Pub Date : 2018-11-05DOI: 10.31980/2655-7304.V2I1.395
Putranto Sutrisno
Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami konsep volume kubusdan balok sertakemampuan guru dalam mendesain pembelajaran yang aktif,inovatif, kreatif dan menyenangkan.Penelitian dilandasi oleh pandangan Piagetyang beranggapan bahwa perkembangan kognitif dari setiap individu dibagimenjadi empat tahap dan setiap tahapnya memiliki karakteristik yang berbeda.Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsepvolume bangun ruang kubus dan balok melalui penggunaan alat peraga kubussatuan. Penelitian menggunakan metode PTK model Kemmis dan MC. Taggart.Terbukti penggunaan alat peraga kubus satuan dapat meningkatkan pemahamansiswa tentang konsep volume bangun ruang kubus dan balok. Dalam prosespembelajaran terdapat perubahan positif dari diri siswa, yaitu siswa memilikibanyak aktifitas, terjadi interaksi multi arah, dan antusias siswa dalampembelajaran menjadi lebih tinggi. Hasil yang diperoleh dari kegiatan BelajarMengajar tentang konsep volume bangun ruang dengan menggunakan alat peragakubus satuan, berjalan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, dantelah berhasil menciptakan situasi belajar yang kondusif yakni siswa terlibatsecara langsung pada proses pembelajaran, meningkatkan motivasi danpemahaman konsep siswa. Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan bahwasiswa menyukai pelajaran matematika khususnya pada penggunaan alat peragakubus satuan dalam pemahaman konsep volume bangun ruang kubus dan balok.Penggunaan kubus satuan sangat membentuk dalam meningkatkan aktivitas siswadalam pembelajaran. Pemahaman siswa tentang konsep volume bangun ruangkubus dan balok sangat terbantu dengan penggunaan alat peraga kubus satuan.Nilai pemahaman siswa pada siklus 1 pertemuan bernilai rata-rata 71,77, siklus 1pertemuan 2 sebesar 76,19, siklus 2 pertemuan 1 sebesar 80,69 dan siklus 2pertemuan 2 sebesar 91,73 berkategori sangat baik. Terdapat peningkatanpemahaman siswa sebesar 23,96
{"title":"Meningkatkan Pemahaman Konsep Volume Bangun Ruang Kubus Dan Balok Melalui Penggunaan Alat Peraga Kubus Satuan Dalam Pembelajaran Matematika","authors":"Putranto Sutrisno","doi":"10.31980/2655-7304.V2I1.395","DOIUrl":"https://doi.org/10.31980/2655-7304.V2I1.395","url":null,"abstract":"Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami konsep volume kubusdan balok sertakemampuan guru dalam mendesain pembelajaran yang aktif,inovatif, kreatif dan menyenangkan.Penelitian dilandasi oleh pandangan Piagetyang beranggapan bahwa perkembangan kognitif dari setiap individu dibagimenjadi empat tahap dan setiap tahapnya memiliki karakteristik yang berbeda.Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsepvolume bangun ruang kubus dan balok melalui penggunaan alat peraga kubussatuan. Penelitian menggunakan metode PTK model Kemmis dan MC. Taggart.Terbukti penggunaan alat peraga kubus satuan dapat meningkatkan pemahamansiswa tentang konsep volume bangun ruang kubus dan balok. Dalam prosespembelajaran terdapat perubahan positif dari diri siswa, yaitu siswa memilikibanyak aktifitas, terjadi interaksi multi arah, dan antusias siswa dalampembelajaran menjadi lebih tinggi. Hasil yang diperoleh dari kegiatan BelajarMengajar tentang konsep volume bangun ruang dengan menggunakan alat peragakubus satuan, berjalan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, dantelah berhasil menciptakan situasi belajar yang kondusif yakni siswa terlibatsecara langsung pada proses pembelajaran, meningkatkan motivasi danpemahaman konsep siswa. Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan bahwasiswa menyukai pelajaran matematika khususnya pada penggunaan alat peragakubus satuan dalam pemahaman konsep volume bangun ruang kubus dan balok.Penggunaan kubus satuan sangat membentuk dalam meningkatkan aktivitas siswadalam pembelajaran. Pemahaman siswa tentang konsep volume bangun ruangkubus dan balok sangat terbantu dengan penggunaan alat peraga kubus satuan.Nilai pemahaman siswa pada siklus 1 pertemuan bernilai rata-rata 71,77, siklus 1pertemuan 2 sebesar 76,19, siklus 2 pertemuan 1 sebesar 80,69 dan siklus 2pertemuan 2 sebesar 91,73 berkategori sangat baik. Terdapat peningkatanpemahaman siswa sebesar 23,96","PeriodicalId":212129,"journal":{"name":"Journal Civics & Social Studies","volume":"102 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132088519","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-05DOI: 10.31980/2655-7304.V2I1.396
Hermansyah Hermansyah
Dalam perkembangannya kajian terhadap filsafat ini dibagi kedalam pembagian secara klasik yang meliputi filsafat teoritis dengan tujuan untuk mengetahui kebenaran yang mencakup matematika, ilmu-ilmu alam dan teologi dan filsafat praktis yang tujuannya untuk aplikasi praktis khususnya pada bidang etika, politik keluarga dan politik negara.Proses menarik kesimpulan ini tidak bisa dilepaskan dengan kajian ilmu yang lainnya yaitu dengan menggunakan teori, yang berfungsi untuk memprediksi dan mengontrol fakta khususnya dalam kajian ilmu hukum dengan menggunakan teori hukum. Teori hukum berfungsi memberikan argumentasi yang meyakinkan bahwa hal-hal yang dijelaskan itu adalah ilmiah, atau paling tidak memberikan gambaran bahwa hal-hal yang dijelaskan itu memenuhi standar teoritis. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana konsep filsafat hukum dalam penyusunan disertasi bidang hukum. Peranan filsafat hukum, teori hukum dan logika dalam penyusunan disertasi, sangatlah berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya, artinya satu sama lain saling mendukung. Dengan filsafat hukum kita bisa menjelaskan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab oleh ilmu hukum, yang menyangkut objek hukum akan menjadi landasan ontologi hukum.
{"title":"KONSEP FILSAFAT HUKUM DALAM PENYUSUNAN DISERTASI BIDANG HUKUM","authors":"Hermansyah Hermansyah","doi":"10.31980/2655-7304.V2I1.396","DOIUrl":"https://doi.org/10.31980/2655-7304.V2I1.396","url":null,"abstract":"Dalam perkembangannya kajian terhadap filsafat ini dibagi kedalam pembagian secara klasik yang meliputi filsafat teoritis dengan tujuan untuk mengetahui kebenaran yang mencakup matematika, ilmu-ilmu alam dan teologi dan filsafat praktis yang tujuannya untuk aplikasi praktis khususnya pada bidang etika, politik keluarga dan politik negara.Proses menarik kesimpulan ini tidak bisa dilepaskan dengan kajian ilmu yang lainnya yaitu dengan menggunakan teori, yang berfungsi untuk memprediksi dan mengontrol fakta khususnya dalam kajian ilmu hukum dengan menggunakan teori hukum. Teori hukum berfungsi memberikan argumentasi yang meyakinkan bahwa hal-hal yang dijelaskan itu adalah ilmiah, atau paling tidak memberikan gambaran bahwa hal-hal yang dijelaskan itu memenuhi standar teoritis. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana konsep filsafat hukum dalam penyusunan disertasi bidang hukum. Peranan filsafat hukum, teori hukum dan logika dalam penyusunan disertasi, sangatlah berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya, artinya satu sama lain saling mendukung. Dengan filsafat hukum kita bisa menjelaskan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab oleh ilmu hukum, yang menyangkut objek hukum akan menjadi landasan ontologi hukum.","PeriodicalId":212129,"journal":{"name":"Journal Civics & Social Studies","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114189412","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-05DOI: 10.31980/2655-7304.v2i1.402
S. Suyanti
Penelitian ini dilatarbelakangi dari kesulitan dan hambatan yang muncul dari guru SDN Srengseng Sawah 04 Pagi mengenai pembelajaran IPS, yang mana siswa tidak dapat menghubungkan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dengan kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Tindakan penelitian dilakukan dalam 2 siklus 4 pertemuan.Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, diskusi dan tes.Untuk pengolahan data menggunakan analisis deskripsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja guru dalam merancang RPP siklus 1 pertemuan 1 presentase55%,siklus I pertemuan 263%, siklus II pertemuan 170%, dan siklus II pertemuan 2 76%.Hasil kinerja guru dalam KBM siklus 1 pertemuan 1presentase58%,siklus 1 pertemuan 266%, siklus 2 pertemuan 1 73% dan siklus2 pertemuan 2 80%.Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada konsep sumber daya alam terjadi peningkatan dari tiap-tiap siklus. siklus 1 pertemuan 1 rata-rata60,32, siklus 1 pertemuan 2 rata-rata 67,26, siklus 2 pertemuan 173,87 dan siklus 2 pertemuan 2 78,39. Dengan demikian, hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa metode pembelajaran kontekstual dapat meniingkatkan pemahaman dan keaktivan siswa pada pembelajaran IPS tentang sumber daya alam.
{"title":"Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Keaktivan Siswa Pada Pembelajaran IPS Tentang Sumber Daya Alam Melalui Metode Pembelajaran Konstektual","authors":"S. Suyanti","doi":"10.31980/2655-7304.v2i1.402","DOIUrl":"https://doi.org/10.31980/2655-7304.v2i1.402","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilatarbelakangi dari kesulitan dan hambatan yang muncul dari guru SDN Srengseng Sawah 04 Pagi mengenai pembelajaran IPS, yang mana siswa tidak dapat menghubungkan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dengan kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Tindakan penelitian dilakukan dalam 2 siklus 4 pertemuan.Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, diskusi dan tes.Untuk pengolahan data menggunakan analisis deskripsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja guru dalam merancang RPP siklus 1 pertemuan 1 presentase55%,siklus I pertemuan 263%, siklus II pertemuan 170%, dan siklus II pertemuan 2 76%.Hasil kinerja guru dalam KBM siklus 1 pertemuan 1presentase58%,siklus 1 pertemuan 266%, siklus 2 pertemuan 1 73% dan siklus2 pertemuan 2 80%.Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada konsep sumber daya alam terjadi peningkatan dari tiap-tiap siklus. siklus 1 pertemuan 1 rata-rata60,32, siklus 1 pertemuan 2 rata-rata 67,26, siklus 2 pertemuan 173,87 dan siklus 2 pertemuan 2 78,39. Dengan demikian, hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa metode pembelajaran kontekstual dapat meniingkatkan pemahaman dan keaktivan siswa pada pembelajaran IPS tentang sumber daya alam.","PeriodicalId":212129,"journal":{"name":"Journal Civics & Social Studies","volume":"60 4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127582371","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-05DOI: 10.31980/2655-7304.V2I1.399
Yogga Mar Muhammad, T. Tetep
This research aims to determine the implementation of the kahoot application in increasing learning interest of Civic Education Learning, the achievement result of increased interest in learning Civic Education by using the kahoot application, and the achievement result of the effect the implementation of the kahoot application in increasing Civic Education learning interest. This study uses a quantitative research design with the experimental model, True Experimental with the Pretest-Posttest of Control Group Design conducted on students in class XI with a research technique using Random sampling. Techniques of Data collection were carried out by giving a pretest in one group that was given a treatment or what was called an experimental class. After that, students are given a final test and questionnaire at the end of the lesson. The results of the study in terms of cognitive aspects (learning interest) showed that the study class results had a gain normalized by 0.75 or 75%, with an average pretest of students at 60.5 and an average posttest score of 90.5. Based on the results of the processing of research data shows that there is a significant influence between the use of the kahoot application and increasing interest in PKn Subject, namely 54.6%.
{"title":"IMPLEMENTATION OF KAHOOT APPLICATION TO IMPROVING OF INTEREST OF CIVIC EDUCATION LEARNING (EXPERIMENTAL RESEARCH IN CLASS XI OF SMA NEGERI 1 GARUT).","authors":"Yogga Mar Muhammad, T. Tetep","doi":"10.31980/2655-7304.V2I1.399","DOIUrl":"https://doi.org/10.31980/2655-7304.V2I1.399","url":null,"abstract":"This research aims to determine the implementation of the kahoot application in increasing learning interest of Civic Education Learning, the achievement result of increased interest in learning Civic Education by using the kahoot application, and the achievement result of the effect the implementation of the kahoot application in increasing Civic Education learning interest. This study uses a quantitative research design with the experimental model, True Experimental with the Pretest-Posttest of Control Group Design conducted on students in class XI with a research technique using Random sampling. Techniques of Data collection were carried out by giving a pretest in one group that was given a treatment or what was called an experimental class. After that, students are given a final test and questionnaire at the end of the lesson. The results of the study in terms of cognitive aspects (learning interest) showed that the study class results had a gain normalized by 0.75 or 75%, with an average pretest of students at 60.5 and an average posttest score of 90.5. Based on the results of the processing of research data shows that there is a significant influence between the use of the kahoot application and increasing interest in PKn Subject, namely 54.6%.","PeriodicalId":212129,"journal":{"name":"Journal Civics & Social Studies","volume":"93 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128392468","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-05DOI: 10.31980/2655-7304.v2i1.400
Lily Idawati
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan yang ada di lapangan bahwa hasil belajar siswa masih kurang memuaskan khususnya pada mata pelajaran IPA materi tentang sumber daya alam dan pelestariannya. Pada materi-materi sebelumnya, hasil belajar siswa menunjukkan hasil yang kurang memuaskan sehingga untuk penelitian ini, penulis mencoba melakukan pre test dan hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata yang diperoleh tidak mencapai KKM. Hal ini dikarenakan pada proses pembelajaran guru kurang memperhatikan instrument pembelajaran yang mendukung, proses pembelajaran hanya berlangsung seperti LKS yang digunakan hanya berbentuk perintah, sehingga siswa kurang memahami. Metode penelitian ini digunakan dalam penelitian penelitian tindakan di kelas. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 memperoleh nilai rata-rata 63.75, ini menunjukkan bahwa pada siklus I pertemuan 1 belum mencapai KKM. Pada siklus I pertemuan 2 memperoleh nilai rata-rata 68,13, hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 2 masih belum mencapai KKM. Pada siklus II pertemuan 1 memperoleh nilai rata-rata 76,88, ini menunjukkan bahwa pada siklus II pertemuan 1 sudah mencapai KKM. Sedangkan pada siklus II pertemuan 2 mengalami peningkatan rata-rata 84,38, hal ini menunjukkan bahwa siklus II pertemuan 2 sudah mencapai 85% siswa dan memperoleh rata-rata di atas KKM. Berdasarkan persiapan pengajaran yang dilakukan semakin baik, dimana peneliti menggunakan pendekatan konstektual yang memberikan pengalaman langsung kepada siswa terhadap percobaan-percobaan yang mereka lakukan sehingga proses belajar siswa pun semakin kondusif dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan ini membuktikan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
{"title":"Upaya Meningkatkan Pemahaman Kosep Tentang Sumber Daya Alam Dan Pelestariannya Melalui Penerapan Pendekatan Konstektual","authors":"Lily Idawati","doi":"10.31980/2655-7304.v2i1.400","DOIUrl":"https://doi.org/10.31980/2655-7304.v2i1.400","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan yang ada di lapangan bahwa hasil belajar siswa masih kurang memuaskan khususnya pada mata pelajaran IPA materi tentang sumber daya alam dan pelestariannya. Pada materi-materi sebelumnya, hasil belajar siswa menunjukkan hasil yang kurang memuaskan sehingga untuk penelitian ini, penulis mencoba melakukan pre test dan hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata yang diperoleh tidak mencapai KKM. Hal ini dikarenakan pada proses pembelajaran guru kurang memperhatikan instrument pembelajaran yang mendukung, proses pembelajaran hanya berlangsung seperti LKS yang digunakan hanya berbentuk perintah, sehingga siswa kurang memahami. Metode penelitian ini digunakan dalam penelitian penelitian tindakan di kelas. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 memperoleh nilai rata-rata 63.75, ini menunjukkan bahwa pada siklus I pertemuan 1 belum mencapai KKM. Pada siklus I pertemuan 2 memperoleh nilai rata-rata 68,13, hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 2 masih belum mencapai KKM. Pada siklus II pertemuan 1 memperoleh nilai rata-rata 76,88, ini menunjukkan bahwa pada siklus II pertemuan 1 sudah mencapai KKM. Sedangkan pada siklus II pertemuan 2 mengalami peningkatan rata-rata 84,38, hal ini menunjukkan bahwa siklus II pertemuan 2 sudah mencapai 85% siswa dan memperoleh rata-rata di atas KKM. Berdasarkan persiapan pengajaran yang dilakukan semakin baik, dimana peneliti menggunakan pendekatan konstektual yang memberikan pengalaman langsung kepada siswa terhadap percobaan-percobaan yang mereka lakukan sehingga proses belajar siswa pun semakin kondusif dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan ini membuktikan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.","PeriodicalId":212129,"journal":{"name":"Journal Civics & Social Studies","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131571028","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-05DOI: 10.31980/2655-7304.V2I1.397
Rusnadi
Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya nilai hasil belajar siswapelajaran IPA pada pokok bahasan jenis-jenis tanah di SDI Al Azhar 8Kembangan Jakarta Barat, hal ini ditunjukan dari hasil nilai ulangan harian yangdiperoleh siswa kelas V, dari 31 siswa hanya 40% siswa yang dapat mencapaiKKM yang ditentukan yaitu 50. Hal ini tidak sesuai dengan target yangdiharapkan yaitu 80. Hal ini terjadi karena guru hanya mengunakan metodeceramah dan pemberian tugas sehingga diperoleh pembelajaran yang kurangefektif. Untuk pemecahan masalah ini peneliti menerapkan pendekatanpembelajaran kontekstual (CTL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalampelajaran IPA materi jenis-jenis tanah di kelas V. Berdasarkan permasalahantersebut, maka tujuan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalampelajaran IPA materi jenis-jenis tanah dikelas V. Metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengadaptasi modelKemmis & Mc. Taggart dengan 2 siklus 4 pertemuan, setiap siklusnya terdiri dariempat komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan(observasi) dan refleksi. Hasil penelitian dengan menggunakan pendekatanpembelajaran kontekstual (CTL) pada pembelajaran IPA menunjukkan adanyapeningkatan hasil belajar siswa, terlihat dari hasil rata-rata yang meningkat untuksetiap siklusnya mulai dari siklus I pertemuan 1 diperoleh rata-rata pretes 23,87,postes 47,09 dan N-Gain 30,23 siklus I P2 rata-rata pretes mencapai 26.45, postes55.32 dan N-Gain 39.30, siklus II P1 rata-rata pretes mencapai 24.51, postes 67.41dan N-Gain mencapai rata-rata 56.41,dan siklus II P2 mencapai rata-rata pretes7.09, postes 82.9 dan rata-rata N-Gain mencapai 83.23. Berdasarkan hasilpenelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatanpembelajaran kontekstual (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa padapelajaran IPA materi jenis-jenis tanah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, adabeberapa saran yang hendak disampaikan, antara lain: (1) Dalam proses kegiatanbelajar mengajar guru mampu mengkondisikan kelas, (2) Dalam menyampaikanmateri pembelajaran seharusnya guru mampu mengatasinya dengan memilihmetode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran, dan (3) Untukmencapai hasil belajar yang maksimal sebaiknya guru dapat mengatasinya denganmenerapkan berbagai cara melalui pendekatan, metode, dan model pembelajarandalam memperbaiki proses pembelajaran.
{"title":"Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pelajaran IPA Materi Jenis-Jenis Tanah Di Kelas V","authors":"Rusnadi","doi":"10.31980/2655-7304.V2I1.397","DOIUrl":"https://doi.org/10.31980/2655-7304.V2I1.397","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya nilai hasil belajar siswapelajaran IPA pada pokok bahasan jenis-jenis tanah di SDI Al Azhar 8Kembangan Jakarta Barat, hal ini ditunjukan dari hasil nilai ulangan harian yangdiperoleh siswa kelas V, dari 31 siswa hanya 40% siswa yang dapat mencapaiKKM yang ditentukan yaitu 50. Hal ini tidak sesuai dengan target yangdiharapkan yaitu 80. Hal ini terjadi karena guru hanya mengunakan metodeceramah dan pemberian tugas sehingga diperoleh pembelajaran yang kurangefektif. Untuk pemecahan masalah ini peneliti menerapkan pendekatanpembelajaran kontekstual (CTL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalampelajaran IPA materi jenis-jenis tanah di kelas V. Berdasarkan permasalahantersebut, maka tujuan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalampelajaran IPA materi jenis-jenis tanah dikelas V. Metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengadaptasi modelKemmis & Mc. Taggart dengan 2 siklus 4 pertemuan, setiap siklusnya terdiri dariempat komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan(observasi) dan refleksi. Hasil penelitian dengan menggunakan pendekatanpembelajaran kontekstual (CTL) pada pembelajaran IPA menunjukkan adanyapeningkatan hasil belajar siswa, terlihat dari hasil rata-rata yang meningkat untuksetiap siklusnya mulai dari siklus I pertemuan 1 diperoleh rata-rata pretes 23,87,postes 47,09 dan N-Gain 30,23 siklus I P2 rata-rata pretes mencapai 26.45, postes55.32 dan N-Gain 39.30, siklus II P1 rata-rata pretes mencapai 24.51, postes 67.41dan N-Gain mencapai rata-rata 56.41,dan siklus II P2 mencapai rata-rata pretes7.09, postes 82.9 dan rata-rata N-Gain mencapai 83.23. Berdasarkan hasilpenelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatanpembelajaran kontekstual (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa padapelajaran IPA materi jenis-jenis tanah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, adabeberapa saran yang hendak disampaikan, antara lain: (1) Dalam proses kegiatanbelajar mengajar guru mampu mengkondisikan kelas, (2) Dalam menyampaikanmateri pembelajaran seharusnya guru mampu mengatasinya dengan memilihmetode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran, dan (3) Untukmencapai hasil belajar yang maksimal sebaiknya guru dapat mengatasinya denganmenerapkan berbagai cara melalui pendekatan, metode, dan model pembelajarandalam memperbaiki proses pembelajaran.","PeriodicalId":212129,"journal":{"name":"Journal Civics & Social Studies","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123862594","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-06-26DOI: 10.31980/2655-7304.V1I1.81
A. Hasim
Profesionalisme, adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentukkomitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkankualitas profesionalnya. Seorang guru yang memiliki profesionalisme yang tinggi akantercermin dalam sikap mental serta komitmenya terhadap perwujudan dan peningkatankualitas profesional melalui berbagai cara dan strategi. Ia akan selalu mengembangkandirinya sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman sehingga keberadaannya senantiasamemberikan makna profesional. Sementara itu, guru kalbu merupakan derajat tertinggi dalamjenjang penampilan kinerja guru. Dalam kinerjanya, guru kalbu akan memancarkan sinar danenergi getar yang bersumber dari keyakinan agama, kebenaran, keharuan rasa, cinta kasihsayang, rendah hati, bersyukur, serta keterpaduan jiwa dan raga secara terintegrasi dansinergitas.
{"title":"PROFESIONALISME GURU MENUJU GURU KALBU","authors":"A. Hasim","doi":"10.31980/2655-7304.V1I1.81","DOIUrl":"https://doi.org/10.31980/2655-7304.V1I1.81","url":null,"abstract":"Profesionalisme, adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentukkomitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkankualitas profesionalnya. Seorang guru yang memiliki profesionalisme yang tinggi akantercermin dalam sikap mental serta komitmenya terhadap perwujudan dan peningkatankualitas profesional melalui berbagai cara dan strategi. Ia akan selalu mengembangkandirinya sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman sehingga keberadaannya senantiasamemberikan makna profesional. Sementara itu, guru kalbu merupakan derajat tertinggi dalamjenjang penampilan kinerja guru. Dalam kinerjanya, guru kalbu akan memancarkan sinar danenergi getar yang bersumber dari keyakinan agama, kebenaran, keharuan rasa, cinta kasihsayang, rendah hati, bersyukur, serta keterpaduan jiwa dan raga secara terintegrasi dansinergitas.","PeriodicalId":212129,"journal":{"name":"Journal Civics & Social Studies","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124506907","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-06-26DOI: 10.31980/2655-7304.v1i1.77
Tetep
Pembentukan karakter sosial menjadi salah satu sarana bagaimana bangsa ini mampumenciptakan kehidupan yang cinta damai dan manusiawi dalam mewujudkan bangsa yangberkarakter sesuai dengan tujuan pendidikan IPS dalam mewujudkan karakter warga negarayang baik. Maraknya penyimpangan yang dilakukan generasi muda seperti perkelahian,pencurian, pelanggaran lalu-lintas, dan tindakan asusila, genk motor, perusakan barang oranglain, kejahatan sekssual, pornografi, aliran sesat, yang notabene melibatkan anak seusiaSMP-SMA, menjadi bukti betapa masih lemahnya pendidikan kita menyentuh karakterpeserta didik. Pembentukan karakter sosial di sekolah harus dilakukan oleh berbagaikomponen seperti guru, lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarganya dalammenularkan nilai-nilai karakter sosial yang dilandasi solidaritas, loyalitas, kasih sayang danpengorbanan. Tujuan penelitian ini mengungkapkan “Kontribusi Kompetensi Guru dan IklimSekolah terhadap Pembentukan Karakter Sosial Peserta Didik SMP Negeri Kabupaten Garut.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey yangdilakukan pada 17 SMP Negeri di Kabupaten Garut, yang mewakili kluster wilayah GarutUtara, Tengah dan Garut Selatan. Adapun variabel dalam penelitian ini meliputi KompetensiGuru (X1), Iklim Sekolah (X2), dan Karakter Sosial (Y). Sampel dalam penelitian iniberjumlah 450 orang responden. Analisis data hipotesis yang digunakan diuji denganmenggunakan uji Analisis Jalur yaitu mencari pengaruh langsung dan tidak langsung terhadapvariabel penelitian yang diolah dengan bantuan SPSS for windows, IBM SPSS, dan MicrosoftExcel .Hasil penelitian mendeskripsikan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan 1)kompetensi guru terhadap pembentukan karakter sosial peserta didik sebesar 2,7%. 2) iklimsekolah terhadap pembentukan karakter sosial peserta didik sebesar 3,39%. Penelitian inimerekomendasi perlunya penelitian lanjut tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadappembentukan karakter sosial bagi pengembangan keilmuan dan pendidikan IPS.
建立社会特征是这个国家能够创造一种和平、人道的生活,以实现国际社会教育目标,实现良好公民身份。年轻人的堕落行为,如打架、偷窃、交通违规和亵渎神明、帮派运动、破坏他人财产、性行为、色情、色情、异端邪说,这些都是我们的教育尚未触及学习者性格的证据。在学校里,形成社会特征必须由教师、学校环境和家庭环境等因素来完成,以培养团结、忠诚、同情和牺牲为基础的社会品格价值。这项研究的目的揭示了“教师能力和学校对加洛特县公立中学学生的社会性格形成的贡献”。该研究采用定量方法进行调查,该方法是在加鲁特省17个国家中进行的,该地区代表加德塔拉、中部和南加鲁特地区的集团军。该研究的变量包括教师能力(X1)、学校气候(X2)和社会性格(Y)。这项研究的样本共450名受访者。数据分析假设denganmenggunakan测试使用的测试路径分析,即寻找terhadapvariabel研究处理后的直接和间接影响在SPSS for windows)的帮助下,IBM SPSS, MicrosoftExcel,描述的研究成果有重大的贡献能力1)老师对学习者2,7%大小的社会性格的形成。2)学校要求3.39%的学习者形成社会特征。这项研究推荐了进一步研究的必要性,这些因素对科学发展和ip教育的社会形成产生影响。
{"title":"KONTRIBUSI KOMPETENSI GURU DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SOSIAL PESERTA DIDIK SMP NEGERI DI KABUPATEN GARUT","authors":"Tetep","doi":"10.31980/2655-7304.v1i1.77","DOIUrl":"https://doi.org/10.31980/2655-7304.v1i1.77","url":null,"abstract":"Pembentukan karakter sosial menjadi salah satu sarana bagaimana bangsa ini mampumenciptakan kehidupan yang cinta damai dan manusiawi dalam mewujudkan bangsa yangberkarakter sesuai dengan tujuan pendidikan IPS dalam mewujudkan karakter warga negarayang baik. Maraknya penyimpangan yang dilakukan generasi muda seperti perkelahian,pencurian, pelanggaran lalu-lintas, dan tindakan asusila, genk motor, perusakan barang oranglain, kejahatan sekssual, pornografi, aliran sesat, yang notabene melibatkan anak seusiaSMP-SMA, menjadi bukti betapa masih lemahnya pendidikan kita menyentuh karakterpeserta didik. Pembentukan karakter sosial di sekolah harus dilakukan oleh berbagaikomponen seperti guru, lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarganya dalammenularkan nilai-nilai karakter sosial yang dilandasi solidaritas, loyalitas, kasih sayang danpengorbanan. Tujuan penelitian ini mengungkapkan “Kontribusi Kompetensi Guru dan IklimSekolah terhadap Pembentukan Karakter Sosial Peserta Didik SMP Negeri Kabupaten Garut.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey yangdilakukan pada 17 SMP Negeri di Kabupaten Garut, yang mewakili kluster wilayah GarutUtara, Tengah dan Garut Selatan. Adapun variabel dalam penelitian ini meliputi KompetensiGuru (X1), Iklim Sekolah (X2), dan Karakter Sosial (Y). Sampel dalam penelitian iniberjumlah 450 orang responden. Analisis data hipotesis yang digunakan diuji denganmenggunakan uji Analisis Jalur yaitu mencari pengaruh langsung dan tidak langsung terhadapvariabel penelitian yang diolah dengan bantuan SPSS for windows, IBM SPSS, dan MicrosoftExcel .Hasil penelitian mendeskripsikan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan 1)kompetensi guru terhadap pembentukan karakter sosial peserta didik sebesar 2,7%. 2) iklimsekolah terhadap pembentukan karakter sosial peserta didik sebesar 3,39%. Penelitian inimerekomendasi perlunya penelitian lanjut tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadappembentukan karakter sosial bagi pengembangan keilmuan dan pendidikan IPS.","PeriodicalId":212129,"journal":{"name":"Journal Civics & Social Studies","volume":"87 5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130008183","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-06-26DOI: 10.31980/2655-7304.v1i1.79
Jamillah
Perjuangan gerakan moral mahasiswa menciptakan sejarah tersendiri dalamketatanegaraan Indonesia, dimulai dari era 1970 an, 1980 an, 1990 an, dimana pada tahun1998 merupakan puncak terhadap pelengseran Soeharto, sehingga terjadi perubahan rezimdari orde baru menjadi reformasi. Pemikiran baru terhadap konsep gerakan moral mahasiswaadalah gerakan multi disipliner (Andrianto:2004), artinya bahwa kondisi realitas kebangsaansedang mengarah kepada perbaikan-perbaikan sistem di segala bidang, baik di bidang politik,ekonomi, budaya, ketahanan.Gerakan mahasiswa harus berkomunikasi dengan cita-cita besarini dan melakukan negoisasi terhadap semua lini, baik kalangan atas, maupun bawah.Strategi gerakan tersebut selaras dengan kacamata idealis gerakan mahasiswa, yaknigerakan mahasiswa mempunyai dua peran besar. Pertama, sebagai the agent of social control.Kedua, sebagai the agent of social change. Gerakan mahasiswa menjadi progresif, dinamis,refolusioner dan inklusif, jika, Pertama, proaktif merespons keadaan dan teguh pendirian.Kedua, melakukan dialog transformatif untuk menciptakan masyarakat komunikatif yangdemokratis. Ketiga, mendorong pada aktivisnya untuk membentuk kapasitas intelektual yangmemadai dan berjiwa intelektual organik.Gerakan perubahan besar-besaran dalam upaya membangun ketatapemerintahan yangbaik merupakan salah satu kajian demokratisasi dalam segala bidang pemerintahan, olehkarena itu perwujudan good governance semestinya dimulai dari pemerintah yang memilikikomitmen dalam upaya perubahan dan demokratisasi
{"title":"KONSEP GERAKAN MORAL MAHASISWA UNTUK MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE DI INDONESIA","authors":"Jamillah","doi":"10.31980/2655-7304.v1i1.79","DOIUrl":"https://doi.org/10.31980/2655-7304.v1i1.79","url":null,"abstract":"Perjuangan gerakan moral mahasiswa menciptakan sejarah tersendiri dalamketatanegaraan Indonesia, dimulai dari era 1970 an, 1980 an, 1990 an, dimana pada tahun1998 merupakan puncak terhadap pelengseran Soeharto, sehingga terjadi perubahan rezimdari orde baru menjadi reformasi. Pemikiran baru terhadap konsep gerakan moral mahasiswaadalah gerakan multi disipliner (Andrianto:2004), artinya bahwa kondisi realitas kebangsaansedang mengarah kepada perbaikan-perbaikan sistem di segala bidang, baik di bidang politik,ekonomi, budaya, ketahanan.Gerakan mahasiswa harus berkomunikasi dengan cita-cita besarini dan melakukan negoisasi terhadap semua lini, baik kalangan atas, maupun bawah.Strategi gerakan tersebut selaras dengan kacamata idealis gerakan mahasiswa, yaknigerakan mahasiswa mempunyai dua peran besar. Pertama, sebagai the agent of social control.Kedua, sebagai the agent of social change. Gerakan mahasiswa menjadi progresif, dinamis,refolusioner dan inklusif, jika, Pertama, proaktif merespons keadaan dan teguh pendirian.Kedua, melakukan dialog transformatif untuk menciptakan masyarakat komunikatif yangdemokratis. Ketiga, mendorong pada aktivisnya untuk membentuk kapasitas intelektual yangmemadai dan berjiwa intelektual organik.Gerakan perubahan besar-besaran dalam upaya membangun ketatapemerintahan yangbaik merupakan salah satu kajian demokratisasi dalam segala bidang pemerintahan, olehkarena itu perwujudan good governance semestinya dimulai dari pemerintah yang memilikikomitmen dalam upaya perubahan dan demokratisasi","PeriodicalId":212129,"journal":{"name":"Journal Civics & Social Studies","volume":"231 9","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132813813","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-06-26DOI: 10.31980/2655-7304.v1i1.78
Bpk Musafir
Bahan ajar menjadi salah satu tonggak bagi keberhasilan pembelajaran, sebab melaluipengorganisasian bahan ajar ini, peserta didik akan ditransformasikan ilmu pengetahuan yangbermakna dan bernilai jika bahan ajar yang disampaikan memberikan pengalaman danpengetahuan yang berarti bagi dirinya.Aceh merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang rawan konflik sehingga rentandengan disintegrasi bangsa, konflik GAM dan NKRI memberikan persepsi dan pemahamanyang berbeda diantara kedua belah pihak. Berkaca dari itu, Negeri ini harus tetap utuh menjadibangsa dan Negara yang merdeka dan berdaulat itulah yang harus dijaga oleh generasi mudabangsa ini.Setiap daerah memiliki nilai dan norma atau kearifan local yang menjadi kekayaandaerah itu untuk mengembangkan nilai dan kesadaran nasional dalam mewujudkan kokoh dankuatnya bangsa dan Negara ini diatas Bhineka Tunggal Ika. Melalui pendidikan danpembelajaran lah yang lebih efektif dalam upaya membangun nilai-nilai nasionalisme itu agartidak tercerabut dalam akarnya
{"title":"KONTRIBUSI BAHAN AJAR PKN BERBASIS KEARIFAN LOKAL DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN NASIONALISME DI WILAYAH RAWAN KONFLIK","authors":"Bpk Musafir","doi":"10.31980/2655-7304.v1i1.78","DOIUrl":"https://doi.org/10.31980/2655-7304.v1i1.78","url":null,"abstract":"Bahan ajar menjadi salah satu tonggak bagi keberhasilan pembelajaran, sebab melaluipengorganisasian bahan ajar ini, peserta didik akan ditransformasikan ilmu pengetahuan yangbermakna dan bernilai jika bahan ajar yang disampaikan memberikan pengalaman danpengetahuan yang berarti bagi dirinya.Aceh merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang rawan konflik sehingga rentandengan disintegrasi bangsa, konflik GAM dan NKRI memberikan persepsi dan pemahamanyang berbeda diantara kedua belah pihak. Berkaca dari itu, Negeri ini harus tetap utuh menjadibangsa dan Negara yang merdeka dan berdaulat itulah yang harus dijaga oleh generasi mudabangsa ini.Setiap daerah memiliki nilai dan norma atau kearifan local yang menjadi kekayaandaerah itu untuk mengembangkan nilai dan kesadaran nasional dalam mewujudkan kokoh dankuatnya bangsa dan Negara ini diatas Bhineka Tunggal Ika. Melalui pendidikan danpembelajaran lah yang lebih efektif dalam upaya membangun nilai-nilai nasionalisme itu agartidak tercerabut dalam akarnya","PeriodicalId":212129,"journal":{"name":"Journal Civics & Social Studies","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132577104","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}