Pub Date : 2022-12-29DOI: 10.52689/higea.v14i2.491
Nabila Ayu Puspita, Mexsi Mutia Rissa
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Nasional pada tahun 2013 secara nasional terdapat 31,9% rumah tangga yang mengetahui atau pernah mendengar mengenai obat generik. Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang telah ditetapkan untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. Obat bermerk adalah obat yang dipasarkan dengan nama dagang tertentu yang di daftarkan oleh produsennya. Obat paten adalah obat yang baru di produksi dan memiliki hak paten selama 20 tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien tentang obat generik, obat bermerk, dan obat paten di Apotek Sari Dewi Palagan. Penelitian ini menggunakan metode observasional deskriptif dengan pengumpulan data kuesioner yang telah di uji validasi dan reabilitas. Responden dalam penelitian ini berjumlah 233 dengan sampel sebanyak 70 responden. Hasil pada penelitian ini masyarakat yang memiliki pengetahuan dengan kategori sangat kurang sebanyak 1 responden (1%) dan kategori baik sebanyak 38 responden (54%). Dapat disimpulkan bahwa Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Obat Generik, Obat Bermerk, dan Obat Paten di Apotek Sari Dewi Palagan termasuk dalam kategori baik yaitu 54%.
{"title":"Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Obat Generik, Obat Bermerk, Dan Obat Paten","authors":"Nabila Ayu Puspita, Mexsi Mutia Rissa","doi":"10.52689/higea.v14i2.491","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/higea.v14i2.491","url":null,"abstract":"Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Nasional pada tahun 2013 secara nasional terdapat 31,9% rumah tangga yang mengetahui atau pernah mendengar mengenai obat generik. Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang telah ditetapkan untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. Obat bermerk adalah obat yang dipasarkan dengan nama dagang tertentu yang di daftarkan oleh produsennya. Obat paten adalah obat yang baru di produksi dan memiliki hak paten selama 20 tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien tentang obat generik, obat bermerk, dan obat paten di Apotek Sari Dewi Palagan. Penelitian ini menggunakan metode observasional deskriptif dengan pengumpulan data kuesioner yang telah di uji validasi dan reabilitas. Responden dalam penelitian ini berjumlah 233 dengan sampel sebanyak 70 responden. Hasil pada penelitian ini masyarakat yang memiliki pengetahuan dengan kategori sangat kurang sebanyak 1 responden (1%) dan kategori baik sebanyak 38 responden (54%). Dapat disimpulkan bahwa Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Obat Generik, Obat Bermerk, dan Obat Paten di Apotek Sari Dewi Palagan termasuk dalam kategori baik yaitu 54%.","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122868031","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-29DOI: 10.52689/higea.v14i2.484
F. Azzahra, Irma Sofyana Sari, Diana Nurrah Ashari
Biji alpukat mengandung senyawa kimia, yaitu tanin, saponin, alkaloid, flavonoid, triterpenoid dan steroid. Kualitas biji alpukat sebagai bahan alam nabati salah satunya dipengaruhi oleh pelarut ekstraksi. Pelarut ekstraksi dapat berpengaruh terhadap kandungan zat aktif simplisia. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pelarut ekstraksi terhadap rendemen dan kandungan zat aktif ekstrak biji alpukat. Biji alpukat diekstraksi secara maserasi dengan pelarut metanol, etanol 70%, etanol 96%, dan n-heksan, kemudian dihitung rendemen dan skrining fitokimia, meliputi pengujian polifenol, flavonoid, alkaloid, tanin, saponin dan triterpenoid-steroid. Hasil kandungan zat aktif dari masing-masing ekstrak dianalisis secara deskriptif, nilai rendemen dari masing-masing pelarut diuji menggunakan One Way Anova. Hasil rendemen ekstrak biji alpukat pada pelarut metanol, etanol 70%, etanol 96% dan n-heksan berturut-turut, yaitu 5,39±0,52%; 8,06±0,29%; 5,98±0,64% dan 0,67±0,11%. Hasil analisis statistik jenis pelarut berpengaruh pada rendemen ekstrak biji alpukat pada pelarut metanol-etanol 70%, metanol-n-heksan, etanol 70%-etanol 96%, etanol 70%-n-heksan, etanol 96%-n-heksan, tetapi tidak berpengaruh pada pelarut metanol-etanol 96%. Hasil skrining fitokimia ekstrak biji alpukat menghasilkan kandungan zat aktif yang sama pada pelarut metanol, etanol 70% dan etanol 96%, sedangkan menghasilkan kandungan zat aktif yang berbeda pada pelarut n-heksan. Kesimpulan penelitian ini, jenis pelarut berpengaruh terhadap rendemen dan kandungan zat aktif ekstrak biji alpukat.
{"title":"Penetapan Nilai Rendemen Dan Kandungan Zat Aktif Ekstrak Biji Alpukat (Persea americana) Berdasarkan Perbedaan Pelarut Ekstraksi","authors":"F. Azzahra, Irma Sofyana Sari, Diana Nurrah Ashari","doi":"10.52689/higea.v14i2.484","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/higea.v14i2.484","url":null,"abstract":"Biji alpukat mengandung senyawa kimia, yaitu tanin, saponin, alkaloid, flavonoid, triterpenoid dan steroid. Kualitas biji alpukat sebagai bahan alam nabati salah satunya dipengaruhi oleh pelarut ekstraksi. Pelarut ekstraksi dapat berpengaruh terhadap kandungan zat aktif simplisia. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pelarut ekstraksi terhadap rendemen dan kandungan zat aktif ekstrak biji alpukat. Biji alpukat diekstraksi secara maserasi dengan pelarut metanol, etanol 70%, etanol 96%, dan n-heksan, kemudian dihitung rendemen dan skrining fitokimia, meliputi pengujian polifenol, flavonoid, alkaloid, tanin, saponin dan triterpenoid-steroid. Hasil kandungan zat aktif dari masing-masing ekstrak dianalisis secara deskriptif, nilai rendemen dari masing-masing pelarut diuji menggunakan One Way Anova. Hasil rendemen ekstrak biji alpukat pada pelarut metanol, etanol 70%, etanol 96% dan n-heksan berturut-turut, yaitu 5,39±0,52%; 8,06±0,29%; 5,98±0,64% dan 0,67±0,11%. Hasil analisis statistik jenis pelarut berpengaruh pada rendemen ekstrak biji alpukat pada pelarut metanol-etanol 70%, metanol-n-heksan, etanol 70%-etanol 96%, etanol 70%-n-heksan, etanol 96%-n-heksan, tetapi tidak berpengaruh pada pelarut metanol-etanol 96%. Hasil skrining fitokimia ekstrak biji alpukat menghasilkan kandungan zat aktif yang sama pada pelarut metanol, etanol 70% dan etanol 96%, sedangkan menghasilkan kandungan zat aktif yang berbeda pada pelarut n-heksan. Kesimpulan penelitian ini, jenis pelarut berpengaruh terhadap rendemen dan kandungan zat aktif ekstrak biji alpukat.","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131179612","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang terjadi karena kelainan insulin, kerja insulin atau keduanya. Keberhasilan dari suatu tindakan atau terapi mempengaruhi kualitas hidup pasien DM. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai kualitas hidup terkait kesehatan pasien DM tipe 2 di puskesmas Andalas Kota Padang. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan rancangan deskriptif menggunakan metode cross sectional. Pengambilan data bersifat prospektif dengan menggunakan kuesioner EQ-5D-5L. Sebanyak 50 pasien memenuhi kriteria inklusi dan diikutkan ke dalam penelitian ini. Hasil untuk kategori permasalahan yang paling dominan adalah dimensi rasa nyeri/tidak nyaman pada level 2 sebesar 76%, berikutnya level 1 untuk dimensi perawatan diri, aktivitas biasa, kemampuan berjalan dan rasa cemas/depresi berturut-turut adalah 96%, 78%, 68% dan 58%. Gambaran kesehatan pasien yang tertera dalam VAS (Visual Analog Scale) paling besar adalah skor 80 (46%). Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup terkait kesehatan pasien DM tipe 2 adalah tinggi (36%) dan rata-rata skor VAS (Visual Analog Scale) pasien memiliki nilai kesehatan “hari ini” pada kategori baik (92%).
{"title":"Penilaian Kualitas Hidup Terkait Kesehatan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Andalas Kota Padang","authors":"Widya Kardela, Rezlie Bellatasie, Annisa Rahmidasari, Sinta Wahyuni, Fitratul Wahyuni","doi":"10.52689/higea.v14i2.496","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/higea.v14i2.496","url":null,"abstract":"Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang terjadi karena kelainan insulin, kerja insulin atau keduanya. Keberhasilan dari suatu tindakan atau terapi mempengaruhi kualitas hidup pasien DM. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai kualitas hidup terkait kesehatan pasien DM tipe 2 di puskesmas Andalas Kota Padang. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan rancangan deskriptif menggunakan metode cross sectional. Pengambilan data bersifat prospektif dengan menggunakan kuesioner EQ-5D-5L. Sebanyak 50 pasien memenuhi kriteria inklusi dan diikutkan ke dalam penelitian ini. Hasil untuk kategori permasalahan yang paling dominan adalah dimensi rasa nyeri/tidak nyaman pada level 2 sebesar 76%, berikutnya level 1 untuk dimensi perawatan diri, aktivitas biasa, kemampuan berjalan dan rasa cemas/depresi berturut-turut adalah 96%, 78%, 68% dan 58%. Gambaran kesehatan pasien yang tertera dalam VAS (Visual Analog Scale) paling besar adalah skor 80 (46%). Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup terkait kesehatan pasien DM tipe 2 adalah tinggi (36%) dan rata-rata skor VAS (Visual Analog Scale) pasien memiliki nilai kesehatan “hari ini” pada kategori baik (92%).","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"116 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124217223","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-28DOI: 10.52689/higea.v14i2.425
Eriska Agustin, Dani Prasetyo, Muni’ah Muchtar
Penyebaran virus Covid-19 yang sangat cepat menyebabkan WHO menetapkan wabah Covid-19 sebagai pandemi global. Penggunaan hand sanitizer pada saat ini sudah semakin luas. Daun kemangi dan lidah buaya memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai antiseptik tangan karena mengandung senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, alkaloid, saponin dan tanin. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan spray antiseptik tangan non alkohol infusa daun kemangi dan lidah buaya dan menguji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923. Formulasi sediaan spray antiseptik tangan dengan variasi konsentrasi ekstrak yaitu F1 (20%), F2 (40%), F3 (60%), F4 (80%), dan (F5 100%). Pengujian aktivitas antibakteri dengan metode difusi agar dengan mengukur diameter zona hambat bakteri Staphylococcus aureus. Hasil penelitian didapatkan bahwa kelima formula sediaan spray antiseptik tangan non alkohol infusa daun kemangi dan lidah buaya berbentuk cairan, memiliki warna yang mencolok, bau yang sama dan stabil selama masa penyimpanan 14 hari. Sediaan terlihat homogen saat dioleskan diobjek glass. Uji pH yang dihasilkan dari sediaan spray antiseptik tangan ini berkisar antara 4,5- 6,5. Hasil uji aktivitas antibakteri diperoleh daya hambat bakteri Staphylococcus aureus pada F3 (60%) sebesar 5,14 mm, F4 (80%) sebesar 6,24 mm, dan F5 (100%) sebesar 7,26 mm yang tergolong kekuatan sedang.
{"title":"Formulasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Spray Antiseptik Tangan Infusa Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.) dan Lidah Buaya (Aloe Vera (L.) Burm.f.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923","authors":"Eriska Agustin, Dani Prasetyo, Muni’ah Muchtar","doi":"10.52689/higea.v14i2.425","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/higea.v14i2.425","url":null,"abstract":"Penyebaran virus Covid-19 yang sangat cepat menyebabkan WHO menetapkan wabah Covid-19 sebagai pandemi global. Penggunaan hand sanitizer pada saat ini sudah semakin luas. Daun kemangi dan lidah buaya memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai antiseptik tangan karena mengandung senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, alkaloid, saponin dan tanin. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan spray antiseptik tangan non alkohol infusa daun kemangi dan lidah buaya dan menguji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923. Formulasi sediaan spray antiseptik tangan dengan variasi konsentrasi ekstrak yaitu F1 (20%), F2 (40%), F3 (60%), F4 (80%), dan (F5 100%). Pengujian aktivitas antibakteri dengan metode difusi agar dengan mengukur diameter zona hambat bakteri Staphylococcus aureus. Hasil penelitian didapatkan bahwa kelima formula sediaan spray antiseptik tangan non alkohol infusa daun kemangi dan lidah buaya berbentuk cairan, memiliki warna yang mencolok, bau yang sama dan stabil selama masa penyimpanan 14 hari. Sediaan terlihat homogen saat dioleskan diobjek glass. Uji pH yang dihasilkan dari sediaan spray antiseptik tangan ini berkisar antara 4,5- 6,5. Hasil uji aktivitas antibakteri diperoleh daya hambat bakteri Staphylococcus aureus pada F3 (60%) sebesar 5,14 mm, F4 (80%) sebesar 6,24 mm, dan F5 (100%) sebesar 7,26 mm yang tergolong kekuatan sedang.","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"63 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126318557","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-14DOI: 10.52689/higea.v14i1.469
Okta Nursanti, I. Wardani, Ginayanti Hadisoebroto
Jahe dan sereh merupakan tanaman yang berkhasiat salah satunya yaitu sebagai anti diabetes tipe 2, senyawa jahe dan sereh yang berkhasiat sebagai antidiabetes antara lain cineol, farnesol, geraniol, linalool, limonen, pinen, terpineol dan zingeron. Tujuan dari penelitian ini adalah identifiikasi senyawa metabolit sekunder yang mempunyai aktivitas anti diabetes yang aman serta melihat interaksi asam amino yang terbentuk antara molekul senyawa dari tanaman jahe dan sereh dengan sisi aktif protein PPARγ hasil penambatan molekul. Penelitian ini dilakukan dengan metode insilico. Untuk pencarian ligan uji menggunakan ChEBI, pencarian struktur reseptor menggunakan Protein Data Bank, penambatan molekul menggunakan Arguslab dan visualisasi menggunakan Discovery Studio. Dari hasil penelitian uji toksisitas, farmakokinetik ke delapan senyawa yang ada pada jahe dan sereh mempunyai aktivitas antidiabetes yang aman. Dari hasil molekular docking senyawa yang mempunyai skor binding energi lebih rendah dari ligan pembanding adalah cineol, farnesol, geraniol, linalool, limonen, pinen, terpineol maka dapat disimpulkan bahwa senyawa tersebut dapat bersaing untuk berikatan dengan reseptor PPARγ.
{"title":"Validasi Penambatan Molekuler (Docking) (Zingiber Officinale) dan (Cymbopogon citratus) Sebagai Ligan Aktif Reseptor Pparγ","authors":"Okta Nursanti, I. Wardani, Ginayanti Hadisoebroto","doi":"10.52689/higea.v14i1.469","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/higea.v14i1.469","url":null,"abstract":"Jahe dan sereh merupakan tanaman yang berkhasiat salah satunya yaitu sebagai anti diabetes tipe 2, senyawa jahe dan sereh yang berkhasiat sebagai antidiabetes antara lain cineol, farnesol, geraniol, linalool, limonen, pinen, terpineol dan zingeron. Tujuan dari penelitian ini adalah identifiikasi senyawa metabolit sekunder yang mempunyai aktivitas anti diabetes yang aman serta melihat interaksi asam amino yang terbentuk antara molekul senyawa dari tanaman jahe dan sereh dengan sisi aktif protein PPARγ hasil penambatan molekul. Penelitian ini dilakukan dengan metode insilico. Untuk pencarian ligan uji menggunakan ChEBI, pencarian struktur reseptor menggunakan Protein Data Bank, penambatan molekul menggunakan Arguslab dan visualisasi menggunakan Discovery Studio. Dari hasil penelitian uji toksisitas, farmakokinetik ke delapan senyawa yang ada pada jahe dan sereh mempunyai aktivitas antidiabetes yang aman. Dari hasil molekular docking senyawa yang mempunyai skor binding energi lebih rendah dari ligan pembanding adalah cineol, farnesol, geraniol, linalool, limonen, pinen, terpineol maka dapat disimpulkan bahwa senyawa tersebut dapat bersaing untuk berikatan dengan reseptor PPARγ.","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126522818","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-14DOI: 10.52689/higea.v14i1.450
Nadia Pudiarifanti, Jon Farizal
Resistensi antibiotika yang meningkat dapat dihambat dengan cara menggunakan antibiotik secara rasional dan mengembangkan sediaan bahan alam yang ada sebagai alternatif pengobatan. Salah satu bahan alam yang dapat dimanfaatkan adalah bawang putih tunggal atau bahasa ilmiahnya adalah Allivum sativum Linn. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa bawang putih tunggal memiliki berbagai manfaat, salah satunya sebagai antibakterikarena kandungan allicin, namun masih sedikit literatur yang melakukan penelitian terkait bawang putih tunggal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kandungan fitokimia bawang putih tunggal dan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini merupakan penelitian semu eksperimental dengan menggunakan ekstrak etanol bawang putih tunggal untuk melihat kandungan fitokimia dan konsentrasi ekstrak100%, 80%, 60%, 40%, 20% untuk melihat aktivitas antibakteri dengan aquadest steril sebagai kontrol negatif dan kloramfenikol sebagai kontrol positif. Penelitian dilakukan di Laboratorium Poltekkes Kemenkes Bengkulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol bawang putih tunggal memili kandungan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin dan tannin, sedangkan steroid tidak terdeteksi. Selain itu hasil uji aktivitas antibakteri terhadap S. aureus hanya terlihat pada konsentrasi ekstrak 100% dengan rata-rata diameter 9mm, sedangkan konsentrasi lainnya tidak menunjukkan aktivitas antibakteri.
{"title":"Skrining Fitokimia dan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Bawang Putih Tunggal terhadap Staphylococcus aureus","authors":"Nadia Pudiarifanti, Jon Farizal","doi":"10.52689/higea.v14i1.450","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/higea.v14i1.450","url":null,"abstract":"Resistensi antibiotika yang meningkat dapat dihambat dengan cara menggunakan antibiotik secara rasional dan mengembangkan sediaan bahan alam yang ada sebagai alternatif pengobatan. Salah satu bahan alam yang dapat dimanfaatkan adalah bawang putih tunggal atau bahasa ilmiahnya adalah Allivum sativum Linn. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa bawang putih tunggal memiliki berbagai manfaat, salah satunya sebagai antibakterikarena kandungan allicin, namun masih sedikit literatur yang melakukan penelitian terkait bawang putih tunggal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kandungan fitokimia bawang putih tunggal dan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini merupakan penelitian semu eksperimental dengan menggunakan ekstrak etanol bawang putih tunggal untuk melihat kandungan fitokimia dan konsentrasi ekstrak100%, 80%, 60%, 40%, 20% untuk melihat aktivitas antibakteri dengan aquadest steril sebagai kontrol negatif dan kloramfenikol sebagai kontrol positif. Penelitian dilakukan di Laboratorium Poltekkes Kemenkes Bengkulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol bawang putih tunggal memili kandungan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin dan tannin, sedangkan steroid tidak terdeteksi. Selain itu hasil uji aktivitas antibakteri terhadap S. aureus hanya terlihat pada konsentrasi ekstrak 100% dengan rata-rata diameter 9mm, sedangkan konsentrasi lainnya tidak menunjukkan aktivitas antibakteri.","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"125 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122642498","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-06DOI: 10.52689/higea.v14i1.434
Boy Chandra, Ridho Asra, Nadya Arta Mevia
Teratai (Nymphaea pubescens Willd.) adalah salah satu tumbuhan yang mengandung banyak senyawa kimia yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Daun teratai mengandung senyawa flavonoid, tanin, fenol dan asam galat yang diketahui memiliki aktivitas antioksidan. Tujuan penelitian ini untuk menentukan kandungan senyawa kimia dan aktivitas antioksidan yang terdapat pada daun teratai (Nymphaea pubescens Willd.) berdasarkan perbedaan metode ekstraksi. Metode yang digunakan yaitu metode maserasi dengan pelarut etanol 70% dan rebusan dengan aquadest. Dari hasil ekstraksi yang diperoleh, dilakukan skrining fitokimia dan aktivitas antioksidan dengan metode 1,1-difenil-2- pikrilhidrazil (DPPH). Pada metode maserasi menggunakan etanol terdapat kandungan kimia seperti alkaloid, flavonoid, saponin, tannin dan fenol, sedangkan dari metode rebusan dengan air didapatkan kandungan kimia seperti flavonoid, tanin dan fenol. Pada pengujian aktivitas antioksidan, didapatkan nilai IC50 56,4088 μg/mL (kuat) dan 375,4779 μg/mL (lemah) untuk masing-masing ekstrak etanol dan ekstrak air. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol mengandung lebih banyak senyawa kimia dan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat dibandingkan dengan ekstrak air.
{"title":"Perbedaan Ekstraksi Daun Teratai (Nymphaea Pubescens Willd) Sebagai Fungsi Aktivitas Antioksidan","authors":"Boy Chandra, Ridho Asra, Nadya Arta Mevia","doi":"10.52689/higea.v14i1.434","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/higea.v14i1.434","url":null,"abstract":"Teratai (Nymphaea pubescens Willd.) adalah salah satu tumbuhan yang mengandung banyak senyawa kimia yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Daun teratai mengandung senyawa flavonoid, tanin, fenol dan asam galat yang diketahui memiliki aktivitas antioksidan. Tujuan penelitian ini untuk menentukan kandungan senyawa kimia dan aktivitas antioksidan yang terdapat pada daun teratai (Nymphaea pubescens Willd.) berdasarkan perbedaan metode ekstraksi. Metode yang digunakan yaitu metode maserasi dengan pelarut etanol 70% dan rebusan dengan aquadest. Dari hasil ekstraksi yang diperoleh, dilakukan skrining fitokimia dan aktivitas antioksidan dengan metode 1,1-difenil-2- pikrilhidrazil (DPPH). Pada metode maserasi menggunakan etanol terdapat kandungan kimia seperti alkaloid, flavonoid, saponin, tannin dan fenol, sedangkan dari metode rebusan dengan air didapatkan kandungan kimia seperti flavonoid, tanin dan fenol. Pada pengujian aktivitas antioksidan, didapatkan nilai IC50 56,4088 μg/mL (kuat) dan 375,4779 μg/mL (lemah) untuk masing-masing ekstrak etanol dan ekstrak air. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol mengandung lebih banyak senyawa kimia dan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat dibandingkan dengan ekstrak air.","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114685570","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-06DOI: 10.52689/higea.v14i1.432
Z. Muslim, R. Juita, Avrilya Iqoranny Susilo
Penyimpanan obat-obatan yang umumnya dilakukan di rumah tangga memiliki tujuan tersendiri baik itu sedang digunakan ataupun untuk penggunaan di masa mendatang. Antibiotik yang masih banyak disimpan untuk digunakan sebagai swamedikasi dalam rumah tangga. Penyimpanan antibiotik dapat memicu penggunaan obat yang tidak rasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tren penyimpanan antibiotik di masyarakat kecamatan Teluk Segara kota Bengkulu. Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif, sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan metode wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 40 orang ibu rumah tangga menyimpan obat antibiotik. Antibiotik yang disimpan mayoritas jenis Amoxicillin (67,39%), sebagian besar memperoleh antibiotik tidak menggunakan resep dokter (57,50%) dan alasan masyarakat menyimpan antibiotik untuk antisipasi bila terjadi sakit dimasa mendatang (48,10%). Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa penyimpanan antibiotik di masyarakat Bengkulu masih sangat tinggi.
{"title":"Prevalensi Penyimpanan Antibiotik Di Rumah Tangga Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu","authors":"Z. Muslim, R. Juita, Avrilya Iqoranny Susilo","doi":"10.52689/higea.v14i1.432","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/higea.v14i1.432","url":null,"abstract":"Penyimpanan obat-obatan yang umumnya dilakukan di rumah tangga memiliki tujuan tersendiri baik itu sedang digunakan ataupun untuk penggunaan di masa mendatang. Antibiotik yang masih banyak disimpan untuk digunakan sebagai swamedikasi dalam rumah tangga. Penyimpanan antibiotik dapat memicu penggunaan obat yang tidak rasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tren penyimpanan antibiotik di masyarakat kecamatan Teluk Segara kota Bengkulu. Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif, sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan metode wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 40 orang ibu rumah tangga menyimpan obat antibiotik. Antibiotik yang disimpan mayoritas jenis Amoxicillin (67,39%), sebagian besar memperoleh antibiotik tidak menggunakan resep dokter (57,50%) dan alasan masyarakat menyimpan antibiotik untuk antisipasi bila terjadi sakit dimasa mendatang (48,10%). Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa penyimpanan antibiotik di masyarakat Bengkulu masih sangat tinggi.","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128943586","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-06DOI: 10.52689/higea.v14i1.433
M. Fadhila, I. Makmur, Sintia Ade Viona, Y. Sari, Sinta Wahyuni
Celecoxib merupakan obat antiinflamasi yang termasuk golongan Biopharmaceutical Classification System kelas II, untuk meningkatkan kelarutannya dibuat menjadi sistem dispersi padat dengan polimer PEG 4000 sehingga bisa meningkatkan kelarutan dari celecoxib. Dispersi padat dibuat dengan metode Co-Grinding dalam beberapa perbandingan antara celecoxib dan polietilen glikol 4000 yaitu 6:4, 7:3, dan 8:2 serta campuran fisik 5:5. Serbuk celecoxib murni, campuran fisik, dan dispersi padat dikarakterisasi sifat fisikokimia meliputi analisis SEM, analisis FT-IR, analisis XRD, analisis DSC, dan uji disolusi. Pada uji disolusi diperoleh % terdisolusi pada menit ke-60 celecoxib murni 55,57% ± 0,690, campuran fisik 61,20% ± 1,464, formula 1 68,38% ± 0,744, formula 2 64,24% ± 0,181, dan formula 3 61,07% ± 1,463 tingginya disolusi pada formula dapat membuktikan bahwa kelarutannya meningkat lebih baik dibandingkan celecoxib murni.
{"title":"Karakterisasi Sifat Fisikokimia Dispersi Padat Celecoxib–PEG 4000 dengan Perbandingan Tiga Formula menggunakan Metode Co-grinding","authors":"M. Fadhila, I. Makmur, Sintia Ade Viona, Y. Sari, Sinta Wahyuni","doi":"10.52689/higea.v14i1.433","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/higea.v14i1.433","url":null,"abstract":"Celecoxib merupakan obat antiinflamasi yang termasuk golongan Biopharmaceutical Classification System kelas II, untuk meningkatkan kelarutannya dibuat menjadi sistem dispersi padat dengan polimer PEG 4000 sehingga bisa meningkatkan kelarutan dari celecoxib. Dispersi padat dibuat dengan metode Co-Grinding dalam beberapa perbandingan antara celecoxib dan polietilen glikol 4000 yaitu 6:4, 7:3, dan 8:2 serta campuran fisik 5:5. Serbuk celecoxib murni, campuran fisik, dan dispersi padat dikarakterisasi sifat fisikokimia meliputi analisis SEM, analisis FT-IR, analisis XRD, analisis DSC, dan uji disolusi. Pada uji disolusi diperoleh % terdisolusi pada menit ke-60 celecoxib murni 55,57% ± 0,690, campuran fisik 61,20% ± 1,464, formula 1 68,38% ± 0,744, formula 2 64,24% ± 0,181, dan formula 3 61,07% ± 1,463 tingginya disolusi pada formula dapat membuktikan bahwa kelarutannya meningkat lebih baik dibandingkan celecoxib murni.","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"05 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127193986","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-06DOI: 10.52689/higea.v14i1.431
Yahdian Rasyadi, Muthia Miranda Zaunit, Riska Safitri
Infeksi sebagian besar terjadi akibat kemalasan dalam menjaga kebersihan tangan. Saat ini kegiatan membersihkan tangan lebih praktis menggunakan hand sanitizer. Formulasi dan karakterisasi spray gel hand sanitizer ekstrak etil asetat daun kunyit (Curcuma domestica Val) dengan basis HPMC dengan konsentrasi ekstrak etil asetat daun kunyit masing-masingnya 6% (F1), 12% (F2), dan 18% (F3). Semua formula dapat diformulasi menjadi spray gel hand sanitizer dengan hasil karakterisasi yang memenuhi persyaratan. Tujuan penelitian melihat bagaimana aktivitas antibakteri dari masing-masing formula spray gel hand sanitizer ekstrak etil asetat daun dunyit (Curcuma domestica Val) F1,F2, dan F3 terhadap Staphylococcus aureus. Uji aktivitas antibakteri dari F1, F2, F3 dan P (sediaan pembanding) terhadap Staphylococcus aureus dilakukan menggunakan metode sumuran dengan melihat berapa diameter hambat dari masing-masing formula. Dari hasil uji aktivitas antibakteri didapatkan diameter hambat F1= 7,36±2,517 mm; F2= 9,26 ±2,082 mm; F3= 12,53 ±1,528 mm dan P= 9,4 ±1,0 mm. Dapat diambil kesimpulan bahwa sediaan spray gel ekstrak etil asetat daun kunyit (Curcuma domestica Val) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dengan kategori lemah dan F3 (spray gel mengandung ekstrak etil asetat 18%) memberikan daya hambat antibakteri yang paling besar dibandingkan formula yang lainnya (p<0,05).
{"title":"Aktivitas Antibakteri Spray Gel Hand Sanitizer Ekstrak Etil Asetat Daun Kunyit (Curcuma domestica Val) terhadap Staphylococcus aureus","authors":"Yahdian Rasyadi, Muthia Miranda Zaunit, Riska Safitri","doi":"10.52689/higea.v14i1.431","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/higea.v14i1.431","url":null,"abstract":"Infeksi sebagian besar terjadi akibat kemalasan dalam menjaga kebersihan tangan. Saat ini kegiatan membersihkan tangan lebih praktis menggunakan hand sanitizer. Formulasi dan karakterisasi spray gel hand sanitizer ekstrak etil asetat daun kunyit (Curcuma domestica Val) dengan basis HPMC dengan konsentrasi ekstrak etil asetat daun kunyit masing-masingnya 6% (F1), 12% (F2), dan 18% (F3). Semua formula dapat diformulasi menjadi spray gel hand sanitizer dengan hasil karakterisasi yang memenuhi persyaratan. Tujuan penelitian melihat bagaimana aktivitas antibakteri dari masing-masing formula spray gel hand sanitizer ekstrak etil asetat daun dunyit (Curcuma domestica Val) F1,F2, dan F3 terhadap Staphylococcus aureus. Uji aktivitas antibakteri dari F1, F2, F3 dan P (sediaan pembanding) terhadap Staphylococcus aureus dilakukan menggunakan metode sumuran dengan melihat berapa diameter hambat dari masing-masing formula. Dari hasil uji aktivitas antibakteri didapatkan diameter hambat F1= 7,36±2,517 mm; F2= 9,26 ±2,082 mm; F3= 12,53 ±1,528 mm dan P= 9,4 ±1,0 mm. Dapat diambil kesimpulan bahwa sediaan spray gel ekstrak etil asetat daun kunyit (Curcuma domestica Val) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dengan kategori lemah dan F3 (spray gel mengandung ekstrak etil asetat 18%) memberikan daya hambat antibakteri yang paling besar dibandingkan formula yang lainnya (p<0,05).","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126597245","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}