Pub Date : 2022-01-14DOI: 10.35568/healthcare.v4i1.1844
Heru Supriyanto, D. Vellyana, Diki Stiawan
Pendahuluan :DM Tipe 2 yang tak tergantung pada insulin disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, tetapi fungsi insulin untuk metabolisme glukosa tidak ada/kurang dan biasanya diketahui DM setelah usia 40 tahun (Hadibroto, 2013). Komplikasi mikrovaskular (retinopati, nefropati, neuropati) dan komplikasi makrovaskular (aterosklerotik, stroke, angina, infark miokardium, gangren).Penatalaksanaan penderita DM dapat dilakukan dengan kegiatan jasmani secara teratur 3 sampai 5 hari seminggu selama sekitar 30 sampai 45 menit, latihan jasmani yang di anjurkan salah satu nya jalan kaki. Tujuan penelitian diketahui pengaruh aktivitas fisik jalan kaki terhadap gula darah sewaktu pada penderita DM Tipe 2. Metode :Desain penelitianpre-eksperiment one group pre-test-posttest. Sampel 16 penderita DM tipe 2 denganpurposive sampling dan observasi langsung dengan mengukur kadar gula darah menggunakan Gluko DR AGM 2100 dan analisis statistik Uji dependent sampel T test. Hasil:nilai p-value sebesar 0,000 dengan rata-rata kadar gula darah sebesar 273,44 mg/ dl dan sesudah dilakukan aktivitas fisik jalan kaki sebesar 170,88 mg/ dl. Pembahasan :Kesimpulan ada pengaruh aktivitas fisik terhadap gula darah sewaktu pada penderita diabetes melitus Tipe 2 dan disarankan melakukan aktifitas jalan kaki sesuai prosedur saat menuju kebun ataupun sawah sehingga keseimbangan kadar gula darah tetap terjaga.
{"title":"PENGARUH AKTIVITAS FISIK JALAN KAKI TERHADAP GULA DARAH SEWAKTU PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTADALAM PESAWARAN TAHUN 2021","authors":"Heru Supriyanto, D. Vellyana, Diki Stiawan","doi":"10.35568/healthcare.v4i1.1844","DOIUrl":"https://doi.org/10.35568/healthcare.v4i1.1844","url":null,"abstract":"Pendahuluan :DM Tipe 2 yang tak tergantung pada insulin disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, tetapi fungsi insulin untuk metabolisme glukosa tidak ada/kurang dan biasanya diketahui DM setelah usia 40 tahun (Hadibroto, 2013). Komplikasi mikrovaskular (retinopati, nefropati, neuropati) dan komplikasi makrovaskular (aterosklerotik, stroke, angina, infark miokardium, gangren).Penatalaksanaan penderita DM dapat dilakukan dengan kegiatan jasmani secara teratur 3 sampai 5 hari seminggu selama sekitar 30 sampai 45 menit, latihan jasmani yang di anjurkan salah satu nya jalan kaki. Tujuan penelitian diketahui pengaruh aktivitas fisik jalan kaki terhadap gula darah sewaktu pada penderita DM Tipe 2. Metode :Desain penelitianpre-eksperiment one group pre-test-posttest. Sampel 16 penderita DM tipe 2 denganpurposive sampling dan observasi langsung dengan mengukur kadar gula darah menggunakan Gluko DR AGM 2100 dan analisis statistik Uji dependent sampel T test. Hasil:nilai p-value sebesar 0,000 dengan rata-rata kadar gula darah sebesar 273,44 mg/ dl dan sesudah dilakukan aktivitas fisik jalan kaki sebesar 170,88 mg/ dl. Pembahasan :Kesimpulan ada pengaruh aktivitas fisik terhadap gula darah sewaktu pada penderita diabetes melitus Tipe 2 dan disarankan melakukan aktifitas jalan kaki sesuai prosedur saat menuju kebun ataupun sawah sehingga keseimbangan kadar gula darah tetap terjaga.","PeriodicalId":282030,"journal":{"name":"Healthcare Nursing Journal","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127714730","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-14DOI: 10.35568/healthcare.v4i1.1843
Nurul Fadhilah, Lusiyana Pangestuti, Rani Ardina
Stroke merupakan penyebab umum kematian ke tiga di Negara maju setelah penyakit kardiovaskular dan kanker. Stroke terjadi karena ada gangguan aliran darah ke bagian otak. Bentuknya dapat berupa lumpuh sebelah (hemiplegia), berkurangnya kekuatan sebelah anggota tubuh (hemiparesis), akibat lanjut pasien mengalami gangguan kebersihan diri (personal hygiene). Dorthea Orem menjelaskan bahwa perawatan diri merupakan kegiatan memenuhi kebutuhan dalam mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan individu baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Model Orem diperluas dari perawatan individu menjadi perawatan keluarga. Salah satu faktor yang mempengaruhi kebutuhan pemenuhan kebersihan diri menurut Orem adalah sistem keluarga. Tujuan penelitan ini adalah diketahuinya hubungan dukungan keluarga dengan personal hygiene pada pasien stroke di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu Tahun 2020. Jenis penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi berjumlah 83 orang dan sampel 69 orang dengan teknik sampling accidental sampling. Alat pengumpul data menggunakan kuesioner dan lembar observasi kemudian dianalisis menggunakan chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan (p-value = 0,000) dukungan keluarga dengan personal hygiene pada Pasien Stroke. Pemberian perawatan yang komprehensif sebaiknya melibatkan peran serta keluarga, hal ini sejalan dengan tugas keluarga yaitu memberikan perawatan pada angota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
{"title":"DUKUNGAN KELUARGA DAN PERSONAL HYGIENE PADA PASIEN STROKE DI RUMAH SAKIT MITRA HUSADA PRINGSEWU","authors":"Nurul Fadhilah, Lusiyana Pangestuti, Rani Ardina","doi":"10.35568/healthcare.v4i1.1843","DOIUrl":"https://doi.org/10.35568/healthcare.v4i1.1843","url":null,"abstract":"Stroke merupakan penyebab umum kematian ke tiga di Negara maju setelah penyakit kardiovaskular dan kanker. Stroke terjadi karena ada gangguan aliran darah ke bagian otak. Bentuknya dapat berupa lumpuh sebelah (hemiplegia), berkurangnya kekuatan sebelah anggota tubuh (hemiparesis), akibat lanjut pasien mengalami gangguan kebersihan diri (personal hygiene). Dorthea Orem menjelaskan bahwa perawatan diri merupakan kegiatan memenuhi kebutuhan dalam mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan individu baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Model Orem diperluas dari perawatan individu menjadi perawatan keluarga. Salah satu faktor yang mempengaruhi kebutuhan pemenuhan kebersihan diri menurut Orem adalah sistem keluarga. Tujuan penelitan ini adalah diketahuinya hubungan dukungan keluarga dengan personal hygiene pada pasien stroke di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu Tahun 2020. Jenis penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi berjumlah 83 orang dan sampel 69 orang dengan teknik sampling accidental sampling. Alat pengumpul data menggunakan kuesioner dan lembar observasi kemudian dianalisis menggunakan chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan (p-value = 0,000) dukungan keluarga dengan personal hygiene pada Pasien Stroke. Pemberian perawatan yang komprehensif sebaiknya melibatkan peran serta keluarga, hal ini sejalan dengan tugas keluarga yaitu memberikan perawatan pada angota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.","PeriodicalId":282030,"journal":{"name":"Healthcare Nursing Journal","volume":"76 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124514345","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-14DOI: 10.35568/healthcare.v4i1.1838
Gita Nopiayanti, M. Falah, Lilis Lismayanti
TB Paru merupakan penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian. Indonesia masih menjadi negara kedua penyumbang tingginya angka kejadian TB di dunia setelah India. Total jumlah kasus TB di Indonesia sebanyak 209.575 kasus pada tahun 2021. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan penderita TB di wilayah kerja Puskesmas Cihideung kota Tasikmalaya tahun 2016. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode analitik, pendekatan cross sectional dilakukan dalam penelitian dengan total sampling 66 responden. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan signifikan antara pengetahuan (p-value 0.000), sikap (p-value 0.000), dukungan keluarga (p-value 0.016), peran tenaga kesehatan (p-value 0.000) dengan tingkat kepatuhan minum obat pada penderita TB. Terdapat 4 faktor yang memiliki hubungan dengan kepatuhan minum obat namun kedepan diharapkan variabel faktornya dapat diperluas cakupannya.
{"title":"FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB DI KOTA TASIKMALAYA","authors":"Gita Nopiayanti, M. Falah, Lilis Lismayanti","doi":"10.35568/healthcare.v4i1.1838","DOIUrl":"https://doi.org/10.35568/healthcare.v4i1.1838","url":null,"abstract":"TB Paru merupakan penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian. Indonesia masih menjadi negara kedua penyumbang tingginya angka kejadian TB di dunia setelah India. Total jumlah kasus TB di Indonesia sebanyak 209.575 kasus pada tahun 2021. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan penderita TB di wilayah kerja Puskesmas Cihideung kota Tasikmalaya tahun 2016. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode analitik, pendekatan cross sectional dilakukan dalam penelitian dengan total sampling 66 responden. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan signifikan antara pengetahuan (p-value 0.000), sikap (p-value 0.000), dukungan keluarga (p-value 0.016), peran tenaga kesehatan (p-value 0.000) dengan tingkat kepatuhan minum obat pada penderita TB. Terdapat 4 faktor yang memiliki hubungan dengan kepatuhan minum obat namun kedepan diharapkan variabel faktornya dapat diperluas cakupannya.","PeriodicalId":282030,"journal":{"name":"Healthcare Nursing Journal","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115842816","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-14DOI: 10.35568/healthcare.v4i1.1851
Aida Sri Rachmawati
Prevalensi penderita luka kaki diabetik di indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Pasien dengan luka kaki diabetik memerlukan perawatan jangka panjang dan pemilihan terapi yang tepat untuk dapat sembuh kembali. Salah satu terapi yang sering di lakukan dalam perawatan luka adalah dengan terapi madu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian madu terhadap penyembuhan luka kaki diabetik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Literature Review dengan cara melakukan pencarian artikel dengan mengakses jurnal dari internet dengan Search engine Google Scholar dan FreeFullPDF terdiri dari 2.345 populasi dan di dapat 10 jurnal fulltext yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil literature review menunjukan bahwa madu sangat efektik dalam penyembuhan luka kaki diabetik. Hasil menunjukan pemberian madu dengan beberapa cara yaitu ditetes, dioles, dikompres dan dikombinasikan dengan habbatus sauda dan minyak zaitun menunjukan adanya peningkatan derajat luka, epitelisasi dan granulasi berdasarkan metode DESIGN dan skala BJWAT. Madu memiliki sifat lembab/moist yang sangat baik untuk penyembuhan luka. Literature review ini dapat dijadikan dasar bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian primer pemberian madu secara langsung terhadap perawatan luka kaki diabetik.
{"title":"PENGARUH TERAPI MADU TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA KAKI DIABETIK","authors":"Aida Sri Rachmawati","doi":"10.35568/healthcare.v4i1.1851","DOIUrl":"https://doi.org/10.35568/healthcare.v4i1.1851","url":null,"abstract":"Prevalensi penderita luka kaki diabetik di indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Pasien dengan luka kaki diabetik memerlukan perawatan jangka panjang dan pemilihan terapi yang tepat untuk dapat sembuh kembali. Salah satu terapi yang sering di lakukan dalam perawatan luka adalah dengan terapi madu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian madu terhadap penyembuhan luka kaki diabetik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Literature Review dengan cara melakukan pencarian artikel dengan mengakses jurnal dari internet dengan Search engine Google Scholar dan FreeFullPDF terdiri dari 2.345 populasi dan di dapat 10 jurnal fulltext yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil literature review menunjukan bahwa madu sangat efektik dalam penyembuhan luka kaki diabetik. Hasil menunjukan pemberian madu dengan beberapa cara yaitu ditetes, dioles, dikompres dan dikombinasikan dengan habbatus sauda dan minyak zaitun menunjukan adanya peningkatan derajat luka, epitelisasi dan granulasi berdasarkan metode DESIGN dan skala BJWAT. Madu memiliki sifat lembab/moist yang sangat baik untuk penyembuhan luka. Literature review ini dapat dijadikan dasar bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian primer pemberian madu secara langsung terhadap perawatan luka kaki diabetik.","PeriodicalId":282030,"journal":{"name":"Healthcare Nursing Journal","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114337910","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-14DOI: 10.35568/healthcare.v4i1.1848
T. Tiara, Ida Yati, Manzahri Manzahri, Desi Novianti
Indonesia merupakan salah satu negara yang terinfeksi pandemi Covid-19. Masyarakat merupakan mahluk sosial yang memungkinkan saling berinteraksi secara langsung sehingga tingkat penyebaran pandemi Covid-19 semakin pesat. Kurangnya pengetahuan terkait penularan covid 19 menjadi penyebab jumlah kasus covid 19 semakin meningkat. Saat ini pengetahuan merupakan aspek terpenting dan sangat dibutuhkan untuk dapat menurunkan atau memutus rantai penularan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan penyebaran covid-19 di desa Pringsewu Selatan. Metode penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif analtik dengan pendekatan cross sectional. Sample dalam penelitian ini berjumlah 93 responden dengan teknik random sampling. Analisis data menggunakan uji statistic chi square .Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara Tingkat pengetahuan masyarakat dengan penyebaran covid-19, dengan nilai p-value = 0.000 < 0.05. Diharapkan bagi masyarakat untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang penyebaran covid 19 supaya dapat memutus rantai penularan covid-19.
{"title":"HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PENYEBARAN COVID 19 DI DESA PRINGSEWU SELATAN KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN 2021","authors":"T. Tiara, Ida Yati, Manzahri Manzahri, Desi Novianti","doi":"10.35568/healthcare.v4i1.1848","DOIUrl":"https://doi.org/10.35568/healthcare.v4i1.1848","url":null,"abstract":"Indonesia merupakan salah satu negara yang terinfeksi pandemi Covid-19. Masyarakat merupakan mahluk sosial yang memungkinkan saling berinteraksi secara langsung sehingga tingkat penyebaran pandemi Covid-19 semakin pesat. Kurangnya pengetahuan terkait penularan covid 19 menjadi penyebab jumlah kasus covid 19 semakin meningkat. Saat ini pengetahuan merupakan aspek terpenting dan sangat dibutuhkan untuk dapat menurunkan atau memutus rantai penularan. \u0000Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan penyebaran covid-19 di desa Pringsewu Selatan. \u0000Metode penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif analtik dengan pendekatan cross sectional. Sample dalam penelitian ini berjumlah 93 responden dengan teknik random sampling. Analisis data menggunakan uji statistic chi square .Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara Tingkat pengetahuan masyarakat dengan penyebaran covid-19, dengan nilai p-value = 0.000 < 0.05. Diharapkan bagi masyarakat untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang penyebaran covid 19 supaya dapat memutus rantai penularan covid-19.","PeriodicalId":282030,"journal":{"name":"Healthcare Nursing Journal","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131860368","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang : COVID-19 menyebabkan dampak negatif pada aspek psikologis manusia terutama pada kelompok remaja. Remaja memasuki fase perkembangan psikologisnya dengan berbagai batasan karena adanya peraturan-peraturan yang diakibatkan karena COVID-19. Gangguan psikologis pada remaja saat ini mempengaruhi Ketahanan Psikologis nya,jika berlangsung dalam jangka panang remaja rentan mengalami gangguan kesehatan mental yang ditimbulkan akibat dari Covid-19. Tujuan : untuk mengetahui gambaran ketahanan psikologis remaja di era pandemi COVID-19 . Metode : Penelitian menggunakan metode deskriptif . Teknik sampling menggunakan simple random sampling. Jumlah sampel 100 remaja. Pengumpulan data mengunakan kuesioner Resilience Scale ™. Analisa data menggunakan Distribusi Frekuensi. Hasil :Ketahanan Psikologis remaja yakni pada kategori sangat rendah sebanyak 18,0% , kategori ketahanan rendah sebanyak 41,0% , ketahanan kategori aktif rendah sebanyak 26,0% , ketahanan kategori sedang sebanyak 12,0% dan kategori ketahanan cukup tinggi sebanyak 3,0%. Kesimpulan : ketahanan psikologis Remaja sebagian besar cenderung memiliki ketahanan psikologis yang negatif sebanyak 85,0% sedangkan remaja yang memiliki ketahanan psikologis positif sebanyak 15,0%. Saran : pendampingan orangtua, guru diharapkan bagi remaja dalam melewati fase perkembangan remaja.
{"title":"GAMBARAN KETAHANAN PSIKOLOGIS REMAJA DI ERA PANDEMI COVID-19","authors":"Ade Isnaini Fadillah, Puji Purwaningsih, Fiktina Vifri Ismiriyam, Endang Susilowati","doi":"10.35568/healthcare.v4i1.1849","DOIUrl":"https://doi.org/10.35568/healthcare.v4i1.1849","url":null,"abstract":"Latar Belakang : COVID-19 menyebabkan dampak negatif pada aspek psikologis manusia terutama pada kelompok remaja. Remaja memasuki fase perkembangan psikologisnya dengan berbagai batasan karena adanya peraturan-peraturan yang diakibatkan karena COVID-19. Gangguan psikologis pada remaja saat ini mempengaruhi Ketahanan Psikologis nya,jika berlangsung dalam jangka panang remaja rentan mengalami gangguan kesehatan mental yang ditimbulkan akibat dari Covid-19. \u0000Tujuan : untuk mengetahui gambaran ketahanan psikologis remaja di era pandemi COVID-19 . \u0000Metode : Penelitian menggunakan metode deskriptif . Teknik sampling menggunakan simple random sampling. Jumlah sampel 100 remaja. Pengumpulan data mengunakan kuesioner Resilience Scale ™. Analisa data menggunakan Distribusi Frekuensi. \u0000Hasil :Ketahanan Psikologis remaja yakni pada kategori sangat rendah sebanyak 18,0% , kategori ketahanan rendah sebanyak 41,0% , ketahanan kategori aktif rendah sebanyak 26,0% , ketahanan kategori sedang sebanyak 12,0% dan kategori ketahanan cukup tinggi sebanyak 3,0%. \u0000Kesimpulan : ketahanan psikologis Remaja sebagian besar cenderung memiliki ketahanan psikologis yang negatif sebanyak 85,0% sedangkan remaja yang memiliki ketahanan psikologis positif sebanyak 15,0%. \u0000Saran : pendampingan orangtua, guru diharapkan bagi remaja dalam melewati fase perkembangan remaja.","PeriodicalId":282030,"journal":{"name":"Healthcare Nursing Journal","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114673449","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-02DOI: 10.35568/healthcare.v2i1.517
Elvie Wahyuni, Yudi Abdul Majid, Ayu Dekawaty
Pubertas merupakan masa perubahan antara masa kanak-kanak dan masa remaja. Pada masa pubertas organ-organ reproduksi mulai berfungsi. Pada masa pubertas terjadi perubahan fisik yang ditandai dengan menarche. Kejadian menarche yang cenderung lebih awal ditambah dengan kurangnya pengetahuan menimbulkan kecemasan, bingung, tidak nyaman bahkan menggap bahwa menarche adalah suatu penyakit. Tujuan penelitian : Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan media vidio terhadap kecemasan siswi menghadapi menarche di SD Negeri 88 Palembang. Metode penelitian : Bentuk penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimet dengan rancangan one group pre post test without control dengan teknik kuantitatif menggunakan kuesioner HARS, teknik sampling adalah total sampling. Jumlah responden adalah 120. Hasil penelitian : Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata nilai kecemasan sebelum diberikan pendidikan kesehatan adalah 24,00 dan kecemasan setelah diberikan pendidikan kesehatan adalah 14,00 sedangkan Pvalue : 0,000 hal ini menunjukan terdapat penurunan kecemasan secara signifikan antara sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan. Kesimpulan : Ada Pengaruh pendidikan kesehatan dengan media video terhadap kecemasan sisiwi dalam menghadapi menarche.
{"title":"Pengaruh Pedidikan Kesehatan Dengan Meda Video Terhadap Kecemasaan Menghadapi Menarche Pada Siswi Kelas V Di Sekolah Dasar Negeri 88 Palembang Tahun 2019","authors":"Elvie Wahyuni, Yudi Abdul Majid, Ayu Dekawaty","doi":"10.35568/healthcare.v2i1.517","DOIUrl":"https://doi.org/10.35568/healthcare.v2i1.517","url":null,"abstract":"Pubertas merupakan masa perubahan antara masa kanak-kanak dan masa remaja. Pada masa pubertas organ-organ reproduksi mulai berfungsi. Pada masa pubertas terjadi perubahan fisik yang ditandai dengan menarche. Kejadian menarche yang cenderung lebih awal ditambah dengan kurangnya pengetahuan menimbulkan kecemasan, bingung, tidak nyaman bahkan menggap bahwa menarche adalah suatu penyakit. Tujuan penelitian : Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan media vidio terhadap kecemasan siswi menghadapi menarche di SD Negeri 88 Palembang. Metode penelitian : Bentuk penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimet dengan rancangan one group pre post test without control dengan teknik kuantitatif menggunakan kuesioner HARS, teknik sampling adalah total sampling. Jumlah responden adalah 120. Hasil penelitian : Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata nilai kecemasan sebelum diberikan pendidikan kesehatan adalah 24,00 dan kecemasan setelah diberikan pendidikan kesehatan adalah 14,00 sedangkan Pvalue : 0,000 hal ini menunjukan terdapat penurunan kecemasan secara signifikan antara sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan. Kesimpulan : Ada Pengaruh pendidikan kesehatan dengan media video terhadap kecemasan sisiwi dalam menghadapi menarche. \u0000 ","PeriodicalId":282030,"journal":{"name":"Healthcare Nursing Journal","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128218706","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-02DOI: 10.35568/healthcare.v2i1.527
Heri Budiawan
Pendahuluan : Penerapan program self-management perlu penyesuaian dengan berbagai aspek termasuk aspek sistem, biaya, efektifitas, hambatan dan dukungan dari pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, review mengenai efektifitas self management pada pasien diabetes mellitus sangat diperlukan sebagai landasan dalam pengembangan metode peningkatan program self management sesuai dengan kebutuhan masing-masing penderita penyakit diabetes mellitus. Objektif : Study yang dilakukan bertujuan untuk melakukan systematic review mengenai metode yang dapat meningkatkan self management pada pasien diabetes mellitus. Metode : Metode yang digunakan dalam penelusura sumber data pada systematic literature review ini yaitu dengan penulusuran database terdiri dari Google Scholar, Pubmed, Ebsco. Artikel diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan melakukan critical apraisel pada setiap artikel. Hasil : Berdasarkan hasil pencarian ditetapkan 10 artikel dengan design Kuantitatif Randomize Control Trial publikasi 10 tahun terakhir (2009-2019) mengenai artikel yang berhubungan dengan peningkatan self management pada pasien dengan diabetes mellitus. Kesimpulan : Metode peningkatan self management pasien diabetes mellitus diantaranya Kunjungan kelompok dan bimbingan kelompok berbasis komunitas, peer coaching dan peer leader, motivasi, dukungan berbasis teknologi.
{"title":"METODE PENINGKATKAN SELF MANAGEMENT PASIEN DIABETES MELLITUS: SYSTEMATIC REVIEW","authors":"Heri Budiawan","doi":"10.35568/healthcare.v2i1.527","DOIUrl":"https://doi.org/10.35568/healthcare.v2i1.527","url":null,"abstract":"Pendahuluan : Penerapan program self-management perlu penyesuaian dengan berbagai aspek termasuk aspek sistem, biaya, efektifitas, hambatan dan dukungan dari pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, review mengenai efektifitas self management pada pasien diabetes mellitus sangat diperlukan sebagai landasan dalam pengembangan metode peningkatan program self management sesuai dengan kebutuhan masing-masing penderita penyakit diabetes mellitus. Objektif : Study yang dilakukan bertujuan untuk melakukan systematic review mengenai metode yang dapat meningkatkan self management pada pasien diabetes mellitus. Metode : Metode yang digunakan dalam penelusura sumber data pada systematic literature review ini yaitu dengan penulusuran database terdiri dari Google Scholar, Pubmed, Ebsco. Artikel diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan melakukan critical apraisel pada setiap artikel. Hasil : Berdasarkan hasil pencarian ditetapkan 10 artikel dengan design Kuantitatif Randomize Control Trial publikasi 10 tahun terakhir (2009-2019) mengenai artikel yang berhubungan dengan peningkatan self management pada pasien dengan diabetes mellitus. Kesimpulan : Metode peningkatan self management pasien diabetes mellitus diantaranya Kunjungan kelompok dan bimbingan kelompok berbasis komunitas, peer coaching dan peer leader, motivasi, dukungan berbasis teknologi.","PeriodicalId":282030,"journal":{"name":"Healthcare Nursing Journal","volume":"73 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117175390","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-02DOI: 10.35568/healthcare.v2i1.522
Neni Sholihat
ABSTRAK Kekerasan seksual, terutama pada anak-anak, seringkali dikatakan akan menimbulkan dampak dan trauma yang tidak ringan, serta bersifat jangka panjang. Namun ada beberapa pendapat dan penelitian yang menunjukkan pula bahwa tingkat trauma yang dialami para korban, tidak sama, bahkan ada yang sama sekali tidak mengalami trauma. Trauma pada anak-anak korban kekerasan seksual, biasanya nampak pada adanya perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh anak-anak setelah mengalami peristiwa kekerasan seksual. Penelitian ini bermaksud untuk mengidentifikasi dan menelaah apakah peristiwa kekerasan seksual yang dialami oleh tujuh orang anak di dua desa yang ditangani oleh P2TP2A Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2017, meninggalkan trauma pada korbannya atau tidak, dengan mengidentifikasi adanya perubahan perilaku pada korban yang diamati oleh orang tuanya masing-masing. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif survey. Sumber data dikumpulkan melalui asesmen psikologi meliputi observasi, wawancara, dan tes tertulis menggunakan PSC-17 dan Anatomical Drawing serta Gingerbread Figure untuk screening tingkat trauma berdasarkan ada tidaknya perubahan perilaku pada korban yang dikaitkan dengan adanya gangguan kesehatan mental menurut PSC-17. Data dikumpulkan selama konseling psikologi yang dilakukan oleh peneliti terhadap mereka. Hasil penelitian menunjukkan seluruh anak mengindikasikan adanya perubahan perilaku terkait kesehatan mentalnya, setelah mengalami peristiwa tersebut, meskipun sebagian besar anak sudah tidak merasakan sakit secara fisik di area genitalianya.
{"title":"Gambaran Behavioral Problems Pada Anak-anak Korban Kekerasan Seksual di Kecamatan Singaparna Wilayah Kerja P2TP2A Kabupaten Tasikmalaya","authors":"Neni Sholihat","doi":"10.35568/healthcare.v2i1.522","DOIUrl":"https://doi.org/10.35568/healthcare.v2i1.522","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Kekerasan seksual, terutama pada anak-anak, seringkali dikatakan akan menimbulkan dampak dan trauma yang tidak ringan, serta bersifat jangka panjang. Namun ada beberapa pendapat dan penelitian yang menunjukkan pula bahwa tingkat trauma yang dialami para korban, tidak sama, bahkan ada yang sama sekali tidak mengalami trauma. Trauma pada anak-anak korban kekerasan seksual, biasanya nampak pada adanya perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh anak-anak setelah mengalami peristiwa kekerasan seksual. Penelitian ini bermaksud untuk mengidentifikasi dan menelaah apakah peristiwa kekerasan seksual yang dialami oleh tujuh orang anak di dua desa yang ditangani oleh P2TP2A Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2017, meninggalkan trauma pada korbannya atau tidak, dengan mengidentifikasi adanya perubahan perilaku pada korban yang diamati oleh orang tuanya masing-masing. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif survey. Sumber data dikumpulkan melalui asesmen psikologi meliputi observasi, wawancara, dan tes tertulis menggunakan PSC-17 dan Anatomical Drawing serta Gingerbread Figure untuk screening tingkat trauma berdasarkan ada tidaknya perubahan perilaku pada korban yang dikaitkan dengan adanya gangguan kesehatan mental menurut PSC-17. Data dikumpulkan selama konseling psikologi yang dilakukan oleh peneliti terhadap mereka. Hasil penelitian menunjukkan seluruh anak mengindikasikan adanya perubahan perilaku terkait kesehatan mentalnya, setelah mengalami peristiwa tersebut, meskipun sebagian besar anak sudah tidak merasakan sakit secara fisik di area genitalianya.","PeriodicalId":282030,"journal":{"name":"Healthcare Nursing Journal","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125366120","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Menurut WHO dan UNICEF terdapat beberapa indikator pelaksanaan MTBS, antara lain indikator keterampilan petugas, dukungan manajemen, dan indikator tingkat kepuasan pengantar terhadap pelayanan yang diberikan. Dalam pelaksanaan MTBS di Puskesmas Kota Tasikmalaya ada yang belum mencapai target dalam penanganan balita sakit. Tujuan penelitian ini bertujuan Mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi pelaksanaan MTBS di seluruh Puskesmas Kota Tasikmalaya.Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey analitik dengan desain penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh petugas pelaksanan MTBS yang berjumlah 106. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan lembar observasi. Analisa data yang digunakan adalah Regresi Linier Sederhana untuk bivariat dan Analisis Faktor untuk multivariate.Hasil penelitian ada tiga faktor yaitu Faktor 1 (Kepemimpinan dan Kemampuan Petugas Kesehatan) terdiri dari pengetahuan, dukungan pimpinan, supervise, kelengkapan pengisian formulir. Faktor 2 (Internal petugas kesehatan dan Pendukung) terdiri dari sikap, motivasi, kelengkapan obat. Faktor 3 (Sarana dan Prasarana) terdiri dari keberadaan poli dan kelengkapan alat. Faktor dominan yang mempengaruhi pelaksanaan MTBS yaitu supervise, sikap petugas kesehatan, kelengkapan alat untuk pelaksanaan MTBS. Berdasarkan hasil penelitian direkomendasikan bahwa untuk bisa berjalannya MTBS di puskesmas perlu untuk lebih di tingkatkan supervisi fasilitatif oleh dinas kesehatan dan pimpinan puskesmas, melakukan refresing peningkatan kepatuhan atau sikap dari pelaksana MTBS dan membuat anggaran khusus untuk melengkapi peralatan MTBS.
{"title":"Faktor Dominan yang Mempengaruhi Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Di Seluruh Puskesmas Kota Tasikmalaya Jawa Barat","authors":"Asep Setiawan, Budiman Budiman, Chatarina Chatarina","doi":"10.35568/healthcare.v2i1.520","DOIUrl":"https://doi.org/10.35568/healthcare.v2i1.520","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Menurut WHO dan UNICEF terdapat beberapa indikator pelaksanaan MTBS, antara lain indikator keterampilan petugas, dukungan manajemen, dan indikator tingkat kepuasan pengantar terhadap pelayanan yang diberikan. Dalam pelaksanaan MTBS di Puskesmas Kota Tasikmalaya ada yang belum mencapai target dalam penanganan balita sakit. Tujuan penelitian ini bertujuan Mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi pelaksanaan MTBS di seluruh Puskesmas Kota Tasikmalaya.Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey analitik dengan desain penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh petugas pelaksanan MTBS yang berjumlah 106. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan lembar observasi. Analisa data yang digunakan adalah Regresi Linier Sederhana untuk bivariat dan Analisis Faktor untuk multivariate.Hasil penelitian ada tiga faktor yaitu Faktor 1 (Kepemimpinan dan Kemampuan Petugas Kesehatan) terdiri dari pengetahuan, dukungan pimpinan, supervise, kelengkapan pengisian formulir. Faktor 2 (Internal petugas kesehatan dan Pendukung) terdiri dari sikap, motivasi, kelengkapan obat. Faktor 3 (Sarana dan Prasarana) terdiri dari keberadaan poli dan kelengkapan alat. Faktor dominan yang mempengaruhi pelaksanaan MTBS yaitu supervise, sikap petugas kesehatan, kelengkapan alat untuk pelaksanaan MTBS. Berdasarkan hasil penelitian direkomendasikan bahwa untuk bisa berjalannya MTBS di puskesmas perlu untuk lebih di tingkatkan supervisi fasilitatif oleh dinas kesehatan dan pimpinan puskesmas, melakukan refresing peningkatan kepatuhan atau sikap dari pelaksana MTBS dan membuat anggaran khusus untuk melengkapi peralatan MTBS.","PeriodicalId":282030,"journal":{"name":"Healthcare Nursing Journal","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127241306","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}