Pub Date : 2023-06-22DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v5i1.234
Achmad Al Farisi
Wabah covid-19 salah satu pemecahannya adalah dengan vaksinasi. Namun banyak hoaks yang menyebar utamanya yang menyakut halal atau haramnya vaksin. Untuk itu penting bagi para pendakwah untuk mengetahui teknik teknik argumentasi ceramah yang tepat agar umat Islam tidak ragu akan vaksin. Husein Ja’far al-Hadar dalam video ceramah “halal-haram vaksin” dan Ustaz Das’ad Latif dalam video ceramah “Mari Vaksin!” menggunakan teknik argumentasi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif studi dokumen yang menjabarkan teknik argumentasi berdasarkan teknik argumentasi dari Gorys Keraf dan Stephen Toulmin. Hasil penelitian ini mengungkapkan Husein Ja’far al-Hadar menggunakan teknik argumentasi otoritas dan generalisasi dengan ground otoritas Islam. Dan Ustaz Das’ad Latif menggunakan teknik argumentasi otoritas dengan ground otoritas pemerintah, lembaga kesehatan dan islam dalam mendukung klaimnya. keduanya juga menggunakan teknik argumentasi persamaan dan teknik argumentasi generalisasi dalam mempertahankan klaimnya.
covid-19的唯一解决方案是接种疫苗。但是许多昆虫主要传播疫苗。这对传教士来说很重要,他们必须了解正确的言论技巧,让穆斯林对疫苗毫不怀疑。huseyin Ja 'far al-Hadar在视频中发表“违法疫苗”和“让我们接种吧!”使用论证技巧。本研究是一项定性的文档研究,它描述了一种基于高尔里斯角(Gorys akf)和斯蒂芬·托尔明(Stephen Toulmin)的推理技巧。这项研究的结果显示,胡赛因·贾法·哈达运用的是权威论证技巧,并与伊斯兰政权的立场进行概括。乌斯塔兹·达斯·拉蒂夫采用地面政府、卫生和伊斯兰机构的辩论技术来支持其主张。它们也使用方程论证技术和归纳法来捍卫其主张。
{"title":"Teknik Argumentasi Ceramah Bertema Vaksinasi COVID-19 di Media Youtube","authors":"Achmad Al Farisi","doi":"10.55372/inteleksiajpid.v5i1.234","DOIUrl":"https://doi.org/10.55372/inteleksiajpid.v5i1.234","url":null,"abstract":"Wabah covid-19 salah satu pemecahannya adalah dengan vaksinasi. Namun banyak hoaks yang menyebar utamanya yang menyakut halal atau haramnya vaksin. Untuk itu penting bagi para pendakwah untuk mengetahui teknik teknik argumentasi ceramah yang tepat agar umat Islam tidak ragu akan vaksin. Husein Ja’far al-Hadar dalam video ceramah “halal-haram vaksin” dan Ustaz Das’ad Latif dalam video ceramah “Mari Vaksin!” menggunakan teknik argumentasi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif studi dokumen yang menjabarkan teknik argumentasi berdasarkan teknik argumentasi dari Gorys Keraf dan Stephen Toulmin. Hasil penelitian ini mengungkapkan Husein Ja’far al-Hadar menggunakan teknik argumentasi otoritas dan generalisasi dengan ground otoritas Islam. Dan Ustaz Das’ad Latif menggunakan teknik argumentasi otoritas dengan ground otoritas pemerintah, lembaga kesehatan dan islam dalam mendukung klaimnya. keduanya juga menggunakan teknik argumentasi persamaan dan teknik argumentasi generalisasi dalam mempertahankan klaimnya.","PeriodicalId":246613,"journal":{"name":"INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115465639","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-17DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v4i2.229
Fitri Mujianti
Abstrak: konsep tentang komunikasi pemasaran terpadu bisa diterapkan pada organisasi dakwah, walaupun konsep tersebut muncul dari persoalan yang dialami oleh Sebagian besar perusahaan komersil serta cenderung digunakan pada pemasaran komersil. Sama halnya dengan organisasi profit, organisasi dakwahpun juga melakukan upaya komunikasi pemasaran dengan tujuan untuk merubah perilaku masyarakat agar menjalankan nilai-nilai Islam. tujuan tersebut dianggap lebih sulit dicapai jika dibandingkan dengan tujuan pembelian barang atau jasa. komunikasi pemasaran terpadu dianggap sebagai solusi akan hal tersebut. penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi komunikasi pemasaran terpadu pada organisasi dakwah. harapannya, penelitian ini bisa dijadikan sebagai panduan bagi pelaku organisasi dakwah dalam mencapai tujuan pemasaran. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif spesifiknya mengadaptasi teori komunikasi pemasaran terpadu kedalam organisasi dakwah. hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik organisasi dakwah yaitu ikatan aqidah Islam menjadi landasan dalam perumusan strategi komunikasi pemasaran terpadu. secara teknis, hal tersebut tersebut tercermin kedalam setiap variabel perumusan.
{"title":"Perumusan Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu Pada Organisasi Dakwah","authors":"Fitri Mujianti","doi":"10.55372/inteleksiajpid.v4i2.229","DOIUrl":"https://doi.org/10.55372/inteleksiajpid.v4i2.229","url":null,"abstract":"Abstrak: konsep tentang komunikasi pemasaran terpadu bisa diterapkan pada organisasi dakwah, walaupun konsep tersebut muncul dari persoalan yang dialami oleh Sebagian besar perusahaan komersil serta cenderung digunakan pada pemasaran komersil. Sama halnya dengan organisasi profit, organisasi dakwahpun juga melakukan upaya komunikasi pemasaran dengan tujuan untuk merubah perilaku masyarakat agar menjalankan nilai-nilai Islam. tujuan tersebut dianggap lebih sulit dicapai jika dibandingkan dengan tujuan pembelian barang atau jasa. komunikasi pemasaran terpadu dianggap sebagai solusi akan hal tersebut. penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi komunikasi pemasaran terpadu pada organisasi dakwah. harapannya, penelitian ini bisa dijadikan sebagai panduan bagi pelaku organisasi dakwah dalam mencapai tujuan pemasaran. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif spesifiknya mengadaptasi teori komunikasi pemasaran terpadu kedalam organisasi dakwah. hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik organisasi dakwah yaitu ikatan aqidah Islam menjadi landasan dalam perumusan strategi komunikasi pemasaran terpadu. secara teknis, hal tersebut tersebut tercermin kedalam setiap variabel perumusan. \u0000 ","PeriodicalId":246613,"journal":{"name":"INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131593122","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-08DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v4i2.248
Mawehda
Konsep total reward lahir dari rahim lembaga bisnis di mana karakteristiknya berbeda dengan lembaga dakwah. Organisasi bisnis tidak memiliki SDM yang bersifat pengabdian, ikatan kerja berdasarkan kontrak pekerjaan, pembelajaran dan pengembangan dilakukan fokus pada kemampuan pekerjaan sedangkan aspek aqidah, ibadah, dan akhlak menjadi wilayah pribadi dan banyak hal lainnya. Belum ada penjelasan konsep yang mengadaptasi konsep total reward pada organisasi dakwah. Tulisan ini mencoba untuk mengembangkan konsep total reward yang diadaptasikan dengan karakter unik organisasi dakwah. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif berbasis data kepustakaan sekunder. Hasil studi menunjukkan berdasarkan elemen dasar organisasi dakwah, karakteristik SDM, dan ukuran kinerja dalam organisasi dakwah perlu ada penyesuaian pada komponen upah, komponen penghargaan, komponen pembelajaran & pengembangan karir, dan komponen lingkungan kerja. Konsep total reward pada organisasi dakwah akan menghasilkan model pemberian kompensasi menyeluruh yang unik dan lebih relevan diterapkan pada organisasi dakwah.
{"title":"Konsep Total Reward untuk Membangun Kinerja Sumber Daya Manusia Pada Organisasi Dakwah","authors":"Mawehda","doi":"10.55372/inteleksiajpid.v4i2.248","DOIUrl":"https://doi.org/10.55372/inteleksiajpid.v4i2.248","url":null,"abstract":"Konsep total reward lahir dari rahim lembaga bisnis di mana karakteristiknya berbeda dengan lembaga dakwah. Organisasi bisnis tidak memiliki SDM yang bersifat pengabdian, ikatan kerja berdasarkan kontrak pekerjaan, pembelajaran dan pengembangan dilakukan fokus pada kemampuan pekerjaan sedangkan aspek aqidah, ibadah, dan akhlak menjadi wilayah pribadi dan banyak hal lainnya. Belum ada penjelasan konsep yang mengadaptasi konsep total reward pada organisasi dakwah. Tulisan ini mencoba untuk mengembangkan konsep total reward yang diadaptasikan dengan karakter unik organisasi dakwah. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif berbasis data kepustakaan sekunder. Hasil studi menunjukkan berdasarkan elemen dasar organisasi dakwah, karakteristik SDM, dan ukuran kinerja dalam organisasi dakwah perlu ada penyesuaian pada komponen upah, komponen penghargaan, komponen pembelajaran & pengembangan karir, dan komponen lingkungan kerja. Konsep total reward pada organisasi dakwah akan menghasilkan model pemberian kompensasi menyeluruh yang unik dan lebih relevan diterapkan pada organisasi dakwah.","PeriodicalId":246613,"journal":{"name":"INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122981680","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-07DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v4i2.231
Dian Apriyanti
Masjid merupakan salah satu infrastruktur dakwah dengan desain/ gaya arsitekturnya yang mencerminkan kemajuan peradaban Islam. Kenyataannya, ada realitas penafsiran yang keliru atas desain masjid yang dibuat sesuai ilmu desain dan arsitektur modern. Salah satunya adalah adanya anggapan/ tafsiran bahwa desain arsitektur Masjid Al Safar, yang terletak di rest area KM 88 tol Cipularang mengandung simbol-simbol Yahudi/ illuminati yang bertentangan dengan ajaran Islam. Viralnya tafsiran ini kemudian membuat MUI Jabar membuat acara silaturahmi dan diskusi terbuka yang mempertemukan Ridwan Kamil, sebagai arsitek Masjid Al safar dan Ahmad Baequni, sebagai yang memiliki tafsiran simbol illuminati dalam Masjid Al Safar. Tulisan ini menganalisis Komunikasi Argumentasi Dakwah: Studi Kasus Klarifikasi Ridwan Kamil terhadap Mispersepsi Pemaknaan pada Desain Arsitektur Masjid Al Safar Cipularang. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah kualitatif deskriptif. Tulisan ini menggunakan teori argumentasi Toulmin untuk menguraikan struktur argumentasi dari Ridwan Kamil, sebagai desainer/ arsitek Masjid Al Safar dan teori teknik argumentasi Gorys Keraf untuk menganalisis teknik-teknik argumentasi yang digunakan. Hasilnya, diketahui bahwa Ridwan Kamil, desainer Masjid Al Safar memiliki struktur argumentasi yang menurut teori Toulmin tergolong sangat kuat, karena mengandung semua unsur argumentasi, yaitu claim, warrant, ground, backing, modal equalizer dan rebuttal. Teknik-teknik yang digunakan pun sangat beragam, mulai dari genus dan definisi, sebab akibat, keadaan, persamaan, otoritas, perbandingan, pertentangan dan ada beberapa teknik lain yang belum termuat dalam teori teknik argumentasi Gorys Keraf. Adanya tulisan ini diharapkan mampu memperkaya keilmuan komunikasi dakwah dalam hal teknik argumentasi, khususnya dalam situasi menghadapi mispersepsi/ tudingan yang keliru, sehingga perlu diluruskan secara logis dan penuh pertanggungjawaban.
清真寺是伊斯兰文明发展的大酒店基础设施之一,其建筑设计/风格反映了伊斯兰文明的进步。事实上,清真寺的设计是根据现代设计和建筑的,这是一个现实。其中一个原因是,位于西北区88公里休息处的Al - Safar清真寺的建筑设计与伊斯兰教教义相矛盾。然后是梅·贾贾(sue Jabar)创建了silaturahmi活动和一个开放的讨论,这让罗伯特·卡米尔(Ridwan Kamil)成为Al - safar Masjid的建筑师艾哈迈德·贝库尼(Ahmad bayquni),他在Al safar清真寺进行了光照派的象征解释。这篇文章分析了Dakwah论证式的交流:罗伯特·卡米尔在Al - Safar cipuwan清真寺建筑设计上的过度应用不足的案例研究。本文中使用的方法是描述性的。这篇文章利用托尔敏的推理理论来解释罗伯特·卡米尔清真寺的设计者/建筑师和高丽的推理技术理论,来分析所使用的推理技术。其结果表明,Al - Safar Masjid的设计师Ridwan Kamil拥有一个推理结构,他认为Toulmin理论非常有力,因为它包含了推理的所有元素,包括索赔、warrant、地面、backing、资本平衡和回报。使用的技术各不相同,从属和定义,原因,环境,方程,权威,比较,反对,以及其他一些技术还不包含在理论高尔夫角角的技术理论中。这些著作被期望在辩论技巧方面丰富交流科学,特别是在处理错误错误的误解/指责情况下,从而以逻辑和责任纠正它们。
{"title":"Komunikasi Argumentasi Dakwah: Studi Kasus Klarifikasi Ridwan Kamil terhadap Mispersepsi Pemaknaan pada Desain Arsitektur Masjid Al Safar Cipularang","authors":"Dian Apriyanti","doi":"10.55372/inteleksiajpid.v4i2.231","DOIUrl":"https://doi.org/10.55372/inteleksiajpid.v4i2.231","url":null,"abstract":"Masjid merupakan salah satu infrastruktur dakwah dengan desain/ gaya arsitekturnya yang mencerminkan kemajuan peradaban Islam. Kenyataannya, ada realitas penafsiran yang keliru atas desain masjid yang dibuat sesuai ilmu desain dan arsitektur modern. Salah satunya adalah adanya anggapan/ tafsiran bahwa desain arsitektur Masjid Al Safar, yang terletak di rest area KM 88 tol Cipularang mengandung simbol-simbol Yahudi/ illuminati yang bertentangan dengan ajaran Islam. Viralnya tafsiran ini kemudian membuat MUI Jabar membuat acara silaturahmi dan diskusi terbuka yang mempertemukan Ridwan Kamil, sebagai arsitek Masjid Al safar dan Ahmad Baequni, sebagai yang memiliki tafsiran simbol illuminati dalam Masjid Al Safar. Tulisan ini menganalisis Komunikasi Argumentasi Dakwah: Studi Kasus Klarifikasi Ridwan Kamil terhadap Mispersepsi Pemaknaan pada Desain Arsitektur Masjid Al Safar Cipularang. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah kualitatif deskriptif. Tulisan ini menggunakan teori argumentasi Toulmin untuk menguraikan struktur argumentasi dari Ridwan Kamil, sebagai desainer/ arsitek Masjid Al Safar dan teori teknik argumentasi Gorys Keraf untuk menganalisis teknik-teknik argumentasi yang digunakan. Hasilnya, diketahui bahwa Ridwan Kamil, desainer Masjid Al Safar memiliki struktur argumentasi yang menurut teori Toulmin tergolong sangat kuat, karena mengandung semua unsur argumentasi, yaitu claim, warrant, ground, backing, modal equalizer dan rebuttal. Teknik-teknik yang digunakan pun sangat beragam, mulai dari genus dan definisi, sebab akibat, keadaan, persamaan, otoritas, perbandingan, pertentangan dan ada beberapa teknik lain yang belum termuat dalam teori teknik argumentasi Gorys Keraf. Adanya tulisan ini diharapkan mampu memperkaya keilmuan komunikasi dakwah dalam hal teknik argumentasi, khususnya dalam situasi menghadapi mispersepsi/ tudingan yang keliru, sehingga perlu diluruskan secara logis dan penuh pertanggungjawaban. \u0000 ","PeriodicalId":246613,"journal":{"name":"INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122319256","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-06DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v4i2.252
Yuntarti Istiqomalia
Budaya popular telah masuk dan mempengaruhi ranah agama dan dakwah. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya program di hampir setiap stasiun TV yang mengusung tayangan dakwah dan bernuansa Islami. Namun, metode dakwah dengan budaya popular itu lebih banyak menampilkan aspek hiburan semata dan membuat ajaran Islam disampaikan secara dangkal agar disukai masyarakat dan mendatangkan keuntungan bagi pelaku industri budaya. Maka, dakwah saat ini dihadapkan pada tantangan maraknya budaya popular di masyarakat. Artikel ini hendak menjelaskan metode berdakwah kepada masyarakat di tengah tantangan pengaruh budaya popular. Hasilnya berupa prinsip-prinsip dalam memilih metode dakwah serta bentuk metode dakwah berdasarkan prinsip tersebut. Konsep mengenai dakwah, metode dakwah, dan budaya popular menjadi hal utama yang akan disintesis dengan pendekatan qualitative nonempirical research. Prinsip dalam memilih metode dakwah dalam menghadapi perkembangan budaya popular yakni: bertujuan memasyarakatkan ajaran Islam, harus memuat penjelasan dan pertanggungjawaban yang memadai, memuat unsur hiburan secara wajar, dikemas sederhana dan mudah dipahami, dan disampaikan secara massif. Sedangkan bentuknya berupa metode dakwah lisan, tulisan, dan tindakan.
{"title":"Metode Dakwah Dalam Menghadapi Perkembangan Budaya Populer","authors":"Yuntarti Istiqomalia","doi":"10.55372/inteleksiajpid.v4i2.252","DOIUrl":"https://doi.org/10.55372/inteleksiajpid.v4i2.252","url":null,"abstract":"Budaya popular telah masuk dan mempengaruhi ranah agama dan dakwah. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya program di hampir setiap stasiun TV yang mengusung tayangan dakwah dan bernuansa Islami. Namun, metode dakwah dengan budaya popular itu lebih banyak menampilkan aspek hiburan semata dan membuat ajaran Islam disampaikan secara dangkal agar disukai masyarakat dan mendatangkan keuntungan bagi pelaku industri budaya. Maka, dakwah saat ini dihadapkan pada tantangan maraknya budaya popular di masyarakat. Artikel ini hendak menjelaskan metode berdakwah kepada masyarakat di tengah tantangan pengaruh budaya popular. Hasilnya berupa prinsip-prinsip dalam memilih metode dakwah serta bentuk metode dakwah berdasarkan prinsip tersebut. Konsep mengenai dakwah, metode dakwah, dan budaya popular menjadi hal utama yang akan disintesis dengan pendekatan qualitative nonempirical research. Prinsip dalam memilih metode dakwah dalam menghadapi perkembangan budaya popular yakni: bertujuan memasyarakatkan ajaran Islam, harus memuat penjelasan dan pertanggungjawaban yang memadai, memuat unsur hiburan secara wajar, dikemas sederhana dan mudah dipahami, dan disampaikan secara massif. Sedangkan bentuknya berupa metode dakwah lisan, tulisan, dan tindakan.","PeriodicalId":246613,"journal":{"name":"INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131947955","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-06DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v4i2.247
Fenny Mahdaniar
Tulisan ini hendak menawarkan gagasan perumusan kode etik spesifik pada penggunaan bahasa dalam komunikasi dakwah. Adanya tulisan ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi secara lebih spesifik pada para dai agar juga mempertimbangkan etis penggunaan bahasanya dalam menyampaikan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin konteks keindonesiaan. Penelitian ini merupakan penelitian conceptual research menggagas ide dengan metode adaptasi teori antara konsep etika komunikasi dakwah dengan konsep bahasa. Hasil penelitian yang didapat terkait rumusan kode etik penggunaan bahasa non-verbal serta penggunaan bahasa verbal (pilihan bahasa, diksi dan gaya bahasa) disertai pertimbangan-pertimbangan perumusannya.
{"title":"Kode Etik Bahasa Dakwah Lisan","authors":"Fenny Mahdaniar","doi":"10.55372/inteleksiajpid.v4i2.247","DOIUrl":"https://doi.org/10.55372/inteleksiajpid.v4i2.247","url":null,"abstract":"Tulisan ini hendak menawarkan gagasan perumusan kode etik spesifik pada penggunaan bahasa dalam komunikasi dakwah. Adanya tulisan ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi secara lebih spesifik pada para dai agar juga mempertimbangkan etis penggunaan bahasanya dalam menyampaikan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin konteks keindonesiaan. Penelitian ini merupakan penelitian conceptual research menggagas ide dengan metode adaptasi teori antara konsep etika komunikasi dakwah dengan konsep bahasa. Hasil penelitian yang didapat terkait rumusan kode etik penggunaan bahasa non-verbal serta penggunaan bahasa verbal (pilihan bahasa, diksi dan gaya bahasa) disertai pertimbangan-pertimbangan perumusannya. \u0000 ","PeriodicalId":246613,"journal":{"name":"INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126449010","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-05DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v4i2.215
Purwo Prilatmoko
Nabi Muhammad adalah contoh ideal dalam bidang dakwah. Tulisan ini hendak menganalisis dan mendeskripsikan unsur-unsur dakwah Nabi Muhammad dalam peristiwa dakwah pada keluarganya bani Hasyim. Tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif pustaka historis. Dalam tulisan ini ditemukan bahwa, unsur-unsur dakwah Nabi Muhammad pada keluarganya bani Hasyim adalah unsur-unsur yang dipilih secara tepat sesuai konteks peristiwa waktu itu. Nabi Muhammad adalah da’i yang tepat untuk bani Hasyim karena memiliki hubungan kedekatan dan dikenal berakhlak baik serta memiliki sumber daya ekonomi. Bani Hasyim adalah mad’u yang tepat karena kaum yang religius serta disegani masyarakat Arab. Nabi tepat memilih mengundang bani Hasyim dalam acara makan-makan sebagai wasilah atau sarana dakwahnya. Nabi memilih secara tepat materi (maddah) dan metode (thariqah) dakwah yang singkat dan mudah dicerna kaumnya. Semua unsur-unsur dakwah tersebut dapat bekerja secara efektif, menghasilkan efek dakwah (atsar) yang merupakan feedback dari dakwah yang dilakukan nabi. Atsar atau efek dari dakwah tersebut berupa sikap dan tindakan bani Hasyim yang melindungi Nabi Muhammad dari ancaman dan serangan orang-orang kafir. Meskipun sebagian besar Bani Hasyim tetap pada keyakinannya dan tidak memeluk Islam. Perlindungan Bani Hasyim pada Nabi Muhammad tersebut sangat penting untuk menunjang kesuksesan dakwah Nabi Muhammad di masa-masa sesudahnya, hingga ajaran Islam dapat tersebar dan diterima sampai sekarang.
{"title":"Unsur-Unsur Dakwah Nabi Muhammad pada Keluarganya Bani Hasyim","authors":"Purwo Prilatmoko","doi":"10.55372/inteleksiajpid.v4i2.215","DOIUrl":"https://doi.org/10.55372/inteleksiajpid.v4i2.215","url":null,"abstract":"Nabi Muhammad adalah contoh ideal dalam bidang dakwah. Tulisan ini hendak menganalisis dan mendeskripsikan unsur-unsur dakwah Nabi Muhammad dalam peristiwa dakwah pada keluarganya bani Hasyim. Tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif pustaka historis. Dalam tulisan ini ditemukan bahwa, unsur-unsur dakwah Nabi Muhammad pada keluarganya bani Hasyim adalah unsur-unsur yang dipilih secara tepat sesuai konteks peristiwa waktu itu. Nabi Muhammad adalah da’i yang tepat untuk bani Hasyim karena memiliki hubungan kedekatan dan dikenal berakhlak baik serta memiliki sumber daya ekonomi. Bani Hasyim adalah mad’u yang tepat karena kaum yang religius serta disegani masyarakat Arab. Nabi tepat memilih mengundang bani Hasyim dalam acara makan-makan sebagai wasilah atau sarana dakwahnya. Nabi memilih secara tepat materi (maddah) dan metode (thariqah) dakwah yang singkat dan mudah dicerna kaumnya. Semua unsur-unsur dakwah tersebut dapat bekerja secara efektif, menghasilkan efek dakwah (atsar) yang merupakan feedback dari dakwah yang dilakukan nabi. Atsar atau efek dari dakwah tersebut berupa sikap dan tindakan bani Hasyim yang melindungi Nabi Muhammad dari ancaman dan serangan orang-orang kafir. Meskipun sebagian besar Bani Hasyim tetap pada keyakinannya dan tidak memeluk Islam. Perlindungan Bani Hasyim pada Nabi Muhammad tersebut sangat penting untuk menunjang kesuksesan dakwah Nabi Muhammad di masa-masa sesudahnya, hingga ajaran Islam dapat tersebar dan diterima sampai sekarang.","PeriodicalId":246613,"journal":{"name":"INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114577910","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-05DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v4i2.228
N. Maulana
Keberhasilan memakmurkan masjid pada masyarakat urban tidak dapat dilepaskan dari kepemimpinan ketua takmir untuk menggerakkan pengurus dan tenaga relawan masjid. Proses transformasi organisasinal dapat berjalan leboh efektif melalui penggunaan gaya kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan tersebut banyak digunakan pada lingkungan perusahaan, padahal masjid termasuk pada masyarakat urban perlu melakukan transformasi organisasi agar dapat menjadi pusat kegiatan masyarakat setempat. Kajian ini bertujuan merumuskan kepemimpinan transformasional yang digagas oleh Bernard M. Bass dalam memakmurkan masjid pada masyarakat urban. Kajian ini termasuk kajian kualitatif dengan desain adaptasi teori. Hasil kajian yaitu kepemimpinan transformasional yang dilakukan ketua takmir untuk memakmurkan masjid pada masyarakat urban yaitu (1) mengkomunikasikan pemikiran fungsi masjid pada pengurus dan tenaga relawan masjid secara gigih dan konsistensi perilaku, (2) memahami kondisi dan karakter setiap pengurus dan tenaga relawan masjid, kemudian memfasilitasi pengembangan kemampuan yang dibutuhkan, (3) memotivasi pengurus dan tenaga relawan masjid agar berkontribusi dan membangun kedekatan agar menciptakan lingkungan kondusif dalam memakmurkan masjid, (4) menciptakan lingkungan kerja yang mendorong kreatifitas pengurus dan tenaga relawan masjid melalui komunikasi dan konsistensi perilaku pemimpin.
使清真寺融入城市社会的成功不能从其领导人takmir的领导下被释放出来,以调动清真寺的管理人员和志愿者。通过使用变革领导风格,组织转型过程可能更有效。这种领导在企业环境中得到了广泛的利用,而清真寺和城市社会需要将组织转化为当地社区的中心。本研究旨在制约伯纳德·M·巴斯(Bernard M. Bass)领导的变革性变革,将清真寺推向城市社会。这些研究包括定性研究,具有适应性设计理论。takmir主席进行的研究结果,即变革型领导使清真寺在都市社会,即(1)传达想法清真寺清真寺的功能和精力管家志愿者顽强地和一致性的行为,(2)了解情况和性格每个管家和精力志愿者清真寺,然后促进发展所需的能力,(3)激励清真寺的管理人员和志愿者做出贡献,并建立一种紧密的关系,为清真寺的激励创造一个有利于激励的环境;
{"title":"Kepemimpinan Transformasional untuk Memakmurkan Masjid Pada Masyarakat Urban","authors":"N. Maulana","doi":"10.55372/inteleksiajpid.v4i2.228","DOIUrl":"https://doi.org/10.55372/inteleksiajpid.v4i2.228","url":null,"abstract":"Keberhasilan memakmurkan masjid pada masyarakat urban tidak dapat dilepaskan dari kepemimpinan ketua takmir untuk menggerakkan pengurus dan tenaga relawan masjid. Proses transformasi organisasinal dapat berjalan leboh efektif melalui penggunaan gaya kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan tersebut banyak digunakan pada lingkungan perusahaan, padahal masjid termasuk pada masyarakat urban perlu melakukan transformasi organisasi agar dapat menjadi pusat kegiatan masyarakat setempat. Kajian ini bertujuan merumuskan kepemimpinan transformasional yang digagas oleh Bernard M. Bass dalam memakmurkan masjid pada masyarakat urban. Kajian ini termasuk kajian kualitatif dengan desain adaptasi teori. Hasil kajian yaitu kepemimpinan transformasional yang dilakukan ketua takmir untuk memakmurkan masjid pada masyarakat urban yaitu (1) mengkomunikasikan pemikiran fungsi masjid pada pengurus dan tenaga relawan masjid secara gigih dan konsistensi perilaku, (2) memahami kondisi dan karakter setiap pengurus dan tenaga relawan masjid, kemudian memfasilitasi pengembangan kemampuan yang dibutuhkan, (3) memotivasi pengurus dan tenaga relawan masjid agar berkontribusi dan membangun kedekatan agar menciptakan lingkungan kondusif dalam memakmurkan masjid, (4) menciptakan lingkungan kerja yang mendorong kreatifitas pengurus dan tenaga relawan masjid melalui komunikasi dan konsistensi perilaku pemimpin.","PeriodicalId":246613,"journal":{"name":"INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126394403","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-05DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v4i2.211
A. Susanto
Studi ini mengkaji tentang implementasi penerapan POACE (Planning, Organizing, Actuating, Controling, Evaluation) dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat. Studi ini menggunakan metode kajian pustaka dengan sumber data sekunder, adapun hasil dari penelitian ini adalah: community worker dan komunitas harus mampu: (1) Menetapkan tujuan pemberdayaan masyarakat secara kolektif, yang mampu memberikan dorongan optimis untuk dicapai bersama. (2) Menetapkan sasaran pemberdayaan masyarakat, agar tujuan tidak menjadi keinginan khayalan. (3) Menganalisa lingkungan komunitas, menemukan aset-aset internal komunitas dan aset eksternal yang memungkinkan dimanfaatkan. (4) Menetapkan strategi pemberdayaan masyarakat. Sedangkan dalam tahap mengorganisasikan, community worker bersama komunitas harus mampu melakukan: (1) Menganalisis program pemberdayaan masyarakat. (2) Mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan di dalam program pemberdayaan masyarakat agar tidak tumpang tindih. (3) Membuatkan wadah untuk kelompok pekerjaan, atau biasa disebut dengan divisi/departemen. (4) Menganalisis kapasitas SDM dengan kebutuhan atau syarat suatu departemen, namun yang menjadi titik tolak adalah potensi SDM. (5) Menempatkan SDM ke dalam departemen yang telah dibuat. Dalam menggerakkan, community worker bersama komunitas harus mampu melakukan: (1) Pengarahan secara jelas dan sederhana. (2) Pemberian Trouble Solving bila mengalami masalah. (3) Pemberian suri tauladan yang berasal dari komunitas sendiri agar memacu semangat anggota selainnya. (4) Memotivasi. Dalam tahap pengendalian, community worker bersama komunitas harus mampu melakukan: (1) Monitoring atau pengawasan atas kinerja SDM komunitas. (2) Evaluasi berbasis masukan bukan kritik atas kesalahan saja. Implikasi dari kajian ini adalah efisiensi dan efektifitas pengelolaan kegiatan manajemen pemberdayaan di masyarakat akan lebih terjamin dibandingkan bila pelaksanaan pemberdayaan itu mengabaikan paradigma fungsi-fungsi manajemen.
{"title":"Penerapan Prinsip POACE (Planning, Organizing, Actuating, Controling, Evaluation) dalam Pemberdayaan Masyarakat","authors":"A. Susanto","doi":"10.55372/inteleksiajpid.v4i2.211","DOIUrl":"https://doi.org/10.55372/inteleksiajpid.v4i2.211","url":null,"abstract":"Studi ini mengkaji tentang implementasi penerapan POACE (Planning, Organizing, Actuating, Controling, Evaluation) dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat. Studi ini menggunakan metode kajian pustaka dengan sumber data sekunder, adapun hasil dari penelitian ini adalah: community worker dan komunitas harus mampu: (1) Menetapkan tujuan pemberdayaan masyarakat secara kolektif, yang mampu memberikan dorongan optimis untuk dicapai bersama. (2) Menetapkan sasaran pemberdayaan masyarakat, agar tujuan tidak menjadi keinginan khayalan. (3) Menganalisa lingkungan komunitas, menemukan aset-aset internal komunitas dan aset eksternal yang memungkinkan dimanfaatkan. (4) Menetapkan strategi pemberdayaan masyarakat. Sedangkan dalam tahap mengorganisasikan, community worker bersama komunitas harus mampu melakukan: (1) Menganalisis program pemberdayaan masyarakat. (2) Mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan di dalam program pemberdayaan masyarakat agar tidak tumpang tindih. (3) Membuatkan wadah untuk kelompok pekerjaan, atau biasa disebut dengan divisi/departemen. (4) Menganalisis kapasitas SDM dengan kebutuhan atau syarat suatu departemen, namun yang menjadi titik tolak adalah potensi SDM. (5) Menempatkan SDM ke dalam departemen yang telah dibuat. Dalam menggerakkan, community worker bersama komunitas harus mampu melakukan: (1) Pengarahan secara jelas dan sederhana. (2) Pemberian Trouble Solving bila mengalami masalah. (3) Pemberian suri tauladan yang berasal dari komunitas sendiri agar memacu semangat anggota selainnya. (4) Memotivasi. Dalam tahap pengendalian, community worker bersama komunitas harus mampu melakukan: (1) Monitoring atau pengawasan atas kinerja SDM komunitas. (2) Evaluasi berbasis masukan bukan kritik atas kesalahan saja. Implikasi dari kajian ini adalah efisiensi dan efektifitas pengelolaan kegiatan manajemen pemberdayaan di masyarakat akan lebih terjamin dibandingkan bila pelaksanaan pemberdayaan itu mengabaikan paradigma fungsi-fungsi manajemen. \u0000 ","PeriodicalId":246613,"journal":{"name":"INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116474201","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-02DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v4i2.249
Shofyan Affandy
Framework manajemen strategi lazimnya diterapkan untuk kebijakan organisasi yang bersifat makro, berjangka panjang dan dirumuskan pada level korporasi, unit bisnis, dan fungsional. Format strateginya bersifat generik dan berdimensi jangka panjang. Sedangkan program dakwah tidak selalu bersifat kompleks dan berjangka panjang, melainkan bersifat dinamis, insidental, dan berdimensi jangka pendek. Sehingga, framework manajemen strategis sulit diterapkan pada konteks dakwah yang berjangka pendek. Perlu adaptasi framework manajemen strategis pada tahap formulasi strategi, agar compatible bagi dakwah berjangka pendek. Artikel ini bertujuan untuk melakukan adaptasi framework manajemen strategis agar dapat diaplikasikan untuk program dakwah berdimensi mikro dan berjangka pendek. Pendekatan penelitiannya kualitatif-teoritis berparadigma basic research dengan metode sintesis antara variabel fundamental dalam teori manajemen strategis dengan prinsip esensial dakwah. Data bersumber dari pustaka tentang variabel konsep manajemen strategis dan dakwah. Hasil adaptasi framework adalah: pertama, proses analisa sintesis antar faktor strategi dari lingkungan harus dilakukan secara komprehensif tanpa perlu kanalisasi faktor, agar bisa menghasilkan strategi yang holistik, sinergis, dan sistematis. Kedua, proses kanalisasi faktor strategis dalam bentuk matriks yang membatasi strategi dalam bentuk generik tidak bisa diterapkan. Formulasi strategi harus lebih terbuka, dinamis dan kreatif, tidak mengikuti strategi generik yang ditentukan secara apriori. Ketiga, implementasi strategi dapat dilakukan oleh lower-manajer atau komisi ad hoc.
{"title":"Formulasi Strategi Dakwah: Adaptasi Framework Manajemen Strategis untuk Dakwah Berdimensi Jangka Pendek","authors":"Shofyan Affandy","doi":"10.55372/inteleksiajpid.v4i2.249","DOIUrl":"https://doi.org/10.55372/inteleksiajpid.v4i2.249","url":null,"abstract":"Framework manajemen strategi lazimnya diterapkan untuk kebijakan organisasi yang bersifat makro, berjangka panjang dan dirumuskan pada level korporasi, unit bisnis, dan fungsional. Format strateginya bersifat generik dan berdimensi jangka panjang. Sedangkan program dakwah tidak selalu bersifat kompleks dan berjangka panjang, melainkan bersifat dinamis, insidental, dan berdimensi jangka pendek. Sehingga, framework manajemen strategis sulit diterapkan pada konteks dakwah yang berjangka pendek. Perlu adaptasi framework manajemen strategis pada tahap formulasi strategi, agar compatible bagi dakwah berjangka pendek. Artikel ini bertujuan untuk melakukan adaptasi framework manajemen strategis agar dapat diaplikasikan untuk program dakwah berdimensi mikro dan berjangka pendek. Pendekatan penelitiannya kualitatif-teoritis berparadigma basic research dengan metode sintesis antara variabel fundamental dalam teori manajemen strategis dengan prinsip esensial dakwah. Data bersumber dari pustaka tentang variabel konsep manajemen strategis dan dakwah. Hasil adaptasi framework adalah: pertama, proses analisa sintesis antar faktor strategi dari lingkungan harus dilakukan secara komprehensif tanpa perlu kanalisasi faktor, agar bisa menghasilkan strategi yang holistik, sinergis, dan sistematis. Kedua, proses kanalisasi faktor strategis dalam bentuk matriks yang membatasi strategi dalam bentuk generik tidak bisa diterapkan. Formulasi strategi harus lebih terbuka, dinamis dan kreatif, tidak mengikuti strategi generik yang ditentukan secara apriori. Ketiga, implementasi strategi dapat dilakukan oleh lower-manajer atau komisi ad hoc.","PeriodicalId":246613,"journal":{"name":"INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121828492","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}