Pub Date : 2020-12-22DOI: 10.31980/civicos.v4i2.918
Muhamad Taufik Hidayat, Wahid Hasim, Amir Hamzah
Pandemi Covid19 telah memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap kehidupan manusia secara global. Pandemi ini telah memaksa manusia untuk mencari solusi dan alternative untuk bisa bertahan dalam berbagai bidang. Adaptasi kebiasaan baru (new normal) merupakan sebuah konsep yang diterapkan agar manusia masih bisa menjalankan aktivitasnya tanpa harus mengorbankan keselamatan dan kesehatannya. Salah satu konsep yang diterapkan dalam bidang pendidikan adalah dengan penerapan pembelajaran daring yang diadopsi oleh seluruh jenjang dan jenis pendidikan di seluruh dunia. Pembelajaran daring dianggap memberikan solusi agar proses pembelajaran masih tetap bisa dilakukan ditengah pandemic covid-19. Dilatarbelakangi konsep ini, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran daring ini dianggap sebagai sebuah solusi atau justru masalah baru dalam proses pembelajaran. Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak yang terlibat secara langsung dalam proses penerapan pembelajaran daring. Partisipan penelitian ini terdiri atas 60 orang peserta didik, yang merupakan siswa sekolah menengah serta mahasiswa, 20 orang pendidik yang berprofesi sebagai dosen atau guru, serta 20 orang orang tua siswa atau mahasiswa dari berbagai latar belakang sosial yang berbeda. Pemilihan partisipan dilakukan melalui system convenience sampling. Data penelitian diperoleh melalui angket dan wawancara. Setiap kategori partisipan mendapat pertanyaan yang berbeda disesuaikan dengan kebutuhan data yang ingin diperoleh. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum pembelajaran daring ini masih menghadirkan masalah-masalah yang perlu dibenahi secara prinsip. Fasilitas, sarana pendukung, dan factor lain masih harus diperkuat untuk memperlancara proses pembelajaran daring ini. Pembelajaran daring masih berada pada fase transisi sehingga masih banyak penyesuaian yang harus dibenahi. Perlu adanya langkah bertahap dalam memperbaiki semua aspek agar proses pembelajaran daring ini bisa berfungsi secara maksimal.Kata kunci: Pembelajaran daring, Pandemi, Covid-19.
{"title":"Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid-19: Solusi atau Masalah Baru dalam Pembelajaran?","authors":"Muhamad Taufik Hidayat, Wahid Hasim, Amir Hamzah","doi":"10.31980/civicos.v4i2.918","DOIUrl":"https://doi.org/10.31980/civicos.v4i2.918","url":null,"abstract":"Pandemi Covid19 telah memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap kehidupan manusia secara global. Pandemi ini telah memaksa manusia untuk mencari solusi dan alternative untuk bisa bertahan dalam berbagai bidang. Adaptasi kebiasaan baru (new normal) merupakan sebuah konsep yang diterapkan agar manusia masih bisa menjalankan aktivitasnya tanpa harus mengorbankan keselamatan dan kesehatannya. Salah satu konsep yang diterapkan dalam bidang pendidikan adalah dengan penerapan pembelajaran daring yang diadopsi oleh seluruh jenjang dan jenis pendidikan di seluruh dunia. Pembelajaran daring dianggap memberikan solusi agar proses pembelajaran masih tetap bisa dilakukan ditengah pandemic covid-19. Dilatarbelakangi konsep ini, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran daring ini dianggap sebagai sebuah solusi atau justru masalah baru dalam proses pembelajaran. Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak yang terlibat secara langsung dalam proses penerapan pembelajaran daring. Partisipan penelitian ini terdiri atas 60 orang peserta didik, yang merupakan siswa sekolah menengah serta mahasiswa, 20 orang pendidik yang berprofesi sebagai dosen atau guru, serta 20 orang orang tua siswa atau mahasiswa dari berbagai latar belakang sosial yang berbeda. Pemilihan partisipan dilakukan melalui system convenience sampling. Data penelitian diperoleh melalui angket dan wawancara. Setiap kategori partisipan mendapat pertanyaan yang berbeda disesuaikan dengan kebutuhan data yang ingin diperoleh. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum pembelajaran daring ini masih menghadirkan masalah-masalah yang perlu dibenahi secara prinsip. Fasilitas, sarana pendukung, dan factor lain masih harus diperkuat untuk memperlancara proses pembelajaran daring ini. Pembelajaran daring masih berada pada fase transisi sehingga masih banyak penyesuaian yang harus dibenahi. Perlu adanya langkah bertahap dalam memperbaiki semua aspek agar proses pembelajaran daring ini bisa berfungsi secara maksimal.Kata kunci: Pembelajaran daring, Pandemi, Covid-19.","PeriodicalId":212129,"journal":{"name":"Journal Civics & Social Studies","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114246795","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-19DOI: 10.31980/civicos.v4i2.917
Nizar Alam Hamdani
Industri batik di indonesia umumnya merupakan industri kecil menengah yang menjadi sebagian besar pencaharian masyarakat di berbagai daerah di indonesia. sebelum krisis moneter tahun 1997 industri kecil menengah ini sempat mengalami kemajuanyang pesat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji secara teoritis hubungan antar variabel untuk menciptakan daya saing ikm. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan tujuan menemukan landasan teori dalam pendekatan solusi masalah untuk perumusan hipotesis yang bakal diuji dalam penelitian. Hasil dari kajian tersebut adalah pertama kepemimpinan, teknologi, organisasi dan organisasi pembelajaran secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap knowledge management, kepemimpinan, teknologi, organisasi dan organisasi pembelajaran mempunyai hubungan antar variabel, kepemimpinan, teknologi, organisasi dan organisasi pembelajaran berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap inovasi, knowledge management berpengaruh terhadap inovasi, inovasi berpengaruh terhadap daya saing, knowledge management berpegaruh secara simultan dan parsial melalui inovasi terhadap daya saing dan knowledge management berpegaruh secara simultan dan parsial melalui inovasi terhadap daya saingKata Kunci : Daya Saing, Inovasi, IKM Batik, Manajemen Pengetahuan
{"title":"KAJIAN KONSEPTUAL DAYA SAING IKM BATIK DI INDONESIA","authors":"Nizar Alam Hamdani","doi":"10.31980/civicos.v4i2.917","DOIUrl":"https://doi.org/10.31980/civicos.v4i2.917","url":null,"abstract":"Industri batik di indonesia umumnya merupakan industri kecil menengah yang menjadi sebagian besar pencaharian masyarakat di berbagai daerah di indonesia. sebelum krisis moneter tahun 1997 industri kecil menengah ini sempat mengalami kemajuanyang pesat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji secara teoritis hubungan antar variabel untuk menciptakan daya saing ikm. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan tujuan menemukan landasan teori dalam pendekatan solusi masalah untuk perumusan hipotesis yang bakal diuji dalam penelitian. Hasil dari kajian tersebut adalah pertama kepemimpinan, teknologi, organisasi dan organisasi pembelajaran secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap knowledge management, kepemimpinan, teknologi, organisasi dan organisasi pembelajaran mempunyai hubungan antar variabel, kepemimpinan, teknologi, organisasi dan organisasi pembelajaran berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap inovasi, knowledge management berpengaruh terhadap inovasi, inovasi berpengaruh terhadap daya saing, knowledge management berpegaruh secara simultan dan parsial melalui inovasi terhadap daya saing dan knowledge management berpegaruh secara simultan dan parsial melalui inovasi terhadap daya saingKata Kunci : Daya Saing, Inovasi, IKM Batik, Manajemen Pengetahuan","PeriodicalId":212129,"journal":{"name":"Journal Civics & Social Studies","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114422286","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-09DOI: 10.31980/CIVICOS.V4I2.846
Desi Qori'ah, Cecep Hamjah Pansuri
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keunikan yang terkandung dalam batu akik Garutan sebagai salah satu daya tarik pariwisata. Penelitian ini terfokus menelusuri keunikan apa saja yang terkandung dalam batu akik baik secara pisik yaitu bentuk dan warna juga fungsi-sungsi lain selain sebagai aksesoris seperti sebagai alat terapi, pemancar energi tubuh dan hal-hal lain yang diyakini masyarakat. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, sedangkan metode pengumpulan data menggunakan wawancara semi-terstruktur dan dokumentasi. Uji keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan / verifikasi.Kata kunci: Keunikan Batu Akik, Ciri khas Batu akik Garut, Batu Akik Garut
{"title":"KEUNIKAN BATU AKIK GARUT SEBAGAI SALAH SATU DAYA TARIK PARIWISATA DI KABUPATEN GARUT","authors":"Desi Qori'ah, Cecep Hamjah Pansuri","doi":"10.31980/CIVICOS.V4I2.846","DOIUrl":"https://doi.org/10.31980/CIVICOS.V4I2.846","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keunikan yang terkandung dalam batu akik Garutan sebagai salah satu daya tarik pariwisata. Penelitian ini terfokus menelusuri keunikan apa saja yang terkandung dalam batu akik baik secara pisik yaitu bentuk dan warna juga fungsi-sungsi lain selain sebagai aksesoris seperti sebagai alat terapi, pemancar energi tubuh dan hal-hal lain yang diyakini masyarakat. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, sedangkan metode pengumpulan data menggunakan wawancara semi-terstruktur dan dokumentasi. Uji keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan / verifikasi.Kata kunci: Keunikan Batu Akik, Ciri khas Batu akik Garut, Batu Akik Garut","PeriodicalId":212129,"journal":{"name":"Journal Civics & Social Studies","volume":"71 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132300875","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-01-20DOI: 10.31980/2655-7304.v3i2.698
Y. Susanti, Ade Suherman, A. Fauzi
Kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas masih berpusat pada guru atau teacher based learning dan peserta didik kurang aktif, sehingga hasil belajar tidak maksimal sehingga guru dituntut untuk mengupayakan peningkatan hasil belajar dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat. Hasil penelitian penelitian menunjukan bahwa: 1) Terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar peserta didik yang menggunakan Model pembelajaran ARIAS dengan Seting Kooperatif tipe Jigsaw dari pengukuran awal (pretest) ke pengukuran akhir (posttest) dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 58,86 dan pada pengukuran akhir diperoleh nilai rata-rata sebesar 76 sehingga diperoleh selisih sebesar 17,14.; 2) Model pembelajaran ARIAS dengan Seting Kooperatif tipe Jigsaw lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik dibandingkan model pembelajaran konvensional, hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata posttest pada kelas eksperimen sebesar 76 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 72,14 sehingga diperoleh selisih sebesar 3,86.Kata kunci : Hasil belajar, ARIAS, Seting Kooperatif, Jigsaw
{"title":"Model Pembelajaran Arias Dengan Seting Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar","authors":"Y. Susanti, Ade Suherman, A. Fauzi","doi":"10.31980/2655-7304.v3i2.698","DOIUrl":"https://doi.org/10.31980/2655-7304.v3i2.698","url":null,"abstract":"Kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas masih berpusat pada guru atau teacher based learning dan peserta didik kurang aktif, sehingga hasil belajar tidak maksimal sehingga guru dituntut untuk mengupayakan peningkatan hasil belajar dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat. Hasil penelitian penelitian menunjukan bahwa: 1) Terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar peserta didik yang menggunakan Model pembelajaran ARIAS dengan Seting Kooperatif tipe Jigsaw dari pengukuran awal (pretest) ke pengukuran akhir (posttest) dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 58,86 dan pada pengukuran akhir diperoleh nilai rata-rata sebesar 76 sehingga diperoleh selisih sebesar 17,14.; 2) Model pembelajaran ARIAS dengan Seting Kooperatif tipe Jigsaw lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik dibandingkan model pembelajaran konvensional, hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata posttest pada kelas eksperimen sebesar 76 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 72,14 sehingga diperoleh selisih sebesar 3,86.Kata kunci : Hasil belajar, ARIAS, Seting Kooperatif, Jigsaw","PeriodicalId":212129,"journal":{"name":"Journal Civics & Social Studies","volume":"63 5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117227511","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-15DOI: 10.31980/2655-7304.v3i1.587
Nina Nurnaeni
Abstract—Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui kompetensi kepala sekolah, peningkatan kepemimpinan manajerial kepala sekolah, dan strategi peningkatan mutu manajerial kepala sekolah di TK PGRI Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis. Adapun permasalahan dari penelitian ini adalah apakah upaya optimalisasi sarana dan bagaimana kompetensi, peningkatan, serta strategi peningkatan mutu manajerial kepala sekolah di TK PGRI Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis.Subjekyang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 orang guru dan 1 orang kepala sekolah, serta siswa TK PGRI Pamalayan Kecamatan Cijeungjing sebanyak 30 orang siswa. Berdasarkan hasil penelitiandanpelaksanaan siklus1,dan siklus2 maka diketahui bahwa pengamatan strategi peningkatan mutu pendidikan TK PGRI Pamalayan melalui analisis SWOT menunjukan hasil yang positif yaitu memiliki sudah memiliki sumber daya manusia yang baik dengan budaya kerja yang tinggi, sehingga dapat mendukung proses peningkatan mutu pembelajaran. selain itu pengembangan diri bagi siswa yang diberikan dalam bentuk bimbingan konseling dan club pengembangan diri sudah berjalan dengan aktif. Dalam hal perangkat pembelajaran, sebagian besar guru sudah memiliki kemampuan membuat, mengelola dan memanfaatkan administrasi kegiatan belajar mengajar, sedangkan dalam pembelajaran guru sudah mulai terbiasa aktif menggunakan media pembelajaran, sehingga membantu dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Berdasarkan hasil supervisi kunjungan kelas peneliti nilai terdapat peningkatan, siklus I pertemuan 1 hasil supervisi sebesar63,35(cukup), siklus I pertemuan 2 78,09(baik), siklus II pertemuan 1 87,14 (baik), dan siklus II pertemuan 2 100 ( baik sekali). Sedangkan berdasarkan hasil pengamatan instrumen supervisi administrasi KBM maka diperoleh hasil di siklus I pertemuan 1 rata-rata keseluruhan guru mencapai 71,46 (baik), siklus I pertemuan 2 75 (baik), siklus II pertemuan 1 79,05 (baik), siklus II pertemuan 2 82,07 (baik sekali). Untuk hasil pengamatn pelaksanaan pembelajaran menunjukan adanya peningkatan yang signifikan, siklus I pertemuan 1 rata-rata keseluruhan guru mencapai 3,00 (kurang), siklus I pertemuan 2 3,75 (kurang), siklus II pertemuan 1 4,04 (baik), dan siklus II pertemuan 2 4,38 (baik). Sedangkan untuk hasil pengamatn pembelajaran guru menunjukan adanya peningkatan di setiap siklusnya, siklus I pertemuan 1 dalam proses pembelajaran mempunyai prosentase yang menyatakan ya sebesar 52,38%, siklus I pertemuan 2 63,10%, siklus II pertemuan 1 70,24%, dan siklus II pertemuan 2 89,29%. Kata Kunci— Strategi Peningkatan, Mutu Manajerial, Kepala Sekolah.
{"title":"Strategi Peningkatan Mutu Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran Di TK PGRI Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis","authors":"Nina Nurnaeni","doi":"10.31980/2655-7304.v3i1.587","DOIUrl":"https://doi.org/10.31980/2655-7304.v3i1.587","url":null,"abstract":"Abstract—Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui kompetensi kepala sekolah, peningkatan kepemimpinan manajerial kepala sekolah, dan strategi peningkatan mutu manajerial kepala sekolah di TK PGRI Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis. Adapun permasalahan dari penelitian ini adalah apakah upaya optimalisasi sarana dan bagaimana kompetensi, peningkatan, serta strategi peningkatan mutu manajerial kepala sekolah di TK PGRI Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis.Subjekyang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 orang guru dan 1 orang kepala sekolah, serta siswa TK PGRI Pamalayan Kecamatan Cijeungjing sebanyak 30 orang siswa. Berdasarkan hasil penelitiandanpelaksanaan siklus1,dan siklus2 maka diketahui bahwa pengamatan strategi peningkatan mutu pendidikan TK PGRI Pamalayan melalui analisis SWOT menunjukan hasil yang positif yaitu memiliki sudah memiliki sumber daya manusia yang baik dengan budaya kerja yang tinggi, sehingga dapat mendukung proses peningkatan mutu pembelajaran. selain itu pengembangan diri bagi siswa yang diberikan dalam bentuk bimbingan konseling dan club pengembangan diri sudah berjalan dengan aktif. Dalam hal perangkat pembelajaran, sebagian besar guru sudah memiliki kemampuan membuat, mengelola dan memanfaatkan administrasi kegiatan belajar mengajar, sedangkan dalam pembelajaran guru sudah mulai terbiasa aktif menggunakan media pembelajaran, sehingga membantu dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Berdasarkan hasil supervisi kunjungan kelas peneliti nilai terdapat peningkatan, siklus I pertemuan 1 hasil supervisi sebesar63,35(cukup), siklus I pertemuan 2 78,09(baik), siklus II pertemuan 1 87,14 (baik), dan siklus II pertemuan 2 100 ( baik sekali). Sedangkan berdasarkan hasil pengamatan instrumen supervisi administrasi KBM maka diperoleh hasil di siklus I pertemuan 1 rata-rata keseluruhan guru mencapai 71,46 (baik), siklus I pertemuan 2 75 (baik), siklus II pertemuan 1 79,05 (baik), siklus II pertemuan 2 82,07 (baik sekali). Untuk hasil pengamatn pelaksanaan pembelajaran menunjukan adanya peningkatan yang signifikan, siklus I pertemuan 1 rata-rata keseluruhan guru mencapai 3,00 (kurang), siklus I pertemuan 2 3,75 (kurang), siklus II pertemuan 1 4,04 (baik), dan siklus II pertemuan 2 4,38 (baik). Sedangkan untuk hasil pengamatn pembelajaran guru menunjukan adanya peningkatan di setiap siklusnya, siklus I pertemuan 1 dalam proses pembelajaran mempunyai prosentase yang menyatakan ya sebesar 52,38%, siklus I pertemuan 2 63,10%, siklus II pertemuan 1 70,24%, dan siklus II pertemuan 2 89,29%. Kata Kunci— Strategi Peningkatan, Mutu Manajerial, Kepala Sekolah.","PeriodicalId":212129,"journal":{"name":"Journal Civics & Social Studies","volume":"77 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132948840","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-15DOI: 10.31980/2655-7304.V3I1.586
Mulyani
Abstract—Bilangan loncat adalah salah satu bagian dari pembelajaran matematika tentang bilangan. Siswa kelas 1 SD Negeri Manggarai 17 Pagi Kecamatan Tebet Jakarta Selatan mengalami kesulitan dalam mengurutkan bilangan loncat tersebut baik secara berurut maju maupun secara berurut mundur apalagi dalam menentukan angka di posisi-posisi tertentu, hal ini terlihat dari contoh salah satu hasil ulangan siswa yang memperoleh nilai kurang memuaskan, sehingga perlu adanya penelitian untuk mengetahui latarbelakang masalahnya dan mencari strategi atau cara untuk mencari solusi yang terbaik agar konsep bilangan loncat mudah dipahami oleh siswa. Tujuan diadakan penelitian ini adalah pertama, untuk mengetahui aktivitas siswa dalam meningkatkan pemahaman mengurutkan bilangan secara loncat dengan menggunakan garis bilangan, kedua untuk mengetahui penerapan garis bilangan dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep bilangan loncat. Metode penelitian ini menggunakan. model Penelitian Tindakan Kelas yang menggunakan sistem spiral yang terdiri dari dua siklus. Tiap siklus dimulai dari rencana (planning), kemudian tindakan (acting), dilanjutkan dengan observasi (observing) dari tindakan yang telah dilakukan, dan yang terakhir adalah refleksi (reflecting). Setiap tahapan tersebut berfungsi saling menguraikan karena pada masing-masing tahapan meliputi proses penyempurnaan yang harus dilaksanakan secara terus menerus sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan. Ternyata penerapan garis bilangan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam memahami bilangan loncat, hal ini terlihat dari peningkatan nilai rata-rata kelas ataupun nilai rata-rata kelompok dalam menyelesaikan evaluasi pada setiap akhir siklus dan penerapan garis bilangan dapat direkomendasikan untuk bahasan lain yang masih relevan dan efektif sekalipun dalam situasi dan kondisi yang berbeda. Kata Kunci— Pemahaman, BilanganLoncat, dan GarisBilangan.
{"title":"Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Konsep Bilangan Loncat Dengan Menerapkan Garis Bilangan","authors":"Mulyani","doi":"10.31980/2655-7304.V3I1.586","DOIUrl":"https://doi.org/10.31980/2655-7304.V3I1.586","url":null,"abstract":"Abstract—Bilangan loncat adalah salah satu bagian dari pembelajaran matematika tentang bilangan. Siswa kelas 1 SD Negeri Manggarai 17 Pagi Kecamatan Tebet Jakarta Selatan mengalami kesulitan dalam mengurutkan bilangan loncat tersebut baik secara berurut maju maupun secara berurut mundur apalagi dalam menentukan angka di posisi-posisi tertentu, hal ini terlihat dari contoh salah satu hasil ulangan siswa yang memperoleh nilai kurang memuaskan, sehingga perlu adanya penelitian untuk mengetahui latarbelakang masalahnya dan mencari strategi atau cara untuk mencari solusi yang terbaik agar konsep bilangan loncat mudah dipahami oleh siswa. Tujuan diadakan penelitian ini adalah pertama, untuk mengetahui aktivitas siswa dalam meningkatkan pemahaman mengurutkan bilangan secara loncat dengan menggunakan garis bilangan, kedua untuk mengetahui penerapan garis bilangan dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep bilangan loncat. Metode penelitian ini menggunakan. model Penelitian Tindakan Kelas yang menggunakan sistem spiral yang terdiri dari dua siklus. Tiap siklus dimulai dari rencana (planning), kemudian tindakan (acting), dilanjutkan dengan observasi (observing) dari tindakan yang telah dilakukan, dan yang terakhir adalah refleksi (reflecting). Setiap tahapan tersebut berfungsi saling menguraikan karena pada masing-masing tahapan meliputi proses penyempurnaan yang harus dilaksanakan secara terus menerus sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan. Ternyata penerapan garis bilangan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam memahami bilangan loncat, hal ini terlihat dari peningkatan nilai rata-rata kelas ataupun nilai rata-rata kelompok dalam menyelesaikan evaluasi pada setiap akhir siklus dan penerapan garis bilangan dapat direkomendasikan untuk bahasan lain yang masih relevan dan efektif sekalipun dalam situasi dan kondisi yang berbeda. Kata Kunci— Pemahaman, BilanganLoncat, dan GarisBilangan.","PeriodicalId":212129,"journal":{"name":"Journal Civics & Social Studies","volume":"150 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123228444","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-15DOI: 10.31980/2655-7304.v3i1.589
Budi Ahmad Mashur
Abstract—Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan kurikulum pelatihan yang tepat yang dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar IPA agar dapat memahami PTK. Berangkat dari permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam mengajar mata pelajaran IPA SMA Negeri 1 Bayah Provinsi Banten, yang sampai penelitian ini dilaksanakan belum mempunyai kemampuan untuk melaksanakan PTK di kelas, hal ini disebabkan antara lain karena kurangnya pemahaman guru-guru tersebut terhadap PTK, maka peneliti mencoba mengembangkan suatu desain kurikulum pelatihan yang bias mengatasi permasalahan di ata smelalui penelitian ini. Sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai, metode penelitian yang dipakai adalah Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development Method), yang diawali dengan studi pendahuluan untuk mengetahui pola kurikulum pelatihan yang dipakai oleh lembaga penyelenggara pelatihan dan studi pustaka untuk mengkaji teori-teori yang berkaitan dengan kurikulum pelatihan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan ditemukan, kondisi kurikulum pelatihan yang dihasilkan saat ini belum efektif karena hasil yang diharapkan belum mencapai tujuan secara maksimal, hal ini disebabkan karena kurikulum pelatihan yang dikembangkan selama ini tidak melalui perencanaan yang matang. Temuan ini digunakan sebagai dasar pengembangan kurikulum pelatihan untuk meningkatkan pemahaman guru tentang PTK. Berdasarkan hasil pre tes dan post tes, menunjukan adanya peningkatan dan perbaikan di setiap siklusnya. Siklus I Pertemuan 1 rata-rata pos tes sebesar 53,75, Siklus I Pertemuan 2 sebesar 63,75, Siklus II Pertemuan 1 meningkat menjadi 65,00 dan di Siklus II Pertemuan 2 rata-rata menngkat kembali menjadi 70,00. Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum pelatihan PTK yang dikembangkan mampu meningkatkan pemahaman guru tentang PTK, selain dapat meningkatkan pemahaman guru, kurikulum pelatihan yang dikembangkan juga efektif. Pelaksanaan kurikulum pelatihan tidak terlepas dari faktor-faktor pendukung dan penghambat, adapun factor pendukungnya yaitu factor pengelolaan dan factor kesesuaian kurikulum pelatihan dengan program kerja lembaga penyelenggara pelatihan, sedangkan factor penghambatnya yaitu kemampuan fasilitator dalam mengelola pembelajaran dan sarana/prasarana. Berdasarkan pada hasil penelitian yang didapatkan, maka diharapkan kepada lembaga yang bertanggungjawab (gugus Sekolah sebagai tempat kelompok penyelenggara) terhadap penyelenggaran pembinaan dan peningkatan mutu pendidik dan pendidikan hendaknya mengevaluasi secara berkala kurikulum pelatihan yang selama ini digunakan dan dilaksanakan. Evaluasi ini untuk kepentingan perbaikan dan pengembangan kurikulum yang efektif dan efisien. Kata Kunci— Kurikulum Pelatihan, Pemahaman Guru dan PTK
摘要——本研究旨在培养一种适当的培训课程,以提高教师在科学教学中的能力,以便更好地理解PTK。离开老师在教学中所面临的问题,科学高中科目1 Bayah万丹省,直到这项研究的国家没有能力履行执行PTK在课堂上,这是因为包括由于缺乏理解老师对PTK的培训课程设计,那么研究人员一直在努力开发一种能解决这项研究在ata smelalui偏差。与目标一致,采用的研究方法是研究与开发方法(Research and Development Method),该方法从前期研究开始,了解培训机构使用的培训课程模式,并对与培训课程相关的理论进行库研究。根据初步研究的结果,目前的培训课程状况并不有效,因为预期的结果还没有达到最大的目标,这是因为目前开发的培训课程还没有经过仔细的计划。这一发现被用作培训课程发展的基础,以提高教师对PTK的理解。根据测试前和后测结果,每个周期都有改善。我的周期1平均监测点为53.75,我的周期为63.75,第二次会议周期为65.00,第二次会议周期平均为70.00。这表明,开发的PTK培训课程不仅可以增加教师对PTK的理解,而且可以提高教师的理解,开发的培训课程也是有效的。培训课程的实施不排除支持因素和障碍,而其支持者的因素、管理因素和因素与培训机构的工作计划相协调,而抑制因素则是主持人在管理学习和工具/基础设施方面的能力。根据所获得的研究结果,应定期评估正在使用和实施的培训课程(学校作为主办单位)。此评估符合有效和有效的课程改进和发展的利益。关键词——培训课程、教师理解和PTK
{"title":"Pengembangan Kurikulum Pelatihan Untuk Meningkatkan Pemahaman Guru Tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK)","authors":"Budi Ahmad Mashur","doi":"10.31980/2655-7304.v3i1.589","DOIUrl":"https://doi.org/10.31980/2655-7304.v3i1.589","url":null,"abstract":"Abstract—Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan kurikulum pelatihan yang tepat yang dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar IPA agar dapat memahami PTK. Berangkat dari permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam mengajar mata pelajaran IPA SMA Negeri 1 Bayah Provinsi Banten, yang sampai penelitian ini dilaksanakan belum mempunyai kemampuan untuk melaksanakan PTK di kelas, hal ini disebabkan antara lain karena kurangnya pemahaman guru-guru tersebut terhadap PTK, maka peneliti mencoba mengembangkan suatu desain kurikulum pelatihan yang bias mengatasi permasalahan di ata smelalui penelitian ini. Sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai, metode penelitian yang dipakai adalah Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development Method), yang diawali dengan studi pendahuluan untuk mengetahui pola kurikulum pelatihan yang dipakai oleh lembaga penyelenggara pelatihan dan studi pustaka untuk mengkaji teori-teori yang berkaitan dengan kurikulum pelatihan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan ditemukan, kondisi kurikulum pelatihan yang dihasilkan saat ini belum efektif karena hasil yang diharapkan belum mencapai tujuan secara maksimal, hal ini disebabkan karena kurikulum pelatihan yang dikembangkan selama ini tidak melalui perencanaan yang matang. Temuan ini digunakan sebagai dasar pengembangan kurikulum pelatihan untuk meningkatkan pemahaman guru tentang PTK. Berdasarkan hasil pre tes dan post tes, menunjukan adanya peningkatan dan perbaikan di setiap siklusnya. Siklus I Pertemuan 1 rata-rata pos tes sebesar 53,75, Siklus I Pertemuan 2 sebesar 63,75, Siklus II Pertemuan 1 meningkat menjadi 65,00 dan di Siklus II Pertemuan 2 rata-rata menngkat kembali menjadi 70,00. Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum pelatihan PTK yang dikembangkan mampu meningkatkan pemahaman guru tentang PTK, selain dapat meningkatkan pemahaman guru, kurikulum pelatihan yang dikembangkan juga efektif. Pelaksanaan kurikulum pelatihan tidak terlepas dari faktor-faktor pendukung dan penghambat, adapun factor pendukungnya yaitu factor pengelolaan dan factor kesesuaian kurikulum pelatihan dengan program kerja lembaga penyelenggara pelatihan, sedangkan factor penghambatnya yaitu kemampuan fasilitator dalam mengelola pembelajaran dan sarana/prasarana. Berdasarkan pada hasil penelitian yang didapatkan, maka diharapkan kepada lembaga yang bertanggungjawab (gugus Sekolah sebagai tempat kelompok penyelenggara) terhadap penyelenggaran pembinaan dan peningkatan mutu pendidik dan pendidikan hendaknya mengevaluasi secara berkala kurikulum pelatihan yang selama ini digunakan dan dilaksanakan. Evaluasi ini untuk kepentingan perbaikan dan pengembangan kurikulum yang efektif dan efisien. Kata Kunci— Kurikulum Pelatihan, Pemahaman Guru dan PTK","PeriodicalId":212129,"journal":{"name":"Journal Civics & Social Studies","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122892526","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-15DOI: 10.31980/2655-7304.V3I1.590
Reza Gunawan, Tetep
ABSTRAK_Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan media film dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 6 Garut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode True Experimental. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah dengan Tes, wawancara, observasi, dan angket. Berdasarkan hasil penyebaran angket penelitian ini mengungkapkan bahwa: 1.Motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebelum digunakan media film di kelas X SMA Negeri 6 Garut tergolong dalam kategori sangat rendah. 2.Motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sesudah digunakan media film di kelas X SMA Negeri 6 Garut tergolong dalam kategori sangat baik. 3.Media film memiliki peranan yang positif dan signifikan dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas X SMA Negeri 6 Garut berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi dan uji gain ternormalisasi hasil koefisien korelasi yaitu sebesar 32,9% dan sisanya sebesar 67,1% dipengaruhi oleh variabel lain. Kata kunci: Media Pembelajaran Film, Motivasi Belajar, Mata Pelajaran PKn.
{"title":"Penggunaan Media Film Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan","authors":"Reza Gunawan, Tetep","doi":"10.31980/2655-7304.V3I1.590","DOIUrl":"https://doi.org/10.31980/2655-7304.V3I1.590","url":null,"abstract":"ABSTRAK_Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan media film dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 6 Garut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode True Experimental. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah dengan Tes, wawancara, observasi, dan angket. Berdasarkan hasil penyebaran angket penelitian ini mengungkapkan bahwa: 1.Motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebelum digunakan media film di kelas X SMA Negeri 6 Garut tergolong dalam kategori sangat rendah. 2.Motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sesudah digunakan media film di kelas X SMA Negeri 6 Garut tergolong dalam kategori sangat baik. 3.Media film memiliki peranan yang positif dan signifikan dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas X SMA Negeri 6 Garut berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi dan uji gain ternormalisasi hasil koefisien korelasi yaitu sebesar 32,9% dan sisanya sebesar 67,1% dipengaruhi oleh variabel lain. Kata kunci: Media Pembelajaran Film, Motivasi Belajar, Mata Pelajaran PKn.","PeriodicalId":212129,"journal":{"name":"Journal Civics & Social Studies","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132985775","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-15DOI: 10.31980/2655-7304.v3i1.591
Rima Rama Putri, Jamilah
ABSTRAK-Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan akan sekitar individu itu berada. Didalam pendidikan terdapat pola-pola yang dibentuk untuk menciptakan hubungan sosial yang berupa hubungan timbal balik antara peserta didik dan guru, yaitu proses diantara pendidik memberi informasi kepada peserta didik, dan sebaliknya seorang pendidik juga bisa memberikan informasi dari peserta didiknya yang terjadi dalam proses pembelajaran. Peranan guru menjadi sangat penting, khususnya guru PKn berperan sebagai pembimbing, pendidik, mengarahkan, serta membentuk moral, sikap dan perilaku peserta didik menjadi disiplin belajar. Dengan adanya pola pembimbingan guru yang baik dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kedisiplinan belajar peserta didik. Berdasarkan hal itu, penelitian ini akan menjawab “Bagaimana bentuk pola bimbingan guru dalam meningkatkan kedisiplinan belajar peserta didik ?”. Tujuan penelitian ini adalah: (1) ingin mengetahui pola bimbingan guru terhadap kedisiplinan belajar peserta didik kelas VII di SMP Negeri 3 Garut. (2) ingin mengetahui perubahan perilaku yang terjadi setelah memperoleh pola pembimbingan menyangkut kedisiplinan belajar pada peserta didik kelas VII di SMP Negeri 3 Garut. (3) ingin mengetahui hambatan apa yang dihadapi oleh guru dalam meningkatkan kedisiplinan belajar peserta didik kelas VII di SMP Negeri 3 Garut. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Garut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik-teknik pengumpulan data antara lain: observasi langsung, angket, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik SMP Negeri 3 Garut Kabupaten Garut sebanyak 350 orang dan dua orang guru PKn. Jumlah total sampel 72 orang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pola pembimbingan guru dalam meningkatkan kedisiplinan belajar peserta didik di SMP Negeri 3 Garut dikategorikan tinggi (87%). Pola pembimbingan guru PKn mempunyai peranan yang sangat besar terhadap peningkatan kedisiplinan belajar peserta didik di SMP Negeri 3 Garut Kabupaten Garut. Kata kunci: Pola Pembimbingan Guru PKn, Kedisiplinan Belajar
教育是一个改变学习者行为的过程,使他们能够自力更生,成为病房里的一员。在教育中,我们的模式是建立起学习者和教师之间相互联系的社会关系,也就是教育工作者向学习者提供信息的过程,反过来,教育工作者也可以从学习者那里提供学习过程中发生的信息。教师的角色变得非常重要,尤其是PKn教师扮演顾问、教育工作者、指导,以及将学习者的道德、态度和行为塑造成一门学科。在学习过程中有良好的教师教学模式可以提高学习者学习的纪律。基于此,本研究将回答“如何塑造教师的教学模式,以加强学习者的学习纪律?”本研究的目的如下:(1)想了解七年级学习者学习模式的教师指导模式,该模式是在SMP Negeri 3 Garut。(2)想了解在获得中国SMP 3 Garut七班学习者的学习模式后发生的行为变化。(3)想知道教师在改善美国SMP 3 Garut七班学习者学习纪律方面面临的障碍。这项研究是在SMP Negeri 3 Garut进行的。本研究采用的方法是一种描述性的方法,其技术包括直接观察、预算、采访、文档和文献研究。这项研究的人口是公立中学的学生,有350名抓举区抓拍区和两名PKn教师。样本总数为72人。本研究的结论是,教师教师在改善公立小学3级学习者学习纪律方面的指导模式为高分类(87%)。PKn教师辅导模式在公立中学3抓斗区培养学习者纪律方面发挥了重要作用。关键词:公民教师教学模式,学习纪律
{"title":"Pola Pembimbingan Guru PKN Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Peserta Didik","authors":"Rima Rama Putri, Jamilah","doi":"10.31980/2655-7304.v3i1.591","DOIUrl":"https://doi.org/10.31980/2655-7304.v3i1.591","url":null,"abstract":"ABSTRAK-Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan akan sekitar individu itu berada. Didalam pendidikan terdapat pola-pola yang dibentuk untuk menciptakan hubungan sosial yang berupa hubungan timbal balik antara peserta didik dan guru, yaitu proses diantara pendidik memberi informasi kepada peserta didik, dan sebaliknya seorang pendidik juga bisa memberikan informasi dari peserta didiknya yang terjadi dalam proses pembelajaran. Peranan guru menjadi sangat penting, khususnya guru PKn berperan sebagai pembimbing, pendidik, mengarahkan, serta membentuk moral, sikap dan perilaku peserta didik menjadi disiplin belajar. Dengan adanya pola pembimbingan guru yang baik dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kedisiplinan belajar peserta didik. Berdasarkan hal itu, penelitian ini akan menjawab “Bagaimana bentuk pola bimbingan guru dalam meningkatkan kedisiplinan belajar peserta didik ?”. Tujuan penelitian ini adalah: (1) ingin mengetahui pola bimbingan guru terhadap kedisiplinan belajar peserta didik kelas VII di SMP Negeri 3 Garut. (2) ingin mengetahui perubahan perilaku yang terjadi setelah memperoleh pola pembimbingan menyangkut kedisiplinan belajar pada peserta didik kelas VII di SMP Negeri 3 Garut. (3) ingin mengetahui hambatan apa yang dihadapi oleh guru dalam meningkatkan kedisiplinan belajar peserta didik kelas VII di SMP Negeri 3 Garut. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Garut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik-teknik pengumpulan data antara lain: observasi langsung, angket, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik SMP Negeri 3 Garut Kabupaten Garut sebanyak 350 orang dan dua orang guru PKn. Jumlah total sampel 72 orang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pola pembimbingan guru dalam meningkatkan kedisiplinan belajar peserta didik di SMP Negeri 3 Garut dikategorikan tinggi (87%). Pola pembimbingan guru PKn mempunyai peranan yang sangat besar terhadap peningkatan kedisiplinan belajar peserta didik di SMP Negeri 3 Garut Kabupaten Garut. Kata kunci: Pola Pembimbingan Guru PKn, Kedisiplinan Belajar","PeriodicalId":212129,"journal":{"name":"Journal Civics & Social Studies","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131525003","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-15DOI: 10.31980/2655-7304.v3i1.588
Ipit Hapipah
Abstract—Latar belakang dari penelitian ini adalah dari adanya fakta di lapangan yang sering dijumpai di sekolah adalah kurang disiplinnya guru, terutama masalah disiplin guru dalam menyusun rencana pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu perlu adanya penelitian agar dapat mengatasi hal tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah disiplin guru dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan Reward and Punishment, dan bagaimana upaya meningkatkan disiplin guru dalam pembelajaran dengan melalui penerapan Reward and Punishment di TK Tunas Mekar 1. Penelitian ini dilakukan di TK Tunas Mekar 1 Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis, dengan subjek penelitian adalah 1 orang kepala sekolah dan 2 orang guru, serta siswa yang berjumlah 40 orang. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Hasil penelitian menunjukan penerapan Reward and Punishment sangat baik untuk memotivasi guru dalam melaksanakan kewajibannya, hal ini dapat dilihat dari kualitas bahan ajar yang dibuat oleh guru-guru pada siklus I pertemuan 1 rata-rata mencapai 61,56 (Cukup), siklus I pertemuan 2 69,69 (cukup), siklus II pertemuan 1 77,19 (baik), dan siklus II pertemuan 2 89,38 (sangatbaik). Melalui Reward and Punishment tampak guru termotivasi untuk belajar dan berkomunikasi dengan Kepala Sekolah serta rekan-rekan guru lainnya untuk meminta pendapat dan saran mengenai bahan ajar yang telah dibuatnya. Hasil pengamatan supervise kunjungan kelas menunjukan peningkatan yang baik, siklus I pertemuan 1 rata-rata 52,00, siklus I pertemuan 2 68,61, siklus II pertemuan 1 78,47, dan siklus II pertemuan 2 85,56. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran guru dalam proses KBM menunjukan adanya peningkatan prosentase yang signifikan, dimana untuk yang melaksanakan aspek-aspek pembelajaran di siklus I pertemuan 1 sebanyak 48,12%, siklus I pertemuan 2 56,40%, siklus II pertemuan 1 68,90%, dan pada siklus II pertemuan 2 menunjukan hasil yang baikya itu meningkat menjadi 80,23. Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran menunjukan adanya peningkatan prosentase yang signifikan, siklus I pertemuan 1 sebanyak 62,08%, siklus I pertemuan 2 70,42% , siklus II pertemuan 1 77,08%, dan pada siklus II pertemuan 2 85,42%. Untuk hasil tes belajar siswa menujukan adanya peningkatan, siklus I pertemuan 1 rata-rata 61,88, siklus I pertemuan 2 66,88, siklus II pertemuan 1 75,13, dan siklus II pertemuan 2 81,63. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, sudah menjadi tugas seorang Kepala Sekolah untuk memotivasi guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran demi menjaga mutu sekolah yang baik sehingga akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas. Kata Kunci— Disiplin Guru, Hasil Belajar, Reward, Punishment.
{"title":"Upaya Meningkatkan Disiplin Guru Dalam Proses Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Reward And Punishment Di TK Tunas Mekar 1","authors":"Ipit Hapipah","doi":"10.31980/2655-7304.v3i1.588","DOIUrl":"https://doi.org/10.31980/2655-7304.v3i1.588","url":null,"abstract":"Abstract—Latar belakang dari penelitian ini adalah dari adanya fakta di lapangan yang sering dijumpai di sekolah adalah kurang disiplinnya guru, terutama masalah disiplin guru dalam menyusun rencana pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu perlu adanya penelitian agar dapat mengatasi hal tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah disiplin guru dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan Reward and Punishment, dan bagaimana upaya meningkatkan disiplin guru dalam pembelajaran dengan melalui penerapan Reward and Punishment di TK Tunas Mekar 1. Penelitian ini dilakukan di TK Tunas Mekar 1 Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis, dengan subjek penelitian adalah 1 orang kepala sekolah dan 2 orang guru, serta siswa yang berjumlah 40 orang. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Hasil penelitian menunjukan penerapan Reward and Punishment sangat baik untuk memotivasi guru dalam melaksanakan kewajibannya, hal ini dapat dilihat dari kualitas bahan ajar yang dibuat oleh guru-guru pada siklus I pertemuan 1 rata-rata mencapai 61,56 (Cukup), siklus I pertemuan 2 69,69 (cukup), siklus II pertemuan 1 77,19 (baik), dan siklus II pertemuan 2 89,38 (sangatbaik). Melalui Reward and Punishment tampak guru termotivasi untuk belajar dan berkomunikasi dengan Kepala Sekolah serta rekan-rekan guru lainnya untuk meminta pendapat dan saran mengenai bahan ajar yang telah dibuatnya. Hasil pengamatan supervise kunjungan kelas menunjukan peningkatan yang baik, siklus I pertemuan 1 rata-rata 52,00, siklus I pertemuan 2 68,61, siklus II pertemuan 1 78,47, dan siklus II pertemuan 2 85,56. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran guru dalam proses KBM menunjukan adanya peningkatan prosentase yang signifikan, dimana untuk yang melaksanakan aspek-aspek pembelajaran di siklus I pertemuan 1 sebanyak 48,12%, siklus I pertemuan 2 56,40%, siklus II pertemuan 1 68,90%, dan pada siklus II pertemuan 2 menunjukan hasil yang baikya itu meningkat menjadi 80,23. Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran menunjukan adanya peningkatan prosentase yang signifikan, siklus I pertemuan 1 sebanyak 62,08%, siklus I pertemuan 2 70,42% , siklus II pertemuan 1 77,08%, dan pada siklus II pertemuan 2 85,42%. Untuk hasil tes belajar siswa menujukan adanya peningkatan, siklus I pertemuan 1 rata-rata 61,88, siklus I pertemuan 2 66,88, siklus II pertemuan 1 75,13, dan siklus II pertemuan 2 81,63. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, sudah menjadi tugas seorang Kepala Sekolah untuk memotivasi guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran demi menjaga mutu sekolah yang baik sehingga akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas. Kata Kunci— Disiplin Guru, Hasil Belajar, Reward, Punishment.","PeriodicalId":212129,"journal":{"name":"Journal Civics & Social Studies","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128858930","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}