Perencanaan dan penjadwalan produksi merupakan salah satu kegiatan awal dalam suatu organisasi. Tahap ini meliputi penetapan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam suatu organisasi. Kegiatan dari perencanaan dan penjadwalan produksi adalah mempersiapkan rencana produksi, membuat jadwal penyelesaian, dan menyampaikan jadwal penyelesaian produksi. Tujuan perencanaan dan penjadwalan produksi adalah efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan bahan baku dan proses produksi sehingga mendapatkan produk yang unggul dari segi harga dan kualitas.Pelaksanaan kegiatan pengabdian dimulai pada tanggal 20 November 2021 sampai dengan 18 Desember 2021 di Industri Rumah Tangga (IRT) Keripik Kedelai milik Ibu Siti Hasanah di Desa Kertonegoro, Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember. Kegiatan pengabdian ini dimelibatkan 5 (lima) orang mahasiswa dari Program Studi Administrasi Niaga dan Negara. Metode kegiatan ini, yaitu Observasi yang dilakukan oleh ketua pelaksana dan mahasiswa, sosialisasi tentang perencanaan dan penjadwalan produksi di IRT Keripik Kedelai milik Ibu Siti Hasanah, melakukan pelatihan, dan tahap terakhir melakukan monitoring dan evaluasi. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah meningkatkan pengetahuan dan pendapatan IRT Keripik Kedelai milik Ibu Siti Hasanah melalui perencanaan dan penjadwalan produksi.Hasil kegiatan pengabdian pada IRT Keripik Kedelai milik Ibu Siti Hasanah telah menerapkan perencaan dan penjadwalan produksi secara berkelanjutan. Ibu Siti Hasanah sudah mulai memproduksi keripik kedelai lebih sering dan tepat waktu sehingga konsumen yang akan membeli produknya dapat setiap saat mendapatkan di rumah produksi.
{"title":"Sosialisasi Perencanaan Dan Penjadwalan Produksi Pada Industri Rumah Tangga Keripik Kedelai Di Desa Kertonegoro, Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember","authors":"Andrias Dwimahendrawan","doi":"10.37849/mipi.v4i2.255","DOIUrl":"https://doi.org/10.37849/mipi.v4i2.255","url":null,"abstract":"Perencanaan dan penjadwalan produksi merupakan salah satu kegiatan awal dalam suatu organisasi. Tahap ini meliputi penetapan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam suatu organisasi. Kegiatan dari perencanaan dan penjadwalan produksi adalah mempersiapkan rencana produksi, membuat jadwal penyelesaian, dan menyampaikan jadwal penyelesaian produksi. Tujuan perencanaan dan penjadwalan produksi adalah efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan bahan baku dan proses produksi sehingga mendapatkan produk yang unggul dari segi harga dan kualitas.Pelaksanaan kegiatan pengabdian dimulai pada tanggal 20 November 2021 sampai dengan 18 Desember 2021 di Industri Rumah Tangga (IRT) Keripik Kedelai milik Ibu Siti Hasanah di Desa Kertonegoro, Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember. Kegiatan pengabdian ini dimelibatkan 5 (lima) orang mahasiswa dari Program Studi Administrasi Niaga dan Negara. Metode kegiatan ini, yaitu Observasi yang dilakukan oleh ketua pelaksana dan mahasiswa, sosialisasi tentang perencanaan dan penjadwalan produksi di IRT Keripik Kedelai milik Ibu Siti Hasanah, melakukan pelatihan, dan tahap terakhir melakukan monitoring dan evaluasi. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah meningkatkan pengetahuan dan pendapatan IRT Keripik Kedelai milik Ibu Siti Hasanah melalui perencanaan dan penjadwalan produksi.Hasil kegiatan pengabdian pada IRT Keripik Kedelai milik Ibu Siti Hasanah telah menerapkan perencaan dan penjadwalan produksi secara berkelanjutan. Ibu Siti Hasanah sudah mulai memproduksi keripik kedelai lebih sering dan tepat waktu sehingga konsumen yang akan membeli produknya dapat setiap saat mendapatkan di rumah produksi.","PeriodicalId":247045,"journal":{"name":"Majalah Ilmiah Pelita Ilmu","volume":" 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131943075","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Artikel ini mengambarkan pemanfaatan Modal sosial dalam Pengelolaan Bum Desa. Artikel ini berangkat dari persoalan mitra (baca; Bum Desa) yang mengalami stagnasi. Solusi yang ditawarkan adalah memanfaatkan kelompok-kelompok masyarakat berbasis modal sosial. Solusi ini adalah anti thesa dari kondisi pelaksanaan bisnis Bum Desa yang bertumpuh pada mekanisme pasar murni. Kajiankali ini dilaksanakan di Badan Usaha Milik Desa (Bum Desa) Kertonegoro Desa Kertonegoro Kecamatan Jenggawa Kabupaten Jember. Kelompok sasaran sekaligus mitra adalah Pengurus Bum Desa “Kertonegoro” sebagai pihak utama. Pihak terkait adalah pengawas Bum Desa, kelompok-kelompok masyarakat yang teridentifikasi sebagai modal sosial di desa, diantara Rukun Keluarga, Pengurus Masjid, PPK dan Karang Taruna. Hasil dari pemecahan persoalan Bum Desa adalah revitalisasi Bum Desa mengacu kepada pembentukan kelembagaan baru dan potensi desa. Pemetaan reliabilitas unit bisnis yang bisa running dan penguatan kelembagaan Bum Desa.
{"title":"Emansipasif Elit Desa Dan Pemanfaat Modal Sosial Dalam Pengelolaan Bum Desa","authors":"Asmuni Asmuni","doi":"10.37849/mipi.v4i2.253","DOIUrl":"https://doi.org/10.37849/mipi.v4i2.253","url":null,"abstract":"Artikel ini mengambarkan pemanfaatan Modal sosial dalam Pengelolaan Bum Desa. Artikel ini berangkat dari persoalan mitra (baca; Bum Desa) yang mengalami stagnasi. Solusi yang ditawarkan adalah memanfaatkan kelompok-kelompok masyarakat berbasis modal sosial. Solusi ini adalah anti thesa dari kondisi pelaksanaan bisnis Bum Desa yang bertumpuh pada mekanisme pasar murni. Kajiankali ini dilaksanakan di Badan Usaha Milik Desa (Bum Desa) Kertonegoro Desa Kertonegoro Kecamatan Jenggawa Kabupaten Jember. Kelompok sasaran sekaligus mitra adalah Pengurus Bum Desa “Kertonegoro” sebagai pihak utama. Pihak terkait adalah pengawas Bum Desa, kelompok-kelompok masyarakat yang teridentifikasi sebagai modal sosial di desa, diantara Rukun Keluarga, Pengurus Masjid, PPK dan Karang Taruna. Hasil dari pemecahan persoalan Bum Desa adalah revitalisasi Bum Desa mengacu kepada pembentukan kelembagaan baru dan potensi desa. Pemetaan reliabilitas unit bisnis yang bisa running dan penguatan kelembagaan Bum Desa.","PeriodicalId":247045,"journal":{"name":"Majalah Ilmiah Pelita Ilmu","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134368645","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dalam segala keterbatasan ekonomi di tengah pademi ini dibutuhkan peran pemerintah bersama swasta untuk mambantu proses pemulihan ekonomi para pelaku UMKM. Karena secara nasional maupun lokal UMKM berada dalam kondisi mengalami penurunan produksi dan penjualan. Untuk sekala daerah misalnya, di Kabupaten Jember cukup banyak UMKM yang terpaksa harus gulung tikar akibat tidak mampu beradaptasi dengan kondisi pandemi. Secara data Jember memiliki jumlah pelaku usaha UMKM terbesar di Jawa Timur. Oleh karena itu menarik sekali ketika UMKM ini mamppu tumbuh dan berkembang ditengah pandemi. Salah satu yang menjadi kajian dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah UMKM yang berada di wilayah Dusun Krajan RT 004 RW 004 Desa Wonojati Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember. Di sana ada beberapa UMKM yang masih mampu bertahan di tengah kondisi pandemi walaupun sejatinya dalam kondisi yang cukup memperihatinkan. Karena para pelaku UMKM yang berada di wilayah desa Wonojati ini kebanyakan mereka adalah masyarakat kalangan menengah ke bawah. Sehingga sedikit saja ada gejolak ekonomi maka akan berpengaruh besar terhadap bisnis yang mereka lakukan.
{"title":"Pelatihan Pengembangan Produk Dan Pemasaran Secara Digital","authors":"Sukron Makmun","doi":"10.37849/mipi.v4i2.252","DOIUrl":"https://doi.org/10.37849/mipi.v4i2.252","url":null,"abstract":"Dalam segala keterbatasan ekonomi di tengah pademi ini dibutuhkan peran pemerintah bersama swasta untuk mambantu proses pemulihan ekonomi para pelaku UMKM. Karena secara nasional maupun lokal UMKM berada dalam kondisi mengalami penurunan produksi dan penjualan. Untuk sekala daerah misalnya, di Kabupaten Jember cukup banyak UMKM yang terpaksa harus gulung tikar akibat tidak mampu beradaptasi dengan kondisi pandemi. Secara data Jember memiliki jumlah pelaku usaha UMKM terbesar di Jawa Timur. Oleh karena itu menarik sekali ketika UMKM ini mamppu tumbuh dan berkembang ditengah pandemi. Salah satu yang menjadi kajian dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah UMKM yang berada di wilayah Dusun Krajan RT 004 RW 004 Desa Wonojati Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember. Di sana ada beberapa UMKM yang masih mampu bertahan di tengah kondisi pandemi walaupun sejatinya dalam kondisi yang cukup memperihatinkan. Karena para pelaku UMKM yang berada di wilayah desa Wonojati ini kebanyakan mereka adalah masyarakat kalangan menengah ke bawah. Sehingga sedikit saja ada gejolak ekonomi maka akan berpengaruh besar terhadap bisnis yang mereka lakukan.","PeriodicalId":247045,"journal":{"name":"Majalah Ilmiah Pelita Ilmu","volume":"77 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114842878","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dalam sebuah perusahaan, SOP (Standard Operating Procedure) atau yang biasa dikenal dengan prosedur, sudah menjadi umum dan tidak dapat dihilangkan dari suatu bisnis. Sebuah proses bisnis pada perusahaan akan berjalan tanpa arah tujuan disebabkan tidak adanya SOP atau prosedur yang baik, benar, dan jelas. SOP yang baik adalah prosedur yang akan mengarahkan masing-masing fungsi bisnis perusahaan tersebut dengan mengatur cara kerja dan aturan kerja yang jelas. Pentingnya bagi perusahaan mempunyai SOP atau prosedur yang baik, benar, dan jelas akan memudahkan terhadap proses kontrol dan pengawasan berkelanjutan. Dengan adanya hal tersebut, setiap langkah proses bisnis dalam meraih tujuannya akan lebih teratur dan jelas. Meski demikian, perusahaan masih tetap perlu untuk menuliskan suatu prosedur secara sederhana, mudah dipelajari dan dipahami. Prosedur atau SOP dibuat sedemikian rupa menjadi sebuah panduan yang baik bagi setiap fungsi bisnis. Agar tidak membatasi ruang gerak maka SOP atau prosedur tidak dibuat terlalu kaku dan ketat, maupun tidak dibuat terlalu kabur dan kurang rinci sehingga mudah dipahami dan tidak membingungkan. Jika SOP dibuat dengan tepat, maka akan sangat membantu bagi perusahaan. Dengan dituliskan secara jelas dan benar akan berdampak menjadi lebih baik pada fungsi kerja individu.
{"title":"Pengembangan Umkm Filter Coffee Melalui Standar Operasional Prosedur (SOP) Produksi Guna Mempertahankan Citra Institusi","authors":"Siti Husnul Hotima","doi":"10.37849/mipi.v4i2.259","DOIUrl":"https://doi.org/10.37849/mipi.v4i2.259","url":null,"abstract":"Dalam sebuah perusahaan, SOP (Standard Operating Procedure) atau yang biasa dikenal dengan prosedur, sudah menjadi umum dan tidak dapat dihilangkan dari suatu bisnis. Sebuah proses bisnis pada perusahaan akan berjalan tanpa arah tujuan disebabkan tidak adanya SOP atau prosedur yang baik, benar, dan jelas. SOP yang baik adalah prosedur yang akan mengarahkan masing-masing fungsi bisnis perusahaan tersebut dengan mengatur cara kerja dan aturan kerja yang jelas. Pentingnya bagi perusahaan mempunyai SOP atau prosedur yang baik, benar, dan jelas akan memudahkan terhadap proses kontrol dan pengawasan berkelanjutan. Dengan adanya hal tersebut, setiap langkah proses bisnis dalam meraih tujuannya akan lebih teratur dan jelas. Meski demikian, perusahaan masih tetap perlu untuk menuliskan suatu prosedur secara sederhana, mudah dipelajari dan dipahami. Prosedur atau SOP dibuat sedemikian rupa menjadi sebuah panduan yang baik bagi setiap fungsi bisnis. Agar tidak membatasi ruang gerak maka SOP atau prosedur tidak dibuat terlalu kaku dan ketat, maupun tidak dibuat terlalu kabur dan kurang rinci sehingga mudah dipahami dan tidak membingungkan. Jika SOP dibuat dengan tepat, maka akan sangat membantu bagi perusahaan. Dengan dituliskan secara jelas dan benar akan berdampak menjadi lebih baik pada fungsi kerja individu.","PeriodicalId":247045,"journal":{"name":"Majalah Ilmiah Pelita Ilmu","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129939591","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
UMKM pada umumnya adalah usaha yang dikelola oleh keluarga. Hasil usaha digunakan sebagai penunjang kehidupan rumah tangga. Usaha ini biasanya dipimpin oleh para kepala keluarga yang dibantu oleh istri ataupun anak. Tenaga kerja menggunakan para tetangga sekitar.UMKM biasanya kurang mempunyai pencatatan atas segala kegiatan yang dilakukan. Hal ini membuat UMKM kurang dapat mengerti apa arti suatu kesuksesan usaha. Bagaimana operasional usaha yang dapat dikatakan sejahtera. Ini merupakan suatu hal yang tidak pernah terpikirkan oleh organisasi UMKM. UMKM Kedelai di desa Kertonegoro mempunyai SDM seorang ketua, seorang administrasi dan empat orang tenaga operasional. Sementara kegiatan tidak dilakukan setiap hari. Hal ini menunggu habisnya produk serta adanya pemesanan.Pengadaan bahan baku dilakukan dengan pembelian yang bersumber dari hasil penjualan. Sementara pembayaran tenaga kerja dilakukan pada saat ada permintaan dari tenaga kerja. Hal ini mempunyai alasan agar hasilnya dapat dirasakan. Kondisi ini menimbulkan adanya hutang biaya selain biaya listrik yang harus dibayar lepas bulan. Sementara operasional pengadaan UMKM diawali dengan adanya hutang Bank yang sampai saat ini belum lunas.Dengan kondisi UMKM yang demikian itu setelah dianalisa menunjukkan penilaian rasio yang dapat dikatakan sebagai usaha yang cukup sejahtera. Kekurangannya terletak pada operasional pemasaran yang hanya menunggu pesanan.
{"title":"Kesejahteraan Finansial Umkm Kripik Kedelai Desa Kertonegoro","authors":"Achadyah Prabawati","doi":"10.37849/mipi.v4i1.247","DOIUrl":"https://doi.org/10.37849/mipi.v4i1.247","url":null,"abstract":"UMKM pada umumnya adalah usaha yang dikelola oleh keluarga. Hasil usaha digunakan sebagai penunjang kehidupan rumah tangga. Usaha ini biasanya dipimpin oleh para kepala keluarga yang dibantu oleh istri ataupun anak. Tenaga kerja menggunakan para tetangga sekitar.UMKM biasanya kurang mempunyai pencatatan atas segala kegiatan yang dilakukan. Hal ini membuat UMKM kurang dapat mengerti apa arti suatu kesuksesan usaha. Bagaimana operasional usaha yang dapat dikatakan sejahtera. Ini merupakan suatu hal yang tidak pernah terpikirkan oleh organisasi UMKM. UMKM Kedelai di desa Kertonegoro mempunyai SDM seorang ketua, seorang administrasi dan empat orang tenaga operasional. Sementara kegiatan tidak dilakukan setiap hari. Hal ini menunggu habisnya produk serta adanya pemesanan.Pengadaan bahan baku dilakukan dengan pembelian yang bersumber dari hasil penjualan. Sementara pembayaran tenaga kerja dilakukan pada saat ada permintaan dari tenaga kerja. Hal ini mempunyai alasan agar hasilnya dapat dirasakan. Kondisi ini menimbulkan adanya hutang biaya selain biaya listrik yang harus dibayar lepas bulan. Sementara operasional pengadaan UMKM diawali dengan adanya hutang Bank yang sampai saat ini belum lunas.Dengan kondisi UMKM yang demikian itu setelah dianalisa menunjukkan penilaian rasio yang dapat dikatakan sebagai usaha yang cukup sejahtera. Kekurangannya terletak pada operasional pemasaran yang hanya menunggu pesanan. ","PeriodicalId":247045,"journal":{"name":"Majalah Ilmiah Pelita Ilmu","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127327608","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Inovasi produk yaitu sesuatu yang dapat dilihat sebagai kemajuan fungsional produk yang dapat membawa produk selangkah lebih maju dibandingkan dengan produk pesaing. Tujuan utama dari inovasi produk adalah untuk memenuhi permintaan pasar sehingga produk inovasi merupakan salah satu yang dapat digunakan sebagai keunggulan bersaing bagi perusahaan. Pelanggan umumnya menginginkan produk-produk yang inovatif sesuai dengan keinginan mereka. Pelaksanaan kegiatan dimulai tanggal 17 Oktober 2021 sampai dengan 30 November 2021 di UMKM Filter Coffee milik Bapak Dwi Nofiyanata, Desa Kemuningsari, Kecamatan Jember. Kegiatan ini melibatjab 6 mahasiswa dari Progam Studi Ilmu Administrasi Negara dan Niaga. Metode kegiatan yang dilaksanakan yaitu observasi mahasiswa dan Dosen, sosialisasi pentingnya inovasi, pelatihan inovasi produk, monitoring dan evaluasi progam pengabdian kepada masyarakat. Tujuan kegiatan adalah meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan usaha Filter Coffee milik Bapak Dwi Nofiyanata melalui progam inovasi produk.Hasil kegiatan ini adalalah UMKM Filter Coffee milik Bapak Dwi Nofiyanata telah memiliki produk inovasi yaitu parfum kopi. Bapak Dwi Nofiyanata mampu melakukan edukasi dan praktik inovasi kepada karyawan sehingga dapat membuat produk inovasi. Produk parfum kopi dikemas dengan kain goni rajut ukuran 15 cm x 8 cm serta diberi label sehingga terlihat lebih menarik. Parfum kopi memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya menghilangkan aroma tidak sedap di ruangan, sebagai penghias kendaraan roda empat dan bisa menjadikan parfum aroma dalam sebuah ruangan.
{"title":"Sosialisasi Pentingnya Inovasi Produk Pada Filter Coffee Dan Pelatihan Inovasi Produk","authors":"Alifian Nugraha","doi":"10.37849/mipi.v4i1.245","DOIUrl":"https://doi.org/10.37849/mipi.v4i1.245","url":null,"abstract":"Inovasi produk yaitu sesuatu yang dapat dilihat sebagai kemajuan fungsional produk yang dapat membawa produk selangkah lebih maju dibandingkan dengan produk pesaing. Tujuan utama dari inovasi produk adalah untuk memenuhi permintaan pasar sehingga produk inovasi merupakan salah satu yang dapat digunakan sebagai keunggulan bersaing bagi perusahaan. Pelanggan umumnya menginginkan produk-produk yang inovatif sesuai dengan keinginan mereka. Pelaksanaan kegiatan dimulai tanggal 17 Oktober 2021 sampai dengan 30 November 2021 di UMKM Filter Coffee milik Bapak Dwi Nofiyanata, Desa Kemuningsari, Kecamatan Jember. Kegiatan ini melibatjab 6 mahasiswa dari Progam Studi Ilmu Administrasi Negara dan Niaga. Metode kegiatan yang dilaksanakan yaitu observasi mahasiswa dan Dosen, sosialisasi pentingnya inovasi, pelatihan inovasi produk, monitoring dan evaluasi progam pengabdian kepada masyarakat. Tujuan kegiatan adalah meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan usaha Filter Coffee milik Bapak Dwi Nofiyanata melalui progam inovasi produk.Hasil kegiatan ini adalalah UMKM Filter Coffee milik Bapak Dwi Nofiyanata telah memiliki produk inovasi yaitu parfum kopi. Bapak Dwi Nofiyanata mampu melakukan edukasi dan praktik inovasi kepada karyawan sehingga dapat membuat produk inovasi. Produk parfum kopi dikemas dengan kain goni rajut ukuran 15 cm x 8 cm serta diberi label sehingga terlihat lebih menarik. Parfum kopi memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya menghilangkan aroma tidak sedap di ruangan, sebagai penghias kendaraan roda empat dan bisa menjadikan parfum aroma dalam sebuah ruangan. ","PeriodicalId":247045,"journal":{"name":"Majalah Ilmiah Pelita Ilmu","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124857832","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pelayanan publik pada Pemerintah Desa di Wonojati memerlukan adanya inovasi agar dapat menggunakan perkembangan digitalisasi media sosial yaitu “WA” Bisnis. Pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan penggunaan media sosial “WA” Bisnis (Pelayanan Kantor Desa Wonojati) ini ditujukan kepada perangkat desa agar bisa memanfaatkan teknologi digitalisasi yang lebih mudah dan terjangkau bagi masyarakat desa mengikuti perkembangan jaman.Pelaksanaan kegiatan dimulai pada hari Kamis, tanggal 11 November 2021 di Balai Desa Wonojati Kecamatan Jenggawah-Kabupaten Jember. Kegiatan ini melibatkan 5 (lima) mahasiswa, yaitu: Risang Prasetyo, Muhammad Widyanto, Haggy Rosyadi, Afifatur Rohmah, dan Khoirotul Fitriya. Metode kegiatan yang dilakukan yaitu: pertama dengan mengadakan sosialisasi kepada Perangkat Desa Wonojati mengenai kegunaan media sosial sebagai sarana inovasi pelayanan publik yang mudah dijangkau masyarakat, khususnya pada penggunaan “WA” Bisnis; kedua dengan pelatihan membuat akun “WA” Bisnis beserta pengenalan fitur-fitur di dalamnya yang dapat mempermudah pelayanan kepada masyarakat; dan yang ketiga diharapkan Kantor Desa Wonojati dapat menyambut baik dan mengimplementasikan untuk seterusnya. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan sosialisasi edukasi dan pelatihan penggunaan “WA” Bisnis yang lebih memudahkan proses pelayanan kepada masyarakat, khususnya apabila ada permintaan permohonan pengurusan adminduk masyarakat yang diluar jam kerja Kantor Desa Wonojati dapat ditampung, sehingga dapat memperpendek waktu tunggu pengurusan berkas kelengkapan adminduk masyarakat.Hasil kegiatan ini ialah Pemerintahan Desa Wonojati, khususnya bagi Perangkat Desa Wonojati dapat mengetahui dan memanfaatkan perkembangan teknologi digitalisasi dengan cara penggunaan “WA” Bisnis sehingga dapat memudahkan pada pelayanan kepada masyarakat.
{"title":"Inovasi Penggunaan Media Sosial “Wa” Bisnis (Pelayanan Kantor Desa Wonojati)","authors":"Fadillah Endah Sunarsiyani","doi":"10.37849/mipi.v4i1.248","DOIUrl":"https://doi.org/10.37849/mipi.v4i1.248","url":null,"abstract":"Pelayanan publik pada Pemerintah Desa di Wonojati memerlukan adanya inovasi agar dapat menggunakan perkembangan digitalisasi media sosial yaitu “WA” Bisnis. Pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan penggunaan media sosial “WA” Bisnis (Pelayanan Kantor Desa Wonojati) ini ditujukan kepada perangkat desa agar bisa memanfaatkan teknologi digitalisasi yang lebih mudah dan terjangkau bagi masyarakat desa mengikuti perkembangan jaman.Pelaksanaan kegiatan dimulai pada hari Kamis, tanggal 11 November 2021 di Balai Desa Wonojati Kecamatan Jenggawah-Kabupaten Jember. Kegiatan ini melibatkan 5 (lima) mahasiswa, yaitu: Risang Prasetyo, Muhammad Widyanto, Haggy Rosyadi, Afifatur Rohmah, dan Khoirotul Fitriya. Metode kegiatan yang dilakukan yaitu: pertama dengan mengadakan sosialisasi kepada Perangkat Desa Wonojati mengenai kegunaan media sosial sebagai sarana inovasi pelayanan publik yang mudah dijangkau masyarakat, khususnya pada penggunaan “WA” Bisnis; kedua dengan pelatihan membuat akun “WA” Bisnis beserta pengenalan fitur-fitur di dalamnya yang dapat mempermudah pelayanan kepada masyarakat; dan yang ketiga diharapkan Kantor Desa Wonojati dapat menyambut baik dan mengimplementasikan untuk seterusnya. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan sosialisasi edukasi dan pelatihan penggunaan “WA” Bisnis yang lebih memudahkan proses pelayanan kepada masyarakat, khususnya apabila ada permintaan permohonan pengurusan adminduk masyarakat yang diluar jam kerja Kantor Desa Wonojati dapat ditampung, sehingga dapat memperpendek waktu tunggu pengurusan berkas kelengkapan adminduk masyarakat.Hasil kegiatan ini ialah Pemerintahan Desa Wonojati, khususnya bagi Perangkat Desa Wonojati dapat mengetahui dan memanfaatkan perkembangan teknologi digitalisasi dengan cara penggunaan “WA” Bisnis sehingga dapat memudahkan pada pelayanan kepada masyarakat. ","PeriodicalId":247045,"journal":{"name":"Majalah Ilmiah Pelita Ilmu","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130940037","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini ditujukan kepada usaha mikro tempe milik Ibu Murti’ah di Desa Wonojati Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember. Selama 45 tahun usaha tersebut berdiri, belum memiliki Surat Keterangan Usaha dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Jember. Selain itu, usaha tersebut hanya memproduksi tempe yang dikemas dengan daun pisang. Ibu Murti’ah juga belum pernah melakukan diversifikasi produk olahan tempe.Pelaksanaan kegiatan dimulai bulan Oktober sampai dengan Desember 2021 di usaha mikro tempe milik Ibu Murti’ah. Kegiatan ini melibatkan 5 mahasiswa dari Program Studi Ilmu Administrasi Niaga dan Negara. Metode kegiatan yang dilaksanakan yaitu pengurusan SKU dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Jember, sosialisasi pentingnya pengembangan dan inovasi produk, pengembangan produk tempe, dan inovasi produk tempe. Tujuan kegiatan adalah guna meningkatkan daya saing usaha mikro tempe milik Ibu Murti’ah. Hasil kegiatan ini adalah usaha mikro tempe milik Ibu Murti’ah telah memiliki SKU dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Jember. Ibu Murti’ah sudah mengetahui tentang pengembangan dan inovasi produk. Pengembangan produk tempe dilakukan dengan pengemasan menggunakan plastik, varian harga bertambah Rp500 dan Rp1.000, serta pemberian label usaha. Ibu Murti’ah melakukan inovasi produk tempe mentah menjadi keripik dan basreng tempe.
这次社区活动是为默蒂夫人在大溪镇(Wonojati village village village区进行的微型坦佩活动而进行的。在该机构成立45年的时间里,没有合作社和林伯县小企业的营业证明。此外,该公司只生产带有香蕉叶的临时住所。穆蒂夫人还没有尝试过多种精制产品。活动从10月开始至2021年12月在穆蒂夫人的微型寺庙进行。该活动包括工商管理和国家科学学习项目的5名学生。活动的方法是照顾我的合作社和九月区小企业,开发和创新的重要性社会化,坦佩产品开发和坦佩产品创新。这次活动的目的是为了提升穆蒂阿的微型企业的竞争力。这次行动的结果是默蒂夫人在合作社和林伯区小规模行动穆蒂夫人知道产品的发展和创新坦佩产品的开发是通过塑料包装、价格品种增加的Rp500和rp1000以及企业标签。穆蒂夫人把原始的坦佩产品创新成薯片和低音部。
{"title":"Pengembangan Dan Inovasi Produk Tempe Guna Meningkatkan Daya Saing Usaha Mikro","authors":"Nungky Viana Feranita","doi":"10.37849/mipi.v4i1.242","DOIUrl":"https://doi.org/10.37849/mipi.v4i1.242","url":null,"abstract":" Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini ditujukan kepada usaha mikro tempe milik Ibu Murti’ah di Desa Wonojati Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember. Selama 45 tahun usaha tersebut berdiri, belum memiliki Surat Keterangan Usaha dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Jember. Selain itu, usaha tersebut hanya memproduksi tempe yang dikemas dengan daun pisang. Ibu Murti’ah juga belum pernah melakukan diversifikasi produk olahan tempe.Pelaksanaan kegiatan dimulai bulan Oktober sampai dengan Desember 2021 di usaha mikro tempe milik Ibu Murti’ah. Kegiatan ini melibatkan 5 mahasiswa dari Program Studi Ilmu Administrasi Niaga dan Negara. Metode kegiatan yang dilaksanakan yaitu pengurusan SKU dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Jember, sosialisasi pentingnya pengembangan dan inovasi produk, pengembangan produk tempe, dan inovasi produk tempe. Tujuan kegiatan adalah guna meningkatkan daya saing usaha mikro tempe milik Ibu Murti’ah. Hasil kegiatan ini adalah usaha mikro tempe milik Ibu Murti’ah telah memiliki SKU dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Jember. Ibu Murti’ah sudah mengetahui tentang pengembangan dan inovasi produk. Pengembangan produk tempe dilakukan dengan pengemasan menggunakan plastik, varian harga bertambah Rp500 dan Rp1.000, serta pemberian label usaha. Ibu Murti’ah melakukan inovasi produk tempe mentah menjadi keripik dan basreng tempe.","PeriodicalId":247045,"journal":{"name":"Majalah Ilmiah Pelita Ilmu","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129214412","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Saat ini perempuan dapat memperjuangkan haknya dan mengaktualisasikan dirinya, juga dapat urut berperan dalam pembangunan dan mendapat akses yang sama dengan laki-laki. Pada dasarnya hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan masyarakat seluruhnya secara adil dan merata dan Pancasila sebagai dasar tujuan dan pembangunan Nasional. Termasuk perempuan juga mempunyai hak membangun bangsa dengan pemikiran dan karyanya. Telah banyak program pemberdayaan perempuan yang diarahkan untuk mengembangkan dan mematangkan berbagai potensi yang ada pada diri perempuan, sehingga memungkinkan perempuan dapat memanfaatkan hak dan kesempatan yang sama dengan laki-laki terhadap sumber daya pembangunan. Dukungan terhadap perempuan dan lembaga-lembaga pemberdayaan perempuan berlaku di seluruh wilayah Indonesia, sebagaimana pula di Kabupaten Jember. Dengan adanya Peraturan Bupati Nomer 16 Tahun 2021 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Jember, membuktikan bahwa pemerintah daerah juga turut mendukung kemajuan perempuan didaerahnya. Di Wilayah Desa Wonojati Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember terdapat kelompok ibu-ibu yang kesehariannya murni sebagai ibu rumah tangga, kelompok ini terdiri atas ibu-ibu yang biasa berkumpul setiap harinya di wilayah RT 06 RW 03 dusun Krajan desa Wonojati.. dengan adanya program pengabdian masyarakat ini diharapkan akan memberikan pengetahuan tentang makna pemberdayaan perempuan, dengan memberikan pelatihan sehingga menambah keahlian seperti merajut dan membuat parfum ruangan dengan bahan limbah kopi.
{"title":"Pemberdayaan Perempuan dengan Pelatihan Merajut dan Membuat Parfum Ruangan dari Limbah Kopi","authors":"Nur Aini Mayasiana","doi":"10.37849/mipi.v4i1.246","DOIUrl":"https://doi.org/10.37849/mipi.v4i1.246","url":null,"abstract":"Saat ini perempuan dapat memperjuangkan haknya dan mengaktualisasikan dirinya, juga dapat urut berperan dalam pembangunan dan mendapat akses yang sama dengan laki-laki. Pada dasarnya hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan masyarakat seluruhnya secara adil dan merata dan Pancasila sebagai dasar tujuan dan pembangunan Nasional. Termasuk perempuan juga mempunyai hak membangun bangsa dengan pemikiran dan karyanya. Telah banyak program pemberdayaan perempuan yang diarahkan untuk mengembangkan dan mematangkan berbagai potensi yang ada pada diri perempuan, sehingga memungkinkan perempuan dapat memanfaatkan hak dan kesempatan yang sama dengan laki-laki terhadap sumber daya pembangunan. Dukungan terhadap perempuan dan lembaga-lembaga pemberdayaan perempuan berlaku di seluruh wilayah Indonesia, sebagaimana pula di Kabupaten Jember. Dengan adanya Peraturan Bupati Nomer 16 Tahun 2021 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Jember, membuktikan bahwa pemerintah daerah juga turut mendukung kemajuan perempuan didaerahnya. Di Wilayah Desa Wonojati Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember terdapat kelompok ibu-ibu yang kesehariannya murni sebagai ibu rumah tangga, kelompok ini terdiri atas ibu-ibu yang biasa berkumpul setiap harinya di wilayah RT 06 RW 03 dusun Krajan desa Wonojati.. dengan adanya program pengabdian masyarakat ini diharapkan akan memberikan pengetahuan tentang makna pemberdayaan perempuan, dengan memberikan pelatihan sehingga menambah keahlian seperti merajut dan membuat parfum ruangan dengan bahan limbah kopi. ","PeriodicalId":247045,"journal":{"name":"Majalah Ilmiah Pelita Ilmu","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127703035","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
BUMDes Kertomas berdiri sejak tahun 2017, namun berjalan tidak sesuai dengan harapan para pemangku kepentingan. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini memberikan pemahaman kepada Pemerintah Desa, BPD, dan Pengurus BUMDes Kertomas dalam pengelolaan BUMDes. Metode pelaksanaan yang dilakukan yaitu: (1) Observasi ke Pemerintah Desa dan Pengurus BUMDes Kertomas, (2) Observasi wilayah desa Kertonegoro, (3) Pemetaan potensi desa Kertonegoro, (4) Penentuan unit usaha yang bisa dijalankan oleh BUMDes Kertomas, (5) Sosialisasi peran Pemerintah Desa Kertonegoro dalam pengelolaan BUMDes Kertomas, (6) Memberikan masukan revitalisasi BUMDes Kertomas (7) Penyerahan rekomendasi unit usaha kepada Pemerintah Desa Kertonegoro. Hasil dari pelaksanaan ini adalah: (1) adanya kolaborasi multi pihak dalam pengelolaan BUMDEs Kertomas, (2) Memiliki unit-unit usaha berdasarkan potensi desa, (3) Alternatif baru Pendapatan Asli Desa (PADes) Kertonegoro.
{"title":"Peran Pemerintah Desa Dalam Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa","authors":"Rohim Rohim","doi":"10.37849/mipi.v4i1.244","DOIUrl":"https://doi.org/10.37849/mipi.v4i1.244","url":null,"abstract":"BUMDes Kertomas berdiri sejak tahun 2017, namun berjalan tidak sesuai dengan harapan para pemangku kepentingan. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini memberikan pemahaman kepada Pemerintah Desa, BPD, dan Pengurus BUMDes Kertomas dalam pengelolaan BUMDes. Metode pelaksanaan yang dilakukan yaitu: (1) Observasi ke Pemerintah Desa dan Pengurus BUMDes Kertomas, (2) Observasi wilayah desa Kertonegoro, (3) Pemetaan potensi desa Kertonegoro, (4) Penentuan unit usaha yang bisa dijalankan oleh BUMDes Kertomas, (5) Sosialisasi peran Pemerintah Desa Kertonegoro dalam pengelolaan BUMDes Kertomas, (6) Memberikan masukan revitalisasi BUMDes Kertomas (7) Penyerahan rekomendasi unit usaha kepada Pemerintah Desa Kertonegoro. Hasil dari pelaksanaan ini adalah: (1) adanya kolaborasi multi pihak dalam pengelolaan BUMDEs Kertomas, (2) Memiliki unit-unit usaha berdasarkan potensi desa, (3) Alternatif baru Pendapatan Asli Desa (PADes) Kertonegoro.","PeriodicalId":247045,"journal":{"name":"Majalah Ilmiah Pelita Ilmu","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131513648","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}