Pub Date : 2019-09-28DOI: 10.36626/jppp.v13i23.107
H. A. Z Hesti Reva, A. Syaiful, S. Agus
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu penentu dalam mengidentifikasi strategi prioritas ke depan yang nantinya selalu diterapkan PP Kerja dalam melakukan strategi pemasaran pada kasus segmentasi dan target pasar benih padi bersertifikat.Penelitian ini dilakukan di PP Kerja yang berlokasi di Desa Ngemplaksuren, Karangduren Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah yang mengembangkan usaha pembenihan padi bersertifikat. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan survei di lokasi penelitian, observasi lapangan, wawancara, dan studi pustaka mengenai petunjuk kerja pemasaran yang dilakukan dan laporan yang terkait pada PP Kerja di Kabupaten Boyolali.PP Kerja memiliki tujuh faktor kekuatan dengan skor 4,484, lima faktor kelemahan dengan skor 4,023, lima faktor peluang dengan skor 4,285, dan sepuluh faktor ancaman dengan skor 4,098. Memiliki posisi strategi perusahaan pada kuadran I dengan koordinat X sebesar 0,461 dan Y sebesar 0,187 yaitu pada posisi SO berupa strategi agresif yang dapat menciptakan PP Kerja untuk memanfaatkan peluang dengan kekuatan yang dimiliki dalam menentukan kebijakan perusahaan serta menyusun strategi pemasaran untuk mencapai target pasar yang diinginkan di masa mendatang. PP Kerja juga menggunakan keputusan strategi utama yaitu dengan mempertahankan kualitas produk benih padi bersertifikat disertai dengan strategi kedua yaitu meningkatkan kualitas pelayanan penjualan benih padi bersertifikat, sehingga apabila target pasar dalam penjualan dapat terus meningkat setiap tahun karena dapat memanfaatkan peluang dengan kekuatan perusahaan melihat segmentasi pasar benih padi yang luas, maka visi dan misi PP Kerja dapat terealisasikan dengan salah satu tujuan yang diharapkan PP Kerja sebagai produsen swasta benih padi bersertifikat
{"title":"Strategi Pemasaran Kasus Segmentasi Dan Target Pasar Benih Padi Bersertifikat Pada PP Kerja Di Kabupaten Boyolali","authors":"H. A. Z Hesti Reva, A. Syaiful, S. Agus","doi":"10.36626/jppp.v13i23.107","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v13i23.107","url":null,"abstract":"Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu penentu dalam mengidentifikasi strategi prioritas ke depan yang nantinya selalu diterapkan PP Kerja dalam melakukan strategi pemasaran pada kasus segmentasi dan target pasar benih padi bersertifikat.Penelitian ini dilakukan di PP Kerja yang berlokasi di Desa Ngemplaksuren, Karangduren Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah yang mengembangkan usaha pembenihan padi bersertifikat. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan survei di lokasi penelitian, observasi lapangan, wawancara, dan studi pustaka mengenai petunjuk kerja pemasaran yang dilakukan dan laporan yang terkait pada PP Kerja di Kabupaten Boyolali.PP Kerja memiliki tujuh faktor kekuatan dengan skor 4,484, lima faktor kelemahan dengan skor 4,023, lima faktor peluang dengan skor 4,285, dan sepuluh faktor ancaman dengan skor 4,098. Memiliki posisi strategi perusahaan pada kuadran I dengan koordinat X sebesar 0,461 dan Y sebesar 0,187 yaitu pada posisi SO berupa strategi agresif yang dapat menciptakan PP Kerja untuk memanfaatkan peluang dengan kekuatan yang dimiliki dalam menentukan kebijakan perusahaan serta menyusun strategi pemasaran untuk mencapai target pasar yang diinginkan di masa mendatang. PP Kerja juga menggunakan keputusan strategi utama yaitu dengan mempertahankan kualitas produk benih padi bersertifikat disertai dengan strategi kedua yaitu meningkatkan kualitas pelayanan penjualan benih padi bersertifikat, sehingga apabila target pasar dalam penjualan dapat terus meningkat setiap tahun karena dapat memanfaatkan peluang dengan kekuatan perusahaan melihat segmentasi pasar benih padi yang luas, maka visi dan misi PP Kerja dapat terealisasikan dengan salah satu tujuan yang diharapkan PP Kerja sebagai produsen swasta benih padi bersertifikat","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124479173","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-28DOI: 10.36626/jppp.v13i23.112
M. Yunus, N. Suthama, H. I. Wahyuni
Penelitian bertujuan untuk menguji pengaruh pemberian tepung umbi dahlia sebagai sumber inulin yang dikombinasikan dengan Lactobacillus sp. terhadap aktivitas fosfatase alkalis dan ketersediaan energi pada ayam kampung persilangan. Ternak penelitian adalah ayam kampung persilangan (antara ayam kampung jantan dengan ayam petelur betina) umur satu hari sebanyak 168 ekor diberi perlakuan pada umur 3 minggu dengan rerata bobot badan awal 164,45±2,97 g. Penelitian menggunakan rancangan acak Kombinasi Penambahan Sumber Inulin dan lactobacillus sp. Terhadap Aktivitas Fosfatase Alkalis 31 dan Ketersediaan Energi Pada Ayam Kampung Persilanganlengkap pola faktorial 2x3 dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah pemberian dua level tepung umbi dahlia yaitu 0,8% (A1) dan 1,2% (A2), sedangkan faktor kedua adalah pemberian tiga level Lactobacillus sp. yaitu tanpa penambahan (B0), 1,2 ml (108 cfu/ml) (B1), dan 2,4 ml (108 cfu/ml) (B2). Parameter yang diamati adalah energi metabolis, aktivitas fosfatase alkalis dan pertambahan bobot badan harian (PBBH). Data hasil penelitian diuji F berdasarkan analisis sidik ragam dan jika terdapat pengaruh nyata (P<0,05) dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung umbi dahlia sebagai sumber inulin dikombinasikan dengan Lactobacillus sp. memberikan interaksi nyata (P<0,05) terhadap aktivitas fosfatase alkalis dan pertambahan bobot badan harian (PBBH), tetapi tidak terhadap energi metabolis. Kesimpulan bahwa pemberian tepung umbi dahlia sebagai sumber inulin 1,2% dan Lactobacillus sp. 1,2 ml (108 cfu/ml) merupakan kombinasi terbaik dilihat dari meningkatnya aktivitas fosfatase alkalis dan pertambahan bobot badan harian (PBBH) pada ayam kampung persilangan.
研究的目的是测试大丽花块茎淀粉的作用,它们与柳酸杆菌杆菌结合,对磷酸碱性活性和杂交鸡的能量供应的影响。牛之间的交叉研究是家禽(鸡岁雄性的蛋鸡雌性的家乡)一天多达168只得到的待遇与机构的平均重量3周岁早期164.45±2.97 g。研究采用了一种随机设计的组合,将Inulin和lactobacillus的来源加入到磷酸化碱基31中,并将二x3分解法模式与4申命记结合起来。第一个因素是大大丽亚的两级面粉,即0.8% (A1)和1.2% (A2),而第二个因素则是三级的草本菜谱,而不是增加(ne)、1.2 ml (1sa)、1.2 ml (1 B1)和2.4 ml (B2)。观察到的参数包括代谢能量、磷酸活性碱性和增加日常体重(PBBH)。研究数据是根据“多样化”指纹分析进行的F测试,如果有明显的影响(P< 0.05),然后进行邓肯的双领域测试。研究结果表明,大丽花作为inulin来源的泡打粉与sp Lactobacillus结合,对磷酸碱活性和日常体重增加(PBBH)的实际作用(P< 0.05),但对代谢能量没有影响。得出的结论是,大丽花颗粒作为inulin的来源提供了1.2%和Lactobacillus sp. 1.2 ml (108 cfu/ml),这是观察到磷酸碱性活动增加和杂交禽畜日常体重增加的最佳组合。
{"title":"Kombinasi Penambahan Sumber Inulin Dan Lactobacillus Sp. Terhadap Aktivitas Fosfatase Alkalis Dan Ketersediaan Energi Pada Ayam Kampung Persilangan","authors":"M. Yunus, N. Suthama, H. I. Wahyuni","doi":"10.36626/jppp.v13i23.112","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v13i23.112","url":null,"abstract":"Penelitian bertujuan untuk menguji pengaruh pemberian tepung umbi dahlia sebagai sumber inulin yang dikombinasikan dengan Lactobacillus sp. terhadap aktivitas fosfatase alkalis dan ketersediaan energi pada ayam kampung persilangan. Ternak penelitian adalah ayam kampung persilangan (antara ayam kampung jantan dengan ayam petelur betina) umur satu hari sebanyak 168 ekor diberi perlakuan pada umur 3 minggu dengan rerata bobot badan awal 164,45±2,97 g. Penelitian menggunakan rancangan acak Kombinasi Penambahan Sumber Inulin dan lactobacillus sp. Terhadap Aktivitas Fosfatase Alkalis 31 dan Ketersediaan Energi Pada Ayam Kampung Persilanganlengkap pola faktorial 2x3 dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah pemberian dua level tepung umbi dahlia yaitu 0,8% (A1) dan 1,2% (A2), sedangkan faktor kedua adalah pemberian tiga level Lactobacillus sp. yaitu tanpa penambahan (B0), 1,2 ml (108 cfu/ml) (B1), dan 2,4 ml (108 cfu/ml) (B2). Parameter yang diamati adalah energi metabolis, aktivitas fosfatase alkalis dan pertambahan bobot badan harian (PBBH). Data hasil penelitian diuji F berdasarkan analisis sidik ragam dan jika terdapat pengaruh nyata (P<0,05) dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung umbi dahlia sebagai sumber inulin dikombinasikan dengan Lactobacillus sp. memberikan interaksi nyata (P<0,05) terhadap aktivitas fosfatase alkalis dan pertambahan bobot badan harian (PBBH), tetapi tidak terhadap energi metabolis. Kesimpulan bahwa pemberian tepung umbi dahlia sebagai sumber inulin 1,2% dan Lactobacillus sp. 1,2 ml (108 cfu/ml) merupakan kombinasi terbaik dilihat dari meningkatnya aktivitas fosfatase alkalis dan pertambahan bobot badan harian (PBBH) pada ayam kampung persilangan.","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131306892","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-28DOI: 10.36626/jppp.v13i23.110
S. Puspitasari, Isroli Isroli, Endang Kusumanti
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh menggunakan rumput laut (Gracilaria verrucosa) dan pare (Momordica charantia) dari total leukosit dan bursa fabricius ayam broiler. Percobaan menggunakan 100 DOC (Day Old Chicken) ayam pedaging. Ransum untuk broiler terdiri dari rumput laut, pare, dedak, bungkil kedelai, meta meal unggas, dan topmix. Desain percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan, masing-masing ulangan terdiri dari 5 broiler. Ransum diklasifikasikan sebagai: ransum T0 = kontrol tanpa rumput laut dan bitteer melon, T1 = ransum menggunakan 2% pare, T2 = ransum menggunakan 7% rumput laut, T3 = ransum menggunakan 2% pare dan 7% rumput laut. Parameter yang diukur adalah total leukosit dan berat relatif bursa Fabricius pada usia 3 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan secara signifikan dipengaruhi (P <0,05) jumlah leukosit, tapi tidak (P> 0,05) pada berat relatif bursa Fabricius. Total leukosit pada T0, T1, T2, T3 adalah 12,35 (× 103 / ml), 9,98 (× 103 / ml), 9,02 (× 103 / ml), Dan 10,81 (× 103 / ml), dan berat relatif bursa Fabricius adalah 0,28%, 0,25%, 0,18%, dan 0,21%. Penggunaan rumput laut dan pare sebagai bahan pakan dapat meningkatkan daya tahan tubuh dilihat dari normalnya jumlah leukosit dan bobot relatif bursa fabrisius, serta meningkatkan bobot badan ayam broiler.
{"title":"Pengaruh Penggunaan Rumput Laut Dan Pare Dalam Ransum Terhadap Jumlah Leukosit Dan Persentase Bobot Bursa Fabrisius Ayam Broiler","authors":"S. Puspitasari, Isroli Isroli, Endang Kusumanti","doi":"10.36626/jppp.v13i23.110","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v13i23.110","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh menggunakan rumput laut (Gracilaria verrucosa) dan pare (Momordica charantia) dari total leukosit dan bursa fabricius ayam broiler. Percobaan menggunakan 100 DOC (Day Old Chicken) ayam pedaging. Ransum untuk broiler terdiri dari rumput laut, pare, dedak, bungkil kedelai, meta meal unggas, dan topmix. Desain percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan, masing-masing ulangan terdiri dari 5 broiler. Ransum diklasifikasikan sebagai: ransum T0 = kontrol tanpa rumput laut dan bitteer melon, T1 = ransum menggunakan 2% pare, T2 = ransum menggunakan 7% rumput laut, T3 = ransum menggunakan 2% pare dan 7% rumput laut. Parameter yang diukur adalah total leukosit dan berat relatif bursa Fabricius pada usia 3 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan secara signifikan dipengaruhi (P <0,05) jumlah leukosit, tapi tidak (P> 0,05) pada berat relatif bursa Fabricius. Total leukosit pada T0, T1, T2, T3 adalah 12,35 (× 103 / ml), 9,98 (× 103 / ml), 9,02 (× 103 / ml), Dan 10,81 (× 103 / ml), dan berat relatif bursa Fabricius adalah 0,28%, 0,25%, 0,18%, dan 0,21%. Penggunaan rumput laut dan pare sebagai bahan pakan dapat meningkatkan daya tahan tubuh dilihat dari normalnya jumlah leukosit dan bobot relatif bursa fabrisius, serta meningkatkan bobot badan ayam broiler.","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114307978","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-28DOI: 10.36626/jppp.v13i23.102
J. Daryatmo, B. Widiarso
Banyak masalah yang bisa terjadi pada burung berkicau, seperti kesehatan yang buruk, rendahnya kesuburan dan daya tetas dan penurunan rentang hidup dapat berhubungan dengan gizi buruk. Nutrisi yang tidak tepat dapat menyebabkan burung rentan terhadap banyak penyakit dan mengakibatkan performa yang buruk secara keseluruhan dan kurangnya vitalitas. Istilah "gizi yang tidak tepat" tidak selalu berarti kekurangan gizi, dapat juga berarti kelebihan gizi. Menyediakan terlalu banyak makanan dengan frekuensi terlalu sering dan memberikan terlalu banyak hal yang baik serta kurang bervariasi seringkali menjadi penyebab masalah Ada lebih dari 8000 jenis burung, mungkin tidak akan pernah ada diet yang ideal untuk semua jenis burung. Namun, untuk rata-rata pemilik burung peliharaan pengetahuan umum tentang konsep-konsep nutrisi dasar dan makanan dapat bermanfaat ketika keputusan harus dibuat (Butcher and Miles, 2014). Probiotik, sumber bakteri menguntungkan yang sangat terkonsentrasi, menjaga usus burung tetap sehat dan seimbang serta meminimalkan efek dari bakteri berbahaya. Bakteri berbahaya yang menyebabkan diare dan gangguan pencernaan lainnya yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk menyerap nutrisi (Burroughs, 1998). Semua hewan memiliki miliaran bakteri menguntungkan dalam sistem pencernaan mereka serta bakteri berbahaya. Burung tidak terkecuali. Bakteri bermanfaat benar-benar membantu proses pencernaan dan membantu dalam penyerapan nutrisi. Tanpa bakteri menguntungkan, usus akan menjadi lebih banyak diisi dengan bakteri berbahaya yang dapat membuat sakit. Diperkirakan bakteri menguntungkan dalam usus adalah spesies tertentu. Tidak cocok memberikan burung probiotik kelas manusia, atau yang dikembangkan untuk digunakan pada anjing (Burroughs, 1998). Dapat disimpulkan bahwa pakan seimbang, diet bervariasi akan memainkan peran utama dalam membantu burung peliharaan hidup panjang dan sehat.
{"title":"Manfaat Nutrisi Bagi Performa Burung Kicauan","authors":"J. Daryatmo, B. Widiarso","doi":"10.36626/jppp.v13i23.102","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v13i23.102","url":null,"abstract":"Banyak masalah yang bisa terjadi pada burung berkicau, seperti kesehatan yang buruk, rendahnya kesuburan dan daya tetas dan penurunan rentang hidup dapat berhubungan dengan gizi buruk. Nutrisi yang tidak tepat dapat menyebabkan burung rentan terhadap banyak penyakit dan mengakibatkan performa yang buruk secara keseluruhan dan kurangnya vitalitas. Istilah \"gizi yang tidak tepat\" tidak selalu berarti kekurangan gizi, dapat juga berarti kelebihan gizi. Menyediakan terlalu banyak makanan dengan frekuensi terlalu sering dan memberikan terlalu banyak hal yang baik serta kurang bervariasi seringkali menjadi penyebab masalah Ada lebih dari 8000 jenis burung, mungkin tidak akan pernah ada diet yang ideal untuk semua jenis burung. Namun, untuk rata-rata pemilik burung peliharaan pengetahuan umum tentang konsep-konsep nutrisi dasar dan makanan dapat bermanfaat ketika keputusan harus dibuat (Butcher and Miles, 2014). Probiotik, sumber bakteri menguntungkan yang sangat terkonsentrasi, menjaga usus burung tetap sehat dan seimbang serta meminimalkan efek dari bakteri berbahaya. Bakteri berbahaya yang menyebabkan diare dan gangguan pencernaan lainnya yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk menyerap nutrisi (Burroughs, 1998). Semua hewan memiliki miliaran bakteri menguntungkan dalam sistem pencernaan mereka serta bakteri berbahaya. Burung tidak terkecuali. Bakteri bermanfaat benar-benar membantu proses pencernaan dan membantu dalam penyerapan nutrisi. Tanpa bakteri menguntungkan, usus akan menjadi lebih banyak diisi dengan bakteri berbahaya yang dapat membuat sakit. Diperkirakan bakteri menguntungkan dalam usus adalah spesies tertentu. Tidak cocok memberikan burung probiotik kelas manusia, atau yang dikembangkan untuk digunakan pada anjing (Burroughs, 1998). Dapat disimpulkan bahwa pakan seimbang, diet bervariasi akan memainkan peran utama dalam membantu burung peliharaan hidup panjang dan sehat.","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123295070","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-28DOI: 10.36626/jppp.v11i21.104
A AndianiListyowati, H. Haryanto
Penelitian bertujuan untuk mengetahui penampilan produksi kelinci jantan pada pemberian silase pakan block.Materi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 20 ekor kelinci lokal jantan periode lepas sapih umur 4 bulan, kandang bertingkat sistem baterai individual yang terbuat dari kayu sebanyak 20 unit masing-masing kandang dilengkapi dengan tempat pakan dan air minum. Bahan pakan terdiri dari rumput, bekatul, jagung giling, pollard, bungkil sawit, tepung ikan, bungkil kedele, premix, tetes, EM4 dan tepung tapioka. Peralatan yang digunakan meliputi: timbangan listrik, alat pencetak pakan block dan oven.Kelinci ditempatkan secara acak pada kandang individu bertingkat. Data yang diamati meliputi konsumsi pakan, bobot badan kelinci, pertambahan bobot badanharian (PBBH) dan konversi pakan. Penelitian ini dilakukan secara eksperimen, menggunakan Rancangan Acak Lengkap, dengan perlakuan 4 macam pemberian pakandan tiap-tiap perlakuan terdiri dari 5 ulanganyaitu P1 = Pakan komplit tanpafermentasi, P2 = Pakankomplit tanpa fermentasi, dibentuk block, P3 = Pakan komplit difermentasi dan P4 = Pakan komplit difermentasi, dibentuk block.Peubah yang diamati Konsumsi Pakan Rata-rata per Ekor, Pertambahan Bobot Badan Harian, Konversi Pakan. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati digunakan AnalisisOf Variance (ANOVA) satuarah (One way). Apabilaterdapat perbedaan antara keempat perlakuan tersebut maka dilanjutkan dengan analisis Uji Wilayah GandaDuncan.Penelitian menghasilkan bobot badan akhir kelinci umur 5 minggu pada perlakuan P1, P2, P3 dan P4 tidak menunjukkan perbedaan, yaitu secara berurutan sebesar 1562,600 g; 1478,832 g; 1788,520 g; dan 1572,800 g.Pertambahan bobot badan harian (PBBH) pada penelitian ini tidak berbeda dan secara berurutan adalah 11,777 g; 12,458 g; 16, 981 g dan 16,617 g. Perlakuan pakan berpengaruh terhadap konsumsi bahan kering (P<0,05). Rataan konsumsi BK perlakuan P3 (120,615g/ekor/hari) tidak berbeda dengan konsumsi BK P1 (119,187g/ekor/hari) dan keduanya lebih tinggi dibandingkan rataan konsumsi BK perlakuan P2 (80,187 g/ekor/hari) maupun P4 (70,552g/ekor/hari), serta keduanya (P2 dan P4) tidak menunjukkan perbedaan. Perlakuan pemberian pakan berpengaruh terhadap konversi pakan (P<0,05).Rata-rata nilai konversi pakan yang diperoleh pada perlakuan P1 (2,789) berbeda dan lebih tinggi dibandingkan konversi pakan pada perlakuan P2 (1,965) dan P4 (1,586), namun tidak berbeda dengan perlakuan P3 (2,406).Sementara konversi pakan pada perlakuan P2 tidak berbeda dengan konversi pakan pada perlakuan P3, dan juga tidak berbeda dengan perlakuan P4.Konversi pakan pada perlakuan P4 paling rendah dan lebih kecil dibandingkan konversi pakan pada perlakuan P1 dan P3, namun tidak berbeda dengan konversi pakan perlakuan P2.Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pemberian silase pakan block berpengaruh terhadap konsumsi dan konversi pakan kelinci jantan (P<0,05).Pemberian pakan block menghasilkan konsumsi dan konver
{"title":"Penampilan Produksi Kelinci Jantan Pada Pemberian Silase Pakan Block (The Performance Of Rabbits In Feeding Block Silage)","authors":"A AndianiListyowati, H. Haryanto","doi":"10.36626/jppp.v11i21.104","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v11i21.104","url":null,"abstract":"Penelitian bertujuan untuk mengetahui penampilan produksi kelinci jantan pada pemberian silase pakan block.Materi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 20 ekor kelinci lokal jantan periode lepas sapih umur 4 bulan, kandang bertingkat sistem baterai individual yang terbuat dari kayu sebanyak 20 unit masing-masing kandang dilengkapi dengan tempat pakan dan air minum. Bahan pakan terdiri dari rumput, bekatul, jagung giling, pollard, bungkil sawit, tepung ikan, bungkil kedele, premix, tetes, EM4 dan tepung tapioka. Peralatan yang digunakan meliputi: timbangan listrik, alat pencetak pakan block dan oven.Kelinci ditempatkan secara acak pada kandang individu bertingkat. Data yang diamati meliputi konsumsi pakan, bobot badan kelinci, pertambahan bobot badanharian (PBBH) dan konversi pakan. Penelitian ini dilakukan secara eksperimen, menggunakan Rancangan Acak Lengkap, dengan perlakuan 4 macam pemberian pakandan tiap-tiap perlakuan terdiri dari 5 ulanganyaitu P1 = Pakan komplit tanpafermentasi, P2 = Pakankomplit tanpa fermentasi, dibentuk block, P3 = Pakan komplit difermentasi dan P4 = Pakan komplit difermentasi, dibentuk block.Peubah yang diamati Konsumsi Pakan Rata-rata per Ekor, Pertambahan Bobot Badan Harian, Konversi Pakan. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati digunakan AnalisisOf Variance (ANOVA) satuarah (One way). Apabilaterdapat perbedaan antara keempat perlakuan tersebut maka dilanjutkan dengan analisis Uji Wilayah GandaDuncan.Penelitian menghasilkan bobot badan akhir kelinci umur 5 minggu pada perlakuan P1, P2, P3 dan P4 tidak menunjukkan perbedaan, yaitu secara berurutan sebesar 1562,600 g; 1478,832 g; 1788,520 g; dan 1572,800 g.Pertambahan bobot badan harian (PBBH) pada penelitian ini tidak berbeda dan secara berurutan adalah 11,777 g; 12,458 g; 16, 981 g dan 16,617 g. Perlakuan pakan berpengaruh terhadap konsumsi bahan kering (P<0,05). Rataan konsumsi BK perlakuan P3 (120,615g/ekor/hari) tidak berbeda dengan konsumsi BK P1 (119,187g/ekor/hari) dan keduanya lebih tinggi dibandingkan rataan konsumsi BK perlakuan P2 (80,187 g/ekor/hari) maupun P4 (70,552g/ekor/hari), serta keduanya (P2 dan P4) tidak menunjukkan perbedaan. Perlakuan pemberian pakan berpengaruh terhadap konversi pakan (P<0,05).Rata-rata nilai konversi pakan yang diperoleh pada perlakuan P1 (2,789) berbeda dan lebih tinggi dibandingkan konversi pakan pada perlakuan P2 (1,965) dan P4 (1,586), namun tidak berbeda dengan perlakuan P3 (2,406).Sementara konversi pakan pada perlakuan P2 tidak berbeda dengan konversi pakan pada perlakuan P3, dan juga tidak berbeda dengan perlakuan P4.Konversi pakan pada perlakuan P4 paling rendah dan lebih kecil dibandingkan konversi pakan pada perlakuan P1 dan P3, namun tidak berbeda dengan konversi pakan perlakuan P2.Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pemberian silase pakan block berpengaruh terhadap konsumsi dan konversi pakan kelinci jantan (P<0,05).Pemberian pakan block menghasilkan konsumsi dan konver","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"251 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115590272","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-28DOI: 10.36626/jppp.v13i23.109
Premisti, P. U. L., A. Setiadi, W. Sumekar
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan yang diperoleh peternak Kecamatan Mojosongo, dan Kecamatan Cepogo, dan untuk mengetahui perbedaan pendapatan Kecamatan Mojosongo, dan Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2015. Penentuan lokasi dipilih menggunakan metode purposive dengan kriteria kecamatan yang memiliki usaha ternak sapi perah terbanyak di Kabupaten Boyolali. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode survei. Penentuan sampel responden dilakukan dengan metode purposive sampling. Penentuan jumlah responden untuk mewakili populasi dilakukan dengan perhitungan rumus Slovin. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 66 responden. Data primer diperoleh secara langsung melalui kegiatan observasi di peternakan dan kegiatan wawancara dengan responden menggunakan kuisioner yang telah disiapkan. Hasil penelitian menunjukan rata-rata pendapatan peternak Kecamatan Mojosongo Rp 1,327,996.00/bulan, dan peternak di Kecamatan Cepogo sebesar Rp 2,312,258.00/bulan.
{"title":"Analisis Pendapatan Peternak Sapi Perah Kecamatan Mojosongo Dan Cepogo, Kabupaten Boyolali","authors":"Premisti, P. U. L., A. Setiadi, W. Sumekar","doi":"10.36626/jppp.v13i23.109","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v13i23.109","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan yang diperoleh peternak Kecamatan Mojosongo, dan Kecamatan Cepogo, dan untuk mengetahui perbedaan pendapatan Kecamatan Mojosongo, dan Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2015. Penentuan lokasi dipilih menggunakan metode purposive dengan kriteria kecamatan yang memiliki usaha ternak sapi perah terbanyak di Kabupaten Boyolali. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode survei. Penentuan sampel responden dilakukan dengan metode purposive sampling. Penentuan jumlah responden untuk mewakili populasi dilakukan dengan perhitungan rumus Slovin. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 66 responden. Data primer diperoleh secara langsung melalui kegiatan observasi di peternakan dan kegiatan wawancara dengan responden menggunakan kuisioner yang telah disiapkan. Hasil penelitian menunjukan rata-rata pendapatan peternak Kecamatan Mojosongo Rp 1,327,996.00/bulan, dan peternak di Kecamatan Cepogo sebesar Rp 2,312,258.00/bulan.","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"173 ","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120973216","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-28DOI: 10.36626/jppp.v13i23.113
M. Samsudin, E. Suprijatna, I. Isroli
Penelitian ini bertujuan mengetahui performa karkas ayam kampung periode starter akibat pemberian probiotik pada protein ransum yang berbeda. Materi yang digunakan anak ayam kampung umur 3 minggu sebanyak 120 ekor dengan bobot badan rata-rata 149,11±7,25 g (CV 13,45%), dipelihara di dalam 24 unit percobaan dan setiap unit percobaan di isi 5 ekor. Fase adaptasi selama 3 minggu diberi pakan komersil kemudian menggunakan pakan penelitian yang tersusun dari bekatul, jagung giling, bungkil kedelai dan poultry meat meal. Rancangan percobaan yakni rancangan acak lengkap pola faktorial (3 x 2). Taraf probiotik L1 = 0 ml, L2 = 1,25 ml x 107 cfu/ml, dan L3 = 2,5 ml x 107 cfu/ml sebagai faktor pertama, taraf protein ransum P1 = 18% menjadi 16% dan faktor kedua P2 = 16% menjadi 14%. Parameter penelitian meliputi bobot hidup, bobot karkas dan persentase karkas. Data dianalisis ragam dan jika terdapat pengaruh perlakuan yang nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Ganda Duncan untuk mengetahui perbedaan perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada interaksi antara pemberian probiotik dengan taraf protein ransum terhadap bobot hidup, bobot karkas dan persentase karkas. Kesimpulan penelitian ini adalah tidak ada pengaruh pemberian probiotik dan protein terhadap performa karkas ayam kampung periode starter.
{"title":"Performa Karkas Ayam Kampung Periode Starter Akibat Pemberian Probiotik Pada Protein Ransum Yang Berbeda","authors":"M. Samsudin, E. Suprijatna, I. Isroli","doi":"10.36626/jppp.v13i23.113","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v13i23.113","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mengetahui performa karkas ayam kampung periode starter akibat pemberian probiotik pada protein ransum yang berbeda. Materi yang digunakan anak ayam kampung umur 3 minggu sebanyak 120 ekor dengan bobot badan rata-rata 149,11±7,25 g (CV 13,45%), dipelihara di dalam 24 unit percobaan dan setiap unit percobaan di isi 5 ekor. Fase adaptasi selama 3 minggu diberi pakan komersil kemudian menggunakan pakan penelitian yang tersusun dari bekatul, jagung giling, bungkil kedelai dan poultry meat meal. Rancangan percobaan yakni rancangan acak lengkap pola faktorial (3 x 2). Taraf probiotik L1 = 0 ml, L2 = 1,25 ml x 107 cfu/ml, dan L3 = 2,5 ml x 107 cfu/ml sebagai faktor pertama, taraf protein ransum P1 = 18% menjadi 16% dan faktor kedua P2 = 16% menjadi 14%. Parameter penelitian meliputi bobot hidup, bobot karkas dan persentase karkas. Data dianalisis ragam dan jika terdapat pengaruh perlakuan yang nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Ganda Duncan untuk mengetahui perbedaan perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada interaksi antara pemberian probiotik dengan taraf protein ransum terhadap bobot hidup, bobot karkas dan persentase karkas. Kesimpulan penelitian ini adalah tidak ada pengaruh pemberian probiotik dan protein terhadap performa karkas ayam kampung periode starter.","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"60 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133118992","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-28DOI: 10.36626/jppp.v13i23.115
Z. Wulansari, N. Suthama, I. Mangisah
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan soybean oligosaccharides dari bungkil dan kulit kedelai dalam ransum terhadap bobot relatif bursa fabricius, bobot relatif limpa, rasio heterofil limfosit, dan pertambahan bobot badan ayam broiler. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam broiler strain Lohman sebanyak 160 ekor umur 7 hari dengan bobot badan awal 112, 24 ± 6,70 g. Penelitian 48 Pemanfaatan Soybean Oligosaccharides dari Bungkil dan Kulit Kedelai Terhadap Ketahanan TubuhAyam Broiler menggunakan rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan menggunakan soybean oligosaccharides dalam bentuk ekstrak dari bungkil kedelai(EBK) dan ekstrak kulit kedelai(EKK) meliputi T0 (kontrol), T1 (EBK 0,15%), T2 (EBK 0,3%), T3 (EKK 0,15%), dan T4 (EKK 0,3%). Parameter yang diukur meliputi bobot relatif bursa fabricius, bobot relatif limpa, nilai rasio heterofil limfosit, dan pertambahan bobot badan. Data dianalisis varians dan dilanjutkan dengan uji Wilayah Ganda Duncan. Hasil penelitianmenunjukan bahwa penambahan soybean oligosaccharide dalam bentuk ekstrak kulit kedelai maupun bungkil kedelai tidak berpengaruh nyata terhadap bobot relatif organ limfoid, tetapi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap rasio heterofil limfosit dan pertambahan bobot badan ayam broiler. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan soybean oligosaccharides dari bungkil kedelai maupun kulit kedelai mampu mempertahankan kondisi kesehatan dilihat dari bobot organ limfoid yang normal dan menurunkan rasio heterofil limfosit. Soybean oligosaccharides dari bungkil kedelai taraf 0,3% menghasilkan pertambahan bobot badan yang terpenuhi.
{"title":"Pemanfaatan Soybean Oligosaccharides Dari Bungkil Dan Kulit Kedelai Terhadap Ketahanan Tubuh Ayam Broiler (Utilization Of Soybean Oligosaccharides Derived From Soybean Meal And Soybean Hull On Immune Responses In Broiler Chickens)","authors":"Z. Wulansari, N. Suthama, I. Mangisah","doi":"10.36626/jppp.v13i23.115","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v13i23.115","url":null,"abstract":"Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan soybean oligosaccharides dari bungkil dan kulit kedelai dalam ransum terhadap bobot relatif bursa fabricius, bobot relatif limpa, rasio heterofil limfosit, dan pertambahan bobot badan ayam broiler. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam broiler strain Lohman sebanyak 160 ekor umur 7 hari dengan bobot badan awal 112, 24 ± 6,70 g. Penelitian 48 Pemanfaatan Soybean Oligosaccharides dari Bungkil dan Kulit Kedelai Terhadap Ketahanan TubuhAyam Broiler menggunakan rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan menggunakan soybean oligosaccharides dalam bentuk ekstrak dari bungkil kedelai(EBK) dan ekstrak kulit kedelai(EKK) meliputi T0 (kontrol), T1 (EBK 0,15%), T2 (EBK 0,3%), T3 (EKK 0,15%), dan T4 (EKK 0,3%). Parameter yang diukur meliputi bobot relatif bursa fabricius, bobot relatif limpa, nilai rasio heterofil limfosit, dan pertambahan bobot badan. Data dianalisis varians dan dilanjutkan dengan uji Wilayah Ganda Duncan. Hasil penelitianmenunjukan bahwa penambahan soybean oligosaccharide dalam bentuk ekstrak kulit kedelai maupun bungkil kedelai tidak berpengaruh nyata terhadap bobot relatif organ limfoid, tetapi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap rasio heterofil limfosit dan pertambahan bobot badan ayam broiler. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan soybean oligosaccharides dari bungkil kedelai maupun kulit kedelai mampu mempertahankan kondisi kesehatan dilihat dari bobot organ limfoid yang normal dan menurunkan rasio heterofil limfosit. Soybean oligosaccharides dari bungkil kedelai taraf 0,3% menghasilkan pertambahan bobot badan yang terpenuhi.","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127228450","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-28DOI: 10.36626/jppp.v13i23.111
N. Rendika, T. Yudiarti, Isroli Isroli
Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh pemberian probiotik Rhizopus oryzae sebagai aditif pakan pada ayam kampung terhadap bobot dan panjang organ pencernaan. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus–11 Oktober 2014 di Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro. Materi yang digunakan adalah Day Old Chick (DOC) ayam kampung sebanyak 100 ekor (unsexed) dengan bobot badan 37,90 ± 1,36 g. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan dosis kultur kering probiotik Rhizopus oryzae T0 (kontrol), T1 (0,1%) dan T2 (0,2%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian probiotik Rhizopus oryzae dalam ransum berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap sebagian besar bobot dan panjang organ pencernaan ayam kampung. Bobot organ pencernaan tertinggi pada perlakuan T1 yang kemudian diikuti T2 dan T0, sedangkan panjang organ pencernaan diperoleh tertinggi pada perlakuan T2 yang kemudian diikuti T1 dan T0. Kesimpulan penelitian adalah pemberian Rhizopus oryzae dengan dosis 0,1% dan 0,2% pada pakan ayam kampung dapat meningkatkan sebagian besar bobot dan panjang organ pencernaan ayam kampung.
{"title":"Pengaruh Pemberian Aditif Pakan Probiotik Rhizopus Oryzae Dalam Ransum Terhadap Bobot Dan Panjang Organ Pencernaan Ayam Kampung","authors":"N. Rendika, T. Yudiarti, Isroli Isroli","doi":"10.36626/jppp.v13i23.111","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v13i23.111","url":null,"abstract":"Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh pemberian probiotik Rhizopus oryzae sebagai aditif pakan pada ayam kampung terhadap bobot dan panjang organ pencernaan. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus–11 Oktober 2014 di Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro. Materi yang digunakan adalah Day Old Chick (DOC) ayam kampung sebanyak 100 ekor (unsexed) dengan bobot badan 37,90 ± 1,36 g. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan dosis kultur kering probiotik Rhizopus oryzae T0 (kontrol), T1 (0,1%) dan T2 (0,2%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian probiotik Rhizopus oryzae dalam ransum berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap sebagian besar bobot dan panjang organ pencernaan ayam kampung. Bobot organ pencernaan tertinggi pada perlakuan T1 yang kemudian diikuti T2 dan T0, sedangkan panjang organ pencernaan diperoleh tertinggi pada perlakuan T2 yang kemudian diikuti T1 dan T0. Kesimpulan penelitian adalah pemberian Rhizopus oryzae dengan dosis 0,1% dan 0,2% pada pakan ayam kampung dapat meningkatkan sebagian besar bobot dan panjang organ pencernaan ayam kampung.","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130105095","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-28DOI: 10.36626/jppp.v13i23.108
N. Nussifa, W. Roessali, H. Setyawan
Sebuah penelitian bertujuan untuk mengkaji besarnya pendapatan usaha pada ayam petelur Suyatno Farm. Penelitian ini dilaksanakan di Peternakan ayam petelur Suyatno Farm di Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara dan observasi (pengamatan). Jenis data dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa data “Time Series” selama 3 tahun periode produksi 2011, 2012 dan 2013. Analisis kuantitatif diuji menggunakan one sample t-test, untuk membandingkan pendapatan terhadap upah minimum Kabupaten Semarang (UMK). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa biaya produksi Suyatno Farm selama 2011-2013 mencapai nilai Rp 5.684.736.253; Rp 6.522.332.735; Rp 7.117.395.201. Total penerimaan pada tahun 2011 mencapai Rp 7.045.817.205, mengalami peningkatan sebesar 5,80% yaitu menjadi Rp 7.454.136.027 pada tahun 2012 dan meningkat sebesar 8,28% menjadi Rp 8.071.660.113 pada tahun 2013. Pendapatan bersih usaha ayam petelur Suyatno Farm pada tahun 20112012 mengalami penurunan sebesar 30,38% dan pada 2012-2013 meningkat sebesar 2,28%. Berdasarkan one sample t-test diketahui bahwa perbandingan pendapatan bersih per bulan dengan upah minimum Kabupaten (UMK) Semarang berbeda nyata (P<0,05). Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah terjadinya peningkatan untuk biaya produksi dan penerimaan, akan tetapi terjadi penurunan pendapatan bersih pada tahun 2011-2012 dan kenaikan pada tahun 2012-2013. Keuntungan perbulan Suyatno Farm lebih tinggi dibanding UMK Kabupaten Semarang, sehingga usaha peternakan layak untuk dijalankan di Kabupaten Semarang.
{"title":"Analisis Pendapatan Pada Usaha Ayam Petelur “Suyatno Farm” Di Desa Kalisidi Kecamatan, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang","authors":"N. Nussifa, W. Roessali, H. Setyawan","doi":"10.36626/jppp.v13i23.108","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v13i23.108","url":null,"abstract":"Sebuah penelitian bertujuan untuk mengkaji besarnya pendapatan usaha pada ayam petelur Suyatno Farm. Penelitian ini dilaksanakan di Peternakan ayam petelur Suyatno Farm di Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara dan observasi (pengamatan). Jenis data dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa data “Time Series” selama 3 tahun periode produksi 2011, 2012 dan 2013. Analisis kuantitatif diuji menggunakan one sample t-test, untuk membandingkan pendapatan terhadap upah minimum Kabupaten Semarang (UMK). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa biaya produksi Suyatno Farm selama 2011-2013 mencapai nilai Rp 5.684.736.253; Rp 6.522.332.735; Rp 7.117.395.201. Total penerimaan pada tahun 2011 mencapai Rp 7.045.817.205, mengalami peningkatan sebesar 5,80% yaitu menjadi Rp 7.454.136.027 pada tahun 2012 dan meningkat sebesar 8,28% menjadi Rp 8.071.660.113 pada tahun 2013. Pendapatan bersih usaha ayam petelur Suyatno Farm pada tahun 20112012 mengalami penurunan sebesar 30,38% dan pada 2012-2013 meningkat sebesar 2,28%. Berdasarkan one sample t-test diketahui bahwa perbandingan pendapatan bersih per bulan dengan upah minimum Kabupaten (UMK) Semarang berbeda nyata (P<0,05). Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah terjadinya peningkatan untuk biaya produksi dan penerimaan, akan tetapi terjadi penurunan pendapatan bersih pada tahun 2011-2012 dan kenaikan pada tahun 2012-2013. Keuntungan perbulan Suyatno Farm lebih tinggi dibanding UMK Kabupaten Semarang, sehingga usaha peternakan layak untuk dijalankan di Kabupaten Semarang.","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"125 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114611464","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}