Pub Date : 2021-12-15DOI: 10.31571/bahasa.v10i2.2229
Hariyadi Hariyadi, Eti Ramaniyar
Tujuan penelitian ini pertama untuk mengetahui kesesuaian materi buku teks bahasa Indonesia mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia berdasarkan aspek kelayakan isi, dan kedua untuk mengetahui kesesuaian materi buku teks bahasa Indonesia mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia berdasarkan aspek kelayakan Bahasa. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif berbentuk deskriptif. Hasil penelitian ini adalah kesesuaian materi buku teks bahasa Indonesia mahasiswa berdasarkan aspek kelayakan isi sudah layak. Materi yang disajikan dalam buku tersebut cukup singkat, padat, dan jelas untuk diketahui secara garis besar. kesesuaian materi buku teks bahasa Indonesia mahasiswa berdasarkan aspek kelayakan bahasa sudah layak. Bahasa yang digunakan sudah sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual sosial emosional siswa SMA. Pesan yang ada dalam materi juga mudah dipahami, dalam bacaan yang ada di buku tersebut sebagian besar menggunakan kalimat efektif dan komunikatif sehingga mempermudah membaca pesan yang ada. Namun untuk indikator kesesuaian dengan kaidah bahasa masih ditemukan kata yang kurang tepat.
{"title":"Penulisan Buku Teks Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP PGRI Pontianak","authors":"Hariyadi Hariyadi, Eti Ramaniyar","doi":"10.31571/bahasa.v10i2.2229","DOIUrl":"https://doi.org/10.31571/bahasa.v10i2.2229","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini pertama untuk mengetahui kesesuaian materi buku teks bahasa Indonesia mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia berdasarkan aspek kelayakan isi, dan kedua untuk mengetahui kesesuaian materi buku teks bahasa Indonesia mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia berdasarkan aspek kelayakan Bahasa. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif berbentuk deskriptif. Hasil penelitian ini adalah kesesuaian materi buku teks bahasa Indonesia mahasiswa berdasarkan aspek kelayakan isi sudah layak. Materi yang disajikan dalam buku tersebut cukup singkat, padat, dan jelas untuk diketahui secara garis besar. kesesuaian materi buku teks bahasa Indonesia mahasiswa berdasarkan aspek kelayakan bahasa sudah layak. Bahasa yang digunakan sudah sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual sosial emosional siswa SMA. Pesan yang ada dalam materi juga mudah dipahami, dalam bacaan yang ada di buku tersebut sebagian besar menggunakan kalimat efektif dan komunikatif sehingga mempermudah membaca pesan yang ada. Namun untuk indikator kesesuaian dengan kaidah bahasa masih ditemukan kata yang kurang tepat. ","PeriodicalId":30889,"journal":{"name":"Chie Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74963887","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-15DOI: 10.31571/bahasa.v10i2.3220
Yanti Sri Rezeki, Surmiyati Surmiyati
Whether online or face-to-face, research on collaborative writing has been widely conducted to explore its theoretical and pedagogical merits for language learning. Despite positive evidence on its benefits, more studies need to explore its implementation under specific circumstances such as teaching and learning during the pandemic Covid-19. This paper reports the EFL pre-service teachers’ perceptions and attitudes of their experiences and perceived affordances of collaborative writing toward their language and soft skill development. Data were gathered from the three questionnaires administered after students finished their collaborative writing projects: poetry infographic, descriptive text, and discussion text. Additionally, students’ reflective notes after completing all tasks were used to triangulate the data. The findings showed students’ positive perceptions of their collaborative writing experiences across the three text genres. The study also revealed students’ agreement on the affordances of collaborative writing for their language and soft skill development. Pedagogical implications are also discussed.
{"title":"EFL Students’ Perceptions of Collaborative Writing during Remote Teaching","authors":"Yanti Sri Rezeki, Surmiyati Surmiyati","doi":"10.31571/bahasa.v10i2.3220","DOIUrl":"https://doi.org/10.31571/bahasa.v10i2.3220","url":null,"abstract":"Whether online or face-to-face, research on collaborative writing has been widely conducted to explore its theoretical and pedagogical merits for language learning. Despite positive evidence on its benefits, more studies need to explore its implementation under specific circumstances such as teaching and learning during the pandemic Covid-19. This paper reports the EFL pre-service teachers’ perceptions and attitudes of their experiences and perceived affordances of collaborative writing toward their language and soft skill development. Data were gathered from the three questionnaires administered after students finished their collaborative writing projects: poetry infographic, descriptive text, and discussion text. Additionally, students’ reflective notes after completing all tasks were used to triangulate the data. The findings showed students’ positive perceptions of their collaborative writing experiences across the three text genres. The study also revealed students’ agreement on the affordances of collaborative writing for their language and soft skill development. Pedagogical implications are also discussed.","PeriodicalId":30889,"journal":{"name":"Chie Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73935761","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-14DOI: 10.31571/bahasa.v10i2.2471
Sri Kusnita, Indriyana Uli, Netti Yuniarti
Penelitian ini bertujuan mencari alternatif bahan pembelajaran sastra di SMP dengan memanfaatkan sastra daerah. Satu di antara sastra daerah yang masih diminati oleh masyarakat khususnya generasi muda adalah cerita rakyat. Cerita rakyat khususnya cerita rakyat Melayu memiliki nilai baik yang dapat dijadikan pedoman hidup masyarakatnya. Selain itu, cerita rakyat dapat menggambarkan budaya khas Melayu Pesisir di Kalimantan Barat sehingga pemanfaatan cerita rakyat Melayu Pesisir di Kalimantan Barat sebagai alternatif bahan ajar secara tidak langsung dapat memperkenlkan budaya Melayu baik yang masih ada maupun budaya yang sudah ditinggalkan oleh masyarakatnya kepada kepada peserta didik. Pemanfaat cerita rakyat Melayu di Kalimantan Barat sangat penting untuk dilakukan karena sebagai upaya pelestarian budaya daerah Kalimanatan Barat agar tidak punah oleh modernisasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa cerita rakyat dapat dijadikan bahan ajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP dengan alasan sebagai berikut. Pertama, Nilai-nilai yang terkandung dalam cerita rakyat Melayu dapat digunakan sebagai bahan pengajaran sastra karena memuat nilai pendidikan baik moral, sosial, dan budaya. Kedua, Pengajaran sastra berbasis cerita rakyat dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang bersifat kontekstual serta juga dapat digunakan sebagai wadah pengenalan dan pelestarian budaya lokal.
{"title":"Cerita Rakyat Melayu Pesisir Kalimantan Barat sebagai Alternatif Bahan Pembelajaran Sastra di SMP","authors":"Sri Kusnita, Indriyana Uli, Netti Yuniarti","doi":"10.31571/bahasa.v10i2.2471","DOIUrl":"https://doi.org/10.31571/bahasa.v10i2.2471","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mencari alternatif bahan pembelajaran sastra di SMP dengan memanfaatkan sastra daerah. Satu di antara sastra daerah yang masih diminati oleh masyarakat khususnya generasi muda adalah cerita rakyat. Cerita rakyat khususnya cerita rakyat Melayu memiliki nilai baik yang dapat dijadikan pedoman hidup masyarakatnya. Selain itu, cerita rakyat dapat menggambarkan budaya khas Melayu Pesisir di Kalimantan Barat sehingga pemanfaatan cerita rakyat Melayu Pesisir di Kalimantan Barat sebagai alternatif bahan ajar secara tidak langsung dapat memperkenlkan budaya Melayu baik yang masih ada maupun budaya yang sudah ditinggalkan oleh masyarakatnya kepada kepada peserta didik. Pemanfaat cerita rakyat Melayu di Kalimantan Barat sangat penting untuk dilakukan karena sebagai upaya pelestarian budaya daerah Kalimanatan Barat agar tidak punah oleh modernisasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa cerita rakyat dapat dijadikan bahan ajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP dengan alasan sebagai berikut. Pertama, Nilai-nilai yang terkandung dalam cerita rakyat Melayu dapat digunakan sebagai bahan pengajaran sastra karena memuat nilai pendidikan baik moral, sosial, dan budaya. Kedua, Pengajaran sastra berbasis cerita rakyat dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang bersifat kontekstual serta juga dapat digunakan sebagai wadah pengenalan dan pelestarian budaya lokal.","PeriodicalId":30889,"journal":{"name":"Chie Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79825354","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-13DOI: 10.31571/bahasa.v10i2.3185
Fitriana Wulansari, Rini Agustina
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyimpangan kesantunan verbal dan nonverbal dalam diskusi. Jenis penelitian yang digunakan penelitian adalah deskriptif. Bentuk penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Populasi dalam penelitian adalah mahasiswa. Subjek dalam penelitian yaitu mahasiswa semester IV Kelas A pagi dan A sore. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik simak libat cakap dengan alat pengumpul data yaitu pedoman observasi, hasil wawancara, dan alat perekam. Teknik analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Hasil penelitian Bentuk penyimpangan prinsip kesantunan verbal dan nonverbal bentuk imperatif dalam diskusi kelas pada mahasiswa IKIP PGRI Pontianak terdapat 16 data. Dari 16 data tersebut terbagi ke dalam empat maksim yaitu maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim perhargaan, dan maksim kemufakatan.
{"title":"Penyimpangan Kesantunan Verbal dan Nonverbal dalam Diskusi","authors":"Fitriana Wulansari, Rini Agustina","doi":"10.31571/bahasa.v10i2.3185","DOIUrl":"https://doi.org/10.31571/bahasa.v10i2.3185","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyimpangan kesantunan verbal dan nonverbal dalam diskusi. Jenis penelitian yang digunakan penelitian adalah deskriptif. Bentuk penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Populasi dalam penelitian adalah mahasiswa. Subjek dalam penelitian yaitu mahasiswa semester IV Kelas A pagi dan A sore. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik simak libat cakap dengan alat pengumpul data yaitu pedoman observasi, hasil wawancara, dan alat perekam. Teknik analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Hasil penelitian Bentuk penyimpangan prinsip kesantunan verbal dan nonverbal bentuk imperatif dalam diskusi kelas pada mahasiswa IKIP PGRI Pontianak terdapat 16 data. Dari 16 data tersebut terbagi ke dalam empat maksim yaitu maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim perhargaan, dan maksim kemufakatan.","PeriodicalId":30889,"journal":{"name":"Chie Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75560018","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-12DOI: 10.31571/bahasa.v10i2.2216
Wiendi Wiranty, Muhammad Thamimi
Tujuan penelitian ini mendeskripsikan bentuk, fungsi, dan makna afiksasi bahasa Melayu dialek Selimbau Kajian Morfologi. Jenis penelitian adalah deskriptif yang berbentuk kualitatif. Objek penelitian tuturan masyarakat bahasa Melayu dialek Selimbau dengan data dan sumber data berupa pertuturan atau dialog percakapan yang telah d transkrip penyimakan. Teknik pengumpul data berupa observasi, komunikasi langsung, dan simak libat cakap. Alat yang digunakan berupa catatan lapangan, kamera digital,wawancara, dan panduan wawancara. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data model interaktif Miles dan Huberman.
{"title":"Afiksasi Bahasa Melayu Dialek Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu","authors":"Wiendi Wiranty, Muhammad Thamimi","doi":"10.31571/bahasa.v10i2.2216","DOIUrl":"https://doi.org/10.31571/bahasa.v10i2.2216","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini mendeskripsikan bentuk, fungsi, dan makna afiksasi bahasa Melayu dialek Selimbau Kajian Morfologi. Jenis penelitian adalah deskriptif yang berbentuk kualitatif. Objek penelitian tuturan masyarakat bahasa Melayu dialek Selimbau dengan data dan sumber data berupa pertuturan atau dialog percakapan yang telah d transkrip penyimakan. Teknik pengumpul data berupa observasi, komunikasi langsung, dan simak libat cakap. Alat yang digunakan berupa catatan lapangan, kamera digital,wawancara, dan panduan wawancara. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data model interaktif Miles dan Huberman.","PeriodicalId":30889,"journal":{"name":"Chie Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78963198","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-12DOI: 10.31571/bahasa.v10i2.2947
Yola Padusukma, Ferina Meliasanti, Sutri Sutri
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan struktur novel Layar Terkembang karya Sutan Tadir Alisjahbana dan struktur siniar Layar Terkembang karya Ahda Imran (2) mendeskripsikan proses alih wahana dari novel Layar Terkembang karya Sutan Tadir Alisjahbana ke dalam bentuk siniar Layar Terkembang karya Ahda Imran (3) mendeskripsikan pemanfaatan hasil penelitian novel Layar Terkembang karya Sutan Tadir Alisjahbana ke dalam bentuk siniar Layar Terkembang karya Ahda Imran sebagai materi ajar tingkat SMA. Dalam penelitian ini menggunakan dua subjek yang berbeda yaitu , novel Layar Terkembang karya Sutan Tadir Alisjahbana dan siniar Layar Terkembang karya Ahda Imran. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori sastra bandingan Sapardi Djoko Damono. Teori siniar menggunakan teori dari Sungkono berupa teori media audio, yaitu meliputi unsur musik, kata dan efek suara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang mengambil data dari karya sastra dan menggunakan metode komperatif dimana metode tersebut bersifat membandingkan. Maka dalam penelitian ini akan membandingkan dua subjek yaitu novel Layar Terkembang karya Sutan Tadir Alisjahbana dan siniar Layar Terkembang karya Gunawan Maryanto untuk menemukan perbandingannya. Metode ini digunakan untuk memecahkan masalah dengan cara menganalisis lalu membandingkan kedua struktur yang telah dianalisis. Hasil perbandingan analisis novel Layar Terkembang dan Siniar Layar Terkembang yaitu membandingkan alur maju pada novel Layar Terkembang dan alur maju pada siniar, karakter kedua tokoh utama yaitu Maria dan Tuti yang berbanding terbalik, latar gedung akuarium dan Dago, tema mayor pada novel dan siniar yaitu percintaan. Judul novel dan siniar sama-sama Layar Terkembang, sudut pandang pada novel yaitu orang ketiga tidak terbatas dan pada siniar menggunakan sudut pandang orang ketiga sampingan, gaya metafora, personifikasi, asosiasi dan tone yang dimunculkan yaitu efek suara pada setiap peristiwa dalam siniar, simbolisme berupa tempat pada novel dan siniar, ironi ketidak sesuaian tingkah Tuti dengan kepribadiannya. Hasil analisis dpata dimanfaatkan sebagai materi ajar yang berupa RPP. RPP dibuat untuk siswa SMA sesuai dengan KD 3.3 menganalisis alih wahana (konversi) dalam karya sastra baik dari novel ke siniar maupun sebaliknya dan KD 4.3 mengevaluasi hasil analisis alih wahana (konversi) dalam karya sastra baik dari novel ke film maupun sebaliknya yang tercantum dalam silabus pembelajaran untuk jenjang Sekolah Menengah Atas.
{"title":"Kajian Alih Wahana Novel Layar Terkembang karya Sutan Tadir Alisjahbana kedalam Siniar Layar Terkembang serta implementasinya sebagai materi ajar SMA (telaah sastra bandingan)","authors":"Yola Padusukma, Ferina Meliasanti, Sutri Sutri","doi":"10.31571/bahasa.v10i2.2947","DOIUrl":"https://doi.org/10.31571/bahasa.v10i2.2947","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan struktur novel Layar Terkembang karya Sutan Tadir Alisjahbana dan struktur siniar Layar Terkembang karya Ahda Imran (2) mendeskripsikan proses alih wahana dari novel Layar Terkembang karya Sutan Tadir Alisjahbana ke dalam bentuk siniar Layar Terkembang karya Ahda Imran (3) mendeskripsikan pemanfaatan hasil penelitian novel Layar Terkembang karya Sutan Tadir Alisjahbana ke dalam bentuk siniar Layar Terkembang karya Ahda Imran sebagai materi ajar tingkat SMA. Dalam penelitian ini menggunakan dua subjek yang berbeda yaitu , novel Layar Terkembang karya Sutan Tadir Alisjahbana dan siniar Layar Terkembang karya Ahda Imran. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori sastra bandingan Sapardi Djoko Damono. Teori siniar menggunakan teori dari Sungkono berupa teori media audio, yaitu meliputi unsur musik, kata dan efek suara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang mengambil data dari karya sastra dan menggunakan metode komperatif dimana metode tersebut bersifat membandingkan. Maka dalam penelitian ini akan membandingkan dua subjek yaitu novel Layar Terkembang karya Sutan Tadir Alisjahbana dan siniar Layar Terkembang karya Gunawan Maryanto untuk menemukan perbandingannya. Metode ini digunakan untuk memecahkan masalah dengan cara menganalisis lalu membandingkan kedua struktur yang telah dianalisis. Hasil perbandingan analisis novel Layar Terkembang dan Siniar Layar Terkembang yaitu membandingkan alur maju pada novel Layar Terkembang dan alur maju pada siniar, karakter kedua tokoh utama yaitu Maria dan Tuti yang berbanding terbalik, latar gedung akuarium dan Dago, tema mayor pada novel dan siniar yaitu percintaan. Judul novel dan siniar sama-sama Layar Terkembang, sudut pandang pada novel yaitu orang ketiga tidak terbatas dan pada siniar menggunakan sudut pandang orang ketiga sampingan, gaya metafora, personifikasi, asosiasi dan tone yang dimunculkan yaitu efek suara pada setiap peristiwa dalam siniar, simbolisme berupa tempat pada novel dan siniar, ironi ketidak sesuaian tingkah Tuti dengan kepribadiannya. Hasil analisis dpata dimanfaatkan sebagai materi ajar yang berupa RPP. RPP dibuat untuk siswa SMA sesuai dengan KD 3.3 menganalisis alih wahana (konversi) dalam karya sastra baik dari novel ke siniar maupun sebaliknya dan KD 4.3 mengevaluasi hasil analisis alih wahana (konversi) dalam karya sastra baik dari novel ke film maupun sebaliknya yang tercantum dalam silabus pembelajaran untuk jenjang Sekolah Menengah Atas. ","PeriodicalId":30889,"journal":{"name":"Chie Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91327581","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-08DOI: 10.31571/bahasa.v10i2.2566
Dheanne Eliesye, Ferina Meliasanti, Sutri Sutri
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan mengenai nilai moral dalam novel Mimpi Kecil Tita karya Desi Puspitasari. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik dengan pendekatan pragmatis. Subjek penelitian ini yaitu novel Mimpi Kecil Tita karya Desi Puspitasari sedangkan objek penelitian ini yaitu nilai moral. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada novel Mimpi Kecil Tita karya Desi Puspitasari terdapat nilai moral yang mengacu kepada tujuh aspek sikap kepribadian moral yaitu kejujuran, nilai-nilai otentik, kesediaan untuk bertanggung jawab, kemandirian moral, keberanian moral, kerendahan hati, realistik dan kritis.
{"title":"Analisis Nilai Moral dalam Novel Mimpi Kecil Tita Karya Desi Puspitasari","authors":"Dheanne Eliesye, Ferina Meliasanti, Sutri Sutri","doi":"10.31571/bahasa.v10i2.2566","DOIUrl":"https://doi.org/10.31571/bahasa.v10i2.2566","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan mengenai nilai moral dalam novel Mimpi Kecil Tita karya Desi Puspitasari. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik dengan pendekatan pragmatis. Subjek penelitian ini yaitu novel Mimpi Kecil Tita karya Desi Puspitasari sedangkan objek penelitian ini yaitu nilai moral. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada novel Mimpi Kecil Tita karya Desi Puspitasari terdapat nilai moral yang mengacu kepada tujuh aspek sikap kepribadian moral yaitu kejujuran, nilai-nilai otentik, kesediaan untuk bertanggung jawab, kemandirian moral, keberanian moral, kerendahan hati, realistik dan kritis.","PeriodicalId":30889,"journal":{"name":"Chie Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86850610","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-03DOI: 10.31571/bahasa.v10i2.2718
Nursalam Nursalam, Israwati Amir
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Prosedur penelitian ini ada tiga meliputi, pretest, treatment, dan posttest. Sampel penelitian ini SMP Negeri 31 Bulukumba kelas VIIIa yang berjumlah 37 orang. Instrumen pengumpulan data yakni pretest dan posttest. Variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tahap pretest belum mencapai ketuntasan belajar karena nilai yang diperoleh siswa belum mencapai kriteria yang ditetapkan, yaitu hanya 64,9% atau sebanyak 24 siswa yang memperoleh nilai 75 keatas. Hal tersebut disebabkan teknik debat belum diterapkan dalam pembelajaran. Berbeda ketika teknik debat sudah diterapkan dalam pembelajaran, hasil posttest dinilai tinggi dan telah mencapai ketuntasan belajar sesuai kriteria yang ditetapkan, yaitu mencapai 89,2% atau sebanyak 33 siswa yang mendapatkan nilai 75 keatas.
{"title":"Analisis Keterampilan Berbicara Siswa Kelas Viii Smp 31 Bulukumba melalui Teknik Pembelajaran Debat","authors":"Nursalam Nursalam, Israwati Amir","doi":"10.31571/bahasa.v10i2.2718","DOIUrl":"https://doi.org/10.31571/bahasa.v10i2.2718","url":null,"abstract":"Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Prosedur penelitian ini ada tiga meliputi, pretest, treatment, dan posttest. Sampel penelitian ini SMP Negeri 31 Bulukumba kelas VIIIa yang berjumlah 37 orang. Instrumen pengumpulan data yakni pretest dan posttest. Variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tahap pretest belum mencapai ketuntasan belajar karena nilai yang diperoleh siswa belum mencapai kriteria yang ditetapkan, yaitu hanya 64,9% atau sebanyak 24 siswa yang memperoleh nilai 75 keatas. Hal tersebut disebabkan teknik debat belum diterapkan dalam pembelajaran. Berbeda ketika teknik debat sudah diterapkan dalam pembelajaran, hasil posttest dinilai tinggi dan telah mencapai ketuntasan belajar sesuai kriteria yang ditetapkan, yaitu mencapai 89,2% atau sebanyak 33 siswa yang mendapatkan nilai 75 keatas. ","PeriodicalId":30889,"journal":{"name":"Chie Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80932886","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-03DOI: 10.31571/bahasa.v10i2.2878
Hanifah Nuha Makarim, Dina Merris Maya Sari
In the context of preventing the transmission of covid-19, education at all levels has been transferred online. Google Classroom is a service created by Google for institutions education whose use has the full support of the Ministry of Education and Culture. After four times conduct English language lectures at STKIP PGRI SIDOARJO face-to-face, process it changes to an online system using Google Classroom. This research aims to know how to use the application in online classrooms, what advantages are there on the application in relation to English courses and what obstacles perceived by students and lecturers in using Google Classroom. Data were collected from 10 students obtained from the test instrument and questionnaire. The results showed the use of this online platform can motivate students to learn English. This matter can be seen with an increase in their language skills. In addition, students feel happy to learn with the application because the features available are easy to understand and also efficient in the use of time. However, Google Classroom also has weaknesses such as the display less interesting, file delivery that must be monitored and time settings that can still be changed. However, in general, the use of these applications can be a good choice as an online learning medium.In the context of preventing the transmission of covid-19, education at all levels has been transferred online. Google Classroom is a service created by Google for institutions education whose use has the full support of the Ministry of Education and Culture. After four times conduct English language lectures at STKIP PGRI SIDOARJO face-to-face, process it changes to an online system using Google Classroom. This research aims to know how to use the application in online classrooms, what advantages are there on the application in relation to English courses and what obstacles perceived by students and lecturers in using Google Classroom. Data were collected from 10 students obtained from the test instrument and questionnaire. The results showed the use of this online platform can motivate students to learn English. This matter can be seen with an increase in their language skills. In addition, students feel happy to learn with the application because the features available are easy to understand and also efficient in the use of time. However, Google Classroom also has weaknesses such as the display less interesting, file delivery that must be monitored and time settings that can still be changed. However, in general, the use of these applications can be a good choice as an online learning medium.Keywords: Google Classroom, Technology, English Language
{"title":"Google Classroom in the English Language Teaching Learning during Pandemic Covid-19","authors":"Hanifah Nuha Makarim, Dina Merris Maya Sari","doi":"10.31571/bahasa.v10i2.2878","DOIUrl":"https://doi.org/10.31571/bahasa.v10i2.2878","url":null,"abstract":"In the context of preventing the transmission of covid-19, education at all levels has been transferred online. Google Classroom is a service created by Google for institutions education whose use has the full support of the Ministry of Education and Culture. After four times conduct English language lectures at STKIP PGRI SIDOARJO face-to-face, process it changes to an online system using Google Classroom. This research aims to know how to use the application in online classrooms, what advantages are there on the application in relation to English courses and what obstacles perceived by students and lecturers in using Google Classroom. Data were collected from 10 students obtained from the test instrument and questionnaire. The results showed the use of this online platform can motivate students to learn English. This matter can be seen with an increase in their language skills. In addition, students feel happy to learn with the application because the features available are easy to understand and also efficient in the use of time. However, Google Classroom also has weaknesses such as the display less interesting, file delivery that must be monitored and time settings that can still be changed. However, in general, the use of these applications can be a good choice as an online learning medium.In the context of preventing the transmission of covid-19, education at all levels has been transferred online. Google Classroom is a service created by Google for institutions education whose use has the full support of the Ministry of Education and Culture. After four times conduct English language lectures at STKIP PGRI SIDOARJO face-to-face, process it changes to an online system using Google Classroom. This research aims to know how to use the application in online classrooms, what advantages are there on the application in relation to English courses and what obstacles perceived by students and lecturers in using Google Classroom. Data were collected from 10 students obtained from the test instrument and questionnaire. The results showed the use of this online platform can motivate students to learn English. This matter can be seen with an increase in their language skills. In addition, students feel happy to learn with the application because the features available are easy to understand and also efficient in the use of time. However, Google Classroom also has weaknesses such as the display less interesting, file delivery that must be monitored and time settings that can still be changed. However, in general, the use of these applications can be a good choice as an online learning medium.Keywords: Google Classroom, Technology, English Language","PeriodicalId":30889,"journal":{"name":"Chie Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89962243","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-02DOI: 10.31571/bahasa.v10i2.2739
I. Septiana, Asropah Asropah, Ahmad Ripai
Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi guru pada pemahaman materi Bahasa Indonesia pokok bahasan kalimat. Pembelajaran Bahasa Indonesia terkadang memunculkan miskonsepsi pada pokok bahasan yang ada dalam materi ajar. Miskonsepsi tersebut dapat terjadi pada guru maupun peserta didik. Guru perlu melakukan pendalaman materi atau pemahaman materi sebelum melakukan proses pembealajaran dengan peserta didik. Guru kurang tepat menyampaikan materi, maka peserta didik akan menerima materi yang kurang sesuai dengan pemahaman yang ada dalam konsep materi. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan kalimat masih juga guru mengalami miskonsepsi. Pemahaman guru yang beragam, kurangnya pemahaman kalimat berdasarkan teori kebahasaan atau linguistik yaitu kajian Sintaksis, dan kurang tajam dalam analisi dapat mengakibatkan miskonsepsi materi yang akan diajarkan ke peserta didik. Penelitian ini merupakan bagian dari peneltian RD dalam rangka analisis kebutuhan awal guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia berbasis Sintaksis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dalam analiss datanya. Sumber data peneltiian ini adalah guru Bahasa Indonesia SMA Kota Semarang. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat miskonsepsi guru pada pemahaman materi Bahasa Indonesia pokok bahasan kalimat yang meliputi miskonsepsi struktur kalimat dan kalimat efektif.
{"title":"Miskonsepsi Guru pada Pemahaman Materi Bahasa Indonesia Pokok Bahasan Kalimat","authors":"I. Septiana, Asropah Asropah, Ahmad Ripai","doi":"10.31571/bahasa.v10i2.2739","DOIUrl":"https://doi.org/10.31571/bahasa.v10i2.2739","url":null,"abstract":"Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi guru pada pemahaman materi Bahasa Indonesia pokok bahasan kalimat. Pembelajaran Bahasa Indonesia terkadang memunculkan miskonsepsi pada pokok bahasan yang ada dalam materi ajar. Miskonsepsi tersebut dapat terjadi pada guru maupun peserta didik. Guru perlu melakukan pendalaman materi atau pemahaman materi sebelum melakukan proses pembealajaran dengan peserta didik. Guru kurang tepat menyampaikan materi, maka peserta didik akan menerima materi yang kurang sesuai dengan pemahaman yang ada dalam konsep materi. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan kalimat masih juga guru mengalami miskonsepsi. Pemahaman guru yang beragam, kurangnya pemahaman kalimat berdasarkan teori kebahasaan atau linguistik yaitu kajian Sintaksis, dan kurang tajam dalam analisi dapat mengakibatkan miskonsepsi materi yang akan diajarkan ke peserta didik. Penelitian ini merupakan bagian dari peneltian RD dalam rangka analisis kebutuhan awal guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia berbasis Sintaksis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dalam analiss datanya. Sumber data peneltiian ini adalah guru Bahasa Indonesia SMA Kota Semarang. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat miskonsepsi guru pada pemahaman materi Bahasa Indonesia pokok bahasan kalimat yang meliputi miskonsepsi struktur kalimat dan kalimat efektif.","PeriodicalId":30889,"journal":{"name":"Chie Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85774130","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}