L. Rosmainar, Karelius Karelius, Angeline Novia Toemon
Cangkang kelapa sawit merupakan limbah pengolahan kelapa sawit yang dapat digunakan untuk menghasilkan asap cair. Asap cair dapat digunakan sebagai pengawet, antibakteri terutama mengandung asam asetat dan fenol. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji efektivitas antibakteri desinfektan berbahan dasar asap cair pada berbagai konsentrasiterhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Pembuatan asap cair dilakukan melalui proses torefaksi dengan pemberian gas nitrogen sehingga menghasilkan asap cair dari cangkang kelapa sawit yang berwarna kehitaman yang mengandung senyawa fenol, asam propanoat, 2-propanon, 1,2-benzendiol, 2-furankarbokaldehid, dan asam asetat. Asap cair hasil torefaksi kemudian didestilasi sehingga menghasilkan warna coklat yang kemudian dianalisis menggunakan GC-MS dengan kandungan senyawa fenol, asam propanoat, 2 propana, dan asam asetat. Desinfektan berbahan dasar asap cair dibuat dengan berbagai konsentrasi yaitu 12,5%, 25%, dan 50% diuji terhadap bakteri S.aureus. Pada uji antibakteri desinfektan berbahan asap cair dengan berbagai konsentrasi tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri S.aureus.Hal ini menunjukkan bahwa desinfektan berbahan dasar asap cair efektif dalam menghambat bakteri S.aureus.
{"title":"AKTIVITAS ANTIBAKTERI DESINFEKTAN BERBAHAN DASAR ASAP CAIR CANGKANG KELAPA SAWIT TERHADAP BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS","authors":"L. Rosmainar, Karelius Karelius, Angeline Novia Toemon","doi":"10.33751/jf.v11i2.3078","DOIUrl":"https://doi.org/10.33751/jf.v11i2.3078","url":null,"abstract":"Cangkang kelapa sawit merupakan limbah pengolahan kelapa sawit yang dapat digunakan untuk menghasilkan asap cair. Asap cair dapat digunakan sebagai pengawet, antibakteri terutama mengandung asam asetat dan fenol. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji efektivitas antibakteri desinfektan berbahan dasar asap cair pada berbagai konsentrasiterhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Pembuatan asap cair dilakukan melalui proses torefaksi dengan pemberian gas nitrogen sehingga menghasilkan asap cair dari cangkang kelapa sawit yang berwarna kehitaman yang mengandung senyawa fenol, asam propanoat, 2-propanon, 1,2-benzendiol, 2-furankarbokaldehid, dan asam asetat. Asap cair hasil torefaksi kemudian didestilasi sehingga menghasilkan warna coklat yang kemudian dianalisis menggunakan GC-MS dengan kandungan senyawa fenol, asam propanoat, 2 propana, dan asam asetat. Desinfektan berbahan dasar asap cair dibuat dengan berbagai konsentrasi yaitu 12,5%, 25%, dan 50% diuji terhadap bakteri S.aureus. Pada uji antibakteri desinfektan berbahan asap cair dengan berbagai konsentrasi tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri S.aureus.Hal ini menunjukkan bahwa desinfektan berbahan dasar asap cair efektif dalam menghambat bakteri S.aureus. ","PeriodicalId":285665,"journal":{"name":"FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133552892","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kayu manis (Cinnamomum burmannii) merupakan salah satu tanaman dari famili Lauraceae yang mempunyai potensisebagai antijamur penyebab kandidiasis seperti C.albicans dan C.tropicalis, hal ini disebabkan kulit batang kayu manis mengandung minyak atsiri, flavonoid, polifenol, saponin, dan tannin. Tujuan penelitian adalah mendapatkan obat alternatif untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh jamur C.albicans dan C.tropicalis. Metode esktraksi yang digunakan adalah refluks, menggunakan pelarut yang kepolaran berbeda yaitu n-Heksan (non polar), etil asetat (semi polar), dan etanol 96% (polar). Ekstrak yang diperoleh selanjutnya dilakukan skrining kualitatif untuk kandungan flavanoid, alkaloid, tanin, polifenol dan saponin, diuji daya antioksidanya dan dilakukan penetapan kadar polifenol. Pengujian aktivitas antijamur dilakukan dengan menentukan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dengan metode dilusi agar dan pengujian Lebar Daerah Hambat (LDH) menggunakan metode difusi kertas cakram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol 96% menunjukan kadar polifenol tertinggi yaitu 3,89% dan aktivitas antioksidan terbaik yaitu 66,29 mg/L, kstrak n-heksan mempunyai nilai KHM terbaik 2% dan LDH terbaik pada konsentrasi 8% dengan nilai rata-rata 16.30 mm±0.28 terhadap pertumbuhan C.albicans dan 15.66 mm ± 0.28 terhadap C.tropicalis.
{"title":"POTENSI EKSTRAK REFLUKS KULIT BATANG KAYU MANIS SEBAGAI ANTIJAMUR Candida albicans dan Candida tropicalis","authors":"Prasetyorini Djarot, Novia Fajar Utami, Yulianita Yulianita, Novitasari Novitasari, Widya Fitriyani","doi":"10.33751/jf.v11i2.2722","DOIUrl":"https://doi.org/10.33751/jf.v11i2.2722","url":null,"abstract":"Kayu manis (Cinnamomum burmannii) merupakan salah satu tanaman dari famili Lauraceae yang mempunyai potensisebagai antijamur penyebab kandidiasis seperti C.albicans dan C.tropicalis, hal ini disebabkan kulit batang kayu manis mengandung minyak atsiri, flavonoid, polifenol, saponin, dan tannin. Tujuan penelitian adalah mendapatkan obat alternatif untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh jamur C.albicans dan C.tropicalis. Metode esktraksi yang digunakan adalah refluks, menggunakan pelarut yang kepolaran berbeda yaitu n-Heksan (non polar), etil asetat (semi polar), dan etanol 96% (polar). Ekstrak yang diperoleh selanjutnya dilakukan skrining kualitatif untuk kandungan flavanoid, alkaloid, tanin, polifenol dan saponin, diuji daya antioksidanya dan dilakukan penetapan kadar polifenol. Pengujian aktivitas antijamur dilakukan dengan menentukan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dengan metode dilusi agar dan pengujian Lebar Daerah Hambat (LDH) menggunakan metode difusi kertas cakram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol 96% menunjukan kadar polifenol tertinggi yaitu 3,89% dan aktivitas antioksidan terbaik yaitu 66,29 mg/L, kstrak n-heksan mempunyai nilai KHM terbaik 2% dan LDH terbaik pada konsentrasi 8% dengan nilai rata-rata 16.30 mm±0.28 terhadap pertumbuhan C.albicans dan 15.66 mm ± 0.28 terhadap C.tropicalis.","PeriodicalId":285665,"journal":{"name":"FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115109468","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bakteri Staphylococcus epidermidisdapat memperparah luka dengan menyebabkan infeksi. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri dapat memperlama proses penyembuhan, bahkan hingga amputasi. Daun Harendong bulu (Clidemia hirta L.) mengandung senyawa metabolit sekunder yang berpotensi sebagai zat antibakteri sehingga dapat diformulasikan menjadi suatu sediaan obat seperti salep untuk dapat digunakan dalam pengobatan infeksi eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sediaan salep dari ekstrak etanol daun Harendong bulu yang memiliki mutu yang baik dan memiliki aktivitas antibakteri. Sediaan salep dibuat dalam 4 formula dengan perbedaan konsentrasi ekstrak yaitu formula 1 (9%), formula 2 (10%), formula 3 (11%), dan formula 4 (12%) kemudian dilakukan uji antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis menggunakan metode sumuran. Hasil penelitian yang didapatkan menunjukan bahwa salep dari masing-masing formula memiliki mutu yang baik dan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Formula 3 (11%) dan formula 4 (12%) memiliki aktivitas antibakteri tertinggi secara berurutan masing-masing dengan lebar daya hambat yaitu 6,287 mm dan 7,687 mm dibandingkan dengan formula 1, 2 dan kontrol positif (gentamisin sulfat 0,1%) dalam menghambat bakteri Staphylococcus epidermidis.FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN HARENDONG BULU (Clidemia hirta L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermidis
{"title":"FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN HARENDONG BULU (Clidemia hirta L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermidis","authors":"R. Ambarwati","doi":"10.33751/jf.v11i2.3314","DOIUrl":"https://doi.org/10.33751/jf.v11i2.3314","url":null,"abstract":"Bakteri Staphylococcus epidermidisdapat memperparah luka dengan menyebabkan infeksi. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri dapat memperlama proses penyembuhan, bahkan hingga amputasi. Daun Harendong bulu (Clidemia hirta L.) mengandung senyawa metabolit sekunder yang berpotensi sebagai zat antibakteri sehingga dapat diformulasikan menjadi suatu sediaan obat seperti salep untuk dapat digunakan dalam pengobatan infeksi eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sediaan salep dari ekstrak etanol daun Harendong bulu yang memiliki mutu yang baik dan memiliki aktivitas antibakteri. Sediaan salep dibuat dalam 4 formula dengan perbedaan konsentrasi ekstrak yaitu formula 1 (9%), formula 2 (10%), formula 3 (11%), dan formula 4 (12%) kemudian dilakukan uji antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis menggunakan metode sumuran. Hasil penelitian yang didapatkan menunjukan bahwa salep dari masing-masing formula memiliki mutu yang baik dan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Formula 3 (11%) dan formula 4 (12%) memiliki aktivitas antibakteri tertinggi secara berurutan masing-masing dengan lebar daya hambat yaitu 6,287 mm dan 7,687 mm dibandingkan dengan formula 1, 2 dan kontrol positif (gentamisin sulfat 0,1%) dalam menghambat bakteri Staphylococcus epidermidis.FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN HARENDONG BULU (Clidemia hirta L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermidis","PeriodicalId":285665,"journal":{"name":"FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129155578","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Cengkeh (Syzygium aromaticum) merupakan tanaman asli Indonesia. Kandungan utama dalam minyak atsiri dari cengkeh adalah senyawa eugenol. Senyawa ini banyak digunakan dalam perawatan gigi, sebagai antiseptik , analgesik dan efektif melawan sebagian besar bakteri. Beberapa metode ekstraksi seperti destilasi air ataupun destilasi uap telah dilakukan untuk mendapatkan minyak atsiri cengkeh. Penelitian ini bertujuan mengisolasi dan menetapkan kadar senyawa eugenol yang terdapat pada minyak atsiri tangkai bunga cengkeh yang diperoleh dari metode sokletasi dan destilasi air dengan menggunakan pelarut n-Heksan. Penetapan kadar senyawa eugenol dilakukan dengan kromatografi gas. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kadar eugenol ekstrak minyak atsiri tangkai bunga cengkeh metode sokletasi rata-rata sebesar 55,2% sedangkan dengan metode destilasi air tangkai bunga cengkeh didapat 10,96%
{"title":"KAJIAN PENGARUH PERBEDAAN METODE EKSTRAKSI TANGKAI BUNGA CENGKEH (Syzygium aromaticum (L) Merr) TERHADAP KADAR EUGENOL","authors":"Trirakhma Sofihidayati, Sri Wardatun","doi":"10.33751/jf.v11i2.3057","DOIUrl":"https://doi.org/10.33751/jf.v11i2.3057","url":null,"abstract":"Cengkeh (Syzygium aromaticum) merupakan tanaman asli Indonesia. Kandungan utama dalam minyak atsiri dari cengkeh adalah senyawa eugenol. Senyawa ini banyak digunakan dalam perawatan gigi, sebagai antiseptik , analgesik dan efektif melawan sebagian besar bakteri. Beberapa metode ekstraksi seperti destilasi air ataupun destilasi uap telah dilakukan untuk mendapatkan minyak atsiri cengkeh. Penelitian ini bertujuan mengisolasi dan menetapkan kadar senyawa eugenol yang terdapat pada minyak atsiri tangkai bunga cengkeh yang diperoleh dari metode sokletasi dan destilasi air dengan menggunakan pelarut n-Heksan. Penetapan kadar senyawa eugenol dilakukan dengan kromatografi gas. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kadar eugenol ekstrak minyak atsiri tangkai bunga cengkeh metode sokletasi rata-rata sebesar 55,2% sedangkan dengan metode destilasi air tangkai bunga cengkeh didapat 10,96%","PeriodicalId":285665,"journal":{"name":"FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi","volume":"64 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133562381","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Eggplant (Solanum melongena L.) is a plant that contains antioxidants and potentially as a cancer drug. This study was conducted to identify the cytotoxic activity of secondary metabolite compound against T47D breast cancer cells based on the IC50 value. Isolation Eggplant peel was carried out in several steps, such as maceration, partition, and chromatography.The result 1H-NMR (DMSO, 500 MHz) analysis optained a chemical shift of δ 0.86 ppm (1H,m), δ 1.44 ppm (1H,s), δ 1.34 ppm (2H, brs), δ 1.62 ppm (1H, m), δ 3.31 ppm (4H, brs), δ 3.73 ppm (1H, t), dan δ 7.69 ppm (1H,m). Based on the chemical shift 3 ' isolate tends to have similarities to the aglycon pregnan compound steroids. The results showed that the dichloromethane fraction obtained IC50 values of 160.79 µg / mL and the isolate obtained IC50 values of 124.44 µg / mL. The IC50 value obtained by the dichloromethane fraction and isolate was classified as moderate cytotoxic so that it could be used to prevent and inhibit the growth of cancer cells.
{"title":"Senyawa Sitotoksik dari Fraksi Diklorometana Kulit Terong Ungu (Solanum melongena L.) Terhadap Sel Kanker Payudara T47D","authors":"Ari Widiyantoro, Harlia Harlia, Banu Prasetya","doi":"10.33751/jf.v11i2.3110","DOIUrl":"https://doi.org/10.33751/jf.v11i2.3110","url":null,"abstract":" Eggplant (Solanum melongena L.) is a plant that contains antioxidants and potentially as a cancer drug. This study was conducted to identify the cytotoxic activity of secondary metabolite compound against T47D breast cancer cells based on the IC50 value. Isolation Eggplant peel was carried out in several steps, such as maceration, partition, and chromatography.The result 1H-NMR (DMSO, 500 MHz) analysis optained a chemical shift of δ 0.86 ppm (1H,m), δ 1.44 ppm (1H,s), δ 1.34 ppm (2H, brs), δ 1.62 ppm (1H, m), δ 3.31 ppm (4H, brs), δ 3.73 ppm (1H, t), dan δ 7.69 ppm (1H,m). Based on the chemical shift 3 ' isolate tends to have similarities to the aglycon pregnan compound steroids. The results showed that the dichloromethane fraction obtained IC50 values of 160.79 µg / mL and the isolate obtained IC50 values of 124.44 µg / mL. The IC50 value obtained by the dichloromethane fraction and isolate was classified as moderate cytotoxic so that it could be used to prevent and inhibit the growth of cancer cells.","PeriodicalId":285665,"journal":{"name":"FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127503347","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nursamsiar Nursamsiar, Achnis Akbar Jum, Rahmad Aksa, Marwati Marwati, S. Nur
Senyawa aglikon kurkuligosida A memiliki kemiripan struktur dengan butein yang memiliki aktivitas penghambatan terhadap aldosa reduktase, sebagai salah satu target terapi komplikasi diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara senyawa aglikon kurkuligosida A dan turunannya terhadap enzim aldosa reduktase dengan metode docking molekuler. Docking dilakukan dengan menggunakan program AutoDock 4.2, dengan menambatkan senyawa aglikon kurkuligosida A dan turunannya pada sisi aktif aldosa reduktase secara in silico. Hasil docking menunjukkan senyawa turunan aglikon kurkuligosida A dapat berinteraksi dengan sisi aktif. Interaksi terbaik ditunjukkan oleh senyawa 36 (3,5-dihidroksibensil-3-bromobensoat), senyawa 39 (3,5-dihidroksibensil-4-nitrobensoat), senyawa 52 (4-hidroksibensil-4-nitrobensoat) dengan nilai energi bebas ikatan berturut-turut -10.09 kkal/mol, -10.07 kkal/mol, dan -10.33 kkal/mol yang berinteraksi dengan residu asam amino penting pada aldosa reduktase dan memiliki ikatan hidrogen yang sama pada Tyr48, His110 dan Trp111 dengan menggunakan ligan alami [2-(4-bromo-2-fluoro-benzylthiocarbamoyl)-5-fluoro-phenoxy]-acetic acid sebagai pembanding.
{"title":"DOCKING SENYAWA AGLIKON KURKULIGOSIDA A DAN TURUNANNYA TERHADAP ENZIM ALDOSA REDUKTASE","authors":"Nursamsiar Nursamsiar, Achnis Akbar Jum, Rahmad Aksa, Marwati Marwati, S. Nur","doi":"10.33751/jf.v11i2.3072","DOIUrl":"https://doi.org/10.33751/jf.v11i2.3072","url":null,"abstract":"Senyawa aglikon kurkuligosida A memiliki kemiripan struktur dengan butein yang memiliki aktivitas penghambatan terhadap aldosa reduktase, sebagai salah satu target terapi komplikasi diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara senyawa aglikon kurkuligosida A dan turunannya terhadap enzim aldosa reduktase dengan metode docking molekuler. Docking dilakukan dengan menggunakan program AutoDock 4.2, dengan menambatkan senyawa aglikon kurkuligosida A dan turunannya pada sisi aktif aldosa reduktase secara in silico. Hasil docking menunjukkan senyawa turunan aglikon kurkuligosida A dapat berinteraksi dengan sisi aktif. Interaksi terbaik ditunjukkan oleh senyawa 36 (3,5-dihidroksibensil-3-bromobensoat), senyawa 39 (3,5-dihidroksibensil-4-nitrobensoat), senyawa 52 (4-hidroksibensil-4-nitrobensoat) dengan nilai energi bebas ikatan berturut-turut -10.09 kkal/mol, -10.07 kkal/mol, dan -10.33 kkal/mol yang berinteraksi dengan residu asam amino penting pada aldosa reduktase dan memiliki ikatan hidrogen yang sama pada Tyr48, His110 dan Trp111 dengan menggunakan ligan alami [2-(4-bromo-2-fluoro-benzylthiocarbamoyl)-5-fluoro-phenoxy]-acetic acid sebagai pembanding.","PeriodicalId":285665,"journal":{"name":"FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131173007","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
S. Yuliani, Suci Kurniati, Desi Iswahyuni, Vivi Sofia, W. Widyaningsih, M. Bachri
Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa pemberian ekstrak pegagan (Centela asiatica) dapat mencegah peningkatan ekspresi protein caspase 3 dan menurunkan ekspresi Bcl-2 yang berkaitan dengan apoptosis di daerah CA1 dan CA2-CA3 sel pyramidal hippocampus pada tikus model demensia. Selain ekspresi protein tersebut, mekanisme apoptosis juga melibatkan protein lain yaitu caspase 8, yaitu protease sistein yang berperan sebagai inisiator apoptosis di jalur ekstrinsik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ekstrak pegagan dalam mencegah ekspresi gen caspase 8 di sel pyramidal hippocampus pada tikus model demensia yang diinduksi dengan trimetiltin (TMT). Sebanyak 30 ekor tikus Sprague Dawley, 3 bulan, jantan, berat 200-300 g dibagi menjadi 6 kelompok. sebagai berikut: Kelompok Normal dan TMT diberi CMC-Na, kelompok ekstrak diberi ekstrak dosis 100 (EP-100), 200 (EP-200) dan 400 mg/kg BB (EP-400), sedangkan kelompok Sitikolin diberi sitikolin dosis 200 mg/kg B. Pemberian perlakuan selama 35 hari. Injeksi TMT dilakukan pada hari ke-8 perlakuan dengan dosis 8 mg/kg BB secara intraperitoneal, kecuali pada kelompok normal. Pada hari ke 36 tikus dikorbankan, otak diambil, kemudian bagian hippocampus dipisahkan untuk pembuatan preparat imunohistokimia untuk pengamatan ekspresi gen caspase 8 di sel pyramidal daerah CA1 dan CA2CA3. Jumlah sel yang mengekspresikan gen caspase 8 pada sel pyramidal di daerah CA1 dan CA2CA3 dianalisis dengan uji anava satu jalur dilanjutkan dengan uji LSD dengan tingkat signikansi 0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian TMT meningkatkan secara signifikan jumlah sel yang mengekspresikan caspase 8 di daerah CA1 namun tidak pada daerah CA2CA3. Pemberian ekstrak pegagan dosis 400 mg/kg BB menurunkan secara signifikan ekspresi caspase 8 namun tidak terjadi pada dosis 100 dan 200 mg/kg BB. Dengan demikian ekstrak pegagan berpotensi dikembangkan untuk mencegah demensia.
{"title":"EFEKTIVITAS EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica) DALAM PENCEGAHAN EKSPRESI GEN CASPASE 8 PADA SEL PYRAMIDAL TIKUS MODEL DEMENSIA","authors":"S. Yuliani, Suci Kurniati, Desi Iswahyuni, Vivi Sofia, W. Widyaningsih, M. Bachri","doi":"10.33751/jf.v11i2.3193","DOIUrl":"https://doi.org/10.33751/jf.v11i2.3193","url":null,"abstract":"Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa pemberian ekstrak pegagan (Centela asiatica) dapat mencegah peningkatan ekspresi protein caspase 3 dan menurunkan ekspresi Bcl-2 yang berkaitan dengan apoptosis di daerah CA1 dan CA2-CA3 sel pyramidal hippocampus pada tikus model demensia. Selain ekspresi protein tersebut, mekanisme apoptosis juga melibatkan protein lain yaitu caspase 8, yaitu protease sistein yang berperan sebagai inisiator apoptosis di jalur ekstrinsik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ekstrak pegagan dalam mencegah ekspresi gen caspase 8 di sel pyramidal hippocampus pada tikus model demensia yang diinduksi dengan trimetiltin (TMT). Sebanyak 30 ekor tikus Sprague Dawley, 3 bulan, jantan, berat 200-300 g dibagi menjadi 6 kelompok. sebagai berikut: Kelompok Normal dan TMT diberi CMC-Na, kelompok ekstrak diberi ekstrak dosis 100 (EP-100), 200 (EP-200) dan 400 mg/kg BB (EP-400), sedangkan kelompok Sitikolin diberi sitikolin dosis 200 mg/kg B. Pemberian perlakuan selama 35 hari. Injeksi TMT dilakukan pada hari ke-8 perlakuan dengan dosis 8 mg/kg BB secara intraperitoneal, kecuali pada kelompok normal. Pada hari ke 36 tikus dikorbankan, otak diambil, kemudian bagian hippocampus dipisahkan untuk pembuatan preparat imunohistokimia untuk pengamatan ekspresi gen caspase 8 di sel pyramidal daerah CA1 dan CA2CA3. Jumlah sel yang mengekspresikan gen caspase 8 pada sel pyramidal di daerah CA1 dan CA2CA3 dianalisis dengan uji anava satu jalur dilanjutkan dengan uji LSD dengan tingkat signikansi 0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian TMT meningkatkan secara signifikan jumlah sel yang mengekspresikan caspase 8 di daerah CA1 namun tidak pada daerah CA2CA3. Pemberian ekstrak pegagan dosis 400 mg/kg BB menurunkan secara signifikan ekspresi caspase 8 namun tidak terjadi pada dosis 100 dan 200 mg/kg BB. Dengan demikian ekstrak pegagan berpotensi dikembangkan untuk mencegah demensia.","PeriodicalId":285665,"journal":{"name":"FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128723465","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Chlorogenic acid(Chlorogenicacid,CGA) is one of the secondary metabolites produced from coffee beans. Chlorogenic acid is widely used in cosmetic preparations as an exfoliant (exfoliate). Apart from exfoliating, chlorogenic acid can also be used as an antioxidant, natural cosmetic coloring, antibacterial (acne), cellulite and slimming. In review this, first look at the comparison of the concentration of chlorogenic acid in the two types of coffee, namely Arabica coffee and Robusta coffee. Next, determine several cosmetic preparations that use coffee beans as a natural ingredient which contains chlorogenic acid. The purpose of review thisis to determine the comparison of the concentration of chlorogenic acid from Arabica coffee beans and robusta coffee which can be used in various cosmetic preparations. Based on the data obtained, the highest chlorogenic acid content was found in robusta green coffee beans with a concentration of 6.1-11.3 (g / 100g), while in Arabica green coffee beans with a concentration of 4.1-7.9 (g / 100g). So it can be concluded that the chlorogenic acid content in robusta coffee has a higher content compared to arabica coffee so that robusta coffee is more recommended to be used as a cosmetic raw material.
{"title":"REVIEW: MANFAAT ASAM KLOROGENAT DARI BIJI KOPI (Coffea) SEBAGAI BAHAN BAKU KOSMETIK","authors":"Retty Handayani, Fadzilla Muchlis","doi":"10.33751/JF.V11I1.2357","DOIUrl":"https://doi.org/10.33751/JF.V11I1.2357","url":null,"abstract":"Chlorogenic acid(Chlorogenicacid,CGA) is one of the secondary metabolites produced from coffee beans. Chlorogenic acid is widely used in cosmetic preparations as an exfoliant (exfoliate). Apart from exfoliating, chlorogenic acid can also be used as an antioxidant, natural cosmetic coloring, antibacterial (acne), cellulite and slimming. In review this, first look at the comparison of the concentration of chlorogenic acid in the two types of coffee, namely Arabica coffee and Robusta coffee. Next, determine several cosmetic preparations that use coffee beans as a natural ingredient which contains chlorogenic acid. The purpose of review thisis to determine the comparison of the concentration of chlorogenic acid from Arabica coffee beans and robusta coffee which can be used in various cosmetic preparations. Based on the data obtained, the highest chlorogenic acid content was found in robusta green coffee beans with a concentration of 6.1-11.3 (g / 100g), while in Arabica green coffee beans with a concentration of 4.1-7.9 (g / 100g). So it can be concluded that the chlorogenic acid content in robusta coffee has a higher content compared to arabica coffee so that robusta coffee is more recommended to be used as a cosmetic raw material.","PeriodicalId":285665,"journal":{"name":"FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi","volume":"73 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115938763","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Daun cincau merupakan bagian tanaman yang umumnya digunakan secara tradisional yaitu dijadikan agar-agar, namun cara tradisional tersebut menyebabkan pembuatan dan kegunaan daun cincau menjadi sangat terbatas. Oleh karena itu, perlu adanya pemikiran suatu formulasi untuk mengolah bahan alam menjadi bentuk sediaan yang dapat digunakan secara praktis. Telah dilakukan penelitian tentang tablet hisap dari ekstrak etanol daun cincau hijau (Premna oblongata Miq) sebagai antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah membuat tablet hisap ekstrak etanol daun cincau hijau (Premna oblongata Miq) yang memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia dan memiliki aktivitas antioksidan. Tablet hisap dibuat dengan menggunakan metode granulasi basah dan dilakukan variasi pengisi manitol-sukrosa dari ketiga formula yaitu pada konsentrasi F1 (75%:25%), FII (50%:50%), dan FIII (25%:75%). Evaluasi tablet hisap meliputi uji organoleptik, keseragaman bobot, keseragaman ukuran, friabilitas, friksibilitas, dan kekerasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ketiga formula tersebut pada formula 2 dan formula 3 yang telah memenuhi persyaratan Farmakope Indonesi Edisi IV. Hasil uji aktivitas antioksidan tablet hisap ekstrak etanol daun cincau hijau bersifat aktif sebagai antioksidan dengan nilai IC50 pada formula I, II, dan III berturut-turut yaitu 52,536 ppm, 59,911 ppm, dan 71,151 ppm, sedangkan IC50 Vitamin C yaitu 8,622 ppm.
金莺叶是一种传统的凝胶植物的一部分,但它的传统制造和用途是非常有限的。因此,我们需要将自然材料制成一种可行的载体。研究了一种以抗氧化剂为原料从绿金球菌(Premna oblongata Miq)中提取的乙醇片。这项研究的目的是制造一种叫做乙醇的绿色含苯酚提取物(Premna oblongata Miq),它符合印尼药典的要求,具有抗氧化剂活性。含水烟的肉片是用一种湿润的肉芽孢杆菌方法制成的,它是在F1浓度上(75%:25%)、FII(50%:50%)和FIII(25%:75%)的三种配方对manit- sukrosa的变体。吸入片评价包括有机品酒试验、重量均匀、大小均匀、摩擦性、灵活性和暴力。研究结果表明,这些公式的公式公式2和3所符合的药典印尼版4测试。平板电脑吸cincau绿色叶乙醇提取物具有抗氧化能力活跃螺旋藻作为抗氧化剂的成绩连续在公式I, II, III 52,536 mtc、59.911 mtc 71.151 mtc,而即8,622 mtc螺旋藻的维生素C。
{"title":"FORMULASI DAN EVALUASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN CINCAU HIJAU (Premna oblongata Miq) SEBAGAI ANTIOKSIDAN","authors":"Aji Najihudin, Doni Anshar Nuari, Deby Caroline, Framesti Prisma Sriarumtias","doi":"10.33751/JF.V11I1.2665","DOIUrl":"https://doi.org/10.33751/JF.V11I1.2665","url":null,"abstract":"Daun cincau merupakan bagian tanaman yang umumnya digunakan secara tradisional yaitu dijadikan agar-agar, namun cara tradisional tersebut menyebabkan pembuatan dan kegunaan daun cincau menjadi sangat terbatas. Oleh karena itu, perlu adanya pemikiran suatu formulasi untuk mengolah bahan alam menjadi bentuk sediaan yang dapat digunakan secara praktis. Telah dilakukan penelitian tentang tablet hisap dari ekstrak etanol daun cincau hijau (Premna oblongata Miq) sebagai antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah membuat tablet hisap ekstrak etanol daun cincau hijau (Premna oblongata Miq) yang memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia dan memiliki aktivitas antioksidan. Tablet hisap dibuat dengan menggunakan metode granulasi basah dan dilakukan variasi pengisi manitol-sukrosa dari ketiga formula yaitu pada konsentrasi F1 (75%:25%), FII (50%:50%), dan FIII (25%:75%). Evaluasi tablet hisap meliputi uji organoleptik, keseragaman bobot, keseragaman ukuran, friabilitas, friksibilitas, dan kekerasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ketiga formula tersebut pada formula 2 dan formula 3 yang telah memenuhi persyaratan Farmakope Indonesi Edisi IV. Hasil uji aktivitas antioksidan tablet hisap ekstrak etanol daun cincau hijau bersifat aktif sebagai antioksidan dengan nilai IC50 pada formula I, II, dan III berturut-turut yaitu 52,536 ppm, 59,911 ppm, dan 71,151 ppm, sedangkan IC50 Vitamin C yaitu 8,622 ppm.","PeriodicalId":285665,"journal":{"name":"FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi","volume":"169 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133169010","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Chromolaena odorata L. leaves can be used as an antibacterial because of contain flavonoid compounds. The secondary metabolite content of Chromolaena odorata L leaves include flavonoids, tannins, saponins, and steroids which have antibacterial activity. The aim of this study was determine the antibacterial activity of ethanolic 96% and fraction of Chromolaena odorata L leaves and determine the concentration of Chromolaena odorata L fraction and ethanol 96% extract which was most effective as an antibacterial against Propionibacterium acnes. The method was used to determine the MIC was a solid dilusion method, while the determination of inhibitory zone by the paper disk diffusion method at concentrations of 10%, 15% and 20% in each sample. The MIC showed hexane fraction is 15%, ethylacetate fraction is 15% and water fraction is 10%. The best antibacterial activity in the ethylacetate fraction and ethanol 96% extract at a concentration of 20% with the width of the zone of inhibition values of 4.375 mm and 4 mm.
{"title":"UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 96% DAN FRAKSI DAUN KIRINYUH (Chromolaena odorata L.) TERHADAP PROPIONIBACTERIUM ACNES","authors":"Oom Komala, Yulianita ., R. Rahmawati","doi":"10.33751/JF.V11I1.2657","DOIUrl":"https://doi.org/10.33751/JF.V11I1.2657","url":null,"abstract":"Chromolaena odorata L. leaves can be used as an antibacterial because of contain flavonoid compounds. The secondary metabolite content of Chromolaena odorata L leaves include flavonoids, tannins, saponins, and steroids which have antibacterial activity. The aim of this study was determine the antibacterial activity of ethanolic 96% and fraction of Chromolaena odorata L leaves and determine the concentration of Chromolaena odorata L fraction and ethanol 96% extract which was most effective as an antibacterial against Propionibacterium acnes. The method was used to determine the MIC was a solid dilusion method, while the determination of inhibitory zone by the paper disk diffusion method at concentrations of 10%, 15% and 20% in each sample. The MIC showed hexane fraction is 15%, ethylacetate fraction is 15% and water fraction is 10%. The best antibacterial activity in the ethylacetate fraction and ethanol 96% extract at a concentration of 20% with the width of the zone of inhibition values of 4.375 mm and 4 mm.","PeriodicalId":285665,"journal":{"name":"FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128292436","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}