Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.36626/jppp.v18i34.712
Wida Wahidah Mubarokah, A. P. Cahyani, Budi Purwo Widiarso
ABSTRACTHaemonchosis is a disease caused by the nematode Haemonchus contortus. This disease generally attacks ruminants, especially sheep and goats. The biggest economic losses due to this disease are mortality, decreased production, stunted growth, and low body weight. The existence of resistance to synthetic anthelmintics causes the development of research on alternative treatments to herbal anthelmintics to be a strategic step. This study aims to analyze the effect of Areca catechu on Haemonchus contortus in vitro so that the Lethal Concentration 50 (LC 50) can be determined. This study was divided into 9 groups. Group I was treated with 2.5% A. catechu crude aqueous extract; group II was treated with 5% of A. catechu crude aqueous extract; group III was treated with 7.5% A. catechu crude aqueous extract; group IV was treated with 10% of A. catechu crude aqueous extract; group V was treated with 12.5% A. catechu crude aqueous extract; group VI was treated with 15% A. catechu crude aqueous extract; Group VII was treated with 17.5% A. catechu crude aqueous extract, group VIII was a negative control (0.9% NaCl) and group IX was a positive control (Albendazole). The mortality of H. contortus was recorded every hour until the worm mortality was 100%. The results were then analyzed using the Reed and Muench method. Based on the in vitro test of Areca catechu crude aqueous extract against H.contortus it can cause mortality in worms with an Lethal Concentration 50 (LC 50) calculation result of 7.50%.
{"title":"The Activity of Anthelmintic Areca Catechu Crude Aqueous Extract Against Haemonchus Contortus in The Goat (Capra Hircus) in Vitro","authors":"Wida Wahidah Mubarokah, A. P. Cahyani, Budi Purwo Widiarso","doi":"10.36626/jppp.v18i34.712","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v18i34.712","url":null,"abstract":"ABSTRACTHaemonchosis is a disease caused by the nematode Haemonchus contortus. This disease generally attacks ruminants, especially sheep and goats. The biggest economic losses due to this disease are mortality, decreased production, stunted growth, and low body weight. The existence of resistance to synthetic anthelmintics causes the development of research on alternative treatments to herbal anthelmintics to be a strategic step. This study aims to analyze the effect of Areca catechu on Haemonchus contortus in vitro so that the Lethal Concentration 50 (LC 50) can be determined. This study was divided into 9 groups. Group I was treated with 2.5% A. catechu crude aqueous extract; group II was treated with 5% of A. catechu crude aqueous extract; group III was treated with 7.5% A. catechu crude aqueous extract; group IV was treated with 10% of A. catechu crude aqueous extract; group V was treated with 12.5% A. catechu crude aqueous extract; group VI was treated with 15% A. catechu crude aqueous extract; Group VII was treated with 17.5% A. catechu crude aqueous extract, group VIII was a negative control (0.9% NaCl) and group IX was a positive control (Albendazole). The mortality of H. contortus was recorded every hour until the worm mortality was 100%. The results were then analyzed using the Reed and Muench method. Based on the in vitro test of Areca catechu crude aqueous extract against H.contortus it can cause mortality in worms with an Lethal Concentration 50 (LC 50) calculation result of 7.50%.","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"106 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128129813","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.36626/jppp.v18i34.694
Marhaenis Budi Santoso, Soleh Wahyudi
ABSTRAKKajian ini bertujuan untuk (1) mengungkapkan sebaran karakteristik penyuluh pertanian di Kabupaten Banjar, (2) mengidentifikasi sebaran tingkat kompetensi penyuluh pertanian di bidang kewirausahaan, (3) mengidentifikasi unit-unit kompetensi bidang kewirausahaan yang perlu dilatihkan, serta (4) mengetahui korelasi antara usia, pendidikan, masa kerja dan motivasi responden terhadap kompetensi kerja. Obyek pengkajian ini adalah 3 orang penyuluh pertanian di 11 BPP Kecamatan (purposive sampling). Data dikumpulkan melalui survei sejak Februari sampai Maret 2021. Data diolah dan dianalisis dengan statistik deskriptif untuk mengungkapkan sebaran karakteristik responden, unit kompetensi serta korelasi antara usia, pendidikan, masa kerja, dan motivasi responden dengan kompetensi yang dimiliki. Skoring unit-unit kompetensi digolongkan ke dalam tingkat sangat tinggi (>84), tinggi ( 68 – 83,9), sedang (52 – 67,9), rendah (36 – 51,9), dan sangat rendah (<36). Hasil kajian menunjukkan bahwa sebaran penyuluh bervariasi berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan formal, pengalaman, bidang keahlian, frekuensi konsumsi media, kekosmopolitan, dan motivasinya. Sebaran kompetensi responden berada pada tingkat sedang, rendah dan sangat rendah berturut-turut sebesar 18,18%, 36,36%, dan 45,45%. Berdasarkan pemeringkatan 27 unit kompetensi didapati 11 kompetensi prioritas yang dilatihkan, yaitu 1) menentukan produk yang akan diusahakan, 2) melakukan analisis harga pulang pokok, 3) melaksanakan survey pasar atau suatu produk, 4) menghitung biaya investasi, 5) melakukan pemasaran produk, 6) menjalin hubungan dengan pelanggan, 7) melakukan promosi produk, 8) melakukan pembukuan keuangan untuk setiap transaksi, 9) melakukan pengurusan perijinan usaha, 10) survey atas pedagang eceran produk, dan 11) menyusun rencana produksi. Sementara itu usia, pendidikan, masa kerja, dan motivasi tidak berhubungan dengan kompetensi yang dimiliki penyuluh pertanian tentang kewirausahaan agribisnis.AbstractThe objectives of this research were (1) to observe the distribution of agricultural extension officer characteristics in Banjar Regency, (2) to identify the distribution of agricultural extension officer competency regards to entrepreneurship, (3) to identify units of entrepreneurship competence that were needed to be trained, and (4) to determine the correlation among age, education, working period and motivation of those respondents competencies The object of this study were 3 agricultural extension workers in 11 BPP Kecamatan (purposive sampling). Data were collected through a survey from February to March 2021.The data was processed and analyzed with descriptive statistics to obserb the distribution of respondent characteristics, competency units and the correlation between age, education, years of service, and motivation of respondents and their competencies. Scoring of competency units is classified into very high (>84), high (68 – 83.9), moderate (52 – 67.9), low (36 – 51.9)
{"title":"Kajian Kompetensi dan Kebutuhan Pelatihan Penyuluh Pertanian dalam Bidang Kewirausahaan di Kabupaten Banjar","authors":"Marhaenis Budi Santoso, Soleh Wahyudi","doi":"10.36626/jppp.v18i34.694","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v18i34.694","url":null,"abstract":"ABSTRAKKajian ini bertujuan untuk (1) mengungkapkan sebaran karakteristik penyuluh pertanian di Kabupaten Banjar, (2) mengidentifikasi sebaran tingkat kompetensi penyuluh pertanian di bidang kewirausahaan, (3) mengidentifikasi unit-unit kompetensi bidang kewirausahaan yang perlu dilatihkan, serta (4) mengetahui korelasi antara usia, pendidikan, masa kerja dan motivasi responden terhadap kompetensi kerja. Obyek pengkajian ini adalah 3 orang penyuluh pertanian di 11 BPP Kecamatan (purposive sampling). Data dikumpulkan melalui survei sejak Februari sampai Maret 2021. Data diolah dan dianalisis dengan statistik deskriptif untuk mengungkapkan sebaran karakteristik responden, unit kompetensi serta korelasi antara usia, pendidikan, masa kerja, dan motivasi responden dengan kompetensi yang dimiliki. Skoring unit-unit kompetensi digolongkan ke dalam tingkat sangat tinggi (>84), tinggi ( 68 – 83,9), sedang (52 – 67,9), rendah (36 – 51,9), dan sangat rendah (<36). Hasil kajian menunjukkan bahwa sebaran penyuluh bervariasi berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan formal, pengalaman, bidang keahlian, frekuensi konsumsi media, kekosmopolitan, dan motivasinya. Sebaran kompetensi responden berada pada tingkat sedang, rendah dan sangat rendah berturut-turut sebesar 18,18%, 36,36%, dan 45,45%. Berdasarkan pemeringkatan 27 unit kompetensi didapati 11 kompetensi prioritas yang dilatihkan, yaitu 1) menentukan produk yang akan diusahakan, 2) melakukan analisis harga pulang pokok, 3) melaksanakan survey pasar atau suatu produk, 4) menghitung biaya investasi, 5) melakukan pemasaran produk, 6) menjalin hubungan dengan pelanggan, 7) melakukan promosi produk, 8) melakukan pembukuan keuangan untuk setiap transaksi, 9) melakukan pengurusan perijinan usaha, 10) survey atas pedagang eceran produk, dan 11) menyusun rencana produksi. Sementara itu usia, pendidikan, masa kerja, dan motivasi tidak berhubungan dengan kompetensi yang dimiliki penyuluh pertanian tentang kewirausahaan agribisnis.AbstractThe objectives of this research were (1) to observe the distribution of agricultural extension officer characteristics in Banjar Regency, (2) to identify the distribution of agricultural extension officer competency regards to entrepreneurship, (3) to identify units of entrepreneurship competence that were needed to be trained, and (4) to determine the correlation among age, education, working period and motivation of those respondents competencies The object of this study were 3 agricultural extension workers in 11 BPP Kecamatan (purposive sampling). Data were collected through a survey from February to March 2021.The data was processed and analyzed with descriptive statistics to obserb the distribution of respondent characteristics, competency units and the correlation between age, education, years of service, and motivation of respondents and their competencies. Scoring of competency units is classified into very high (>84), high (68 – 83.9), moderate (52 – 67.9), low (36 – 51.9)","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122805318","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.36626/jppp.v18i34.715
Rusmiyati Rusmiyati, Rimah Melati, Muzizat Akbarrizki, I. Istikomah
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan, menghitung tingkat keuntungan, dan menghitung titik impas usaha Peternakan Ayam Ras Petelur di Kecamatan Sangatta Selatan satu periode pemeliharaan. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan pada bulan Maret sampai Mei 2020. Metode analisis data digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan wawancara langsung dan melihat perkembangan peternakan ayam ras petelur di Philipines Farm yang menggunakan teknik studi kasus. Sumber data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Total hasil pendapatan yang diperoleh selama satu periode atau 24 bulan adalah Rp. 492.058.900,-. Tingkat keuntungan dalam usaha ayam ras petelur sebesar 1,25. Break even point dalam unit sebesar 104.013 butir, break even point dalam rupiah sebesar Rp. 154.069.375,-. Hasil tersebut menunjukan bahwa peternakan ayam ras petelur di Philipines Farm pada kondisi awal sudah break event point selanjutnya usaha tersebut mengalami keuntungan.Kata Kunci : Ayam Ras Petelur, Tingkat Keuntungan, BEPABSTRACTThis study aims to analyze income, calculated the level of profit, and the Break Even Point of egg-laying chicken farming in Sangatta Selatan Subdistrict for one maintenance period. This research was conducted for 3 (three) months from March to May 2020. The data analysis method used by descriptive quantitative by using direct interviews and seeing the development of laying hens in the Philipines Farm using case Study techniques. Sources of data collected by primary data and secondary. The total income earned for a period of 24 months was IDR 492.058.900,-.. profit rate in laying hens business was 1,25. Break Event Point egg production with total of 104.013 eggs. Break Event Point at the selling position of IDR 154.069.375,-. The results for the laying hens on the Philipines Farm on the intial position had break even point, then the business experienced a profit.Keywords: Laying breed chickens, Profit Rate, BEP
{"title":"Analisis Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur (Hisex Brown) di Kecamatan Sangatta Selatan (Studi Kasus Pada Peternakan Philipines Farm)","authors":"Rusmiyati Rusmiyati, Rimah Melati, Muzizat Akbarrizki, I. Istikomah","doi":"10.36626/jppp.v18i34.715","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v18i34.715","url":null,"abstract":"ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan, menghitung tingkat keuntungan, dan menghitung titik impas usaha Peternakan Ayam Ras Petelur di Kecamatan Sangatta Selatan satu periode pemeliharaan. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan pada bulan Maret sampai Mei 2020. Metode analisis data digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan wawancara langsung dan melihat perkembangan peternakan ayam ras petelur di Philipines Farm yang menggunakan teknik studi kasus. Sumber data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Total hasil pendapatan yang diperoleh selama satu periode atau 24 bulan adalah Rp. 492.058.900,-. Tingkat keuntungan dalam usaha ayam ras petelur sebesar 1,25. Break even point dalam unit sebesar 104.013 butir, break even point dalam rupiah sebesar Rp. 154.069.375,-. Hasil tersebut menunjukan bahwa peternakan ayam ras petelur di Philipines Farm pada kondisi awal sudah break event point selanjutnya usaha tersebut mengalami keuntungan.Kata Kunci : Ayam Ras Petelur, Tingkat Keuntungan, BEPABSTRACTThis study aims to analyze income, calculated the level of profit, and the Break Even Point of egg-laying chicken farming in Sangatta Selatan Subdistrict for one maintenance period. This research was conducted for 3 (three) months from March to May 2020. The data analysis method used by descriptive quantitative by using direct interviews and seeing the development of laying hens in the Philipines Farm using case Study techniques. Sources of data collected by primary data and secondary. The total income earned for a period of 24 months was IDR 492.058.900,-.. profit rate in laying hens business was 1,25. Break Event Point egg production with total of 104.013 eggs. Break Event Point at the selling position of IDR 154.069.375,-. The results for the laying hens on the Philipines Farm on the intial position had break even point, then the business experienced a profit.Keywords: Laying breed chickens, Profit Rate, BEP","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125068655","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.36626/jppp.v18i34.703
Nila Kusumawati, Christian Pratama Putra, H. Herianto
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran penyuluh pertanian dalam pengembangan usaha tani melon di Kelurahan Singa Geweh. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April sampai Juni 2021 di Kelurahan Singa Geweh. Metode pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh dimana semua populasi dijadikan sampel. Hasil yang diperoleh dari petani melalui kuesioner diolah menggunakan metode skoring dengan skala likert. Berdasarkan hasil skala likert diperoleh total keseluruhan dari 5 peran penyuluh yaitu 277 (cukup berperan) dengan rata-rata 39,57. Total peran terbagi atas motivator (8,86), edukator (7,86), katalisator (6,71), organisator (9,71), dan komunikator (6,43). Adanya skor peran penyuluh disimpulkan bahwa peran penyuluh masih kurang optimal pada pengembangan petani serta usaha taninya, dan perlu adanya peningkatan terhadap peran penyuluh di lapangan melalui tugas dan peranannya.Kata Kunci: Peran Penyuluh, Pengembangan Usaha Tani, Skala LikertABSTRACTThis study aims to determine the role of agricultural extension workers in the development of melon farming in Singa Geweh Village. This research was conducted from April to June 2021 in Singa Geweh Village. Respondent sampling method used a saturated sample where all the population was sampled. The result obtanied from farmers through questionnaires were processed using the scoring method and the likert scale. Based on the result of the likert scale obtained a total of 5 roles of the extension agent, namely 39,57. Total roles are divided in to motivator (8,86), educator (7,86), catalyst (6,71), organizer (9,71), and communicator (6,43). The existence of a score on the role of the existension worker, it can be concluded that the role of the extension worker was still not optimal in the development of farmers and their farming business, and efforts are needed to increase worker in the field through their duties and roles.Keywords : The Role of Extension Workers, Melon Farming Business Development, Likert Scale
本研究旨在了解农业推广在Geweh狮群中瓜农场业务发展中的作用。这项研究于2021年4月至6月在格威狮子泉进行。抽样方法采用了所有种群作为样本的饱和样本。通过使用likert计量法进行的问卷调查,从农民那里获得的收益。基于likert量表的结果,总共获得了5个贡献角色277(简单角色),平均为39.57。在动力(8.86)、教育工作者(7.86)、催化剂(6.71)、组织者(9.71)和沟通者(6.43)之间存在着共同的作用。营养师的分数表明,在农民的发展和企业中,营养师的作用仍然不太理想,他们需要通过职责和职责来增加田间的文书工作。关键词:促进农业企业发展、农场发展、利基这些研究成果的规模,以确定在格瓦村瓜农场发展过程中的农业扩展工作人员。这项研究是从4月到2021年6月在Geweh村进行的。负责采样的方法用了一个所有人口都被采样的小瓶。通过提问从farmers那里获得的证据和likert的结算。基于likert天平的结果,总共有5卷延期代理,namely 39.57。教育工作者(8.86)、教育家(7.86)、catalyst(6.71)、家庭成员(9.71)和通讯员(6.43)都受到了激励。《角色》上的一个分数存在existension该剧角色》,它可以成为结论这就是分机,该剧是还不是最佳》和《农民和他们的商业养殖场,发展efforts are需要的增加,该剧通过他们都会和roles in The field。扩展工人的角色,甜瓜商业发展,Likert规模
{"title":"Peran Penyuluh Pertanian dalam Pengembangan Usaha Tani Melon di Kelurahan Singa Geweh Kecamatan Sangatta Selatan Kabupaten Kutai Timur","authors":"Nila Kusumawati, Christian Pratama Putra, H. Herianto","doi":"10.36626/jppp.v18i34.703","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v18i34.703","url":null,"abstract":"ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran penyuluh pertanian dalam pengembangan usaha tani melon di Kelurahan Singa Geweh. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April sampai Juni 2021 di Kelurahan Singa Geweh. Metode pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh dimana semua populasi dijadikan sampel. Hasil yang diperoleh dari petani melalui kuesioner diolah menggunakan metode skoring dengan skala likert. Berdasarkan hasil skala likert diperoleh total keseluruhan dari 5 peran penyuluh yaitu 277 (cukup berperan) dengan rata-rata 39,57. Total peran terbagi atas motivator (8,86), edukator (7,86), katalisator (6,71), organisator (9,71), dan komunikator (6,43). Adanya skor peran penyuluh disimpulkan bahwa peran penyuluh masih kurang optimal pada pengembangan petani serta usaha taninya, dan perlu adanya peningkatan terhadap peran penyuluh di lapangan melalui tugas dan peranannya.Kata Kunci: Peran Penyuluh, Pengembangan Usaha Tani, Skala LikertABSTRACTThis study aims to determine the role of agricultural extension workers in the development of melon farming in Singa Geweh Village. This research was conducted from April to June 2021 in Singa Geweh Village. Respondent sampling method used a saturated sample where all the population was sampled. The result obtanied from farmers through questionnaires were processed using the scoring method and the likert scale. Based on the result of the likert scale obtained a total of 5 roles of the extension agent, namely 39,57. Total roles are divided in to motivator (8,86), educator (7,86), catalyst (6,71), organizer (9,71), and communicator (6,43). The existence of a score on the role of the existension worker, it can be concluded that the role of the extension worker was still not optimal in the development of farmers and their farming business, and efforts are needed to increase worker in the field through their duties and roles.Keywords : The Role of Extension Workers, Melon Farming Business Development, Likert Scale","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"100 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130582043","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKCacing Ascaridia galli merupakan parasit pada ayam yang menyebabkan kerugian ekonomi bagi peternak. Harga obat anthelmintik komersial yang mahal dan terjadinya resistensi obat menyebabkan penelitian anthelmintik herbal menjadi langkah yang strategis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kunyit (Curcuma domestica) terhadap mortalitas cacing A. galli secara In Vitro. A. galli diperoleh dari rumah potong ayam di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang dan dibagi menjadi 3 kelompok untuk penelitian in vitro,masing-masing kelompok terdiri dari 9 ekor cacing A.galli dengan 3x pengulangan. Kelompok I diperlakukan dengan ekstrak kunyit,kelompok II sebagai kontrol negatif (Aquadestilata) dan kelompok ke III Kontrol positif dengan Piperazin Citrate-Phenothiazine .Mortalitas A. galli dicatat setiap 15 menit sampai mortalitas cacing adalah 100%.Hasil kemudian di analisis dengan Anova. Berdasarkan uji in vitro didapatkan hasil dengan aquadestilata mortalitas rata-rata waktu 47,77 menit/ekor, dengan larutan Piperazin Citrate-Phenothiazine mortalitas rata-rata waktu 24,44 menit/ekor dan dengan ekstrak kunyit mortalitas rata-rata waktu 31,66 menit/ekor. Pemberian ekstrak kunyit berpengaruh terhadap mortalitas cacing A. galli dan mempunyai potensi sebagai anthelmintik.Kata kunci: anthelmintik, Ascaridia galli, ekstrak kunyit, in vitro, mortalitasABSTRACTAscaridia galli worm was chicken parasite that inflicted significant economic loss for breeders. Expensive commercial anthelmintic drug and drug resistance were the reasons why herbal anthelmintic study became strategic. The study aimed at finding out the effect of the application of turmeric (Curcuma domestica) extract on the mortality of the A. galli in vitro. The A. galli were obtained from chicken slaughtering house in Dukun subdistrict of Magelang district and classified into 3 groups for in vitro study. Each of the groups consisted of 9 A. galli worms with 3 repetitions. Group I was treated using turmeric, Group II was negative control (Aquadestilata) and Group III was positive control with Piperazin Citrate-Phenothiazine treatment. The mortality of the worms was recorded every 15 minutes until it reached 100%. The results were then analyzed using Anova. The results of the in vitro test showed that the Aquadestilata gave mean mortality of 47.77 minutes/chicken, the Piperazin Citrate-Phenothiazine solution gave mean mortality of 24.44 minutes/chicken, and the turmeric extract gave mean mortality of 31.66 minutes/chicken. The application of the turmeric extract had significant effect on the mortality of the A. galli worm and had anthelmintic potential.Keywords: anthelmintic, Ascaridia galli, turmeric extract, in vitro, mortality.
{"title":"Potensi Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica) Sebagai Anthelmintik Terhadap Cacing Ascaridia galli pada Ayam Kampung Secara In Vitro","authors":"Yudiani Rina Kusuma, Zahid Fahmi Dai, Wida Wahidah Mubarokah","doi":"10.36626/jppp.v18i34.701","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v18i34.701","url":null,"abstract":"ABSTRAKCacing Ascaridia galli merupakan parasit pada ayam yang menyebabkan kerugian ekonomi bagi peternak. Harga obat anthelmintik komersial yang mahal dan terjadinya resistensi obat menyebabkan penelitian anthelmintik herbal menjadi langkah yang strategis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kunyit (Curcuma domestica) terhadap mortalitas cacing A. galli secara In Vitro. A. galli diperoleh dari rumah potong ayam di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang dan dibagi menjadi 3 kelompok untuk penelitian in vitro,masing-masing kelompok terdiri dari 9 ekor cacing A.galli dengan 3x pengulangan. Kelompok I diperlakukan dengan ekstrak kunyit,kelompok II sebagai kontrol negatif (Aquadestilata) dan kelompok ke III Kontrol positif dengan Piperazin Citrate-Phenothiazine .Mortalitas A. galli dicatat setiap 15 menit sampai mortalitas cacing adalah 100%.Hasil kemudian di analisis dengan Anova. Berdasarkan uji in vitro didapatkan hasil dengan aquadestilata mortalitas rata-rata waktu 47,77 menit/ekor, dengan larutan Piperazin Citrate-Phenothiazine mortalitas rata-rata waktu 24,44 menit/ekor dan dengan ekstrak kunyit mortalitas rata-rata waktu 31,66 menit/ekor. Pemberian ekstrak kunyit berpengaruh terhadap mortalitas cacing A. galli dan mempunyai potensi sebagai anthelmintik.Kata kunci: anthelmintik, Ascaridia galli, ekstrak kunyit, in vitro, mortalitasABSTRACTAscaridia galli worm was chicken parasite that inflicted significant economic loss for breeders. Expensive commercial anthelmintic drug and drug resistance were the reasons why herbal anthelmintic study became strategic. The study aimed at finding out the effect of the application of turmeric (Curcuma domestica) extract on the mortality of the A. galli in vitro. The A. galli were obtained from chicken slaughtering house in Dukun subdistrict of Magelang district and classified into 3 groups for in vitro study. Each of the groups consisted of 9 A. galli worms with 3 repetitions. Group I was treated using turmeric, Group II was negative control (Aquadestilata) and Group III was positive control with Piperazin Citrate-Phenothiazine treatment. The mortality of the worms was recorded every 15 minutes until it reached 100%. The results were then analyzed using Anova. The results of the in vitro test showed that the Aquadestilata gave mean mortality of 47.77 minutes/chicken, the Piperazin Citrate-Phenothiazine solution gave mean mortality of 24.44 minutes/chicken, and the turmeric extract gave mean mortality of 31.66 minutes/chicken. The application of the turmeric extract had significant effect on the mortality of the A. galli worm and had anthelmintic potential.Keywords: anthelmintic, Ascaridia galli, turmeric extract, in vitro, mortality.","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124698144","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.36626/jppp.v18i34.705
Adam Anugrah, N. Said, Hendro Sukoco, Deka Uli Fahrodi
ABSTRAKTujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kejadian penyakit Scabies pada ternak babi di Kecamatan Tandukkalua. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif yang merupakan penelitian yang memberikan gambaran dan uraian mengenai prevalensi dan keberadaan tungau Sarcoptes scabiei dalam kulit ternak babi dengan cara melakukan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan dengan menggunakan mikroskop pada hasil kerokan kulit yang dilakuan selama 40 hari, sedangkan untuk mengetahui angka prevalensi scabies pada ternak babi menggunakan data hasil pengamatan mikroskop ternak babi yang positif terinfeksi penyakit scabies. Hasil penelitian ini menunjukkan prevalensi penyakit Scabies pada ternak babi di Kecamatan Tandukkalua, Kabupaten Mamasa rendah, karena hanya 9 ekor yang terinfeksi, ini merupakan jumah yang sedikit mengingat jumlah populasi ternak babi di Kecamatan Tandukkalua sekitar 1.735 ekor. Hasil penelitian ini adalah terdapat 17,65 % ternak babi di Kecamatan Tandukkalua, Kabupaten Mamasa terinfeksi Scabies. Hal ini disebabkan karena kandang yang bersifat koloni, kondisi kandang yang lembab akibat kurang mendapat sinar matahari, dan sanitasi kandang yang jarang dilakukan peternak.Kata kunci : Scabies, Prevalensi, ternak babiABSTRACTThe purpose of this research was to determine the prevalence and factors affecting the incidence rate of scabies in pigs in Tandukkalua District. This research was conducted descriptively which provides an overview and description of the prevalence and presence of Sarcoptes scabiei mites in the skin of pigs by conducting clinical examination and examination using a microscope on the results of skin scrapings carried out for 40 days, while to determine the prevalence rate of scabies in pigs. using microscopic data from pigs that are positively infected with scabies. The results of this study indicate the prevalence of scabies in pigs in Tandukkalua District, Mamasa Regency is low, because only 9 animals are infected, this is a small number considering that the total population of pigs in Tandukkalua district is around 1,735 pigs. The results of this study were that 17,65 % of pigs in Tandukkalua District, Mamasa Regency were infected with Scabies. This is due to the colony of cages, damp conditions due to insufficient sunlight, and cage sanitation which breeders rarely do.Keywords: Scabies, Prevalence, Pigs
本研究的目的是确定牛皮菌病发病率的流行和因素。这项研究是描述性的研究是进行的说明和描述的患病率和存在螨虫Sarcoptes scabiei皮肤中猪方式进行临床检查和用显微镜检查结果kerokan转基因作物40天的皮肤,至于知道数字scabies的患病率在猪使用数据,结果积极的猪感染疾病scabies显微镜观察。这项研究的结果显示,在马苏马杜卡鲁亚省坦杜克卡鲁亚地区,猪类疾病的流行率只有9只,考虑到猪群数量约为1735只。这项研究发现,Mamasa区的Tandukkalua地区有17.65%的猪猪。这是因为殖民地的围栏,阳光不足导致的潮湿围栏条件,以及农民很少进行的围栏卫生条件。关键词:Scabies,普及率,养猪这项研究的目的是确定这些研究的普及率和事实。这个research was conducted descriptively哪种provides an概览》和《prevalence风貌》之先声Sarcoptes scabiei螨森林in the skin行动举步维艰:conducting临床来晚和用a来晚科学展览on the results of skin scrapings carried out for 40天,而要个重大scabies之prevalence速率在猪。使用由猪感染的微scopic数据。这项研究的结果显示,在角卡图拉地区的猪的数量很少,因为只有9只动物受到影响,因此在角角地区的猪的总数量约为1735头。这项研究的结果是,在卡隆卡地区有17.65%的猪,摄取的毛被Scabies所感染。这是由于权利的殖民地,提供了充足的阳光,以及少数品种所缺乏的避难所。Scabies, Prevalence, Pigs
{"title":"Prevalensi Penyakit Sacbies pada Ternak Babi di Kecamatan Tandukkalua Kabupaten Mamasa","authors":"Adam Anugrah, N. Said, Hendro Sukoco, Deka Uli Fahrodi","doi":"10.36626/jppp.v18i34.705","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v18i34.705","url":null,"abstract":"ABSTRAKTujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kejadian penyakit Scabies pada ternak babi di Kecamatan Tandukkalua. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif yang merupakan penelitian yang memberikan gambaran dan uraian mengenai prevalensi dan keberadaan tungau Sarcoptes scabiei dalam kulit ternak babi dengan cara melakukan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan dengan menggunakan mikroskop pada hasil kerokan kulit yang dilakuan selama 40 hari, sedangkan untuk mengetahui angka prevalensi scabies pada ternak babi menggunakan data hasil pengamatan mikroskop ternak babi yang positif terinfeksi penyakit scabies. Hasil penelitian ini menunjukkan prevalensi penyakit Scabies pada ternak babi di Kecamatan Tandukkalua, Kabupaten Mamasa rendah, karena hanya 9 ekor yang terinfeksi, ini merupakan jumah yang sedikit mengingat jumlah populasi ternak babi di Kecamatan Tandukkalua sekitar 1.735 ekor. Hasil penelitian ini adalah terdapat 17,65 % ternak babi di Kecamatan Tandukkalua, Kabupaten Mamasa terinfeksi Scabies. Hal ini disebabkan karena kandang yang bersifat koloni, kondisi kandang yang lembab akibat kurang mendapat sinar matahari, dan sanitasi kandang yang jarang dilakukan peternak.Kata kunci : Scabies, Prevalensi, ternak babiABSTRACTThe purpose of this research was to determine the prevalence and factors affecting the incidence rate of scabies in pigs in Tandukkalua District. This research was conducted descriptively which provides an overview and description of the prevalence and presence of Sarcoptes scabiei mites in the skin of pigs by conducting clinical examination and examination using a microscope on the results of skin scrapings carried out for 40 days, while to determine the prevalence rate of scabies in pigs. using microscopic data from pigs that are positively infected with scabies. The results of this study indicate the prevalence of scabies in pigs in Tandukkalua District, Mamasa Regency is low, because only 9 animals are infected, this is a small number considering that the total population of pigs in Tandukkalua district is around 1,735 pigs. The results of this study were that 17,65 % of pigs in Tandukkalua District, Mamasa Regency were infected with Scabies. This is due to the colony of cages, damp conditions due to insufficient sunlight, and cage sanitation which breeders rarely do.Keywords: Scabies, Prevalence, Pigs","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127484850","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.36626/jppp.v18i34.700
Ruth Dameria Halolo, Fauzul Azhimah
ABSTRAKKebutuhan konsumsi protein hewani terus mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya populasi penduduk Indonesia. Kebutuhan protein hewani dapat terpenuhi salah satunya dari ternak kerbau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor produksi yang mempengaruhi keuntungan peternak kerbau rakyat di Kabupaten Humbang Hasundutan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Metode Multistage Random Sampling. Responden adalah peternak kerbau diambil secara acak sebanyak 60 responden. Metode pengambilan data yaitu metode observasi dan wawancara langsung kepada peternak. Metode analisis data adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Alat uji statistik yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata pendapatan peternak kerbau sebesar Rp 9.707.934,778. Faktor produksi yang mempengaruhi keuntungan peternak adalah biaya pakan.Kata kunci: faktor produksi, keuntungan, peternak, kerbau ABSTRACTThe need for animal protein consumption continues to increase in line with the increasing population of Indonesia. One of the animal protein needs can be met from buffalo. This study aims to determine the production factors that affect the profits of smallholder buffalo farmers in Humbang Hasundutan Regency. The research method used is a survey method. The sampling technique in this study used the Multistage Random Sampling Method. Respondents are buffalo breeders taken randomly as many as 60 respondents. The method of data collection is the method of observation and direct interviews with farmers. The data analysis method is descriptive and quantitative analysis. The statistical test tool used is multiple linear regression. The results showed that the average income of buffalo farmers was Rp. 9,707,934,778. The production factor that affects the farmer's profit is the cost of feed.Key words: production factor, profit, farmer, buffalo,
随着印尼人口的增长,动物蛋白缺乏症继续增长。动物蛋白的需求可以满足水牛牛的任何需求。本研究旨在探讨影响农民利益的生产因素水牛县的人民Humbang Hasundutan。采用的研究方法是调查方法。本研究采用多阶段采样技术。受访者是水牛被随机受访者多达60牧场主。数据检索方法就是直接向农民方法观察和访谈。数据是描述性分析和定量分析的方法。测试使用的统计工具是多元线性回归。研究结果显示的平均收入总计水牛饲养员9.707.934,778。影响农民的好处是,饲料成本的生产要素。关键词:生产要素,利润、牧民水牛ABSTRACTThe需要为动物蛋白质性消费继续增长in line with the increasing印尼的人口。一号《动物蛋白质需要可以来自布法罗的大都会。这个研究aims to个重大profits》《制作factors,以至于影响smallholder布法罗农民在Humbang Hasundutan摄政。《研究方法过去是一个测量方法。《Multistage技巧在这个抽样研究过去随机抽样方法。Respondents是布法罗breeders当成randomly 60 Respondents一样多。收藏的是数据之方法方法of observation and direct interviews和农民。《数据分析方法是descriptive和quantitative分析。《统计测试工具过去是多重线性regression障碍。The results那里那个《布法罗农民平均收入是$ 9,707,934,778。《农夫制作那个.影响因子的利润是饲料成本》。Key words:制作因子、利润,农夫,布法罗
{"title":"Analisis Faktor-Faktor Produksi yang Mempengaruhi Keuntungan Usaha Peternakan Kerbau Rakyat di Kabupaten Humbang Hasundutan","authors":"Ruth Dameria Halolo, Fauzul Azhimah","doi":"10.36626/jppp.v18i34.700","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v18i34.700","url":null,"abstract":"ABSTRAKKebutuhan konsumsi protein hewani terus mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya populasi penduduk Indonesia. Kebutuhan protein hewani dapat terpenuhi salah satunya dari ternak kerbau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor produksi yang mempengaruhi keuntungan peternak kerbau rakyat di Kabupaten Humbang Hasundutan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Metode Multistage Random Sampling. Responden adalah peternak kerbau diambil secara acak sebanyak 60 responden. Metode pengambilan data yaitu metode observasi dan wawancara langsung kepada peternak. Metode analisis data adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Alat uji statistik yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata pendapatan peternak kerbau sebesar Rp 9.707.934,778. Faktor produksi yang mempengaruhi keuntungan peternak adalah biaya pakan.Kata kunci: faktor produksi, keuntungan, peternak, kerbau ABSTRACTThe need for animal protein consumption continues to increase in line with the increasing population of Indonesia. One of the animal protein needs can be met from buffalo. This study aims to determine the production factors that affect the profits of smallholder buffalo farmers in Humbang Hasundutan Regency. The research method used is a survey method. The sampling technique in this study used the Multistage Random Sampling Method. Respondents are buffalo breeders taken randomly as many as 60 respondents. The method of data collection is the method of observation and direct interviews with farmers. The data analysis method is descriptive and quantitative analysis. The statistical test tool used is multiple linear regression. The results showed that the average income of buffalo farmers was Rp. 9,707,934,778. The production factor that affects the farmer's profit is the cost of feed.Key words: production factor, profit, farmer, buffalo,","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123227668","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.36626/jppp.v18i34.695
Akimi Akimi, Wulandhari Tri Purboranti
ABSTRAKPenelitian dilaksanakan di Desa Penyangkringan, Kecamatan Weleri pada bulan Maret sampai Mei 2021. Tujuan yang ingin dicapai yaitu mengetahui : respons peternak di Desa Penyangkringan pada deteksi kebuntingan ternak sapi dengan metode punyakoti., dan pengaruh faktor umur, tingkat pendidikan, pengalaman beternak,intensitas penyuluhan, akses media massa terhadap respons peternak dalam deteksi kebuntingan pada ternak sapi dengan metode punyakoti di Desa Penyangkringan Kecamatan Weleri. Desain pengkajian yang digunakan adalah One Shot Case Study, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purporsive sampling, didapatkan sampel sebanyak 60 orang sebagai responden. Pengumpulan data menggunakan metode Observasi, Wawancara terstruktur, Kusioner, dan Dokumentasi. Variabel yang dikaji terdiri dari variabel dependen berupa respons peternak yang terdiri dari aspek pengetahuan (kognitif), aspek sikap (afektif), dan aspek keterampilan (konatif). Metode analisis data Analisis Deskriptif Kuantitatif untuk mengetahui respons, dan Analisis Regresi Linie Berganda untuk mengetahui pengaruh yang variabel independen secara simultan ataupun secara parsial terhadap respons peternak di Desa Penyangkringan. Hasil analisis data menunjukan respons peternak di Desa Penyangkringan Kecamatan Weleri berada pada Kategori “tinggi”., Sedangkan pengaruh Variabel umur (X1), tingkat pendidikan (X2), pengalaman beternak (X3), intensitas penyuluhan (X4),dan akses media massa (X5) secara bersamaan (simultan) berpengaruh sangat signifikan terhadap respons peternak di Desa Penyangkringan. Secara parsial variabel yang berpengaruh sangat signifikan terhadap respons yaitu variabel tingkat pendidikan (X2) dimana P<0,01 atau 0,005<0,01 dan variabel pengalaman beternak (X3) dimana P<0,01 atau 0,009<0,01 sedangkan variabel yang berpengaruh signifikan terhadap respon yaitu variabel akases media massa(X5) dimana P<0,05 atau 0,016<0,05 dan variabel yang tidak berpengaruh yaitu umur dan intensitas penyuluhan (P>0,05) .Kata kunci : Respons Peternak, Deteksi Kebuntingan, Metode Punyakoti, ternak sapi.ABSTRACTThe final project was carried out in Penyangkringan village, Weleri district on march until may 2021. The purpose of this project are to know : Response the farmers on detection of pregnancy in cattle using punyakoti method, and The impact of factor age,education, livestock breeding experience, intensity of counseling, access media massa. The present research design uses One Shoot Case Study, with the sampling thechnique using purposive sampling, obtained the sampel as much as 60 respondents. The variable studied consisted of the dependent variable in the form of a farmers response consisting of aspects of cognitive, affective, and conative and the independent variables are age, level of education, livestock farmers experience,intensity of counseling and access media massa. Data analysis method used a descriptive analysis to determine the farmers response while multiple linier regr
{"title":"Respons Peternak pada Deteksi Kebuntingan Ternak Sapi Mengunakan Metode Punyakoti di Desa Penyangkringan Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal","authors":"Akimi Akimi, Wulandhari Tri Purboranti","doi":"10.36626/jppp.v18i34.695","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v18i34.695","url":null,"abstract":"ABSTRAKPenelitian dilaksanakan di Desa Penyangkringan, Kecamatan Weleri pada bulan Maret sampai Mei 2021. Tujuan yang ingin dicapai yaitu mengetahui : respons peternak di Desa Penyangkringan pada deteksi kebuntingan ternak sapi dengan metode punyakoti., dan pengaruh faktor umur, tingkat pendidikan, pengalaman beternak,intensitas penyuluhan, akses media massa terhadap respons peternak dalam deteksi kebuntingan pada ternak sapi dengan metode punyakoti di Desa Penyangkringan Kecamatan Weleri. Desain pengkajian yang digunakan adalah One Shot Case Study, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purporsive sampling, didapatkan sampel sebanyak 60 orang sebagai responden. Pengumpulan data menggunakan metode Observasi, Wawancara terstruktur, Kusioner, dan Dokumentasi. Variabel yang dikaji terdiri dari variabel dependen berupa respons peternak yang terdiri dari aspek pengetahuan (kognitif), aspek sikap (afektif), dan aspek keterampilan (konatif). Metode analisis data Analisis Deskriptif Kuantitatif untuk mengetahui respons, dan Analisis Regresi Linie Berganda untuk mengetahui pengaruh yang variabel independen secara simultan ataupun secara parsial terhadap respons peternak di Desa Penyangkringan. Hasil analisis data menunjukan respons peternak di Desa Penyangkringan Kecamatan Weleri berada pada Kategori “tinggi”., Sedangkan pengaruh Variabel umur (X1), tingkat pendidikan (X2), pengalaman beternak (X3), intensitas penyuluhan (X4),dan akses media massa (X5) secara bersamaan (simultan) berpengaruh sangat signifikan terhadap respons peternak di Desa Penyangkringan. Secara parsial variabel yang berpengaruh sangat signifikan terhadap respons yaitu variabel tingkat pendidikan (X2) dimana P<0,01 atau 0,005<0,01 dan variabel pengalaman beternak (X3) dimana P<0,01 atau 0,009<0,01 sedangkan variabel yang berpengaruh signifikan terhadap respon yaitu variabel akases media massa(X5) dimana P<0,05 atau 0,016<0,05 dan variabel yang tidak berpengaruh yaitu umur dan intensitas penyuluhan (P>0,05) .Kata kunci : Respons Peternak, Deteksi Kebuntingan, Metode Punyakoti, ternak sapi.ABSTRACTThe final project was carried out in Penyangkringan village, Weleri district on march until may 2021. The purpose of this project are to know : Response the farmers on detection of pregnancy in cattle using punyakoti method, and The impact of factor age,education, livestock breeding experience, intensity of counseling, access media massa. The present research design uses One Shoot Case Study, with the sampling thechnique using purposive sampling, obtained the sampel as much as 60 respondents. The variable studied consisted of the dependent variable in the form of a farmers response consisting of aspects of cognitive, affective, and conative and the independent variables are age, level of education, livestock farmers experience,intensity of counseling and access media massa. Data analysis method used a descriptive analysis to determine the farmers response while multiple linier regr","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"102 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123578832","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.36626/jppp.v18i34.704
Setyawan Setyawan, J. Saputra
ABSTRAKTernak sapi potong Peranakan Ongole (PO) memiliki keunggulan sebagai sapi tropis; tahan panas, tahan gangguan parasit dan toleransi terhadap pakan yang mengandung serat kasar tinggi. Kajian ini bertujuan untuk melihat penambahan konsentrat ampas tahu terhadap PBB ternak sapi potong PO. Metode menggunakan ternak sapi PO betina berjumlah 4 ekor, umur sapi PO1 dan PO2 berumur ≥ 2 tahun, sapi PO3 dan PO4 berumur ≤ 2 tahun. Pemberian ampas tahu sebanyak 1% dan hijauan 10% dari berat badan, penentuan jumlah pakan yang diberikan berdasarkan berat badan awal ternak sapi PO yaitu: PO1 berat badan awal 428 kg, ampas tahu 4,3 kg, hijauan 43 kg, PO2 berat bawal 297 kg, ampas tahu 3,0 kg, hijauan 30 kg, PO3 berat badan awal 203 kg, ampas tahu 2,0 kg, hijauan 20 kg, PO4 berat badan awal 142 kg, ampas tahu 1,4 kg, hijauan 14 kg. Peubah yang diukur adalah PBBH ternak sapi PO selama tiga bulan. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil kajian bahwa ternak sapi PO yang diberikan hijauan dan konsentrat ampas tahu memiliki rata-rata PBBH 0,55 kg/ekor/hari. Ternak sapi PO2 memiliki rata-rata PBBH paling tinggi (0,70 kg/ekor/hari) dan terendah ternak sapi PO4 (0,28 kg/ekor/hari). Rata-rata PBB selama tiga bulan pada sapi PO1: 27,7 kg/ekor/bulan, PO2: 44,7 kg/ekor/bulan, PO3: 37,7 kg/ekor/bulan, PO4: 13,2 kg/ekor/bulan. Rata-rata PBB sapi PO keseluruhan selama 3 bulan yaitu 30,7 kg. Kesimpulan bahwa rata-rata PBBH ternak sapi PO adalah 0,55 kg dan rata-rata PBB seluruh ternak sapi PO per tiga bulan yaitu 30,7 kg.Kata kunci: Ampas Tahu, Pertambahan Berat Badan, Sapi Peranakan OngoleABSTRACTOngole Peranakan (PO) beef cattle have advantages as tropical cattle; heat resistance, parasitic disturbance resistance, and tolerance to feeds containing high crude fiber. This study aims to see the addition of tofu pulp concentrate to PBB of PO beef cattle. The method uses 4 female PO cattle, PO1 and PO2 cattle aged 2 years, PO3 and PO4 cows 2 years old. Giving tofu dregs as much as 1% and forage 10% of body weight, determining the amount of feed given based on the initial body weight of PO cattle, namely: PO1 initial body weight 428 kg, tofu dregs 4,3 kg, forage 43 kg, PO2 pomfret weight 297 kg, tofu dregs 3,0 kg, forage 30 kg, PO3 initial weight 203 kg, tofu dregs 2,0 kg, forage 20 kg, PO4 initial weight 142 kg, tofu dregs 1,4 kg, forage 14 kg. The variable measured was the PBBH of PO cattle for three months. Data analysis used descriptive analysis. The results of the study showed that PO cattle that were given forage and tofu waste concentrate had an average PBBH of 0,55 kg/head/day. PO2 cattle had the highest average PBBH (0,70 kg/head/day) and the lowest were PO4 cattle (0,28 kg/head/day). Average PBB for three months in cattle PO1: 27,7 kg/head/month, PO2: 44,7 kg/head/month, PO3: 37,7 kg/head/month, PO4: 13,2 kg/head /month. The average PBB of PO cattle for 3 months is 30,7 kg. The conclusion is that the average PBBH of PO cattle is 0,55 kg and the average P
{"title":"Kajian Penambahan Konsentrat Ampas Tahu Terhadap Pertambahan Berat Badan Sapi Peranakan Ongole","authors":"Setyawan Setyawan, J. Saputra","doi":"10.36626/jppp.v18i34.704","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v18i34.704","url":null,"abstract":"ABSTRAKTernak sapi potong Peranakan Ongole (PO) memiliki keunggulan sebagai sapi tropis; tahan panas, tahan gangguan parasit dan toleransi terhadap pakan yang mengandung serat kasar tinggi. Kajian ini bertujuan untuk melihat penambahan konsentrat ampas tahu terhadap PBB ternak sapi potong PO. Metode menggunakan ternak sapi PO betina berjumlah 4 ekor, umur sapi PO1 dan PO2 berumur ≥ 2 tahun, sapi PO3 dan PO4 berumur ≤ 2 tahun. Pemberian ampas tahu sebanyak 1% dan hijauan 10% dari berat badan, penentuan jumlah pakan yang diberikan berdasarkan berat badan awal ternak sapi PO yaitu: PO1 berat badan awal 428 kg, ampas tahu 4,3 kg, hijauan 43 kg, PO2 berat bawal 297 kg, ampas tahu 3,0 kg, hijauan 30 kg, PO3 berat badan awal 203 kg, ampas tahu 2,0 kg, hijauan 20 kg, PO4 berat badan awal 142 kg, ampas tahu 1,4 kg, hijauan 14 kg. Peubah yang diukur adalah PBBH ternak sapi PO selama tiga bulan. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil kajian bahwa ternak sapi PO yang diberikan hijauan dan konsentrat ampas tahu memiliki rata-rata PBBH 0,55 kg/ekor/hari. Ternak sapi PO2 memiliki rata-rata PBBH paling tinggi (0,70 kg/ekor/hari) dan terendah ternak sapi PO4 (0,28 kg/ekor/hari). Rata-rata PBB selama tiga bulan pada sapi PO1: 27,7 kg/ekor/bulan, PO2: 44,7 kg/ekor/bulan, PO3: 37,7 kg/ekor/bulan, PO4: 13,2 kg/ekor/bulan. Rata-rata PBB sapi PO keseluruhan selama 3 bulan yaitu 30,7 kg. Kesimpulan bahwa rata-rata PBBH ternak sapi PO adalah 0,55 kg dan rata-rata PBB seluruh ternak sapi PO per tiga bulan yaitu 30,7 kg.Kata kunci: Ampas Tahu, Pertambahan Berat Badan, Sapi Peranakan OngoleABSTRACTOngole Peranakan (PO) beef cattle have advantages as tropical cattle; heat resistance, parasitic disturbance resistance, and tolerance to feeds containing high crude fiber. This study aims to see the addition of tofu pulp concentrate to PBB of PO beef cattle. The method uses 4 female PO cattle, PO1 and PO2 cattle aged 2 years, PO3 and PO4 cows 2 years old. Giving tofu dregs as much as 1% and forage 10% of body weight, determining the amount of feed given based on the initial body weight of PO cattle, namely: PO1 initial body weight 428 kg, tofu dregs 4,3 kg, forage 43 kg, PO2 pomfret weight 297 kg, tofu dregs 3,0 kg, forage 30 kg, PO3 initial weight 203 kg, tofu dregs 2,0 kg, forage 20 kg, PO4 initial weight 142 kg, tofu dregs 1,4 kg, forage 14 kg. The variable measured was the PBBH of PO cattle for three months. Data analysis used descriptive analysis. The results of the study showed that PO cattle that were given forage and tofu waste concentrate had an average PBBH of 0,55 kg/head/day. PO2 cattle had the highest average PBBH (0,70 kg/head/day) and the lowest were PO4 cattle (0,28 kg/head/day). Average PBB for three months in cattle PO1: 27,7 kg/head/month, PO2: 44,7 kg/head/month, PO3: 37,7 kg/head/month, PO4: 13,2 kg/head /month. The average PBB of PO cattle for 3 months is 30,7 kg. The conclusion is that the average PBBH of PO cattle is 0,55 kg and the average P","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130595087","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-09-02DOI: 10.36626/JPPP.V18I33.608
Aqil Adyatama, M. Arifin, Yosephine Laura
Repeat breeding adalah keadaan sapi betina yang mengalami kegagalan bunting setelah dilakukan perkawinan tiga kali atau lebih dengan pejantan fertil. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui prevalensi dan faktor resiko repeat breeding pada tingkat peternak sapi perah di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Sebanyak 336 ekor sapi perah milik 216 peternak digunakan sebagai responden. Penentuan besaran sampel menggunakan metode purposive sampling. Metode pengambilan data dengan wawancara dan survei lapang. Data yang diambil adalah pemberian hijauan dan konsentrat, ketersediaan air minum, nilai BCS, bentuk kandang, sumber air dalam kandang, suhu dan kelembaban, kebersihan kandang, pengamatan estrus dan pelaporan IB ke inseminator. Data yang terkumpul di analisis secara deskriptif dan di uji Chi Square (X2) untuk mengukur hubungan faktor resiko kejadian repeat breeding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kejadian repeat breeding pada tingkat peternak sebesar 27,67%. Faktor yang signifikan dengan kejadian repeat breeding adalah pemberian hijauan, pemberian konsentrat, ketersediaan air minum, nilai BCS, sumber air, suhu dan kelembaban, kebersihan kandang, pengamatan estrus dan pelaporan IB ke inseminator memiliki (P=0,00S). Kesimpulan dari penelitian ini data yang diambil sebagai faktor resiko berpengaruh nyata terhadap kejadian repeat breeding.
{"title":"Prevalensi dan Faktor Resiko Repeat Breeding Sapi Perah Pada Tingkat Peternak Di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang","authors":"Aqil Adyatama, M. Arifin, Yosephine Laura","doi":"10.36626/JPPP.V18I33.608","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/JPPP.V18I33.608","url":null,"abstract":"Repeat breeding adalah keadaan sapi betina yang mengalami kegagalan bunting setelah dilakukan perkawinan tiga kali atau lebih dengan pejantan fertil. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui prevalensi dan faktor resiko repeat breeding pada tingkat peternak sapi perah di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Sebanyak 336 ekor sapi perah milik 216 peternak digunakan sebagai responden. Penentuan besaran sampel menggunakan metode purposive sampling. Metode pengambilan data dengan wawancara dan survei lapang. Data yang diambil adalah pemberian hijauan dan konsentrat, ketersediaan air minum, nilai BCS, bentuk kandang, sumber air dalam kandang, suhu dan kelembaban, kebersihan kandang, pengamatan estrus dan pelaporan IB ke inseminator. Data yang terkumpul di analisis secara deskriptif dan di uji Chi Square (X2) untuk mengukur hubungan faktor resiko kejadian repeat breeding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kejadian repeat breeding pada tingkat peternak sebesar 27,67%. Faktor yang signifikan dengan kejadian repeat breeding adalah pemberian hijauan, pemberian konsentrat, ketersediaan air minum, nilai BCS, sumber air, suhu dan kelembaban, kebersihan kandang, pengamatan estrus dan pelaporan IB ke inseminator memiliki (P=0,00S). Kesimpulan dari penelitian ini data yang diambil sebagai faktor resiko berpengaruh nyata terhadap kejadian repeat breeding.","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130726444","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}