Kegiatan akademik di perguruan tinggi menuntut mahasiswa untuk bersikap mandiri dalam mencapai suatu prestasi akademik. Untuk mendapat keberhasilan di perguruan tinggi, dibutuhkan cara belajar yang baik. Namun terkadang terdapat kendala yang dihadapi, sehingga membuat mahasiswa melakukan perilaku prokrastinasi akademik. Terdapat beberapa faktor yang membuat individu melakukan prokrastinasi akademik, yaitu: bermain game, bermain gadget, dan menonton film. Selama pandemi COVID-19, pemerintah melakukan kebijakan WFH yang membuat masyarakat melakukan kegiatan rutinitasnya di rumah secara daring. Pada akhirnya, individu yang sudah jenuh dengan kegiatan di rumah cenderung melakukan aktivitas berselancar di dunia maya melalui jaringan internet. Internet yang digunakan secara tidak terkendali dapat menyebabkan kecanduan yang dapat berdampak pada kesehatan. Kerentanan kecanduan internet sebelum pandemi, diperparah dengan keadaan pandemi yang mengharuskan segala kegiatan dilakukan secara daring. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh adiksi internet terhadap perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa selama pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental dengan rancangan penelitian korelasional. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiwa aktif usia 18-25 tahun yang aktif menggunakan internet untuk kegiatan non-akademis. Metode pengambilan data yang digunakan, yaitu accidental sampling. Jumlah sampel yang didapatkan pada penelitian ini sebanyak 103 sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adiksi internet memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa.
{"title":"Peran Adiksi Internet Terhadap Perilaku Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa","authors":"Riselligia Caninsti, Alviani Juniar","doi":"10.33476/ms.v10i2.3972","DOIUrl":"https://doi.org/10.33476/ms.v10i2.3972","url":null,"abstract":"Kegiatan akademik di perguruan tinggi menuntut mahasiswa untuk bersikap mandiri dalam mencapai suatu prestasi akademik. Untuk mendapat keberhasilan di perguruan tinggi, dibutuhkan cara belajar yang baik. Namun terkadang terdapat kendala yang dihadapi, sehingga membuat mahasiswa melakukan perilaku prokrastinasi akademik. Terdapat beberapa faktor yang membuat individu melakukan prokrastinasi akademik, yaitu: bermain game, bermain gadget, dan menonton film. Selama pandemi COVID-19, pemerintah melakukan kebijakan WFH yang membuat masyarakat melakukan kegiatan rutinitasnya di rumah secara daring. Pada akhirnya, individu yang sudah jenuh dengan kegiatan di rumah cenderung melakukan aktivitas berselancar di dunia maya melalui jaringan internet. Internet yang digunakan secara tidak terkendali dapat menyebabkan kecanduan yang dapat berdampak pada kesehatan. Kerentanan kecanduan internet sebelum pandemi, diperparah dengan keadaan pandemi yang mengharuskan segala kegiatan dilakukan secara daring. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh adiksi internet terhadap perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa selama pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental dengan rancangan penelitian korelasional. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiwa aktif usia 18-25 tahun yang aktif menggunakan internet untuk kegiatan non-akademis. Metode pengambilan data yang digunakan, yaitu accidental sampling. Jumlah sampel yang didapatkan pada penelitian ini sebanyak 103 sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adiksi internet memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa.","PeriodicalId":306850,"journal":{"name":"Majalah Sainstekes","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139781065","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bersepeda menjadi kegiatan yang paling populer dilakukan untuk berolahraga dan juga melepas kejenuhan. Selain memiliki dampak positif, peningkatan jumlah pengguna sepeda juga memiliki dampak negatif, salah satunya adalah kecelakaan. Kecelakaan ini bisa disebabkan oleh faktor eksternal seperti pengendara lain di jalan raya ataupun faktor internal seperti adanya eror, pelanggaran peraturan lalu lintas ataupun distraksi dijalan raya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang berkorelasi dengan kecelakaan sepeda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan kuesioner The Cycling Behavior Questionnaire (CBQ) (α = 0.7-0,85) dan Cyclist Risk Perception and Regulation Scale (CRPRS) (α = 0.68-0,77). Partisipan penelitian ini adalah 241 pesepeda di DKI Jakartayang diambil menggunakan teknik snowball sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa violation dan error berkorelasi negatif dengan risk perception dan self-reported rule knowledge. Lalu, positive behavior berkorelasi positif dengan risk perception dan dan self-reported rule knowledge serta berkorelasi negatif dengan distraction. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa perilaku bersepeda yang aman akan berkaitan dengan seberapa banyak distraksi yang mengganggu konsentrasi pesepeda dan tingkat persepsi pesepeda terhadap suatu risiko. Selain itu, pengetahuan tentang peraturan bersepeda d jalan raya juga memiliki keterkaitan dengan perilaku berisiko pada pesepeda di jalan raya.
骑自行车已成为最受欢迎的锻炼和解闷活动之一。除了积极影响外,骑自行车人数的增加也带来了负面影响,其中之一就是事故。这些事故可能是由道路上的其他驾驶者等外部因素造成的,也可能是由错误、违反交通规则或在道路上分心等内部因素造成的。本研究旨在评估与自行车事故相关的因素。 本研究采用定量方法,使用骑车行为问卷(CBQ)(α = 0.7-0.85)和骑车者风险认知与调节量表(CRPRS)(α = 0.68-0.77)。本研究的参与者为雅加达 DKI 地区的 241 名骑车者,采用滚雪球式抽样技术。结果显示,违规和错误与风险意识和自我报告的规则知识呈负相关。然后,积极行为与风险认知和自我报告的规则知识呈正相关,而与分心呈负相关。基于这些结果,可以得出结论,安全骑车行为与干扰骑车人集中注意力的程度以及骑车人的风险认知水平有关。此外,道路骑行规则知识也与道路骑行风险行为有关。
{"title":"Seberapa Berisiko Pesepeda di Jalan Raya? Studi Perilaku Pesepeda di DKI Jakarta","authors":"Arif Triman, Chandradewi Kusristanti","doi":"10.33476/ms.v10i2.3798","DOIUrl":"https://doi.org/10.33476/ms.v10i2.3798","url":null,"abstract":"Bersepeda menjadi kegiatan yang paling populer dilakukan untuk berolahraga dan juga melepas kejenuhan. Selain memiliki dampak positif, peningkatan jumlah pengguna sepeda juga memiliki dampak negatif, salah satunya adalah kecelakaan. Kecelakaan ini bisa disebabkan oleh faktor eksternal seperti pengendara lain di jalan raya ataupun faktor internal seperti adanya eror, pelanggaran peraturan lalu lintas ataupun distraksi dijalan raya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang berkorelasi dengan kecelakaan sepeda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan kuesioner The Cycling Behavior Questionnaire (CBQ) (α = 0.7-0,85) dan Cyclist Risk Perception and Regulation Scale (CRPRS) (α = 0.68-0,77). Partisipan penelitian ini adalah 241 pesepeda di DKI Jakartayang diambil menggunakan teknik snowball sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa violation dan error berkorelasi negatif dengan risk perception dan self-reported rule knowledge. Lalu, positive behavior berkorelasi positif dengan risk perception dan dan self-reported rule knowledge serta berkorelasi negatif dengan distraction. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa perilaku bersepeda yang aman akan berkaitan dengan seberapa banyak distraksi yang mengganggu konsentrasi pesepeda dan tingkat persepsi pesepeda terhadap suatu risiko. Selain itu, pengetahuan tentang peraturan bersepeda d jalan raya juga memiliki keterkaitan dengan perilaku berisiko pada pesepeda di jalan raya.","PeriodicalId":306850,"journal":{"name":"Majalah Sainstekes","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139781476","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ressa Maura, N. Sumiati, Rena Latifa, Risatianti Kolopaking
Temuan sebelumnya memperlihatkan cukup banyak mahasiswa Fakultas Psikologi yang mengalami masalah kesehatan mental, padahal mereka diharapkan dapat mengatasi masalah kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan menguji faktor yang mempengaruhi Kesehatan Mental mahasiswa Psikologi. Peneliti menguji variabel dukungan sosial dan coping stress sebagai prediktor kesehatan mental pada mahasiswa psikologi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang melibatkan 254 mahasiswa psikologi di salah satu universitas di Jakarta yang diambil dengan teknik non-probability sampling, yakni purposive sampling. Kuesioner dalam penelitian ini merupakan modifikasi dari alat ukur Mental Health Continuum-Short Form (MHC-SF) dan Responses to Stress Questionnaire (RSQ). Analisis faktor konfirmatori (CFA) digunakan untuk menguji validitas dan regresi berganda digunakan untuk uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial dan coping stres berkontribusi secara signifikan terhadap terhadap kesehatan mental pada mahasiswa psikologi (r2=25.5%, p=.000). Berdasarkan hasil uji hipotesis yang menguji pengaruh masing-masing dimensi, terdapat tiga independent variable (IV) yang memiliki pengaruh signifikan pada kesehatan mental, yaitu dimensi dukungan emosional dari variabel dukungan sosial serta dimensi primary control engagement dan secondary control engagement dari variabel coping stress. Implikasinya disarankan untuk mencari dukungan emosi yang tepat dan menggunakan strategi koping primary dan secondary coping engagement.
{"title":"Kesehatan Mental Mahasiswa Psikologi: Uji Pengaruh Dukungan Sosial dan Coping Stress","authors":"Ressa Maura, N. Sumiati, Rena Latifa, Risatianti Kolopaking","doi":"10.33476/ms.v10i2.3929","DOIUrl":"https://doi.org/10.33476/ms.v10i2.3929","url":null,"abstract":"Temuan sebelumnya memperlihatkan cukup banyak mahasiswa Fakultas Psikologi yang mengalami masalah kesehatan mental, padahal mereka diharapkan dapat mengatasi masalah kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan menguji faktor yang mempengaruhi Kesehatan Mental mahasiswa Psikologi. Peneliti menguji variabel dukungan sosial dan coping stress sebagai prediktor kesehatan mental pada mahasiswa psikologi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang melibatkan 254 mahasiswa psikologi di salah satu universitas di Jakarta yang diambil dengan teknik non-probability sampling, yakni purposive sampling. Kuesioner dalam penelitian ini merupakan modifikasi dari alat ukur Mental Health Continuum-Short Form (MHC-SF) dan Responses to Stress Questionnaire (RSQ). Analisis faktor konfirmatori (CFA) digunakan untuk menguji validitas dan regresi berganda digunakan untuk uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial dan coping stres berkontribusi secara signifikan terhadap terhadap kesehatan mental pada mahasiswa psikologi (r2=25.5%, p=.000). Berdasarkan hasil uji hipotesis yang menguji pengaruh masing-masing dimensi, terdapat tiga independent variable (IV) yang memiliki pengaruh signifikan pada kesehatan mental, yaitu dimensi dukungan emosional dari variabel dukungan sosial serta dimensi primary control engagement dan secondary control engagement dari variabel coping stress. Implikasinya disarankan untuk mencari dukungan emosi yang tepat dan menggunakan strategi koping primary dan secondary coping engagement.","PeriodicalId":306850,"journal":{"name":"Majalah Sainstekes","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139839401","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bersepeda menjadi kegiatan yang paling populer dilakukan untuk berolahraga dan juga melepas kejenuhan. Selain memiliki dampak positif, peningkatan jumlah pengguna sepeda juga memiliki dampak negatif, salah satunya adalah kecelakaan. Kecelakaan ini bisa disebabkan oleh faktor eksternal seperti pengendara lain di jalan raya ataupun faktor internal seperti adanya eror, pelanggaran peraturan lalu lintas ataupun distraksi dijalan raya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang berkorelasi dengan kecelakaan sepeda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan kuesioner The Cycling Behavior Questionnaire (CBQ) (α = 0.7-0,85) dan Cyclist Risk Perception and Regulation Scale (CRPRS) (α = 0.68-0,77). Partisipan penelitian ini adalah 241 pesepeda di DKI Jakartayang diambil menggunakan teknik snowball sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa violation dan error berkorelasi negatif dengan risk perception dan self-reported rule knowledge. Lalu, positive behavior berkorelasi positif dengan risk perception dan dan self-reported rule knowledge serta berkorelasi negatif dengan distraction. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa perilaku bersepeda yang aman akan berkaitan dengan seberapa banyak distraksi yang mengganggu konsentrasi pesepeda dan tingkat persepsi pesepeda terhadap suatu risiko. Selain itu, pengetahuan tentang peraturan bersepeda d jalan raya juga memiliki keterkaitan dengan perilaku berisiko pada pesepeda di jalan raya.
骑自行车已成为最受欢迎的锻炼和解闷活动之一。除了积极影响外,骑自行车人数的增加也带来了负面影响,其中之一就是事故。这些事故可能是由道路上的其他驾驶者等外部因素造成的,也可能是由错误、违反交通规则或在道路上分心等内部因素造成的。本研究旨在评估与自行车事故相关的因素。 本研究采用定量方法,使用骑车行为问卷(CBQ)(α = 0.7-0.85)和骑车者风险认知与调节量表(CRPRS)(α = 0.68-0.77)。本研究的参与者为雅加达 DKI 地区的 241 名骑车者,采用滚雪球式抽样技术。结果显示,违规和错误与风险意识和自我报告的规则知识呈负相关。然后,积极行为与风险认知和自我报告的规则知识呈正相关,而与分心呈负相关。基于这些结果,可以得出结论,安全骑车行为与干扰骑车人集中注意力的程度以及骑车人的风险认知水平有关。此外,道路骑行规则知识也与道路骑行风险行为有关。
{"title":"Seberapa Berisiko Pesepeda di Jalan Raya? Studi Perilaku Pesepeda di DKI Jakarta","authors":"Arif Triman, Chandradewi Kusristanti","doi":"10.33476/ms.v10i2.3798","DOIUrl":"https://doi.org/10.33476/ms.v10i2.3798","url":null,"abstract":"Bersepeda menjadi kegiatan yang paling populer dilakukan untuk berolahraga dan juga melepas kejenuhan. Selain memiliki dampak positif, peningkatan jumlah pengguna sepeda juga memiliki dampak negatif, salah satunya adalah kecelakaan. Kecelakaan ini bisa disebabkan oleh faktor eksternal seperti pengendara lain di jalan raya ataupun faktor internal seperti adanya eror, pelanggaran peraturan lalu lintas ataupun distraksi dijalan raya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang berkorelasi dengan kecelakaan sepeda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan kuesioner The Cycling Behavior Questionnaire (CBQ) (α = 0.7-0,85) dan Cyclist Risk Perception and Regulation Scale (CRPRS) (α = 0.68-0,77). Partisipan penelitian ini adalah 241 pesepeda di DKI Jakartayang diambil menggunakan teknik snowball sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa violation dan error berkorelasi negatif dengan risk perception dan self-reported rule knowledge. Lalu, positive behavior berkorelasi positif dengan risk perception dan dan self-reported rule knowledge serta berkorelasi negatif dengan distraction. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa perilaku bersepeda yang aman akan berkaitan dengan seberapa banyak distraksi yang mengganggu konsentrasi pesepeda dan tingkat persepsi pesepeda terhadap suatu risiko. Selain itu, pengetahuan tentang peraturan bersepeda d jalan raya juga memiliki keterkaitan dengan perilaku berisiko pada pesepeda di jalan raya.","PeriodicalId":306850,"journal":{"name":"Majalah Sainstekes","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139841653","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Gastritis adalah proses peradangan pada mukosa dan submukosa lambung. Data Kemenkes RI menyebutkan bahwa Indonesia berada pada urutan keempat kasus gastritis tertinggi di dunia. Upaya pencegahan kekambuhan gastritis meliputi modifikasi diet, menghilangkan kebiasaan konsumsi alkohol, memperbanyak olahraga, dan manajemen stress. Pengetahuan menjadi bagian penting dalam upaya pencegahan gastritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prediktor pengetahuan tentang pencegahan gastritis di Desa Koper, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan rancangan penelitian studi cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Sampel penelitian sebanyak 36 responden. Pada penelitian ini didapatkan 9 responden memiliki tingkat pengetahuan baik dan 27 responden memiliki tingkat pengetahuan cukup/buruk. Variabel yang dapat memprediksi pengetahuan pencegahan grastritis adalah tingkat pendidikan (p=0,013). Oleh karenanya, diperlukan cara/metode dan media edukasi yang sesuai dengan pendidikan responden sehingga dapat meningkatkan pengetahuan pencegahan gastritis secara lebih efektif.
{"title":"Pendidikan Sebagai Prediktor Pengetahuan Pencegahan Gastritis Pada Warga Binaan Di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten","authors":"Erlina Wijayanti, Cantika Putri Zatnika, Munawarah Munawarah, Nurita Dinda Chairunnisyah, R. Hafidh, Rika Alivia Agustin","doi":"10.33476/ms.v10i2.3403","DOIUrl":"https://doi.org/10.33476/ms.v10i2.3403","url":null,"abstract":"Gastritis adalah proses peradangan pada mukosa dan submukosa lambung. Data Kemenkes RI menyebutkan bahwa Indonesia berada pada urutan keempat kasus gastritis tertinggi di dunia. Upaya pencegahan kekambuhan gastritis meliputi modifikasi diet, menghilangkan kebiasaan konsumsi alkohol, memperbanyak olahraga, dan manajemen stress. Pengetahuan menjadi bagian penting dalam upaya pencegahan gastritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prediktor pengetahuan tentang pencegahan gastritis di Desa Koper, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan rancangan penelitian studi cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Sampel penelitian sebanyak 36 responden. Pada penelitian ini didapatkan 9 responden memiliki tingkat pengetahuan baik dan 27 responden memiliki tingkat pengetahuan cukup/buruk. Variabel yang dapat memprediksi pengetahuan pencegahan grastritis adalah tingkat pendidikan (p=0,013). Oleh karenanya, diperlukan cara/metode dan media edukasi yang sesuai dengan pendidikan responden sehingga dapat meningkatkan pengetahuan pencegahan gastritis secara lebih efektif.","PeriodicalId":306850,"journal":{"name":"Majalah Sainstekes","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139779602","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ancaman triple-burden baik endemik, emerging, dan re-emerging, masih menjadi tantangan bagi dunia kesehatan. Indonesia menghadapinya dengan mengembangkan Early Warning Alert and Response System (EWARS) atau Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR). Sistem ini mendeteksi kesiagaan terhadap perkembangan 24 jenis penyakit yang berdampak pada kesehatan masyarakat. Sistem ini bekerja dengan cara memantau perkembangan tren suatu penyakit menular potensial wabah/KLB dari waktu ke waktu dalam periode mingguan. Tujuan dari tulisan ini adalah melakukan analisis sistem untuk mendapatkan deskripsi dan permasalahan sistem. Analisis dilakukan pada data sekunder yang diperoleh dari dashboard web pelaporan teknologi digital SKDR. Penelitian ini menggunakan jenis studi deskriptif dengan prosedur analisis data sekunder. Data menunjukkan SKDR generasi V1 pada dashboard belum memuat pelaporan berbasis indicator (IBS) dan berbasis kejadian (EBS), sedangkan pada generasi V2 sudah memuat pelaporan berbasis IBS dan EBS. Pada tahun 2016 jumlah alert yang direspon kurang lebih 55% dan meningkat menjadi sekitar 70% di tahun 2019. Ketepatan laporan unit pelapor menurut Provinsi tahun 2021 mencapai 5,25% dan tahun 2022 mencapai 28,95%. Kelengkapan laporan tahun 2021 mencapai (10,52%) dan tahun 2022 (81,58%). Peningkatan capaian target indikator menunjukkan ada perkembangan pemanfaatan teknologi digital dari Sistem Surveilans kewaspadaan Dini dan Respon di semua unit pelapor. Hal ini sejalan dengan pemenuhan komitmen global IHR 2005 Pemerintah Indonesia. Pemerataan jaringan internet yang stabil diperlukan di seluruh wilayah unit pelapor.
{"title":"Perkembangan Pemanfaatan Teknologi Digital Surveilans Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR)/EWARS Di Indonesia","authors":"Harina Fitriani, Arief Hargono, M. Isfandiari","doi":"10.33476/ms.v10i2.3979","DOIUrl":"https://doi.org/10.33476/ms.v10i2.3979","url":null,"abstract":"Ancaman triple-burden baik endemik, emerging, dan re-emerging, masih menjadi tantangan bagi dunia kesehatan. Indonesia menghadapinya dengan mengembangkan Early Warning Alert and Response System (EWARS) atau Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR). Sistem ini mendeteksi kesiagaan terhadap perkembangan 24 jenis penyakit yang berdampak pada kesehatan masyarakat. Sistem ini bekerja dengan cara memantau perkembangan tren suatu penyakit menular potensial wabah/KLB dari waktu ke waktu dalam periode mingguan. Tujuan dari tulisan ini adalah melakukan analisis sistem untuk mendapatkan deskripsi dan permasalahan sistem. Analisis dilakukan pada data sekunder yang diperoleh dari dashboard web pelaporan teknologi digital SKDR. Penelitian ini menggunakan jenis studi deskriptif dengan prosedur analisis data sekunder. Data menunjukkan SKDR generasi V1 pada dashboard belum memuat pelaporan berbasis indicator (IBS) dan berbasis kejadian (EBS), sedangkan pada generasi V2 sudah memuat pelaporan berbasis IBS dan EBS. Pada tahun 2016 jumlah alert yang direspon kurang lebih 55% dan meningkat menjadi sekitar 70% di tahun 2019. Ketepatan laporan unit pelapor menurut Provinsi tahun 2021 mencapai 5,25% dan tahun 2022 mencapai 28,95%. Kelengkapan laporan tahun 2021 mencapai (10,52%) dan tahun 2022 (81,58%). Peningkatan capaian target indikator menunjukkan ada perkembangan pemanfaatan teknologi digital dari Sistem Surveilans kewaspadaan Dini dan Respon di semua unit pelapor. Hal ini sejalan dengan pemenuhan komitmen global IHR 2005 Pemerintah Indonesia. Pemerataan jaringan internet yang stabil diperlukan di seluruh wilayah unit pelapor.","PeriodicalId":306850,"journal":{"name":"Majalah Sainstekes","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139841903","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bayu Kelana, Rofii Asy Syaani, Febri Kristanto, Pandu Ady Winata
Generation Z is the age group that has experienced the most mental health-related issues due to the COVID-19 pandemic in Indonesia. Mental health information system services have become increasingly popular, so patient services are overwhelmed. Chatbot has emerged as one of the solutions to address this problem. However, conversations with them have led to social issues alongside the growing use of chatbots. This study aims to identify the factors influencing Generation Z's trust in patient service chatbots within mental health applications in Indonesia. Using the Interpretative Phenomenological Analysis method, this research analyses qualitative data from observations and interviews with five undergraduate students. Based on the analysis, the study identified seven factors that influence Generation Z's trust in chatbot customer service within mental health applications, with three being novel findings.
由于 COVID-19 在印度尼西亚的流行,Z 世代是经历了最多心理健康相关问题的年龄组。心理健康信息系统服务越来越受欢迎,因此患者服务不堪重负。聊天机器人已成为解决这一问题的方案之一。然而,随着聊天机器人的使用日益广泛,与聊天机器人的对话也引发了一些社会问题。本研究旨在确定影响印度尼西亚心理健康应用中 Z 世代对患者服务聊天机器人信任度的因素。本研究采用解释性现象学分析方法,分析了对五名本科生的观察和访谈所获得的定性数据。根据分析结果,本研究确定了影响 Z 世代对心理健康应用中聊天机器人客户服务信任度的七个因素,其中三个是新发现。
{"title":"Generation Z’s Trust in The Chatbot of Mental Health Service","authors":"Bayu Kelana, Rofii Asy Syaani, Febri Kristanto, Pandu Ady Winata","doi":"10.33476/ms.v10i2.3924","DOIUrl":"https://doi.org/10.33476/ms.v10i2.3924","url":null,"abstract":"Generation Z is the age group that has experienced the most mental health-related issues due to the COVID-19 pandemic in Indonesia. Mental health information system services have become increasingly popular, so patient services are overwhelmed. Chatbot has emerged as one of the solutions to address this problem. However, conversations with them have led to social issues alongside the growing use of chatbots. This study aims to identify the factors influencing Generation Z's trust in patient service chatbots within mental health applications in Indonesia. Using the Interpretative Phenomenological Analysis method, this research analyses qualitative data from observations and interviews with five undergraduate students. Based on the analysis, the study identified seven factors that influence Generation Z's trust in chatbot customer service within mental health applications, with three being novel findings.","PeriodicalId":306850,"journal":{"name":"Majalah Sainstekes","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139781932","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Gastritis adalah proses peradangan pada mukosa dan submukosa lambung. Data Kemenkes RI menyebutkan bahwa Indonesia berada pada urutan keempat kasus gastritis tertinggi di dunia. Upaya pencegahan kekambuhan gastritis meliputi modifikasi diet, menghilangkan kebiasaan konsumsi alkohol, memperbanyak olahraga, dan manajemen stress. Pengetahuan menjadi bagian penting dalam upaya pencegahan gastritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prediktor pengetahuan tentang pencegahan gastritis di Desa Koper, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan rancangan penelitian studi cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Sampel penelitian sebanyak 36 responden. Pada penelitian ini didapatkan 9 responden memiliki tingkat pengetahuan baik dan 27 responden memiliki tingkat pengetahuan cukup/buruk. Variabel yang dapat memprediksi pengetahuan pencegahan grastritis adalah tingkat pendidikan (p=0,013). Oleh karenanya, diperlukan cara/metode dan media edukasi yang sesuai dengan pendidikan responden sehingga dapat meningkatkan pengetahuan pencegahan gastritis secara lebih efektif.
{"title":"Pendidikan Sebagai Prediktor Pengetahuan Pencegahan Gastritis Pada Warga Binaan Di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten","authors":"Erlina Wijayanti, Cantika Putri Zatnika, Munawarah Munawarah, Nurita Dinda Chairunnisyah, R. Hafidh, Rika Alivia Agustin","doi":"10.33476/ms.v10i2.3403","DOIUrl":"https://doi.org/10.33476/ms.v10i2.3403","url":null,"abstract":"Gastritis adalah proses peradangan pada mukosa dan submukosa lambung. Data Kemenkes RI menyebutkan bahwa Indonesia berada pada urutan keempat kasus gastritis tertinggi di dunia. Upaya pencegahan kekambuhan gastritis meliputi modifikasi diet, menghilangkan kebiasaan konsumsi alkohol, memperbanyak olahraga, dan manajemen stress. Pengetahuan menjadi bagian penting dalam upaya pencegahan gastritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prediktor pengetahuan tentang pencegahan gastritis di Desa Koper, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan rancangan penelitian studi cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Sampel penelitian sebanyak 36 responden. Pada penelitian ini didapatkan 9 responden memiliki tingkat pengetahuan baik dan 27 responden memiliki tingkat pengetahuan cukup/buruk. Variabel yang dapat memprediksi pengetahuan pencegahan grastritis adalah tingkat pendidikan (p=0,013). Oleh karenanya, diperlukan cara/metode dan media edukasi yang sesuai dengan pendidikan responden sehingga dapat meningkatkan pengetahuan pencegahan gastritis secara lebih efektif.","PeriodicalId":306850,"journal":{"name":"Majalah Sainstekes","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139839454","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bayu Kelana, Rofii Asy Syaani, Febri Kristanto, Pandu Ady Winata
Generation Z is the age group that has experienced the most mental health-related issues due to the COVID-19 pandemic in Indonesia. Mental health information system services have become increasingly popular, so patient services are overwhelmed. Chatbot has emerged as one of the solutions to address this problem. However, conversations with them have led to social issues alongside the growing use of chatbots. This study aims to identify the factors influencing Generation Z's trust in patient service chatbots within mental health applications in Indonesia. Using the Interpretative Phenomenological Analysis method, this research analyses qualitative data from observations and interviews with five undergraduate students. Based on the analysis, the study identified seven factors that influence Generation Z's trust in chatbot customer service within mental health applications, with three being novel findings.
由于 COVID-19 在印度尼西亚的流行,Z 世代是经历了最多心理健康相关问题的年龄组。心理健康信息系统服务越来越受欢迎,因此患者服务不堪重负。聊天机器人已成为解决这一问题的方案之一。然而,随着聊天机器人的使用日益广泛,与聊天机器人的对话也引发了一些社会问题。本研究旨在确定影响印度尼西亚心理健康应用中 Z 世代对患者服务聊天机器人信任度的因素。本研究采用解释性现象学分析方法,分析了对五名本科生的观察和访谈所获得的定性数据。根据分析结果,本研究确定了影响 Z 世代对心理健康应用中聊天机器人客户服务信任度的七个因素,其中三个是新发现。
{"title":"Generation Z’s Trust in The Chatbot of Mental Health Service","authors":"Bayu Kelana, Rofii Asy Syaani, Febri Kristanto, Pandu Ady Winata","doi":"10.33476/ms.v10i2.3924","DOIUrl":"https://doi.org/10.33476/ms.v10i2.3924","url":null,"abstract":"Generation Z is the age group that has experienced the most mental health-related issues due to the COVID-19 pandemic in Indonesia. Mental health information system services have become increasingly popular, so patient services are overwhelmed. Chatbot has emerged as one of the solutions to address this problem. However, conversations with them have led to social issues alongside the growing use of chatbots. This study aims to identify the factors influencing Generation Z's trust in patient service chatbots within mental health applications in Indonesia. Using the Interpretative Phenomenological Analysis method, this research analyses qualitative data from observations and interviews with five undergraduate students. Based on the analysis, the study identified seven factors that influence Generation Z's trust in chatbot customer service within mental health applications, with three being novel findings.","PeriodicalId":306850,"journal":{"name":"Majalah Sainstekes","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139841690","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tanaman Aloe vera sering digunakan sebagai bahan baku kosmetik dan sebagai bahan berbagai produk kecantikan serta kesehatan. Pemberian Aloe vera dapat meningkatkan kualitas spermatozoa, berpengaruh terhadap panjang badan dan lingkar dada tetapi tidak berpengaruh terhadap ketebalan kulit. Tujuan penelitian adalah adalah mengetahui pemberian Aloe vera terhadap berat badan dan berat testis tikus galur Spraque Dawley. Metode penelitian adalah eksperimental murni. Hewan coba terbagi atas 4 kelompok, yaitu kelompok, yaitu kontrol (K) dan 3 kelompok perlakuan ekstrak Aloe vera (P1, dosis 150 mg/kgBB; PII, dosis 200 mg/kgBB, dan PIII, dosis 250 mg/kgBB), mengacu pada penelitian sebelumnya. Tikus yang digunakan memiliki berat badan antara antara 25-30 g. Pengukuran berat badan dan berat testis dilakukan setelah perlakuan selama 52 hari. Hasil penelitian menunjukkan rata -rata berat testis kanan dan kiri dari masing-masing kelompok K, PI, PII dan PIII adalah sebesar 1,2842 ±0 ,1759 g. 1,1617 ± 0,2421 g , 1,0608 ± 0,2368 g dan 1,0317 ± 0,2940 g. Sedangkan berat badan setelah perlakuan masing-masing kelompok K, PI, PII dan PIII adalah sebesar 251,33 ± 36,351 g; 245,83 ± 23,659 g; 260,17 ± 25,748 g, dan 262,33 ± 29,317 g. Disimpulkan bahwa pemberian Aloe vera dosis 150 -250 mg/kkBB selama satu siklus epitel seminiferus tidak berpengaruh terhadap berat badan dan berat testis.
{"title":"Pengaruh Aloe Vera Terhadap Berat Badan Dan Berat Testis Rattus Norvegicus Galur Sprague Dawley","authors":"Endang Purwaningsih, Samsul Mustofa, Marisa Riliani","doi":"10.33476/ms.v10i2.3690","DOIUrl":"https://doi.org/10.33476/ms.v10i2.3690","url":null,"abstract":"Tanaman Aloe vera sering digunakan sebagai bahan baku kosmetik dan sebagai bahan berbagai produk kecantikan serta kesehatan. Pemberian Aloe vera dapat meningkatkan kualitas spermatozoa, berpengaruh terhadap panjang badan dan lingkar dada tetapi tidak berpengaruh terhadap ketebalan kulit. Tujuan penelitian adalah adalah mengetahui pemberian Aloe vera terhadap berat badan dan berat testis tikus galur Spraque Dawley. Metode penelitian adalah eksperimental murni. Hewan coba terbagi atas 4 kelompok, yaitu kelompok, yaitu kontrol (K) dan 3 kelompok perlakuan ekstrak Aloe vera (P1, dosis 150 mg/kgBB; PII, dosis 200 mg/kgBB, dan PIII, dosis 250 mg/kgBB), mengacu pada penelitian sebelumnya. Tikus yang digunakan memiliki berat badan antara antara 25-30 g. Pengukuran berat badan dan berat testis dilakukan setelah perlakuan selama 52 hari. Hasil penelitian menunjukkan rata -rata berat testis kanan dan kiri dari masing-masing kelompok K, PI, PII dan PIII adalah sebesar 1,2842 ±0 ,1759 g. 1,1617 ± 0,2421 g , 1,0608 ± 0,2368 g dan 1,0317 ± 0,2940 g. Sedangkan berat badan setelah perlakuan masing-masing kelompok K, PI, PII dan PIII adalah sebesar 251,33 ± 36,351 g; 245,83 ± 23,659 g; 260,17 ± 25,748 g, dan 262,33 ± 29,317 g. Disimpulkan bahwa pemberian Aloe vera dosis 150 -250 mg/kkBB selama satu siklus epitel seminiferus tidak berpengaruh terhadap berat badan dan berat testis.","PeriodicalId":306850,"journal":{"name":"Majalah Sainstekes","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139841851","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}