Haruna Haruna, Lahming Lahming, Faizal Amir, Ahmad Rifqi Asrib
ABSTRACT. This study aims: to describe the composition and behavior of exhaust gases of motorized vehicles that can have an impact on human health. Based on the results of a theoretical study of various information that the main pollutants in motor vehicle exhaust gases are carbon monoxide (CO), hindrocarbon compounds, nitrogen oxides (NOx) and sulfur (SOx), and dust particulates including lead (PB). Chemical reactions in the atmosphere sometimes take place in a long and complex reaction chain, and produce an end product that can be more active or weaker than the original compound. Motor vehicle exhaust gases which have an impact on health are classified as follows; (1). Pollutants which mainly interfere with the respiratory tract. Included in this group are sulfur oxides, particulates, nitrogen oxides, ozone and other oxides, (2). Pollutants that cause systemic poisons, such as monoxide and lead / lead hydrocarbons, (3). Pollutants suspected of causing cancer such as hydrocarbons, (4). Conditions that interfere with comfort such as noise, street dust, etc. So the conclusion is that in anticipating the negative impacts caused by motor vehicle exhaust gases, the role of the government in setting several regulations and policies in the environmental field is needed, where every business or activity is prohibited from violating the quality standards and standard criteria of environmental damage set by government. ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan: menguraikan tentang komposisi dan perilaku gas buangan kendaraan bermotor yang dapat berdampak pada kesehatan manusia. Berdasarkan hasil kajian teori dari berbagai informasi bahwa bahan pencemar yang utama didalam gas buangan kendaraan bermotor adalah karbon monoksida (CO), senyawa hindrokarbon, oksida nitrogen (NOx) dan sulfur (SOx), dan partikulat debu termasuk timbel (PB). Reaksi kimia di atmosfer kadangkala berlangsung dalam suatu rantai reaksi yang panjang dan rumit, dan menghasilkan produk akhir yang dapat lebih aktif atau lebih lemah dibandingkan senyawa aslinya. Gas buang kendaraan bermotor yang berdampak pada kesehatan digolongkan sebagai berikut; (1). Bahan – bahan pencemar yang terutama mengganggu saluran pernafasan. Yang termasuk dalam golongan ini adalah oksida sulfur, partikulat, oksida nitrogen, ozon dan oksida lainnya, (2). Bahan– bahan pencemar yang menimbulkan pengaruh racun sistemik, seperti hidrokarbon monoksida dan timbel/timah hitam, (3).Bahan-bahan pencemar yang dicurigai menimbulkan kanker seperti hidrokarbon, (4). Kondisi yang mengganggu kenyamanan seperti kebisingan, debu jalanan, dll. Sehingga kesimpulannya bahwa dalam mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan oleh gas buangan kendaraan bermotor, maka peran pemerintah dalam menetapkan beberapa peraturan dan kebijaksanaan di bidang lingkungan hidup sangat dibutuhkan, dimana setiap usaha atau kegiatan dilarang melanggar baku mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
摘要本研究的目的是:描述机动车废气的组成和行为,可以对人体健康产生影响。根据各种资料的理论研究结果,机动车尾气中的主要污染物是一氧化碳(CO)、碳氢化合物、氮氧化物(NOx)和硫(SOx)以及铅(PB)等粉尘颗粒。大气中的化学反应有时发生在一个长而复杂的反应链中,产生的最终产物可能比原始化合物更活跃,也可能更弱。对健康有影响的机动车废气分类如下:(1)主要干扰呼吸道的污染物。这一组包括硫氧化物,微粒,氮氧化物,臭氧和其他氧化物,(2)。引起全身中毒的污染物,如一氧化碳和铅/铅碳氢化合物,(3)。怀疑导致癌症的污染物,如碳氢化合物,(4)。干扰舒适的条件,如噪音,街道灰尘等。因此,结论是,在预测机动车尾气造成的负面影响时,需要政府在环境领域制定一些法规和政策,禁止任何企业或活动违反政府制定的质量标准和环境损害标准。ABSTRAK。Penelitian ini bertujuan: menguraikan tentang komposisi dan pereraku gas buangan kendaraan berdampak pkesehatania。Berdasarkan hasil kajian teori dari berbagai informasi bahwa bahan pencemar yang utama didalam gas buangan kendaraan bermotor adalah碳单质(CO), senyawa碳氢化合物,oksida氮(NOx)和硫(SOx), dan particulate debu termasuk timbel (PB)。空气质量:空气质量:空气质量:空气质量:空气质量:空气质量:空气质量:空气质量:空气质量:空气质量:空气质量:空气质量:空气质量天然气工业,天然气工业,天然气工业,天然气工业,天然气工业;(1).巴汉-巴汉pencemar yang terutama mengganggu saluran pernafasan。杨termasuk dalam golongan ini adalah oksida硫,颗粒,oksida氮,臭氧,dan oksida lainnya,(2).巴汉-巴汉铅笔,Yang menimbulkan pengaruh racun sistemik, seperti hidrocarbon monoksida dan timbel/timah hitam,(3).巴汉-巴汉铅笔,Yang dicurigai menimbulkan kanker seperti hidrocarbon, (4). Kondisi Yang mengganggu kenyamanan seperti kebisingan, debu jalanan, 4。sehinga kespulpulannya bahwa dalam mengantisipasi danpak阴性yang ditimbulkan oleh gas buangan kendaraan berir, maka peran peremintah dalam menetapkan beberapa peraturan an kebijaksanaan and dibutuhkan, dimana setiap usha atau kegiatan dilarang melanggar baku mutu and kriteria baku kerusakan lingkungan hidup yang telah dietapkan oleh peremintah。
{"title":"Pencemaran Udara Akibat Gas Buang Kendaraan Bermotor Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan","authors":"Haruna Haruna, Lahming Lahming, Faizal Amir, Ahmad Rifqi Asrib","doi":"10.26858/uej.v2i2.10092","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/uej.v2i2.10092","url":null,"abstract":"ABSTRACT. This study aims: to describe the composition and behavior of exhaust gases of motorized vehicles that can have an impact on human health. Based on the results of a theoretical study of various information that the main pollutants in motor vehicle exhaust gases are carbon monoxide (CO), hindrocarbon compounds, nitrogen oxides (NOx) and sulfur (SOx), and dust particulates including lead (PB). Chemical reactions in the atmosphere sometimes take place in a long and complex reaction chain, and produce an end product that can be more active or weaker than the original compound. Motor vehicle exhaust gases which have an impact on health are classified as follows; (1). Pollutants which mainly interfere with the respiratory tract. Included in this group are sulfur oxides, particulates, nitrogen oxides, ozone and other oxides, (2). Pollutants that cause systemic poisons, such as monoxide and lead / lead hydrocarbons, (3). Pollutants suspected of causing cancer such as hydrocarbons, (4). Conditions that interfere with comfort such as noise, street dust, etc. So the conclusion is that in anticipating the negative impacts caused by motor vehicle exhaust gases, the role of the government in setting several regulations and policies in the environmental field is needed, where every business or activity is prohibited from violating the quality standards and standard criteria of environmental damage set by government. ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan: menguraikan tentang komposisi dan perilaku gas buangan kendaraan bermotor yang dapat berdampak pada kesehatan manusia. Berdasarkan hasil kajian teori dari berbagai informasi bahwa bahan pencemar yang utama didalam gas buangan kendaraan bermotor adalah karbon monoksida (CO), senyawa hindrokarbon, oksida nitrogen (NOx) dan sulfur (SOx), dan partikulat debu termasuk timbel (PB). Reaksi kimia di atmosfer kadangkala berlangsung dalam suatu rantai reaksi yang panjang dan rumit, dan menghasilkan produk akhir yang dapat lebih aktif atau lebih lemah dibandingkan senyawa aslinya. Gas buang kendaraan bermotor yang berdampak pada kesehatan digolongkan sebagai berikut; (1). Bahan – bahan pencemar yang terutama mengganggu saluran pernafasan. Yang termasuk dalam golongan ini adalah oksida sulfur, partikulat, oksida nitrogen, ozon dan oksida lainnya, (2). Bahan– bahan pencemar yang menimbulkan pengaruh racun sistemik, seperti hidrokarbon monoksida dan timbel/timah hitam, (3).Bahan-bahan pencemar yang dicurigai menimbulkan kanker seperti hidrokarbon, (4). Kondisi yang mengganggu kenyamanan seperti kebisingan, debu jalanan, dll. Sehingga kesimpulannya bahwa dalam mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan oleh gas buangan kendaraan bermotor, maka peran pemerintah dalam menetapkan beberapa peraturan dan kebijaksanaan di bidang lingkungan hidup sangat dibutuhkan, dimana setiap usaha atau kegiatan dilarang melanggar baku mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup yang telah ditetapkan oleh pemerintah.","PeriodicalId":235242,"journal":{"name":"UNM Environmental Journals","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125217883","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK.Sekolah sebagai institusi pendidikan merupakan salah satu target utama yang dilibatkan Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pemanfaatan bahan ajar berwawasan lingkungan dapat meningkatkan sikap dan pengetahuan lingkungan peserta didik pada mata pelajaran fisika pokok bahasan usaha, energi, daya, dan efisiensi. Pelaksanaan pengembangan bahan ajar berwawasan lingkungan dan perlakuan dalam proses penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Jeneponto. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yang bersifat pengembangan dengan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group Pretest-Posttest Design.Hasil penelitian ini menunjukkan penggunaan bahan ajar berwawasan lingkungan dapat meningkatkan sikap dan pengetahuan lingkungan peserta didik dari sebelum perlakuan (treatment) dilaksanakan. Perolehan nilai rata-rata sikap lingkungan adalah 73.8 dengan skor indeks N-gain yaitu 0.4 berada dalam kategori sedang. Penilaian pengetahuan lingkungan peserta didik juga mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata sebesar 77.1 dan indeks N-gain 0.5 dalam kategori sedang.ABSTRAC. This research was conducted to find out the use of environmentally sound teaching materials can improve the attitude and knowledge of the environment of students in physics subjects the subject matter of business, energy, power, and efficiency. The implementation of the development of environmentally sound teaching materials and treatment in the research process was carried out at SMK Negeri 4 Jeneponto. This study includes the development of quantitative research with the design used in this study is One Group Pretest-Posttest Design. The results of this study indicate the use of environmentally friendly teaching materials can improve the attitude and knowledge of the environment of students from before treatment (treatment) is done. The average score for environmental attitudes is 73.8 with a N-gain index score of 0.4 in the medium category. The assessment of students' environmental knowledge also increases with an average value of 77.1 and an N-gain index of 0.5 in the medium category.
抽象。学校作为教育机构是开展这项研究的主要目标之一,目的是了解环境环境教学材料的实用性,从而提高学习者对物理学科的态度和知识。在SMK国家4 Jeneponto开展研究过程中的环境发展和治疗。该研究包括一组前期设计的具有开创性的定量研究。本研究结果表明,在进行治疗之前,使用有环境洞察力的教学材料可以提高学习者的态度和环境知识。环境平均成绩为73.8分,n -增益指数为0.4分,属于中等类别。学习者的环境知识评估还增加了中等水平的77.1和n -增益0.5指数。这项研究旨在发现环境声音教学材料的用处,可以激发我们在物理环境中学习的学生的态度和知识,让我们知道商业、能源、力量和效率。研究过程中,环境发展与治疗的实施令人担忧。这个研究includes the development of quantitative research with the设计过去在这个研究是一号Pretest-Posttest设计集团。这项研究的结果表明,在进行实验之前,环境友好教学的作用可以反映出对环境学生的态度和知识。环境attitudes的平均分数是0。8和a的N-gain指数得分73 4》和《中等类别。学生环境知识的评估还增加了7.1和0.5的平均增长。
{"title":"Pemanfaatan Bahan Ajar Berwawasan Lingkungan Pada Mata Pelajaran Fisika Di SMK Negeri 4 Jeneponto","authors":"A. Alamsyah, Risma Haris","doi":"10.26858/uej.v2i2.10084","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/uej.v2i2.10084","url":null,"abstract":"ABSTRAK.Sekolah sebagai institusi pendidikan merupakan salah satu target utama yang dilibatkan Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pemanfaatan bahan ajar berwawasan lingkungan dapat meningkatkan sikap dan pengetahuan lingkungan peserta didik pada mata pelajaran fisika pokok bahasan usaha, energi, daya, dan efisiensi. Pelaksanaan pengembangan bahan ajar berwawasan lingkungan dan perlakuan dalam proses penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Jeneponto. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yang bersifat pengembangan dengan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group Pretest-Posttest Design.Hasil penelitian ini menunjukkan penggunaan bahan ajar berwawasan lingkungan dapat meningkatkan sikap dan pengetahuan lingkungan peserta didik dari sebelum perlakuan (treatment) dilaksanakan. Perolehan nilai rata-rata sikap lingkungan adalah 73.8 dengan skor indeks N-gain yaitu 0.4 berada dalam kategori sedang. Penilaian pengetahuan lingkungan peserta didik juga mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata sebesar 77.1 dan indeks N-gain 0.5 dalam kategori sedang.ABSTRAC. This research was conducted to find out the use of environmentally sound teaching materials can improve the attitude and knowledge of the environment of students in physics subjects the subject matter of business, energy, power, and efficiency. The implementation of the development of environmentally sound teaching materials and treatment in the research process was carried out at SMK Negeri 4 Jeneponto. This study includes the development of quantitative research with the design used in this study is One Group Pretest-Posttest Design. The results of this study indicate the use of environmentally friendly teaching materials can improve the attitude and knowledge of the environment of students from before treatment (treatment) is done. The average score for environmental attitudes is 73.8 with a N-gain index score of 0.4 in the medium category. The assessment of students' environmental knowledge also increases with an average value of 77.1 and an N-gain index of 0.5 in the medium category.","PeriodicalId":235242,"journal":{"name":"UNM Environmental Journals","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126009532","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This study aims to determine the factors that cause the low number of men who support the use of contraception in order to improve the quality of family welfare. This quantitative descriptive research method was analyzed descriptively on 86 respondents who were observed and interviewed clinically to obtain data on the factors causing the low number of men who supported the use of contraception. The results of the study revealed that from 86 respondents, according to his knowledge that men who did not use contraception with good knowledge were 25 people (29%), men who did not use contraception with enough knowledge were 44 people (51%), and men who did not use the tools contraception with less knowledge as many as 18 people (20%). According to the attitude there are 28 (32%) who agree and 43 people (49%) who disagree, this can be concluded that men assess the use of contraception is very necessary, but not a few of the men who do not agree. This was triggered because of the inherent paradigm that the use of contraceptives was only too long for women.
{"title":"Faktor Penyebab Rendahnya Jumlah Pria dalam Mendukung Penggunaan Alat Kontrasepsi","authors":"Nurlina Subair, Risma Haris, Syahban Nur","doi":"10.26858/UEJ.V1I3.8070","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/UEJ.V1I3.8070","url":null,"abstract":"This study aims to determine the factors that cause the low number of men who support the use of contraception in order to improve the quality of family welfare. This quantitative descriptive research method was analyzed descriptively on 86 respondents who were observed and interviewed clinically to obtain data on the factors causing the low number of men who supported the use of contraception. The results of the study revealed that from 86 respondents, according to his knowledge that men who did not use contraception with good knowledge were 25 people (29%), men who did not use contraception with enough knowledge were 44 people (51%), and men who did not use the tools contraception with less knowledge as many as 18 people (20%). According to the attitude there are 28 (32%) who agree and 43 people (49%) who disagree, this can be concluded that men assess the use of contraception is very necessary, but not a few of the men who do not agree. This was triggered because of the inherent paradigm that the use of contraceptives was only too long for women. ","PeriodicalId":235242,"journal":{"name":"UNM Environmental Journals","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130890592","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fungsi pangan yang utama bagi manusia adalah untuk memenuhi kebutuhan zat-zat gizi tubuh. bahan pangan sebaiknya juga memiliki fungsi sekunder (secondary function), yaitu memiliki tampilan dan cita rasa yang baik. Seiring dengan makin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat, maka tuntutan konsumen terhadap bahan pangan juga kian bergeser. Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) mengintruksikan kepada pusat dan seluruh provisni untuk menyusun Rencana Aksi Pangan dan Gizi 2011-2015. Sehingga artikel ini merupakan kajian teori tentang perilaku konsumsi pangan yang membahas tentang teori perilaku, konsumsi dan pangan. Berdasarkan teori – teori yang telah disajikan, maka dapat disimpulkan bahwa Perilaku Konsumsi Pangan adalah pola-pola konsumsi terhadap ketersediaan pangan, daya beli terhadap pangan, pengetahuan, dan sikap terhadap yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan ataupun minuman bagi konsumsi manusia.
{"title":"Perilaku Konsumsi Pangan","authors":"Andi Nursiah, Risma Haris","doi":"10.26858/UEJ.V1I3.8071","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/UEJ.V1I3.8071","url":null,"abstract":"Fungsi pangan yang utama bagi manusia adalah untuk memenuhi kebutuhan zat-zat gizi tubuh. bahan pangan sebaiknya juga memiliki fungsi sekunder (secondary function), yaitu memiliki tampilan dan cita rasa yang baik. Seiring dengan makin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat, maka tuntutan konsumen terhadap bahan pangan juga kian bergeser. Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) mengintruksikan kepada pusat dan seluruh provisni untuk menyusun Rencana Aksi Pangan dan Gizi 2011-2015. Sehingga artikel ini merupakan kajian teori tentang perilaku konsumsi pangan yang membahas tentang teori perilaku, konsumsi dan pangan. Berdasarkan teori – teori yang telah disajikan, maka dapat disimpulkan bahwa Perilaku Konsumsi Pangan adalah pola-pola konsumsi terhadap ketersediaan pangan, daya beli terhadap pangan, pengetahuan, dan sikap terhadap yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan ataupun minuman bagi konsumsi manusia. ","PeriodicalId":235242,"journal":{"name":"UNM Environmental Journals","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132663048","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dan sering menimbulkan kejadian luar biasa dengan jumlah kematian yang besar. Di Kabupaten Maros merupakan daerah endemis demam berdarah dan meningkatnya kejadian demam berdarah dengue dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah faktor lingkungan seperti sarana air bersih dan saluran air hujan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor lingkungan dengan kejadian demam berdarah di Kabupaten Maros tahun 2013-2017. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek utama penelitian ini adalah petugas kesehatan dinas kesehatan dan Puskesmas. Pengumpulan data dengan indepth interview dan data sekunder. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan berupa sarana air bersih, dan saluran air hujan yang menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes dan sebagian besar informan menyatakan bahwa sarana air bersih dan saluran air hujan merupakan faktor yang sangat berperan terhadap penularan ataupun terjadinya kejadian luar biasa DBD. Saran penelitian ini hendaknya pemerintah kabupaten Maros mempertimbangkan program pencegahan dan penanggulangan demam berdarah dengue bekerjasama dengan dinas kesehatan, dan masyarakat ikut serta dalam pencegahan dan penanggulangan demam berdarah dengue dengan melaksanakan 3M khususnya pada musim hujan.
{"title":"Hubungan Faktor Lingkungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan","authors":"Musdalifah Syamsul","doi":"10.26858/uej.v1i3.8073","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/uej.v1i3.8073","url":null,"abstract":"Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dan sering menimbulkan kejadian luar biasa dengan jumlah kematian yang besar. Di Kabupaten Maros merupakan daerah endemis demam berdarah dan meningkatnya kejadian demam berdarah dengue dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah faktor lingkungan seperti sarana air bersih dan saluran air hujan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor lingkungan dengan kejadian demam berdarah di Kabupaten Maros tahun 2013-2017. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek utama penelitian ini adalah petugas kesehatan dinas kesehatan dan Puskesmas. Pengumpulan data dengan indepth interview dan data sekunder. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan berupa sarana air bersih, dan saluran air hujan yang menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes dan sebagian besar informan menyatakan bahwa sarana air bersih dan saluran air hujan merupakan faktor yang sangat berperan terhadap penularan ataupun terjadinya kejadian luar biasa DBD. Saran penelitian ini hendaknya pemerintah kabupaten Maros mempertimbangkan program pencegahan dan penanggulangan demam berdarah dengue bekerjasama dengan dinas kesehatan, dan masyarakat ikut serta dalam pencegahan dan penanggulangan demam berdarah dengue dengan melaksanakan 3M khususnya pada musim hujan.","PeriodicalId":235242,"journal":{"name":"UNM Environmental Journals","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128011714","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
environmental learning aims that students have concern for the surrounding environment. The learning model of environmental learning (EL) described in this article applies the outdoor learning method. Learning materials presented to students are arranged by involving the surrounding environment. This means that learning can be done not only in classrooms, but also outside the classroom in order for students to be more comfortable and active in the learning process. the initial ability of students needs to be considered in the learning process because it affects the ability of students to follow the next learning process. This article describes the meaning, goals and benefits, advantages and disadvantages and the stages of the method of outdoor learning. So that it can be concluded that higher education is education in higher education that has several general goals / principles where knowledge (knowledge) is created, used continuously and a place of search for knowledge, solving various problems, where to criticize the works produced, or as the place for the formation and development of student character to become a student who has high reasoning, sharp and broad analysis. Especially in environment-based learning developed so that students gain more experience related to the surrounding environment.
{"title":"Penerapan Pendidikan Lingkungan Hidup Di Perguruan Tinggi Dengan Model Outdoor Learning","authors":"M. Ali, Muhammad Ardi, Suradi Tahmir","doi":"10.26858/UEJ.V1I3.8072","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/UEJ.V1I3.8072","url":null,"abstract":"environmental learning aims that students have concern for the surrounding environment. The learning model of environmental learning (EL) described in this article applies the outdoor learning method. Learning materials presented to students are arranged by involving the surrounding environment. This means that learning can be done not only in classrooms, but also outside the classroom in order for students to be more comfortable and active in the learning process. the initial ability of students needs to be considered in the learning process because it affects the ability of students to follow the next learning process. This article describes the meaning, goals and benefits, advantages and disadvantages and the stages of the method of outdoor learning. So that it can be concluded that higher education is education in higher education that has several general goals / principles where knowledge (knowledge) is created, used continuously and a place of search for knowledge, solving various problems, where to criticize the works produced, or as the place for the formation and development of student character to become a student who has high reasoning, sharp and broad analysis. Especially in environment-based learning developed so that students gain more experience related to the surrounding environment. ","PeriodicalId":235242,"journal":{"name":"UNM Environmental Journals","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126644987","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dermawan Dermawan, Lahming Lahming, M. A. S. Mandra
Pengelolaan sampah harus dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat. Selain itu, pengelolaan sampah juga membutuhkan adanya kepastian hukum, kejelasan tanggung jawab dan pembagian kewenangan selain untuk peran masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan sampah dapat mendukung secara system pengelolaan sampah. Kebijakan Strategi Nasional Pengembangan Pengelolaan Persampahan diuraikan bahwa penanganan dan pengurangan sampah berbasis rumah tangga dengan menerapkan 3R: Reduce. Reuse, dan Recycle. maka dapat disimpulkan bahwa penanganan dan pengelolaan sampah tidak cukup didukung oleh teknologi, sarana dan prasarana serta dana yang memadai, tetapi yang lebih penting adalah partisipasi seluruh komponen masyarakat secara langsung atau tidak langsung, baik secara kelompok maupun individu. Persoalan sampah bisa berkurang jika pemerintah bersinergi dengan masyarakat serta memberikan porsi yang semakin meningkat untuk berperan serta aktif dalam pengelolaan sampah.
{"title":"Kajian Strategi Pengelolaan Sampah","authors":"Dermawan Dermawan, Lahming Lahming, M. A. S. Mandra","doi":"10.26858/UEJ.V1I3.8074","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/UEJ.V1I3.8074","url":null,"abstract":"Pengelolaan sampah harus dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat. Selain itu, pengelolaan sampah juga membutuhkan adanya kepastian hukum, kejelasan tanggung jawab dan pembagian kewenangan selain untuk peran masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan sampah dapat mendukung secara system pengelolaan sampah. Kebijakan Strategi Nasional Pengembangan Pengelolaan Persampahan diuraikan bahwa penanganan dan pengurangan sampah berbasis rumah tangga dengan menerapkan 3R: Reduce. Reuse, dan Recycle. maka dapat disimpulkan bahwa penanganan dan pengelolaan sampah tidak cukup didukung oleh teknologi, sarana dan prasarana serta dana yang memadai, tetapi yang lebih penting adalah partisipasi seluruh komponen masyarakat secara langsung atau tidak langsung, baik secara kelompok maupun individu. Persoalan sampah bisa berkurang jika pemerintah bersinergi dengan masyarakat serta memberikan porsi yang semakin meningkat untuk berperan serta aktif dalam pengelolaan sampah. ","PeriodicalId":235242,"journal":{"name":"UNM Environmental Journals","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129824239","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}