Matoa (Pometia pinnata) merupakan salah satu tumbuhan yang dapat dianggap sebagai spesies tanaman menjanjikan sebagai sumber antioksidan alami dengan nilai potensial tinggi bagi persiapan obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder yang terkandung di dalam ekstrak etanol buah matoa (kulit, biji dan daging) serta melakukan uji aktivitas sitotoksik dengan variasi 5 konsentrasi larutan uji yaitu 1000 μg/mL, 500 μg/mL, 250 μg/mL, 100 μg/mL dan 50 μg/mL dengan menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Hasil yang didapatkan dari skrining fitokimia ekstrak etanol buah matoa yaitu pada kulit buah matoa mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, fenol, tanin dan saponin. Sedangkan pada biji buah matoa mengandung alkaloid, flavonoid, fenol dan tanin serta pada daging buah matoa mengandung flavonoid, fenol, tanin dan saponin. Pengujian dilanjutkan dengan uji aktivitas sitotoksik esktrak etanol buah matoa dengan nilai LC50 pada ekstrak etanol daging buah matoa sebesar 69,81 μg/mL, diikuti dengan ekstrak etanol kulit buah matoa 83,38 μg/mL dan ekstrak etanol biji buah matoa 216,81 μg/mL yang menandakan bahwa ekstrak etanol pada daging buah matoa (Pometia pinnata) memiliki aktivitas sitotoksik yang baik. Senyawa metabolit sekunder yang diduga dapat mempengaruhi aktivitas sitotoksik ini berasal dari golongan alkaloid, flavonoid, fenol dan tannin.
{"title":"Skrining Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Etanol pada Buah Matoa (Pometia pinnata) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test","authors":"Dwi Dinni Aulia Bakhtra, Delin Kristia Monica, Anzharni Fajrina, Aried Eriadi","doi":"10.52689/higea.v14i1.435","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/higea.v14i1.435","url":null,"abstract":"Matoa (Pometia pinnata) merupakan salah satu tumbuhan yang dapat dianggap sebagai spesies tanaman menjanjikan sebagai sumber antioksidan alami dengan nilai potensial tinggi bagi persiapan obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder yang terkandung di dalam ekstrak etanol buah matoa (kulit, biji dan daging) serta melakukan uji aktivitas sitotoksik dengan variasi 5 konsentrasi larutan uji yaitu 1000 μg/mL, 500 μg/mL, 250 μg/mL, 100 μg/mL dan 50 μg/mL dengan menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Hasil yang didapatkan dari skrining fitokimia ekstrak etanol buah matoa yaitu pada kulit buah matoa mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, fenol, tanin dan saponin. Sedangkan pada biji buah matoa mengandung alkaloid, flavonoid, fenol dan tanin serta pada daging buah matoa mengandung flavonoid, fenol, tanin dan saponin. Pengujian dilanjutkan dengan uji aktivitas sitotoksik esktrak etanol buah matoa dengan nilai LC50 pada ekstrak etanol daging buah matoa sebesar 69,81 μg/mL, diikuti dengan ekstrak etanol kulit buah matoa 83,38 μg/mL dan ekstrak etanol biji buah matoa 216,81 μg/mL yang menandakan bahwa ekstrak etanol pada daging buah matoa (Pometia pinnata) memiliki aktivitas sitotoksik yang baik. Senyawa metabolit sekunder yang diduga dapat mempengaruhi aktivitas sitotoksik ini berasal dari golongan alkaloid, flavonoid, fenol dan tannin.","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"53 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128961018","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-14DOI: 10.52689/higea.v14i1.442
Sandra Tri Juli Fendri, Verawati Verawati, Amilia Putri, Siska Ferilda
Telah dilakukan penelitian pada penentuan kadar fenolat total dan uji aktivitas antioksidan dari ekstrak non polar, semi polar dan polar buah rotan (Calamus manan) secara spektrofotometri Uv-Vis. Ekstrak didapatkan dengan metode maserasi bertingkat menggunakan cairan penyari heksan, etil asetat dan metanol. Kadar fenolat total ditentukan dengan metode Folin-Ciocalteu menggunakan Spektrofotometri Uv-Vis pada panjang gelombang 758 nm dan aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH pada panjang gelombang serapan maksimum 519 nm dengan asam galat sebagai pembanding. Kadar fenolat total dari ekstrak non polar, semi polar dan polar berturut-turut sebesar 0,731%; 4,827% ; 10,3163% b/b dan aktivitas antioksidan didapatkan hasil bahwa ekstrak non polar polar memiliki nilai IC50 240,479 µg/mL, pada ekstrak semi polar memiliki nilai IC50 sebesar 162,093 µg/mL dan ekstrak polar memiliki nilai IC50 sebesar 63,88 µg/mL. Ekstrak polar memiliki aktivitas antioksidan kuat sedangkan pada ekstrak nonpolar dan semi polar memiliki aktivitas antioksidan lemah.
{"title":"Penentuan Kadar Fenolat Total dan Uji Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Non Polar, Semi Polar dan Polar Buah Rotan (Calamus manan)","authors":"Sandra Tri Juli Fendri, Verawati Verawati, Amilia Putri, Siska Ferilda","doi":"10.52689/higea.v14i1.442","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/higea.v14i1.442","url":null,"abstract":"Telah dilakukan penelitian pada penentuan kadar fenolat total dan uji aktivitas antioksidan dari ekstrak non polar, semi polar dan polar buah rotan (Calamus manan) secara spektrofotometri Uv-Vis. Ekstrak didapatkan dengan metode maserasi bertingkat menggunakan cairan penyari heksan, etil asetat dan metanol. Kadar fenolat total ditentukan dengan metode Folin-Ciocalteu menggunakan Spektrofotometri Uv-Vis pada panjang gelombang 758 nm dan aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH pada panjang gelombang serapan maksimum 519 nm dengan asam galat sebagai pembanding. Kadar fenolat total dari ekstrak non polar, semi polar dan polar berturut-turut sebesar 0,731%; 4,827% ; 10,3163% b/b dan aktivitas antioksidan didapatkan hasil bahwa ekstrak non polar polar memiliki nilai IC50 240,479 µg/mL, pada ekstrak semi polar memiliki nilai IC50 sebesar 162,093 µg/mL dan ekstrak polar memiliki nilai IC50 sebesar 63,88 µg/mL. Ekstrak polar memiliki aktivitas antioksidan kuat sedangkan pada ekstrak nonpolar dan semi polar memiliki aktivitas antioksidan lemah.","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"114 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122837450","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-14DOI: 10.52689/higea.v14i1.440
Sestry Misfadhila, Novita Wulandari, Rina Desni Yetti, Gemmy Sarina, Muhammad Haris
Cabai rawit merah (Capsicum annuum var.frutescens (L) Kuntze) telah banyak diteliti dan diketahui memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian tentang pengujian aktivitas antioksidan ekstrak cabai rawit merah telah dilakukan beberapa peneliti terdahulu dengan metode DPPH dan Microwave Assisted Extraction (MAE). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antioksidan ekstrak etanol cabai rawit merah dengan metode ferric reducing antioxidant power (FRAP), menggunakan asam askorbat sebagai senyawa pembanding. FRAP merupakan salah satu metode uji aktivitas antioksidan dengan mekanisme kemampuan senyawa uji untuk mereduksi ion besi (III) menjadi ion besi (II). Cabai rawit merah dimaserasi dengan etanol 70 % dan diperoleh rendemen ekstrak 65,6142 %. Hasil analisis menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan yang diperoleh dari ekstrak etanol cabai rawit merah dan asam askorbat sebagai pembanding ditunjukkan dengan nilai 1,4438 mmol Fe2+/100 g dan 7,8290 mmol Fe2+/100 g.
{"title":"Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Cabai Rawit Merah (Capsicum Annuum Var.Frutescens (L.) Kuntze) Menggunakan Metode Ferric Reducing Antioxidant Power (FRAP)","authors":"Sestry Misfadhila, Novita Wulandari, Rina Desni Yetti, Gemmy Sarina, Muhammad Haris","doi":"10.52689/higea.v14i1.440","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/higea.v14i1.440","url":null,"abstract":"Cabai rawit merah (Capsicum annuum var.frutescens (L) Kuntze) telah banyak diteliti dan diketahui memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian tentang pengujian aktivitas antioksidan ekstrak cabai rawit merah telah dilakukan beberapa peneliti terdahulu dengan metode DPPH dan Microwave Assisted Extraction (MAE). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antioksidan ekstrak etanol cabai rawit merah dengan metode ferric reducing antioxidant power (FRAP), menggunakan asam askorbat sebagai senyawa pembanding. FRAP merupakan salah satu metode uji aktivitas antioksidan dengan mekanisme kemampuan senyawa uji untuk mereduksi ion besi (III) menjadi ion besi (II). Cabai rawit merah dimaserasi dengan etanol 70 % dan diperoleh rendemen ekstrak 65,6142 %. Hasil analisis menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan yang diperoleh dari ekstrak etanol cabai rawit merah dan asam askorbat sebagai pembanding ditunjukkan dengan nilai 1,4438 mmol Fe2+/100 g dan 7,8290 mmol Fe2+/100 g.","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128137092","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-14DOI: 10.52689/higea.v13i2.398
Zikra Azizah, Harrizul Rivai, Boy Chandra, Sestry Misfadhila, Syawal Ferdian
Ramuan herba sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.F.)Nees) digunakan dalam pengobatan tradisional sebagai obat penurun panas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif senyawa yang terkandung dalam ramuan obat tradisional Herba Sambiloto. Uji metabolit sekunder dilakukan dengan menggunakan reaksi perubahan warna dan penetapan kadar menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Uji kualitatif menunjukkan bahwa ramuan Herba Sambiloto mengandung senyawa alkaloid dan flavonoid. Hasil uji kuantitatif menunjukkan Herba Sambiloto mengandung kadar alkaloid sebesar 9,2532 % dan kadar flavonoid sebesar 1,686 %.
{"title":"Analisis Fitokimia Dari Ramuan Obat Tradisional Untuk Penurun Panas Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.F.) Nees)","authors":"Zikra Azizah, Harrizul Rivai, Boy Chandra, Sestry Misfadhila, Syawal Ferdian","doi":"10.52689/higea.v13i2.398","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/higea.v13i2.398","url":null,"abstract":"Ramuan herba sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.F.)Nees) digunakan dalam pengobatan tradisional sebagai obat penurun panas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif senyawa yang terkandung dalam ramuan obat tradisional Herba Sambiloto. Uji metabolit sekunder dilakukan dengan menggunakan reaksi perubahan warna dan penetapan kadar menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Uji kualitatif menunjukkan bahwa ramuan Herba Sambiloto mengandung senyawa alkaloid dan flavonoid. Hasil uji kuantitatif menunjukkan Herba Sambiloto mengandung kadar alkaloid sebesar 9,2532 % dan kadar flavonoid sebesar 1,686 %.","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122124216","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rambut jagung memiliki kandungan senyawa aktif yang berfungsi sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol rambut jagung terhadap bakteri Streptococcus mutans dan Porphyromonas gingivalis. Ekstraksi rambut jagung dilakukan dengan metode maserasi. Ekstrak etanol rambut jagung diuji aktivitas antibakterinya terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans dan Porphyromonas gingivalis menggunakan metode difusi kertas cakram. Ciprofloxacin digunakan sebagai kontrol positif dan DMSO sebagai kontrol negatif. Hasil uji fitokimia menunjukkan ekstrak etanol rambut jagung mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, fenol, glikosida, saponin dan tanin. Hasil pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol rambut jagung dengan konsentrasi uji sebesar 30%, 20% dan 10% diperoleh rata-rata diameter hambat terhadap Streptococcus mutans 9,68 mm, 9,63 mm dan 9,31 mm dengan kekuatan daya hambat sedang dan rata-rata diameter hambat terhadap Porphyromonas gingivalis 10,21 mm, 10,54 mm dan 10,21 mm dengan kekuatan daya hambat kuat.
{"title":"Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rambut Jagung (Zea mays L.) Terhadap Bakteri Streptococcus mutans dan Porphyromonas gingivalis","authors":"Anzharni Fajrina, Dwi Dinni Aulia Bakhtra, Aried Eriadi, Wahyu Chania Putri, Sinta Wahyuni","doi":"10.52689/higea.v13i2.391","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/higea.v13i2.391","url":null,"abstract":"Rambut jagung memiliki kandungan senyawa aktif yang berfungsi sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol rambut jagung terhadap bakteri Streptococcus mutans dan Porphyromonas gingivalis. Ekstraksi rambut jagung dilakukan dengan metode maserasi. Ekstrak etanol rambut jagung diuji aktivitas antibakterinya terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans dan Porphyromonas gingivalis menggunakan metode difusi kertas cakram. Ciprofloxacin digunakan sebagai kontrol positif dan DMSO sebagai kontrol negatif. Hasil uji fitokimia menunjukkan ekstrak etanol rambut jagung mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, fenol, glikosida, saponin dan tanin. Hasil pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol rambut jagung dengan konsentrasi uji sebesar 30%, 20% dan 10% diperoleh rata-rata diameter hambat terhadap Streptococcus mutans 9,68 mm, 9,63 mm dan 9,31 mm dengan kekuatan daya hambat sedang dan rata-rata diameter hambat terhadap Porphyromonas gingivalis 10,21 mm, 10,54 mm dan 10,21 mm dengan kekuatan daya hambat kuat.","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125266446","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-18DOI: 10.52689/higea.v13i2.374
Yahdian Rasyadi, Muthia Miranda Zaunit, Riska Safitri
Antiseptik adalah suatu zat kimia yang memiliki kerja untuk menghancurkan mikroorganisme ataupun menghambat kerjanya, sehingga dapat mencegah terjadinya suatu infeksi. Daun kunyit mengandung senyawa kimia flavonoid yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk memformulasi dan karakterisasi spray gel hand sanitizer dari ekstrak etil asetat daun kunyit. Gel dibuat dengan basis gel HPMC dan dibuat menjadi F1, F2,dan F3 dengan kandungan ekstrak etil asetat daun kunyit masing-masingnya 6%, 12%, dan 18%. Karakterisasi gel yang dilakukan meliputi pemeriksaan organoleptis, uji viskositas, uji kecepatan mengering, uji pH, dan uji stabilitas. Hasil organoleptis menunjukkan F1, F2, dan F3 bentuk cairan, warna coklat kehitaman, dan bau khas daun kunyit. Hasil uji viskositas diperoleh 750 cps (F1), 900 cps (F2), dan 1000 cps (F3). Hasil uji kecepatan mengering diperoleh 16,47 detik (F1); 14,25 detik (F2); 10,45 detik (F3). Hasil uji pH diperoleh 5,59 (F1); 5,59 (F2); 6,84 (F3). Hasil Uji stabilitas diperoleh F1, F2, dan F3 stabil selama pengujian 6 siklus. Semua formula dapat diformulasi menjadi spray gel hand sanitizer dengan hasil karakterisasi yang memenuhi persyaratan.
{"title":"Formulasi dan Karakterisasi Spray Gel Hand Sanitizer Ekstrak Etil Asetat Daun Kunyit (Curcuma domestica Val)","authors":"Yahdian Rasyadi, Muthia Miranda Zaunit, Riska Safitri","doi":"10.52689/higea.v13i2.374","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/higea.v13i2.374","url":null,"abstract":"Antiseptik adalah suatu zat kimia yang memiliki kerja untuk menghancurkan mikroorganisme ataupun menghambat kerjanya, sehingga dapat mencegah terjadinya suatu infeksi. Daun kunyit mengandung senyawa kimia flavonoid yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk memformulasi dan karakterisasi spray gel hand sanitizer dari ekstrak etil asetat daun kunyit. Gel dibuat dengan basis gel HPMC dan dibuat menjadi F1, F2,dan F3 dengan kandungan ekstrak etil asetat daun kunyit masing-masingnya 6%, 12%, dan 18%. Karakterisasi gel yang dilakukan meliputi pemeriksaan organoleptis, uji viskositas, uji kecepatan mengering, uji pH, dan uji stabilitas. Hasil organoleptis menunjukkan F1, F2, dan F3 bentuk cairan, warna coklat kehitaman, dan bau khas daun kunyit. Hasil uji viskositas diperoleh 750 cps (F1), 900 cps (F2), dan 1000 cps (F3). Hasil uji kecepatan mengering diperoleh 16,47 detik (F1); 14,25 detik (F2); 10,45 detik (F3). Hasil uji pH diperoleh 5,59 (F1); 5,59 (F2); 6,84 (F3). Hasil Uji stabilitas diperoleh F1, F2, dan F3 stabil selama pengujian 6 siklus. Semua formula dapat diformulasi menjadi spray gel hand sanitizer dengan hasil karakterisasi yang memenuhi persyaratan.","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"260 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116586542","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-16DOI: 10.52689/higea.v13i2.364
R. Gultom, Hartika Samgryce Siagian
Daun dewa merupakan herbal yang berkhasiat sebagai analgetik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian Fraksi Aktif Ekstrak Metanol Daun Dewa (FAEMDD) sebagai analgetik. Ekstrak methanol daun dewa diperoleh melalui maserasi dengan pelarut metanol. Esktrak metanol yang diperoleh dipekatkan dengan rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak pekat. Ekstrak dilakukan skrining fitokimia untuk melihat potensial metabolit sekundernya, selanjutnya dilakukan pemisahan menggunakan Kromatografi Cair Vakum (KCV) dengan menggunakan kepolaran meningkat dari fraksi nonpolar sampai fraksi polar. FAEMDD diperoleh sebesar 1,2 g. Pengujian aktivitas analgetik FAEMDD dilakukan dengan cara membagi kelompok perlakuan sebanyak 5, yaitu KI (Kontrol (+) aspirin 1,3 mg/ 20 gBB), dan KII (kontrol (-) CMC 0,5%), KIII (FAEMDD 1 mg/20 gBB, KIV (FAEMDD 2 mg/20 gBB), KV (FAEMDD 4 mg/20 gBB. Semua mencit dilakukan adaptasi selama 2 minggu. Setelah diadaptasikan mencit diinduksi asam asetat 1% secara intraperitoneal (i.p), kemudian diberi perlakuan sesuai kelompoknya secara peroral. Setelah 20 menit dilakukan pengamatan respon geliat pada menit ke 5, 10, 15. Data dianalisis menggunakan Anova taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa KIV dan KV memiliki aktivitas sebagai analgetik karena memberikan pengaruh yang nyata sebagai analgetika terhadap kelompok kontrol negatif (CMC 0,5%) (p<0,05), dengan persentase efektivitas analgetik yaitu 65,6% dan 75,7%.
{"title":"Uji Aktivitas Analgetik Fraksi Aktif Ekstrak Metanol Daun Dewa (Gynura pseudochina (L.) DC.) Terhadap Mencit Jantan (Mus musculus)","authors":"R. Gultom, Hartika Samgryce Siagian","doi":"10.52689/higea.v13i2.364","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/higea.v13i2.364","url":null,"abstract":"Daun dewa merupakan herbal yang berkhasiat sebagai analgetik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian Fraksi Aktif Ekstrak Metanol Daun Dewa (FAEMDD) sebagai analgetik. Ekstrak methanol daun dewa diperoleh melalui maserasi dengan pelarut metanol. Esktrak metanol yang diperoleh dipekatkan dengan rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak pekat. Ekstrak dilakukan skrining fitokimia untuk melihat potensial metabolit sekundernya, selanjutnya dilakukan pemisahan menggunakan Kromatografi Cair Vakum (KCV) dengan menggunakan kepolaran meningkat dari fraksi nonpolar sampai fraksi polar. FAEMDD diperoleh sebesar 1,2 g. Pengujian aktivitas analgetik FAEMDD dilakukan dengan cara membagi kelompok perlakuan sebanyak 5, yaitu KI (Kontrol (+) aspirin 1,3 mg/ 20 gBB), dan KII (kontrol (-) CMC 0,5%), KIII (FAEMDD 1 mg/20 gBB, KIV (FAEMDD 2 mg/20 gBB), KV (FAEMDD 4 mg/20 gBB. Semua mencit dilakukan adaptasi selama 2 minggu. Setelah diadaptasikan mencit diinduksi asam asetat 1% secara intraperitoneal (i.p), kemudian diberi perlakuan sesuai kelompoknya secara peroral. Setelah 20 menit dilakukan pengamatan respon geliat pada menit ke 5, 10, 15. Data dianalisis menggunakan Anova taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa KIV dan KV memiliki aktivitas sebagai analgetik karena memberikan pengaruh yang nyata sebagai analgetika terhadap kelompok kontrol negatif (CMC 0,5%) (p<0,05), dengan persentase efektivitas analgetik yaitu 65,6% dan 75,7%.","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117116819","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-16DOI: 10.52689/higea.v13i2.363
Ni Ketut Sari, I. G. M. Surdanyana, Ni Made Dharma Shantini Suena
Body butter termasuk sediaan krim, dimana krim merupakan sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Biji kopi hijau (Coffea canephora) mengandung asam klorogenat yang bermanfaat sebagai antioksidan. Biji kopi hijau cocok dibuat dalam bentuk sediaan body butter yang digunakan untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari. Kestabilan suatu sediaan sangat penting dalam menjaga mutu fisik sediaan hingga sampai ke tangan konsumen. Stabilitas body butter dipengaruhi oleh perubahan suhu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas fisik body butter maserat air biji kopi hijau (Coffea canephora) yang disimpan pada suhu sejuk. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental yang melakukan uji stabilitas fisik pada sediaan body butter yang dihasilkan dari penelitian sebelumnya. Body butter disimpan pada suhu sejuk dan pengujian dilakukan sebanyak 5 kali, setiap 2 minggu sekali selama 8 minggu. Uji mutu fisik body butter meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar dan uji daya lekat. Ketiga formula menunjukan bahwa sediaan body butter mengalami perubahan organoleptis, homogenitas, dan pH. Berdasarkan hasil analisis statistik, disimpulkan terdapat perbedaan stabilitas fisik yang bermakna antar formula (F1, F2, dan F3) body butter maserat air biji kopi hijau (Coffea canephora) selama penyimpanan di suhu sejuk. Terdapat perbedaaan bermakna antara stabilitas fisik suhu kamar dan suhu sejuk yang berarti bahwa suhu sejuk mempengaruhi kestabilan body butter. Daya lekat F1 pada suhu kamar dan suhu sejuk tidak terdapat perbedaan yang berarti bahwa suhu sejuk tidak mempengaruhi daya lekat body butter F1.
{"title":"Uji Stabilitas Fisik Body Butter Maserat Air Biji Kopi Hijau (Coffea canephora) pada Suhu Sejuk","authors":"Ni Ketut Sari, I. G. M. Surdanyana, Ni Made Dharma Shantini Suena","doi":"10.52689/higea.v13i2.363","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/higea.v13i2.363","url":null,"abstract":"Body butter termasuk sediaan krim, dimana krim merupakan sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Biji kopi hijau (Coffea canephora) mengandung asam klorogenat yang bermanfaat sebagai antioksidan. Biji kopi hijau cocok dibuat dalam bentuk sediaan body butter yang digunakan untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari. Kestabilan suatu sediaan sangat penting dalam menjaga mutu fisik sediaan hingga sampai ke tangan konsumen. Stabilitas body butter dipengaruhi oleh perubahan suhu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas fisik body butter maserat air biji kopi hijau (Coffea canephora) yang disimpan pada suhu sejuk. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental yang melakukan uji stabilitas fisik pada sediaan body butter yang dihasilkan dari penelitian sebelumnya. Body butter disimpan pada suhu sejuk dan pengujian dilakukan sebanyak 5 kali, setiap 2 minggu sekali selama 8 minggu. Uji mutu fisik body butter meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar dan uji daya lekat. Ketiga formula menunjukan bahwa sediaan body butter mengalami perubahan organoleptis, homogenitas, dan pH. Berdasarkan hasil analisis statistik, disimpulkan terdapat perbedaan stabilitas fisik yang bermakna antar formula (F1, F2, dan F3) body butter maserat air biji kopi hijau (Coffea canephora) selama penyimpanan di suhu sejuk. Terdapat perbedaaan bermakna antara stabilitas fisik suhu kamar dan suhu sejuk yang berarti bahwa suhu sejuk mempengaruhi kestabilan body butter. Daya lekat F1 pada suhu kamar dan suhu sejuk tidak terdapat perbedaan yang berarti bahwa suhu sejuk tidak mempengaruhi daya lekat body butter F1.","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"72 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125232639","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Plectranthus amboinicus merupakan tanaman yang telah lama digunakan sebagai obat dan makanan. Tumbuhan ini mengandung metabolit sekunder yang berhubungan dengan pemanfaatannya untuk pengobatan seperti tanin, saponin, flavonoid, glikosida steroid. Selain itu, kandungan daun dan batang Plectranthus amboinicus diantaranya adalah minyak atsiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pada konsentrasi minyak essensial daun Torbangun yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Aktivitas antibakteri ditentukan dengan metode uji difusi agar. Konsentrasi minyak essensial Daun Plectranthus amboinicus yang digunakan adalah 1%,2%, 4%,6% dan 8%. Hasil penelitian menunjukan minyak essensial Torbangun dengan konsentrasi 6 dan 8 % menunjukan aktifitas sebagai antibakteri yang sangat kuat dengan diameter hambat 20,23 dan 22,83 mm. Hasil ini menguatkan penggunaan Plectranthus amboinicus dapat digunakan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus.
{"title":"Isolasi dan Pengujian Aktivitas Antibakteri Minyak Essensial Daun Torbangun (Plectranthus Amboinicus (Lour.) Spreng terhadap Bakteri Staphylococcus aureus","authors":"Hilmarni Hilmarni, Devahimer Harsep Rosi, Ariya Eka Kusuma","doi":"10.52689/higea.v13i2.361","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/higea.v13i2.361","url":null,"abstract":"Plectranthus amboinicus merupakan tanaman yang telah lama digunakan sebagai obat dan makanan. Tumbuhan ini mengandung metabolit sekunder yang berhubungan dengan pemanfaatannya untuk pengobatan seperti tanin, saponin, flavonoid, glikosida steroid. Selain itu, kandungan daun dan batang Plectranthus amboinicus diantaranya adalah minyak atsiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pada konsentrasi minyak essensial daun Torbangun yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Aktivitas antibakteri ditentukan dengan metode uji difusi agar. Konsentrasi minyak essensial Daun Plectranthus amboinicus yang digunakan adalah 1%,2%, 4%,6% dan 8%. Hasil penelitian menunjukan minyak essensial Torbangun dengan konsentrasi 6 dan 8 % menunjukan aktifitas sebagai antibakteri yang sangat kuat dengan diameter hambat 20,23 dan 22,83 mm. Hasil ini menguatkan penggunaan Plectranthus amboinicus dapat digunakan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus.","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"125 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134166214","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-14DOI: 10.52689/higea.v13i2.372
Isna Wardaniati, Vini Gusmawarni
Lebah Trigona merupakan lebah asli asia yang tidak memiliki sengat dan menghasilkan propolis. Propolis digunakan untuk menutup sel-sel ruang heksagonal pada sarang lebah, komponen utama dari propolis adalah resin (flavonoid, asam fenolat, dan ester) atau getah tanaman yang dikumpulkan oleh lebah. Propolis bermanfaat sebagai antioksidan, antimikroba, anti-inflamasi, anti-pendarahan, anti-tumor, antihistamin, antijamur, menguatkan pembuluh darah, dan antivirus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ektrak etanol propolis lebah Trigona itama terhadap Strptococcus mutans, dengan metode difusi cakram pada media MHA dengan kloramfenikol sebagai kontrol positif dan DMSO sebagai kontrol negatif. Ekstrak dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 96%. Ekstrak yang didapat di encerkan menjadi 80%, 60% dan 40% menggunakan DMSO dengan pengenceran bertingkat. Hasil penelitian menunjukan terhadap zona hambat ektrak etanol propolis lebah Trigona itama terhadap Streptococcus mutans dengan konsentrasi 80%, 60%, dan 40% dengan rata-rata 11 mm, 9,3 mm dan 8 mm dan pada kloramfenikol sebesar 26,6 mm.
{"title":"Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Propolis Terhadap Streptococcus Mutans","authors":"Isna Wardaniati, Vini Gusmawarni","doi":"10.52689/higea.v13i2.372","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/higea.v13i2.372","url":null,"abstract":"Lebah Trigona merupakan lebah asli asia yang tidak memiliki sengat dan menghasilkan propolis. Propolis digunakan untuk menutup sel-sel ruang heksagonal pada sarang lebah, komponen utama dari propolis adalah resin (flavonoid, asam fenolat, dan ester) atau getah tanaman yang dikumpulkan oleh lebah. Propolis bermanfaat sebagai antioksidan, antimikroba, anti-inflamasi, anti-pendarahan, anti-tumor, antihistamin, antijamur, menguatkan pembuluh darah, dan antivirus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ektrak etanol propolis lebah Trigona itama terhadap Strptococcus mutans, dengan metode difusi cakram pada media MHA dengan kloramfenikol sebagai kontrol positif dan DMSO sebagai kontrol negatif. Ekstrak dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 96%. Ekstrak yang didapat di encerkan menjadi 80%, 60% dan 40% menggunakan DMSO dengan pengenceran bertingkat. Hasil penelitian menunjukan terhadap zona hambat ektrak etanol propolis lebah Trigona itama terhadap Streptococcus mutans dengan konsentrasi 80%, 60%, dan 40% dengan rata-rata 11 mm, 9,3 mm dan 8 mm dan pada kloramfenikol sebesar 26,6 mm. ","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"422 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126713650","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}