Pub Date : 2022-05-25DOI: 10.20473/brpkm.v2i1.34535
Shafira Rahmadianti, Afif Kurniawan
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan dari perilaku jaga jarak minimal 1 meter pada kelompok usia dewasa awal dan madya di Indonesia berdasarkan Reasoned Action Approach. Reasoned Action Approach (RAA) merupakan pendekatan yang dapat digunakan untuk mengkaji dan memprediksi perilaku. Penelitian ini melibatkan 254 partisipan berusia 18-65 tahun dan menggunakan skala perilaku jaga jarak berdasarkan RAA. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square dan Partial Least-Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa usia, jenis kelamin, dan penghasilan keluarga berhubungan perilaku jaga jarak partisipan. Hasil uji PLS-SEM menunjukkan bahwa intensi pada kelompok usia dewasa awal dan madya dapat memprediksi perilaku jaga jarak minimal 1 meter. Selain itu, intensi pada kelompok dewasa awal ditemukan dideterminasi oleh sikap dan persepsi kontrol terhadap perilaku sedangkan intensi pada kelompok dewasa madya ditemukan hanya dideterminasi oleh persepsi kontrol terhadap perilaku saja.
{"title":"Determinan Protokol Jaga Jarak pada Usia Dewasa berdasarkan Reasoned Action Approach","authors":"Shafira Rahmadianti, Afif Kurniawan","doi":"10.20473/brpkm.v2i1.34535","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/brpkm.v2i1.34535","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan dari perilaku jaga jarak minimal 1 meter pada kelompok usia dewasa awal dan madya di Indonesia berdasarkan Reasoned Action Approach. Reasoned Action Approach (RAA) merupakan pendekatan yang dapat digunakan untuk mengkaji dan memprediksi perilaku. Penelitian ini melibatkan 254 partisipan berusia 18-65 tahun dan menggunakan skala perilaku jaga jarak berdasarkan RAA. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square dan Partial Least-Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa usia, jenis kelamin, dan penghasilan keluarga berhubungan perilaku jaga jarak partisipan. Hasil uji PLS-SEM menunjukkan bahwa intensi pada kelompok usia dewasa awal dan madya dapat memprediksi perilaku jaga jarak minimal 1 meter. Selain itu, intensi pada kelompok dewasa awal ditemukan dideterminasi oleh sikap dan persepsi kontrol terhadap perilaku sedangkan intensi pada kelompok dewasa madya ditemukan hanya dideterminasi oleh persepsi kontrol terhadap perilaku saja.","PeriodicalId":245227,"journal":{"name":"Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental (BRPKM)","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125579894","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-24DOI: 10.20473/brpkm.v2i1.34607
Pandu Indriani, W. Hendriani
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola komunikasi keluarga terhadap kecerdasan emosional remaja pada keluarga single parent akibat perceraian. Pola komunikasi keluarga adalah salah satu dari banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosional remaja. Pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan partisipan berjumlah 131 orang dengan usia 12-18 tahun yang tinggal bersama keluarga single parent akibat perceraian. Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan pola komunikasi keluarga memberikan pengaruh sebesar 26,9% terhadap kecerdasan emosional remaja pada keluarga single parent akibat perceraian.
{"title":"Pengaruh Pola Komunikasi Keluarga terhadap Kecerdasan Emosional Remaja Pada Keluarga Single Parent Akibat Perceraian","authors":"Pandu Indriani, W. Hendriani","doi":"10.20473/brpkm.v2i1.34607","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/brpkm.v2i1.34607","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola komunikasi keluarga terhadap kecerdasan emosional remaja pada keluarga single parent akibat perceraian. Pola komunikasi keluarga adalah salah satu dari banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosional remaja. Pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan partisipan berjumlah 131 orang dengan usia 12-18 tahun yang tinggal bersama keluarga single parent akibat perceraian. Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan pola komunikasi keluarga memberikan pengaruh sebesar 26,9% terhadap kecerdasan emosional remaja pada keluarga single parent akibat perceraian.","PeriodicalId":245227,"journal":{"name":"Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental (BRPKM)","volume":"131 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131122652","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-24DOI: 10.20473/brpkm.v2i1.34584
Kirana Adila Wimanda, Ike Herdiana
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara social support terhadap resiliensi yang dirasakan oleh remaja putri dengan orangtua bercerai. Resiliensi merupakan kualitas personal seseorang yang mampu bertahan ketika menghadapi masa sulitnya. Salah satu faktor protektif eksternal yang mempengaruhi resiliensi adalah social support. Social support merupakan proses hubungan yang terbentuk dengan persepsi bahwa seseorang dicintai, dihargai, disayangi ketika individu mengalami tekanan dalam hidupnya. Penelitian ini dilakukan pada 103 subjek remaja perempuan dengan usia 10 sampai 21 tahun yang memiliki orang tua bercerai hidup. Metode yang digunakan ialah kuantitatif survey melalui kuesioner. Penelitian ini menggunakan instrumen Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC) untuk mengukur resiliensi dan Social Provision Scale untuk mengukur social support. Analisis data penelitian ini menggunakan uji regresi linier dengan software IBM SPSS 24.00.. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa social support berpengaruh signifikan terhadap resiliensi dengan nilai signifikansi sebesar 0,00 (p<0,05) dan nilai koefisien regresi sebesar 0,383.
{"title":"Pengaruh Social Support terhadap Resiliensi Remaja Putri dengan Latar Belakang Orangtua Bercerai","authors":"Kirana Adila Wimanda, Ike Herdiana","doi":"10.20473/brpkm.v2i1.34584","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/brpkm.v2i1.34584","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara social support terhadap resiliensi yang dirasakan oleh remaja putri dengan orangtua bercerai. Resiliensi merupakan kualitas personal seseorang yang mampu bertahan ketika menghadapi masa sulitnya. Salah satu faktor protektif eksternal yang mempengaruhi resiliensi adalah social support. Social support merupakan proses hubungan yang terbentuk dengan persepsi bahwa seseorang dicintai, dihargai, disayangi ketika individu mengalami tekanan dalam hidupnya. Penelitian ini dilakukan pada 103 subjek remaja perempuan dengan usia 10 sampai 21 tahun yang memiliki orang tua bercerai hidup. Metode yang digunakan ialah kuantitatif survey melalui kuesioner. Penelitian ini menggunakan instrumen Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC) untuk mengukur resiliensi dan Social Provision Scale untuk mengukur social support. Analisis data penelitian ini menggunakan uji regresi linier dengan software IBM SPSS 24.00.. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa social support berpengaruh signifikan terhadap resiliensi dengan nilai signifikansi sebesar 0,00 (p<0,05) dan nilai koefisien regresi sebesar 0,383.","PeriodicalId":245227,"journal":{"name":"Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental (BRPKM)","volume":"137 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126061631","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-24DOI: 10.20473/brpkm.v2i1.34594
N. Mutiara, Atika Dian Ariana
Gaya kelekatan romantis dapat digunakan untuk mengidentifikasi cara individu berperilaku dan berpikir terhadap pasangan. Sedangkan, ide bunuh diri merupakan keinginan, pikiran ataupun rencana untuk mengakhiri hidup. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan gaya kelekatan romantis, spesifiknya kelekatan tidak aman, dengan ide bunuh diri pada dewasa awal dalam hubungan pacaran. Terdapat 133 partisipan dalam penelitian ini yang sedang menjalani hubungan pacaran dan sedang atau pernah mengalami ide bunuh diri. Alat ukur dalam penelitian ini adalah Experiences in Close Relationship-Revised oleh Fraley dkk. (2000) dan Scale for Suicide Ideation oleh Beck dkk. (1979). Analisis data menggunakan teknik korelasi Spearman’s rho dengan bantuan Jamovi 2.5.5 for macOS. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan tidak signifikan antara kelekatan menghindar dengan ide bunuh diri (r=0.003; p=0.974) namun terdapat hubungan signifikan antara kelekatan cemas dengan ide bunuh diri (r=0.472; p=<.001).
浪漫的结合风格可以用来识别个人行为和思考伴侣的方式。然而,自杀是一种想要结束生命的欲望、想法或计划。这项研究的目的是确定浪漫的结合风格,特别是不安全的结合,以及在恋爱关系中过早自杀的想法。这项研究的133名参与者都有伴侣、中度或有自杀倾向。这项研究的测量工具是由Fraley等人回顾的近距离关系的实验。(2000)和贝克等人的自杀理想的比例。(1979年)。在macOS的帮助下,使用Spearman的rho关联技术进行数据分析。分析表明,回避与自杀的想法之间存在微不足道的联系(r= 003;然而,焦虑与自杀的想法之间有显著的联系(r= 1072;= p < 0.001)。
{"title":"Hubungan Gaya Kelekatan Romantis dengan Ide Bunuh Diri pada Dewasa Awal dalam Hubungan Pacaran","authors":"N. Mutiara, Atika Dian Ariana","doi":"10.20473/brpkm.v2i1.34594","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/brpkm.v2i1.34594","url":null,"abstract":"Gaya kelekatan romantis dapat digunakan untuk mengidentifikasi cara individu berperilaku dan berpikir terhadap pasangan. Sedangkan, ide bunuh diri merupakan keinginan, pikiran ataupun rencana untuk mengakhiri hidup. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan gaya kelekatan romantis, spesifiknya kelekatan tidak aman, dengan ide bunuh diri pada dewasa awal dalam hubungan pacaran. Terdapat 133 partisipan dalam penelitian ini yang sedang menjalani hubungan pacaran dan sedang atau pernah mengalami ide bunuh diri. Alat ukur dalam penelitian ini adalah Experiences in Close Relationship-Revised oleh Fraley dkk. (2000) dan Scale for Suicide Ideation oleh Beck dkk. (1979). Analisis data menggunakan teknik korelasi Spearman’s rho dengan bantuan Jamovi 2.5.5 for macOS. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan tidak signifikan antara kelekatan menghindar dengan ide bunuh diri (r=0.003; p=0.974) namun terdapat hubungan signifikan antara kelekatan cemas dengan ide bunuh diri (r=0.472; p=<.001). ","PeriodicalId":245227,"journal":{"name":"Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental (BRPKM)","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126769788","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-24DOI: 10.20473/brpkm.v2i1.34608
Lintang Elok Dewi Hastuti, C. Hadi
Pandemi Covid-19 berimbas pada ketidakstabilan perusahaan. Situasi ini dapat memicu ketakutan karyawan akan keberlanjutan perusahaan dan kehilangan pekerjaan, sehingga karyawan yang merasa terancam akan menunjukkan gejala stres. Perasaan ketidakamanan ini cenderung dirasakan oleh karyawan perusahaan swasta. Job insecurity merupakan persepsi akan ancaman kehilangan pekerjaan serta kekhawatiran yang berhubungan dengan ancaman tersebut. Sementara perceived stress merupakan perasaan/ pikiran yang dapat membuat stres serta kemampuan untuk mengatasinya. Penelitian ini dilakukan pada 143 karyawan swasta di Surabaya. Peneliti menggunakan Job Insecurity Scale (JIS) milik De Witte dan Perceived Stress Scale (PSS) milik Cohen dkk. Hasil uji korelasi pearson product moment menunjukkan bahwa koefisien korelasi sebesar 0,443 dan nilai p=0,000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara job insecurity dan perceived stress.
{"title":"Hubungan Job Insecurity dan Perceived Stress Karyawan Swasta","authors":"Lintang Elok Dewi Hastuti, C. Hadi","doi":"10.20473/brpkm.v2i1.34608","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/brpkm.v2i1.34608","url":null,"abstract":"Pandemi Covid-19 berimbas pada ketidakstabilan perusahaan. Situasi ini dapat memicu ketakutan karyawan akan keberlanjutan perusahaan dan kehilangan pekerjaan, sehingga karyawan yang merasa terancam akan menunjukkan gejala stres. Perasaan ketidakamanan ini cenderung dirasakan oleh karyawan perusahaan swasta. Job insecurity merupakan persepsi akan ancaman kehilangan pekerjaan serta kekhawatiran yang berhubungan dengan ancaman tersebut. Sementara perceived stress merupakan perasaan/ pikiran yang dapat membuat stres serta kemampuan untuk mengatasinya. Penelitian ini dilakukan pada 143 karyawan swasta di Surabaya. Peneliti menggunakan Job Insecurity Scale (JIS) milik De Witte dan Perceived Stress Scale (PSS) milik Cohen dkk. Hasil uji korelasi pearson product moment menunjukkan bahwa koefisien korelasi sebesar 0,443 dan nilai p=0,000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara job insecurity dan perceived stress.","PeriodicalId":245227,"journal":{"name":"Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental (BRPKM)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124529804","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-24DOI: 10.20473/brpkm.v2i1.34623
Annisa Abidin, H. P. Purba
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategic human resource management terhadap organizational resilience. Potret bisnis dan ekonomi yang terus berubah mendesak organisasi untuk menjadi resilien guna memastikan kelangsungan dan pertumbuhan bisnis. Meningkatnya tingkat ketidakpastian di lingkungan eksternal menjadikan resiliensi organisasi sebagai perhatian utama dalam literatur manajemen strategis sebagai konsep penting bagi organisasi. Data diperoleh dengan metode survei dan menggunakan instrumen Strategic Human Resource Management 27 item () dan Benchmark Resilience Scale (BRT-13) 13 item (), Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa SHRM berpengaruh secara signifikan terhadap resiliensi organisasi (p < 0,001). Analisis lebih lanjut juga menemukan adanya pengaruh variabel demografis yakni masa kerja dalam mempengaruhi organizational resilience.
{"title":"Pengaruh Strategic Human Resource Management terhadap Organizational Resilience","authors":"Annisa Abidin, H. P. Purba","doi":"10.20473/brpkm.v2i1.34623","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/brpkm.v2i1.34623","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategic human resource management terhadap organizational resilience. Potret bisnis dan ekonomi yang terus berubah mendesak organisasi untuk menjadi resilien guna memastikan kelangsungan dan pertumbuhan bisnis. Meningkatnya tingkat ketidakpastian di lingkungan eksternal menjadikan resiliensi organisasi sebagai perhatian utama dalam literatur manajemen strategis sebagai konsep penting bagi organisasi. Data diperoleh dengan metode survei dan menggunakan instrumen Strategic Human Resource Management 27 item () dan Benchmark Resilience Scale (BRT-13) 13 item (), Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa SHRM berpengaruh secara signifikan terhadap resiliensi organisasi (p < 0,001). Analisis lebih lanjut juga menemukan adanya pengaruh variabel demografis yakni masa kerja dalam mempengaruhi organizational resilience.","PeriodicalId":245227,"journal":{"name":"Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental (BRPKM)","volume":"192 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122008286","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-24DOI: 10.20473/brpkm.v2i1.34581
Adinda Putri Azzahra, I. Herdiana
Resiliensi merupakan kemampuan individu dalam menghadapi tekanan atau situasi sulit. Resiliensi dapat dicapai apabila individu mampu menerima secara positif kondisi apapun yang terjadi dalam hidupnya tanpa menyalahkan diri, dimana hal ini berkaitan dengan sikap self-compassion. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self-compassion dengan resiliensi perempuan dewasa awal korban kekerasan dalam pacaran. Penelitian dilakukan pada 120 perempuan dewasa awal korban kekerasan dalam pacaran. Alat ukur yang digunakan adalah Self-compassion Scale oleh Neff dan The Connor Davidson Resilience Scale oleh Connor dan Davidson. Analisis data menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson dengan bantuan program IBM SPSS Statistic 23.0 for Mac. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara self-compassion dengan resiliensi perempuan dewasa awal korban kekerasan dalam pacaran (p=0,000; r=0,614).
{"title":"Hubungan Self-compassion dengan Resiliensi Perempuan Dewasa Awal Korban Kekerasan dalam Pacaran","authors":"Adinda Putri Azzahra, I. Herdiana","doi":"10.20473/brpkm.v2i1.34581","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/brpkm.v2i1.34581","url":null,"abstract":"Resiliensi merupakan kemampuan individu dalam menghadapi tekanan atau situasi sulit. Resiliensi dapat dicapai apabila individu mampu menerima secara positif kondisi apapun yang terjadi dalam hidupnya tanpa menyalahkan diri, dimana hal ini berkaitan dengan sikap self-compassion. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self-compassion dengan resiliensi perempuan dewasa awal korban kekerasan dalam pacaran. Penelitian dilakukan pada 120 perempuan dewasa awal korban kekerasan dalam pacaran. Alat ukur yang digunakan adalah Self-compassion Scale oleh Neff dan The Connor Davidson Resilience Scale oleh Connor dan Davidson. Analisis data menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson dengan bantuan program IBM SPSS Statistic 23.0 for Mac. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara self-compassion dengan resiliensi perempuan dewasa awal korban kekerasan dalam pacaran (p=0,000; r=0,614).","PeriodicalId":245227,"journal":{"name":"Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental (BRPKM)","volume":"113 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115566919","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-24DOI: 10.20473/brpkm.v2i1.34600
Gardenia Luthfia, Ika Yuniar Cahyanti
Kasus kekerasan seksual tidak hanya memberikan dampak kepada korban kekerasan seksual tetapi akan memberikan dampak juga kepada orang tua dari korban tersebut. Dukungan dari orang tua memiliki peran penting terhadap kondisi korban. Maka dari itu kemampuan regulasi emosi orang tua yang memiliki anak korban kekerasan seksual dirasa penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui regulasi emosi orang tua yang memiliki anak korban kekerasan seksual. Peneliti ingin mengetahui lebih dalam bagaimana regulasi emosi orang tua yang mendampingi anak korban kekerasan seksual. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pedekatan studi kasus instrumental. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua dari korban kekerasan seksual mampu meregulasi emosinya dengan baik. Kemampuan tersebut dibantu oleh faktor religiusitas dan peran keluarga.
{"title":"Regulasi Emosi Orang Tua yang Memiliki Anak Korban Kekerasan Seksual","authors":"Gardenia Luthfia, Ika Yuniar Cahyanti","doi":"10.20473/brpkm.v2i1.34600","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/brpkm.v2i1.34600","url":null,"abstract":"Kasus kekerasan seksual tidak hanya memberikan dampak kepada korban kekerasan seksual tetapi akan memberikan dampak juga kepada orang tua dari korban tersebut. Dukungan dari orang tua memiliki peran penting terhadap kondisi korban. Maka dari itu kemampuan regulasi emosi orang tua yang memiliki anak korban kekerasan seksual dirasa penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui regulasi emosi orang tua yang memiliki anak korban kekerasan seksual. Peneliti ingin mengetahui lebih dalam bagaimana regulasi emosi orang tua yang mendampingi anak korban kekerasan seksual. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pedekatan studi kasus instrumental. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua dari korban kekerasan seksual mampu meregulasi emosinya dengan baik. Kemampuan tersebut dibantu oleh faktor religiusitas dan peran keluarga.","PeriodicalId":245227,"journal":{"name":"Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental (BRPKM)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132774951","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-23DOI: 10.20473/brpkm.v2i1.35262
Cristalia Nuur Annisa, Rahkman Ardi
Toleransi ambiguitas dan usia diduga memiliki hubungan interaktif yang berpengaruh terhadap rasa ingin tahu individu. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa usia berpengaruh secara negatif terhadap rasa ingin tahu individu, namun ada juga beberapa penelitian yang menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) apakah ada hubungan antara toleransi ambiguitas dan rasa ingin tahu; dan (2) apakah usia berperan sebagai moderator pada hubungan antara toleransi ambiguitas dan rasa ingin tahu. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross-sectional survei secara daring. Sebanyak 196 partisipan berusia diatas 18 tahun (M=29.4; SD=12.5) menjawab pertanyaan dari skala Curiosity and Exploration Inventory-II dan skala Multiple Stimulus Types Ambiguity Tolerance-II. Analisis data dilakukan menggunakan teknik moderated regression analysis dengan metode bootstrap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa toleransi ambiguitas memiliki efek yang kuat dengan rasa ingin tahu secara signifikan. Sedangkan, hasil moderasi antara toleransi ambiguitas dan usia memiliki efek yang tidak signifikan.
{"title":"Efek Moderasi Usia pada Hubungan antara Toleransi Ambiguitas dan Rasa Ingin Tahu Individu Dewasa","authors":"Cristalia Nuur Annisa, Rahkman Ardi","doi":"10.20473/brpkm.v2i1.35262","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/brpkm.v2i1.35262","url":null,"abstract":"Toleransi ambiguitas dan usia diduga memiliki hubungan interaktif yang berpengaruh terhadap rasa ingin tahu individu. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa usia berpengaruh secara negatif terhadap rasa ingin tahu individu, namun ada juga beberapa penelitian yang menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) apakah ada hubungan antara toleransi ambiguitas dan rasa ingin tahu; dan (2) apakah usia berperan sebagai moderator pada hubungan antara toleransi ambiguitas dan rasa ingin tahu. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross-sectional survei secara daring. Sebanyak 196 partisipan berusia diatas 18 tahun (M=29.4; SD=12.5) menjawab pertanyaan dari skala Curiosity and Exploration Inventory-II dan skala Multiple Stimulus Types Ambiguity Tolerance-II. Analisis data dilakukan menggunakan teknik moderated regression analysis dengan metode bootstrap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa toleransi ambiguitas memiliki efek yang kuat dengan rasa ingin tahu secara signifikan. Sedangkan, hasil moderasi antara toleransi ambiguitas dan usia memiliki efek yang tidak signifikan.","PeriodicalId":245227,"journal":{"name":"Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental (BRPKM)","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122167480","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-23DOI: 10.20473/brpkm.v2i1.34570
Farahdilla Farahdilla, Herdina Indrijati
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan fear of intimacy berdasarkan gaya kelekatan romantis dewasa pada dewasa awal dengan orang tua bercerai. Fear of Intimacy adalah keterbatasan kemampuan individu untuk bertukar pikiran dan perasaan kepada orang lain yang disebabkan oleh kecemasan. Gaya kelekatan romantis dewasa adalah interaksi yang terjadi dalam hubungan percintaan orang dewasa yang memiliki pola yang mirip dengan interaksi antara anak dengan figur lekatnya. Penelitian ini dilakukan pada 191 dewasa awal dengan orang tua bercerai. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner Fear of Intimacy Scale oleh Descutner & Thelen dan kuesioner Revised Adult Attachment Scale oleh Collins & Read. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji beda Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney U. Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan perbedaan yang signifikan pada fear of intimacy berdasarkan gaya kelekatan romantis dewasa pada dewasa awal dengan orang tua bercerai (p=0,000 < 0,05).
{"title":"Perbedaan Fear of Intimacy berdasarkan Gaya Kelekatan Romantis Dewasa pada Dewasa Awal dengan Orang Tua Bercerai","authors":"Farahdilla Farahdilla, Herdina Indrijati","doi":"10.20473/brpkm.v2i1.34570","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/brpkm.v2i1.34570","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan fear of intimacy berdasarkan gaya kelekatan romantis dewasa pada dewasa awal dengan orang tua bercerai. Fear of Intimacy adalah keterbatasan kemampuan individu untuk bertukar pikiran dan perasaan kepada orang lain yang disebabkan oleh kecemasan. Gaya kelekatan romantis dewasa adalah interaksi yang terjadi dalam hubungan percintaan orang dewasa yang memiliki pola yang mirip dengan interaksi antara anak dengan figur lekatnya. Penelitian ini dilakukan pada 191 dewasa awal dengan orang tua bercerai. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner Fear of Intimacy Scale oleh Descutner & Thelen dan kuesioner Revised Adult Attachment Scale oleh Collins & Read. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji beda Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney U. Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan perbedaan yang signifikan pada fear of intimacy berdasarkan gaya kelekatan romantis dewasa pada dewasa awal dengan orang tua bercerai (p=0,000 < 0,05).","PeriodicalId":245227,"journal":{"name":"Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental (BRPKM)","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122005046","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}