Pub Date : 2021-10-14DOI: 10.52689/higea.v13i2.373
Devahimer Harsep Rosi, D. Mulyani, Rahma Deni
Kulit jeruk merupakan bahan alam yang banyak dibuang walaupun banyak khasiat yang terkandung didalamnya. Minyak atsirik kulit jeruk mempunyai khasiat untuk kulit seperti membersihkan kulit (anti bakteri) dan memberi aroma yang menenangkan. Telah dilakukan penelitian formulasi sediaan sabun padat transparan minyak atsiri kulit jeruk (Citrus sinensis) (L.) Osbeck. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah minyak atsiri kulit jeruk dapat diformulasikan menjadi sabun padat transparanyang memenuhi persyaratan. Sediaan sabun padat transparandibuat sebanyak 4 formula dengan F0 (formula 0) sebagai basis dan penambahan minyak atsiri pada FI (formula I) sebanyak 2 mL, FII (formula II) sebanyak 4 mL, FII (formula II) sebanyak 6 mL. Selanjutnya dilakukan uji evaluasi fisik sediaan sabun padat transparanmeliputi pengamatan uji organoleptis, uji kadar air, uji pH, uji iritasi, dan uji tinggi busa. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa minyak atsiri kulit jeruk telah memenuhi persyaratan sabun padat transparan, evaluasi uji kadar air, uji pH , uji iritasi dan tinggi busa sudah memenuhi persyaratan.
橙子皮是一种被广泛抛弃的天然物质,尽管它有许多好处。柑橘皮上的油对皮肤有好处,如清洁(抗菌)和舒缓香味。研究过橘皮柑橘油(柑橘皮柑橘)透明、果皮浑浊的肥皂意愿配方。Osbeck。这项研究的目的是确定橘子皮中的atsiri油是否能被提炼成透明透明的固体肥皂Sediaan transparandibuat多达4固体肥皂的配方F0(0)作为基地和配方添加精油配方在菲(I) 2 mL FII (II)多达4毫升配方,FII (II)多达6毫升配方。接下来做身体评估测试Sediaan transparanmeliputi organoleptis试验,试验观察固体肥皂水,pH测试水平测试刺激,高泡沫。根据已经进行的研究,可以得出结论,橙色果皮油已经满足了透明固体肥皂的要求,水浓度测试、pH值、刺激测试和泡沫高度测试已经达到了要求。
{"title":"Formulasi Sediaan Sabun Padat Transparan Minyak Atsiri Kulit Jeruk (Citrus Sinensis) (L.) Osbeck","authors":"Devahimer Harsep Rosi, D. Mulyani, Rahma Deni","doi":"10.52689/higea.v13i2.373","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/higea.v13i2.373","url":null,"abstract":"Kulit jeruk merupakan bahan alam yang banyak dibuang walaupun banyak khasiat yang terkandung didalamnya. Minyak atsirik kulit jeruk mempunyai khasiat untuk kulit seperti membersihkan kulit (anti bakteri) dan memberi aroma yang menenangkan. Telah dilakukan penelitian formulasi sediaan sabun padat transparan minyak atsiri kulit jeruk (Citrus sinensis) (L.) Osbeck. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah minyak atsiri kulit jeruk dapat diformulasikan menjadi sabun padat transparanyang memenuhi persyaratan. Sediaan sabun padat transparandibuat sebanyak 4 formula dengan F0 (formula 0) sebagai basis dan penambahan minyak atsiri pada FI (formula I) sebanyak 2 mL, FII (formula II) sebanyak 4 mL, FII (formula II) sebanyak 6 mL. Selanjutnya dilakukan uji evaluasi fisik sediaan sabun padat transparanmeliputi pengamatan uji organoleptis, uji kadar air, uji pH, uji iritasi, dan uji tinggi busa. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa minyak atsiri kulit jeruk telah memenuhi persyaratan sabun padat transparan, evaluasi uji kadar air, uji pH , uji iritasi dan tinggi busa sudah memenuhi persyaratan.","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"299302 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116575895","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-09-19DOI: 10.52689/higea.v13i2.388
Valencia Perdana Rizal, Erlina Rustam, Fenty Anggrainy
Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) adalah penyakit tuberkulosis dengan resistansi kuman TB terhadap minimal OAT lini pertama yaitu isoniazid dan rifampisin. WHO mencatat bahwa Indonesia termasuk ke dalam 20 besar negara yang memiliki kasus MDR-TB terbanyak di dunia yaitu menempati posisi ke-5 dari periode 2016 sampai 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penderita MDR-TB di Bangsal Paru RSUP Dr.M. Djamil Padang periode 2018 – 2020. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan data rekam medis pasien MDR-TB di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jumlah sampel penelitian ini adalah 39 pasien yang telah didiagnosis MDR-TB. Hasil penelitian ini menunjukkan 25,64% pasien berada pada kelompok usia 25-34 tahun, pasien laki-laki 74,35%, bekerja 66,66%, bekas perokok 46,15%, IMT normal 51,28%, pasien dengan hasil pemeriksaan BTA sputum negatif sebanyak 20,51%, tidak ada riwayat penyakit TB dalam keluarga 69,23%, keluhan utama batuk 69,23%, kriteria suspect 1 84,61%, dan memiliki komorbid 76,92%. Kesimpulan penelitian ini adalah didapatkan karakteristik pasien MDR-TB terbanyak yaitu kelompok usia 25-34 tahun, laki-laki, bekerja, merupakan bekas perokok, IMT normal, hasil pemeriksaan BTA sputum negatif, tidak memiliki riwayat penyakit TB dalam keluarga, keluhan utama batuk, kriteria suspect 1, dan memiliki komorbid.
{"title":"Karakteristik Pasien Multidrug Resistant Tuberculosis yang Dirawat di Bangsal Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode 2018 – 2020","authors":"Valencia Perdana Rizal, Erlina Rustam, Fenty Anggrainy","doi":"10.52689/higea.v13i2.388","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/higea.v13i2.388","url":null,"abstract":"Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) adalah penyakit tuberkulosis dengan resistansi kuman TB terhadap minimal OAT lini pertama yaitu isoniazid dan rifampisin. WHO mencatat bahwa Indonesia termasuk ke dalam 20 besar negara yang memiliki kasus MDR-TB terbanyak di dunia yaitu menempati posisi ke-5 dari periode 2016 sampai 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penderita MDR-TB di Bangsal Paru RSUP Dr.M. Djamil Padang periode 2018 – 2020. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan data rekam medis pasien MDR-TB di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jumlah sampel penelitian ini adalah 39 pasien yang telah didiagnosis MDR-TB. Hasil penelitian ini menunjukkan 25,64% pasien berada pada kelompok usia 25-34 tahun, pasien laki-laki 74,35%, bekerja 66,66%, bekas perokok 46,15%, IMT normal 51,28%, pasien dengan hasil pemeriksaan BTA sputum negatif sebanyak 20,51%, tidak ada riwayat penyakit TB dalam keluarga 69,23%, keluhan utama batuk 69,23%, kriteria suspect 1 84,61%, dan memiliki komorbid 76,92%. Kesimpulan penelitian ini adalah didapatkan karakteristik pasien MDR-TB terbanyak yaitu kelompok usia 25-34 tahun, laki-laki, bekerja, merupakan bekas perokok, IMT normal, hasil pemeriksaan BTA sputum negatif, tidak memiliki riwayat penyakit TB dalam keluarga, keluhan utama batuk, kriteria suspect 1, dan memiliki komorbid.","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"81 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126242482","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-02DOI: 10.52689/HIGEA.V13I1.325
Z. Muslim, H. Laksono
Puskesmas yang menjadi salah satu tempat pelayanan kesehatan pertama. Untuk menjamin pelanyanan kesehatan yang baik di Puskesmas maka ketersediaan logistik kesehatan salah satunya obat harus dapat dijamin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dan menganalisa permasalahan terkait kondisi ketersediaan logistik obat di Puskesmas pada wilayah Kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam dan survei sebagai cara untuk mengumpulkan data. Data yang digunakan adalah voice recorder dan dokumen laporan ketersediaan obat di puskesmas. Informan penelitian ini sebanyak 14 orang yang terdiri dari Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, Plh Kepala UPTD Farmasi Dinkes Kota Bengkulu, Apoteker/Staf penanggung jawab farmasi di Puskesmas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan obat di Puskesmas wilayah Kota Bengkulu belum sesuai dengan kebutuhan puskesmas. Rata-rata persentase ketersediaan obat di Puskesmas mencapai 97% dan telah melampaui target yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu 95%, akan tetapi yang terjadi di lapangan adalah pemenuhan pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan obat tidak mencukupi. Pengadaan obat belum sesuai dengan LPLPO yang dibutuhkan oleh puskesmas. Disarankan Kementerian Kesehatan terkhususnya Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan melakukan evaluasi kembali dalam penggunaan Formulir Ketersediaan Obat di Puskesmas sebagai instrumen dalam penetapan sasaran kinerja.
{"title":"Evaluasi Sistem Pengadaan Terkait Ketersediaan Obat Di Puskesmas Wilayah Kota Bengkulu","authors":"Z. Muslim, H. Laksono","doi":"10.52689/HIGEA.V13I1.325","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/HIGEA.V13I1.325","url":null,"abstract":"Puskesmas yang menjadi salah satu tempat pelayanan kesehatan pertama. Untuk menjamin pelanyanan kesehatan yang baik di Puskesmas maka ketersediaan logistik kesehatan salah satunya obat harus dapat dijamin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dan menganalisa permasalahan terkait kondisi ketersediaan logistik obat di Puskesmas pada wilayah Kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam dan survei sebagai cara untuk mengumpulkan data. Data yang digunakan adalah voice recorder dan dokumen laporan ketersediaan obat di puskesmas. Informan penelitian ini sebanyak 14 orang yang terdiri dari Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, Plh Kepala UPTD Farmasi Dinkes Kota Bengkulu, Apoteker/Staf penanggung jawab farmasi di Puskesmas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan obat di Puskesmas wilayah Kota Bengkulu belum sesuai dengan kebutuhan puskesmas. Rata-rata persentase ketersediaan obat di Puskesmas mencapai 97% dan telah melampaui target yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu 95%, akan tetapi yang terjadi di lapangan adalah pemenuhan pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan obat tidak mencukupi. Pengadaan obat belum sesuai dengan LPLPO yang dibutuhkan oleh puskesmas. Disarankan Kementerian Kesehatan terkhususnya Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan melakukan evaluasi kembali dalam penggunaan Formulir Ketersediaan Obat di Puskesmas sebagai instrumen dalam penetapan sasaran kinerja.","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114777734","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-02DOI: 10.52689/HIGEA.V13I1.327
Krisyanella Krisyanella, Z. Muslim, Resva Meinisasti, P. Irawan
Madu dapat membantu menekan pertumbuhan bakteri tertentu melalui beberapa mekanisme salah satunya yaitu dari komposisi kandungan senyawa kimia yang berbeda-beda berdasarkan sumber pakan nektarnya. Perbedaan tersebut diduga mempengaruhi perbedaan aktivitas madu sebagai antibakteri. Jerawat adalah peradangan yang terjadi pada kulit akibat adanya infeksi bakteri pada kelenjar minyak yang tersumbat. Bakteri yang umum menginfeksi jerawat adalah Staphylococcus aureus dan Propinibacterium acne. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kandungan fitokimia dan uji aktivitas antibakteri madu hutan asli Bengkulu terhadap bakteri P.acne dan S. Aureus. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Pertama ditetapkan dulu kandungan fitokimia sampel madu, kemudian dilanjutkan dengan penetapan aktvitas antibakteri madu hutan terhadap bakteri P. acne dan S. aureus, potensi ini dilihat dari besarnya nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM). Sampel madu hutan memiliki kandungan metabolit sekunder. Madu A mengandung Alkaloid dan Terpenoid, Madu B mengandung terpenoid, Madu C mengandung Alkaloid, Madu D mengandung Flavonoid dan alkaloid, sementara Madu E dan F mengandung flavonoid. Dari hasil pengujian aktivitas antibakteri sampel madu hutan memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri S. aureus dan P.acne, namun efek aktibakteri paling baik terhadap bakteri S.aureus, dimana pada konsentrasi terkecil, madu masih memberikan daya hambat pada bakteri S.aureus. Madu hutan mengandung metabolit sekunder dan lebih berpotensi sebagai agen antibakteri terhadap bakteri S. aureus dibandingkan dengan pada bakteri P. acne
{"title":"Screening Fitokimia Dan Penetapan Potensi Madu Hutan Sebagai Agen Antibakteri Terhadap Bakteri Propinibacterium Acne dan Staphylococcus Aureus","authors":"Krisyanella Krisyanella, Z. Muslim, Resva Meinisasti, P. Irawan","doi":"10.52689/HIGEA.V13I1.327","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/HIGEA.V13I1.327","url":null,"abstract":"Madu dapat membantu menekan pertumbuhan bakteri tertentu melalui beberapa mekanisme salah satunya yaitu dari komposisi kandungan senyawa kimia yang berbeda-beda berdasarkan sumber pakan nektarnya. Perbedaan tersebut diduga mempengaruhi perbedaan aktivitas madu sebagai antibakteri. Jerawat adalah peradangan yang terjadi pada kulit akibat adanya infeksi bakteri pada kelenjar minyak yang tersumbat. Bakteri yang umum menginfeksi jerawat adalah Staphylococcus aureus dan Propinibacterium acne. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kandungan fitokimia dan uji aktivitas antibakteri madu hutan asli Bengkulu terhadap bakteri P.acne dan S. Aureus. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Pertama ditetapkan dulu kandungan fitokimia sampel madu, kemudian dilanjutkan dengan penetapan aktvitas antibakteri madu hutan terhadap bakteri P. acne dan S. aureus, potensi ini dilihat dari besarnya nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM). Sampel madu hutan memiliki kandungan metabolit sekunder. Madu A mengandung Alkaloid dan Terpenoid, Madu B mengandung terpenoid, Madu C mengandung Alkaloid, Madu D mengandung Flavonoid dan alkaloid, sementara Madu E dan F mengandung flavonoid. Dari hasil pengujian aktivitas antibakteri sampel madu hutan memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri S. aureus dan P.acne, namun efek aktibakteri paling baik terhadap bakteri S.aureus, dimana pada konsentrasi terkecil, madu masih memberikan daya hambat pada bakteri S.aureus. Madu hutan mengandung metabolit sekunder dan lebih berpotensi sebagai agen antibakteri terhadap bakteri S. aureus dibandingkan dengan pada bakteri P. acne","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133182824","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-02DOI: 10.52689/HIGEA.V13I1.324
D. Fitri, Dedri Syafei, Cahya Purnama Sari
Aplikasi teknologi nano dalam bidang farmasi mempunyai berbagai keunggulan antara lain dapat meningkatkan kelarutan senyawa, mengurangi dosis pengobatan dan meningkatkan absorbsi. Nanopartikel yang dibuat dari reaksi sambung silang antara kitosan dengan NaTPP memiliki efisieni penjerapan yang tinggi, kandungan zat aktif tinggi serta kestabilan yang baik. Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) tidak termasuk ke dalam tanaman pangan, sehingga pemanfaatannya sebagai bahan baku obat diharapkan tidak mengganggu stabilitas harga pangan maka perlu dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik nanopartikel ekstrak etanol 70% daun jarak pagar dengan kosentrasi kitosan 0,2% dan NaTPP 0,1% dengan beberapa perbandingan volume kitosan dan NaTPP 3:1, 2:1, 5:1 menggunakan metode gelasi ionic. Nanopartikel dibuat dengan 3 perbandingan volume larutan masing-masing formula 3:1, 2:1, 5:1. Berdasarkan hasil karakterisasi nanopartikel ekstrak etanol 70% daun jarak pagar pada parameter uji ukuran partikel, zeta potensial, dan morfologi partikel didapatkan perbandingan optimal pada formula 2:1 mempunyai rata-rata ukuran partikel 284,1 nm, indeks polidispersitas 0,460, nilai zeta potensial +34,5 mV dan bentuk morfologi dengan bentuk agregat longgar dan permukaan yang tidak rata.
{"title":"Karakteristik Nanopartikel Ekstrak Etanol 70% Daun Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) dengan Metode Gelasi Ionik","authors":"D. Fitri, Dedri Syafei, Cahya Purnama Sari","doi":"10.52689/HIGEA.V13I1.324","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/HIGEA.V13I1.324","url":null,"abstract":"Aplikasi teknologi nano dalam bidang farmasi mempunyai berbagai keunggulan antara lain dapat meningkatkan kelarutan senyawa, mengurangi dosis pengobatan dan meningkatkan absorbsi. Nanopartikel yang dibuat dari reaksi sambung silang antara kitosan dengan NaTPP memiliki efisieni penjerapan yang tinggi, kandungan zat aktif tinggi serta kestabilan yang baik. Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) tidak termasuk ke dalam tanaman pangan, sehingga pemanfaatannya sebagai bahan baku obat diharapkan tidak mengganggu stabilitas harga pangan maka perlu dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik nanopartikel ekstrak etanol 70% daun jarak pagar dengan kosentrasi kitosan 0,2% dan NaTPP 0,1% dengan beberapa perbandingan volume kitosan dan NaTPP 3:1, 2:1, 5:1 menggunakan metode gelasi ionic. Nanopartikel dibuat dengan 3 perbandingan volume larutan masing-masing formula 3:1, 2:1, 5:1. Berdasarkan hasil karakterisasi nanopartikel ekstrak etanol 70% daun jarak pagar pada parameter uji ukuran partikel, zeta potensial, dan morfologi partikel didapatkan perbandingan optimal pada formula 2:1 mempunyai rata-rata ukuran partikel 284,1 nm, indeks polidispersitas 0,460, nilai zeta potensial +34,5 mV dan bentuk morfologi dengan bentuk agregat longgar dan permukaan yang tidak rata.","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127946580","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-04-14DOI: 10.52689/higea.v13i1.392
Hendri Satria Kamal Uyun, Deddi Prima Putra, Amri Bakhtiar
Gambir merupakan ekstrak daun dan ranting tanaman Uncaria gambir (Hunter) Roxb yang diolah dengan cara perebusan, pengempaan, penirisan pencetakan dan pengeringan. Tujuan penelitian adalah mengamati pengaruh kempa hidrolik dan kempa ulir pada proses pengolahan gambir dengan atau tanpa perajangan. Setiap metode dilakukan dua kali pengempaan. Analisis mutu berdasarkan SNI 01-3391-2000. Hasil penelitian menunjukkan rendemen gambir yang paling tinggi diperoleh dengan cara kempa ulir dengan perajangan yaitu (5,57 % ± 0,60) diikuti secara berturut turut kempa ulir tanpa perajangan (4,37% ±0,78), kempa hidraulik dengan perajagan (3,56% ± 0,26) dan kempa hidraulik tanpa perajangan (3,08% ± 0,23). Rendemen gambir yang diperoleh pada kempa kedua ulir tanpa perajangan dan tanpa perajangan menunjukkan hasil yang sama (0,9% ± 0,32 dan 0,9% ± 0,19) yang diikuti kempa hidraulik dengan perajagan (0,66% ± 0.09) dan kempa hidraulik tanpa perajangan (0,55% ±0,20). Gambir yang diolah dengan kempa hidraulik dan kempa ulir pada kempa pertama baik yang tidak dirajang maupun dirajang demikian pula halnya dengan gambir yang diolah dengan kempa Hidraulik kempa kedua baik yang tidak rajang maupun dirajang memenuhi standar SNI untuk mutu 1. Sedangkan gambir yang diolah dengan kempa ulir kempa kedua baik tidak dirajang maupun dirajang tidak memenuhi persyaratan SNI untuk mutu 1 maupun mutu 2.
{"title":"Optimasi Pengolahan Gambir Dengan Kempa Hidraulik Dan Kempa Ulir","authors":"Hendri Satria Kamal Uyun, Deddi Prima Putra, Amri Bakhtiar","doi":"10.52689/higea.v13i1.392","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/higea.v13i1.392","url":null,"abstract":"Gambir merupakan ekstrak daun dan ranting tanaman Uncaria gambir (Hunter) Roxb yang diolah dengan cara perebusan, pengempaan, penirisan pencetakan dan pengeringan. Tujuan penelitian adalah mengamati pengaruh kempa hidrolik dan kempa ulir pada proses pengolahan gambir dengan atau tanpa perajangan. Setiap metode dilakukan dua kali pengempaan. Analisis mutu berdasarkan SNI 01-3391-2000. Hasil penelitian menunjukkan rendemen gambir yang paling tinggi diperoleh dengan cara kempa ulir dengan perajangan yaitu (5,57 % ± 0,60) diikuti secara berturut turut kempa ulir tanpa perajangan (4,37% ±0,78), kempa hidraulik dengan perajagan (3,56% ± 0,26) dan kempa hidraulik tanpa perajangan (3,08% ± 0,23). Rendemen gambir yang diperoleh pada kempa kedua ulir tanpa perajangan dan tanpa perajangan menunjukkan hasil yang sama (0,9% ± 0,32 dan 0,9% ± 0,19) yang diikuti kempa hidraulik dengan perajagan (0,66% ± 0.09) dan kempa hidraulik tanpa perajangan (0,55% ±0,20). Gambir yang diolah dengan kempa hidraulik dan kempa ulir pada kempa pertama baik yang tidak dirajang maupun dirajang demikian pula halnya dengan gambir yang diolah dengan kempa Hidraulik kempa kedua baik yang tidak rajang maupun dirajang memenuhi standar SNI untuk mutu 1. Sedangkan gambir yang diolah dengan kempa ulir kempa kedua baik tidak dirajang maupun dirajang tidak memenuhi persyaratan SNI untuk mutu 1 maupun mutu 2.","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128070480","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-03-14DOI: 10.52689/HIGEA.V13I1.328
Deri Islami, Lovera Anggraini, Isna Wardaniati
Senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan Antioksidan dapat digunakan menghilangkan, mencegah pembentukan radikal bebas di dalam tubuh. Senyawa yang bersifat sebagai antioksidan ini bekerja dengan cara menghambat radikal bebas untuk menghentikan reaksi oksidatif molekul-molekul yang tidak stabil di dalam tubuh dan menyerang makromolekul termasuk protein, DNA, dan lipid yang menyebabkan kerusakan pada sel/jaringan. Tanaman Matoa (Pometia pinnata) merupakan jenis tanaman dari famili Sapindaceae yang telah digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional. Pada penelitian ini telah dilakukan uji aktivitas antioksidan dan skrining fitokimia dari ekstrak n-heksana, ekstrak etil asetat serta ekstrak etanol daun matoa. Aktivitas antioksidan diuji menggunakan metode DPPH radikal bebas. Hasil uji aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa ekstrak etanol dari daun matoa memiliki aktivitas yang tinggi dengan IC50 1,403 μg/mL , namun ekstrak etil asetat dan n-heksana juga juga masih dikatakan aktif dalam uji DPPH dengan nilai IC50 masing-masing sebesar 261,07 μg/mL dan 306,49 μg/mL. Pada Pengujian Skrining fitokimia masing-masing ekstrah menunjukan bahwa daun matoa ini mengandung senyawa metabolit sekunder golongan flavonoid, Steroid, Tanin dan Saponin. Temuan keseluruhan menunjukkan potensi ekstrak etanol dan etil asetat daun matoa untuk penelitian lanjutan sebagai obat herbal karena hasil menunjukkan aktivitas antioksidan yang baik.
{"title":"Aktivitas Antioksidan dan Skrining Fitokimia dari Ekstrak Daun Matoa Pometia pinnata","authors":"Deri Islami, Lovera Anggraini, Isna Wardaniati","doi":"10.52689/HIGEA.V13I1.328","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/HIGEA.V13I1.328","url":null,"abstract":"Senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan Antioksidan dapat digunakan menghilangkan, mencegah pembentukan radikal bebas di dalam tubuh. Senyawa yang bersifat sebagai antioksidan ini bekerja dengan cara menghambat radikal bebas untuk menghentikan reaksi oksidatif molekul-molekul yang tidak stabil di dalam tubuh dan menyerang makromolekul termasuk protein, DNA, dan lipid yang menyebabkan kerusakan pada sel/jaringan. Tanaman Matoa (Pometia pinnata) merupakan jenis tanaman dari famili Sapindaceae yang telah digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional. Pada penelitian ini telah dilakukan uji aktivitas antioksidan dan skrining fitokimia dari ekstrak n-heksana, ekstrak etil asetat serta ekstrak etanol daun matoa. Aktivitas antioksidan diuji menggunakan metode DPPH radikal bebas. Hasil uji aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa ekstrak etanol dari daun matoa memiliki aktivitas yang tinggi dengan IC50 1,403 μg/mL , namun ekstrak etil asetat dan n-heksana juga juga masih dikatakan aktif dalam uji DPPH dengan nilai IC50 masing-masing sebesar 261,07 μg/mL dan 306,49 μg/mL. Pada Pengujian Skrining fitokimia masing-masing ekstrah menunjukan bahwa daun matoa ini mengandung senyawa metabolit sekunder golongan flavonoid, Steroid, Tanin dan Saponin. Temuan keseluruhan menunjukkan potensi ekstrak etanol dan etil asetat daun matoa untuk penelitian lanjutan sebagai obat herbal karena hasil menunjukkan aktivitas antioksidan yang baik.","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133473541","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-03-14DOI: 10.52689/higea.v13i1.360
Irene Puspa Dewi, Verawaty Verawaty, Suzana Devi, Dewi Kartika
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek ekstrak etanol bawang putih tunggal (Allium sativum L.) terhadap kadar kolesterol darah mencit. Bawang putih tunggal mengandung senyawa organosulfur yaitu alicin yang memberikan aroma tajam dan bertanggungjawab dalam memberikan aktivitas farmakologi. Pengujian dilakukan dengan mengelompokkan mencit menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, kelompok dosis 1 dan kelompok dosis 2. Mencit kelompok kontrol negatif diberi makanan dan minuman yang cukup, mencit kelompok kontrol positif diberi kuning telur puyuh 2% berat badan, mencit kelompok dosis 1 diberi kuning telur puyuh 2% berat badan dan ekstrak etanol bawang putih tunggal 0,007 g/hari, mencit kelompok dosis 2 diberi kuning telur puyuh 2% berat badan dan ekstrak etanol bawang putih tunggal 0,014 g/hari. Hasil yang didapatkan rata-rata kadar kolesterol darah mencit pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dosis 1 dan dosis 2 berturut-turut adalah 121.4 mg / dl, 152.6 mg / dl, 144.4 mg / dl, and 146.6 mg / dl. Dari data tersebut disimpulkan bahwa pada dosis 0,007 g/hari dan dosis 0,014 g/hari, ekstrak etanol bawang putih tunggal dapat menurunkan kadar kolesterol darah mencit yang diberi kuning telur puyuh.
{"title":"Pengaruh Ekstrak Etanol Bawang Putih Tunggal (Allium sativum L.) Terhadap Kadar Kolesterol Mencit Putih (Mus musculus)","authors":"Irene Puspa Dewi, Verawaty Verawaty, Suzana Devi, Dewi Kartika","doi":"10.52689/higea.v13i1.360","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/higea.v13i1.360","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek ekstrak etanol bawang putih tunggal (Allium sativum L.) terhadap kadar kolesterol darah mencit. Bawang putih tunggal mengandung senyawa organosulfur yaitu alicin yang memberikan aroma tajam dan bertanggungjawab dalam memberikan aktivitas farmakologi. Pengujian dilakukan dengan mengelompokkan mencit menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, kelompok dosis 1 dan kelompok dosis 2. Mencit kelompok kontrol negatif diberi makanan dan minuman yang cukup, mencit kelompok kontrol positif diberi kuning telur puyuh 2% berat badan, mencit kelompok dosis 1 diberi kuning telur puyuh 2% berat badan dan ekstrak etanol bawang putih tunggal 0,007 g/hari, mencit kelompok dosis 2 diberi kuning telur puyuh 2% berat badan dan ekstrak etanol bawang putih tunggal 0,014 g/hari. Hasil yang didapatkan rata-rata kadar kolesterol darah mencit pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dosis 1 dan dosis 2 berturut-turut adalah 121.4 mg / dl, 152.6 mg / dl, 144.4 mg / dl, and 146.6 mg / dl. Dari data tersebut disimpulkan bahwa pada dosis 0,007 g/hari dan dosis 0,014 g/hari, ekstrak etanol bawang putih tunggal dapat menurunkan kadar kolesterol darah mencit yang diberi kuning telur puyuh.","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"297 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122089799","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-03-14DOI: 10.52689/HIGEA.V13I1.357
Rahimatul Uthia, R. IraOktaviani
Penelitian ini untuk melihat pengaruh tepung tulang Patin (Pangasius hypopthalmus) terhadap pertumbuhan janin mencit. Penelitian ini diawali dengan pembuatan tepung tulang Patin dengan menggunakan autoklaf, metode pemanasan bertekanan, kemudian ditentukan tepung proksimatnya. Tepung diformulasi 2% BB dengan memvariasikan dosis dalam kelipatan 2 yang masing-masing disuspensikan ke dalam 0,5% NaCMC, dan satu kelompok kontrol. Tepung tersebut diberikan kepada mencit pada hari ke-6 sampai ke-15 kebuntingan kemudian hanya diberikan dan diminum sampai hari ke-18 hewan diberi makan dan minum saja. Laparotomi dilakukan pada hari ke-18. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung terigu berbentuk serbuk halus dan lembut, berwarna putih, tidak berasa/hambar dan berbau sedikit amis. Rendemen tepung adalah 1,75 % kadar air tepung 7,6856 %, kadar abu 51,58 %, karbohidrat 0 %, protein 24,11 %, lemak total 12,75 %; Kalsium 6,124%, Fe 1,38 x 10-4%; Zn 3,614 x 10-3%; P 19,8521%. Dalam pengamatan bobot badan induk, pemberian preparat tes berpengaruh terhadap bobot badan induk (p<0,05), yaitu dosis tepung 0,4 g (p<0,05). Sedangkan pengamatan berat badan janin menunjukkan bahwa pemberian preparat berpengaruh nyata terhadap berat badan janin (p<0,05) dimana dosis yang berpengaruh terhadap peningkatan berat badan janin adalah 0,1 g (p<0,05). Berbeda dengan panjang janin, pemberian preparat tidak berpengaruh nyata terhadap panjang janin (p>0,05). Kerangka janin tidak menunjukkan perubahan yang signifikan, dan organ janin selesai atau tidak ditemukan efek teratogenik.
这项研究是为了研究帕丁骨粉对胎儿小肠生长的影响。这项研究首先使用autoklaf,加压加热方法,然后根据淀粉的成分来确定淀粉的成分。面粉是由2的倍数变化而形成的,每个剂量悬挂在0.5%的NaCMC和一个控制组中。这种面粉在第6天至15个花园中分发,然后只分发和饮用,直到第18天动物被喂养和饮用。18日进行腹腔镜检查。研究表明,小粉呈微颗粒状,呈白色,无味,带有轻微的腥味。面粉浸泡量为7.6856 %,粉末含量为51.58 %,碳水化合物含量为0.24%,蛋白质为24% %,总脂肪为12.75 %;6124%, Fe 1.38×10-4%;Zn 3,614乘以10-3%;P 19,8521%。在对宿主体重的观察中,介质对宿主体重的影响(p0.05)。胎儿骨骼没有明显的变化,胎儿的器官是完整的,或者没有发现任何致癌效果。
{"title":"Pengaruh Pemberian Tepung Tulang Ikan Patin (Pangasius Hypopthalmus) Terhadap Perkembangan Fetus Mencit (Mus Musculus L.)","authors":"Rahimatul Uthia, R. IraOktaviani","doi":"10.52689/HIGEA.V13I1.357","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/HIGEA.V13I1.357","url":null,"abstract":"Penelitian ini untuk melihat pengaruh tepung tulang Patin (Pangasius hypopthalmus) terhadap pertumbuhan janin mencit. Penelitian ini diawali dengan pembuatan tepung tulang Patin dengan menggunakan autoklaf, metode pemanasan bertekanan, kemudian ditentukan tepung proksimatnya. Tepung diformulasi 2% BB dengan memvariasikan dosis dalam kelipatan 2 yang masing-masing disuspensikan ke dalam 0,5% NaCMC, dan satu kelompok kontrol. Tepung tersebut diberikan kepada mencit pada hari ke-6 sampai ke-15 kebuntingan kemudian hanya diberikan dan diminum sampai hari ke-18 hewan diberi makan dan minum saja. Laparotomi dilakukan pada hari ke-18. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung terigu berbentuk serbuk halus dan lembut, berwarna putih, tidak berasa/hambar dan berbau sedikit amis. Rendemen tepung adalah 1,75 % kadar air tepung 7,6856 %, kadar abu 51,58 %, karbohidrat 0 %, protein 24,11 %, lemak total 12,75 %; Kalsium 6,124%, Fe 1,38 x 10-4%; Zn 3,614 x 10-3%; P 19,8521%. Dalam pengamatan bobot badan induk, pemberian preparat tes berpengaruh terhadap bobot badan induk (p<0,05), yaitu dosis tepung 0,4 g (p<0,05). Sedangkan pengamatan berat badan janin menunjukkan bahwa pemberian preparat berpengaruh nyata terhadap berat badan janin (p<0,05) dimana dosis yang berpengaruh terhadap peningkatan berat badan janin adalah 0,1 g (p<0,05). Berbeda dengan panjang janin, pemberian preparat tidak berpengaruh nyata terhadap panjang janin (p>0,05). Kerangka janin tidak menunjukkan perubahan yang signifikan, dan organ janin selesai atau tidak ditemukan efek teratogenik.","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131181122","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-03-14DOI: 10.52689/HIGEA.V13I1.350
D. Bakhtra, Anzharni Fajrina, Andre Villano Prasetiadi
Senyawa sitotoksik merupakan senyawa yang dapat membunuh dan menghambat pertumbuhan sel yang sedang berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas sitotoksik daun pandan (Pandanus amaryllifolius). Simplisia daun pandan amaryllifolius dimaserasi menggunakan etanol 70% dan difraksinasi menggunakan beberapa pelarut, n-heksana, etil asetat, dan air. Skrining fitokimia dilakukan pada setiap fraksi. Uji aktivitas fraksi dengan variasi konsentrasi menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test. Dari hasil penelitian didapatkan bobot ekstrak etanol 129 g, fraksi berat heksana 6,5 g, fraksi etil asetat 8,8 g, dan fraksi air 15,5 g. Kandungan fitokimia fraksi n-heksana adalah tanin dan fenol. Fraksi etil asetat adalah flavonoid, tanin, fenol, dan steroid, dan fraksi udara adalah saponin, tanin, dan fenol. Hasil skrining aktivitas sitotoksik menunjukkan nilai LC50 fraksi heksana sebesar 50,35 µg/ml, fraksi etil asetat sebesar 37,1 µg/ml, dan fraksi air sebesar 1033 µg/ml. Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan fraksi etil asetat merupakan fraksi yang paling poten dan berpotensi sebagai kemopreventif.
{"title":"Uji Aktivitas Sitotoksik Fraksi Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius) DenganMetode Brine Shrimp Lethality Test","authors":"D. Bakhtra, Anzharni Fajrina, Andre Villano Prasetiadi","doi":"10.52689/HIGEA.V13I1.350","DOIUrl":"https://doi.org/10.52689/HIGEA.V13I1.350","url":null,"abstract":"Senyawa sitotoksik merupakan senyawa yang dapat membunuh dan menghambat pertumbuhan sel yang sedang berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas sitotoksik daun pandan (Pandanus amaryllifolius). Simplisia daun pandan amaryllifolius dimaserasi menggunakan etanol 70% dan difraksinasi menggunakan beberapa pelarut, n-heksana, etil asetat, dan air. Skrining fitokimia dilakukan pada setiap fraksi. Uji aktivitas fraksi dengan variasi konsentrasi menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test. Dari hasil penelitian didapatkan bobot ekstrak etanol 129 g, fraksi berat heksana 6,5 g, fraksi etil asetat 8,8 g, dan fraksi air 15,5 g. Kandungan fitokimia fraksi n-heksana adalah tanin dan fenol. Fraksi etil asetat adalah flavonoid, tanin, fenol, dan steroid, dan fraksi udara adalah saponin, tanin, dan fenol. Hasil skrining aktivitas sitotoksik menunjukkan nilai LC50 fraksi heksana sebesar 50,35 µg/ml, fraksi etil asetat sebesar 37,1 µg/ml, dan fraksi air sebesar 1033 µg/ml. Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan fraksi etil asetat merupakan fraksi yang paling poten dan berpotensi sebagai kemopreventif.","PeriodicalId":286004,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Higea","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114670504","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}