Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan infromasi, mengenai strategi bertahan hidup keluarga petani karet di Desa Jeriji Bangka Selatan pada masa pandemi Covid-19. Mayoritas masyarakat di Desa Jeriji ini hampir 60% bermata pencaharian sebagai petani karet. Penelitian ini merupakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif dengan jenis dan sumber data untuk menjawab masalah ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan diskusi dengan keluarga petani karet. Sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui sumber lain berupa dokumen-dokumen. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kondisi kehidupan keluarga petani karet di Desa Jeriji pada masa pandemi Covid-19 yang dipengaruhi beberapa faktor, yakni : 1) pendapatan ekonomi keluarga pada masa pandemi Covid-19, 2) harga jual beli karet berfluktuasi semakin rendah, 3) perubahan musim cuaca, 4) harga kebutuhan pokok semakin meningkat. Dari kondisi kehidupan keluarga petani karet di Desa Jeriji berada pada garis kemiskinan dan untuk terus bertahan hidup sejumlah keluarga petani karet di Desa Jeriji melakukan strategi atau mekanisme survival, yakni : 1) strategi alternative subsistensi, 2) strategi mengikat sabuk lebih kencang, 3) strategi jaringan/ relasi jaringan social. Strategi ini mereka lakukan agar dapat terus bertahan hidup yang akan datang.
{"title":"Strategi Bertahan Hidup Petani (Studi pada Keluarga Petani Karet di Desa Jeriji pada Masa Pandemi Covid-19)","authors":"Anisa Nur Fajri","doi":"10.52000/jsi.v1i3.47","DOIUrl":"https://doi.org/10.52000/jsi.v1i3.47","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan infromasi, mengenai strategi bertahan hidup keluarga petani karet di Desa Jeriji Bangka Selatan pada masa pandemi Covid-19. Mayoritas masyarakat di Desa Jeriji ini hampir 60% bermata pencaharian sebagai petani karet. Penelitian ini merupakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif dengan jenis dan sumber data untuk menjawab masalah ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan diskusi dengan keluarga petani karet. Sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui sumber lain berupa dokumen-dokumen. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kondisi kehidupan keluarga petani karet di Desa Jeriji pada masa pandemi Covid-19 yang dipengaruhi beberapa faktor, yakni : 1) pendapatan ekonomi keluarga pada masa pandemi Covid-19, 2) harga jual beli karet berfluktuasi semakin rendah, 3) perubahan musim cuaca, 4) harga kebutuhan pokok semakin meningkat. Dari kondisi kehidupan keluarga petani karet di Desa Jeriji berada pada garis kemiskinan dan untuk terus bertahan hidup sejumlah keluarga petani karet di Desa Jeriji melakukan strategi atau mekanisme survival, yakni : 1) strategi alternative subsistensi, 2) strategi mengikat sabuk lebih kencang, 3) strategi jaringan/ relasi jaringan social. Strategi ini mereka lakukan agar dapat terus bertahan hidup yang akan datang.","PeriodicalId":30123,"journal":{"name":"Journal of Systems Integration","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"70650346","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yaitu setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Kewajiban yang disebutkan diatas, pelaksanaannya meliputi upaya kesehatan perseorangan, upaya kesehatan masyarakat, dan pembangunan berwawasan kesehatan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis inovasi yang dilakukan pada ketiga daerah tersebut dalam upaya masyarakat memajukan meningkatkan kualitas daerah dalam hal fasilitas kesehatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualititatif. Populasi pada penelitian ini adalah daerah yang telah melakukan inovasi dalam bidang kesehatan. Sedangkan subjek penelitiannya yaitu pada Kabupaten Bangka, Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Garut. Dimana, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis inovasi yang dilakukan pada ketiga daerah tersebut dalam upaya masyarakat memajukan meningkatkan kualitas daerah dalam hal fasilitas kesehatan. Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan banyaknya inovasi yang dilakukan oleh berbagai daerah menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan sudah tercipta. Hal yang selanjutnya harus dilakukan adalah dengan mempertahankan budaya inovasi ini untuk terus berkembang agar kehidupan masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan dapat lebih berkualitas. Dimana,hasil inovasi yang dilakukan oleh Kabupaten Bangka salah satunya adalah berhasil menurunkan Angka Kematian Ibu sebanyak 50 % dari jumlah kasus 12 ibu pada tahun 2015 menjadi 6 ibu pada tahun 2016. Kemudian, hasil novasi yang dilakukan pada Kabupaten Gresik salah satunya adalah Pelayanan Pasien TB Resisten Obat yaitu penatalaksanaan TB MDR yang komprehensif dan mudahnya akses dan kenyamanan pelayanan. Tak hanya pada dua Kabupaten tersebut, inovasi yang dilakukan oleh Kabupaten Garut pun memperoleh hasil, dimana salah satunya adalah adanya penyuluhan di Sekolah yg dilaksanakan pemeriksaan Hb Remat.
{"title":"Peningkatan Layanan Kesehatan Dalam Upaya Menekan Angka Kematian Melalui Program Inovasi Pada Masyarakat Kabupaten Bangka, Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Garut","authors":"Ediy Rofik","doi":"10.52000/JSI.V1I2.30","DOIUrl":"https://doi.org/10.52000/JSI.V1I2.30","url":null,"abstract":"Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yaitu setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Kewajiban yang disebutkan diatas, pelaksanaannya meliputi upaya kesehatan perseorangan, upaya kesehatan masyarakat, dan pembangunan berwawasan kesehatan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis inovasi yang dilakukan pada ketiga daerah tersebut dalam upaya masyarakat memajukan meningkatkan kualitas daerah dalam hal fasilitas kesehatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualititatif. Populasi pada penelitian ini adalah daerah yang telah melakukan inovasi dalam bidang kesehatan. Sedangkan subjek penelitiannya yaitu pada Kabupaten Bangka, Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Garut. Dimana, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis inovasi yang dilakukan pada ketiga daerah tersebut dalam upaya masyarakat memajukan meningkatkan kualitas daerah dalam hal fasilitas kesehatan. Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan banyaknya inovasi yang dilakukan oleh berbagai daerah menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan sudah tercipta. Hal yang selanjutnya harus dilakukan adalah dengan mempertahankan budaya inovasi ini untuk terus berkembang agar kehidupan masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan dapat lebih berkualitas. Dimana,hasil inovasi yang dilakukan oleh Kabupaten Bangka salah satunya adalah berhasil menurunkan Angka Kematian Ibu sebanyak 50 % dari jumlah kasus 12 ibu pada tahun 2015 menjadi 6 ibu pada tahun 2016. Kemudian, hasil novasi yang dilakukan pada Kabupaten Gresik salah satunya adalah Pelayanan Pasien TB Resisten Obat yaitu penatalaksanaan TB MDR yang komprehensif dan mudahnya akses dan kenyamanan pelayanan. Tak hanya pada dua Kabupaten tersebut, inovasi yang dilakukan oleh Kabupaten Garut pun memperoleh hasil, dimana salah satunya adalah adanya penyuluhan di Sekolah yg dilaksanakan pemeriksaan Hb Remat.","PeriodicalId":30123,"journal":{"name":"Journal of Systems Integration","volume":"1 1","pages":"12-22"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49293944","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi latar belakang dan permasalahan terkait kemunculan Gepeng di Kota Pangkalpinang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknik sampling menggunakan snowball sampling dan diperoleh Informan dalam penelitian ini adalah 15 orang yang terdiri dari 10 orang gelandangan dan pengemis Kota Pangkalpinang, 2 orang Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Pangkalpinang dan 3 orang Masyarakat sekitaran Kota Pangkalpinang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian berasal dari data primer dan sekunder. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dari lapangan bahwa faktor yang melatarbelakangi munculya gelandangan-pengemis di Kota Pangkalpinang mencakup dua hal yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal disini merupakan faktor yang dikarenakan berasal dari diri para gepeng seperti cacat fisik, penyakit bawaan, dan usia lanjut. Kedua, faktor eksternal yang menyebabkan seseorang memilih hidup sebagai gepeng dapat berupa tekanan ekonomi, keterbatasan pendidikan, minim keterampilan, lingkungan. Permasalahan yang muncul akibat maraknya gepeng di Kota Pangkalpinang ialah masalah lingkungan, masalah kependudukan, masalah kriminalitas. Pertama, Masalah lingkungan dapat dijelaskan bahwa keberadaan gepeng merusak tata kota. Kedua, Masalah kependudukan dapat disimpulkan bahwa mayoritas dari mereka tidak mempunyai kartu indetitas dari (RT/RW) setempat. Ketiga, masalah kriminalitas.
{"title":"Strategi Penanganan Gelandang Pengemis (GEPENG) Di Kota Pangkalpinang","authors":"Revira Maryolinda","doi":"10.52000/JSI.V1I2.24","DOIUrl":"https://doi.org/10.52000/JSI.V1I2.24","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi latar belakang dan permasalahan terkait kemunculan Gepeng di Kota Pangkalpinang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknik sampling menggunakan snowball sampling dan diperoleh Informan dalam penelitian ini adalah 15 orang yang terdiri dari 10 orang gelandangan dan pengemis Kota Pangkalpinang, 2 orang Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Pangkalpinang dan 3 orang Masyarakat sekitaran Kota Pangkalpinang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian berasal dari data primer dan sekunder. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dari lapangan bahwa faktor yang melatarbelakangi munculya gelandangan-pengemis di Kota Pangkalpinang mencakup dua hal yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal disini merupakan faktor yang dikarenakan berasal dari diri para gepeng seperti cacat fisik, penyakit bawaan, dan usia lanjut. Kedua, faktor eksternal yang menyebabkan seseorang memilih hidup sebagai gepeng dapat berupa tekanan ekonomi, keterbatasan pendidikan, minim keterampilan, lingkungan. Permasalahan yang muncul akibat maraknya gepeng di Kota Pangkalpinang ialah masalah lingkungan, masalah kependudukan, masalah kriminalitas. Pertama, Masalah lingkungan dapat dijelaskan bahwa keberadaan gepeng merusak tata kota. Kedua, Masalah kependudukan dapat disimpulkan bahwa mayoritas dari mereka tidak mempunyai kartu indetitas dari (RT/RW) setempat. Ketiga, masalah kriminalitas.","PeriodicalId":30123,"journal":{"name":"Journal of Systems Integration","volume":"1 1","pages":"51-61"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49449920","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini mengkaji tentang Analisis Tren Green Lifestyle Pada Mahasiswa Universitas Bangka Belitung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi tren green lifestyle pada mahasiswa Universitas Bangka Belitung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan observasi, wawancara lansung dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini guna menganalisis permasalahan dalam penelitian ini adalah teori ekosentrisme (deep ecology) dari Arne Naess yaitu dalam tiga nilai antara lain nilai normatif, nilai kebijakan, dan nilai gaya hidup. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa fenomena ini berkembang dan diketahui oleh mahasiswa lewat media sosial yang kemudian didukung oleh situasi lingkungan yang sedang menghadapi pandemi covid-19, kemudian didorong oleh beberapa faktor seperti tren gaya hidup dan juga lingkungan sosial yang akhirnya menciptkan kebiasaan baru dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa di Universitas Bangka Belitung dalam bentuk gaya hidup ramah lingkungan. Kemunculan tren ini akhirnya memberikan cara baru dalam perubahan di diri individu untuk lebih sadar terhadap kelestarian lingkungan. Gaya hidup yang dikemas lebih ramah lingkungan dan juga memberikan inovasi baru untuk mengurangi timbunan sampah industri.
{"title":"Analisis Fenomena Tren Green Lifestyle Pada Mahasiswa Universitas Bangka Belitung","authors":"Dewi Fortuna Islamiati, P. Saputra","doi":"10.52000/JSI.V1I2.22","DOIUrl":"https://doi.org/10.52000/JSI.V1I2.22","url":null,"abstract":"Penelitian ini mengkaji tentang Analisis Tren Green Lifestyle Pada Mahasiswa Universitas Bangka Belitung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi tren green lifestyle pada mahasiswa Universitas Bangka Belitung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan observasi, wawancara lansung dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini guna menganalisis permasalahan dalam penelitian ini adalah teori ekosentrisme (deep ecology) dari Arne Naess yaitu dalam tiga nilai antara lain nilai normatif, nilai kebijakan, dan nilai gaya hidup. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa fenomena ini berkembang dan diketahui oleh mahasiswa lewat media sosial yang kemudian didukung oleh situasi lingkungan yang sedang menghadapi pandemi covid-19, kemudian didorong oleh beberapa faktor seperti tren gaya hidup dan juga lingkungan sosial yang akhirnya menciptkan kebiasaan baru dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa di Universitas Bangka Belitung dalam bentuk gaya hidup ramah lingkungan. Kemunculan tren ini akhirnya memberikan cara baru dalam perubahan di diri individu untuk lebih sadar terhadap kelestarian lingkungan. Gaya hidup yang dikemas lebih ramah lingkungan dan juga memberikan inovasi baru untuk mengurangi timbunan sampah industri.","PeriodicalId":30123,"journal":{"name":"Journal of Systems Integration","volume":"1 1","pages":"30-38"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46663030","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dalam Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah, inovasi daerah bertujuan untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah. Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud, maka sasaran inovasi daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan publik, pemberdayaan dan peran serta masyarakat dan peningkatan daya saing Daerah. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menjelaskan bagaimana inovasi di daerah perdesaan dilakukan serta menganalisis faktor serta dampak adanya inovasi tersebut bagi tiap-tiap daerah dengan fenomena yang beemacam-macam. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualititatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah dengan melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan penelitian guna memperoleh konsep-konsep yang relevan. Populasi dalam penelitian ini adalah kabupaten yang telah melakukan inovasi di daerahnya, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah inovasi yang dilakukan oleh Kabupaten Bangka, Kabupaten Banyuwangi, dan Kabupaten Belitung Timur yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas dalam berbagai fenomena yang terjadi di masing-masing kabupaten. Dengan adanya inovasi yang dilakukan oleh berbagai daerah seperti kabupaten, tentunya dapat menciptakan sesuatu yang lebih baik, lebih fungsional, lebih mudah dan semacamnya. Dimana, inovasi yang dilakukan oleh ketiga kabupaten memiliki Ciri Khas, merupakan Ide Baru yang belum pernah dipublikasi sebelumnya, dilakukan Secara Terencana, dan berbagai inovasi yang diselenggarakan memiliki sebuah tujuan yaitu untuk meningkatkan kualitas dalam berbagai fenomena yang sesuai dengan karakteristik daerah.
在2017年关于区域创新的第38号政府法规中,区域创新旨在提高维护区域政府的绩效。为了实现预期目标,该地区的创新目标旨在通过增加公共服务、自由和作用,以及社会和提高该地区的竞争力,加快实现公共福利。本研究的目的是描述和解释如何在发展领域进行创新,并分析各种现象对每个领域的创新因素和影响。本研究采用了定性方法。研究人员所做的数据收集技术是通过使用相关概念进行与研究相关的图书馆研究。本研究中的人口是在其区域内进行创新的人口,而本研究的样本是Bangka Cap、Banyuwangi Cap和East Belt Cap的创新,旨在提高每个Cap中出现的各种现象的质量。通过卷心菜等各个领域的创新,它肯定可以创造出更好、更实用、更容易的东西。三个集群所做的创新有一个特殊之处,那就是它是一个从未发表过的新想法,它是有计划的,所进行的各种创新都是为了提高符合该地区特点的各种现象的质量。
{"title":"Aanalisis Inovasi Perdesaan Sebagai Upaya Meningkatkan Kesehatan Masyarakat","authors":"Heri Wahyudianto","doi":"10.52000/JSI.V1I2.32","DOIUrl":"https://doi.org/10.52000/JSI.V1I2.32","url":null,"abstract":"Dalam Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah, inovasi daerah bertujuan untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah. Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud, maka sasaran inovasi daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan publik, pemberdayaan dan peran serta masyarakat dan peningkatan daya saing Daerah. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menjelaskan bagaimana inovasi di daerah perdesaan dilakukan serta menganalisis faktor serta dampak adanya inovasi tersebut bagi tiap-tiap daerah dengan fenomena yang beemacam-macam. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualititatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah dengan melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan penelitian guna memperoleh konsep-konsep yang relevan. Populasi dalam penelitian ini adalah kabupaten yang telah melakukan inovasi di daerahnya, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah inovasi yang dilakukan oleh Kabupaten Bangka, Kabupaten Banyuwangi, dan Kabupaten Belitung Timur yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas dalam berbagai fenomena yang terjadi di masing-masing kabupaten. Dengan adanya inovasi yang dilakukan oleh berbagai daerah seperti kabupaten, tentunya dapat menciptakan sesuatu yang lebih baik, lebih fungsional, lebih mudah dan semacamnya. Dimana, inovasi yang dilakukan oleh ketiga kabupaten memiliki Ciri Khas, merupakan Ide Baru yang belum pernah dipublikasi sebelumnya, dilakukan Secara Terencana, dan berbagai inovasi yang diselenggarakan memiliki sebuah tujuan yaitu untuk meningkatkan kualitas dalam berbagai fenomena yang sesuai dengan karakteristik daerah.","PeriodicalId":30123,"journal":{"name":"Journal of Systems Integration","volume":"1 1","pages":"77-91"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47446909","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pelayanan yang efektif terjadi ketika masyarakat telah mendapatkan pelayanan yang cepat dan berkualitas dengan biaya yang terjangkau. Inovasi dalam bidang pelayanan kesehatan dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan lebih dalam terkait dengan situasi ataupun kejadian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai inovasi dalam bidang kesehatan yang dilakukan oleh tiga kabupaten di Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah kabupaten yang telah melakukan inovasi dalam bidang kesehatan di daerahnya, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah inovasi yang dilakukan oleh Kabupaten Boyolali, Kabupaten Banyuwangi, dan pada Kabupaten Cilacap yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat serta menekan angka kematian, terutama kematian pada ibu dan anak. Penelitian ini menunjukkan bahwa berbagai daerah di Indonesia telah mulai sadar akan kesehatan. Ditandai dengan adanya inovasi di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan serta menekan angka kematian masyarakat, terutama kematian pada ibu dan anak. Hasil Inovasi Public Safety Centre (PSC 119) pada Kabupaten Boyolali yaitu salah satunya adalah jumlah penurunan angka kematiam dan dampak buruk akibat kecelakaan di Boyolali. Selain itu, dengan adanya inovasi SAKINA (Stop Angka Kematian Ibu dan Anak) pada Kabupaten Banyuwangi yaitu selama tiga tahun terakhir,berkat outputtersebut mampu menyelamatkan 1.514 ibu melahirkan sekaligus anaknya. Puncaknya, sampai desember 2016 kematian ibu dan anak menjadi zero. Selain itu, setelah adanya Inovasi Gerak Cepat, Cermat dan Tepat Pelayanan Rawat Jalan 10 Menit di UPT Puskesmas Sampang Kabupaten Cilacap, sudah tidak ada antrian / lama dipendaftaran, ruang periksa dan pelayanan obat karena semua proses pelayanan dilaksanakan dalam waktu 10 menit Ruang pelayanan dan sarana prasarana sudah memenuhi.
{"title":"Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Terciptanya Program Inovasi Daerah Kabupaten Boyolali, Kabupaten Banyuwangi, dan Kabupaten Cilacap","authors":"Anthonius Riva","doi":"10.52000/JSI.V1I2.31","DOIUrl":"https://doi.org/10.52000/JSI.V1I2.31","url":null,"abstract":"Pelayanan yang efektif terjadi ketika masyarakat telah mendapatkan pelayanan yang cepat dan berkualitas dengan biaya yang terjangkau. Inovasi dalam bidang pelayanan kesehatan dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan lebih dalam terkait dengan situasi ataupun kejadian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai inovasi dalam bidang kesehatan yang dilakukan oleh tiga kabupaten di Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah kabupaten yang telah melakukan inovasi dalam bidang kesehatan di daerahnya, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah inovasi yang dilakukan oleh Kabupaten Boyolali, Kabupaten Banyuwangi, dan pada Kabupaten Cilacap yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat serta menekan angka kematian, terutama kematian pada ibu dan anak. Penelitian ini menunjukkan bahwa berbagai daerah di Indonesia telah mulai sadar akan kesehatan. Ditandai dengan adanya inovasi di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan serta menekan angka kematian masyarakat, terutama kematian pada ibu dan anak. Hasil Inovasi Public Safety Centre (PSC 119) pada Kabupaten Boyolali yaitu salah satunya adalah jumlah penurunan angka kematiam dan dampak buruk akibat kecelakaan di Boyolali. Selain itu, dengan adanya inovasi SAKINA (Stop Angka Kematian Ibu dan Anak) pada Kabupaten Banyuwangi yaitu selama tiga tahun terakhir,berkat outputtersebut mampu menyelamatkan 1.514 ibu melahirkan sekaligus anaknya. Puncaknya, sampai desember 2016 kematian ibu dan anak menjadi zero. Selain itu, setelah adanya Inovasi Gerak Cepat, Cermat dan Tepat Pelayanan Rawat Jalan 10 Menit di UPT Puskesmas Sampang Kabupaten Cilacap, sudah tidak ada antrian / lama dipendaftaran, ruang periksa dan pelayanan obat karena semua proses pelayanan dilaksanakan dalam waktu 10 menit Ruang pelayanan dan sarana prasarana sudah memenuhi.","PeriodicalId":30123,"journal":{"name":"Journal of Systems Integration","volume":"1 1","pages":"39-50"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48332179","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This research aims to examine more deeply the development strategy of Aek Biru's development as a tourist destination in Cit Village, Riausilip Sub-district, Bangka Regency, Bangka Belitung Islands. This study is important to do in order to see how the results of the efforts that have been planned by the managers of the Aek Biru area so that the development process runs optimally and sustainably so that it can benefit society. Tourism of Aek Biru located in Cit Village, Riausilip Sub-district, Bangka Regency, Bangka Belitung Islands, which is still in the development stage of the construction process is managed by BUMDES, village officials, youth groups and the community also assisted by UBB KKN Students in 2019. The development process is of course inseparable from supporting factors so that development can develop and run well. Then, it can make the community prosperous, especially in terms of its economy with the existence of tourist destinations in Cit Village and it is also inseparable from the factors that will hinder the development process. Therefore, it must make various efforts so that its development of construction activities run as expected. The method used in this study is descriptive qualitative research methods. The results of this study indicate that there are several factors that become obstacles and support in the development process of the construction of Aek Biru as a tourist destination as well as several efforts or strategies that have been prepared so that the development process goes according to expectations and it can makes Cit Village prosperous after the tin mining ceases to operate.
{"title":"Strategi Pengembangan Pembangunan Aek Biru Sebagai Destinasi Wisata Desa Cit, Kecamatan Riausilip, Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung","authors":"Rohma Yana, Jamilah Cholilah, P. Saputra","doi":"10.52000/JSI.V1I2.18","DOIUrl":"https://doi.org/10.52000/JSI.V1I2.18","url":null,"abstract":"This research aims to examine more deeply the development strategy of Aek Biru's development as a tourist destination in Cit Village, Riausilip Sub-district, Bangka Regency, Bangka Belitung Islands. This study is important to do in order to see how the results of the efforts that have been planned by the managers of the Aek Biru area so that the development process runs optimally and sustainably so that it can benefit society. Tourism of Aek Biru located in Cit Village, Riausilip Sub-district, Bangka Regency, Bangka Belitung Islands, which is still in the development stage of the construction process is managed by BUMDES, village officials, youth groups and the community also assisted by UBB KKN Students in 2019. The development process is of course inseparable from supporting factors so that development can develop and run well. Then, it can make the community prosperous, especially in terms of its economy with the existence of tourist destinations in Cit Village and it is also inseparable from the factors that will hinder the development process. Therefore, it must make various efforts so that its development of construction activities run as expected. The method used in this study is descriptive qualitative research methods. The results of this study indicate that there are several factors that become obstacles and support in the development process of the construction of Aek Biru as a tourist destination as well as several efforts or strategies that have been prepared so that the development process goes according to expectations and it can makes Cit Village prosperous after the tin mining ceases to operate.","PeriodicalId":30123,"journal":{"name":"Journal of Systems Integration","volume":"1 1","pages":"23-29"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42577092","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk memahami lebih dalam terkait dengan berbagai inovasi yang dilakukan oleh ketiga kota di Indonesia, diantaranya yaitu Kota Sawahlunto dengan inovasi Satu Dalam Satu Peta Kota Sawahlunto, kota Balikpapan dengan inovasi Bernama Penggunaan Peta Dasar Dalam Upaya Penanganan Perumahan dan Permukinan Kumuh, dan juga pada Kota Kebumen dengan inovasi Aplikasi Peta Wisata Online Kebumen yang memanfaatkan media peta sebagai alat untuk mewujudkan inovasi atau perubahan kualitas layanan publik. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Populasi dalam penelitian ini yaitu daerah yang telah melakukan inovasi dengan menggunakan peta sebagai ide untuk mewujudkan beragam perubahan yang berkualitas. Sedangkan, sampel dalam penelitian ini yaitu terdapat tiga kota, diantaranya adalah Kota Sawahlunto, Kota Balikpapan, dan Kota Kebumen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan beragam inovasi yang dilakukan oleh keitga kota di Indonesia, yakni Kota Sawahluto, Kota Balikpapan, dan juga Kota Kebumen mencerminkan bahwa masyarakat sudah pandai dalam memanfaatkan perkembangan jaman untuk membuat aktivitas menjadi lebih efektif dan efisien. Hasil dari adanya inovasi satu dalam satu peta Kota Sawahlunto adalah terbangunnya data berbasis sistem informasi geospasial. Sedangkan, hasil dari adanya inovasi Penggunaan Peta Dasar Dalam Upaya Penanganan Perumahan Dan Permukiman Kumuh Kota Balikpapan salahsatunya yaitu adanya data yang terintegrasi secara spasial dapat mengefektifkan analisa dalam perencananaan pembangunan yang dalam hal ini adalah dalam hal penanganan perumahan dan permukiman kumuh di Kota Balikpapan. Sedangkan, hasil inovasi dari adanya Aplikasi Peta Wisata Online Kebumen yaitu Teknik Penyajian peta didasari dari peta online Google Maps yang telah dimodifikasi dengan penambahan Database MySQL.
{"title":"Peningkatan Kualitas Layanan Publik Dengan Inovasi Peta","authors":"Adi Suhendra","doi":"10.52000/JSI.V1I2.33","DOIUrl":"https://doi.org/10.52000/JSI.V1I2.33","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk memahami lebih dalam terkait dengan berbagai inovasi yang dilakukan oleh ketiga kota di Indonesia, diantaranya yaitu Kota Sawahlunto dengan inovasi Satu Dalam Satu Peta Kota Sawahlunto, kota Balikpapan dengan inovasi Bernama Penggunaan Peta Dasar Dalam Upaya Penanganan Perumahan dan Permukinan Kumuh, dan juga pada Kota Kebumen dengan inovasi Aplikasi Peta Wisata Online Kebumen yang memanfaatkan media peta sebagai alat untuk mewujudkan inovasi atau perubahan kualitas layanan publik. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Populasi dalam penelitian ini yaitu daerah yang telah melakukan inovasi dengan menggunakan peta sebagai ide untuk mewujudkan beragam perubahan yang berkualitas. Sedangkan, sampel dalam penelitian ini yaitu terdapat tiga kota, diantaranya adalah Kota Sawahlunto, Kota Balikpapan, dan Kota Kebumen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan beragam inovasi yang dilakukan oleh keitga kota di Indonesia, yakni Kota Sawahluto, Kota Balikpapan, dan juga Kota Kebumen mencerminkan bahwa masyarakat sudah pandai dalam memanfaatkan perkembangan jaman untuk membuat aktivitas menjadi lebih efektif dan efisien. Hasil dari adanya inovasi satu dalam satu peta Kota Sawahlunto adalah terbangunnya data berbasis sistem informasi geospasial. Sedangkan, hasil dari adanya inovasi Penggunaan Peta Dasar Dalam Upaya Penanganan Perumahan Dan Permukiman Kumuh Kota Balikpapan salahsatunya yaitu adanya data yang terintegrasi secara spasial dapat mengefektifkan analisa dalam perencananaan pembangunan yang dalam hal ini adalah dalam hal penanganan perumahan dan permukiman kumuh di Kota Balikpapan. Sedangkan, hasil inovasi dari adanya Aplikasi Peta Wisata Online Kebumen yaitu Teknik Penyajian peta didasari dari peta online Google Maps yang telah dimodifikasi dengan penambahan Database MySQL.","PeriodicalId":30123,"journal":{"name":"Journal of Systems Integration","volume":"1 1","pages":"62-69"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47306811","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengelolaan dan pengembangan destinasi objek Kampoeng Reklamasi di Desa Riding Panjang, dan mendeskripsikan dampak sosial ekonomi Kampoeng Reklamasi PT. TIMAH dalam menunjang pengembangan sektor pariwisata di Desa Riding Panjang, Kabupaten Bangka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dari lapangan bahwa Pengelolaan dan pengembangan objek wisata Kampoeng Reklamasi PT. TIMAH di Desa Riding Panjang Kecamatan Merawang meliputi menanam tumbuhan seperti tanaman fast growing dan tanaman lokal salah satunya, yaitu pohon pelawan, dan juga pemanfaatan kolong bekas galian tambang timah, Pelawan Zone, Foodcourt Zone I, Foodcourt Zone II, Cottage (pondok), Flying fox, Ketapang dan Sengon Zone, Mini Zoo (PPS), Nursery Zone, Farm Zone, Camping Ground, Flowers Garden, Research Zone, Kolong, Parking Zone I, Parking Zone II, Souvenir Shop, Exclusive Villa, Custom Home, Musholla, Biofloc dan Hidroponik, Guard House, Fruit Zone, serta Main Office dan Resto. Sejumlah program seperti Program Pertanian dan Perkebunan atau Desa Agrowisata, Program Peternakan, Program Perikanan, Program Nursery atau Greenhouse, Program PPS (Pusat Penyelamatan Satwa). Pengelolaan dan pengembangan objek wisata kampoeng reklamasi pihak PT. Timah melibatkan masyarakat Desa Riding Panjang serta stakeholder baik dari komunitas penggiat lingkungan dan pihak swasta di Bangka Belitung salah satunya yaitu Animal Lovers Bangka Island (ALOBI) dan Yayasan O2 Pelawan. Sementara dampak sosial terhadap tingkat keamanan yang dirasakan masyarakat. Meingkatkan rasa kepedulian masyarakat terhadap lingkungan di desa mereka, memberikan dampak positif yaitu tingginya rasa solidaritas sosial. Dampak ekonomi dari pembangunan Kampoeng Reklamasi yakni memberikan peluang bagi masyarakat dalam memberikan mata pencarian atau lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan atau penghasilan masyarakat. Kata kunci : Sosial, Ekonomi, Reklamasi, Pariwisata
本研究旨在了解广告活动目的地在Long Riding村的管理和发展情况,并描述PT广告活动的社会经济影响。而不是对Bangka Capital Long Riding村旅游业发展的预期。本研究中使用的方法是描述性的。根据该领域的研究,旅游对象Campaign Advertising PT.TIMES in the Long Riding Village Scarecrow的管理和开发包括快速生长的植物和当地植物,其中一种是远洋树,以及对前铜矿殖民地、远洋区、Foodcourt I区、Foodcourt II区的开发,小屋(池塘),飞狐,Ketapang dan Sengon区,迷你动物园(PPS),苗圃区,农场区,露营地,花园,研究区,科龙,停车区I,停车区II,纪念品商店,独家别墅,定制之家,Musholla,Biofloc dan Hidroponik,警卫室,水果区,以及主要办公室和休息区。许多项目,如农业和农业项目或Agrowisata村、农业项目、维护项目、苗圃项目或温室、PPS项目。PT校园旅游广告的管理和开发。从长远来看,该团队涉及乡村骑行协会以及Bangka Belitung环境和私人社区的良好利益相关者,其中之一是动物爱好者Bangka岛(ALOBI)和O2客户基金会。而社会对人们安全感的影响程度。提高公众对村庄环境的关注,产生了积极的影响,即高度的社会团结。广告活动的发展对经济的影响是让公众有机会提供新的前景或工作领域,并增加公众收入或收入。关键词:社会,经济,广告,巴黎
{"title":"Dampak Sosial Ekonomi Kampoeng Reklamasi PT Timah Dalam Menunjang Pengembangan Sektor Pariwisata Di Desa Riding Panjang Kabupaten Bangka","authors":"Rihan Baskoro","doi":"10.52000/JSI.V1I2.23","DOIUrl":"https://doi.org/10.52000/JSI.V1I2.23","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengelolaan dan pengembangan destinasi objek Kampoeng Reklamasi di Desa Riding Panjang, dan mendeskripsikan dampak sosial ekonomi Kampoeng Reklamasi PT. TIMAH dalam menunjang pengembangan sektor pariwisata di Desa Riding Panjang, Kabupaten Bangka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dari lapangan bahwa Pengelolaan dan pengembangan objek wisata Kampoeng Reklamasi PT. TIMAH di Desa Riding Panjang Kecamatan Merawang meliputi menanam tumbuhan seperti tanaman fast growing dan tanaman lokal salah satunya, yaitu pohon pelawan, dan juga pemanfaatan kolong bekas galian tambang timah, Pelawan Zone, Foodcourt Zone I, Foodcourt Zone II, Cottage (pondok), Flying fox, Ketapang dan Sengon Zone, Mini Zoo (PPS), Nursery Zone, Farm Zone, Camping Ground, Flowers Garden, Research Zone, Kolong, Parking Zone I, Parking Zone II, Souvenir Shop, Exclusive Villa, Custom Home, Musholla, Biofloc dan Hidroponik, Guard House, Fruit Zone, serta Main Office dan Resto. Sejumlah program seperti Program Pertanian dan Perkebunan atau Desa Agrowisata, Program Peternakan, Program Perikanan, Program Nursery atau Greenhouse, Program PPS (Pusat Penyelamatan Satwa). Pengelolaan dan pengembangan objek wisata kampoeng reklamasi pihak PT. Timah melibatkan masyarakat Desa Riding Panjang serta stakeholder baik dari komunitas penggiat lingkungan dan pihak swasta di Bangka Belitung salah satunya yaitu Animal Lovers Bangka Island (ALOBI) dan Yayasan O2 Pelawan. Sementara dampak sosial terhadap tingkat keamanan yang dirasakan masyarakat. Meingkatkan rasa kepedulian masyarakat terhadap lingkungan di desa mereka, memberikan dampak positif yaitu tingginya rasa solidaritas sosial. Dampak ekonomi dari pembangunan Kampoeng Reklamasi yakni memberikan peluang bagi masyarakat dalam memberikan mata pencarian atau lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan atau penghasilan masyarakat. \u0000Kata kunci : Sosial, Ekonomi, Reklamasi, Pariwisata","PeriodicalId":30123,"journal":{"name":"Journal of Systems Integration","volume":"1 1","pages":"70-76"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45612238","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa makna simbolik tradisi pawai hantu terdapat pada nama dan warna dari hantu tersebut. Pertama Makna yang dijelaskan pada nama hantu yakni hantu bukit. Bukit sendiri berarti dataran yang tinggi yang berwarna hitam yang dimaknai dengan kelamyang ditandai dengan penolakan marabahaya atas penyembahan Allah yang dulunya mereka menyembah hantu tersebut dan hidup mereka kelam selalu tertimpa kesialan. Maka atas penyembahan kepada Allah dipercaya tidak adanya marabahaya yang datang. Kedua makna dari nama hantu rimbak dan warna hijau,rimbak sendiri berarti hutan yang luas dan sangat jarang di huni oleh masyarakat. Dalam tradisi ini rimbak diambil kata luas untuk dimaknai dalam tradisi pawai hantu. Luas dalam tradisi ini berarti, luasnya hati seorang manusia untuk menerima ketetapan yang telah diberikan oleh Allah. Sedangkan dari tardisi ini menggunakan daun keterek ayam yang berwarna hijau, yang memiliki arti tersediri bagi masyarakat yakni sebuah kepercayaan bahwasanya daun tersebut bersifat lembut seperi hati manusia. Ada salah satu perimbom atau kata-kata yang tergamabar dalam makna tradisi pawai hantu ini yakni: “terang gerantang laut sibarullah” yang berarti “terangberkilauan seperti laut yang telah di ciptakan oleh Allah” Dalam tradisi ini meskipun di sangkut paukan dalam hal mistis yang terlihat dalam namanya tradisi pawai hantu, tetapi dalam tradisi ini tidak ada saupun prosesi dalam melakukan tradisi ini yang menyimpang kaidah agama.
{"title":"Makna Simbolik Dalam Tradisi Pawai Hantu Di Desa Nibung Kecamatan Puding Besar Kabupaten Bangka","authors":"Siti Ropiah, Aimie Sulaiman, P. Saputra","doi":"10.52000/JSI.V1I2.20","DOIUrl":"https://doi.org/10.52000/JSI.V1I2.20","url":null,"abstract":"Hasil penelitian ini menunjukan bahwa makna simbolik tradisi pawai hantu terdapat pada nama dan warna dari hantu tersebut. Pertama Makna yang dijelaskan pada nama hantu yakni hantu bukit. Bukit sendiri berarti dataran yang tinggi yang berwarna hitam yang dimaknai dengan kelamyang ditandai dengan penolakan marabahaya atas penyembahan Allah yang dulunya mereka menyembah hantu tersebut dan hidup mereka kelam selalu tertimpa kesialan. Maka atas penyembahan kepada Allah dipercaya tidak adanya marabahaya yang datang. Kedua makna dari nama hantu rimbak dan warna hijau,rimbak sendiri berarti hutan yang luas dan sangat jarang di huni oleh masyarakat. Dalam tradisi ini rimbak diambil kata luas untuk dimaknai dalam tradisi pawai hantu. Luas dalam tradisi ini berarti, luasnya hati seorang manusia untuk menerima ketetapan yang telah diberikan oleh Allah. Sedangkan dari tardisi ini menggunakan daun keterek ayam yang berwarna hijau, yang memiliki arti tersediri bagi masyarakat yakni sebuah kepercayaan bahwasanya daun tersebut bersifat lembut seperi hati manusia. Ada salah satu perimbom atau kata-kata yang tergamabar dalam makna tradisi pawai hantu ini yakni: “terang gerantang laut sibarullah” yang berarti “terangberkilauan seperti laut yang telah di ciptakan oleh Allah” Dalam tradisi ini meskipun di sangkut paukan dalam hal mistis yang terlihat dalam namanya tradisi pawai hantu, tetapi dalam tradisi ini tidak ada saupun prosesi dalam melakukan tradisi ini yang menyimpang kaidah agama.","PeriodicalId":30123,"journal":{"name":"Journal of Systems Integration","volume":"1 1","pages":"92-98"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48231174","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}