarkan perturan ini merupakan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 130 HIR/154 Rbg yang mengakibatkan putusan batal demi hukum.. Pengadilan Negeri Purwokerto dan Pengadilan Negeri Banyumas pada prinsipnya sudah melaksanakan ketentuan PERMA no 1 tahun 2016,walaupun masih sangat sedikit perkara perdata yang dapat diselesaikan dengan kesepakatan damai dan dikukuhkan dengan Putusan Akta Perdamaian. Kata Kunci: Mediasi, Kekuatan, Akta Perdamaian.
民事纠纷的解决被称为《国际民事诉讼法》第130条所规定的和平机制,其本质是法官有义务在每一民事案件审查中调解纠纷各方,作为实施和平进程的基础,但这些和平机制在解决案件方面并不有效和高效。庭外争议解决(解决方法),称为替代性争议解决(ADR)。除其他事项外,第1/2016号Perma规定:每位法官、调解员和当事人都必须遵循通过调解解决争议的程序。违反《中华人民共和国民法典》第一百三十条/第一百五十四条的规定,不依照本条例办理调解手续的,调解决定无效。普沃克尔托地区法院和巴尤马斯地区法院原则上执行了第2号PERMA的规定。可以通过和平协议解决,并通过和平契约决定予以确认。关键词:调解,权力,和约。Penyelesaian sengketa perdata dikenal lembaga damai diatur dalam Pasal 130 HIR paada pokoknya hakim wajib mendamaikan para pihak yang sedang berbaga sebagai dasar diberlakukannya proproperdamaian dalam setiap premeriksaan perkara, akan tetapi lembaga damai tersebut tidak efektif dan efisien dalam Penyelesaian suatu perkara, Berkembangnya berbagai cara Penyelesaian sengkta(解决方法)diluar pengadilan, yang dikenal dengan替代性争议解决(ADR)。Perma No 1/2016 diantaranya menyebutkan: Setiap hakim,调解人dan parpihak wajib mengikuti检察官penyelesaian senketa melalui mediasi。新闻媒体检察员:新闻媒体检察员:新闻媒体检察员:新闻媒体检察员:新闻媒体检察员:新闻媒体检察员:新闻媒体检察员:新闻媒体检察员:新闻媒体检察员:新闻媒体检察员:新闻媒体检察员:新闻媒体检察员:新闻媒体检察员:新闻媒体检察员penadilan Negeri Purwokerto dan Pengadilan Negeri Banyumas padprinsipnya sudah melaksanakan ketentuan Perdamaian 2016年1月1日,walaupun masih sangat sedikit perkara perdata yang dapat diselesaikan dengan kesepakatan damai dan dikukuhkan dengan Putusan Akta Perdamaian。Kata Kunci: Mediasi, Kekuatan, Akta Perdamaian。
{"title":"Putusan /Akta Perdamaian Sebagai Bagian Dari Sistem Mediasi Berdasarkan Perma No. 1 Tahun 2016 Di Pengadilan Negeri Purwokerto dan Pengadilan Negeri Banyumas Tahun 2022","authors":"Aris Priyadi","doi":"10.51921/wlr.v4i2.215","DOIUrl":"https://doi.org/10.51921/wlr.v4i2.215","url":null,"abstract":"Settlement of civil disputes is known as a peaceful institution as stipulated in Article 130 HIR in essence, the judge is obliged to reconcile the parties in a dispute as the basis for the implementation of the peace process in every civil case examination, but these peaceful institutions are not effective and efficient in resolving a case. dispute resolution (settlement method) out of court, known as Alternative Dispute Resolution (ADR). Perma No 1/2016, among other things, states: Every judge, mediator and parties are required to follow the procedure for resolving disputes through mediation. Not taking the mediation procedure based on this regulation is a violation of the provisions of Article 130 HIR/154 Rbg which results in the decision being null and void. The Purwokerto District Court and the Banyumas District Court have in principle implemented the provisions of PERMA No. can be resolved by a peace agreement and confirmed by a Peace Deed Decision. \u0000Keywords: Mediation, Power, Deed of Peace. \u0000 \u0000 \u0000Penyelesaian sengketa perdata dikenal lembaga damai sebagaimana diatur dalam Pasal 130 HIR pada pokoknya hakim wajib mendamaikan para pihak yang sedang berperkara sebagai dasar diberlakukannya proses perdamaian dalam setiap pemeriksaan perkara perdata, akan tetapi lembaga damai tersebut tidak efektif dan efisien dalam penyelesaian suatu perkara, Berkembangnya berbagai cara penyelesaian sengketa (settlement method) diluar pengadilan, yang dikenal dengan Alternative Dispute Resolution (ADR). Perma No 1/2016 diantaranya menyebutkan : Setiap hakim, mediator dan para pihak wajib mengikuti prosedur penyelesaian sengketa melalui mediasi. Tidak menempuh prosedur mediasi berdasarkan perturan ini merupakan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 130 HIR/154 Rbg yang mengakibatkan putusan batal demi hukum.. Pengadilan Negeri Purwokerto dan Pengadilan Negeri Banyumas pada prinsipnya sudah melaksanakan ketentuan PERMA no 1 tahun 2016,walaupun masih sangat sedikit perkara perdata yang dapat diselesaikan dengan kesepakatan damai dan dikukuhkan dengan Putusan Akta Perdamaian. \u0000Kata Kunci: Mediasi, Kekuatan, Akta Perdamaian.","PeriodicalId":203395,"journal":{"name":"Wijayakusuma Law Review","volume":"103 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127657403","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Law Number 21 of 2008 concerning Sharia Banking in Article 68 paragraph 1 and Article 40 Article 40 PBI No. 11/10/ PBI / 2009 mandates that every Sharia Business Unit (UUS) that becomes a sharia unit at a Conventional Commercial Bank (BUK) to separate itself (spin-off). and explained that UUS is required to separate into BUS if UUS asset value has reached 50% (fifty percent) of the total asset value of its parent BUK. The spin-off time is no later than 15 (fifteen) years since the law was enacted, namely in 2023. If the spin-off order is not carried out by each UUS, then Bank Indonesia as the central bank will impose sanctions in the form of revocation of operational licenses. But the problem that arises is in the face of time spin-offs are not a few UUS are overwhelmed in preparing capital so that they have not been able to stand on their own after separating. The purpose of writing is to find out the impact of the spin-off for UUS by analyzing the solutions that can be offered. The results of the study indicate that it is necessary to review Law Number 21 of 2008 concerning Islamic Banking by considering the financial condition of UUS. In addition, UUS which have carried out a spin-off by becoming a new BUS can optimize the utilization of Third Party Funds in the form of financing and other services. In order to encourage the growth of BUS, support from the government is needed, such as providing tax incentives and simplifying regulations on equity participation. In addition, the new BUS needs to carry out various innovations by adding financing products and developing products that have been implemented. This study aims to provide an overview of the readiness of the Spin Off obligations for UUS to become BUS and issues related to readiness to fulfill UUS obligations to become BUS in July 2023. Keywords: Spin-off Obligations, Sharia Business Units (UUS), Islamic Commercial Banks (BUS). Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah pada Pasal 68 ayat 1 dam Pasal 40 Pasal 40 PBI No. 11/10/ PBI / 2009 mengamanahkan bahwa setiap Unit Usaha Syariah (UUS) yang menjadi unit syariah pada Bank Umum Konvensional (BUK) untuk memisahkan diri (spin-off). serta dijelaskan bahwa UUS wajib memisahkan menjadi BUS apabila nilat aset UUS telah mencapai 50% (lima puluh persen) dari total nilai aset BUK induknya. Waktu spin-off paling lambat 15 (lima belas) tahun sejak undang-undang tersebut diberlakukan yakni pada tahun 2023. Apabila perintah spin-off tidak dilaksanakan oleh setiap UUS maka Bank Indonesia sebagai bank sentral akan memberikan sanksi berupa pencabutan izin operasional. Namun permasalahan yang muncul adalah dalam menghadapi masa spin-off tidak sedikit UUS kewalahan dalam mempersiapkan modal sehingga belum mampu untuk berdiri sendiri setelah memisahkan diri. Tujuan dari penulisan untuk mengetahui dampak spin-off bagi UUS dengan menganalisis solusi yang dapat ditawarkan. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa perlu dilakukannya pen
2008年第21号法第68条第1款和第40条第40条PBI第11/10/ PBI / 2009号规定,在传统商业银行(BUK)中成为伊斯兰教法单位的每个伊斯兰教法业务单位(UUS)必须独立(分拆)。并解释说,如果UUS的资产价值达到母公司BUK的总资产价值的50%(50%),则必须拆分为BUS。分拆时间不迟于法律颁布后的15年,即2023年。如果每个美国都没有执行分拆命令,那么作为央行的印尼央行将以撤销经营许可证的形式实施制裁。但出现的问题是,面对时间的分拆,并不是一些美国银行在准备资本方面不堪重负,以至于它们在分拆后无法自立。写作的目的是通过分析可以提供的解决方案来找出分拆对UUS的影响。研究结果表明,考虑到美国的财政状况,有必要审查2008年关于伊斯兰银行的第21号法律。此外,通过分拆成为新的BUS的UUS可以通过融资和其他服务的形式优化第三方资金的利用。为了鼓励公共汽车的发展,需要政府的支持,如提供税收优惠和简化股权参与规定。此外,新BUS需要通过增加融资产品和开发已经实施的产品来进行各种创新。本研究旨在概述UUS成为BUS的分拆义务的准备情况,以及在2023年7月履行UUS成为BUS的义务的准备情况。关键词:分拆义务,伊斯兰商业单位(UUS),伊斯兰商业银行(BUS)Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tenang Perbankan Syariah pada Pasal 68 ayat 1 dam Pasal 40 Pasal 40 PBI No. 11/10/ PBI / 2009 mengamanahkan bahwa setiap Unit Usaha Syariah (UUS) yang menjadi Unit Syariah pada Bank Umum konvenional (BUK) untuk memisahkan diri(分拆)。(1)总资产(占总资产的50%);(1)总资产(占总资产的50%);Waktu衍生剧《paling lambat 15》(lima belas) tahun sejak undang undang tersebut diberlakukan yakni padtahun 2023。Apabila perintah分拆,分拆,分拆,拆拆,拆拆,拆拆,拆拆,拆拆,拆拆,拆拆,拆拆,拆拆,拆拆,拆拆,拆拆。Namun permasalahan yang muncul adalah dalam menghadapi masa衍生产品tidak sedikit UUS kewalahan dalam mempersiapkan modal seingga belum mampu untuk berdiri sendiri setelah memisahkan diri。图juan dari penulisuntuk mengetahui danpak衍生品bagi us dunan menganalissolusi yang dapat ditawarkan。apadapun hasil penelitian menunjukkan bahwa perlu dilakukannya peninjauan kembali terhadap Undang-Undang - undang月21日2008年7月21日Selain itu UUS yang telah melaksanakan衍生品dengan menjadi BUS baru dapat mengoptimalkan pmanfaatan Dana Pihak Ketiga dalam bentuk pembiayaan dan layanan lainnya。dam rangka mendorong pertumbuhan BUS maka dibutuhkan dukungan dari permerintah perperberian senentif pajak dan penyederhanan regulasi paada penyertaan modal。Selain itu, BUS Tahun 2008 tenang Perbankan Syariah pada Pasal 68 ayat 1 dam Pasal 40 Pasal 40 PBI No. 11/10/ PBI / 2009 mengamanahkan bahwa setiap Unit Usaha Syariah (UUS) yang menjadi Unit Syariah pada Bank Umum konvenional (BUK) untuk memisahkan diri(分拆)。(1)总资产(占总资产的50%);(1)总资产(占总资产的50%);Waktu衍生剧《paling lambat 15》(lima belas) tahun sejak undang undang tersebut diberlakukan yakni padtahun 2023。Apabila perintah分拆,分拆,分拆,拆拆,拆拆,拆拆,拆拆,拆拆,拆拆,拆拆,拆拆,拆拆,拆拆,拆拆,拆拆。Namun permasalahan yang muncul adalah dalam menghadapi masa衍生产品tidak sedikit UUS kewalahan dalam mempersiapkan modal seingga belum mampu untuk berdiri sendiri setelah memisahkan diri。图juan dari penulisan untuk mengetahui danpak衍生产品bagi UUS dengan menganalis baru perlu melakukan berbagai inovasi dengan penambahan产品pembiayaan maupun pengembangan产品yang telah dijalankan。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang kesiapan kewajiban分拆bagi us menjadi BUS dan个人杨menyangkut kesiapan untuk memuhi kewajiban us untu menjadi BUS di bulan juuli tahun 2023。关键词:Kewajiban分拆,UUS, Bank Umum Syariah
{"title":"Tinjauan Yuridis Terhadap Kesiapan Kewajiban Spin Off Bagi Unit Usaha Syariah (UUS) Menjadi Bank Umum Syariah (BUS)","authors":"Wiwin Muchtar Wiyon, Iskatrinah Iskatrinah","doi":"10.51921/wlr.v4i2.216","DOIUrl":"https://doi.org/10.51921/wlr.v4i2.216","url":null,"abstract":"Law Number 21 of 2008 concerning Sharia Banking in Article 68 paragraph 1 and Article 40 Article 40 PBI No. 11/10/ PBI / 2009 mandates that every Sharia Business Unit (UUS) that becomes a sharia unit at a Conventional Commercial Bank (BUK) to separate itself (spin-off). and explained that UUS is required to separate into BUS if UUS asset value has reached 50% (fifty percent) of the total asset value of its parent BUK. The spin-off time is no later than 15 (fifteen) years since the law was enacted, namely in 2023. If the spin-off order is not carried out by each UUS, then Bank Indonesia as the central bank will impose sanctions in the form of revocation of operational licenses. But the problem that arises is in the face of time spin-offs are not a few UUS are overwhelmed in preparing capital so that they have not been able to stand on their own after separating. The purpose of writing is to find out the impact of the spin-off for UUS by analyzing the solutions that can be offered. The results of the study indicate that it is necessary to review Law Number 21 of 2008 concerning Islamic Banking by considering the financial condition of UUS. In addition, UUS which have carried out a spin-off by becoming a new BUS can optimize the utilization of Third Party Funds in the form of financing and other services. In order to encourage the growth of BUS, support from the government is needed, such as providing tax incentives and simplifying regulations on equity participation. In addition, the new BUS needs to carry out various innovations by adding financing products and developing products that have been implemented. This study aims to provide an overview of the readiness of the Spin Off obligations for UUS to become BUS and issues related to readiness to fulfill UUS obligations to become BUS in July 2023. \u0000Keywords: Spin-off Obligations, Sharia Business Units (UUS), Islamic Commercial Banks (BUS). \u0000 \u0000Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah pada Pasal 68 ayat 1 dam Pasal 40 Pasal 40 PBI No. 11/10/ PBI / 2009 mengamanahkan bahwa setiap Unit Usaha Syariah (UUS) yang menjadi unit syariah pada Bank Umum Konvensional (BUK) untuk memisahkan diri (spin-off). serta dijelaskan bahwa UUS wajib memisahkan menjadi BUS apabila nilat aset UUS telah mencapai 50% (lima puluh persen) dari total nilai aset BUK induknya. Waktu spin-off paling lambat 15 (lima belas) tahun sejak undang-undang tersebut diberlakukan yakni pada tahun 2023. Apabila perintah spin-off tidak dilaksanakan oleh setiap UUS maka Bank Indonesia sebagai bank sentral akan memberikan sanksi berupa pencabutan izin operasional. Namun permasalahan yang muncul adalah dalam menghadapi masa spin-off tidak sedikit UUS kewalahan dalam mempersiapkan modal sehingga belum mampu untuk berdiri sendiri setelah memisahkan diri. Tujuan dari penulisan untuk mengetahui dampak spin-off bagi UUS dengan menganalisis solusi yang dapat ditawarkan. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa perlu dilakukannya pen","PeriodicalId":203395,"journal":{"name":"Wijayakusuma Law Review","volume":"95 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126258619","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This study aims to determine how the implementation of the Generation Planning Forum in Banyumas Regency for the period 2020 - 2022 in overcoming juvenile delinquency. And how are the efforts of the local government of Banyumas Regency in promoting the Banyumas Generation Planning Forum so that the programs and objectives that have been prepared by the Banyumas Planning Generation Forum can be achieved. To achieve this goal, this study uses a sociological legal research method, with the specifications of observational research. In this study, the data source used is secondary data which is supported by primary data. The data presentation method in this thesis is presented in the form of a structured and systematic description. This research was conducted at the Department of DPPKBP3A Banyumas Regency. Based on the results of research and discussion, it can be concluded that it can be seen that the Implementation of the Generation Planning Forum in Banyumas Regency in tackling juvenile delinquency has been carried out properly in accordance with the Work Program that has been formed in the Decree of the Head of the Office of Population Control and Family Planning, Women's Empowerment and Child Protection. Banyumas Regency Number 476/497/2020, but there are several programs that have not been implemented due to the Covid-19 pandemic. The efforts of the Banyumas Regency Government in promoting the Banyumas Generation Planning Forum by coordinating the Banyumas Generation Planning Forum with relevant agencies, namely all sub- districts in Banyumas Regency in the form of monitoring so that it can assist the Banyumas Generation Planning Forum in achieving the stated goals. Keyword: Forum Generasi Berencana, Banyumas Government, juvenile delinquency Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Forum Generasi Berencana di Kabupaten Banyumas periode 2020 - 2022 dalam penanggulangan kenakalan remaja. Serta bagaimana upaya pemerintah daerah Kabupaten Banyumas dalam menggalakan Forum Generasi Berencana Banyumas agar program dan tujuan yang telah disusun oleh Forum Generasi Berencana Banyumas dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan metode penelitian sosiologis hukum, dengan spesifikasi penelitian observasi. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang didukung oleh data primer. Metode penyajian data dalam skripsi ini disajikan dalam bentuk uraian secara terstruktur dan sistematis. Penelitian ini dilakukan di Dinas DPPKBP3A Kabupaten Banyumas. Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dapat diketahui Pelaksanaan Forum Generasi Berencana di Kabupaten Banyumas dalam menanggulangi kenakalan remaja telah dijalankan dengan baik sesuai dengan Program Kerja yang telah di bentuk dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Banyumas Nomor 476/497/2020, namun ter
本研究旨在确定Banyumas县在2020 - 2022年期间如何实施世代规划论坛以克服青少年犯罪。Banyumas reggency当地政府如何努力推动Banyumas世代规划论坛,使Banyumas世代规划论坛所准备的计划和目标得以实现?为了实现这一目标,本研究采用了社会学的法律研究方法,并以观察研究为规范。在本研究中,使用的数据来源是由一手数据支持的二手数据。本文的数据表示方法采用结构化、系统化的描述方式。这项研究是在Banyumas reggency的DPPKBP3A部门进行的。根据研究和讨论的结果,可以得出的结论是,Banyumas县在处理青少年犯罪方面实施的世代计划论坛,是按照人口控制和计划生育、赋予妇女权力和保护儿童办公室主任的法令所制定的工作方案进行的。Banyumas摄政号476/497/2020,但由于Covid-19大流行,有几个方案尚未实施。巴尤马斯县政府在促进巴尤马斯县世代规划论坛方面所做的努力,通过协调巴尤马斯县世代规划论坛与相关机构,即巴尤马斯县的所有分区,以监测的形式,协助巴尤马斯县世代规划论坛实现既定目标。关键词:巴育马斯政府,青少年犯罪巴育马斯政府,青少年犯罪巴育马斯政府,巴育马斯政府,青少年犯罪巴育马斯政府,巴育马斯政府,巴育马斯政府,巴育马斯政府这是我的第一个演讲,我的第一个演讲,我的第一个演讲,我的第一个演讲,我的第一个演讲,我的第一个演讲。Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan方法penelitian生理学hukum, dengan种penelitian observasi。Dalam penelitian ini number data yang diunakan adalah data sekunder yang didukung oleh data primer。方法penyajian数据dalam skripsi, disajikan dalam bentuk, uraia secara结构和系统。Penelitian ini dilakukan di Dinas DPPKBP3A Kabupaten Banyumas。全国人民团结论坛,全国人民团结论坛,全国人民团结论坛,全国人民团结论坛,全国人民团结论坛,全国人民团结论坛,全国人民团结论坛,全国人民团结论坛,全国人民团结论坛,全国人民团结论坛,全国人民团结论坛,全国人民团结论坛,全国人民团结论坛,namun terdapat beberapa项目yang belum terlaksana karena terkendala流行病Covid- 19。方便Pemerintah Daerah”县Banyumas dalam menggalakan论坛Generasi Berencana Banyumas dengan卡拉mengkordinasikan论坛Generasi Berencana Banyumas dengan instansi terkait yaitu seluruh Kecamatan di县Banyumas dalam bentuk监测sehingga dapat membantu论坛Generasi Berencana Banyumas dalam mencapai tujuan杨telah ditentukan。Kata kunci:论坛Berencana, Pemerintah Banyumas, kenakalan remaja
{"title":"Pelaksanaan Forum Generasi Berencana Dalam Penanggulangan Kenakalan Remaja Oleh Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kabupaten Banyumas","authors":"Gita Nurmiana, Wahyu Hariadi, Agoes Djatmiko","doi":"10.51921/wlr.v4i2.211","DOIUrl":"https://doi.org/10.51921/wlr.v4i2.211","url":null,"abstract":"This study aims to determine how the implementation of the Generation Planning Forum in Banyumas Regency for the period 2020 - 2022 in overcoming juvenile delinquency. And how are the efforts of the local government of Banyumas Regency in promoting the Banyumas Generation Planning Forum so that the programs and objectives that have been prepared by the Banyumas Planning Generation Forum can be achieved. To achieve this goal, this study uses a sociological legal research method, with the specifications of observational research. In this study, the data source used is secondary data which is supported by primary data. The data presentation method in this thesis is presented in the form of a structured and systematic description. This research was conducted at the Department of DPPKBP3A Banyumas Regency. Based on the results of research and discussion, it can be concluded that it can be seen that the Implementation of the Generation Planning Forum in Banyumas Regency in tackling juvenile delinquency has been carried out properly in accordance with the Work Program that has been formed in the Decree of the Head of the Office of Population Control and Family Planning, Women's Empowerment and Child Protection. Banyumas Regency Number 476/497/2020, but there are several programs that have not been implemented due to the Covid-19 pandemic. The efforts of the Banyumas Regency Government in promoting the Banyumas Generation Planning Forum by coordinating the Banyumas Generation Planning Forum with relevant agencies, namely all sub- districts in Banyumas Regency in the form of monitoring so that it can assist the Banyumas Generation Planning Forum in achieving the stated goals. \u0000Keyword: Forum Generasi Berencana, Banyumas Government, juvenile delinquency \u0000 \u0000 \u0000Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Forum Generasi Berencana di Kabupaten Banyumas periode 2020 - 2022 dalam penanggulangan kenakalan remaja. Serta bagaimana upaya pemerintah daerah Kabupaten Banyumas dalam menggalakan Forum Generasi Berencana Banyumas agar program dan tujuan yang telah disusun oleh Forum Generasi Berencana Banyumas dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan metode penelitian sosiologis hukum, dengan spesifikasi penelitian observasi. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang didukung oleh data primer. Metode penyajian data dalam skripsi ini disajikan dalam bentuk uraian secara terstruktur dan sistematis. Penelitian ini dilakukan di Dinas DPPKBP3A Kabupaten Banyumas. Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dapat diketahui Pelaksanaan Forum Generasi Berencana di Kabupaten Banyumas dalam menanggulangi kenakalan remaja telah dijalankan dengan baik sesuai dengan Program Kerja yang telah di bentuk dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Banyumas Nomor 476/497/2020, namun ter","PeriodicalId":203395,"journal":{"name":"Wijayakusuma Law Review","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127754805","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Risk is the obligation to bear losses as a result of an event (event) that befalls the object of the agreement beyond the fault of one of the parties. Based on this understanding, it can be seen that the issue of risk stems from the occurrence of events beyond the fault of one of the parties to the agreement. This event in contract law is called a state of coercion (overmacht; force majeure). Thus, the issue of risk is the aftermath of the problem of coercive circumstances (overmacht; force majeure), which is an event that is unintentional, cannot be predicted or known, and is beyond the power of the compelling debtor. When viewed from the type, the state of coercion can be divided into two, namel An absolute/absolute force majeure situation, and A situation of compulsion (overmacht; force majeure) that is relative, Regarding the risks in buying and selling movable objects, in the Civil Code there are three regulations, namely Regarding certain objects (Article 1460 of the Civil Code), Regarding objects sold according to weight, quantity or size (Article 1461), and Regarding the objects for sale which are sold according to piles (Article 1462). Based on Article 1462 of the Civil Code, the risk of the object lies with the buyer. Keywords: Risk, Buying and Selling, Moving Objects. Risiko adalah kewajiban untuk menanggung kerugian sebagai akibat dari adanya suatu peristiwa (kejadian) yang menimpa obyek perjanjian di luar kesalahan salah satu pihak. Berdasarkan pada pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa persoalan risiko berpokok pangkal pada terjadinya peristiwa di luar kesalahan salah satu pihak yang mengadakan perjanjian. Peristiwa tersebut dalam hukum perjanjian disebut dengan keadaan memaksa (overmacht; force majeur). Dengan demikian, persoalan risiko merupakan buntut dari persoalan keadaan memaksa (overmacht; force majeur), yaitu suatu peristiwa yang tidak disengaja, tidak dapat diduga atau diketahui, dan di luar kekuasaan si debitur yang memaksa. Jika dilihat dari macamnya, keadaan memaksa dapat dibagi menjadi dua, yaitu Keadaan memaksa (overmacht; force majeur) yang bersifat absolut/mutlak, dan Keadaan memaksa (overmacht; force majeur) yang bersifat relatif/nisbi, Mengenai risiko pada jual beli benda bergerak, di dalam KUH Perdata terdapat tiga peraturan, yaitu Mengenai benda tertentu (Pasal 1460 KUH Perdata), Mengenai benda yang dijual menurut berat, jumlah atau ukuran (Pasal 1461), dan Mengenai benda yang dijual yang dijual menurut tumpukan (Pasal 1462). Berdasarkan pada Pasal 1462 KUH Perdata, risiko atas benda tersebut berada di pihak pembeli. Kata kunci: C Risiko, Jual Beli, Benda Bergerak.
风险是指当事人一方的过错之外,因发生在协议对象身上的事件而承担损失的义务。基于这样的理解,可以看出,风险问题源于协议一方过错之外事件的发生。这种情况在合同法中被称为强制状态(overmacht;不可抗力)。因此,风险问题是强制性环境问题(过度;不可抗力(不可抗力)是一种非故意的、无法预测或知道的、超出强制债务人权力范围的事件。从类型上看,强制状态可分为两种,即绝对/绝对不可抗力情况和强制(overmacht;对于买卖动产的风险,《民法典》有三条规定,即:对一定的物品(《民法典》第1460条),对按重量、数量或尺寸出售的物品(《民法典》第1461条),对按堆出售的物品(《民法典》第1462条)。《民法典》第1462条规定,标的物的风险由买受人承担。关键词:风险,买卖,移动对象。印度语:印度语,印度语,印度语,印度语,印度语,印度语,印度语,印度语,印度语,印度语我的意思是,我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们。Peristiwa tersebut dalam hukum perjanjian disebut dengan keadaan memaksa (overmacht;不可抗力)。登根德米克安,个人访问merupakan buntut达里个人访问和memaksa;(不可抗力);(不可抗力);(不可抗力);(不可抗力);Jika dilihat dari macamnya, keadaan memaksa dapat dibagi menjadi dua, yitu keadaan memaksa (overmacht;不可抗力),不可抗力,不可抗力,不可抗力;不可抗力)yang bersifat relatibi, Mengenai visiko pada jual beli benda bergerak, di dalam KUH Perdata terdapat tiga peraturan, yitu Mengenai benda yang dijual menurut berat, jumlah atau ukuran (Pasal 1461), dan Mengenai benda yang dijual yang dijual menurut tumpukan (Pasal 1462)。Berdasarkan pada Pasal 1462 KUH Perdata, visiko atas benda tersebut berada di pihak pembeli。Kata kunci: C Risiko, Jual Beli, Benda Bergerak。
{"title":"Kajian Terhadap Risiko Pada Jual Beli Benda Bergerak","authors":"Bing Waluyo","doi":"10.51921/wlr.v4i2.214","DOIUrl":"https://doi.org/10.51921/wlr.v4i2.214","url":null,"abstract":"Risk is the obligation to bear losses as a result of an event (event) that befalls the object of the agreement beyond the fault of one of the parties. Based on this understanding, it can be seen that the issue of risk stems from the occurrence of events beyond the fault of one of the parties to the agreement. This event in contract law is called a state of coercion (overmacht; force majeure). Thus, the issue of risk is the aftermath of the problem of coercive circumstances (overmacht; force majeure), which is an event that is unintentional, cannot be predicted or known, and is beyond the power of the compelling debtor. When viewed from the type, the state of coercion can be divided into two, namel An absolute/absolute force majeure situation, and A situation of compulsion (overmacht; force majeure) that is relative, Regarding the risks in buying and selling movable objects, in the Civil Code there are three regulations, namely Regarding certain objects (Article 1460 of the Civil Code), Regarding objects sold according to weight, quantity or size (Article 1461), and Regarding the objects for sale which are sold according to piles (Article 1462). Based on Article 1462 of the Civil Code, the risk of the object lies with the buyer. \u0000Keywords: Risk, Buying and Selling, Moving Objects. \u0000 \u0000Risiko adalah kewajiban untuk menanggung kerugian sebagai akibat dari adanya suatu peristiwa (kejadian) yang menimpa obyek perjanjian di luar kesalahan salah satu pihak. Berdasarkan pada pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa persoalan risiko berpokok pangkal pada terjadinya peristiwa di luar kesalahan salah satu pihak yang mengadakan perjanjian. Peristiwa tersebut dalam hukum perjanjian disebut dengan keadaan memaksa (overmacht; force majeur). Dengan demikian, persoalan risiko merupakan buntut dari persoalan keadaan memaksa (overmacht; force majeur), yaitu suatu peristiwa yang tidak disengaja, tidak dapat diduga atau diketahui, dan di luar kekuasaan si debitur yang memaksa. Jika dilihat dari macamnya, keadaan memaksa dapat dibagi menjadi dua, yaitu Keadaan memaksa (overmacht; force majeur) yang bersifat absolut/mutlak, dan Keadaan memaksa (overmacht; force majeur) yang bersifat relatif/nisbi, Mengenai risiko pada jual beli benda bergerak, di dalam KUH Perdata terdapat tiga peraturan, yaitu Mengenai benda tertentu (Pasal 1460 KUH Perdata), Mengenai benda yang dijual menurut berat, jumlah atau ukuran (Pasal 1461), dan Mengenai benda yang dijual yang dijual menurut tumpukan (Pasal 1462). Berdasarkan pada Pasal 1462 KUH Perdata, risiko atas benda tersebut berada di pihak pembeli. \u0000Kata kunci: C Risiko, Jual Beli, Benda Bergerak.","PeriodicalId":203395,"journal":{"name":"Wijayakusuma Law Review","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115278203","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The number of applications for re-voting (PSU) granted by the Constitutional Court (MK) in 16 regions in the 2020 Simultaneous Regional Head Elections (Pilkada), this is the largest number since the 2015 simultaneous Pilkada era. In 2015 there were 4 requests granted, year In 2017 there were 6 requests that were granted and in 2018 there were 5 requests that were granted. The purpose of this research is to analyze whether the decision of the Constitutional Court regarding Re-Voting for the 2020 Simultaneous Regional Elections is a manifestation of democracy from people's sovereignty. The method used in this research is doctrinal legal research through statutory and case approaches. The success of the Regional Head Election (Pilkada) as a parameter of democracy does not lie in the presence or absence of Pilkada, but rather in the quality of the implementation of the Pilkada itself. This means that regional elections are carried out in accordance with four concepts, namely regional elections as a means of people's sovereignty, carried out in a liberal and fair manner, carried out in the Unitary State of the Republic of Indonesia, and carried out based on Pancasila and the 1945 Constitution. elections that have integrity, professionalism and accountability. Democratic Pilkada is a value mandated in Law Number 10 of 2016 concerning the Second Amendment to Law Number 1 of 2015 concerning the Stipulation of Government Regulations in Lieu of Law Number 1 of 2014 concerning the Election of Governors, Regents and Mayors to Become Laws. Democratic values in their implementation sometimes do not materialize in their implementation, the Constitutional Court as the guardian of democracy can issue a decision to carry out a Re-Vote. Pilkada So that the re-voting is part of the embodiment of democracy which must be carried out properly. Keywords: Constitutional Court, Re-voting, Regional Head Election, Democracy Jumlah permohonan Pemungutan Suara Ulang (PSU) yang dikabulkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) sejumlah 16 daerah pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak tahun 2020, ini merupakan jumlah terbanyak sejak era Pilkada serentak tahun 2015. Tahun 2015 ada 4 permohonan yang dikabulkan, tahun 2017 ada 6 permohonan yang dikabulkan dan tahun 2018 ada 5 permohonan yang dikabulkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa apakah keputusan Mahkamah Konstitusi tentang Pemungutan Suara Ulang Pemilihan Daerah Serentak tahun 2020 sebagai perwujudan demokrasi dari kedaulatan rakyat. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum doktrinal dengan melalui pendekatan perundang-undangan dan pendekatan kasus. Keberhasilan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) sebagai parameter demokrasi bukanlah terletak pada ada atau tidak adanya Pilkada, namun lebih pada kualitas pelaksanaan Pilkada itu sendiri. Artinya Pilkada dilaksanakan sesuai dengan empat konsep yaitu Pilkada sebagai sarana kedaulatan rakyat, dilaksanakan secara Luber dan Jurdil
宪法法院(MK)在2020年同时举行的地区首长选举(Pilkada)中批准了16个地区的重新投票申请(PSU),这是自2015年同时举行的Pilkada时代以来的最大数字。2015年有4个请求被批准,2017年有6个请求被批准,2018年有5个请求被批准。本研究的目的是分析宪法法院关于2020年地区同时选举重新投票的决定是否从人民主权的角度体现了民主。本研究使用的方法是通过成文法和案例方法进行理论法律研究。作为民主参数的地区首长选举(Pilkada)的成功不在于有无Pilkada,而在于Pilkada本身的实施质量。这意味着区域选举是根据四个概念进行的,即区域选举作为人民主权的一种手段,以自由和公平的方式进行,在印度尼西亚共和国统一国家进行,并在潘卡西拉和1945年宪法的基础上进行。有诚信、专业和问责制的选举。民主Pilkada是2016年第10号法律规定的价值,该法律是关于2015年第1号法律的第二次修正案,该法律是关于规定政府条例以取代2014年第1号法律,该法律是关于选举州长,董事和市长成为法律。民主价值观在实施过程中有时无法实现,宪法法院作为民主的守护者可以作出重新投票的决定。因此,重新投票是民主体现的一部分,必须正确进行。关键词:宪法法院,重新投票,地区领导人选举,民主Jumlah permohonan Pemungutan Suara Ulang (PSU) yang dikabulkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) sejumlah 16 daerah pada Pemilihan Kepala daerah (Pilkada) Serentak tahun 2020, ini merupakan Jumlah terbanyak sejak era Pilkada Serentak tahun 2015。Tahun 2015 ada 4永续南阳双喜饭店,Tahun 2017 ada 6永续南阳双喜饭店,Tahun 2018 ada 5永续南阳双喜饭店。2020年,我要为我的人民争取民主,我要为我的人民争取民主。Adapun方法yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum dotrinal dengan melalui pendekatan perundang-undangan pendekatan kasus。Keberhasilan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) sebagai参数demokrasi bukanlah terletak pada ada atau tidaak adanya Pilkada, namun lebih pada kualitas pelaksanaan Pilkada i sendiri。Artinya Pilkada dilaksanakan sesuai dengan empat konsep yitu Pilkada sebagai sarana kedaulatan rakyat, dilaksanakan secara Luber dan Jurdil, dilaksanakan dalam Negara Kesatuan republic Indonesia, dandilaksanakan berdasarkan Pancasila dan ud 1945。登高,登高,登高,登高,登高,登高,登高,登高,登高,登高,登高,登高,登高,登高,登高,登高,登高,登高。Pilkada yang demokratis merupakan nilai telah yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota Menjadi
{"title":"Keputusan Mahkamah Konstitusi Tentang Pemungutan Suara Ulang Pemilihan Kepada Daerah Serentak 2020 Sebagai Perwujudan Demokrasi","authors":"Esti Ningrum, Wahyu Hariadi","doi":"10.51921/wlr.v4i2.212","DOIUrl":"https://doi.org/10.51921/wlr.v4i2.212","url":null,"abstract":"The number of applications for re-voting (PSU) granted by the Constitutional Court (MK) in 16 regions in the 2020 Simultaneous Regional Head Elections (Pilkada), this is the largest number since the 2015 simultaneous Pilkada era. In 2015 there were 4 requests granted, year In 2017 there were 6 requests that were granted and in 2018 there were 5 requests that were granted. The purpose of this research is to analyze whether the decision of the Constitutional Court regarding Re-Voting for the 2020 Simultaneous Regional Elections is a manifestation of democracy from people's sovereignty. The method used in this research is doctrinal legal research through statutory and case approaches. The success of the Regional Head Election (Pilkada) as a parameter of democracy does not lie in the presence or absence of Pilkada, but rather in the quality of the implementation of the Pilkada itself. This means that regional elections are carried out in accordance with four concepts, namely regional elections as a means of people's sovereignty, carried out in a liberal and fair manner, carried out in the Unitary State of the Republic of Indonesia, and carried out based on Pancasila and the 1945 Constitution. elections that have integrity, professionalism and accountability. Democratic Pilkada is a value mandated in Law Number 10 of 2016 concerning the Second Amendment to Law Number 1 of 2015 concerning the Stipulation of Government Regulations in Lieu of Law Number 1 of 2014 concerning the Election of Governors, Regents and Mayors to Become Laws. Democratic values in their implementation sometimes do not materialize in their implementation, the Constitutional Court as the guardian of democracy can issue a decision to carry out a Re-Vote. Pilkada So that the re-voting is part of the embodiment of democracy which must be carried out properly. \u0000Keywords: Constitutional Court, Re-voting, Regional Head Election, Democracy \u0000 \u0000 \u0000Jumlah permohonan Pemungutan Suara Ulang (PSU) yang dikabulkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) sejumlah 16 daerah pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak tahun 2020, ini merupakan jumlah terbanyak sejak era Pilkada serentak tahun 2015. Tahun 2015 ada 4 permohonan yang dikabulkan, tahun 2017 ada 6 permohonan yang dikabulkan dan tahun 2018 ada 5 permohonan yang dikabulkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa apakah keputusan Mahkamah Konstitusi tentang Pemungutan Suara Ulang Pemilihan Daerah Serentak tahun 2020 sebagai perwujudan demokrasi dari kedaulatan rakyat. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum doktrinal dengan melalui pendekatan perundang-undangan dan pendekatan kasus. Keberhasilan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) sebagai parameter demokrasi bukanlah terletak pada ada atau tidak adanya Pilkada, namun lebih pada kualitas pelaksanaan Pilkada itu sendiri. Artinya Pilkada dilaksanakan sesuai dengan empat konsep yaitu Pilkada sebagai sarana kedaulatan rakyat, dilaksanakan secara Luber dan Jurdil","PeriodicalId":203395,"journal":{"name":"Wijayakusuma Law Review","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125465304","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract Mediation as one of the tools that is needed in dealing with divorce cases is very important. Many divorce cases are resolved through mediation. Research conducted at the Banyumas Religious Court using normative juridical methods shows that mediation still needs to be socialized to resolve the various divorce cases that have piled up at the Banyumas Religious Court. It is necessary to overcome various obstacles in resolving cases through this mediation. Minimizing obstacles will help achieve optimal mediation. Efforts made by the Supreme Court by making Supreme Court Regulations further strengthen the role of mediation in settling cases. Abstrak Mediasi sebagai salah satu sarana yang sangat dibutuhkan dalam mengatasi kasus perceraian sangat terasa arti pentingnya. Banyak perkara perceraian yang diselesaikan melalui mediasi. Penelitian yang dilakukan di Pengadilan Agama Banyumas dengan metode yuridis normatif menunjukkan hasil bahwa mediasi masih perlu disosialisasikan untuk menyelesaikan berbagai kasus perceraian yang menumpuk di Pengadilan Agama Banyumas. Perlu diatasi berbagai hambatan dalam penyelesaian perkara melalui mediasi ini. Meminimalisir hambatan akan membantu tercapainya mediasi yang optimal. Upaya yang dilakukan Mahkamah Agung dengan membuat Peraturan Mahkamah Agung semakin menguatkan peran mediasi dalam penyelsaian perkara.
调解作为处理离婚案件所需要的工具之一,具有十分重要的作用。许多离婚案件都是通过调解解决的。在Banyumas宗教法院使用规范的司法方法进行的研究表明,调解仍然需要社会化,以解决在Banyumas宗教法院堆积的各种离婚案件。有必要克服通过这种调解解决案件的各种障碍。尽量减少障碍将有助于实现最佳调解。最高法院制定《最高法院条例》的努力,进一步强化了调解在案件处理中的作用。【摘要】媒体报道:媒体报道,媒体报道,媒体报道,媒体报道,媒体报道,媒体报道,媒体报道,媒体报道,媒体报道,媒体报道。榕树是一种天然的植物,是一种天然的植物。Penelitian yang dilakukan di Pengadilan Agama Banyumas dengan方法,yuridis normnormatimenunjukkan hasil - baha媒体,masih perdisdisakiskan untuk menyeleskan berbagai kasus perceran yang menumpuk di Pengadilan Agama Banyumas。Perlu diatasi berbagai hambatan dalam penyelesan perkara melalui mediasini。最小化最小化最小化最小化最小化最小化最小化最小化最小化最小化最小化最小化最小化。我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是我的意思。
{"title":"Pentingnya Mediasi Dalam Mengurangi Kasus Perceraian Di Pengadilan Agama Banyumas","authors":"Teguh Anindito, Aris Priyadi, Arif Awaludin","doi":"10.51921/wlr.v4i2.220","DOIUrl":"https://doi.org/10.51921/wlr.v4i2.220","url":null,"abstract":"Abstract \u0000Mediation as one of the tools that is needed in dealing with divorce cases is very important. Many divorce cases are resolved through mediation. Research conducted at the Banyumas Religious Court using normative juridical methods shows that mediation still needs to be socialized to resolve the various divorce cases that have piled up at the Banyumas Religious Court. It is necessary to overcome various obstacles in resolving cases through this mediation. Minimizing obstacles will help achieve optimal mediation. Efforts made by the Supreme Court by making Supreme Court Regulations further strengthen the role of mediation in settling cases. \u0000 \u0000Abstrak \u0000Mediasi sebagai salah satu sarana yang sangat dibutuhkan dalam mengatasi kasus perceraian sangat terasa arti pentingnya. Banyak perkara perceraian yang diselesaikan melalui mediasi. Penelitian yang dilakukan di Pengadilan Agama Banyumas dengan metode yuridis normatif menunjukkan hasil bahwa mediasi masih perlu disosialisasikan untuk menyelesaikan berbagai kasus perceraian yang menumpuk di Pengadilan Agama Banyumas. Perlu diatasi berbagai hambatan dalam penyelesaian perkara melalui mediasi ini. Meminimalisir hambatan akan membantu tercapainya mediasi yang optimal. Upaya yang dilakukan Mahkamah Agung dengan membuat Peraturan Mahkamah Agung semakin menguatkan peran mediasi dalam penyelsaian perkara.","PeriodicalId":203395,"journal":{"name":"Wijayakusuma Law Review","volume":"62 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123454949","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract This paper aims to analyze the responsibility of Australia and Thailand for cases of pollution from the leakage of the Montara oil well which is owned by a Thai company. This pollution originates from the Montara Field The Montara Well Head Platform in the West Atlas Block of the Timor Sea in Australian waters. The oil spill resulted in cross-border pollution because it extended to the waters of the Timor Gap or Timor Gap which is the border waters between Indonesia, Australia and Timor Leste (Meinarni, Volume 5). The extent of the effect of oil spill contamination from the well located in the Northwest Atlas Block of Timor is about 75% entering Indonesian waters, so this pollution is an important problem for the Indonesian people, because it enters the Exclusive Economic Zone (EEZ). This writing is writing that uses normative legal research using a statutory approach, concept approach, and case approach in accordance with the legal perspective of the United Nations Convention on the Law of the Sea 1982 and relevant legal theories that will be used and constructed. with legal principles, principles and doctrines. Based on Article 139 Paragraph (1) of UNCLOS 1982, the State must be responsible for activities carried out in the marine area, whether by participating States, individuals or state companies or legal entities or individuals who have the nationality of their country. Keywords: Sea Pollution, State Responsibility, International Dispute Resolution Abstrak Penulisan ini bertujuan untuk menganalisi pertanggung jawaban Australia dan Thailand atas kasus pencemaran dari kebocorannya sumur minyak Montara yang merupakan milik salah satu perusahaan Thailand. Pencemaran ini bersumber dari Ladang Montara The Montara Well Head Platform di Blok West Atlas Laut Timor perairan Australia. Tumpahan minyak tersebut mengakibatkan pencemaran lintas batas karena meluas hingga perairan Celah Timor atau Timor Gap yang merupakan perairan perbatasan antara Indonesia, Australia dan Timor Leste ( Meinarni, Volume 5). Luas efek cemaran tumpahan minyak dari sumur yang terletak di Blok Atlas Barat Laut Timor tersebut sekitar 75% masuk wilayah perairan Indonesia sehingga Pencemaran ini menjadi masalah yang penting bagi Bangsa Indonesia, karena memasuki Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE). Penulisan ini merupakan penulisan yang menggunakan penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan, pendekatan konsep, dan pendekatan kasus yang sesuai dengan perspektif hukum United Nation Convention on the Law of the Sea 1982 dan teori-teori hukum yang relevan yang akan di gunakan dan dikonstruksikan dengan asas-asas hukum, prinsip dan doktrin. berdasarkan Pasal 139 Ayat (1) UNCLOS 1982 Negara harus bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Kawasan laut, baik oleh Negara peserta, individu atau perusahaan Negara atau badan hukum atau perorangan yang memiliki kebangsaan negaranya. KATA KUNCI : Pencemaran Laut, Pertanggungjawaban Nega
摘要本文旨在分析澳大利亚和泰国对一家泰国公司拥有的蒙塔拉油井泄漏污染案件的责任。这种污染来自澳大利亚帝汶海西阿特拉斯区块的蒙塔拉井口平台。溢油造成了跨境污染,因为它延伸到帝汶缺口或帝汶缺口的水域,这是印度尼西亚,澳大利亚和东帝汶之间的边界水域(Meinarni,卷5)。位于东帝汶西北阿特拉斯区块的油井溢油污染的影响程度约为75%进入印度尼西亚水域,因此这种污染对印度尼西亚人民来说是一个重要问题,因为它进入了专属经济区(EEZ)。本文是根据1982年《联合国海洋法公约》的法律视角以及将要使用和构建的相关法律理论,运用成文法方法、概念方法和案例方法进行规范性法律研究的写作。有法理,有原则,有学说。根据1982年《联合国海洋法公约》第139条第1款,国家必须对参与国、个人或国有公司、法人实体或具有本国国籍的个人在海洋区域进行的活动负责。关键词:海洋污染,国家责任,国际争端解决摘要:Penulisan ini bertujuan untuk menganalisi pertanggung jawaban澳大利亚和泰国,atas kasus penemaran dari kebocorannya sumur minyak Montara yang merupakan milik salah satu perusahaan泰国。澳大利亚东帝汶西部阿特拉斯区块的Montara井口平台。Tumpahan minyak tersebut mengakibatkan pencemaran lintas batas karena melukan perairan Celah Timor atau Timor Gap yang merupakan perbatan perbatasan antara印度尼西亚,澳大利亚和东帝汶(Meinarni,第5卷)。Luas efek cemaran Tumpahan minyak dari sumur yang terletak di block Atlas Barat Laut Timor tersebut sekitar 75% masuk wilayah perairan Indonesia sehinga penemaran ini menjadi masalah yang penting bagi Bangsa Indonesia, karena memasuki Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE)。Penulisan ini merupakan Penulisan yang menggunakan penelitian hukum normnormatiatian menggunakan pendekatan perundang-undangan, pendekatan konsep, pendekatan kasus yang sesuai denkan perspecktif hukum 1982年《联合国海洋法公约》(un Law Convention of the Sea, 1982年)danteorii - teorii hukum yang yang akan di gunakan dankonstrukkan denkan as-as hukum, prinsip dan doktrin。《联合国海洋法公约》第139条第1款(1982年)规定:国家行政区划与行政区划一致,国家行政区划与行政区划一致,国家行政区划与行政区划一致。KATA KUNCI: penemaran Laut, Pertanggungjawaban Negara, Penyelesaian senketa international
{"title":"Penyelesaian Sengketa Antara Indonesia Dan Australia Dalam Kasus Pencemaran Laut Timor Akibat Tumpahan Minyak Montara","authors":"Doni Adi Supriyo, Rusito Rusito","doi":"10.51921/wlr.v4i2.221","DOIUrl":"https://doi.org/10.51921/wlr.v4i2.221","url":null,"abstract":"Abstract \u0000This paper aims to analyze the responsibility of Australia and Thailand for cases of pollution from the leakage of the Montara oil well which is owned by a Thai company. This pollution originates from the Montara Field The Montara Well Head Platform in the West Atlas Block of the Timor Sea in Australian waters. The oil spill resulted in cross-border pollution because it extended to the waters of the Timor Gap or Timor Gap which is the border waters between Indonesia, Australia and Timor Leste (Meinarni, Volume 5). The extent of the effect of oil spill contamination from the well located in the Northwest Atlas Block of Timor is about 75% entering Indonesian waters, so this pollution is an important problem for the Indonesian people, because it enters the Exclusive Economic Zone (EEZ). This writing is writing that uses normative legal research using a statutory approach, concept approach, and case approach in accordance with the legal perspective of the United Nations Convention on the Law of the Sea 1982 and relevant legal theories that will be used and constructed. with legal principles, principles and doctrines. Based on Article 139 Paragraph (1) of UNCLOS 1982, the State must be responsible for activities carried out in the marine area, whether by participating States, individuals or state companies or legal entities or individuals who have the nationality of their country. \u0000Keywords: Sea Pollution, State Responsibility, International Dispute Resolution \u0000 \u0000Abstrak \u0000Penulisan ini bertujuan untuk menganalisi pertanggung jawaban Australia dan Thailand atas kasus pencemaran dari kebocorannya sumur minyak Montara yang merupakan milik salah satu perusahaan Thailand. Pencemaran ini bersumber dari Ladang Montara The Montara Well Head Platform di Blok West Atlas Laut Timor perairan Australia. Tumpahan minyak tersebut mengakibatkan pencemaran lintas batas karena meluas hingga perairan Celah Timor atau Timor Gap yang merupakan perairan perbatasan antara Indonesia, Australia dan Timor Leste ( Meinarni, Volume 5). Luas efek cemaran tumpahan minyak dari sumur yang terletak di Blok Atlas Barat Laut Timor tersebut sekitar 75% masuk wilayah perairan Indonesia sehingga Pencemaran ini menjadi masalah yang penting bagi Bangsa Indonesia, karena memasuki Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE). Penulisan ini merupakan penulisan yang menggunakan penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan, pendekatan konsep, dan pendekatan kasus yang sesuai dengan perspektif hukum United Nation Convention on the Law of the Sea 1982 dan teori-teori hukum yang relevan yang akan di gunakan dan dikonstruksikan dengan asas-asas hukum, prinsip dan doktrin. berdasarkan Pasal 139 Ayat (1) UNCLOS 1982 Negara harus bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Kawasan laut, baik oleh Negara peserta, individu atau perusahaan Negara atau badan hukum atau perorangan yang memiliki kebangsaan negaranya. \u0000KATA KUNCI : Pencemaran Laut, Pertanggungjawaban Nega","PeriodicalId":203395,"journal":{"name":"Wijayakusuma Law Review","volume":"104 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114845571","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract The development of information and communication technology is growing rapidly. The internet as a medium of information and electronic communication has been used to support various kinds of activities, one of which is for trading activities or known as electronic commerce or abbreviated online, for example in buying and selling transactions. Buying and selling online is more effective and efficient in terms of time and location. All buying and selling transactions through the internet are carried out without direct face to face between the parties, and are only based on mutual trust. Online transactions in addition to providing several conveniences and advantages also cause several problems, both psychological, legal and economic. The implementation of buying and selling online in practice can cause several problems, for example the buyer who should be responsible for paying a certain amount of money according to the price of the product or service he bought but does not make payment, and vice versa the responsible seller will deliver the goods as agreed but do not deliver the goods. sold or delivered but not in accordance with the agreement. Thus it is clear that in buying and selling transactions electronically/online there is no or lack of protection for buyers as consumers, Law number 8 of 1999 in particular Article 4 letters (c) and (d) has not provided legal protection to consumers. Keywords: Legal protection, consumers, buying and selling online Abstrak Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan cepatnya. Internet sebagai suatu media informasi dan komunikasi elektronik telah dimanfaatkan untuk menunjang berbagai macam kegiatan, salah satunya adalah untukkegiatan perdagangan atau dikenal dengan istilah elektronic commerce atau disingkat online,contohnya dalam transaksi jual beli. Jual beli secara online lebih efektif dan efisien dalam hal waktu dan lokasi. Semua trnasaksi jual beli melalui internet tersebut dilakukan tanpa ada tatap muka secara langsung diantara para pihak, dan hanya mendasarkan pada rasa kepercayaan satu sama lain. Transaksi online selain memberi beberapa kemudahan dan keuntungan juga menimbulkan beberapa permasalahan baik yang bersifat psikologis, hukum maupun ekonomis. Pelaksanaan jual beli secara online dalam prakteknya dapat menimbulkan beberapa permasalahan,misalnya pembeli yang seharusnya bertanggung jawab untuk membayar sejumlah uang sesuai harga dari produk atau jasa yang dibelinya tetapi tidak melakukan pembayaran, begitu pula sebaliknya penjualyangbertanggung jawab akan menyerahkan barang sesuai yang diperjanjikan tetapi tidak menyerahkan barang yang dijual atau menyerahkan tetapi tidak sesuai yang diperjanjikan. Dengan demikian jelaslah bahwa dalam transaksi jula beli secara elektronik/online tidak ada atau kurangnya perlindungan terhadap pembeli selaku konsumen, Undang-Undang nomor 8 tahun 1999 khususnya Pasal 4 huruf (c) dan (d) belum memberikan perlindungan hukum kepada
摘要信息通信技术的发展日新月异。互联网作为信息和电子通信的媒介已被用于支持各种活动,其中之一是用于交易活动或称为电子商务或缩写在线,例如在买卖交易。网上买卖在时间和地点上更加有效和高效。所有通过互联网进行的买卖交易都是在双方没有直接面对面的情况下进行的,而只是基于相互信任。网上交易除了提供一些便利和优势外,也引起了一些心理、法律和经济问题。在实践中实施网上买卖会造成几个问题,例如买方应该负责根据他购买的产品或服务的价格支付一定金额的钱,但不付款,反之,负责任的卖方将按照约定交货,但不交货。未按约定出售或交付的。因此,很明显,在电子/在线买卖交易中,作为消费者的买方没有或缺乏保护,1999年第8号法律,特别是第4条(c)和(d)字母没有为消费者提供法律保护。关键词:法律保护;消费者;网上买卖;Internet sebagai suatu media informasdan komunikasi electroniconik telah dimanfaatkan untuk menunjang berbagai macam kegiatan, salah satunya adalah untukkegiatan perdagangan atau dikenal dengan istian电子商务atingingat online, contonya dalam transaksi jual beli。6月6日,我在网上看到了一种叫“我爱你,我爱你”的声音。这句话的意思是:“我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说。”Transaksi在线selain会员beberapa kemudahan dan keuntungan juga menimbulkan beberapa permasalahan baik yang是心理学家,hukum maupun经济学家。中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:dundan demikian jelaslah bahwa dalam transaksi jula beli secara electronics /online tidak ada atau kurangnya perlindungan terhadap pembeli selaku konsumen, Undang-Undang nomor 8 tahun 1999 khususnya Pasal 4 huruf (c) dan (d) belikan perlindungan hukum kepada konsumen。Kata kunci: Perlindungan hukum, konsumen, jual beli online
{"title":"Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Transaksi Jual Beli Secara Online","authors":"Aris Priyadi","doi":"10.51921/wlr.v4i1.196","DOIUrl":"https://doi.org/10.51921/wlr.v4i1.196","url":null,"abstract":"Abstract \u0000The development of information and communication technology is growing rapidly. The internet as a medium of information and electronic communication has been used to support various kinds of activities, one of which is for trading activities or known as electronic commerce or abbreviated online, for example in buying and selling transactions. Buying and selling online is more effective and efficient in terms of time and location. All buying and selling transactions through the internet are carried out without direct face to face between the parties, and are only based on mutual trust. Online transactions in addition to providing several conveniences and advantages also cause several problems, both psychological, legal and economic. The implementation of buying and selling online in practice can cause several problems, for example the buyer who should be responsible for paying a certain amount of money according to the price of the product or service he bought but does not make payment, and vice versa the responsible seller will deliver the goods as agreed but do not deliver the goods. sold or delivered but not in accordance with the agreement. Thus it is clear that in buying and selling transactions electronically/online there is no or lack of protection for buyers as consumers, Law number 8 of 1999 in particular Article 4 letters (c) and (d) has not provided legal protection to consumers. \u0000Keywords: Legal protection, consumers, buying and selling online \u0000 \u0000Abstrak \u0000Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan cepatnya. Internet sebagai suatu media informasi dan komunikasi elektronik telah dimanfaatkan untuk menunjang berbagai macam kegiatan, salah satunya adalah untukkegiatan perdagangan atau dikenal dengan istilah elektronic commerce atau disingkat online,contohnya dalam transaksi jual beli. Jual beli secara online lebih efektif dan efisien dalam hal waktu dan lokasi. Semua trnasaksi jual beli melalui internet tersebut dilakukan tanpa ada tatap muka secara langsung diantara para pihak, dan hanya mendasarkan pada rasa kepercayaan satu sama lain. Transaksi online selain memberi beberapa kemudahan dan keuntungan juga menimbulkan beberapa permasalahan baik yang bersifat psikologis, hukum maupun ekonomis. Pelaksanaan jual beli secara online dalam prakteknya dapat menimbulkan beberapa permasalahan,misalnya pembeli yang seharusnya bertanggung jawab untuk membayar sejumlah uang sesuai harga dari produk atau jasa yang dibelinya tetapi tidak melakukan pembayaran, begitu pula sebaliknya penjualyangbertanggung jawab akan menyerahkan barang sesuai yang diperjanjikan tetapi tidak menyerahkan barang yang dijual atau menyerahkan tetapi tidak sesuai yang diperjanjikan. Dengan demikian jelaslah bahwa dalam transaksi jula beli secara elektronik/online tidak ada atau kurangnya perlindungan terhadap pembeli selaku konsumen, Undang-Undang nomor 8 tahun 1999 khususnya Pasal 4 huruf (c) dan (d) belum memberikan perlindungan hukum kepada ","PeriodicalId":203395,"journal":{"name":"Wijayakusuma Law Review","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130912719","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}